You are on page 1of 7

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN : PEMBANGUNAN JALAN POROS DESA
LOKASI : KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN ANGG. : 201

PASAL 1
PERATURAN-PERATURAN TEKNIS YANG MENGIKAT

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kecuali ditentukan lain dalam bestek ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan di bawah ini :

1. AV. 41 atau SU 41 :
Algemene voor de uitvoering bij aaneming van openbare worken Indonesia
28 Mai 1941 atau diterjemahkan syarat-syarat umum.
2. NI. 2 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)
3. NI. 3 : Peraturan Umum dan Bahan Bangunan (PUBB)
4. NI. 5 : Peraturan Konstruksi Indonesia
5. NI. 8 : Peraturan Semen Porland Indonesia
6. NI. 18 : Peraturan Muatan Indonesia
7. AASHTO : American Associate of State Highway and Transportation Official (Bagian 1
dan 2)
8. ASTM : American Society for Testing and Materials
9. B S : British Standart Institute
10. MPBJ : Manual Pemeriksaan Badan Jalan
11. Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya No. 01/ST/BM/1972

12. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
13. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan.

PASAL 2
PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib menunjuk/menempatkan seorang tenaga
teknik (Pelaksana Lapangan) sebagai wakilnya di lapangan, yang dapat menerima petunjuk-petunjuk
atau segala instruksi yang diberikan oleh Direksi / Pengawas.
2.2 Kontraktor harus menyediakan Buku Laporan Harian dan diisi serta ditandatangani bersama setiap
hari oleh Direksi / Pengawas.
2.3 Kontraktor harus mengadakan pondok kerja/Direksikeet untuk tempat para pekerja, membuat papan
nama proyek yang isi dan bentuknya telah disetujui oleh Direksi.
2.4 Letak/penentuan awal serta akhir pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada gambar bestek dan pada
saat akan memulai pekerjaan harus memberitahukan secara lisan/tulisan kepada Direksi.
2.5 Kontraktor bersama-sama Direksi membuat/memasang Bouwplank, patok-patok bantu untuk
menentukan posisi kedalaman, panjang dan kemiringan pekerjaan.
2.6 Rambu-rambu atau papan peringatan untuk masyarakat umum harus disediakan pada tempat-tempat
tertentu sesuai dengan kebutuhan. Biaya pembuatan/ pemasangan tersebut dibebankan pada
Kontraktor.
2.7 Pekerjaan pembersihan sangatlah diutamakan yaitu bekas pasangan, pembongkaran, galian tanah dan
lainnya harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

Spec - 1
PASAL 3
SPESIFIKASI UMUM
PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN :
1. Pekerjaan :
2. Panjang Jalan :
3. Lebar Badan Jalan :
4. Plat Beton Jalan :

PASAL 4
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

4.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Pondok Kerja/Direksi Keet
Pondok kerja/Direksi Keet diadakan dekat dengan lokasi pekerjaan yang berguna sebagai tempat
untuk menyimpan bahan-bahan/peralatan dan dapat berfungsi sebagai kantor lapangan.
2. Pemasangan Profil / Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran awal untuk
mendapatkan perkiraan volume dari masing-masing item pekerjaan dan dilanjutkan dengan
pemasangan patok-patok untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Pengukuran akhir dilakukan
untuk mendapatkan volume hasil pelaksanaan dilapangan.
3. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek dipasang pada saat pekerjaan dimulai dan ditempatkan pada tempat yang
mudah dilihat oleh umum. Pada papan nama ini memuat tentang jenis pekerjaan, volume
pekerjaan, kontraktor pelaksana, jangka waktu pelaksanaan dan pemberi pekerjaan.

4.2 MATERIAL YANG DIGUNAKAN


A. KONSTRUKSI JALAN
1. Lapis Pondasi Bawah (LPB)
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembuatan Lapis Pondasi Bawah (LPB) terdiri
dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B), atau kerikil,
pasir dan lempung alami (C) dan konstruksi pasangan Batu Belah Telford. Persyaratan gradasi
untuk bahan Lapis Pondasi Bawah Kelas A, Kelas B dan Kelas C harus mengikuti tabel berikut:

Ukuran % LOLOS ATAS BERAT


Saringan KELAS A KELAS B KELAS C
mm (< 75 mm) (< 62.5 mm)

