You are on page 1of 147

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BELIMBING KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

ANDRY HUTAMA IHSAN


143110241

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Poltekkes Kemenkes Padang


POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


ANEMIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BELIMBING KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Ahli Madya Keperawatan

ANDRY HUTAMA IHSAN


143110241

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Poltekkes Kemenkes Padang


ii

ii
iii

iii
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Anemia di Wilayah
Pusksmas Belimbing Tahun 2017”. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan
dan bimbingan Ibu Ns. Elvia Metti, M.Kep,Sp.Kep.Mat selaku pembimbing I
dan ibu Dra. Hj. Syarwini, S.Kep, M. Biomed selaku pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam
penyusunan hasil penelitian ini. Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI
Padang.
2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang
3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi Prodi
D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.
4. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu
dalam pendidikan untuk bekal bagi peneliti selama perkuliahan di Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang
5. PimpinanPuskesmas Belimbing yang telah mengizinkan untuk melakukan
studi awal.
6. Teristimewa orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral.
7. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 2014 Keperawatan, serta sahabat
dan penyemangat yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang
telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.

iv
v

Peneliti menyadari penelitian ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu
peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, peneliti
berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu

Padang, 12 Juni 2017

Peneliti

v
vi

vi
vii

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG


JURUSAN KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2017
Andry Hutama Ihsan
Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017

Isi : xi + 71 halaman + 1 tabel + 11 lampiran


ABSTRAK
Anemia dalam kehamilan dapat berdampak pada ibu yaitu abortus, persalinan
prematur, peningkatan terjadi infeksi bahkan ancaman dekompensasi jantung jika
Hb kurang dari 6,0 gr/dl. Sedangkan dampak pada janin dapat menyebabkan berat
badan lahir rendah dan terjadinya cacat bawaan. Kejadian anemia pada ibu hamil
di Puskesmas Belimbing tahun 2016 adalah 140. Tujuan penelitian adalah untuk
menerapkan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia wilayah kerja
Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017.
Desain penelitian adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus. Populasi berjumlah
5 orang ibu hamil mengalami anemia dengan partisipan Ibu.M dan Ibu.D. Waktu
untuk studi kasus selama 2 minggu, dengan 5 kali kunjungan. Proses analisis yang
dilakukan yaitu melakukan pengkajian, menetapkan diagnosis dan perencanaan,
melakukan implementasi hingga evaluasi tindakan.
Hasil penelitian Ibu.M dan Ibu.D mengalami anemia ringan.
Diagnosiskeperawatanyang didapatkan pada Ibu.M dan Ibu.D adalah risiko
perdarahan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin, keletihan
berhubungan dengan kelesuan fisik, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya minat untuk belajar, dengan diagnosis prioritas yaitu Risiko perdarahan
berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin. Rencana keperawatan sesuai
dengan NIC NOC. Implementasi yang dilakukan adalah pencegahan perdarahan
dan manajemen nutrisi, hasil yang didapatkan pada kunjungan kelima terjadi
peningkatan Hb pada Ibu.D dari 10,5 gr/dl menjadi 10,6 gr/dl, sementara pada
Ibu.M lebih meningkat tinggi dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl.
Bagi institusi pelayanan kesehatan Puskesmas Belimbing diharapkan dapat
memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin dan diharapkan
PuskesmasBelimbing mampu menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana
yang dapat mendukung kesembuhan pasien dengan memberikan penyuluhan
tentang dampak anemia terhadap kehamilan.

Kata kunci: Anemia, Asuhan Keperawatan, Ibu Hamil


Daftar Pustaka : 14 (2006-2016)

vii
viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
LEMBAR ORISINALITAS .......................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ .. ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... .. x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan................................................................................................. 4
D. Manfaat ............................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Penyakit ................................................................................ 6
1. Pengertian ...................................................................................... 6
2. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil dengan Anemia ................. 6
3. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan ........................................... 8
4. Penyebab ........................................................................................ 10
5. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil ................................... 11
6. Patofisiologi ................................................................................... 11
7. WOC .............................................................................................. 13
8. Komplikasi .................................................................................... 14
a. Komplikasi Anemia Pada Ibu .................................................. 14
b. Komplikasi Anemia Pada Janin ............................................... 15
9. Respon tubuh ................................................................................. 15
10 Penatalaksanaan ........................................................................... 16
a. Penatalaksanaan Secara Medis ............................................... 16
b. Penatalaksanaan Keperawatan di Rumah ............................... 17
B. Konsep asuhan keperawatan anemia pada ibu hamil ......................... 18
1. Pengkajian ..................................................................................... 18
2. Kemungkinan diagnosis keperawatan ........................................... 20
3. Rencana keperawatan ................................................................... 21
4. Implementasi Keperawatan ........................................................... 29
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN


a. Desain Penelitian ................................................................................ 27
b. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 27
c. Populasi dan Sampel .......................................................................... 27
d. Jenis - Jenis Data ................................................................................ 28
e. Alat dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 29
viii
ix

f. Cara Pengumpulan Data ..................................................................... 29


g. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 31
h. Prosedur Penelitian............................................................................. 32
i. Rencana Analisis ................................................................................ 33

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS


A. Deskripsi Kasus .................................................................................. 34
B. Pembahasan Kasus ............................................................................. 50
1. Pengkajian .................................................................................... 50
2. Diagnosis Keperawatan ................................................................ 53
3. Rencana Keperawatan .................................................................. 59
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan .................................... 61

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 69
B. Saran .................................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA

ix
x

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1. WOC……………...................................................................... 24

x
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Rencana Keperawatan ....................................................................... 21

Tabel 2.2 Deskripsi kasus partisipan I dan partisipan II ................................... 35

xi
xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Ghant Chart Kegiatan

Lampiran 2 : Asuhan Keperawatan Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 3 : Lembaran Bimbingan Pembimbing I

Lampiran 4 : Lembaran Bimbingan Pembimbing II

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Padang, DKK Kota
Padang

Lampiran 6 : Persetujuan (Informed Consent) Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 7 : Foto Kunjungan Keluarga Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 8 : Daftar Hadir Penelitian Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 9 : SAP penyuluhan pada Partisipan I dan Partisipan II

Lampiran 10 : Data Ibu Hamil HB<11 gr% di Sumatera Barat, Kota Padang,
Puskesmas Belimbing, Puskesmas Lapai dan Puskesmas
Nanggalo

Lampiran 11 : Surat Keterangan Penelitian dari Puskesmas Belimbing Kota


Padang

Lampiran 12 : Demonstrasi cara memeasak sayur dan pemilihan sayur yang baik
pada ibu hamil

xii
xiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Andry Hutama Ihsan


Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 10 Juni 1996
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Teratak Panas, Kenagarian Amping Parak
Timur, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir
Selatan, Provinsi Sumatera Barat
Nama orang tua
Ayah : Ardialis
Ibu : Eli Marnis

Riwayat Pendidikan
No Jenis Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun
1 SD SDN 29 Teratak Panas 2002-2008
2 SMP MTsM Lakitan 2008-2011
3 SMA SMAN 1 Lengayang 2011-2014
4 DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang 2014-2017

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil
tersebut dapat menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan
oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi
volume plasma mulai pada minggu ke enam kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat
sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40% lebih
tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat.
Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar
jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin (hemodilusa) (Prawirohardjo, 2010).

Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan


kemiskinan, sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat
lima sempurna (Manuaba, Manuaba & Manuaba, 2007). Sedangkan 51%
penyebab anemia yang lain di seluruh dunia adalah defisiensi zat besi yang
terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil (Robson &Waung,2013).
Menurut penelitian Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab anemia pada
ibu hamil adalah ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai anemia,
dan hasil penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian anemia lebih
banyak terjadi pada ibu dengan tingkat pengetahuan kurang (73,1%),
dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik (26,9%).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 35 - 75 % ibu


hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami
anemia. Namun, banyak diantara ibu hamil yang telah mengalami anemia

Poltekkes Kemenkes Padang


2

pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43% pada


perempuan yang tidak hamil di negara berkembang dan 12% di negara yang
lebih maju (Prawirohardjo, 2010). Hasil Survei Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) di Indonesia tahun 2007 menunjukkan persentase anemia pada
ibu hamil sebesar 24,5% (Pratami, 2016).

Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu


kesehatan. Dampak pada ibu dapat menyebabkan abortus, persalinan
prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl (Pratami, 2016). Menurut penelitian Putri, Rosalina &
Trisnasari tahun 2015diketahui bahwa dari 224 ibu hamil dengan anemia
yang mengalami abortus sebanyak 91 orang (40,6%).

Bahaya terhadap janinya adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko


terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan,
peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat
intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016). Menurut penelitian Budiastuti &
Muhartati tahun 2012-2013 didapatkansebagian besar (81,8%) ibu
hamildengan anemia ringan pada trimester III melahirkan bayi BBLR.
Sedangkan anemia sedang pada ibu hamil trimester III yang melahirkan bayi
BBLR sebanyak 4 ibu hamil (12,1%), dan yang melahirkan BBSLR sebanyak
2 ibu hamil dengan persentase 6,1%.

Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya maka
pencegahan anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan selalu
mengkonsumsi nutrisi yang baik selama kehamilan. Makan makanan yang
tinggi kandungan zat besi yang dapat membantu tubuh menjaga pasokan besi
yang yang diperlukan diperlukan untuk tubuh. Selain itu pemberian vitamin C
juga dapat mencukupi zat besi dan folat (Proverawati, 2011). Ibu hamil
tersebut sebaiknya melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga diketahui
data-data dasarnya. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan pemeriksaan
laboratorium (Manuaba,dkk, 2007). Menurut penelitian Putri, Sulistyono
3

&Mahmuda Ibu hamil yang tidak teratur melakukan pemeriksaan kehamilan


kemungkinan anemia 4,421 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil
yang teratur melakukan pemeriksaan kehamilan.

Tablet Fe atau preparat besi telah disediakan pemerintah kepada masyarakat


untuk membantu mengatasi masalah anemia (Manuaba,dkk, 2007). Secara
nasional cakupan ibu hamil mendapatkan tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1%.
Data tersebut belum mencapai target sebesar 95%, di Sumatera Barat berada
pada urutan ke 22 dengan pemberian tablet Fe 81,1%.Menurut penelitian
Kusuma & Susilawati mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 320 mg yang
mengandung zat besi 60 mg dapat meningkatkan nilai hemoglobin 60%.

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat selama tahun 2016 di


Sumatera Barat terdapat ibu hamil yang mengalami anemia 16.206 orang
dengan persentase 13,2%. Sedangkan di Kota Padang sendiri 1.357 ibu hamil
yang mengalami anemia dengan persentase 7,4%.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan tanggal 35 Januari 2017 di tiga


puskesmas di Kota Padang antara lain Puskesmas Nanggalo, Puskesmas
Lapai dan Puskesmas Belimbing, ternyata ibu hamil yang banyak mengalami
anemia tahun 2016 adalah di Puskesmas Belimbing sebanyak 140 ibu hamil.
Sementara di Puskesmas Nanggalo hanya terdapat 42 ibu hamil yang
mengalami anemia dan di Puskesmas Lapai juga hanya terdapat 75 ibu hamil
yang mengalami anemia.

Mengingat dampak dan banyaknya kasus anemia pada ibu hamil di Kota
Padang terutama di Puskesmas Belimbing Kota Padang maka perlu peran
perawat yang melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan
dimulai dari pengkajian sampai evaluasi (Potter & Perry, 2009). Perawat juga
berperan dalam standar pelayanan 10 T, diantaranya dimulai dari timbang
berat badan dan ukur tinggi badan sampaiperencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi, dan terpenting memberikan pendidikan kesehatan
4

tentang pemberian asupan nutrisi pada ibu hamil yang mengalami anemia di
wilayah Puskesmas Belimbing Kota Padang(Dinas Kesehatan Kota Padang,
2013). Hasil wawancara tanggal 25 Januari 2017 dengan petugas kesehatan di
Puskesmas Belimbing tentang pelaksanaan standar 10 T bahwa tindakan 10 T
wajib dilakukan karena merupakan standar yang harus dilakukan perawat atau
tenaga kesehatan lainya dan petugas sudah melakukan tindakan sesuai
prosedur yang ada. Sementara dari hasil observasi yang dilakukan perawat
memang sudah melakukan tindakan sesuai dengan standar 10 T seperti saat
pengukuran tinggi badan dan berat badan.

Berdasarkan latar belakang diatas dan dampak bahaya dari akibat anemia
pada ibu hamil dibutuhkan pertolongan dari petugas kesehatan salah satunya
perawat. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di Puskesmas
Belimbing Kota Padang Tahun 2017”

B. Rumusan masalah
Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil dengan
anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017 ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan penerapan asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil
dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada kasus ibu hamil
dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017.
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosis pada kasus ibu hamil
dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2017.
5

c. Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada


kasus ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota
Padang Tahun 2017.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan yang telah di buat
pada kasus ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota
Padang Tahun 2017.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada kasus ibu hamil dengan
anemia di wilayah Belimbing Kota Padang Tahun 2017.
f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada kasus ibu
hamil dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun
2017.

D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Laporan kasus ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan
ilmu pengetahuan serta kemampuan peneliti dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan anemia yang telah dipelajari.

2. Bagi Pendidikan
Data dan hasil yang diperoleh dari laporan kasus ini dapat digunakan
sebagai perbandingan dan bahan untuk penelitian selanjutnya dibidang
kesehatan.

3. Tempat Penelitian
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran
dalam menerapakan asuhan keperawatan pada pasien anemia.
6

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Anemia
1. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan
(Tarwono, dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016)anemia dalam
kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki
kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau
kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.

Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga
parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan.
Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya
dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Konsentrasi Hb
kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10 g/dl pada
trimester kedua dan ketiga menjadi batas bawah untuk menjadi
penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai – nilai ini kurang lebih sama
nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil yang mendapat suplementasi
besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada trimester
kedua dan ketiga (Prawirohardjo,2010).

2. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil


Kehamilan merupakan kondisi alamiah tetapi seringkali menyebabkan
komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologis dalam
tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi adalah
perubahan hemodinamika. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan
sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan
trombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi dan
hemostasis (Prawirohardjo, 2010)
7

Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara progresif


mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada
minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang
dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan aldosteron. Penambahan
volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Prawirohardjo, 2010)

Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah


sebanyak 20 - 30%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume
plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan
konsentrasi hemoglobindari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6%
perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal
yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defesiensi zat
besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya
tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga
penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu
mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6 – 7 mg/hari. Volume
darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah
persalinan (Prawirohardjo, 2010).

Selama kehamilan jumlah leukosit juga akan meningkat yakni berkisar


antara 5.000 – 12.000 /ul dan mencapai puncaknya pada saat persalinan
dan masa nifas berkisar 14.000 – 16.000 /ul. Penyebab peningkatan ini
belum diketahui. Respon yang sama juga diketahui terjadi selama dan
setelah melakukan latihan yang berat (Prawirohardjo, 2010).

Selama kehamilan juga sirkumferensia torak akan bertambah lebih


kurang 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diagfragma
8

yang naik lebih kurang 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan


hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, perubahan ini
akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali hampir
seperti sediakala dalam minggu ke 24 minggu setelah persalinan
(Prawirohardjo, 2010).

3. Klasifikasi anemia dalam kehamilan


Menurut Prawirohardjo(2010) klasifikasi anemia dalam kehamilan
sebagai berikut :
a. Defisiensi Besi
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat besi
berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan
kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat. Kehilangan zat besi terjadi
akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoienis,
kehilanan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah
keseluruhanya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter
darah. Sebagian perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan
besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada
defesiensi zat besi.

Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat dilakukan dengan


suplemen besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk
memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun, banyak literatur
menganjukan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau
lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia
yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplemen sampai 3
minggu postpartum.

b. Defisiensi Asam Folat


Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh
kali lipat karena transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan
9

dilepasnya cadangan folat maternal. Peningkatan lebih besar dapat


terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi, adanya
nemia hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama
kehamilan tampaknya memeliki efek penghambat terhadap absorbsi
folat. Defesiensi asam folat sangat umum terjadi pada kehamilan dan
merupakan penyebab utama anemia megabolik pada kehamilan.

Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat merupakan


penyebab kedua terbanyak anemia defesiensi zat gizi. Penyebabnya
oleh gangguan sitesis DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel
megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini. Defesiensi asam
folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali kongenital janin,
tertama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube defects).
Selain itu, defesiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan pada
jantung, saluran kemih, alat gerak, dan organ lainya.

Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah pemberian folat secara


oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia
umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami pula
malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 ug folat
perhari.

c. Anemia Plastik
Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait dengan
kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada
beberapa kasus eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada
sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setela terminasi
kehamilan. Pada kasus-kasus lainya, aplasia terjadi selama
kehamilan dan dapat kambuh pada kehamilan berikutnya. Terminasi
kehamilan atau persalinan dapat memperbaiki fungsi sumsum tulang,
tetapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi suportif,
imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah persalinan.
10

d. Anemia Penyakit Sel Sabit


Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell
anemia) disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar
pulmonal, pneomonia, perdaraan antepartum, prematuritas, dan
kematian janin. Peningkatan anemia megaloblastik yang responsif
dengan asam folat, terutama pada akhir masa kehamilan, juga
meningkat frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita
anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan kematian janin tinggi.
Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar
33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan pelayanan
prenatal. Pemberian tranfusi darah profilaktin belum terbukti
efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil yang
memuaskan.

4. Penyebab
Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016)
penyebab anemia dalam kehamilan adalah :
a. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma
b. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb),
dimana zat besi adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
c. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan
ketidaktahuan tentang pola makan yang benar
d. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi
yang banyak dan perdarahan akibat luka
e. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
f. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
g. Hamil saat masih remaja
5. Tanda dan Gejalah Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia pada ibu hamil
sebagai berikut :
11

a. Kelelahan
b. Penurunan energi
c. Sesak nafas
d. Tampak pucat dan kulit dingin
e. Tekanan darah rendah
f. Frekuensi pernapasan cepat
g. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel
darah merah
h. Sakit kepala
i. Tidak bisa berkonsentrasi
j. Rambut rontok
k. Malaise

6. Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara
lain; kurang zat besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses
penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya; peningkatan
kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan, kebutuhan
oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah
meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi
yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo, 2010).

Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit


(Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi
tidak menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada
spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk
viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi plasenta dan
membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo,
2010).
12

Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan


mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus
meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma
sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan hematokrit,
konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada
minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu
ke 16 sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo,
2010).

Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml.


Volume plasma meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi
tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah karena jumlah
eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada
akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia
kehamilan cukup bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum.
Persentase peningkatan volume plasma yang terjadi selama kehamilan,
antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia
gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah
eritrosit mulai meningkat pada trimester II dan memuncak pada
trimester III (Pratami, 2016).

7. WOC Anemia Pada Ibu Hamil


Mengalami menstruasi yang defesiensi zat besi Volume plasma Malnutrisi pada ibu
berat saat kehamilan hamil

Jumlah eritrosit tidak sebanding


Perdarahan yang banyak Kebutuhan zat besi dengan peningkatan volume Hiperemesis Gravidarum
saat menstruasi plasma

Hb Pengenceran darah Ht MK : Mual Intake nutrisi


Tubuh kehilangan
banyak darah
Pucat, akral dingin, MK : Ketidakseimbangan nutrisi
Trombosit kurang dari kebutuhan tubuh
CRT > 2 detik

MK : Risiko
Perdarahan
ANEMIA PADA IBU
HAMIL

Transpor O2 ke
Tranfusi darah Nutrisi kejanin dan
ibu
placenta
Suplai O2 tidak
Mambutuhkan waktu terpenuhi
Kebutuhan O2 Janin kekurangan
lama
tidak terpenuhi zat besi Kekuatan selaput
placenta
Sumber : MK : Risiko infeksi Janin kekurangan O2
Aliran darah ke
dan kadar CO2
- Pratami (2016) jaringan menurun Resiko terhambatnya
bertambah Ketuban pecah dini
- Prawirohardjo (2010) pertumbuhan dan
perkembangan janin
- Proverawati (2011) MK : Intoleran
Hipoksia, lemah, pucat
Aktivitas Penurunan fungsi
respirasi Kelahiran prematur
Daya tahan tubuh Cacat bawaan

Kerja jantung Kemampuan konsentrasi


MK : Keletihan Gagal jantung MK : Ansietas
meningkat Syok Poltekkes
menurun Kemenkes Padang
7. Komplikasi
a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu
kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas.
Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan
abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa,
hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah
dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan selama persalinan
seperti gangguan his, gangguan kekuatan mengejan, kala pertama
yang berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga dapat
melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala
ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia
uterus, atau perdarahan postpartum sekunder dan atonia uterus pada
kala keempat.Bahaya yang dapat timbul adalah resiko terjadinya sub
involusi uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko
terjadinya dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko
infeksi selama masa puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya
infeksi payudara.

b. Komplikasi Anemia Pada Janin


Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga
membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2
dan plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul
pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko
terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat
bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian
perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.

