You are on page 1of 22

Persalinan dengan Metode Operasi Sesar di Indonesia dan

Faktor yang Mempengaruhi (Analisis SDKI Tahun 2012)

Emi Triana Putri1, Milla Herdayati2

1. Departemen Biostatistika dan Kependudukan, FKM UI, Depok 16242, Indonesia


2. Departemen Biostatistika dan Kependudukan, FKM UI, Depok 16242, Indonesia

etriana.putri@ymail.com

Abstrak

Angka persalinan dengan metode operasi sesar di Indonesia tahun 2012 adalah
sebesar 12%. Angka tersebut mengalami peningkatan 2 kali lipat bila
dibandingkan tahun 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi persalinan dengan metode operasi sesar. Besar sampel
pada penelitian ini adalah 17.807 responden dengan menggunakan data sekunder
SDKI tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan hubungan dengan
persalinan dengan metode operasi sesar di Indonesia dapat dilihat berdasarkan
nilai odds ratio (OR), semakin besar nilai OR maka semakin besar pengaruh
terhadap persalinan dengan metode seksio sesarea. Nilai OR dari yang terbesar ke
terkecil berturut-turut adalah: pendidikan tinggi (OR= 2,2), petugas kesehatan
yang memeriksa kehamilan adalah dokter spesialis kandungan (OR= 2,2), tingkat
kekayaan tinggi (OR= 2,1), usia 36-40 tahun (OR= 1,6), tempat tinggal di
perkotaan (OR= 1,6), pernah melahirkan 1 kali (OR= 1,5), indikasi medis (OR=
1,2), tempat periksa hamil di fasilitas kesehatan (OR= 1,1), tempat bersalin di
fasilitas kesehatan (OR= 1,1), dan frekuensi ANC 0-3 kali (OR= 0,5).

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


Determinant of Cesarean Section Method in Indonesia
(Analysis of Indonesian Demographic and Health Survey of 2012)

Percentage of caesarean section method in Indonesia of 2012 is 12%. This


percentage has increased when compared to the year 2007. Objective of this study
was to determine the factors affecting cesarean section method. The sample size in
this study was 17.807 respondents using secondary data IDHS of 2012. The
results show the strength of the relationship of caesarean section method in
Indonesia can be seen based on the value of odds ratio (OR), the greater of the
value of OR will affect the greater influence on cesarean section method. OR
values from the largest to the smallest in a row is: higher education (OR = 2.2),
health professionals are examining is an obstetrician (OR = 2.2), high wealth
levels (OR = 2.1), age is 36-40 years (OR = 1.6), urban residence (OR = 1.6),
respondent had delivered 1 times (OR = 1.5), the medical indications (OR = 1.2),
a pregnancy check in a health facility (OR = 1.1), place of birth in a health facility
(OR = 1.1), and the frequency of ANC is 0-3 times (OR = 0.5).

Keyword:
Caesarean section; socio-demographic; history of pregnancy; history of labor;
maternal medical indications

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


1. Pendahuluan

Persalinan merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu,


sehingga penting menjadi perhatian masyarakat untuk mencegah kematian ibu
akibat persalinan. Secara harfiah, wanita dapat melahirkan secara normal yaitu
persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo dan Chakrawati,
2010). Apabila wanita tidak dapat melahirkan secara normal maka tenaga medis
akan melakukan persalinan alternatif untuk membantu pengeluaran janin (Bobak,
et.al, 2005). Salah satu penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah
persalinan sectio caesarea. Persalinan section caesarea (sesar) adalah melahirkan
janin melalui irisan pada dinding perut dan dinding uterus.
Menurut Winkjosastro (2002), dewasa ini operasi sesar jauh lebih aman
daripada dahulu, ini berhubungan dengan kemajuan teknologi kedokteran juga
dengan kemajuan obat-obatan, tehnik operasi dan anastesi serta tersedianya
transfusi darah. Karena keamanan tindakan operasi sesar jauh lebih aman pada
saat ini sehingga menimbulkan kecenderungan untuk melakukan operasi tanpa
dasar yang cukup kuat padahal tindakan ini mempunyai resiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan persalinan pervaginam, baik pada ibunya maupun pada anak
yang dilahirkannya. The ICEA Cesarian Options Committee, mengatakan bahwa
tindakan persalinan melalui operasi sesar meningkatkan risiko kematian dan
kesakitan ibu bersalin dan bayi yang dilahirkannya hingga 2 - 4 kali (Martius,
1997). Hasil penelitian oleh Sadiman dan Ridwan (2009) juga menyatakan bahwa
Angka Kematian Ibu (AKI) dengan persalinan melalui operasi sesar sebesar 40-80
setiap 100.000 kelahiran hidup, sementara risiko kematian ibu pada
persalinan melalui operasi sesar meningkat 25 kali dan risiko infeksi 80 kali lebih
tinggi dibandingkan persalinan pervaginam.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan
persentase persalinan melalui operasi sesar di tahun 1997 yaitu 4,3%. Di tahun
2002-2003 dilaporkan dengan angka 4,1%. Namun di tahun 2007, angka tersebut
meningkat mencapai 6,8% dan pada tahun 2012 kembali meningkat hingga dua
kali lipat dari tahun 2007 yaitu sebesar 12%, dengan berbagai fenomena tersebut
penulis ingin mengetahui gambaran persalinan melalui metode operasi sesar dan
faktor yang mempengaruhi.
 