75.0 100 -
62.5 - 100
37.5 60 - 90 67 – 100 maks. 100
25.0 46 - 78 -
19.0 40 - 70 40 - 100
9.5 24 - 56 25 - 80
4.75 13 - 45 16 - 66
2.36 6 - 36 10 – 55 maks. 80
1.18 - 6 - 45
0.60 2 - 22 -
0.425 2 - 18 3 - 33
0.075 0 - 10 0 – 20 maks. 15

Spec - 2
2. Lapis Pondasi Atas (LPA)
Persyaratan gradasi yang harus dipenuhi untuk Lapisan Pondasi Atas (LPA) Agregat Kelas A dan
B adalah sebagai berikut:

MACAM AYAKAN PERSEN LOLOS DARI BERAT


ASTM (MM) INCHI KELAS A KELAS B

50 2 100 100
25 1 65 - 90 65 - 100
9.5 3/8 40 - 60 35 - 65
4.75 No. 4 25 - 45 20 - 50
2.0 10 12 - 30 10 - 40
0.425 40 6 - 16 5 - 25
0.075 200 0 - 8 2 - 15

3. Lapisan Permukaan
a. Lapisan Penetrasi (LAPEN)
Agregat yang digunakan terdiri dari agregat pokok, agregat pengunci dan agregat penutup
yang bersih, keras, bersudut dan bebas lempung, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain
yang tidak dikehendaki. Agregat pokok dan agregat pengunci dapat diperoleh dari hasil
mesin pemecah batu atau pecah tangan, sedangkan untuk agregat penutup dapat
dipergunakan pasir yang diperoleh dari mesin pemecah batu atau pasir alam dengan ukuran 2
– 9 mm. Bahan pengikat yang digunakan adalah aspal keras pen. 60/70 atau pen. 80/100
yang memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam spesifikasi.
b. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
Bahan-Bahan:
Jika tidak ditentukan lain, kontraktor harus menggunakan bahan sesuai persyaratan dalam
spesifikasi ini, yaitu:
Pasir :
Pasir yang digunakan harus yang bergradasi baik dan seragam.
Aspal keras :
Aspal yang digunakan adalah Aspal Penetrasi 60 atau Penetrasi 80 sesuai dengan spesifikasi.
Campuran :
Perbandingan campuran harus sesuai dengan rumus perbandingan campuran percobaan
(Trial Mix) yang disetujui oleh Direksi. Sebagai pedoman, untuk pembuatan 100 M2 Latasir
dengan ketebalan 3 cm digunakan 1,35 bagian Pasir dengan 2,40 bagian Kerikil.

B. KONSTRUKSI BETON
1. Semen.
Semen dipakai jenis Portland Semen (PC) type I sesuai yang disyaratkan dalam N.I.8 1965.
Semen harus diserah terima dalam zak (kantong) asli dari pabriknya yang tertutup rapat dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan terlindung dari air, disimpan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Semen yang mulai mengeras atau membatu tidak
boleh digunakan/dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus disingkirkan dari lokasi.
2. Agregat Halus.
Agregat halus yang dapat dipakai berupa pasir alam atau agregat buatan yang mempunyai butir-
butir yang tajam dan keras. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, tidak
mengandung bahan organis dan memenuhi persyaratan PBI-1971.

Spec - 3
3. Batu Gunung / Kali.
Batu gunung / kali harus terdiri dari butir yang keras, kekal dan tidak berpori, tidak mengandung
lumpur lebih dari 1%, bentuk yang pipih lebih dari 20%, tidak mengandung logam alkali (zat-zat
reaktif) dan memenuhi persyaratan PBI-1971.
4. Besi
Jenis baja/besi yang digunakan adalah besi polos dengan mutu baja U-22. Ukuran dan jarak
pemasangan besi harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam gambar rencana. Sambungan,
pembengkokan dan ikatan besi harus memenuhi persyaratan PBI-1971.
5. Air
Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak
campuran yang akan mempengaruhi daya lekat semen.

4.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN


1. Pengupasan/Pembersihan Damija
Sebelum dilaksanakan pekerjaan tanah baik berupa pekerjaan galian maupun timbunan, daerah
milik jalan harus dibersihkan dari segala rumput, akar-akar pepohonan dan sejenisnya. Hasil
galian/pengupasan ini harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan ke tempat yang disetujui oleh
Direksi. Satuan pengukuran volume pembayaran yang digunakan adalah M2.