Poltekkes Kemenkes Padang


7

8. Respon Tubuh
a. Respon tubuh secara fisik
Pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya disebabkan karena
penurunan konsentrase Hb dan asupan nutrisi yang kurang sehingga
tubuh menjadi mudah cepat lelah, mata berkunang kunang, sering
merasa pusing dan keluhan saat hamil bertambah (Manuaba,dkk,
2007)

b. Respon tubuh secara psikologis


Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia
biasanya ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan
keadaannya dan janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi
ibu bisa menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan
terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari
6,0 g/dl.

9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Secara Medis
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk
mengatasi anemia pada awal untuk mencegah atau
meminimalkan konsekuensi serius perdarahan. Penanganan
anemia secara efektif perlu dilakukan. Ibu hamil berhak memilih
kadar Hb normal selama kehamilan dan memperoleh
pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman dan
efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang
normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah.
Peningkatan oksigen melalui tranfusi darah telah ditentang
selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi beresiko
menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus dan
bakteri (Pratami, 2016).

Poltekkes Kemenkes Padang


8

Tinjauan Cochrane terhadap 17 penelitian menemukan bahwa


pemberian zat besi oral dapat menegurangi anemia defesiensi
zat besi selama trimester II kehamilan dan meningkatkan kadar
Hb dan firitin seru dibandingkan dengan pemberian plasebo.
Penelitian tersebut diambil dari 101 penelitian yang sebagian
besar uji cobanya berfokus pada hasil laboratorium tentang efek
perlakuan berbeda terhadap ibu hamil yang mengalami anemia
defesiensi zat besi, penilaian morbiditas ibu & bayi, parameter
faal darah, dan efek samping pengobatan. Terdapat satu uji acak
terkontrol yang menyatakan bahwa pemberian zat besi oral
harian selama empat minggu memiliki hasil yang lebih baik
dalam meningkatkan kadar Hb rata-rata 19,5 g/dl. Zat besi oral
dan iron polymaltose aman diberikan dan dapat meningkatkan
kadar Hb dengan lebih efektif dibandingkan dengan pemberian
zat besi oral secara terpisah pada anemia defesiensi zat besiyang
berkaitan dengan kehamilan (Pratami, 2016).

Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan


peningkatan kadar Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran.
Selain itu, tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia
yang berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat
besi atau asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak
menunjukan perbedaan efek yang signifikan. Konsumsi zat besi
oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit, tetapi
meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral
sering kali menimbulkan efek samping mual dan sembelit.
Sekitar 10-20% ibu yang mengkonsumsi zat besi oral pada dosis
pengobatan mengalami efek saamping, seperti mual, muntah,
konstipasi atau diare. Ibu hamil yang menderita anemia berat
mungkin memerlukan tranfusi darah, yang terkadang tidak
memberi peningkatan kondisi yang signifikan. Selain itu,

Poltekkes Kemenkes Padang


9

tranfusi darah juga menimbulkan resiko, baik bagi ibu maupun


janin (Pratami, 2016).

Pemberian suplemen zat besi secara rutin pada ibu hamil yang
tidak menunjukan tanda kekurangan zat besi dan memiliki kadar
Hb lebih dari 10,0 g/dl terbukti memberi dampak positif, yaitu
prevelensi anemia selama hamil dan enam minggu postpartum
berkurang. Efek samping berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar
Hb lebih dari 13,o g/dl lebih sering terjadi pada ibu yang
mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat setiap hari
dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi supleman. Dalam
menagani anemia, profesional kesehatan harus menerapkan
strategi yang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil.
Penanganan anemia defesiensi zat besi yang tepat akan
meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan mencegah
kebutuhan akan intervensi lebih lanjut (Pratami, 2016).

a. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah


Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia
adalah dengan menkonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah
terjadinya anemia jika sedang hamil, makan makanan yang tinggi
kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,
sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu
memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan
untuk berfungsi dengan baik. Selain itu pemebrian vitamin
adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki
cukup asam besi dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan
setidaknya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu dengan cara
mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi
(Proverawati, 2011).

Poltekkes Kemenkes Padang


10

B. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, diagnosa medis.
2) Keluhan utama
Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata
berkunang-kunang
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang
berdekatan, dan riwayat penyakit-penyakit tertentu seperti
infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya anemia
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan kehamilan
yang berdekatan
4) Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola makan
Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya
nutrisis seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak
mengkonsumsi tablet Fe
b. Pola aktivitas/istirahat
Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia
mudahkelelahan, keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk
tidur dan istirahat lebih banyak
5) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi
menurun, pernapasan lambat.
1) Kepala
a. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah,
b. Mata

Poltekkes Kemenkes Padang


11

Biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik


c. Mulut
Biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering
d. Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan
Palpasi : tidak teraba jelas bagian janinya
Auskultrasi : denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit
2) Ekstremitas
CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan
akral biasanya dingin

6. Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan labor dasar
Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dab ke dtiga
kurang dari 11 g/dl dan pada timester dua <10,5 g/dl
Hematokrit : <37% (normal 37-41%)
Eritrosit : <2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4 juta/mm3)
Trombosit : <200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel)

Poltekkes Kemenkes Padang


12

C. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
4. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak
5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam
kehamilan)
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Poltekkes Kemenkes Padang


21

3. Perencanaan Keperawatan

Tabel 2.1 : Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Risiko perdarahan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pencegahan perdarahan :
berhubungan dengan pasien mampu mengatasi resiko 1. Monitor tanda dan gejalah perdarahan
kurang pengetahuan kehilangan darah dengan kriteria hasil : 2. Lindungi pasien dari trauma yang dapat
tentang kewaspadaan 1. Tidak ada kehilangan darah yang menyebabkan perdarahan
perdarahan terlihat 3. Hindari mengangkat benda berat
2. Tidak ada distensi abdomen 4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan
Defenisi : 3. Tidak ada perdarahan pervaginam makanan yang kaya vitamin K
Rentan mengalami 4. Tidak ada penurunan tekanan darah 5. Cegah konstipasi (misalnya, memotivasi untuk
penurunan volume darah, sistolik meningkatkan asupan cairan dan
yang dapat mengganggu 5. Tidak ada penurunan tekanan darah mengkonsumsi pelunan feses) jika diperlukan
kesehatan. diastolik 6. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
6. Tidak ada kehilangan panas tubuh memonitor tanda-tanda perdarahan dan
7. Tidak ada penurunan Hemoglobin mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
(Hb) perdarahan (misalnya melapor kepada
8. Tidak ada penurunan Hematokrit (Ht) perawat)
7. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memonitor tanda perdarahan dan mengambil
tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya, lapor kepada perawat)
Intoleran aktivitas NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Piningkatan Latihan
berhubungan dengan pasien mampu menunjukkan toleransi 1. Gali hambatan individu terkait latihan fisik
ketidakseimbangan terhadap aktivitas dengan kriteria hasil : (seperti, senam hamil, dll)
antara suplai dan 1. Frekuennsi nadi saat beraktivitas 2. Dukung ungkapan perasaan mengenai latihan
kebutuhan oksigen tidak terganggu (80-100 kali/menit) atau kebutuhan untuk melakukan latihan

Poltekkes Kemenkes Padang


22

Defenisi : 2. Tekanan darah sistolik dalam 3. Dukung individu untuk memulai atau
Ketidakcakupan energi beraktivitas tidak terganggu (110- melanjutkan latihan
psikologis atau fisiologis 140 mmHg) 4. Lakukan latihan bersama individu, jika
untuk mempertahankan 3. Tekanan darah diastolik dalam diperlukan
atau menyelesaikan beraktivitas tidak terganggu (75-85 5. Libatkan keluarga/orang yang memberikan
aktivitas kehidupan mmHg) perawatan dalam merencanakan dan
sehari-hari yang harus 4. Frekuensi pernapasan ketika meningkatkan program latihan
atau yang ingin dilakukan beraktivitas tidak terganggu (12-20 6. Instruksikan individu terkait frekuensi, durasi,
kali/menit) dan intensitas prodram latihan yang
Batasan Karakteristik diinginkan
1) Ketidaknyamanan 7. Monitor respon individu terhadaap program
setelah beraktivitas latihan
2) Keletihan 8. Sediakan umpan balik positif atau usaha yang
3) Respon tekanan darah dilakukan individu
abnormal terhadap
aktivitas
Ketidakseimbangan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari pasien mampu menunjukkan 1) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
kebutuhan tubuh keseimbangan nutrisi tidak terganggu dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : 2) Monitor kalori dan asupan makanan
kurang asupan makanan 1. Nafsu Makan : 3) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan
Indikator : dan kenaikan berat badan
Definisi: a. Keinginan untuk makan tidak 4) Berikan arahan bila diperlukan
Asupan nutrisi tidak terganggu
cukup untuk memenuhi b. Rangsangan untuk makan tidak Monitor Nutrisi
kebutuhan metabolik. terganggu 1) Timbang berat badan pasien
Batasan Karakteristik: 2. Status Nutrisi : Asupan makanan & 2) Monitor kecendrungan turun dan naiknya
a) Bising usus hiperaktif cairan berat badan
b) Cepat kenyang Indikator : 3) Identifikasi pertumbuhan berat badan terakhir
setelah makan a. Asupan makanan secara oral tidak 4) Monitor tugor kulit dan mobilitas

Poltekkes Kemenkes Padang


23

c) Kurang informasi terganggu 5) Monitor adanya mual muntah


d) Kurang minat pada b. Asupan cairan secara oral tidak 6) Monitor adanya (warna) pucat, kemerahan dan
makanan terganggu jaringan konjungtiva yang kering
e) Membran mukosa 7) Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht )
pucat
f) Nyeri andomen
g) Penurunan berat
badan dengan asupan
makanan adekuat
Mual berhubungan NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen mual :
dengan rasa pasien mampu mengontrol mual & 1. Dorong pasien untuk memantau pengalaman
makan/minuman yang muntah, dibuktikan kriteria hasil : diri terhadap mual
tidak enak 1. Mampu mengenali onset muntah 2. Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi
2. Mampu mengenali pencetus stimulus mual sendiri
Defenisi (muntah) 3. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang
Suatu fenomena subjektif 3. Mampu menghindari bau yang tidak bersifat personal yang memicu atau
tentang rasa tidak nyaman menyenangkan meningkatkan mual (kecemasan, takut,
pada bagian belakang 4. Melaporkan mual, muntah-muntah, kelelahan, dan kurangnya pengetahuan)
tenggorok atau lambung, dan muntah yang terkontrol 4. Lakukan penilaian lengkap terhadap mual,
yang dapat atau tidak termasuk frekuensi, durasi, tingkat keparahan,
dapat mengakibatkan dan faktor-faktor pencetus
muntah 5. Dorong penggunaan teknik nonfarmakologis
sebelum mual
Batasan karakteristik 6. Monitor asupan makanan terhadap kandungan
1. Keengganan terhadap gizi dan kalori
makanan 7. Timbang berat badan secara teratur
2. Mual 8. Monitor efek dari manajemen mual secara
3. Rasa asam didalam keseluruhan
mulut 9. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup
4. Sensasi muntah untuk pengurangan mual

Poltekkes Kemenkes Padang


24

Keletihan berhubungan NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Energi :


dengan kelesuan pasien mampu mengurangi tingkat 1. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
fisiologis (anemia dalam kelelahan dengan kriteria hasil : dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
kehamilan) 1. Tidak terjadi kelelahan 2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas-
2. Tidak ada kelesuan aktivitas yang akan dilakukan
Defenisi : keletihan terus- 3. Tidak ada kehilangan selera makan 3. Anjurkan tidur siang bila diperlukan
menerus dan penurunan 4. Tidak ada penurunan motivasi 4. Bantu pasien untuk menjadwalkan priode
kapasitas untuk kerja fisik 5. Tidak ada sakit kepala istirahat
dan mental pada tingkat 6. Tidak terjadi nyeri otot 5. Instruksikan pasien/orang yang terdekat
yang lazim 7. Kuliatas tidur tidak terganggu dengan pasien mengenai kelelahan (gejala
Batasan Karakteristik : 8. Kualitas istirahat tidak terganggu. yang mungkin muncul dan kekambuhan yang
1. Gangguan konsentrasi mungkin nanti akan muncul kembali).
2. Kelelahan 6. Monitor intake/asupan nutrisi untuk
3. Kurang energi mengetahui sumber energi yang adekuat
4. Mengantuk
5. Peningkatan kebutuhan Manajemen Nutrisi
istirahat 1) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
6. Peningkatan keluhan dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
fisik 2) Monitor kalori dan asupan makanan
7. Tidak mampu 3) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan
mempertahankan dan kenaikan berat badan
aktivitas fisik pada
tingkat yang biasanya
Risiko infeksi NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, a. Kontrol infeksi
berhubungan dengan pasien mampu mengontrol infeksi , 1) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
penurunan hemoglobin dengan kriteria hasil : tindakan keperawatan
1) Mampu mengidentifikasi faktor 2) Tingkatkan intake nutrisi
Definisi: Rentan risiko infeksi 3) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
mengalami invasi dan 2) Mengetahui konsekuensi terkait dan lokal
multiplikasi organisme infeksi 4) Inspeksi kulit dan membran mukosa

Poltekkes Kemenkes Padang


25

patogenik yang dapat 3) Mampu mengidentifikasi tanda dan terhadap kemerahan, panas, drainase
mengganggu kesehatan. gejalah infeksi 5) Monitor adanya luka
4) Mempu menunjukan mencuci tangan 6) Dorong masukan cairan
untuk pencegahan infeksi 7) Dorong istirahat
5) Tidak ada kemerahan 8) Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
6) Tidak ada demam gejala infeksi
7) Tidak ada hipotermia
8) Tidak ada kestabilan suhu
9) Tidak ada kehilangan nafsu makan
10) Tidak ada malaise
Ansietas berhubungan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Terapi Relaksasi :
dengan perubahan pasien menunjukkan tanda-tanda vital 1. Tentukan apakah ada intervensi relaksasi
status kesehatan dalam rentang normal dengan kriteria dimasa lalu yang sudah memberikan manfaat
hasil : 2. Berikan deskripsi detail terkait intervensi
Definisi :Perasaan tidak 1. Suhu tubuh dalam rentang normal relaksasi yang dipilih
nyaman atau kekhawatiran 2. Tingkat pernapasan dalam rentang 3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
yang samar disertai respon normal distraksi dengan lampu yang redup dan suhu
autonom (sumber sering 3. Tekanan darah sistolik dalam rentang lingkungan yang nyaman, jika memungkinkan
kai tidak spesifik) normal 4. Dapatkan perilaku yang menungjukan
perasaan takut yang 4. Tekanan darah diastolik dalam terjadinya relaksasi, misalnya bernapas dalam,
disebabkan oleh antisipasi rentang normal menguap, pernapasan perut, atau banyangan
terhadap bahaya. Perasaan 5. Kedalaman inspirasi dalam rentang yang menyenangkan
ini merupakan isyarat normal 5. Minta klien untuk rileks dan merasakan
kewaspadaan yang sensasi yang terjadi
memperingatkan bahaya 6. Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada
yang akan terjadi dan pasien
memampukan individu 7. Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap
melakukan tindakan untuk terapi relaksasi
menghadapi ancaman

Poltekkes Kemenkes Padang


26

Batasan Karakteristik
Perilaku
1. Penurunan
produktivitas
2. Mengekspresikan
kekhawatiran akibat
perubahan dalam
peristiwa hidup
3. Gelisah
4. Kontak mata buruk
Fisiologis
1. Peningkatan keringat
2. Gemetar/tremor
3. Suara bergetar

Sumber : NANDA International, (2015-2017), NIC-NOC (2016)

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dalam bentuk studi
kasus. Penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran asuhan
keperawatan pada pasien melalui pengkajian, merumuskan diagnosa
keperawatan, merumuskan intervensi keperawatan, penatalaksanaan intervensi
dengan implementasi keperawatan,dan melakukan evaluasi dari tindakan
keperawatan pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Belimbing Kota
Padang 2017.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini telah dilakukan di wilayah Puskesmas Belimbing Kota Padang.
Waktu penelitian di mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juli tahun 2017.
Waktu untuk studi kasus selama 2 minggu, pada partisipan I dilakukan selama 5
kali kunjungan dan pada partisipan II juga dilakukan selama 5 kali kunjungan.
Tempat penelitian yang dilakukan di Jl.Rambutan 6 no 74 dan Jln.Jeruk 18 no
396.

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Saryono, 2013). Populasi dari penelitian ini adalah ibu hamil yang
mengalami anemia pada trimester III sebanyak 5 orang ibu hamil yang
mengalami anemia dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl.

27

Poltekkes Kemenkes Padang


28

2. Sampel
Sampel adalah suatu objek yang diteliti yang mewakili suatu populasi
(Saryono, 2013). Pemilihan partisipan mengacu pada teknik purposive
sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
(Nursalam, 2013)

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive


sampling yaitu 2 ibu hamil yang mengalami anemia dengan kriteria inklusi.
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : Partisipan 1 dan
partisipan 2 bersedia menjadi responden dengan memilih kadar Hb terendah
dari responden yang lain, partisipan 1 dan partisipan 2 merupakan ibu hamil
yang mengalami anemia pada trimester III.

D. Jenis-Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari pasien seperti
pengkajian kepada pasien, meliputi: identitas pasien, riwayat kesehatan
pasien, pola aktifitas sehari-hari dirumah,data penunjang (hasil labor dan
diagnostik), dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung
dari keluarga, rekam medis, hasil labor dan Ruang KIA Puskesamas
Belimbing.

Poltekkes Kemenkes Padang


29

E. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data


Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format tahapan
proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi. Format yang
akan digunakan adalah format pengkajian pada ibu hamil yang mengalami anemia
(Lampiran 2), pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tensimeter, stetoskop,
termometer, meteran dan Hb sahli.

F. Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi dan
studi dokumentasi. Menurut Dinarti,dkk (2009) pelaksanaan dokumentasi proses
keperawatan terdiri dalam 5 tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian
Bentuk yang umumnya dipakai dalam format pengkajian sebagai berikut:
a. Format tanya jawab
Format tanya jawab pada penelitian ini adalah format asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian sampai evaluasi yang berupa pertanyaan-pertanyaan
bersifat umum (identitas pasien seperti nama, jumlah anggota keluarga,
ataupun riwayat kesehatan seperti penyakit yang pernah diderita), ataupun
yang lebih pribadi (seperti status keuangan, spiritual, disminore).

b. Pengkajian ulang
Pengkajian ulang dilakukan setelah intervensi dilakukan. Pengkajian ini
dapat ditulis pada format catatan keperawatan. (Lampiran 2)

2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan dapat ditegakkan yaitu data-data yang telah ada
dianalisa. Kegiatan pendokumentasian diagnosa keperawatan sebagai berikut:
a. Analisa data

Poltekkes Kemenkes Padang


30

Dalam analisa data mencakup data pasien, masalah dan penyebabnya


(Lampiran 2). Data pasien diklasifikasikan menjadi dua yaitu data
subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang didapat dari
perkataan pasien, apa yang dikeluhkan dan data objektif adalah data yang
diperoleh perawat berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan
fisik.

b. Menegakkan diagnosis keperawatan


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosa adalah PES
(problem + etiologi + sympton).

3. Intervensi
Rencana keperawatan terdiri dalam beberapa komponen menurut NANDA
2015-2017 sebagai berikut:
a. Diagnosa yang diprioritaskan
b. Tujuan dan kriteria hasil
c. Intervensi
(Lampiran 2)

4. Implementasi
Implementasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:
a. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan.
c. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.
d. Tanda tangan perawat pelaksana.
(Lampiran 2)

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:

Poltekkes Kemenkes Padang


31

a. Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan.


b. Diagnosa keperawatan.
c. Evaluasi keperawatan : Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk
pendekatan SOAP.

G. Prosedur Pengumpulan Data


Peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak
(Sugiyono, 2014).
1. Observasi
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Menurut
Susan Stainback dalam buku Sugiyono (2014), menyatakan bahwa dalam
observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam
aktivitas mereka. Dalam observasi penelitian ini peneliti melihat perubahan
pada pasien seperti perubahan pada wajah, konjungtiva sudah tidak pucat lagi.

2. Wawancara
Penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara bebas terpimpin. Wawancara ini mempunyai ciri yang
fleksibelitas (keluwesan) tapi arahnya yang jelas. Artinya, pewawancara
diberi kebebasan untuk mengolah sendiri pertanyaan sehingga memperoleh
jawaban yang diharapkan dan responden secara bebas dapat memberikan
informasi selengkap mungkin. Dalam wawancara menggunakan format
asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi yang
terreta dalam (Lampiran 2).

3. Dokumentasi

Poltekkes Kemenkes Padang


32

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen


penelitian ini berbentuk tulisan dan gambar. Penelitian ini mengunakan
dokumen dari Ruang KIA Puskesmas Belimbing untuk menunjang penelitian
yang akan dilakukan.