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


2. Tinjauan Teoritis
2.1 Pengertian Operasi Sesar
Istilah section caesarea (seksio sesarea) berasal dari perkataan Latin
“caedere” yang artinya “memotong”. Dalam hukum Roma terdapat hukum lex
zaesarea. Dalam hukum ini menjelaskan bahwa prosedur tersebut dijalankan di
akhir kehamilan pada seorang wanita yang sekarat demi untuk menyelamatkan
calon bayi. Sectio caesarea didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui sayatan di
dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi) (Williams,
2005).
Sectio caesarea merupakan bagian dari metode obstetrik operatif. Operasi
sesar adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut dan dinding rahim (Winkjosastro, 2002).
Persalinan sectio caesarea dilakukan sebagai alternatif jika persalinan lewat jalan
lahir tidak dapat dilakukan. Tujuan dilakukan persalinan sectio caesarea agar ibu
dan bayi yang dilahirkan sehat dan selamat.

2.2 Faktor Persalinan melalui Metode Operasi Sesar


Faktor persalinan melalui operasi sesar terdiri dari faktor sosio demografi
(usia, pendidikan, pekerjaan, indeks kekayaan, wilayah tempat tinggal, dan
fasilitas kesehatan), faktor riwayat kehamilan (frekuensi antenatal care (ANC)),
faktor riwayat persalinan (paritas dan ukuran anak saat lahir), dan faktor indikasi
medis.

3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran
persalinan dengan metode operasi sesar di Indonesia tahun 2012 dengan desain
penelitian crossectional.. Penelitian menggunakan data sekunder yaitu Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Variabel yang diukur
adalah operasi sesar, karakteristik sosio demografi (usia, pendidikan, pekerjaan,
indeks kekayaan, wilayah tempat tinggal, dan fasilitas kesehatan), riwayat
kehamilan (frekuensi antenatal care (ANC)), riwayat persalinan (paritas dan
ukuran anak saat lahir), dan indikasi medis. Populasi dalam penelitian adalah

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


seluruh ibu yang melahirkan bayi baik persalinan melalui pervaginam atau operasi
sesar di Indonesia. Sampel penelitian adalah ibu yang melahirkan bayi baik
persalinan melalui pervaginam atau operasi sesar yang tercakup dalam sampel
SDKI 2012. Analisis data yang digunakan melalui beberapa tahapan analisis yaitu
analisis univariat untuk menghitung distribusi setiap variabel, analisis bivariat
untuk mengetahui hubungan dependent variable (operasi sesar) dan independent
variable (usia, pendidikan, pekerjaan, indeks kekayaan, wilayah tempat tinggal,
tempat periksa hamil, petugas kesehatan periksa hamil, tempat bersalin, riwayat
kehamilan, paritas, ukuran anak saat lahir, dan indikasi medis.

4. Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian diperoleh melalui uji statistik secara univariat, bivariat,
dan multivariat dari jawaban responden tentang variabel yang diteliti. Analisis
data terhadap responden penelitian sebanyak 17.807 wanita yang melahirkan baik
melalui operasi sesar atau pervaginam pada tahun 2007-2012 yang terpilih sebagai
sampel SDKI 2012.

4.1 Seksio Sesarea


Pada tabel 4.1 terlihat proporsi seksio sesarea pada ibu yang melahirkan
anak terakhir periode tahun 2007-2012 adalah 12% (2.145 responden), sedangkan
88% lainnya melahirkan melalui pervaginam.

Tabel 4.1
Jenis persalinan pada ibu di Indonesia periode tahun 2007 – 2012

Frekuensi Persentase
Jenis Persalinan
(n) (%)
Seksio Sesarea 2.145 12,0
Pervaginam 15.662 88,0
Jumlah 17.807 100,0

4.2 Karakteristik Sosiodemografi


Gambaran karakteristik sosiodemografi pada ibu di Indonesia dapat dilihat
pada tabel berikut:

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


Tabel 4.2.
Karakteristik sosiodemografi ibu melahirkan anak terakhir
di Indonesia (n = 17.807)

Jumlah
Karakteristik Sosiodemografi

n %
Usia Ibu
< 20 Tahun 582 3,3
20 - 35 Tahun 13.453 75,5
35 – 40 Tahun 2.660 14,9
41 – 49 Tahun 1.112 6,2
Tingkat Pendidikan
Tidak pernah sekolah 573 3,2
SD/Sederajat 5.478 30,8
SLTP/Sederajat 9.396 52,8
SLTA, Akademi, PT 2.360 13,3
Pekerjaan
Tidak Bekerja 8.160 45,8
Profesional Teknis 1.274 7,2
Manajer 75 0,4
Tata Usaha 625 3,5
Wiraswasta/dagang 2.610 14,7
Jasa 604 3,4
Petani 2.298 12,9
Buruh 1.898 10,7
Lainnya 263 1,5
Indeks Kekayaan
Kuintil I 5.402 30,3
Kuintil II 3.542 19,9
Kuintil III 3.212 18,0
Kuintil IV 2.987 16,8
Kuintil V 2.664 15,0
Tempat Tinggal
Perkotaan 8.081 45,4
Pedesaan 9.726 54,6
 