2. Penimbunan Badan Jalan


Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, menempatkan dan memadatkan tanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk pembentukan badan jalan, pengurugan kembali parit atau
galian. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang ditentukan dan dihamparkan dala m
lapisan-lapisan yang rata dan tidak melebihi ketebalan padat 20 cm. Pemadatan dilakukan pada
kelembaban tertentu dengan menggunakan pemadat yang disetujui oleh Direksi dan dimulai dari
ujung paling luar kemudian masuk ke tengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian
menerima desakan pemadatan yang sama. Satuan pengukuran volume pembayaran yang
digunakan adalah M3.
3. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah dan Lapis Pondasi Atas
a. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah (LPB)
Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi
atas kepada tanah dasar. Jenis LPB yang digunakan dapat berupa konstruksi Telford ataupun
Agregat kelas C disesuaikan dengan rencana dan harus mendapat persetujuan Direksi.
- Agregat kelas C yang digunakan terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami yang lolos
saringan 1,5” atau 37.5 mm. Material hampar secara merata dengan ketebalan tidak
melebihi 20 cm atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi agar dapat
mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
- Konstruksi Telford terdiri dari lapisan pasir alas setebal 5 cm yang diikuti dengan batu
belah ukuran 8 – 10 cm yang disusun berdiri tegak dan rapat satu sama lainnya. Sebagai
batu pengunci digunakan batu belah ukuran 5 – 7 cm sehingga dapat mengisi celah dan
kemudian dipadatkan hingga mengunci dan susah dicabut. Batu tepi dipasang dengan
dasar lebih rendah dari tanah dasar.
Satuan pengukuran volume pembayaran yang digunakan adalah M3.
b. Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (LPA)
Lapis Pondasi Atas adalah lapisan struktur utama diatas Lapis Pondasi Bawah (atau di atas
lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Jenis LPA yang digunakan
adalah LPA Kelas B. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk Lapis Pondasi Atas
Kelas B meliputi:
- Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan dari kerikil
tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel yang memiliki paling sedikit
satu bidang pecah.

Spec - 4
- Agregat halus lolos saringan 4,75 mm dan terdiri dari kerikil halus dan pasir alami atau
debu crusher.
- Prosentase berat agregat tipis/pipih (perbandingan tebal dengan panjang lebih dari 1:5)
maksimum 5%.
Bahan agregat ini dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan yang disyaratkan,
dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Penggilasan untuk mencapai pemadatan pada jalan lurus harus dimulai dari bagian-bagian
pinggir, diteruskan ke arah tengah menurut suatu arah sejajar dengan garis tengah jalan. Pada
bagian super elevasi, tikungan dan tanjakan tajam, pemadatan dimulai pada bagian yang
rendah sejajar dengan as jalan menuju bagian tinggi. Pemadatan dilakukan pada kelembaban
tertentu hingga agregat-agregat saling mengunci dan tidak bergerak lagi di bawah roda-roda
mesin gilas. Satuan pengukuran volume pembayaran yang digunakan adalah M3.