H. Prosedur Penelitian
1. Prosedur Administrasi
Prosedur dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Peneliti meminta izin penelitian dari instansi asal penelitian yaitu
Poltekkes Kemenkes Padang.
b. Peneliti memasukan surat izin penelitian yang diberikan oleh
instansi asal penelitian ke Dinas Kesehatan Kota Padang
c. Setelah dapat surat izin dari Dinas Kesehatan Kota Padang, surat
tersebut di serahkan ke pihak Puskesmas Belimbing dan meminta
izin untuk mengambil data yang dibutuhkan peneliti
d. Melakukan pemilihan sampel sebanyak 2 orang ibu hamil dengan
anemiadengan perkiraan melahirkan bulan Juni. Pemilihan
sampel dilakukan dengan teknik teknik purposive sampling yaitu
suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di
antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan
atau masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
e. Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan tentang
tujuan penelitian
f. Responden dan keluarga memberikan persetujuan utntuk
dijadikan responden dalam penelitian
g. Responden / keluarga menandatangani informed consent.
Peneliti meminta waktu responden untuk melakukan asuhan
keperawatan dan pamit.

Poltekkes Kemenkes Padang


33

h. Selanjutnya perawat dan keluarga melakukan kontrak waktu


untuk pertemuan selanjutnya.

2. Proses Asuhan keperawatan


Pada kunjungan pertama diawali dengan memperkenalkan diri,
memberitahu tujuan dari pertemuan, membuat kontak waktu dan meminta
persetujuan pasien, melakukan pengkajiandan mengumpulkan data-data
terkait mulai dari menanyakan identitas, riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik, lalu menetapkan diagnosis dan perencanaan. Pada
kunjungan kedua hingga kunjungan terakhir melakukan implementasi
keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan
kebutuhan responden. Membuat evaluasi setelah tindakan dan
mendokumentasikan setiap tindakan yang telah diberikan kepada pasien
setiap kali kunjungan atau setelah melakukan penelitian.

I. Rencana Analisis
Rencana analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan teori
keperawatan pada ibu hamil dengan anemia. Data yang telah didapat dari hasil
melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penegakkan diagnosa,
merencanakan tindakan, melakukan tindakan sampai mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan pada ibu hamil dengan anemia. Analisa yang dilakukan adalah untuk
membandingkan perbedaan antara kedua pasien yang akan diteliti, analisa data
yang akan dilanjutkan selanjutnya menentukan apakah ada kesesuaian antara teori
yang ada dengan kedua kondisi pasien.

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi kasus
Tabel 2.2 Deskripsi kasus partisipan I dan partisipan II
Kunjungan dilakukan pada Ibu.M dan Ibu.D yang mengalami masalah Ibu hamil dengan anemia. Kunjungan dimulai pada tanggal 16
Mei sampai 28Mei 2017 dengan kunjungan dilakukan selama 2 minggu dengan minimal 5 kali kunjungan.

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan
Identitas pasien Ibu.M usia 26 tahun seorang ibu rumah tangga yang tinggal Ibu.D usia 30 tahun seorang ibu rumah tangga yang tinggal di
di Jln.Rambuan 6 no 74 bersama keluarga dan suaminya Jln.Jeruk no 396 bersama keluarga dan suaminya yaitu Tn.N
yaitu Tn.R yang berusia 24 tahun yang bekerja sebagai yang berusia 32 tahun yang tidak bekerja. Pendidikan terakhir
swasta. Pendidikan terakhir ibu.M yaitu SMA. Ibu.M ibu.M SMA. Pasien sedang hamil anak kedua (G2 P1 A0 H1)
sedang hamil anak pertama (G1 P0 A0 H0) dengan usia dengan usia kehamilan 37-39 minggu.
kehamilan 39-40 minggu.
Riwayat kesehatan Pada kunjungan pertama ke rumah Ibu.M tanggal 16 Mei Pada kunjungan pertama ke rumah Ibu.D tanggal 16 Mei 2017
sekarang 2017 pukul 08.30 WIB. dilakukan pengkajian pada pasien pukul 11.30 WIB. dilakukan pengkajian pada pasien, didapatkan
didapatkan pasien pasien mengeluh sering terasa sakit pada pasien mengeluh sering terasa sakit pada pinggang dan pusing,

34

Polekkes Kemenkes Padang


35

pinggang dan sering pusing, badan terasa cepat letih ketika badan terasa cepat letih ketika melakukan aktivitas seperti
melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan mencuci dan membersihkan rumah, ibu.D juga mengatakan
rumah, ibu mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan kegiatan dirumah sering dibantu oleh keluarganya, pada saat tidur
sayur karena tidak mengerti dengan manfaat sayuan dan sering terasa sakit pada perut, ibu juga mengatakan jarang
buah-buahan, dan ibu juga tidak mengerti dengan penyebab mengkonsumsi sayur dan buah karena faktor ekonomi yang
anemia yang terjadi pada kehamilanya. Ibu juga kurang, ibu juga mengatakan pada saat buang air besar terasa keras
mengatakan takut dengan keadaan janinya apabila dan kurang lancar. ibu juga tidak mengetahui penyebab dari
tubuhnya mengalami penambahan berat badan. Ibu juga kurang darah yang terjadi pada kehamilanya.
mengatakan sering terasa buang air kecil.
Riwayat kesehatan Ibu juga mengatakan belum pernah menderita anemia Pasien mengatakan belum pernah menderita anemia sebelumnya
dahulu sebelumnya dan klien rutin kontrol kehamilan ke dan klien rutin kontrol kehamilan ke pelayanan kesehatan setiap 1
pelayanan kesehatan setiap 1 kali sebulan. Pasien kali sebulan. Pasien mengatakan tidak ada mempunyai penyakit
mengatakan tidak ada mempunyai penyakit keturunan keturunan seperti hipertensi dan DM.
seperti hipertensi dan DM.
Riwayat kesehatan Ibu.M mengatakan tidak ada anggota keluarga yang Ibu.D mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
keluarga menderita anemia sebelumnya dan tidak ada menderita anemia sebelumnya dan tidak ada menderita penyakit keturunan
penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM seperti hipertensi dan DM
Riwayat obstetri Pasien mengatakan haid pertama umur 12 tahun, siklus Pasien mengatakan haid pertama umur 17 tahun, siklus haid
haid teratur, lamanya haid 6 hari. Klien mengatakan 3 kali teratur, lamanya haid 6 hari. Klien mengatakan 2-3 kali ganti
ganti pembalut saat haid. Warna darah haid merah enceer. pembalut saat haid. Warna darah haid merah enceer. Dismenore

Polekkes Kemenkes Padang


36

Disminore pada saat haid hari pertama. Klien hamil anak pada saat haid hari pertama. Pasien hamil anak kedua. Pasien
pertama. Pasien belum pernah mengikuti KB. mengatakan sudah pernah mengikuti KB.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80
120/80 mmHg, nadi 84 x/i, pernafasan 20 x/i, suhu 36,60C. mmHg, nadi 84 x/i, pernafasan 20 x/i, suhu 36,60C.
Pada pemeriksaan kepala didapatkan wajah tampak pucat, Pada pemeriksaan wajah didapatkan wajah tampak sedikit pucat
tidak tampak bintik-bintik hitam pada wajah. Mata : dan konjungtiva anemis, tidak tampak bintik-bintik hitam pada
konjungtiva anemis, skelera tidak ikterik. Hidung : simetris wajah. Mata : konjungtiva anemis, skelera tidak ikterik. Hidung :
kiri kanan dan tidak ada pernapasan cuping hidung. Mulut : simetris kiri kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung. Mulut :
bibir tampak pucat, mukosa bibir lembab. Telingga : bibir tampak pucat,mulut bersih, mukosa bibir lembab.Telingga :
simetris kiri kanan, tidak ada pus keluar dari telingga simetris kiri kanan, tidak ada pus keluar dari telingga. Leher :
Leher : tidak adapembesaran kelenjer getah bening dan tidak ada pembesaran kelenjer getah bening dan vena jugularis.
vena jugularis Pada pemeriksaan dada didapatkan Payudara simetris kiri kanan,
Pada pemeriksaan dada didapatkan Payudara simetris kiri papila mamae menonjol, tidak ada lecet, tidak ada pembengkakan
kanan, papila mamae menonjol, tidak ada lecet, tidak ada dan tampak bersih.
pembengkakan dan tampak bersih Pada pemeriksaan abdomen didapatkan Leopold I : TFU 3 jari
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan pemeriksaan pertengahan pusat dan prosesus xifoideus, teraba bundar, lunak
Leopold I : TFU pertengahan pusat dan prosesus xifoideus, dan tidak melenting kemungkinan bokong janin. Leopold II :
teraba bundar, lunak dan tidak melenting kemungkinan bagian kiri perut ibu teraba panjang dan keras kemungkinan
bokong janin. Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba punggung janin dan bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-
panjang dan keras kemungkinan punggung janin dan tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin. Leopold III : bagian
bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil bawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting kemungkinan

Polekkes Kemenkes Padang


37

kemungkinan ekstremitas janin. Leopold III : bagian bawah kepala janin. Leopold IV : konvergen.
perut ibu teraba bulat, keras dan melenting kemungkinan
kepala janin. Leopold IV : konvergen.
Data penunjang Hasil laboratorium pada tanggal 22 Februari 2017 Hasil laboratorium pada tanggal 17 Februari 2017 didapatkan
didapatkan hemoglobin 9,7 gr/dl.. hemoglobin10,5 gr/dl.
Diagnosa Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian tersebut
keperawatan tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ibu. M didapatkan masalah keperawatan pada Ibu. D yaitu : masalah
yaitu : masalah keperawatan pertama Resiko perdarahan keperawatan pertama Risiko perdarahan berhubungan dengan
berhubungan dengan penurunan Hbdengan data penurunan kadar HB dengan data subjektif : Ibu mengatakan
subjektif : Ibu mengatakan sering terasa pusing apabila cepat lelah saat melakukan aktifitas, ibu mengatakan sering pusing
terlalu lama berdiri, ibu mengatakan cepat lelah saat apabila terlalu lama beraktivitas, sedangkan data objektifnya : Hb
melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan 10,5 g/dl, Konjungtiva anemis, wajah dan bibir pucat.
rumah, sedangkan data objektifnya : Hb 9,7 gr/dl, Wajah
terlihat pucat, konjungtiva anemis Diagnosa kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kelesuan
fisikdengan data subjektif Ibu mengatakan cepat lelah saat
Diagnosa ke dua yaitu Keletihan berhubungan dengan melakukan aktivitas, Ibu juga mengatakan jarang mengkonsumsi
kelesuan fisikdengan data subjektif : Ibu mengatakan sayur dan buah karena faktor ekonomi yang kurang, sedangkan
sering terasa pusing apabila terlalu lama berdiri, Ibu data objektifnya Ibu terlihat tidak mengerti tentang penyebab
mengatakan cepat lelah saat melakukan aktivitas seperti anemia pada kehamilanya, Ibu terlihat banyak bertanya tentang
mencuci dan membersihkan rumah, sedangkan data manfaat dari buah dan sayur, konjungtiva anemis, wajah dan bibir
objektifnya : Hb 9,7 g/dl dan Ibu terlihat susah untuk tampak pucat.

Polekkes Kemenkes Padang


38

beraktivitas karena kehamilan sudah mulai tua.


Diagnosa ketiga yaitu konstipasi berhubungan denganasupan
Diagnosa ke tiga yaitu Defisiensi pengetahuan serat tidak cukupditandai dengan ibu mengatakan buang air besar
berhubungan dengan kurangnya minat untuk belajar tersasa keras dan kurang lancar, ibu mengatakan kurang
dengan data subjektifnya : Ibu mengatakan tidak mengerti mengkonsumsi buah dan sayur.
dengan penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya
dan Ibu juga mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan Diagnosa keempat yaitu Defisiensi pengetahuan berhubungan
sayur karena tidak tahu dengan manfaat dari sayuran dan dengan kurangnya minat untuk belajardengan data subjektif
buah-buahan, sedangkan data objektifnya : Ibu terlihat Ibu mengatakan tidak mengerti dengan penyebab anemia yang
tidak mengerti tentang penyebab anemia pada terjadi pada dirinya, ibu mengatakan jarang mengkonsumsi sayur
kehamilanya, Ibu terlihat banyak bertanya tentang manfaat dan buah karena faktor ekonomi yang kurang, Ibu mengatakan
dari buah dan sayur. tidak tahu tentang manfaat buah dan sayur. Sedangkan data
Objektifnya : Ibu terlihat tidak mengerti dengan penyebab anemia
Diagnosa ke empat yaitu Ansietas berhubungan dengan pada kehamilanya, ibu juga terlihat banyak tanya tentang manfaat
perubahan status kesehatandengan data subjektif : Ibu buah dan sayur
mengatakan takut apabila janinya besar dan Ibu
mangatakan mengurangi makananya supaya berat badanya
tidak naik, sedangkan data objektifnya : Ibu terlihat takut
dengan perubahan yang terjadi pada juaninya, Ibu juga
terlihat banyak bertanya tentang perubahan yang terjadi
pada janinya

Polekkes Kemenkes Padang


39

Intervensi Setelah dilakukan penegakkan diagnosa Setelah dilakukan penegakkan diagnosa keperawatantentang
Keperawatan keperawatantentang Risiko perdarahan berhubungan Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan kadar
dengan penurunan kadar Hb,intervensi keperawatan Hb,intervensi keperawatan direncanakan selama 5x kunjungan
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar dengan tujuan agar pasien mampu mengatasi resiko kehilangan
pasien mampu mengatasi resiko kehilangan darah dengan darah dengan kriteria hasil :Tidak ada kehilangan darah yang
kriteria hasil :Tidak ada kehilangan darah yang terlihat, terlihat, Tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada penurunan
Tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada penurunan Hemoglobin (Hb). Rencana keperawatan yaitu : Lindungi pasien
Hemoglobin (Hb). Rencana keperawatan yaitu : Lindungi dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan, hindari
pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan, mengangkat benda berat, instruksikan pasien untuk meningkatkan
hindari mengangkat benda berat, instruksikan pasien untuk makanan yang kaya vitamin K, cegah konstipasi, instruksikan
meningkatkan makanan yang kaya vitamin K, cegah pasien dan keluarga untuk memonitor tanda-tanda perdarahan dan
konstipasi, jika diperlukan, instruksikan pasien dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan (misalnya
keluarga untuk memonitor tanda-tanda perdarahan dan melapor kepada perawat), instruksikan pasien dan keluarga untuk
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan memonitor tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat
(misalnya melapor kepada perawat), instruksikan pasien jika terjadi perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat).
dan keluarga untuk memonitor tanda perdarahan dan
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan Rencana keperawatan pada diagnosis Keletihan berhubungan
(misalnya, lapor kepada perawat). dengan kelesuan fisikdirencanakan selama 5x kunjungan dengan
tujuan agar pasien mampu mengurangi tingkat kelelahan dengan
Rencana keperawatan pada diagnosis Keletihan kriteria hasil : Tidak terjadi kelelahan, tidak ada kelesuan, tidak
berhubungan dengan kelesuan fisikdirencanakan selama ada kehilangan selera makan, tidak ada penurunan motivasi, tidak

Polekkes Kemenkes Padang


40

5x kunjungan dengan tujuan agar pasien mampu ada sakit kepala, tidak terjadi nyeri otot, kuliatas tidur tidak
mengurangi tingkat kelelahan dengan kriteria hasil : Tidak terganggu, kualitas istirahat tidak terganggu. Rencana
terjadi kelelahan, tidak ada kelesuan, tidak ada kehilangan keperawatan yaitu : Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
selera makan, tidak ada penurunan motivasi, tidak ada sakit dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu pasien untuk memilih
kepala, tidak terjadi nyeri otot, kuliatas tidur tidak aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan tidur siang bila
terganggu, kualitas istirahat tidak terganggu. Rencana diperlukan, bantu pasien untuk menjadwalkan priode istirahat,
keperawatan yaitu : Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien mengenai
yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu pasien kelelahan (gejalah yang mungkin muncul dan kekambuhan yang
untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, mungkin nanti akan muncul kembali). Tentukan jumlah kalori dan
anjurkan tidur siang bila diperlukan, bantu pasien untuk jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi,
menjadwalkan priode istirahat, instruksikan pasien/orang monitor kalori dan asupan makanan, monitor kecendrungan
yang terdekat dengan pasien mengenai kelelahan (gejalah terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.
yang mungkin muncul dan kekambuhan yang mungkin
nanti akan muncul kembali). Tentukan jumlah kalori dan Rencana keperawatan untuk diagnosa konstipasi berhubungan
jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan dengan asupan serat tidak cukup dilakukan selama 5 5x
gizi, monitor kalori dan asupan makanan, monitor kunjungan dengan tujuan agar pasien mampu memahami
kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat eliminasi usus dengan kriteria hasil : pola eliminasi tidak
badan. terganggu, kemudahan BAB, tidak terjadi konstipasi, tidak terjadi
nyeri saat BAB, tidak terjadi perubahan warna feses. Rencana
Rencana keperawatan untuk diagnosa Defisiensi tindakan keperawatan yaitu : monitor bising usus, monitor tanda
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya minat dan gejalah konstipasi, istruksikan pasien mengenai makanan yang

Polekkes Kemenkes Padang


41

untuk belajar dilakukan selama 5x kunjungan dengan tinggi serat, ajarkan pasien mengenai makanan-makanan tertentu
tujuan agar pasien mampu memahami proses penyakit yang membantu mendukung aktifitas usus.
dengan kriteria hasil : Mengetahui faktor risiko,
mengetahui tanda dan gejalah dari penyakit, mengetahui Rencana keperawatan untuk diagnosa Defisiensi pengetahuan
faktor-faktor penyebab dan faktor yang berkontribusi. berhubungan dengan kurangnya minat untuk belajar
Rencana tindakan keperawatan yaitu : Jelaskan mengenai dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar pasien mampu
proses penyakit, jelaskan tanda dan gejalah yang umum memahami proses penyakit dengan kriteria hasil : Mengetahui
dari penyakit, edukasi pasien mengenai tindakan untuk faktor risiko, mengetahui tanda dan gejalah dari penyakit,
mengontrol/meminimalkan gejalah, edukasi pasien mengetahui faktor-faktor penyebab dan faktor yang berkontribusi.
mengenai tanda dan gejalahyang harus dilaporkan kepada Rencana tindakan keperawatan yaitu : Jelaskan mengenai proses
petugas kesehatan. penyakit, jelaskan tanda dan gejalah yang umum dari penyakit,
edukasi pasien mengenai tindakan untuk
Rencana keperawatan untuk diagnosa Ansietas mengontrol/meminimalkan gejalah, edukasi pasien mengenai
berhubungan dengan perubahan status kesehatan tanda dan gejalahyang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan.
dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar pasien
menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal
dengan kriteria hasil :Suhu tubuh dalam rentang normal,
tingkat pernapasan dalam rentang normal, tekanan darah
sistolik dalam rentang normal, tekanan darah diastolik
dalam rentang normal. Rencana tindakan keperawatan :
Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi

Polekkes Kemenkes Padang


42

dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang


nyaman,minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi
yang terjadi, tunjukan dan praktekan teknik relaksasi.
Implementasi Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosis
Keperawatan diagnosis keperawatanrisiko perdarahan berhubungan keperawatanrisiko perdarahan berhubungan dengan
dengan penurunan kadar Hb tanggal 18 Mei 2017 pukul penurunan kadar Hb tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 Wib
09.00 Wib adalah memberikan penyuluhan tentang anemia, adalah memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak, tanda
dampak, tanda dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan, dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan, menganjurkan klien
menganjurkan klien untuk meningkatkan makanan yang untuk meningkatkan makanan yang banyak mengandung Vit.K
banyak mengandung Vit.K dan zat besi seperti sejenis dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau,
kacang kacangan dan sayuran hijau, memberitahukan untuk memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi dengan
menghindari terjadinya konstipasi dengan menganjurkan menganjurkan cairan yang adekuat dan tinggi serat. instruksikan
cairan yang adekuat dan tinggi serat. instruksikan pasien pasien dan keluarga untuk memonitor tanda perdarahan dan
dan keluarga untuk memonitor tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan (misalnya,
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan lapor kepada perawat).
(misalnya, lapor kepada perawat). Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 20.00 WIB tindakan
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB keperawatan yang akan dilakukan yaitu hindari mengangkat benda
tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu hindari berat, instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya
mengangkat benda berat, instruksikan pasien untuk vitamin K, cegah konstipasi, meminta ibu/keluarga memantau
meningkatkan makanan yang kaya vitamin K, cegah tanda-tanda perdarahan.
konstipasi, meminta ibu/keluarga memantau tanda-tanda Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB

Polekkes Kemenkes Padang


43

perdarahan. tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu evaluasi


Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 pekerjaan pasien, hindari mengangkat beban berat, suruh pasien
WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu banyak istirahat, instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan
evaluasi pekerjaan pasien, hindari mengangkat beban berat, yang kaya vitamin k, cegah konstipasi, meminta ibu/keluarga
suruh pasien banyak istirahat, instruksikan pasien untuk memantau tanda-tanda perdarahan.
meningkatkan makanan yang kaya vitamin k, cegah Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 20.00 WIB
konstipasi, meminta ibu/keluarga memantau tanda-tanda tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu evaluasi
perdarahan. pekerjaan pasien, evaluasi pengetahuan pasien tentang anemia,
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 evaluasi hb pasien
WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu,
evaluasi pekerjaan pasien, evaluasi pengetahuan pasien Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosa
tentang anemia, evaluasi Hb pasien keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik tanggal 16 Mei
2017 pukul 11.30 Wib adalah Tentukan jenis dan banyaknya
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu pasien
diagnosis keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan
tanggal 16 Mei 2017 pukul 08.30 Wib adalah Tentukan tidur siang bila diperlukan, instruksikan pasien/orang yang
jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk terdekat dengan pasien mengenai kelelahan (gejalah yang mungkin
menjaga ketahanan, bantu pasien untuk memilih aktivitas- muncul dan kekambuhan yang mungkin nanti akan muncul
aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan tidur siang bila kembali).
diperlukan, instruksikan pasien/orang yang terdekat Pada kunjungan ke dua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 Wib
dengan pasien mengenai kelelahan (gejalah yang mungkin tindakan yang akan dilakukan adalah membantu ibu memilih

Polekkes Kemenkes Padang


44

muncul dan kekambuhan yang mungkin nanti akan muncul tindakan yang bisa dilakukan, menganjurkan ibu banyak istirahat,
kembali). mengindari ibu mengangkat beban berat.
Pada kunjugan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 20.00 WIB tindakan
WIB tindakan yang akan dilakukan adalah membantu ibu yang akan dilakukan adalah mengevaluasi pekerjaan ibu yang
memilih tindakan yang bisa dilakukan, menganjurkan ibu menyebabkan keletihan, menganjurkan ibu banyak istirahat,
banyak istirahat, mengindari ibu mengangkat beban berat. mengindari ibu mengangkat beban berat
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB
tindakan yang akan dilakukan adalah mengevaluasi tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu evaluasi
pekerjaan ibu yang menyebabkan keletihan, menganjurkan pekerjaan pasien, hindari mengangkat beban berat, suruh pasien
ibu banyak istirahat, mengindari ibu mengangkat beban banyak istirahat
berat Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu evaluasi
WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu pekerjaan pasien, evaluasi istirahat pasien, evaluasi hb pasien
mengevaluasi pekerjaan ibu yang menyebabkan keletihan,
menganjurkan ibu banyak istirahat, mengindari ibu Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosa
mengangkat beban berat konstipasi berhubungan dengan asupan serat tidak cukup
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 pada tanggal 16 Mei 2017 pukul 11.30 Wib adalah monitor bising
WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu usus, monitor tanda dan gejalah konstipasi, istruksikan pasien
evaluasi pekerjaan pasien, evaluasi pengetahuan pasien mengenai makanan yang tinggi serat, ajarkan pasien mengenai
tentang anemia, evaluasi Hb pasien makanan-makanan tertentu yang membantu mendukung aktifitas
usus.

Polekkes Kemenkes Padang


45

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 Wib
diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tindakan keperawatan mengevaluasi terjadinya konstipasi, monitor
kurangnya minat untuk belajar tanggal 18 Mei 2017 bising usus, istruksikan pasien mengenai makanan yang tinggi
pukul 09.00 Wib adalah memberikan penyuluhan tentang serat, ajarkan pasien mengenai makanan-makanan tertentu yang
anemia, dampak, tanda dan gejala, bahaya dan membantu mendukung aktifitas usus.
penatalaksanaan, menganjurkan pasien untuk Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 20.00 WIB tindakan
meningkatkan makanan yang banyak mengandung Vit.K keperawatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi terjadinya
dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran konstipasi, monitor bising usus, istruksikan pasien mengenai
hijau, memberitahukan untuk menghindari terjadinya makanan yang tinggi serat, menganjurkan pasien mengkonsumsi
konstipasi dengan menganjurkan cairan yang adekuat dan buah dan sayur.
tinggi serat. Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu mengevaluasi
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi terjadinya konstipasi, istruksikan pasien mengenai makanan yang
pengertian anemia, menganjurkan pasien untuk tinggi serat, menganjurkan pasien mengkonsumsi buah dan sayur
meningkatkan makanan yang banyak mengandung Vit.K Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB
dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu evaluasi
hijau, memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi BAB pasien, evaluasi istirahat pasien, instruksikan
konstipasi dengan menganjurkan cairan yang adekuat dan selalu banyak mengkonsumsi buah dan sayur
tinggi serat, menganjurkan pasien mengkonsumsi buah dan
sayur. Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosa
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya minat

Polekkes Kemenkes Padang


46

WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu untuk belajar tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 Wib adalah
mengevaluasi pengertian anemia, penyebab anemia, dan memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak, tanda dan
tanda gejalah dari anemia, menganjurkan mengkonsumsi gejala, bahaya dan penatalaksanaan, menganjurkan klien untuk
buah dan sayur, menganjurkan pasien untuk meningkatkan meningkatkan makanan yang banyak mengandung Vit.K dan zat
makanan yang banyak mengandung Vit.K dan zat besi besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau,
seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi dengan
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 menganjurkan cairan yang adekuat dan tinggi serat.
WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 20.00 WIB tindakan
mengevaluasi tentang penyuluhan anemia, mengevaluasi keperawatan yang dilakukan yaitu menganjurkan pasien untuk
kadar Hb pasien, selalu menganjurkan banyak meningkatkan makanan yang banyak mengandung Vit.K dan zat
mengkonsumsi buah dan sayur besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau,
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi dengan
diagnosa ansietas berhubungan dengan perubahan menganjurkan cairan yang adekuat dan tinggi serat.
status kesehatan tanggal 16 mei 2017 pukul 08.30 Wib Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB
adalah mengkaji faktor penyebab ansietas, minta klien tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu mengevaluasi
untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi, tunjukan pengertian anemia, penyebab anemia, dan tanda gejalah dari
dan praktekan teknik relaksasi pada pasien. anemia. Menganjurkan mengkonsumsi buah dan sayur.
Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 Menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan yang banyak
Wib tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengandung Vit.K dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan
mengevaluasi cara teknik relaksasi dan minta pasien untuk dan sayuran hijau.
rileks, tindakan yang akan dilakukan meminta pasien untuk Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB

Polekkes Kemenkes Padang


47

bertanya masalah kesehatan yang membuat pasien ansietas, tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu mengevaluasi
mengajarkan kembali teknik relaksasi, menciptakan tentang penyuluhan anemia, mengevaluasi kadar Hb pasien, selalu
lingkungan yang tenang dan meminta pasien untuk rileks. menganjurkan banyak mengkonsumsi buah dan sayur.
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitumengevaluasi
tingkat kecemasan, mengajarkan kembali teknik relaksasi,
menciptakan lingkungan yang tenang dan meminta pasien
untuk rileks
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00
WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu
mengevaluasi tingkat kecemasan, mengeveluasi cara teknik
relaksasi, mengajarkan kembali teknik relaksasi
Evaluasi Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi dilakukan, Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi dilakukan, evaluasi
keperawatan evaluasi diagnosa pertamaRisiko perdarahan diagnosa pertamaRisiko perdarahan berhubungan dengan
berhubungan dengan penurunan kadar Hb. Pada penurunan kadar Hb. Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei
kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2017 Pukul 19.00 WIB 2017 Pukul 20.00 WIB Ibu mengatakan sudah menghindari
Ibu terlihat sudah mengerti dengan penyakitnya dan bisa terjadinya benturan, sementara pada kunjungan kelima tanggal 28
menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan, sementara Mei 2017 pukul 20.00 WIBPasien mengatakan sudah mengerti
pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 penyebab anemia dan selalu menghindari terjadinya benturan dan
Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl. mengangkat bebab berat, Hb pasien meningkat dari 10,5 gr/dl
Pasien sudah tidak tampak pucat, hasil analisa bahwa menjadi 10,6 gr/dl, hasil analisa bahwa masalah sudah teratasi.

Polekkes Kemenkes Padang


48

masalah sudah teratasi.


Evaluasi pada diagnosa kedua keletihan berhubungan dengan
Evaluasi pada diagnosa kedua keletihan berhubungan anemia dalam kehamilanPada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei
dengan anemia dalam kehamilan. Pada kunjungan pukul 20.00 WIBIbu mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang
keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB Ibu menyebabkan keletihan, Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 90
mengatakan sudah tidak terasa letih saat beraktivitas, Ibu x/i, pernapasan 22 x/i. Sementara pada kunjungan kelima tanggal
mengatakan sudah mulai banyak istirahat, Tekanan darah 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIBIbu mengatakan sudah mengurangi
120/60 mmHg, nadi 85 x/i, pernapasan 20 x/i, suhu 36,5oC. kegiatan yang menyebabkan keletihan, Ibu mengatakan sudah
Sementara pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 banyak istirahat, Ibu terlihat tampak segar, konjungtiva sudah
pukul 19.00 WIB Pasien mengatakan sudah mulai istirahat, tidak pucat, hasil analisa masalah teratasi.
tidak merasa cepat pusing dan selalu menghindari Evaluasi pada diagnosa ketiga konstipasi berhubungan dengan
terjadinya benturan dan mengangkat bebab berat, hasil asupan serat tidak cukup. Pada kunjungan keempat tanggal 25
analisa bahwa masalah sudah teratasi. Mei 2017 pukul 17.00 WIB Ibu mengatakan sudah tidak terasa
keras saat BAB, Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi buah dan
Evaluasi pada diagnosa ketiga defisiensi pengetahuan sayur. Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00
berhubungan dengan kurangnya sumber pengetahuan WIB Ibu mengatakan BAB sudah mulai lunak, Ibu terlihat karena
Pada kunjunga ketiga tanggal 20 Mei 2017 pukul 19.00 masalah ekonomi, Ibu sudah tampak segar dan rileks, hasil analisa
Ibu terlihat mengerti dengan penyebab anemia pada bahwa masalah sudah teratasi.
kehamilanya, Ibu terlihat mengerti tentang manfaat buah
dan sayur. Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 Evaluasi pada diagnosa keempat defisiensi pengetahuan
pukul 19.00 WIBHb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl berhubungan dengan kurangnya sumber. Pada kunjungan

Polekkes Kemenkes Padang


49

menjadi 10,0 gr/dl. Pasien sudah tidak tampak pucat, hasil ketiga tanggal 20 Mei pukul 20.00 WIBIbu mengatakan masih
analisa bahwa masalah sudah teratasi. kurang mengkonsumsi buah dan sayur, Ibu mengatakan sudah
mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya
Evaluasi pada diagnosa keempat ansietas berhubungan Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIBIbu
dengan perubahan status. Pada kunjungan keempat mengatakan masih sudah banyak mengkonsumsi buah dan sayur,
tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB Ibu mengatakan Ibu terlihat mengerti dengan anemia pada janinya, Hb pasien dari
sudah tidak cemas lagi, Ibu mengatakan sudah rileks, Ibu 10,5 gr/dl menjadi 10,6 gr/dl, hasil analisa bahwa masalah sudah
terlihat mengerti cara teknik napas dalam teratasi.

Polekkes Kemenkes Padang


50

B. PEMBAHASAN KASUS
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ibu. M berusia 24 tahun dan
Ibu.D berusia 32 tahun dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Belimbing
Kota Padang, maka pada BAB ini peneliti akanmembahasperbedaan atau
kesenjangan antara asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.
Pembahasan ini sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari
proses pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, pengidentifikasian
intervensi keperawatan, pelaksanaan implementasi dan proses evaluasi.

1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang dilakukan penulis tanggal 16 Mei 2016 didapatkan
Ibu. M hamil anak pertama dengan usia kehamilan 39-40 minggu.
Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 84 x/i, pernafasan 20 x/i, suhu 36,60Cdan hasil laboraturium
menunjukkan kadar Hb ibu 9,7 gr/dl termasuk anemia ringan pada
Trimester III. Sedangkan pada pengkajian yang dilakukan tanggal 16 Mei
2017 didapatkan Ibu.D hamil anak kedua dengan usia kehamilan 37-39
minggu. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan 120/80 mmHg, nadi 86
x/i, pernafasan 18 x/i, suhu 36,60C dan hasil laboratorium menunjukkan
kadar Hb ibu 10,5 gr/dl termasuk anemia ringan pada Trimester III.

Menurut Prawirohardjo anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi


akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu,
Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat menyebabkan ekspansi
volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu
peningkatan produksi eritropenin Peningkatan volume plasma terjadi
dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan
eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (hemodilusa)
(Prawirohardjo, 2010).

Menurut Budiastuti dan Muhartati “Hubungan Anemia Kehamilan


Trimester III dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di

Poltekkes Kemenkes Padang


51

Puskesmas Purwanegara I Banjarnegara Tahun 2012-2013” didapatkan


pada kehamilan trimester III sebagian besar anemia ringan, kejadian tahun
2012 sebanyak 15 dan tahun 2013 sebanyak 12, jumlah total 27 (81,8%),
anemia sedang kejadian tahun 2012 sebanyak 2 dan tahun 2013 sebanyak
4, jumlah total 6 (1,2%) ibu hamil mengalami anemia, kejadian anemia
berat tidak ada (0%).

Menurut peneliti tentang hasil penelitian dan teori diatas tidak ada
perbedaan antara kasus dengan teori dan penelitian terdahulu. Pada kasus
Ibu. M sesuai dengan teori, pemeriksaan laboratorium Ibu.M didapatkan
kadar Hb 9,7 gr/dl. Sedangkan pada Ibu.D sesuai dengan teori,
pemeriksaan labor Ibu.D didapatkan kadar Hb 10,5 gr/dl. Teori
menjelaskan selama kehamilan terjadi berbagai komplikasi salah satunya
perubahan fisiologik yaitu perubahan hemodinamik. Karena selama
kehamilan terjadi pengenceran darah atau proses hemodilusi pada ibu ibu
hamil tersebut dapat menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga
kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan produksi
eritropeninibu hamil dapat menyebabkan ekspansi volume plasma
sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan
produksi eritropenin.

Pada saat peneliti melakukan pemeriksaan fisik pada Ibu. M ditemukan


wajah dan bibir tampak pucat, konjungtiva anemis. Respon tubuh yang
dialami pasien yaitu Ibu mengatakan sering terasa pusing apabila terlalu
lama berdiri, Ibu juga mengatakan cepat lelah saat melakukan aktivitas
seperti mencuci dan membersihkan rumah. Dan ibu juga tidak mengerti
dengan penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya. Sedangkan pada
pemeriksaan fisik Ibu.D ditemukan wajah dan bibir tampak pucat,
konjungtiva anemis. Sementara respon yang dialami Ibu.D yaitu Ibu
mengatakan cepat lelah saat melakukan aktivitas, Ibu juga mengatakan
jarang mengkonsumsi sayur dan buah karena faktor ekonomi yang kurang,

Poltekkes Kemenkes Padang


52

begitupun Ibu.D juga tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi
pada kehamilanya.

Menurut teori Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia dalam


kehamilan adalah kelelahan, penurunan energi, tampak pucat dan tekanan
darah rendah. Sedangkan teori Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati
(2011) dan Pratami (2016) penyebab anemia dalam kehamilan salah
satunya adalah ekonomi sehingga tidak mampu memenuhi asupan gizi dan
nutrisi dan ketidaktahuan tentang pola makan yang benar.

Sedangkan menurut penelitian Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab


anemia pada ibu hamil adalah ketidaktahuan tentang pemahaman ibu
mengenai anemia, dan hasil penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi
kejadian anemia lebih banyak terjadi pada ibu dengan tingkat pengetahuan
kurang (73,1%), dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik
(26,9%). hasil penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian anemia
lebih banyak terjadi pada ibu dengan tingkat pengetahuan kurang (73,1%),
dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik (26,9%).

Menurut teori dan hasil penelitian diatas, terdapat keseimbangan antara


teori dengan hasil penelitian dimana penyebab umum anemia yang yerjadi
pada Ibu.M dan Ibu.D adalah keridaktahuan tentang penyebab anemia
yang terjadi dalam kehamilannya. Tanda dan gejalah anemia dalam
kehamilan Ibu.M dan Ibu.D sama dimana mudah kelelahan, tampak pucat
dan penurunan energi.

Perbedaannya pada Ibu.M dan Ibu.D adalah dari segi ekonomi dimana
Ibu.D lebih masalah dari segi ekonomi, sedangkan dari teori dan hasil
penelitian penyebab anemia dalam kehamilan tersebut salah satunya dari
segi ekonomi sehingga tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi
dan ketidaktahuan tentang pola makan yang benar.

Poltekkes Kemenkes Padang


53

2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan teori (NANDA, 2015-2017), diagnosis keperawatan untuk
Ibu Hamil dengan Anemia ada 7, yaitu: risiko perdarahan berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan perdarahan,Intoleran
aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, Mual berhubungan
dengan rasa makan/minum yang tidak enak, Keletihan berhubungan
dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan), Risiko infeksi
berhubungan dengan penurunan hemoglobin, Ansietas berhubungan
dengan perubahan status kesehatan.

Menetapkan diagnosa berdasarkan masalah utama dan kebutuhan klien


yang didapatkan dari hasil pengkajian klien. Dalam menetapkan diagnosa
terdapat perbedaan antara diagnosa teori dengan kasus yang dialami pasien
dilapangan. Terdapat empat diagnosis keperawatan yang tidak diangkat
yaitu intoleransi aktivitas ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen karenatidak ada data-data yang mendukung untuk menegakkan
diagnosis yang sesuai dengan diagnosis intoleransi aktivitas.

Diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak


ditemukan karena tidak ditemukan tanda-tanda penurunan berat badan,
tidak ada mual muntah, berat badan klien dalam batas normal, berat badan
klien ideal dan sesuai dengan tinggi badan.Diagnosis mual berhubungan
dengan rasa makan/minum yang tidak enak tidak ditemukan karena pada
ibu hamil trimester III tidak ditemukan lagi mual dan muntah karena mual
biasanya mual ditemukan pada ibu hamil trimester I.

Diagnosis risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin tidak


ditemukan karena tidak ada data-data yang mendukung untuk
menengakkan diagnosis risiko infeksi, dari teori menemukan diagnosis
risiko infeksi karena pada ibu hamil yang mengalami anemia berat biasa

Poltekkes Kemenkes Padang


54

diberikan tranfusi darah, apabila diberikan tranfusi darah maka


membutuhkan waktu lama dan menyebabkan risiko infeksi, sedangkan
dari yang peneliti temui dilapangan yaitu ibu hamil dengan anemia ringan.
Sesuai dengan hasil pengkajian di lapangan, peneliti menemukan 4
diagnosis keperawatan pada partisipan I dan 4 diagnosis keperawatan pada
partisipan II, yaitu:pada pasien I menemukan diagnosis pertama yaitu
risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian pasien yang tidak tehu penyebab anemia sementara Hb pasien
9,6 gr/dl dan usia kehamilan pasien sudah mulai tua 39-40 minggu.

Diagnosis yang pertama ini sesuai dengan teori yang menjelaskan apabila
ibu hamil mengalami anemia selama kehamilan maka banyak ancaman
yang terjadi pada ibu hamil tersebut salah satunya abortus, persalinan
prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, peningkatan
resiko terjadinya infeksi dan ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl(Pratami, 2016).

Diagnosis kedua pada pasien I yaitu keletihan berhubungan dengan


kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan). Diagnosis ini ditegakkan
berdasarkan hasil pengkajian pasien yang mengalamisering terasa pusing
apabila terlalu lama berdiri, cepat lelah saat melakukan aktivitas seperti
mencuci dan membersihkan rumah, sementara data mendukung lainya Hb
9,7 gr/dl, Ibu terlihat susah untuk beraktivitas karena kehamilan sudah
mulai tua, Wajah terlihat pucat, konjungtiva anemis.

Diagnosis kedua ini sesuai dengan teori Proverawati (2011) tanda dan
gejalah anemia dalam kehamilan adalah kelelahan, penurunan energi,
tampak pucat dan tekanan darah rendah. Menurut Prawirohardjo (2010),
Proverawati (2011) dan Pratami (2016) jika ibu hamil kurang
mengkonsumsi buah dan sayur (kekurangan zat besi) maka akan sering
merasa keletihan karena salah satu penyebab anemia dalam kehamilan

Poltekkes Kemenkes Padang


55

adalah defesiensi zat besi, maka akan mengakibatkan kekurangan


hemoglobin (Hb) pada ibu hamil dimana zat besi adalah salah satu
pembentuk hemoglobin.

Diagnosis ketiga ditemukan pada partisipan I yaitu defisiensi pengetahuan


berhubungan dengan kurangnya sumber pengetahuan. Diagnosa ini
ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pada pasien yang mengatakan
tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya,
dan ibu juga mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena
tidak tahu dengan manfaat dari sayuran dan buah-buahan.