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


Tempat Periksa Hamil
Fasilitas Kesehatan 10.334 58,0
Bukan Fasilitas Kesehatan 7.473 42,0
Petugas Periksa Hamil
Dokter Umum 551 3,1
Dokter Spesialis 1.334 7,5
Bidan 8.958 50,3
Perawat 2.168 12,2
Bidan Desa 4.796 26,9
Tempat Bersalin
Rumah Responden 7.112 39,9
Rumah Orang Lain 802 4,5
Rumah Sakit Pemerintah 2.401 13,5
Puskesmas 927 5,2
Poskesdes 43 0,2
Polindes 223 1,3
Faskes Pemerintah lainnya 12 1,0
Rumah Sakit Swasta 1.101 6,2
Rumah Sakit Bersalin 679 3,8
Rumah Bersalin 213 1,2
Klinik 495 2,8
Dokter Umum Praktek 13 0,1
Dokter Kandungan Praktek 118 0,7
Bidan Praktek 2.994 16,8
Perawat Praktek 16 0,1
Bidan di Desa 578 3,2
Faskes Swasta Lainnya 34 0,2
Lain-lain 37 0,2

Pada tabel 4.2 diperoleh jumlah terbanyak adalah kelompok usia 20-35
tahun dengan total 13.453 atau 75,5%. Sedangkan angka pada kelompok usia < 20
tahun dan > 35 tahun adalah 582 (3,3%) dan 3.772 (21,2%). Berdasarkan
tingkat/jenjang pendidikan formal terakhir yang ditamatkan oleh responden, pada
tabel 5.2 terlihat bahwa setengah dari keseluruhan responden memiliki pendidikan
formal terakhir adalah SLTP/sederajat yaitu 9.396 (52,8%) responden, diikuti
tamatan SD/sederajat sebanyak 5.478 (30,8%) responden, tamatan
 

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


SLTA/Akademi/PT 2.360 (13,3%) responden, dan jumlah terkecil ditempati oleh
kelompok responden yang tidak pernah sekolah yaitu 573 (3,2%) responden. Pada
tabel 5.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak bekerja yaitu 8.160
(45,8%) responden, diikuti secara berurutan sebagai berikut: wiraswasta/dagang
sebanyak 2.610 (14,7%) responden, petani sebanyak 2.298 (12,9%) responden,
buruh sebanyak 1.898 (10,7%) responden, professional teknis sebanyak 1.274
(7,2%) responden, tata usaha sebanyak 625 (3,5%) responden, jasa 604 sebanyak
(3,4%) responden, lainnya sebanyak 263 (1,5%) responden, dan manajer sebanyak
75 (0,4%) responden. Indeks kekayaan dikategorikan kedalam kelompok kuintil
(Kuintil I – V), proporsi tertinggi terdapat pada kelompok Kuintil I yaitu 5.404
(30,3%) responden, diikuti Kuintil II sebanyak 3.542 (19,9%) responden, Kuintil
III sebanyak 3.212 (18,0%) responden, Kuintil IV sebanyak 2.987 (16,8%)
responden, dan Kuintil V sebanyak 2.664 (15,0%) responden. Pada tabel 5.2
terlihat bahwa responden lebih banyak menempati wilayah pedesaan yaitu 9.726
(54,6%) responden dibandingkan dengan responden di wilayah perkotaan sebesar
8.081 (45,4%).
Pada tabel terlihat bahwa responden lebih banyak melakukan pemeriksaan
kehamilan di fasilitas kesehatan (puskesmas, rumah sakit, rumah bidan, rumah
bersalin dan sebagainya) yaitu 10.334 (58%) responden dibandingkan dengan
responden yang melakukan persalinan bukan di fasilitas kesehatan (seperti rumah,
tempat umum, dukun) yaitu sebesar 7.473 (42%). Sedangkan petugas kesehatan
pemeriksaan kehamilan yang dipilih responden lebih banyak pada bidan yaitu
8.958 (50,3%) responden, diikuti bidan di desa sebanyak 4.796 (26,9%)
responden, perawat sebanyak 2.168 (12,2%) responden, dokter spesialis sebanyak
1.334 (7,5%) responden, dan dokter umum sebanyak 551 (3,1%) responden.
Peringkat secara berurutan (angka presentase di atas 10%) terlihat bahwa
responden lebih banyak melakukan persalinan di rumah sebanyak 7.112 (39,9%),
bidan praktek swasta 2.994 (16,8%), dan rumah sakit pemerintah 2.401 (13,5%),
selebihnya melakukan persalinan di tempat lain (seperti puskesmas, poskesdes,
polindes, klinik, dokter umum/kandungan praktek, dan lain sebagainya).

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


4.3 Riwayat Kehamilan (Frekuensi ANC)
Jumlah pemeriksaan kehamilan (ANC) pada ibu di Indonesia berdasarkan
data yang diperoleh oleh SDKI 2012 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3
Riwayat kehamilan (jumlah pemeriksaan kehamilan/ANC) pada ibu di Indonesia

Jumlah
Riwayat Kehamilan

n %
Jumlah ANC
0 - 3 kali 10.999 61,8
> 4 kali 6.808 38,2
Jumlah 17.807 100

Antenatal care yang dimaksudkan adalah jumlah pemeriksaan kehamilan


yang dilakukan oleh tenaga kesehatan professional seperti dokter ahli kandungan
ataupun bidan yang telah mempunyai aspek legal umtuk memberikan pelayanan
tersebut (surat ijin praktek). Pada tabel 5.3 terlihat bahwa dari 17.807 responden,
sebanyak 10.999 (61,8%) respoden melakukan pemeriksaan kehamilan 1–3 kali,
sedangkan 6.808 (38,2%) responden melakukan pemeriksaan kehamilan > 4 kali.