4. Pekerjaan Bahu Jalan


Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan pemadatan bahan
butiran yang dipilih untuk bahu jalan sesuai dengan garis batas, kelandaian dan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintah oleh Direksi. Bahan-bahan yang
digunakan untuk bahu jalan serta cara penghamparan dan pemadatannya harus sesuai dengan
persyaratan spesifikasi untuk bahan Lapis Pondasi Bawah. Kemiringan bahu melintang yang
direncanakan adalah 5% untuk perkerasan yang diberi lapis pelindung dan 6% untuk perkerasan
tanpa lapis pelindung. Satuan pengukuran volume pembayaran yang digunakan adalah M 3.
5. Pekerjaan Lapisan Permukaan
Lapis permukaan yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi badan jalan yang ada, letak
wilayah, dan hal-hal lain yang ikut menentukannya. Secara umum ada 2 (dua) jenis Lapis
Permukaan yang akan digunakan, yaitu: Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) dan Lapis Penetrasi
(Lapen).
a. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
Latasir adalah Lapisan tipis aspal dan pasir yang berfungsi sebagai lapisan penutup (Lapisan
Aus) yang memiliki struktur kasar dan memberikan tampilan pada permukaan jalan rata.
Latasir harus memiliki sifat-sifat:
- Angka Pori Rendah (Kedap Air);
- Kenyal/Liat;
- Non Struktural;
- Sensitif terhadap penyimpanan dan pelaksanaan.
Sebelum penghamparan dilakukan, permukaan yang dilapisi Latasir harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Bentuk permukaan badan jalan baik penampang melintang maupun memanjang harus
sesuai dengan gambar rencana.
b. Permukaan jalan harus bebas dari debu dan kotoran lainnya.
c. Permukaan harus diberikan Lapis Pengikat (Prime Coat) yang rata dengan menggunakan
Aspal Cair PC 70 rata-rata 2 Kg/M2.
d. Pengangkutan produksi campuran harus dengan truck yang memiliki bak metal yang
rapat, bersih dan harus diupayakan agar campuran aspal tidak melekat pada bak.
e. Penghamparan dilakukan mulai dari layanan terjauh dari kedudukan unit produksi dan
disesuaikan dengan ketebalan rencana serta harus diperhitungkan faktor penyusutan
setelah dilakukan pemadatan.
f. Pemadatan dilakukan dengan Mesin Gilas yang sesuai sehingga didapat kepadatan yang
sempurna dengan ketebalan sesuai dengan rencana.
Kontraktor berkewajiban memperbaiki serta menyempurnakan bagian-bagian pekerjaan yang
dianggap pihak Direksi belum sesuai dengan yang disyaratkan. Jika tidak ditentukan lain,
tebal padat Latasir yang direncanakan adalah 2,5 Cm. Satuan pengukuran volume
pembayaran yang digunakan adalah M2.

Spec - 5
b. Lapisan Penetrasi (LAPEN)
Jika tidak ditentukan lain, tebal Lapen yang direncanakan adalah 5 Cm padat.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Sebelum dilaksanakan pekerjaan Lapen, permukaan yang dilapisi badan jalan harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Bentuk permukaan badan jalan baik penampang melintang maupun memanjang harus
sesuai dengan gambar rencana.
b. Permukaan badan jalan harus dibersihkan dari segala debu dan kotoran lainnya yang
dapat mengurangi daya lekat Lapen dengan lapisan di bawahnya.
c. Sebelum dihamparkan bahan agregat pokok, untuk permukaan badan jalan yang belum
beraspal harus diberi Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) 0,8 L/M2, jika badan jalan sudah
beraspal diberi Lapis Pengikat (Tack Coat) 0,8 L/M2.
d. Penghamparan agregat pokok 3-5 dilakukan dengan pengki, sedemikian rupa hingga
merata sesuai dengan jumlah agregat per satuan luas yang diperlukan (25M2/M3) dan
mempunyai kemiringan melintang sebesar 2% atau sesuai dengan gambar rencana.
Agregat pokok dipadatkan dengan Mesin Gilas Roda Besi 6-8 Ton dengan kecepatan
berkisar 3 Km/Jam sebanyak 6 lintasan. Agregat Pengunci (Split 2-3) dihamparkan
dengan ketebalan 45M2/M3 dengan tetap memperhatikan kemiringan melintang sebesar
2%. Pemadatan dilakukan seperti halnya pemadatan pada agregat pokok hingga
kedudukan agregat pengunci tertanam dengan baik (tidak goyang).
e. Setelah kepadatan yang diinginkan tercapai, dilakukan penyemprotan aspal cair 2,5
2 0
Kg/M pada temperatur 135-160 C. Kemudian dilanjutkan dengan penghamparan
Agregat Split 1-2 dengan ketebalan 90M2/M3. Lapisan ini dipadatkan dengan mesin gilas
6-8 Ton sebanyak 6 lintasan hingga dicapai kepadatan yang diinginkan serta material
tersebut saling mengunci dan membentuk permukaan yang rata.
f. Semprotkan aspal cair sebanyak 1,5 Kg/M2 hingga merata dan hamparkan Agregat
penutup (pasir) dengan ketebalan rata-rata 400 M2/M3, kemudian dilakukan penggilasan.
Kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki serta menyempurnakan bagian-bagian
pekerjaan yang dianggap pihak Direksi belum sesuai dengan yang disyaratkan. Satuan
pengukuran volume pembayaran yang digunakan adalah M2.
c. Hamparan Kerikil
Jika tidak ditentukan lain, tebal hamparan kerikil adalah 3 Cm padat. Agregat yang
digunakan adalah kerikil sungai tersaring. Kerikil dihampar di atas permukaan Lapis Pondasi
Bawah (LPB) Telford yang sudah dipadatkan sehingga membentuk suatu permukaan yang
padat dan rata. Kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki serta menyempurnakan bagian-
bagian pekerjaan yang dianggap pihak Direksi belum sesuai dengan yang disyaratkan.
Satuan pengukuran volume pembayaran yang digunakan adalah M2.