Diagnosis ketiga ini juga sesuai dengan teori yang menjelaskan tanda dan
gejalah anemia dalam kehamilan adalah kelelahan, kurangnya energi
sehingga pada ibu mengalami penurunan pola pikir dan pada kasus diatas
ibu tidak mengerti dengan penyebab anemia dalam kehamilanya serta
tidak mengetahui manfaat buah dan sayur (Proverawati, 2010).

Menurut penelitian Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab anemia


pada ibu hamil adalah ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai
anemia, dan hasil penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian
anemia lebih banyak terjadi pada ibu dengan tingkat pengetahuan kurang
(73,1%), dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik (26,9%).

Diagnosis keempat ditemukan pada partisipan I yaitu Ansietas


berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Diagnosa ini ditegakkan
berdasarkan hasil pengkajian pada pasien Ibu mengatakan cemas apabila
janinya besar, ibu juga mangatakan mengurangi makananya supaya berat
badanya tidak naik.

Diagnosis keempat juga sesuai dengan teori yang menjelaskan tanda dan
gejalah anemia adalah mengalami penurunan pola pikir atau penurunan
tekanan darah, maka apabila pasien mengalami penurunan tekanan darah

Poltekkes Kemenkes Padang


56

dan penurunan pola pikir maka akan terjadi suatu gejalah ansietas
(kecemasan) (Proverawati, 2011)

Partisipan II menemukan 4 diagnosis keperawatan yaitu diagnosa pertama


risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian pasien yang tidak tehu penyebab anemia sementara Hb pasien
10,5 gr/dl dan usia kehamilan pasien sudah mulai tua 37-39 minggu.

Diagnosis yang pertama ini sesuai dengan teori yang menjelaskan apabila
ibu hamil mengalami anemia selama kehamilan maka banyak ancaman
yang terjadi pada ibu hamil tersebut salah satunya abortus, persalinan
prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, peningkatan
resiko terjadinya infeksi dan ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl(Pratami, 2016).

Diagnosis kedua ditemukan pada partisipan II yaitu keletihan berhubungan


dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan). Diagnosa ini
ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pasien yang mengalami sering
terasa pusing apabila terlalu lama melakukan aktivitas seperti mencuci dan
membersihkan rumah, sementara data mendukung lainya Hb 10,5 gr/dl,
Ibu terlihat susah untuk beraktivitas karena kehamilan sudah mulai tua,
Wajah terlihat pucat, konjungtiva anemis.

Diagnosis kedua ini sesuai dengan teori Proverawati (2011) tanda dan
gejalah anemia dalam kehamilan adalah kelelahan, penurunan energi,
tampak pucat dan tekanan darah rendah. Menurut Prawirohardjo (2010),
Proverawati (2011) dan Pratami (2016) jika ibu hamil kurang
mengkonsumsi buah dan sayur (kekurangan zat besi) maka akan sering
merasa keletihan karena salah satu penyebab anemia dalam kehamilan
adalah defesiensi zat besi, maka akan mengakibatkan kekurangan

Poltekkes Kemenkes Padang


57

hemoglobin (Hb) pada ibu hamil dimana zat besi adalah salah satu
pembentuk hemoglobin

Diagnosis ketiga ditemukan pada partisipan II yaitu konstipasi


berhubungan dengan asupan serat tidak cukup. Diagnosis ini diangkat
berdasarkan hasil pengkajian pada pasien yang mengatakan buang air
besar tersasa keras dan kurang lancar,Ibu juga mengatakan kurang
mengkonsumsi buah dan sayur, sementara ibu hamil tersebut bermasalah
dari segi ekonomi sehingga tidak mampu memenuhi asupan nutrisi pada
keluarga dan ibu hamil tersebut.

Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016)


salah satu penyebab anemia dalam kehamilan adalah asupan serat yang
kurang sehingga proses pencernaan makanan menjadi menurun dan
menyebabkan konstipasi.

Diagnosis keempat ditemukan pada partisipan II yaitu defisiensi


pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber pengetahuan.
Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pada pasien yang
mengatakan tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi pada
kehamilanya, dan ibu juga mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan
sayur karena tidak tahu dengan manfaat dari sayuran dan buah-buahan.

Diagnosis ketiga ini juga sesuai dengan teori yang menjelaskan tanda dan
gejalah anemia dalam kehamilan adalah kelelahan, kurangnya energi
sehingga pada ibu mengalami penurunan pola pikir dan pada kasus diatas
ibu tidak mengerti dengan penyebab anemia dalam kehamilanya serta
tidak mengetahui manfaat buah dan sayur (Proverawati, 2010).

Menurut penelitian Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab anemia


pada ibu hamil adalah ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai
anemia, dan hasil penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian

Poltekkes Kemenkes Padang


58

anemia lebih banyak terjadi pada ibu dengan tingkat pengetahuan kurang
(73,1%), dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik (26,9%).

Perbedaan antara diagnosa yang ditemukan Ibu.M dan Ibu.D adalah pada
Ibu.M ditemukan diagnosa ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan, sementara pada Ibu.D tidak ditemukan diagnosa ansietas.
Sedangkan pada Ibu.D ditemukan diagnosa konstipasi berhubungan
dengan asupan serat yang kurang sementara pada Ibu.m tidak ditemukan
konstipasi.

Menurut teori apabila ibu hamil yang menderita anemia terjadi penurunan
peristaltik usus akibat kurangnya oksigen dan asupan serat yang kurang
sehingga proses pencernaan makanan menjadi menurun dan menyebabkan
konstipasi, apabila ibu hamil menderita konstipasi maka berisiko terjadi
perdarahan. Sementara tidak terjadi konstipasi pada Ibu.M karena pada
Ibu.M lebih sering bergerak dibandingkan Ibu.D dan Ibu.M juga lebih
sering mengkonsumsi buah dan sayur dibandingkan Ibu.D.

Berdasarkan 6 diagnosis diatas, yang menjadi diagnosis prioritas


yaiturisiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan. Jadi, karena Ibu.M dan Ibu.D mengalami
masalah dalam Hb, maka hal tersebut dianggap sebagai prioritas masalah
keperawatan yang terjadi pada kasus Ibu. M dan Ibu.D.

Faktor pendukung tegaknya diagnosis yaitu terdapat kaitan antara


problem, etiologi, dan symptom sehingga memudahkan penulis
menegakkan diagnosa. Faktor penghambat yaitu penulis masih belum
dapat menegakkan diagnosis tanpa melihat buku sumber, untuk mengatasi
masalah ini peneliti menggunakan beberapa buku panduan saat
menegakkan diagnosis.

Poltekkes Kemenkes Padang


59

3. Rencana Keperawatan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan penerapan asuhan
keperawatan Ibu. M dan Ibu.D sesuai dengan diagnosis yang telah
ditetapkan. Perencanaan keperawatan telah disusun sesuai dengan teori
Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., dan Wagner, C.
(2013) dalam Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth Edition,
sebagai berikut:

Diagnosis pertama yaitu risiko perdarahan berhubungan dengan kurang


kurangnya kadar Hb. Rencana keperawatan pada kunjungan 2 yaitu :
Melakukan penyuluhan tentang anemia. Kunjungan ke 3 terapi aktivitas :
Lindungi ibu dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan, hindari
mengangkat benda berat, instruksikan pasien untuk meningkatkan
makanan yang kaya vitamin K, cegah konstipasi dengan menyuruh pasien
untuk banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Kunjungan ke 4 yaitu :
evaluasi pengetahuan ibu tentang anemia, instruksikan ibu dan keluarga
untuk memonitor tanda-tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan, instruksikan pasien dan keluarga untuk
memonitor tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika
terjadi perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat). Kunjungan ke 5 yaitu
evaluasi pengetahuan ibu tentang anemia, evaluasi Hb ibu, dan evaluasi
aktivitas ibu yang menyebabkan risiko perdarahan.

Diagnosis kedua yaitu Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik.


Rencana keperawatan pada kunjungan 2 yaitu terapi aktivitas : Tentukan
jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan,
bantu ibu untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan
tidur siang. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan gizi. Kunjungan ke 3 yaitu : monitor kalori
dan asupan makanan, monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan, bantu pasien untuk menjadwalkan priode istirahat,
instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien mengenai kelelahan

Poltekkes Kemenkes Padang


60

(gejalah yang mungkin muncul dan kekambuhan yang mungkin nanti akan
muncul kembali). Kunjungan ke 4 yaitu evaluasi pekerjaan ibu, anjurkan
ibu banyak istirahat, bantu memilih aktivitas yang menyebabkan keletihan.
Kunjungan ke 5 yaitu evaluasi pekerjaan ibu, evaluasi keletihan yang
terjadi pada ibu, evaluasi perasaan ibu, evaluasi aktivitas ibu.

Diagnosa ketiga yaitu konstipasi berhubungan dengan asupan serat tidak


cukup. Rencana tindakan keperawatan pada kunjungan ke 2 yaitu :
monitor bising usus, monitor tanda dan gejalah konstipasi, istruksikan
pasien mengenai makanan yang tinggi serat, ajarkan pasien mengenai
makanan-makanan tertentu yang membantu mendukung aktifitas usus.
Kunjungan ke 3 yaitu monitor tanda dan gejalah konstipasi, anjurkan
pasien memakan makanan yang tinggi serat seperti buah dan sayur.
Kunjungan ke 4 yaitu mengevaluasi terjadinya konstipasi, menganjurkan
pasien memakan makanan yang tinggi serat seperti buah dan sayur.
Kunjungan ke 5 yaitu evaluasi BAB pasien, evaluasi istirahat ibu,
instruksikan selalu mengkonsumsi buah dan sayur.

Diagnosa keempat yaitu Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan


kurangnya minat untuk belajar. Rencana tindakan keperawatan pada
kunjungan ke 2 yaitu melakukan penyuluhan tentang anemia pada ibu
hamil : Jelaskan mengenai proses penyakit, jelaskan tanda dan gejalah
yang umum dari penyakit. Kunjungan ke 3 yaitu evaluasi pengetahuan ibu
tentang anemia dalam kehamilan, edukasi pasien mengenai tindakan untuk
mengontrol/meminimalkan gejalah, edukasi pasien mengenai tanda dan
gejalah yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan. Kunjungan ke 4
yaitu anjurkan ibu banyak mengkonsumsi buah dan sayur, evaluasi
pengetahuan ibu ibu tentang penyebab anemia, tanda dan gejalah anemia
dalam kehamilan, menganjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vit.k dan zat besi seperti kacang kacangan dan sayuran hijau.
Kunjungan ke 5 yaitu mengevaluasi kadar Hb ibu, mengevaluasi

Poltekkes Kemenkes Padang


61

pengetahuan ibu tentang anemia dalam kehamilan, selalu anjurkan ibu


mengkonsumsi buah dan sayur.

Diagnosa kelima yaitu Ansietas berhubungan dengan perubahan status


kesehatan. Rencana tindakan keperawatan pada kunjungan ke 2 : Ciptakan
lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu yang redup dan
suhu lingkungan yang nyaman,minta klien untuk rileks dan merasakan
sensasi yang terjadi, tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada pasien.
Kunjungan ke 3 yaitu mengajarkan teknik relaksasi, menganjurkan banyak
istirahat, meminta pasien mempaktekan teknik napas dalam. Kunjungan ke
4 yaitu mengevaluasi cara teknik napas dalam, beri informasi pada pasien
tentang anemia dan manfaat buah dan sayur. Kunjungan ke 5 yaitu
mengevaluasi cara teknik napas dalam, menganjurkan pasien banyak
rileks, beri informasi pada pasien tentang anemia dan manfaat buah dan
sayur.

Dalam penelitian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus pada
penyusunan rencana tindakan dalam memperiotaskan masalah,
merumuskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan.

4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada kasus Ibu.M dan Ibu.D
berdasarkan rencana intervensi yang sudah disusun, adalah sebagai berikut
a. Pada tahap implementasi keperawatan penulis melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan intervensi. Implementasi keperawatan pada
diagnosis risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kewaspadaan perdarahan, tindakan keperawatan yang
dilakukan peneliti sudah sesuai dengan intervensi, dari 6 rencana
tindakan, semuanya dapat dilakukan oleh peneliti.

b. Implementasi keperawatan pada diagnosisKeletihan berhubungan


dengan kelesuan fisik, tindakan keperawatan yang dilakukan peneliti

Poltekkes Kemenkes Padang


62

sesuai dengan rencana intervensi, dari 5 intervensi, rencana tindakan,


semuanya dapat dilakukan oleh peneliti.

c. Implementasi keperawatan pada konstipasi berhubungan dengan


asupan serat tidak cukup tindakan keperawatan yang dilakukan peneliti
sesuai dengan rencana intervensi, dari 5 rencana tidakan, sudah
terlaksana 4 tindakan, sedangkan 1 tindakan lagi yaitu monitor bising
usus tidak dilakukan karena bising usus pasien aktif tanpa serat.

d. Implementasi keperawatan pada diagnosisDefisiensi pengetahuan


berhubungan dengan kurangnya minat untuk belajar, tindakan yang
sudah dilakukan peneliti sesuai dengan rencana intervensi, dari 5
rencana tindakan, semuanya dapat terlaksana oleh peneliti.

e. Implementasi keperawatan pada diagnosisAnsietas berhubungan


dengan perubahan status kesehatan, tindakan yang sudah dilakukan
peneliti sesuai dengan rencana intervensi, dari 5 rencana tindakan,
semuanya dapat terlaksana oleh peneliti.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan I


dengan masalah keperawatan yang pertama yaitu risiko perdarahan
berhubungan dengan kurang pengetahuan adalah Melakukan
penyuluhan tentang anemia, Lindungi ibu dari trauma yang dapat
menyebabkan perdarahan, hindari mengangkat benda berat,
instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya vitamin
K, cegah konstipasi dengan menyuruh pasien untuk banyak
mengkonsumsi buah dan sayur. Pada kunjungan kelima Ibu.M
mengatakan sudah mengerti penyebab anemia dan selalu menghindari
terjadinya benturan dan mengangkat bebab berat. Sementara data yang
terlihat Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl, Pasien
sudah tidak tampak pucat.

Poltekkes Kemenkes Padang


63

Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau


kunjungan kelima Ibu.M dapat mengatasi kehilangan darah yang
berlebihan, tidak ada penurunan kadar Hemoglobin (Hb), hal ini sudah
sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan.pada Ibu.M menunjukkan
perkembangan terhadap masalah risiko perdarahan secara bertahap
sampai hari kunjungan kelima. Hal ini sejalan dengan teori yang
menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu
mengatasi kehilangan darah, Tidak ada perdarahan pervaginam, tidak
ada penurunan Hemoglobin (Hb).

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan I dengan


masalah keperawatan kedua yaitu keletihan berhubungan dengan
kelesuan fisik adalah tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu ibu untuk memilih
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan tidur siang,
instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien mengenai
kelelahan, tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan gizi, monitor kalori dan asupan makanan,
monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.
Pada kunjungan keempat, Ibu.M mengatakan sudah tidak terasa letih
saat beraktivitas. Ibu mengatakan sudah mulai banyak istirahat,
sementara ibu terlihat paham tentang penyebab kelelahan, konjungtiva
anemis, wajah sudah tidak tampak pucat, sementara pada kunjungan
kelima Ibu.M mengatakan tidak merasa cepat pusing, Hb pasien
meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl, Pasien sudah tidak tampak
pucat.

Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau


kunjungan kelima Ibu.M dapat mengatasi mengurangi tingkat kelelahan
hal ini sudah sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan pada Ibu.M
menunjukkan perkembangan terhadap masalah keletihan berhubungan
dengan kelesuan fisik secara bertahap sampai hari kunjungan kelima.

Poltekkes Kemenkes Padang


64

Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi
untuk diagnosis ini adalah mampu mengurangi tingkat kelelahan.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan I dengan


masalah keperawatan ketiga yaitu Defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya minat untuk belajar adalah penyuluhan tentang
anemia pada ibu hamil : Jelaskan mengenai proses penyakit, jelaskan
tanda dan gejalah yang umum dari penyaki, edukasi pasien mengenai
tanda dan gejalah yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan,
anjurkan ibu banyak mengkonsumsi buah dan sayur, menganjurkan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vit.k dan zat besi
seperti kacang kacangan dan sayuran hijau. Pada kunjungan ketiga
Ibu.M mengatakan sudah mengerti tentang anemia yang terjadi pada
kehamilanya, Ibu juga mengatakan sudah mulai makan buah dan sayur,
dan pada kunjungan kelima Ibu.M Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl
menjadi 10,0 gr/dl, pasien sudah tidak tampak pucat.

Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau


kunjungan kelima Ibu.M dan dapat mengatasi kurangnya pengetahuan
yang ditetapkan pada Ibu.M menunjukkan perkembangan terhadap
masalah defesiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya minat
untuk belajar secara bertahap sampai kunjungan kelima. Hal ini sejalan
dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis
ini adalah mampu memberikan pengetahuan pada ibu supaya tidak
terjadi anemia pada saat melahirkan.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan I yaitu


masalah keperawatan keempat Ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan adalah ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang
nyaman,minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi,
tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada pasien. Pada kunjungan

Poltekkes Kemenkes Padang


65

ketiga Ibu.M mengatakan sudah tidak cemas lagi, ibu mengatakan


sudah rileks, dengan tekanan darah 10/80 mmHg, nadi 82 x/i,
pernapasan 20 x/i. Sedangkan pada kunjungan kelima Ibu.M terlihat
sudah bisa mempraktekan teknik napas dalam, Ibu terlihat sudah
tampak rileks, dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/i, napas
20 x/i.

Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau


kunjungan kelima Ibu.M dan dapat menunjukan tanda-tanda vital dalam
rentang normal dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/i, napas
20 x/i. Sesuai yang ditetapkan pada Ibu.M, hal ini sejalan dengan teori
yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah
mampu menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.

Implementasi dan evaluasi keperawatan pada partisipan II dengan


masalah keperawatan pertama yaitu risiko perdarahan berhubungan
dengan kurang pengetahuan adalah Melakukan penyuluhan tentang
anemia, Lindungi ibu dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan,
hindari mengangkat benda berat, instruksikan pasien untuk
meningkatkan makanan yang kaya vitamin K, cegah konstipasi dengan
menyuruh pasien untuk banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Pada
kunjungan kelima Ibu.D mengatakan sudah mengerti penyebab anemia
dan selalu menghindari terjadinya benturan dan mengangkat bebab
berat, Hb pasien meningkat dari 10,5 gr/dl menjadi 10,6 gr/dl, pasien
sudah tidak tampak pucat.

Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau


kunjungan kelima Ibu.D dapat mengatasi kehilangan darah yang
berlebihan, tidak ada penurunan kadar Hemoglobin (Hb), hal ini sudah
sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan.pada Ibu.D menunjukkan
perkembangan terhadap masalah risiko perdarahan secara bertahap
sampai hari kunjungan kelima. Hal ini sejalan dengan teori yang

Poltekkes Kemenkes Padang


66

menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis ini adalah mampu


mengatasi kehilangan darah, Tidak ada perdarahan pervaginam, tidak
ada penurunan Hemoglobin (Hb).

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan II dengan


diagnosa keperawatan kedua yaitu keletihan berhubungan dengan
kelesuan fisik adalah tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan, bantu ibu untuk memilih
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan tidur siang,
instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien mengenai
kelelahan tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan gizi, monitor kalori dan asupan makanan,
monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.
Pada kunjungan keempat Ibu.D Ibu mengatakan sudah mengurangi
kegiatan yang menyebabkan keletihan, ibu mengatakan sudah banyak
istirahat, Ibu terlihat tampak segar, konjungtiva anemis, dan pada
kunjungan kelima Ibu.D Ibu mengatakan sudah banyak istirahat, Ibu
terlihat tampak segar, konjungtiva sudah tidak pucat, Hb pasien dari
10,5 gr/dl menjadi 10,6 gr/dl.

Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau


kunjungan kelima Ibu.D dapat mengatasi mengurangi tingkat kelelahan
hal ini sudah sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan.pada Ibu.D
menunjukkan perkembangan terhadap masalah keletihan berhubungan
dengan kelesuan fisik secara bertahap sampai hari kunjungan kelima.
Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi
untuk diagnosis ini adalah mampu mengurangi tingkat kelelahan.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan II dengan


masalah keperawatan ketiga yaitu konstipasi berhubungan dengan
asupan serat tidak cukup adalah monitor tanda dan gejalah konstipasi,
istruksikan pasien mengenai makanan yang tinggi serat, ajarkan pasien

Poltekkes Kemenkes Padang


67

mengenai makanan-makanan tertentu yang membantu mendukung


aktifitas usus, anjurkan pasien memakan makanan yang tinggi serat
seperti buah dan sayur. Pada kunjungan keempat Ibu.D mengatakan
sudah tidak terasa keras saat BAB, Ibu mengatakan sudah
mengkonsumsi buah dan sayur. Sedangkan pada kunjungan kelima Ibu
mengatakan BAB sudah mulai lunak.

Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau


kunjungan kelima Ibu.D dapat mengatasikemudahan BAB sesuai
dengan kriteria hasil yang ditetapkan pada ibu.D menunjukkan
perkembangan terhadap masalah konstipasi berhubungan dengan
asupan serat yang kurang secara bertahap sampai kunjungan kelima.
Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi
untuk diagnosis ini adalah mampu mengurangi terjadinya konstipasi
saat BAB.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada partisipan II dengan


diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya minat
untuk belajar adalah penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil :
Jelaskan mengenai proses penyakit, jelaskan tanda dan gejalah yang
umum dari penyaki, edukasi pasien mengenai tanda dan gejalah yang
harus dilaporkan kepada petugas kesehatan, anjurkan ibu banyak
mengkonsumsi buah dan sayur, menganjurkan mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung Vit.K dan zat besi seperti kacang kacangan
dan sayuran hijau. Pada kunjungan ketiga Ibu.D, Ibu mengatakan masih
kurang mengkonsumsi buah dan sayur, Ibu juga mengatakan sudah
mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya, pada
kunjungan kelima Hb pasien dari 10,5 gr/dl menjadi 10,6 gr/dl.

Berdasarkan kriteria hasil NIC-NOC (2016), pada 5x 24 jam atau


kunjungan kelima Ibu.D dan dapat mengatasi kurangnya pengetahuan
yang ditetapkan pada Ibu.D menunjukkan perkembangan terhadap

Poltekkes Kemenkes Padang


68

masalah defesiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya minat


untuk belajar secara bertahap sampai kunjungan kelima. Hal ini sejalan
dengan teori yang menyebutkan bahwa hasil evaluasi untuk diagnosis
ini adalah mampu memberikan pengetahuan pada ibu supaya tidak
terjadi anemia pada saat melahirkan.

Poltekkes Kemenkes Padang


69

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono,
dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016)anemia dalam kehamilan
didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang
dari 10,5 g/dl pada trimester II.

Kasus anemia pada Ibu.M dan Ibu.D, setelah penulis melakukan pengkajian,
analisa data, penentuan diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
tentang asuhan keperawatan pada Ibu.M dan Ibu.D dengan anemia di wilayah
kerja Puskemas Belimbing Kota Padang, maka didapatkan hasil yaitu:
1. Pengkajian pada Ibu.M berusia 24 tahun hamil anak pertama dengan usia
kehamilan 39-40 minggu. Pengkajian pada Ibu.D hamil anak kedua
berusia 32 tahun, usia kehamilan Ibu.D 37-39 minggu. Pemeriksaan labor
Ibu.M didapatkan Hb 9,7 gr/dl, sementara pemeriksaan laboratorium
Ibu.D didapatkan 10, gr/dl. Ibu.M mengatakan takut dengan keadaan
janinya apabila tubuhnya mengalami penambahan berat badan. Sementara
Ibu.D mengalami konstipasi atau buang air besar terasa keras dan kurang
lancar. Ibu.D lebih bermasalah dari segi ekonomi dibandingkan Ibu.M .
Ibu.M dan Ibu.D sama-sama tidak mengetahui penyebab anemia yang
terjadi pada kehamilanya.

2. Diagnosis yang muncul pada kasus Ibu.M dan Ibu.D adalah Resiko
perdarahan berhubungan dengan penurunan kadar Hemoglobin,
Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik, Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya minat untuk belajar. Pada Ibu.M
ditemukan diagnosis keperawatan ansietas berhubungan dengan

Poltekkes Kemenkes Padang


70

perubahan status kesehatan sementara pada Ibu.D tidak ditemukan. Pada


Ibu.D ditemukan diagnosis keperawatan konstipasi berhubungan dengan
asupan serat yang kurang, sementara pada Ibu.M tidak ditemukan.

3. Rencana tindakan keperawatan dibuat berdasarkan diagnosis keperawatan


yang ditemukan pada kasus Ibu.M dan Ibu.D dengan anemia. Rencana
tindakan keperawatan ini mengacu pada referensi dari buku NANDA
International.

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari


rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dengan harapan hasil
yang dicapai sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan. Pada
implementasi yang dilakukan tidak semua implementasi sesuai dengan
rencana, ada implementasi yang didahulukan seperti keletihan dan
ansietas.

5. Evaluasi keperawatan selama 5 kali kunjungan dilakukan secara


komprehensif dengan acuan rencana asuhan keperawatan NANDA
International, (2015-2017). Hasil penelitian yang didapatkan pada masalah
keperawatan adalah terjadi peningkatan Hb pada Ibu.D dari 10,5 gr/dl
menjadi 10,6 gr/dl dan pada Ibu.M juga meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi
10,0 gr/dl.

B. Saran
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan
Bagi institusi pelayanan kesehatan Puskesmas Belimbing diharapkan dapat
memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin dan, diharapkan
PuskesmasBelimbing mampu menyediakan fasilitas serta sarana dan
prasarana yang dapat mendukung kesembuhan pasien dengan memberikan
penyuluhan tentang dampak anemia terhadap kehamilan.

Poltekkes Kemenkes Padang


71

2. Bagi keluarga Ibu.M dan Ibu.D


Diharapkan keterlibatan keluarga dalam memberikan dorongan motivasi
untuk mengatasi masalah Ibu.M dan Ibu.D.

3. Bagi institusi pendidikan


Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian
asuhan keperawatan maternitas di keluarga pada ibu hamil dengan anemia.

4. Bagi peneliti selanjutnya


Diharapkan peneliti selanjutnya lebih aktif dalam memberikan asuhan
keperawatan khususnya pada Ibu hamil dengan anemia dan sebagai bahan
tambahan bagi mahasiswa keperawatan.

Poltekkes Kemenkes Padang


72

Poltekkes Kemenkes Padang


DAFTAR PUSTAKA
Azra, P.A, & Rosha, B.C( 2015) Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
StatusAnemia IbuHamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Air
DinginKecamatan Koto Tangah, Kota Padang terdapat di
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=434777&val=4886&titl
e=faktor-
faktor%20yang%20berhubungan%20dengan%20status%20anemia%20ibu
%20hamil%20di%20wilayah%20kerja%20puskesmas%20air%20dingin%2
0kecamatan%20koto%20tangah,%20kota%20padang diakses 9 Januari
2017

Budiastuti, M.D & Muhartati, M. (2012-2013). Hubungan Anemia Kehamilan


Trimester III dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di Puskesmas
Purwanegara I Banjarnegara tahun 2012-2013 terdapat di
http://opac.unisayogya.ac.id/1091/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf diakses
18 Januari 2017 Pukul 20.00 WIB

Bulechek, C.M, Butcher, H.K, Dochterman, J.M & Wangner, C.M. (2016).
Nursing Interventions Clasification (NIC). Indonesia : CV. Mocomedia and
is published by arrangements with Elsevier Inc.

Dinarti, Aryani, R, Nurhaeni, H & Chairani, R. (2009). Dokumentasi


Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2013). Laporan Tahunan Tahun 2013.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Laporan Ibu Hamil Anemia s.d
Desember Per Kab/Kota Tahun 2016

Kemenkes RI. (2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2014. Jakarta

Kuruma & Suwati, E (2015). Pengaruh Pemberian Multipel Micro Nutrien (Mmn)
Ditambah Ekstrak Daun Ubi Jalar Dan Tablet Fe Terhadap Nilai
Hemoglobin Ibu Hamilterdapat di
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=403712
diakses 18 Januari 2017.

Manuaba, I.B.G, Manuaba, I.A.C & Manuaba, I.B.G.R. (2007). Pengantar kuliah
Obstetri. Jakarta : ECG

Moorhead, S, Johnson, Maas, M.L, Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes


lasification (NOC). ISBNIndonesia : CV. Mocomedia and is published by
arragement with Elsevier Inc

NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Defenisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi


10. (Budi Anna keliat dkk, penerjemah). Jakarta : EGG
Poltekkes Kemenkes Padang
51

Perry & Potter (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika

Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG

Prawirohardjo, S.(2010).Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha


Medika

Putri, F.M.S, Rosalina, &Trisnasari, A. (2011). Hubungan Anemia Gravidarum


dengan Kejadian Abortus Pada IbuBersalin Di RSUD Ambarawa Kabupaten
Semarang Tahun 2011 terdapat di
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t23578.pdfDi Akses 18 Januari 2017 pukul
20.00 WIB

Putri, P.H, Sulistyono, A, & Mahmudah. (2015). Analisis Faktor yang


Mempengaruhi Anemia pada Kehamilan Usia Remajaterdapat di
http://id.portalgaruda.org/article.php?article=467177&val=9639 diakses 18
Januari 2017.

Ramadani , M, Mayorita, L & Fitrayeni. (2012). Penyebab Kejadian anemia Ibu


Hamil di Puskesmas Seberang Padang Kota Padang terdapat di
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article
=284296 diakses pada 7 Januari 2017 pukul 20.00 WIB

Saryono & Anggreni, M.D. (2013).Metodologi Penelitian Kualitatif dan


Kualitatif. Yogyakarta : Nuha Medika
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta

Robson, S.Elizabeth dan Waung. (2013).Patologi pada kehamilan. Jakarta : ECG

Tarwono & Wasnidar. (2007).Buku SakuAnemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans
Info media

Poltekkes Kemenkes Padang


Poltekkes Kemenkes Padang
Lampiran II

PENGKAJIAN IBU HAMIL

NAMA MAHASISWA : Andry Hutama Ihsan


NIM :143110241
RUANGAN PRAKTIK :

1. Identitas Klien 2. Suami


Nama : Ny.M Nama : Tn.R
Umur : 26 Tahun Umur : 24 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Suku bangsa : Caniago Suku bangsa : Piliang
Pekerjaan : RT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Rambutan 6 no 74 Alamat : Jln.Rambutan 6 no 74
Agama : Islam Agama : Islam

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keluhan Saat dikaji : Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16
Mei 2017 pukul 08.30 Wib didapatkan pasien mengeluh sering
terasa sakit pada pinggang dan sering pusing, badan terasa cepat
letih ketika melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan
rumah, ibu mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena
tidak mengerti dengan manfaat sayuan dan buah-buahan, dan ibu
juga tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi pada
kehamilanya. Ibu juga mengatakan takut dengan keadaan janinya
apabila tubuhnya mengalami penambahan berat badan. Ibu juga
mengatakan sering terasa buang air kecil.

b. Riwayat Kesehatan Lalu : pasien mengatakan belum pernah


menderita penyakit kurang darah sebelumnya dan klien rutin kontrol
kehamilan ke pelayanan kesehatan setiap 1 kali sebulan. Pasien

Poltekkes Kemenkes Padang


51

mengatakan tidak ada mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi


dan DM.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga : pasien mengatakan tidak ada


anggota keluarga yang menderita penyakit kurang darah sebelumnya
dan tidak ada menderita penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM

d. Riwayat Obstetri
- Riwayat Menstruasi
• Umur : 12 tahun
• Siklus : teratur (28 hari)
• Lamanya : 6 hari
• Banyaknya : 3x ganti pembalut dalam sehari
• Konsistensi : merah encer
• Keluhan (disminore,dll) : sakit perut
• HPHT : 13-09-2016
• Taksiran Persalinan : 20-06-2017

- Perkawinan
• Lamanya Perkawinan : 1 tahun 5 bulan
• Berapa Kali Kawin : 1 kali

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu : G1 A0 P0 H0

NO TGL/ TEMPAT CARA PENOL JK BB/P NIFAS KEADAAN


THN PERSALIN PERSALINA ONG ANAK B ANAK
AN N SEKARANG

Poltekkes Kemenkes Padang


52

f. Data Keluarga Berencana


Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB sebelumnya dan ada
rencana untuk ikut KB Sekarang karena ingin membesarkan anak
terlebih dahulu.
g. Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan saat hamil muda kemarin ibu sering merasa mual dan
muntah, dan saat hamil tua yang sering terasa hanya pusing pandangan
mata kabur

4. Data psikologi
Ibu mengatakan kehamilan Sekarang adalah kehamilan yang diinginkan,
dan anak yang lahir sekarang disusui selama 6 bulan, dan adanya
dukungan suami untuk menyusui, selama interaksi antara ibu dengan bayi
serta suami sangat baik

5. Data Spiritual : pasien merupakan seorang beragama islam


dan percaya dengan adanya tuhan

6. Data Sosial Ekonomi : pasien dari ekonomi rendah tinggal


bersama keluarga perempuan belum mempunyai rumah, sehingga tidak
mampu mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari

7. Aktivitas Sehari-hari
- Dapat menolong diri sendiri : mandiri
- Ditolong dengan bantuan minimum : tidak ada
- Ditolong dengan bantuan maksimum : tidak ada
- Nafsu makan : baik
- Makan / minum : makan 3x sehari tidak
mengkonsumsi sayur

Poltekkes Kemenkes Padang


53

- Istirahat dan pola tidur : tidur 8 jam per hari tidak


ditambah tidur siang
8. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
- Tinggi / Berat badan : 146 cm / 56 kg
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Suhu : 36,60C
- Nadi : 84 x/i
- Pernapasan : 20 x/i
2) Kepala : rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak ada
rambut rontok
3) Muka : wajah tampak pucat, tidak tampak bintik-bintik
hitam pada wajah.
- Mata : konjungtiva pucat, skelera tidak ikterik
- Hidung : simetris kiri kanan dan tidak ada pernapasan
cuping hidung
- Mulut : bibir tampak pucat, mukosa bibir lembab
4) Telingga : simetris kiri kanan, tidak ada keluar cairan dari
telingga
5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer getah bening dan
vena jugularis
6) Payudara : simetris kiri kanan, papila mamae menonjol, tidak
ada lecet, tidak ada pembengkakan dan tampak bersih
7) Palpasi
- Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, teraba bundar,
keras, tidak rata dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
- Leopold II : pada perut ibu sebelah kanan teraba panjang dan
keras seperti papan kemungkinan punggung janin dan bagian
kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstremitas janin.

Poltekkes Kemenkes Padang


54

- Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras,
dan masih bisa digoyangkan, kepala janin belum masuk PAP.
- Leopold IV : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat,
melenting dan belum masuk PAP.
8) Auskultrasi
Pada perut ibu bagian kanan terdengar detak jantung janin (140 x/i)
9) Perkusi
Reflek patela : positif kiri dan kanan

9. Data Penunjang (22 Februari 2017)


a. Data Laboratorium
Darah :
Hb : 9,6 gr%
10. Program Terapi Dokter
10) Obat Oral : Sf, vit.C,

Poltekkes Kemenkes Padang


55

2. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif : Penurunan kadar Hb Resiko perdarahan
- Ibu mengatakan sering terasa pusing
apabila terlalu lama berdiri
- Ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti mencuci
dan membersihkan rumah
Data objektifnya :
- Hb 9,7 gr/dl
- Wajah terlihat pucat, konjungtiva
anemis
Data subjektif : Kelesuan fisik Keletihan
- Ibu mengatakan sering terasa pusing
apabila terlalu lama berdiri
- Ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktivitas seperti mencuci
dan membersihkan rumah
Data objektifnya :
- Hb 9,7 gr/dl
- Ibu terlihat susah untuk beraktivitas
karena kehamilan sudah mulai tua
- Wajah terlihat pucat, konjungtiva
anemis
Data subjektifnya : Kurangnya minat Defisiensi
- Ibu mengatakan tidak mengerti untuk belajar pengetahuan
dengan penyebab kurang darah yang
terjadi pada kehamilanya
- Ibu juga mengatakan hampir tidak
pernah mengkonsumsi buah dan

Poltekkes Kemenkes Padang


56

sayur karena tidak tahu dengan


manfaat dari buah dan sayur
Data objektifnya :
- Ibu terlihat banyak bertanya tentang
penyebab anemia pada kehamilanya
- Ibu terlihat banyak bertanya tentang
manfaat dari buah dan sayur.
Data subjektif : Perubahan status Ansietas
- Ibu mengatakan takut apabila kesehatan
janinya besar
- Ibu mangatakan mengurangi
makananya supaya berat badanya
tidak naik
Data objektifnya :
- Ibu terlihat takut dengan perubahan
yang terjadi pada janinya
- Ibu juga terlihat banyak bertanya
tentang perubahan yang terjadi pada
janinya

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi
Resiko perdarahan berhubungan dengan 16 Mei 2017
penurunan kadar Hemoglobin
Keletihan berhubungan dengan 16 Mei 2017
kelesuan fisik
Defisiensi pengetahuan berhubungan 16 Mei 2017
dengan kurangnya minat untuk belajar
Ansietas berhubungan dengan 16 Mei 2017
perubahan status kesehatan

Poltekkes Kemenkes Padang


57

4. Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan NOC NIC
Resiko perdarahan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Pencegahan perdarahan :
berhubungan dengan mampu mengatasi resiko kehilangan darah 8. Monitor tanda dan gejalah perdarahan
penurunan Hb dengan kriteria hasil : 9. Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan
9. Tidak ada kehilangan darah yang terlihat perdarahan
10. Tidak ada perdarahan pervaginam 10. Hindari mengangkat benda berat
11. Tidak ada penurunan tekanan darah 11. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan
sistolik yang kaya vitamin K
12. Tidak ada penurunan tekanan darah 12. Cegah konstipasi (misalnya, memotivasi untuk
diastolik meningkatkan asupan cairan dan mengkonsumsi
13. Tidak ada kehilangan panas tubuh pelunan feses) jika diperlukan
14. Tidak ada penurunan Hemoglobin (Hb) 13. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor
15. Tidak ada penurunan Hematokrit (Ht) tanda-tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan (misalnya melapor kepada
perawat)
14. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor
tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat
jika terjadi perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat)
Keletihan NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Manajemen Energi :
berhubungan dengan mampu mengurangi tingkat kelelahan dengan 7. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
anemia dalam kriteria hasil : dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
kehamilan 9. Tidak terjadi kelelahan 8. Bantu pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang
10. Tidak ada kelesuan akan dilakukan
11. Tidak ada kehilangan selera makan 9. Anjurkan tidur siang bila diperlukan
12. Tidak ada penurunan motivasi 10. Bantu pasien untuk menjadwalkan priode istirahat
13. Tidak ada sakit kepala 11. Instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien
14. Tidak terjadi nyeri otot mengenai kelelahan (gejalah yang mungkin muncul

Poltekkes Kemenkes Padang


58

15. Kuliatas tidur tidak terganggu dan kekambuhan yang mungkin nanti akan muncul
16. Kualitas istirahat tidak terganggu. kembali)

Manajemen Nutrisi
5) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
6) Monitor kalori dan asupan makanan
7) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan
8) Berikan arahan bila diperlukan
Defisiensi NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Proses penyakit :
pengetahuan mampu memahami proses penyakit dengan 1. Jelaskan mengenai proses penyakit,
berhubungan dengan kriteria hasil : 2. Jelaskan tanda dan gejalah yang umum dari penyakit
kurangnya sumber 1. Mengetahui faktor risiko 3. Edukasi pasien mengenai tindakan untuk
pengetahuan 2. Mengetahui tanda dan gejalah dari penyakit mengontrol/meminimalkan gejalah
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab dan 4. Edukasi pasien mengenai tanda dan gejalahyang harus
faktor yang berkontribusi dilaporkan kepada petugas kesehatan
4. Mengetahui karakter spesifik penyakit 5. Beri informasi kepada keluarga mengenai
5. Mengetahui strategi untuk meminimalkan perkembangan pasien, sesui kebutuhan
perkembangan penyakit 6. Diskusikan pilihan terapi penanganan
7. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin ada, sesuai
kebutuhan
Ansietas berhubungan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Terapi Relaksasi :
dengan perubahan menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang 8. Tentukan apakah ada intervensi relaksasi dimasa lalu
status kesehatan normal dengan kriteria hasil : yang sudah memberikan manfaat
6. Suhu tubuh dalam rentang normal 9. Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi yang
7. Tingkat pernapasan dalam rentang normal dipilih

Poltekkes Kemenkes Padang


59

8. Tekanan darah sistolik dalam rentang normal 10. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
9. Tekanan darah diastolik dalam rentang distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan
normal yang nyaman, jika memungkinkan
10. Kedalaman inspirasi dalam rentang 11. Dapatkan perilaku yang menungjukan terjadinya
normal relaksasi, misalnya bernapas dalam, menguap,
pernapasan perut, atau banyangan yang menyenangkan
12. Minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi
yang terjadi
13. Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada
pasien
14. Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap
terapi relaksasi