4.4. Riwayat Persalinan (Paritas dan Ukuran Anak saat Lahir)


Gambaran riwayat persalinan pada ibu di Indonesia dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.4
Riwayat persalinan pada ibu di Indonesia (n = 17.807)

Jumlah
Riwayat Persalinan

n %
Paritas
Primipara 5.267 29,6
Multipara 8.990 50,5
Grande Multipara 3.550 19,9

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


Ukuran anak saat lahir
menurut persepsi ibu
Sangat besar 769 4,3
Lebih besar dari rata-rata 4.761 26,7
Rata-rata 9.287 52,4
Lebih kecil dari rata-rata 2.373 13,2
Sangat kecil 617 3,4

Jumlah persalinan yang dialami oleh ibu/responden selama hidupnya di


Indonesia. Paritas diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu primipara (pernah
melahirkan sebanyak 1 anak), multipara (melahirkan sebanyak 2-4 anak), grande
multipara (pernah melahirkan sebanyak 5 kali atau lebih). Pada tabel 5.4 terlihat
jumlah responden terbesar terdapat pada kelompok multipara sebanyak 8.990
(50,5%) responden, diikuti kelompok primipara sebanyak 5.267 (29,6%)
responden dan kelompok grande multipara sebanyak 3.550 (19,9%) responden.
Pada penelitian ini, informasi berat lahir anak menggunakan persepsi ibu
dibandingkan dengan ukuran anak pada umumnya. Pada tabel 5.4 terlihat jumlah
responden dengan jawaban memiliki anak dengan berat lahir rata-rata sama
dengan anak pada umumnya menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 9.287
(52,4%) responden, diikuti dengan jawaban lebih besar dari rata-rata yaitu
sebanyak 4.761 (26,7%), lebih kecil dari rata-rata sebanyak 2.373 (13,2%)
responden, sangat besar sebanyak 769 (4,3%) responden, dan sangat kecil
sebanyak 617 (3,4%) responden.

4.5. Indikasi Medis Pada Ibu


Tabel 4.5
Indikasi medis pada ibu yang melahirkan di Indonesia (n = 17.807)

Jumlah
Indikasi Medis

n %
Komplikasi 9.736 54,7
Tidak Komplikasi 8.071 45,3
Jumlah 17.807 100
 

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


Pada tabel 4.5 menunjukkan hasil pada ibu yang melahirkan baik melalui
pervaginam atau seksio sesarea terjadi komplikasi sebanyak 9.736 (54,7%)
responden dan yang tidak terjadi komplikasi sebanyak 8.071 (45,3%) responden.

4.6. Persalinan Metode Seksio Sesarea Menurut Karakteristik


Sosiodemografi

Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa proporsi persalinan dengan seksio


sesarea pada mereka yang berusia 36 - 40 tahun lebih tinggi dibandingkan usia
lainnya yaitu 20 - 35 tahun. Peluang pada kelompok usia 20 – 35 tahun dan usia
36 - 40 tahun melakukan persalinan dengan seksio sesarea sama besar yaitu 1,4
kali. Proporsi persalinan dengan seksio sesarea pada mereka yang berusia 41 - 49
tahun lebih tinggi bila dibandingkan kelompok usia lainnya yaitu 20 – 35 tahun.
Peluang pada kelompok usia 41 – 49 tahun dan 20 – 35 tahun sama besar untuk
melakukan persalinan dengan seksio sesarea yaitu 1,2 kali. Proporsi persalinan
dengan seksio sesarea pada mereka yang berusia < 20 tahun lebih rendah bila
dibandingkan kelompok usia lainnya yaitu 20 – 35 tahun. Peluang pada kelompok
usia < 20 tahun lebih kecil untuk melakukan persalinan dengan seksio sesarea
yaitu 0,5 kali dibandingkan kelompok usia 20 – 35 tahun.

Tabel 4.6
Persalinan metode seksio sesarea menurut karakteristik sosiodemografi
di Indonesia

Karakteristik Seksio Sesarea Pervaginam


OR 95% CI p-value
Sosiodemografi n % n %

Usia Ibu

41-49 tahun 151 13,6 961 86,4 1,2 1,0 – 1,4 0.024

36-40 tahun 405 15,2 2.255 84,8 1,4 1,2 – 1,5 0.000

20 – 35 tahun 1.554 11,6 11.899 88,4

< 20 tahun 35 6,0 547 94 0,5 0,3 – 0,7 0.000

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


Pendidikan

Tinggi 623 26,4 1.737 73,6 6,1 5,3 – 7,0 0.000

Menengah 1.186 12,6 8.210 87,4 2,5 2,1 – 2,8 0.000

Rendah 336 5.6 5.715 94.4

Pekerjaan

Bekerja 1.212 12,6 8.435 87,4 1,1 1,0 – 1.2 0.011

Tidak Bekerja 993 11,4 7.227 88,6

Indeks Kekayaan

Kuintil 4 dan 5 1.214 21,5 4.437 78,5 4,4 4,0 – 4,9 0.000

Kuintil 3 415 12,9 2.797 87,1 2,4 2,1 – 2,7 0.000

Kuintil 1 dan 2 516 5,8 8.428 94,2


Tempat Tinggal
Perkotaan 1.444 17,9 6.637 82,1 2,8 2,5 – 3,0 0.000

Pedesaan 701 7,2 9.025 92,8

Tempat Periksa Hamil


Fasilitas Kesehatan 1.369 13,2 8.965 89,6 1,3 1,2 – 1,4 0.000
Bukan Fasilitas Kesehatan 776 10,4 6.697 86,8

