You are on page 1of 2

Karakteristik hubungan kontraktual/perikatan yang terandung dalam

perawatan medis

Kedudukan seseorang sebagai pasien timbul karena adanya hubungan awal berbentuk
perikatan kontraktual dengan pihak yang meyediakan skill medis untuk melakukan perbuatan di
bidang medis. Pasien meembutuhkan pertolongan dari orang yang mempnyai kemampuan
memberikan pertolongan. Oleh karena itu kehendak untuk adanya pertolongan tersebut timbul
dan diinisiasi oleh individu yang sakit tersebut/pihak ketiga mewakili pasien. Aksi pertolongan
yang yang dilakukan oleh pihak peyedia jasa medis merupakan respon atas permintaan yan di
minta oleh individu yang sakit/pihak ketiga yang mewakii tersebut. Pada konteks ini, hubungan
individu yang sakit dengan pihak yang akan membantunya sesungguhnya di awali dari
hubungan privat yang bersifat kontraktual.

Di tinjau dari sisi moral, kewajiban memberikan pertolongan kepada pasien dan
sebaliknya kewajiban untuk membayar honor kepada dokter merupakan kewajiban moral yang
tidak dapatdi pisahkan satu sama lain pada hubungan awal yang bersifat kontraktual tersebut.
Pertolongan tidak semata di maknai sebagai suatu kewajiban moral untuk menolong namun
dalam kewajiban hukum kontraktual memberi pertolongan, terkandung kewajiban timbal balik
pada hubungan kontraktual terkandung hubungan saling menguntungkan antara kedua belah
pihak. Hubungan perawatan medis yang menghasilkan kontra prestasi dalam bentuk honor
kepada penyedia jasa medis menegaskan karakteristik yang saling menguntungkan tersebut.
Timbal balik honor kepada penyedia jasa medis tersebut merupakan nilai etis yang mengikat
pasien atau pihak yang mewakili kepentingan hukumnya dalam perawatan medis.

NBW mengkategorikan kontrak perawatan medis sebagai kontrak yang bersifat bilateral.
Pengertian kontrak bilateral sebagaimana diatur Article 6: 261 par 1 NBW mengatur adanya
kesadaran para pihak untuk saling menciptakan kewajiban satu sama lain dalam rangka
penciptaanhubungan keterikatan kontraktual. Perbuatan pengikatan diri penyedia medis kepada
pihak ketiga atau kepada pasien sebagaimana di maksud article 7:446 par 1 juga harus diikuti
dengan kewajiban pembayaran honor dari pihak ketiga atau pasien sebagai client kepada
penyedia jasa medis kecuali undang-undang dan kontrak menentukan lain sebagaimana di
maksud 7:461 NBW.

Eksisensi kontraktual dalam hubingan antara penyedia jasa medis dan pasien di yakini
oleh lan kerridge, Michael Lowe, dan Cameron stewart. Oleh karena itu, pada hakikatnya
hubungan keperdataan merupakan pintu awal dari segala akibat hukum yang melekat pada
hubungan medis antara penyedia jasa medis dan pengguna jasa medis. Rumah sakit dapat
bertindak sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehtan, yang meliputi
promotif, preventif, kurstif, dan rehabilitative.

You might also like