Poltekkes Kemenkes Padang


60

6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Dx Implementasi Evaluasi
1 Kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 WIB Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017pukul 09.00
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak, tanda dan WIB
gejala, bahaya dan penatalaksanaan S:
- Menganjurkan klien untuk meningkatkan makanan yang banyak - ibu mengatakanan sudah mengerti tentang anemia
mengandung vit k dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan penyebab anemia
dan sayuran hijau - ibu mengatakan akan memakan buah dan sayur
- Memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi O :
dengan menganjurkan cairan yang adekuat dan tinggi serat. - ibu terlihat mengerti tentang anemia, penyebab anemia
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda serta penanganan dari anemia walaupun belum lancar
perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi tetapi Ibu sudah bisa mengulang kembali
perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat). A : Masalah belumteratasi
P : Intervensi di lanjutkan
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB
- Hindari mengangkat benda berat Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2017 Pukul 19.00
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya WIB
vitamin k S:
- Cegah konstipasi - Ibu mengatakan sudah memakan sayur
- Meminta ibu/keluarga memantau tanda-tanda perdarahan. - Ibu mengatakan sudah mengurangi benturan pada
janinya
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB O:
- Evaluasi pekerjaan pasien Ibu terlihat sudah mengerti dengan penyakitnya dan bisa
- Hindari mengangkat beban berat menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan
- Suruh pasien banyak istirahat A : Masalah belum teratasi
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya P : Intervensi dilanjutkan
vitamin k Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00
- Cegah konstipasi WIB

Poltekkes Kemenkes Padang


61

- Meminta ibu/keluarga memantau tanda-tanda perdarahan. S:


- Ibu mengatakan sudah memakan sayur bayam kemarin
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB - Ibu mengatakan sudah mengurangi benturan pada
- Evaluasi pekerjaan pasien janinya
- Evaluasi pengetahuan pasien tentang anemia O:
- Evaluasi Hb pasien Ibu terlihat sudah menghindari faktor risiko terjadinya
perdarahan dan sudah mulai makan sayur dan buah
A : Masalah teratasi sebagian yaitu pada risiko perdarahan
P : Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00


WIB
S:
Ibu mengatakan sudah mengerti penyebab anemia dan
selalu menghindari terjadinya benturan dan mengangkat
bebab berat
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl
normal dibawah 11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Ibu disuruh kepelayanan kesehatan
2 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2017 pukul 08.30 Wib Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2017 pukul 08.30
- Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk WIB
menjaga ketahanan S:
- Bantu pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang akan - ibu mengatakan akan banyak istirahat
dilakukan, anjurkan tidur siang bila diperlukan - Ibu mengatakan akan mengurangi faktor kelelahan
- Instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien - Ibu mengatakan akan mengupayakan tidur siang

Poltekkes Kemenkes Padang


62

mengenai kelelahan (gejalah yang mungkin muncul dan O:


kekambuhan yang mungkin nanti akan muncul kembali). Ibu terlihat mengerti tentang penyebab kelelahan dan
terlihat sudah rileks
Pada kunjugan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 WIB A : Masalah belum teratasi
- membantu ibu memilih tindakan yang bisa dilakukan, P : Intervensi dilanjutkan
menganjurkan ibu banyak istirahat
- mengindari ibu mengangkat beban berat. Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00
WIB
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB S:
- Mengevaluasi pekerjaan ibu yang menyebabkan keletihan - Ibu mengatakan masih terasa letih saat beraktivitas
- Menganjurkan ibu banyak istirahat - Ibu mengatakan sudah mulai tidur siang
- Mengindari ibu mengangkat beban berat O:
- Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk - ibu terlihat paham tentang kelelahan
memenuhi persyaratan gizi - konjungtiva anemis, wajah masih pucat
- Monitor kalori dan asupan makanan - Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 82 x/i, pernapasan
- Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat 19 x/i, suhu 36,5oC.
badan A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB
- Mengevaluasi pekerjaan ibu yang menyebabkan keletihan Pada kunjungan ketiga tanggal 20.00 pukul 19.00 WIB
- Menganjurkan ibu banyak istirahat S:
- Mengindari ibu mengangkat beban berat - Ibu mengatakan masih terasa letih saat beraktivitas
- Ibu mengatakan sudah mulai tidur siang
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB - Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang
- Evaluasi pekerjaan pasien menyebabkan keletihan
- Evaluasi pengetahuan pasien tentang anemia O:
- Evaluasi Hb pasien - konjungtiva anemis, wajah masih pucat
- Monitor kalori dan asupan makanan - Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85 x/i, pernapasan

Poltekkes Kemenkes Padang


63

- Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat 20 x/i, suhu 36,5oC.
badan A : Masalah belumteratasi
P : Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00


WIB
S:
- Ibu mengatakan sudah tidak terasa letih saat
beraktivitas
- Ibu mengatakan sudah mulai banyak istirahat
- Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang
menyebabkan keletihan
O:
- konjungtiva anemis, wajah sudah tidak tampak pucat
- Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85 x/i, pernapasan
20 x/i, suhu 36,5oC.
A : Masalah teratasi sebagian pada keletihan
P : Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00


WIB
S:
Pasien mengatakan sudah mulai istirahat, tidak merasa
cepat pusing dan selalu menghindari terjadinya benturan
dan mengangkat bebab berat
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl
normal <11,0 gr/dl

Poltekkes Kemenkes Padang


64

- Pasien sudah tidak tampak pucat


A : Masalah belum teratasi
P : Pasien disuruh ke pelayanan kesehatan
3 Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 Wib Pada kunjugan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak, tanda dan WIB
gejala, bahaya dan penatalaksanaan S:
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan yang - Ibu mengatakanan sudah mengerti tentang anemia,
banyak mengandung vit k dan zat besi seperti sejenis kacang penyebab anemia dan akan memakan sayur
kacangan dan sayuran hijau - Ibu mengatakan akan memakan buah dan sayur
- Memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi O:
dengan menganjurkan cairan yang adekuat dan tinggi serat. - Ibu bisa mengulangi kembali tentang anemia,
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB penyebab anemia serta penanganan dari anemia
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan yang walaupun belum lancar tetapi Ibu sudah bisa
banyak mengandung vit K dan zat besi seperti sejenis kacang mengulang kembali
kacangan dan sayuran hijau A : Masalah belumteratasi
- Memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi P : Intervensi di lanjutkan
dengan menganjurkan cairan yang adekuat dan tinggi serat
- Menganjurkan pasien mengkonsumsi buah dan sayur. Pada kunjunga ketiga tanggal 20.00 pukul 19.00 WIB
S:
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB - Ibu mengatakan sudah mengerti tentang anemia yang
- Mengevaluasi pengertian anemia, penyebab anemia, dan tanda terjadi pada kehamilanya
gejalah dari anemia - Ibu mengatakan sudah mulai makan buah dan sayur
- Menganjurkan mengkonsumsi buah dan sayur O:
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan yang - Ibu bisa mengulangi kembali tentang anemia,
banyak mengandung vit K dan zat besi seperti sejenis kacang penyebab anemia serta penanganan dari anemia
kacangan dan sayuran hijau - Ibu bisa mengulangi kembali tentang manfaat buah dan
sayur
A : Masalah teratasi sebagian pada difesiensi pengetahuan

Poltekkes Kemenkes Padang


65

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB P : Intervensi di lanjutkan
- Mengevaluasi tentang penyuluhan anemia
- Mengevaluasi kadar Hb pasien Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00
- Selalu menganjurkan banyak mengkonsumsi buah dan sayur WIB
S:
- Ibu mengatakan sudah mengerti tentang anemia yang
terjadi pada kehamilanya
- Ibu mengatakan sudah mulai makan buah dan sayur
O:
- Ibu bisa mengulangi kembali tentang anemia,
penyebab anemia serta penanganan dari anemia
- Ibu bisa mengulangi kembali tentang manfaat buah dan
sayur
A : Masalah teratasi sebagian pada difesiensi pengetahuan
P : Intervensi di lanjutkan
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00
WIB
S:
Pasien mengatakan sudah banyak istirahat dan sudah
mengkonsumsi buah dan sayur
O:
- Hb pasien meningkat dari 9,7 gr/dl menjadi 10,0 gr/dl
normal <11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Ibu disuruh kepelayanan kesehatan
4 Pada kunjungan kedua tanggal 16 mei 2017 pukul 08.30 WIB Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2017 pukul 08.30
- mengkaji faktor penyebab ansietas WIB

Poltekkes Kemenkes Padang


66

- mengkaji intervensi masa lalu yang membuat rileks S:


- minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi - Ibu mengatakan cemas dengan penambahan berat
- tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada pasien badan janinya
- Ibu mengatakan akan mengurangi makananya supaya
Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00 WIB tidak bertambah berat badan janinya
- Mengevaluasi cara teknik relaksasi dan minta pasien untuk O:
rileks - Ibu terlihat masih cemas
- Meminta pasien untuk bertanya masalah kesehatan yang - Ibu mampu mempraktekan teknik napas dalam.
membuat pasien ansietas A : Masalah belum teratasi
- Mengajarkan kembali teknik relaksasi P : Intervensi dilanjutkan
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan meminta pasien
untuk rileks. Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 09.00
WIB
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB S:
- mengevaluasi tingkat kecemasan - Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
- mengeveluasi cara teknik relaksasi - Ibu mengatakan sudah rileks
- mengajarkan kembali teknik relaksasi - Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas dalam
- menciptakan lingkungan yang tenang dan meminta pasien untuk O:
rileks - Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik napas
dalam
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB - Ibu terlihat sudah tampak rileks
- mengevaluasi tingkat kecemasan A : Masalah teratasi sebagian pada ansietas
- mengeveluasi cara teknik relaksasi P : Lanjutkan intervensi
- mengajarkan kembali teknik relaksasi
Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2017 pukul 19.00
WIB
S:
- Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi

Poltekkes Kemenkes Padang


67

- Ibu mengatakan sudah rileks


- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas dalam
O:
- Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik napas
dalam
- Ibu terlihat sudah tampak rileks
A : Masalah teratasi sebagian pada ansietas
P : Lanjutkan intervensi

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00


WIB
S:
- Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
- Ibu mengatakan sudah rileks
- Ibu mengatakan mengerti cara teknik napas dalam
O:
- Ibu terlihat sudah bisa mempraktekan teknik napas
dalam
- Ibu terlihat sudah tampak rileks
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Poltekkes Kemenkes Padang


68

Poltekkes Kemenkes Padang


69

Lampiran II

PENGKAJIAN IBU HAMIL

NAMA MAHASISWA : Andry Hutama Ihsan


NIM : 143110241
RUANGAN PRAKTIK :

11. Identitas Klien 12. Suami


Nama : Ny.D Nama : Tn.N
Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Suku bangsa : Sikumbang Suku bangsa : Jambak
Pekerjaan : RT Pekerjaan :-
Alamat : Jln.Jeruk no 396 Alamat : Jln.Jeruk no 396
Agama : Islam Agama : Islam

13. Riwayat Kesehatan


h. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keluhan Saat dikaji : tanggal 16 Mei 2017 pukul 11.30 WIB.
dilakukan pengkajian pada pasien, didapatkan pasien mengeluh sering
terasa sakit pada pinggang dan pusing, badan terasa cepat letih ketika
melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah, ibu.D
juga mengatakan kegiatan dirumah sering dibantu oleh keluarganya,
pada saat tidur sering terasa sakit pada perut, ibu juga mengatakan
jarang mengkonsumsi sayur dan buah karena faktor ekonomi yang
kurang, ibu juga mengatakan pada saat buang air besar terasa keras
dan kurang lancar. ibu juga tidak mengetahui penyebab dari kurang
darah yang terjadi pada kehamilanya.

i. Riwayat Kesehatan Lalu : Pasien mengatakan belum pernah


menderita penyakit kurang darah sebelumnya dan klien rutin kontrol
kehamilan ke pelayanan kesehatan setiap 1 kali sebulan. Pasien

Poltekkes Kemenkes Padang


70

mengatakan tidak ada mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi


dan DM.

j. Riwayat Kesehatan Keluarga : pasien mengatakan tidak ada


anggota keluarga yang menderita penyakit kurang darah sebelumnya
dan tidak ada menderita penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM

k. Riwayat Obstetri
- Riwayat Menstruasi
• Umur : 17 tahun
• Siklus : teratur (28 hari)
• Lamanya : 6 hari
• Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
• Konsistensi : Merah encer
• Keluhan (disminore,dll) : Disminore
• HPHT : 06-10-2016
• Taksiran Persalinan : 13-07-2017

- Perkawinan
• Lamanya Perkawinan : 4 tahun
• Berapa Kali Kawin : 1 kali

l. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu : G2 A1 P0 H1

NO TGL/ TEMPAT CARA PENOL JK BB/PB NIFAS KEADAAN


THN PERSALIN PERSALINA ONG ANAK ANAK
AN N SEKARANG
1. 3 Juli Bidan Normal Bidan LK 3,5 kg / Baik Baik
2016 42 cm

Poltekkes Kemenkes Padang


71

Data Keluarga Berencana


Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB sebelunya dan ada rencana
ikut KB karena ingin membesarkan anaknya terlebih dahulu.

Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakaan saat hamil muda sering merasa mual dan muntah, dan
sekarang saat hamil tua sering merasakan pusing dan pandangan mata
kabur

14. Data psikologi


Ibu mengatakan kehamilan sekarang merupakan kehamilan yang
diinginkan dan anak yang lahir sekarang akan disusui selama 6 bulan, dan
adanya Dukungan Suami Untuk Menyusui, selama Interaksi antara ibu
dengan bayi serta suami sangat baik

15. Data Spiritual : pasien seorang beragama islam dan percaya


dengan tuhan

16. Data Sosial Ekonomi : pasien tinggal dari bersama keluarga


istrinya dan tidak mempunyai rumah, keluarga merupakan keluarga
kurang mampu sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

17. Aktivitas Sehari-hari


- Dapat menolong diri sendiri : mandiri
- Ditolong dengan bantuan minimum : tidak ada
- Ditolong dengan bantuan maksimum : tidak ada
- Nafsu makan : baik
- Makan / minum : makan 3x sehari tidak
ditambah tidur siang
- Istirahat dan pola tidur : pasien tidur 8 jam perhari
tidak ditambah tidur siang

Poltekkes Kemenkes Padang


72

18. Pemeriksaan Fisik


b. Pemeriksaan Umum
11) Keadaan umum
- Tinggi / Berat badan : 155 cm / 66 kg
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Suhu : 36,50C
- Nadi : 80 x/i
- Pernapasan : 23 x/i
12) Kepala : bersih, rambut tidak mudah rontok
13) Muka : wajah tampak sedikit pucat dan tidak
tampak bintik-bintik hitam
- Mata : konjungtiva tampak pucar, skelera tidak ikterik
- Hidung : simetris kiri kanan, tidak ada pernapasan cuping
hidung
- Mulut : bibir tampak pucat, mulut bersih, mukosa bibir
lembab
14) Telingga : simetris kiri kanan, tidak ada pus keluar
dari telingga
15) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer getah bening
dan vena jugularis.
16) Payudara : simetris kiri kanan, papila mamae
menonjol, tidak ada lecet, tidak ada pembengkakan dan tampak
bersih.
17) Abdomen
- Leopold I : TFU 3 jari pertengahan pusat dan px, teraba
bundar, lunak dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
- Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba panjang dan keras
seperti papan kemungkinan punggung janin dan bagian kanan
perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstremitas janin
- Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras,
dan masih bisa digoyangkan, kepala janin belum masuk PAP.

Poltekkes Kemenkes Padang


73

- Leopold IV : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat,


melenting dan belum masuk PAP

8.) Auskultrasi
Pada bagian kiri perut ibu terdengar detak jantung janin 135 x/i

9) Perkusi
Reflek patela : positif

10. Data Penunjang (17 Februari 2017)


b. Data Laboratorium
Darah :
- Hb : 10,5 gr/dl
11. Program Terapi Dokter
- Obat Oral : SF, vit.C
12. Makanan Tambahan
- Roti ibu hamil

2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data subjektif : Penurunan kadar Risiko perdarahan
- Ibu mengatakan cepat lelah saat HB
melakukan aktifitas
- Ibu mengatakan sering pusing apabila
terlalu lama beraktivitas
Data objektifnya :
- Hb 10,5 g/dl
- Konjungtiva anemis, wajah dan bibir
pucat
Data subjektif : Kelesuan fisik Keletihan
- Ibu mengatakan cepat lelah saat
melakukan aktifitas

Poltekkes Kemenkes Padang


74

- Ibu mengatakan sering pusing apabila


terlalu lama beraktivitas
- Ibu juga mengatakan jarang
mengkonsumsi sayur dan buah karena
faktor ekonomi yang kurang
Data objektifnya :
- Ibu terlihat pucat dan kurang tenaga
- Konjungtiva anemis, wajah dan bibir
pucat
- Hb 10,5 gr/dl
Data subjektifnya : Asupan serat tidak Konstipasi
- Ibu mengatakan buang air besar tersasa cukup
keras dan kurang lancar,
- Ibu mengatakan kurang mengkonsumsi
buah dan sayur
Data Objektif :
- Ibu terlihat kurang masalah ekonomi
sehingga tidak mampu memenuhi nutrisi
Data subjektif : kurangnya minat Defisiensi
- Ibu mengatakan tidak mengerti dengan untuk belajar pengetahuan
penyebab anemia yang terjadi pada
dirinya
- Ibu juga mengatakan jarang
mengkonsumsi sayur dan buah karena
faktor ekonomi yang kurang
- Ibu mengatakan tidak tahu tentang
manfaat buah dan sayur
Data Objektifnya :
- Ibu terlihat tidak mengerti dengan
penyebab anemia pada kehamilanya
- Ibu terlihat banyak tanya tentang manfaat
buah dan sayur

Poltekkes Kemenkes Padang


75

3. Diagnosa Keperawatan
Data Taggal ditemukan Tanggal teratasi
Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan kadar 16 Mei 2017
HB
Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisik 16 Mei 2017
Konstipasi berhubungan dengan asupan serat yang kurang 16 Mei 2017
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya 16 Mei 2017
minat untuk belajar

Poltekkes Kemenkes Padang


76

4. Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan NOC NIC
Risiko perdarahan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Pencegahan perdarahan :
berhubungan mampu mengatasi resiko kehilangan darah dengan 15. Monitor tanda dan gejalah perdarahan
dengan penurunan kriteria hasil : 16. Lindungi pasien dari trauma yang dapat
kadar HB 16. Tidak ada kehilangan darah yang terlihat menyebabkan perdarahan
17. Tidak ada perdarahan pervaginam 17. Hindari mengangkat benda berat
18. Tidak ada penurunan tekanan darah sistolik 18. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan
19. Tidak ada penurunan tekanan darah diastolik yang kaya vitamin K
20. Tidak ada kehilangan panas tubuh 19. Cegah konstipasi (misalnya, memotivasi untuk
21. Tidak ada penurunan Hemoglobin (Hb) meningkatkan asupan cairan dan mengkonsumsi
22. Tidak ada penurunan Hematokrit (Ht) pelunan feses) jika diperlukan
20. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor
tanda-tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan (misalnya melapor kepada
perawat)
21. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor
tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat
jika terjadi perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat)

Keletihan NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Manajemen Energi :


berhubungan mampu mengurangi tingkat kelelahan dengan 12. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
dengan anemia kriteria hasil : dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
dalam kehamilan 17. Tidak terjadi kelelahan 13. Bantu pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang
18. Tidak ada kelesuan akan dilakukan
19. Tidak ada kehilangan selera makan 14. Anjurkan tidur siang bila diperlukan
20. Tidak ada penurunan motivasi 15. Bantu pasien untuk menjadwalkan priode istirahat

Poltekkes Kemenkes Padang


77

21. Tidak ada sakit kepala 16. Instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien
22. Tidak terjadi nyeri otot mengenai kelelahan (gejalah yang mungkin muncul
23. Kuliatas tidur tidak terganggu dan kekambuhan yang mungkin nanti akan muncul
24. Kualitas istirahat tidak terganggu. kembali)
Manajemen Nutrisi
9) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
10) Monitor kalori dan asupan makanan
11) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan
12) Berikan arahan bila diperlukan
Konstipasi NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Monitor Saluran Cerna :
berhubungan mampu memahami eliminasi usus dengan kriteria 1. Monitor bising usus
dengan asupan hasil : 2. Monitor tanda dan gejalah konstipasi
serat yang kurang 1. Pola eliminasi tidak terganggu 3. Istruksikan pasien mengenai makanan yang tinggi serat
2. Kemudahan BAB 4. Ajarkan pasien mengenai makanan-makanan tertentu
3. Tidak terjadi konstipasi yang membantu mendukung aktifitas usus.
4. Tidak terjadi nyeri saat bab 5. Evaluasi inkontinansia fekal seperlunya
5. Tidak terjadi perubahan warna feses 6. Beri cairan hangat setelah makan

Defisiensi NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Proses penyakit :


pengetahuan mampu memahami proses penyakit dengan kriteria 8. Jelaskan mengenai proses penyakit,
berhubungan hasil : 9. Jelaskan tanda dan gejalah yang umum dari penyakit
dengan kurangnya 7. Mengetahui faktor risiko 10. Edukasi pasien mengenai tindakan untuk
sumber 8. Mengetahui tanda dan gejalah dari penyakit mengontrol/meminimalkan gejalah
pengetahuan 9. Mengetahui faktor-faktor penyebab dan faktor 11. Edukasi pasien mengenai tanda dan gejalahyang harus
yang berkontribusi dilaporkan kepada petugas kesehatan
10. Mengetahui karakter spesifik penyakit 12. Beri informasi kepada keluarga mengenai