Petugas Periksa Hamil

Dokter Spesialis 431 32,3 903 67,7 4,1 3,6 – 4,6 0.000

Bukan Dokter Spesialis 1.714 10,4 14.759 89,6

Tempat Bersalin
Fasilitas Kesehatan
1.848 38,5 2.964 61,5 1,6 1,5 – 1,6 0.000
dengan Tenaga Spesialis
Fasilitas Kesehatan
2.145 21,7 7.748 78,3 1,2 1,2 – 1,3 0,000
tanpa Tenaga Spesialis

Proporsi persalinan seksio sesarea pada mereka dengan tingkat pendidikan


tinggi (SMA/Sederajat ke atas) lebih besar dibandingkan dengan kelompok ibu
berpendidikan rendah (SLTP/sederajat ke bawah). Peluang pada mereka dengan
tingkat pendidikan tinggi untuk melakukan persalinan dengan seksio sesarea yaitu
3 kali lebih besar dari mereka dengan pendidikan rendah.
Bila dilihat berdasarkan pekerjaan responden, menunjukkan bahwa
proporsi persalinan dengan seksio sesarea pada mereka yang bekerja lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak bekerja. Peluang pada mereka
 

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


yang bekerja dan tidak bekerja untuk melakukan persalinan dengan seksio sesarea
sama besar yaitu 1,1 kali.
Pada variabel indeks kekayaan terlihat proporsi persalinan dengan seksio
sesarea pada mereka dengan tingkat kekayaan di kuintil 4 dan 5 (tinggi) lebih
besar dibandingkan dengan kelompok indeks kekayaan lainnya yaitu kuintil 3
(sedang). Peluang pada mereka dengan tingkat kekayaan tinggi untuk melakukan
persalinan dengan seksio sesarea lebih besar 4 kali dari mereka dengan tingkat
kekayaan sedang. Pada kategori berikutnya, proporsi persalinan dengan seksio
sesarea pada mereka dengan tingkat kekayaan di kuintil 3 lebih besar
dibandingkan kelompok dengan tingkat kekayaan kuintil 1 dan 2 (rendah).
Peluang pada mereka dengan tingkat kekayaan sedang untuk melakukan
persalinan dengan seksio sesarea lebih besar 2 kali dari mereka dengan tingkat
kekayaan rendah.
Tempat tinggal responden juga menunjukkan bahwa proporsi persalinan
dengan seksio sesarea pada mereka yang bertempat tinggal di perkotaan lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok yang bertempat tinggal di pedesaan.
Peluang pada mereka di perkotaan untuk melakukan persalinan dengan seksio
sesarea hampir 3 kali lebih besar daripada mereka di pedesaan.
Responden yang melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan
maupun bukan fasilitas kesehatan memiliki peluang sama besar untuk melakukan
persalinan dengan seksio sesarea yaitu 1,3 kali. Proporsi persalinan dengan seksio
sesarea pada mereka yang melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas
kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang melakukan
pemeriksaan kehamilan bukan di fasilitas kesehatan.
Responden yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada dokter spesialis
memiliki peluang lebih besar untuk melakukan persalinan dengan seksio sesarea
yaitu 4,1 kali. Proporsi persalinan dengan seksio sesarea pada mereka yang
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan dokter spesialis lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok yang melakukan pemeriksaan kehamilan bukan
dengan dokter spesialis.
Pada variabel terakhir yaitu tempat bersalin menunjukkan bahwa proporsi
persalinan dengan seksio sesarea pada mereka yang melakukan persalinan di

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


fasilitas kesehatan yang memiliki tenaga spesialis lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok yang melakukan persalinan bukan di fasilitas kesehatan.
Peluang pada mereka untuk melakukan persalinan dengan seksio sesarea di
fasilitas kesehatan dengan tenaga spesialis lebih besar 1,6 kali daripada di bukan
fasilitas kesehatan. Kategori berikutnya menunjukkan bahwa proporsi persalinan
dengan seksio sesarea pada mereka yang melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan yang tidak memiliki tenaga spesialis lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok yang melakukan persalinan bukan di fasilitas kesehatan. Peluang pada
mereka untuk melakukan persalinan dengan seksio sesarea di fasilitas kesehatan
tanpa tenaga spesialis dan di bukan fasilitas kesehatan sama besar yaitu 1,2 kali.

4.7. Persalinan Metode Seksio Sesarea Menurut Riwayat Kehamilan,


Riwayat Persalinan, Dan Indikasi Medis

Tabel 4.7
Persalinan metode seksio sesarea menurut riwayat kehamilan, riwayat persalinan,
dan indikasi medis pada ibu di Indonesia