4.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT BETON/SALURAN/TALUD


1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini dilakukan berdasarkan peil yang telah ditentukan dalam gambar rencana.
Kontraktor harus melakukannya sedemikian rupa sehingga setelah selesai aliran air dapat berjalan
dengan baik. Satuan pengukuran volume dan pembayaran yang digunakan adalah m3.
2. Pekerjaan Urugan Pasir
Untuk kepadatan dasar dan kesenyawaan pasangan lantai cor/pasangan batu, diberikan lapisan
pasir urug setebal 5 cm. Satuan pengukuran volume dan pembayaran yang digunakan adalah m3.
3. Pekerjaan Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu dilakukan harus rapi yang bersifat tumpang tindih dan tidak
diperkenankan adanya rongga atau celah cetak spesi. Bentuk dan dimensi penampang pasangan
batu dapat dilihat pada gambar rencana. Konstruksi pasangan batu yang digunakan adalah
pasangan batu gunung dengan campuran spesi 1 : 4. Satuan pengukuran volume dan pembayaran
yang digunakan adalah m3.

Spec - 6
4. Pekerjaan Plesteran
Plesteran untuk dinding yang digunakan adalah 1 Pc : 4 Pasir tebal 1,5 cm. Pekerjaan harus
dilakukan secara rapi sehingga menghasilkan permukaan yang licin/halus. Satuan pengukuran
volume dan pembayaran yang digunakan adalah m2.
5. Pekerjaan Beton Cor Lantai
Lantai saluran dibuat dari beton cor dengan perbandingan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan
tebal 7 cm dan permukaan lantainya dihaluskan. Kemiringan lantai harus dibuat sedemikian rupa
sehingga aliran air menjadi lancar. Satuan pengukuran volume dan pembayaran yang digunakan
adalah m2.
6. Pekerjaan Beton Bertulang
Dimensi dari plat beton, ukuran serta jarak pembesian dapat dilihat pada gambar rencana.
Sebelum dilakukan pengecoran, bekisting yang digunakan harus benar-benar kokoh sehingga
tidak menyebabkan perubahan bentuk plat dari yang direncanakan. Setelah selesai pengecoran,
papan mal/bekisting baru dapat dibuka setelah umur beton mencapai minimal 14 (empat belas)
hari. Sisa-sisa perancah harus dibersihkan sehingga tidak menyebabkan terhambatnya aliran air
dalam saluran. Satuan pengukuran volume dan pembayaran yang digunakan adalah m3 .
7. Tempat Pelaksanaan Pasangan.
Tempat-tempat dimana pasangan batu, beton cor akan dilaksanakan harus bebas dari pengaruh air
dan lumpur, jadi harus dalam keadaan kering. Bila keadaan kering yang diinginkan tidak dapat
dicapai, harus diupayakan pasangan kisdam.

PASAL 5
PEKERJAAN LAIN-LAIN

5.1 Guna untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan untuk kesempurnaan pekerjaan walaupun
tidak tersebut dalam bagian-bagian pekerjaan merupakan kewajiban pihak Kontraktor untuk
melaksanakannya.
5.2 Apabila terdapat ketidaksesuaian antara gambar tampak dan potongan, maka yang diambil sebagai
pedoman adalah gambar detail. Bila ada hal-hal yang juga tidak sesuai maka yang berlaku adalah
petunjuk didalam Bestek dan harus meminta petunjuk Direksi guna adanya kejelasan untuk
pelaksanaan selanjutnya.
5.3 Pajak-pajak, sumbangan-sumbangan, izin bangunan dan pungutan-pungutan lainnya menurut
ketentuan setempat menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.4 Sebelum pekerjaan diserah terimakan harus membersihkan sisa-sisa bahan bangunan, kotoran-kotoran
dan lainnya sehingga bangunan dalam keadaan rapi dan bersih saat serah terima dilaksanakan.
5.5 Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan Opname, foto dokumentasi proyek sekurang-kurangnya 3
(tiga) kali yaitu sebelum, sedang dan selesai dikerjakan dengan pandangan yang sama.

You might also like