Poltekkes Kemenkes Padang


78

11. Mengetahui strategi untuk meminimalkan perkembangan pasien, sesui kebutuhan


perkembangan penyakit 13. Diskusikan pilihan terapi penanganan
14. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin ada, sesuai
kebutuhan

6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Dx Implementasi Evaluasi
1 Pada kunjunga kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 Wib Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 WIB
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak, tanda S :
dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan - ibu mengatakan sudah mengerti tentang anemia, penyebab anemia
- Menganjurkan klien untuk meningkatkan makanan yang - ibu mengatakan akan meminta suami untuk membeli sayur
banyak mengandung vit k dan zat besi seperti sejenis - ibu mengatakan bermasalah dari segi ekonomi
kacang kacangan dan sayuran hijau O:
- Memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi - ibu terlihat mengerti tentang anemia, penyebab anemia serta
dengan menganjurkan cairan yang adekuat dan tinggi serat penanganan dari anemia walaupun belum lancar tetapi Ibu sudah
- Nstruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda bisa mengulang kembali
perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi A :
perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat). Masalah belum teratasi
P:
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 20.00 WIB Intervensi di lanjutkan
- Hindari mengangkat benda berat
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei 2017 Pukul 20.00 WIB
kaya vitamin k S:
- Cegah konstipasi - Ibu mengatakan sudah menghindari mengangkat beban berat
- Meminta ibu/keluarga memantau tanda-tanda perdarahan. - Ibu mengatakan masih kurang mengkonsumsi buah dan sayur

Poltekkes Kemenkes Padang


79

O:
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 Ibu terlihat sudah mengerti dengan penyakitnya dan bisa menghindari
WIB faktor risiko terjadinya perdarahan
- Evaluasi pekerjaan pasien A:
- Hindari mengangkat beban berat Masalah belum teratsi
- Suruh pasien banyak istirahat P:
- Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang Intervensi dilanjutkan
kaya vitamin k
- Cegah konstipasi Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB
- Meminta ibu/keluarga memantau tanda-tanda perdarahan. S :
- Ibu mengatakan sudah menghindari terjadinya benturan
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 20.00 - Ibu mengatakan masih belum banyak mengkonsumsi buah dan
WIB sayur
- Evaluasi pekerjaan pasien O:
- Evaluasi pengetahuan pasien tentang anemia Ibu terlihat sudah menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan dan
- Evaluasi Hb pasien sudah mengkonsumsi buah dan sayur
A : Masalah teratasi sebagian pada risiko perdarahan
P : Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 20.00 WIB


S:
Pasien mengatakan sudah mengerti penyebab anemia dan selalu
menghindari terjadinya benturan dan mengangkat bebab berat
O:
- Hb pasien meningkat dari 10,5 gr/dl menjadi 10,6 gr/dl normal
<11,0 gr/dl
- Pasien sudah tidak tampak pucat
A : Masalah belum teratasi

Poltekkes Kemenkes Padang


80

P : Ibu disuruh kepelayanan kesehatan


2 Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada tanggal pada kunjunga pertama tanggal 16 Mei 2017 pukul 11.30 Wib
16 Mei 2017 pukul 11.30 WIB S:
- Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan - Ibu mengatakan mengurangi kegiatan dirumah
untuk menjaga ketahanan - Ibu mengatakan akan banyak istirahat siang
- Bantu pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang O:
akan dilakukan Ibu bisa mengulangi kembali tentang penyebab kelelahan,
- Anjurkan tidur siang bila diperlukan A:
- Instruksikan pasien/orang yang terdekat dengan pasien Masalah belum teratasi
mengenai kelelahan (gejalah yang mungkin muncul dan P:
kekambuhan yang mungkin nanti akan muncul kembali). Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan ke dua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 Pada kunjungan kedua tanggal tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 WIB
WIB S:
- Membantu ibu memilih tindakan yang bisa dilakukan - ibu mengatakan sudah banyak istirahat
- Menganjurkan ibu banyak istirahat, mengindari ibu - ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang menyebabkan
mengangkat beban b kelelahan seperti mencuci
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 20.00 WIB O:
- Mengevaluasi pekerjaan ibu yang menyebabkan ibu terlihat lebih segar, konjungtiva anemis, wajah agak pucat,
keletihan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/i, pernapasan 20 x/i.
- Menganjurkan ibu banyak istirahat A:
- Mengindari ibu mengangkat beban berat Masalah belum teratasi
P:
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 Intervensi dilanjutkan
WIB
- Evaluasi pekerjaan pasien Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei pukul 20.00 WIB
- Hindari mengangkat beban berat S:
- Suruh pasien banyak istirahat - Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang menyebabkan

Poltekkes Kemenkes Padang


81

keletihan
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 - Ibu mengatakan seharian ini tidak ada tidur siang
WIB O:
- Evaluasi pekerjaan pasien - Ibu terlihat pucat, konjungtiva anemis
- Evaluasi istirahat pasien - Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 90 x/i, pernapasan 22 x/i
- Evaluasi Hb pasien A:
Masalah belum sebagian
P:
Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang menyebabkan
keletihan
- Ibu mengatakan sudah banyak istirahat
O:
- Ibu terlihat tampak segar, konjungtiva anemis
A : Masalah teratasi sebagian pada keletihan
P : Intervensi di lanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang menyebabkan
keletihan
- Ibu mengatakan sudah banyak istirahat
O:
- Ibu terlihat tampak segar, konjungtiva sudah tidak pucat
A : Masalah teratasisebagian

Poltekkes Kemenkes Padang


82

P : Ibu disuruh kpelayanan kesehatan


3 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2017 pukul 11.30 Pada kunjungan pertama tanggal 16 Mei 2017 pukul 11.30 WIB
Wib S:
- Monitor bising usus - Ibu mengatakan sudah mengetahui fungsi buah dan sayur
- Monitor tanda dan gejalah konstipasi - Ibu mengatakan akan sering memakan buah dan sayur
- Istruksikan pasien mengenai makanan yang tinggi serat O:
- Ibu bisa mengulangi kembali dari penyebab konstipasi
Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 - Ibu terlihat masalah ekonomi
WIB A:
- Mengevaluasi terjadinya konstipasi Masalah belum teratasi
- Monitor bising usus P:
- Istruksikan pasien mengenai makanan yang tinggi serat Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 20.00 WIB Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 WIB
- Mengevaluasi terjadinya konstipasi S:
- Monitor bising usus - Ibu mengatakan BAB masih terasa keras dan kurang lancar
- Istruksikan pasien mengenai makanan yang tinggi serat - Ibu mengatakan kurang mengkonsumsi buah dan sayur
- Menganjurkan pasien mengkonsumsi buah dan sayur. O:
- Ibu terlihat masih pucat, konjungtiva
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 A:
WIB Masalah belum teratasi
- Mengevaluasi terjadinya konstipasi P:
- Istruksikan pasien mengenai makanan yang tinggi serat Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan pasien mengkonsumsi buah dan sayur
Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei pukul 20.00 WIB
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 S :
WIB - Ibu mengatakan masih terasa keras saat BAB
- Evaluasi konstipasi BAB pasien - Ibu mengatakan kurang mengkonsumsi buah dan sayur

Poltekkes Kemenkes Padang


83

- Evaluasi istirahat pasien - Ibu mengatakan bermasalah dari segi ekonomi


- Instruksikan selalu banyak mengkonsumsi buah dan sayur O:
- Ibu terlihat masih pucat, konjungtiva anemis
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan sudah tidak terasa keras saat BAB
- Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi buah dan sayur
- Ibu mengatakan bermasalah dari segi ekonomi
O:
- Ibu sudah tampak segar dan rileks
A : Masalah teratasi sebagian pada diagnosis konstipasi
P : Intervensi dilanjutkan

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan BAB sudah mulai lunak
- Ibu mengatakan sudah banyak mengkonsumsi buah dan sayur
- Ibu mengatakan bermasalah dari segi ekonomi
O:
Ibu sudah tampak segar dan rileks
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4 Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 Pada kunjungan kedua tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.00 WIB
Wib S:
- Memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak, tanda - Ibu mengatakan sudah mengerti penyebab anemia, tanda gejalah,

Poltekkes Kemenkes Padang


84

dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan serta dampak terhadap anemia


- Menganjurkan klien untuk meningkatkan makanan yang - Ibu juga mengatakan akan sering makan sayur dan buah,
banyak mengandung vit k dan zat besi seperti sejenis O :
kacang kacangan dan sayuran hijau - ibu masih tampak pucat
- Memberitahukan untuk menghindari terjadinya A :
konstipasi dengan menganjurkan cairan yang adekuat Masalah belum teratasi
dan tinggi serat. P:
Pada kunjungan ketiga 20 Mei 2017 pukul 20.00 WIB Lanjutkan intervensi
- menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan
yang banyak mengandung vit K dan zat besi seperti Pada kunjungan ketiga tanggal 20 Mei pukul 20.00 WIB
sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau S:
- memberitahukan untuk menghindari terjadinya - Ibu mengatakan masih kurang mengkonsumsi buah dan sayur
konstipasi dengan menganjurkan cairan yang adekuat - Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penyebab anemia yang
dan tinggi serat. terjadi pada kehamilanya
O:
Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 - Ibu bisa mengulangi kembali pengertian anemia, serta penyebb
WIB dari anemia
- Mengevaluasi pengertian anemia, penyebab anemia, dan A :
tanda gejalah dari anemia Masalah teratasi sebagian pada diagnosis defisiensi pengetahuan
- Menganjurkan mengkonsumsi buah dan sayur P:
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan makanan Lanjutkan intervensi
yang banyak mengandung vit K dan zat besi seperti
sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau Pada kunjungan keempat tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB
S:
Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 - Ibu mengatakan masih sudah banyak mengkonsumsi buah dan
WIB sayur
- Mengevaluasi tentang penyuluhan anemia - Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penyebab anemia yang
- Mengevaluasi kadar Hb pasien terjadi pada kehamilanya

Poltekkes Kemenkes Padang


85

- Selalu menganjurkan banyak mengkonsumsi buah dan O :


sayur - Ibu bisa mengulangi kembali pengertian anemia, serta penyebb
dari anemia mskipun belum lancar
A : Masalah teratasi sebagian pada diagnosis defisiensi penegatahuan
P : Lanjutkan intervensi

Pada kunjungan kelima tanggal 28 Mei 2017 pukul 19.00 WIB


S:
- Ibu mengatakan masih sudah banyak mengkonsumsi buah dan
sayur
- Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penyebab anemia yang
terjadi pada kehamilanya
O:
- Ibu bisa mengulangi kembali pengertian anemia seerta penyebab
dari anemia yang terjadi oada kehamilanya
- Hb pasien dari 10,5 gr/dl menjadi 10,6 gr/dl norma <11,0 gr/dl
A : Masalah belum teratasi
P : Ibu disuruh kepelayanan kesehatan

Poltekkes Kemenkes Padang


86

Poltekkes Kemenkes Padang


87

Poltekkes Kemenkes Padang


88

Poltekkes Kemenkes Padang


89

Poltekkes Kemenkes Padang


90

Poltekkes Kemenkes Padang


91

Poltekkes Kemenkes Padang


92

Lampiran 7
LAPORAN DOKUMENTASI KUNJUNGAN PASIEN 1
1. Kunjungan Pertama ( Selasa, 16 Mei 2017 jam 08.30 WIB )
Infoconsen, pengkajian, pemeriksaan fisik serta melakukan implementasi
keperawatan dengan diagnosa kelelahan dan ansietas

2. Kunjungan kedua ( Kamis, 18 Mei 2017, Pukul 09.00 WIB )

Melakukan implementasi dengan diagnosa risiko perdarahan, kelelahan,

defisiensi pengetahuan dan ansietas

3. Kunjungan ketiga ( Sabtu, 20 Mei 2017 Pukul 19.00 WIB )

Melakukan implementasi serta melakukan evaluasi dari masing-masing

diagnosa keperawatan risiko perdarahan, kelelahan, defisiensi

pengetahuan dan ansietas

4. Kunjungan keempat ( Kamis, 25 Mei 2017 )

Melakukan implementasi serta melakukan evaluasi dari masing-masing

diagnosa keperawatan risiko perdarahan, kelelahan, defisiensi pengetahuan

dan ansietas

5. Kunjungan kelima ( Minggu, 28 Mei 2017 )

Melakukan evaluasi dari masing-masing diagnosa keperawatan risiko

perdarahan, kelelahan, defisiensi pengetahuan dan ansietas

Poltekkes Kemenkes Padang


93

Lampiran 7

LAPORAN KUNJUNGAN PASIEN 2

1. Kunjungan pertama ( Selasa, 16 Mei 2017 )


Infoconsen, pengkajian, pemeriksaan fisik serta melakukan implementasi
keperawatan dengan diagnosa kelelahan dan konstipasi

2. Kunjungan kedua ( Kamis, 18 Mei 2017 )


Melakukan implementasi serta mengevaluasi dari masing-masing diagnosa
keperawatan risiko perdarahan, kelelahan, defisiensi pengetahuan dan
konstipasi

3. Kunjungan ketiga ( Sabtu, 20 Mei 2017 )


Melakukan implementasi serta mengevaluasi dari masing-masing diagnosa
keperawatan risiko perdarahan, kelelahan, defisiensi pengetahuan dan
konstipasi

4. Kunjungan keempat ( Kamis, 25 Mei 2017 )


Melakukan implementasi serta mengevaluasi dari masing-masing diagnosa
keperawatan risiko perdarahan, kelelahan, defisiensi pengetahuan dan
konstipasi

5. Kunjungan kelima ( Minggu, 28 Mei 2017 )


Melakukan evaluasi dari masing-masing diagnosa keperawatan risiko
perdarahan, kelelahan, defisiensi pengetahuan dan konstipasi

Poltekkes Kemenkes Padang


94

Poltekkes Kemenkes Padang


95

Poltekkes Kemenkes Padang


96

Lampiran 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ANEMIA PADA IBU HAMIL

PokokBahasan : Anemia pada Ibu Hamil


Sub Pokokbahasan : Anemia pada Ibu Hamil
Sasaran : Klien dan Keluarga
Waktu : 1x45 menit
Tanggal :
Tempat : Rumah klien
Penyuluh : Andry Hutama Ihsan

A. TujuanInstruksional Umum (TIU)


Klien dapat mengetahui tentang Anemia Pada Ibu Hamil
B. TujuanInstruksionalKhusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapakan masyarakat dapat
1. Menjelaskan pengertian Anemia pada Ibu Hamil
2. Menjelaskan penyebab Anemia pada Ibu Hamil
3. Menjelaskan tanda dan Anemia pada Ibu Hamil
4. Menjelaskan komplikasi Anemia pada Ibu Hamil
5. Menjelaskan pencegahan dan pengobatan Anemia pada Ibu Hamil
6. Mendemonstrasikan cara memasak sayur dan pemilihan sayur yang
baik pada ibu hamil
7. Mendemonostrasikan pemilihan gizi yang baik pada ibu hamil
C. PokokMateri
1. PengertianAnemia pada Ibu Hamil
2. Klasifikasi Anemia pada Ibu Hamil
3. Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
4. Tanda dan Gejala Anemia pada Ibu Hamil
5. Komplikasi Anemia pada Ibu Hamil
6. Pencegahan dan Pengobatan Anemia pada Ibu Hamil

Poltekkes Kemenkes Padang


97

D. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab
2. StrategiPelaksanaan :

Waktu Mahasiswa Klien


5 menit Pembukaan

1. Mengucapkansalam
1. Menjawabsalam
2. Memperkenalkandiri
2. Mendengarkan
3. Menjelaskanmaksuddantujuan
3. Mendengarkan
4. Kontrak waktu
4. Menyetujui kontrak
5. Menanyakanpertanyaanapersepsi
waktu
5. Memberikan
pendapat

35 menit Kerja

1. Menjelaskan pengertian Anemia 1. Mendengarkan


pada Ibu Hamil
2. Menjelaskan klasifikasi Anemia pada 2. Mendengarkan
Ibu Hamil 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan penyebab Anemia pada
Ibu Hamil 4. Mendengarkan
4. Menjelaskan tanda dan gejala 5. Mendengarkan
Anemia pada Ibu Hamil 6. Mendengarkan
5. Menjelaskan resiko terkena Anemia 7. Mendengarkan
pada Ibu Hamil 8. Mendengarkan
6. Menjelaskan komplikasi Anemia 9. Mendengarkan
pada Ibu Hamil
7. Menjelaskan pencegahan dan
pengobatan Anemia pada Ibu Hamil
8. Menjelaskan gizi seimbang pada

Poltekkes Kemenkes Padang


98

penderita Anemia pada Ibu Hamil

5 menit Terminasi :
1. Mengulangi kembali
1. Melakukanevaluasi
materi penyuluhan
2. Memberikankesimpulan
2. Mendengarkan
3. Membuatrencanatindaklanjut
3. Menyetujui
4. Memberikansalampenutup
4. Menjawab salam

E. Media dan Sumber


1. Media : Leaflet, Flipchart
F. Evaluasi
1. EvaluasiPersiapan
a) Materi sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
b) Media sudahsiap 1 harisebelumpenyuluhan
c) Tempatsudahsiap 2 harisebelumpenyuluhan
d) SAP sudahjadi 1 harisebelumpenyuluhan
2. Evaluasi Proses
a) Klien hadir tepat waktu
b) Klien kooperatif serta aktif bertanya
c) Media digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a) Ibu mampu menjelaskan pengertian Anemia pada Ibu
Hamil
b) Ibu mampu menyebutkan penyebab Anemia pada Ibu
Hamil
c) Ibu mampu menyebutkan tandagejala Anemia pada Ibu
Hamil
d) Ibu mampu menyebutkan komplikasi Anemia pada Ibu
Hamil

Poltekkes Kemenkes Padang


99

e) Ibu mampu menyebutkan pencegahan Anemia pada Ibu


Hamil
f) Ibu mampu memilih sayur yang baik untuk kesehatan ibu
g) Ibu mampu memilih makanan yang baik intuk kehamilan

ANEMIA DALAM KEHAMILAN


1. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan
(Tarwono, dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016)anemia dalam
kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki
kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau
kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.

2. Penyebab
Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016)
penyebab anemia dalam kehamilan adalah :
h. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma
i. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb),
dimana zat besi adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
j. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan
ketidaktahuan tentang pola makan yang benar
k. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi
yang banyak dan perdarahan akibat luka

Poltekkes Kemenkes Padang


100

l. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan


m. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
n. Hamil saat masih remaja

3. Tanda dan Gejalah Anemia Pada Ibu Hamil


Menurut Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia pada ibu hamil
sebagai berikut :
l. Kelelahan
m. Penurunan energi
n. Sesak nafas
o. Tampak pucat dan kulit dingin
p. Tekanan darah rendah
q. Frekuensi pernapasan cepat
r. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel
darah merah
s. Sakit kepala
t. Tidak bisa berkonsentrasi
u. Rambut rontok
v. Malaise

4. Komplikasi Anemia pada Ibu Hamil


a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu
kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia
yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan abortus,
persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman dekompensasi jantung
jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemis gravidarum,
perdarahan ante partum, atau ketuban pecah dini.
b. Komplikasi Anemia Pada Janin
Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga
membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2

Poltekkes Kemenkes Padang


101

dan plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul


pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko
terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat
bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian
perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.

5. Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil


1. Banyak mengkonsumsi buah yang banyak mengandung vitamin.
2. Banyak mengkonsumsi sayuran yang mengandung zat besi, seperti
sayuran hijau.
3. Banyak mengkonsumsi protein, seperti Ikan, Daging sapi, Hati, Tiram

6. Pengobatan Anemia

a. Diobati dengan suplemen zat besi dan vitamin


b. Pengobatan anemia dapat mencakup transfusi darah, suplemen asam folat
dan suntikan antibiotik

Poltekkes Kemenkes Padang


102

Poltekkes Kemenkes Padang


103

Poltekkes Kemenkes Padang


104

Poltekkes Kemenkes Padang


105

Poltekkes Kemenkes Padang


106

Poltekkes Kemenkes Padang


107

LAPORAN HASIL KEGIATAN

TENTANG DEMONSTRASI CARA MEMASAK SAYUR DAN


PEMILIHAN SAYUR

Hari/ tanggal : Sabtu/ 20 Mei 2017

Penyaji : Andry Hutama Ihsan

Notulen : Andry Hutama Ihsan

Topik : Demonstrasi Cara Memasak sayur dan cara


pemilihan sayur

Audience : 2 Orang

PERTANYAAN:

Ibu : Bagaimana cara memilih sayur yang benar??

JAWABAN:

Cara pemilihan sayur yang benar adalah sayuran yang segar, belum layu,
sayuran berwarna hijau, dan sayuran apabila dipegang belum kering seperti sayur
bayam, kangkung dan lain lain.

Poltekkes Kemenkes Padang

You might also like