Riwayat Seksio Sesarea Pervaginam


Kehamilan dan OR 95% CI p-value
Persalinan n % n %

Jumlah ANC

> 4 kali 1.025 15,1 5.783 84,9 1,5 1,4 – 1,7 0.000

0-3 kali 1.120 10,2 9.879 89,8

Paritas

Primipara 774 14,7 4.493 85,3 1,4 1,2 – 1,5 0.000

Multipara 1.371 10,9 11.169 89,1


Ukuran Anak
saat Lahir
Besar 712 12,9 4.818 87,1 1,1 1.0 – 1.2 0.012

Tidak Besar 1.433 11,7 10.844 88,3

Indikasi Medis

Komplikasi 1.471 15,1 8.265 84,9 1,9 1,7 – 2,1 0.000

Tidak komplikasi 674 8,4 7.397 91,6

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa proporsi persalinan dengan seksio
sesarea pada mereka yang memeriksakan kehamilan 0-3 kali lebih kecil
dibandingkan dengan kelompok yang memeriksakan kehamilan sebanyak > 4 kali.
Peluang pada kelompok yang memeriksakan kehamilan > 4 kali lebih besar 1,5
kali melakukan persalinan dengan seksio sesarea daripada mereka yang
memeriksakan kehamilan sebanyak 0-3 kali.
Hasil untuk paritas pada tabel di atas menunjukkan bahwa proporsi
persalinan dengan seksio sesarea pada mereka yang pernah melahirkan sebanyak
1 kali (primipara) lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang pernah
melahirkan > 2 kali (multipara dan grande multipara). Peluang pada kelompok
primipara dan kelompok lainnya untuk melakukan persalinan dengan seksio
sesarea sama besar yaitu 1,4 kali.
Variabel berikutnya adalah ukuran anak saat lahir. Hasil tabel
menunjukkan bahwa proporsi persalinan dengan seksio sesarea pada mereka
dengan ukuran anak saat lahir pada kategori besar (sangat besar dan lebih besar
dari rata-rata) lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran anak saat lahir pada
kategori rata-rata dan kecil (sangat kecil dan lebih kecil dari rata-rata). Peluang
pada kelompok dengan ukuran anak saat lahir pada kategori besar, rata-rata,
maupun kecil untuk melakukan persalinan dengan seksio sesarea sama besar yaitu
1,1 kali.
Pada variabel terakhir yaitu indikasi medis, menunjukkan bahwa proporsi
persalinan dengan seksio sesarea pada mereka dengan komplikasi persalinan lebih
tinggi dibandingkan yang tidak ada komplikasi persalinan. Peluang pada
kelompok dengan komplikasi persalinan untuk melakukan persalinan dengan
seksio sesarea hampir 2 kali lebih besar daripada mereka yang tidak mengalami
komplikasi persalinan.

4.8. Pemodelan Persalinan Metode Seksio Sesarea Menurut Karakteristik


Sosio Demografi, Riwayat Kehamilan, Riwayat Persalinan, Dan
Indikasi Medis

Variabel independen yang memiliki nilai p<0,25 pada analisis bivariat


menjadi kandidat untuk dimasukkan pada analisis multivariat melalui uji regresi
 

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


logistik. Hasil dari analisis bivariat menunjukkan bahwa seluruh variabel
independen merupakan kandidat untuk masuk dalam analisis multivariat tahap
selanjutnya. Beriktu pemodelan analisis multivariat:

Tabel 5.9.
Hasil akhir analisis multivariat regresi logistik prediksi persalinan metode seksio
sesarea menurut karakteristik sosio demografi, riwayat kehamilan, riwayat
persalinan, dan indikasi medis pada ibu di Indonesia

Variabel Koefisien Nilai-p OR 95% CI

Usia
20-35 tahun 0,000 Ref
< 20 tahun -0,456 0,000 0,6 0,4 - 0,9
36-40 tahun 0,453 0,000 1,6 1,4 - 1,8
41-49 tahun 0,439 0,000 1,6 1,3 - 1,9
Pendidikan
Rendah 0,000 Ref
Menengah 0,395 0,000 1,5 1,3 - 1,7
Tinggi 0,777 0,000 2,2 1,8 - 2,6
Indeks Kekayaan
Kuintil 1 dan 2 0,000 Ref
Kuintil 3 0,513 0,000 1,6 1,4 - 1,9
Kuintil 4 dan 5 0,825 0,000 2,1 1,9 - 2,4
Tempat Tinggal
Pedesaan 0,000 Ref
Perkotaan 0,451 0,000 1,6 1,4 - 1,7
Tempat Periksa Hamil
Faskes 0,134 0,000 1,1 1,0 - 1,2
Bukan Faskes 0,000 Ref
Petugas Periksa Hamil
Dokter Spesialis 0,791 0,000 2,2 1,9 - 2,5
Bukan Dokter Spesialis 0,000 Ref
Tempat Bersalin
Faskes dengan Tenaga
0,211 0,000 1,1 1,0 - 1,2
Spesialis
Faskes tanpa Tenaga Spesialis 0,000 Ref

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


Frekuensi ANC
0-3 kali - 0,660 0,000 0,5 0,4 - 0,6
> 4 kali 0,000 Ref
Paritas
Primipara 0,375 0,000 1,5 1,3 - 1,6
Multipara dan Grande
0,000 Ref
Multipara
Indikasi Medis
Komplikasi 0,174 0,000 1,2 1,1 - 1,3
Tidak Komplikasi 0,000 Ref

Uji regresi logistik pada analisis multivariat di atas menunjukkan hasil


sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang beerhubungan dengan persalinan dengan metode seksio
sesarea di Indonesia adalah: usia, pendidikan, indeks kekayaan, tempat
tinggal, tempat periksa hamil, petugas periksa hamil, tempat bersalin,
frekuensi ANC, paritas, dan indikasi medis. Sedangkan, variabel independen
yang dikeluarkan dari pemodelan karena tidak berhubungan dengan persalinan
dengan metode seksio sesarea di Indonesia adalah pekerjaan ibu dan ukuran
anak saat lahir.
2. Kekuatan hubungan dengan persalinan dengan metode seksio sesarea di
Indonesia dapat dilihat berdasarkan nilai OR, makin besar nilai OR maka
makin besar pengaruh terhadap persalinan dengan metode seksio sesarea.
Nilai OR dari yang terbesar ke terkecil berturut-turut adalah: pendidikan tinggi
(OR= 2,2), petugas kesehatan yang memeriksa kehamilan adalah dokter
spesialis kandungan (OR= 2,2), tingkat kekayaan tinggi (OR= 2,1), usia 36-40
tahun (OR= 1,6), tempat tinggal di perkotaan (OR= 1,6), pernah melahirkan 1
kali (OR= 1,5), indikasi medis (OR= 1,2), tempat periksa hamil di fasilitas
kesehatan (OR= 1,1), tempat bersalin di fasilitas kesehatan (OR= 1,1), dan
frekuensi ANC 0-3 kali (OR= 0,5).

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka penulis dapat
mengambil keputusan sebagai berikut:
 

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


1. Angka persalinan dengan metode operasi sesar di Indonesia tahun 2012 adalah
sebesar 12%.
2. Gambaran karakteristik sosiodemografi dengan persalinan metode operasi
sesar di Indonesia yaitu kelompok usia 36-40 tahun sebesar 15,2%, tingkat
pendidikan SMA keatas sebesar 26,4%, bekerja (12,6%), tingkat kekayaan
tinggi (21,5%), bertempat tinggal di perkotaan (17,9%), melakukan
pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan (13,2%), tenaga kesehatan yang
melakukan pemeriksaan kehamilan adalah dokter spesialis kandungan
(32,3%), dan tempat bersalin dengan tenaga spesialis (38,5%) .
3. Gambaran riwayat kehamilan dengan persalinan metode operasi sesar di
Indonesia terlihat pada mereka yang memeriksakan kehamilan lebih dari 4 kali
yaitu 15,1%.
4. Gambaran riwayat persalinan dengan persalinan metode operasi sesar di
Indonesia terlihat pada mereka yang pernah melahirkan sebanyak satu kali
yaitu 14,7%, dan ukuran anak saat lahir menurut persepsi ibu yaitu besar
(12,9%).
5. Gambaran riwayat indikasi medis dengan persalinan metode operasi sesar di
Indonesia terlihat pada mereka yang memiliki komplikasi persalinan yaitu
(15,1%).
6. Faktor-faktor yang beerhubungan dengan persalinan dengan metode seksio
sesarea di Indonesia adalah: usia, pendidikan, indeks kekayaan, tempat
tinggal, tempat periksa hamil, petugas periksa hamil, tempat bersalin,
frekuensi ANC, paritas, dan indikasi medis.
7. Kekuatan hubungan dengan persalinan dengan metode seksio sesarea di
Indonesia dapat dilihat berdasarkan nilai OR, makin besar nilai OR maka
makin besar pengaruh terhadap persalinan dengan metode seksio sesarea.
Nilai OR dari yang terbesar ke terkecil berturut-turut adalah: pendidikan tinggi
(OR= 2,2), petugas kesehatan yang memeriksa kehamilan adalah dokter
spesialis kandungan (OR= 2,2), tingkat kekayaan tinggi (OR= 2,1), usia 36-40
tahun (OR= 1,6), tempat tinggal di perkotaan (OR= 1,6), pernah melahirkan 1
kali (OR= 1,5), indikasi medis (OR= 1,2), tempat periksa hamil di fasilitas

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


kesehatan (OR= 1,1), tempat bersalin di fasilitas kesehatan (OR= 1,1), dan
frekuensi ANC 0-3 kali (OR= 0,5).

6. Saran
1. Usia yang menjadi risiko untuk melakukan persalinan adalah usia kurang dari
20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun. Pada penelitian ini didapatkan proporsi
persalinan dengan operasi sesar terbesar adalah di usia lebih dari 35 tahun.
Disarankan bagi setiap wanita untuk menghindari kehamilan pada usia di atas
35 tahun.
2. Tingkat pendidikan tinggi, tingkat kekayaan tinggi, bertempat tinggal di
perkotaan juga mendorong wanita untuk melakukan operasi sesar. Disarankan
untuk mencari tahu terlebih dahulu sebelum pengambilan keputusan mengenai
kelebihan dan kekurangan persalinan dengan operasi sesar.
3. Selain saran di atas, perlu dilakukan promosi kepada konsumen/pasien bahwa
persalinan dengan metode operasi sesar bukan pilihan persalinan yang aman
terutama pada mereka dengan tingkat pendidikan tinggi, petugas kesehatan
yang memeriksa kehamilan adalah dokter spesialis kandungan, tingkat
kekayaan tinggi, usia 36-40 tahun, tempat tinggal di perkotaan, dan pernah
melahirkan sebanyak 1 kali.

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


DAFTAR PUSTAKA

Afriani A, et al. Kasus Persalinan Dengan Bekas Seksio Sesarea Menurut


Keadaan Waktu Masuk di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. M.
Djamil Padang. Universitas Andalas. 2013.

Agustina, Winda. Luaran maternal dan perinatal pada persalinan pervaginam


pasca bedah sesar di RSUP.DR.Kariadi Semarang tahun 2007-2011.
Universitas Diponegoro Semarang. 2012.

Al-Nsour, M & Khawaja, M. Trends in the Prevalence and Determinants of


Caesarean Section Delivery in Jordan: Evidence from Three
Demographic and Health Surveys, 1990-2002. World Health &
Population, 2007.

Andree, AR. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persalinan Melalui Operasi


Sesar Tahun 1997-2003 (Tesis). FKM UI. Depok, 2006.

Badan Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Badan Penelitian


dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI), Jakarta, 2010.

Badan Pusat Statistik (BPS) et al. Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007).
BPS, Depkes RI, ASID, BKKBN, Jakarta, 2007.

Badan Pusat Statistik (BPS) et al. Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2012).
BPS, Depkes RI, ASID, BKKBN, Jakarta, 2012.

Bobak IM and Lowdermilk DL. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity


Nursing) Edisi 4 Mobsy-Year Book Inc, 1995. Penerbit Buku Kedoteran
EGC, Jakarta, 2005.

Christilaw, JE. Cesarean section by choice: Consstructing a reproductive rights


framework for the debate. International Journal of Gynecology and
Obstetrics (2006) 94, 262-268.

Cunningham F, G et al. Williams Obstetrics 23rd Edition. The McGraw-Hill


Companies, Inc. McGrawHill Medical, 2010.

Festin M. R. et al. Caesarean section in four South East Asian countries: reasons
for, rates, associated care practices and health outcomes. BioMed
Central Journal, 2009.

Gibbons L, Belizan J. M et al. The Global Numbers and Costs of Additionally


Needed and Unnecessary Caesarean Sections Performed per Year:
Overuse as a Barrier to Universal Coverage. World Health Organization
(WHO) report. 2010.

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


Gordon D, et al. Advance Maternal Age as a Risk Factors for Caesarean Delivery.
Am J Obstet Gynecol, 1991.

Gossman GL, Joesch JM, and Tanfer K. Trends in maternal request caesarean
delivery from 1991 to 2004. Obstet Gynecol, 2006.

Gulati D., Hjelde G.I. Indications for Cesarean Sections at Korle Bu Teaching
Hospital. University of Oslo. Ghana, 2012.

Herstad L, et al. Maternal age and elective cesarean section in a low-risk


population. Acta Obstet Gynecol SSand, 2012.

Hidayat, Syarief Thaufiq. Persalinan pasien pasca bedah Caesar. Universitas


Diponegoro. Semarang, 1998.

Kasdu, D. Operasi Sesar Masalah dan Solusinya. Jakarta, 2003.

Khawaja M, et al. Determinants of caesarean section in Egypt: evidence from the


demographic and health survey. US National Library of Medicine
National Institutes of Health, 2004.

Machado, LS. Cesarean section in morbidly obese parturients: practical implicants


and complications. N Am J Med Sci, 2012.

Manuaba, AC el al. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta, 2009.

Marquez, C et al. Caesarean delivery in Andalusia, Spain: relationship with social,


clinical and health services factors (2007-2009). Rev Esp Salud Publica,
2011.

Marshall NE, et al. Maternal superobesity and perinatal outcomes. Am J Obstet


Gynecol, 2012.

Martius, G. Bedah Kebidanan Martius Edisi 12. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1997.

Mochtar, R. Sinopsis Obstetri (Obstetri operatif dan sosial). Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.

Murti, B. Riset Epidemiologi: Prinsip dan Metode. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 1997.

Muula, AC. Ethnical and Practical Consederation of Women Choosing Cesarean


Section Deliveries without “Medical Indication” in Developing
Countries. Croat Med J. 2007.

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014


NICE clinical guideline. Caesarean section. National Institute for Health and
Clinical Excellence, 2012.

Nurak M. T. Indikasi Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Umur dan Paritas


di Rumah Sakit DKT Gubeng Pojok Surabaya Tahun 2011. Karya Ilmiah,
2011.

Norwitz ER, & Schorge, JO dalam Artsiyanti, D. At a Glance Obstetri dan


Ginekologi. Penerbit Erlangga. Surabaya, 2007.

Oxorn, H & Forte, W dalam Hakimi, M. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi
Persalinan. Yayasan Essentia Medica dan Penerbit ANDI, Yogyakarta,
2010.

Pandensolang, RS. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persalinan Seksio


Sesarea pada Ibu tanpa Riwayat Komplikasi Kehamilan dan atau
Penyulit Persalinan di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010).
FKMUI. Depok: 2012.

Pritchard, McDonald, Gant dalma Hariadi, R et al. Obstetri Williams (Edisi ke-
17). Airlangga University Press. Surabaya, 1991.

Rasjidi, I. Manual Seksio Sesarea & Laparotomi Kelainan Adneksa Berdasarkan


Evidence Basede. CV Sagung Seto. Jakarta, 2009.

Rochjati, P. Skrining Natenatal pada Ibu Hamil (Pengenalan faktor risiko deteksi
dini ibu hamil risiko tinggi), Pusat Safe Motherhood Lab/SMF Obgin
RSU dr. Soetomo/FK UNAIR. Surabaya, 2003.

Thompson,Frank J. Handbook of Public Administration. San Fransisco: Josey-


Bass, 1989.

United Nations Children’s Fund (UNICEF). The State Of The World’s Children
2014. UNICEF report, 2014.

Yuli K. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap persalinan dengan


tindakan. Semarang, 2006.

Winkjosastro, H et al. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasab Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. Jakarta, 2002.
 

Persalinan dengan..., Emi Triana putri, KFM UI, 2014

You might also like