Professional Documents
Culture Documents
BUPATI SUMENEP,
1
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun
2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
199);
2
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2036).
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
5. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat
Daerah Kabupaten Sumenep;
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris
Daerah Kabupaten Sumenep;
7. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah selanjutnya disingkat Sekretariat
DPRD adalah Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Sumenep;
8. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah selanjutnya disingkat Sekretaris
DPRD adalah Sekretaris Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Sumenep;
9. Inspektorat adalah Inspektorat
Kabupaten Sumenep;
10. Dinas Daerah adalah Dinas Daerah
Kabupaten Sumenep;
11. Badan Daerah adalah Badan Daerah
Kabupaten Sumenep;
12. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang
selanjutnya disingkat UPT adalah unsur
pelaksana teknis Dinas/Badan yang
melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu;
13. Jabatan Fungsional adalah kedudukan
yang menunjukan tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai
Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian
dan/atau keterampilan tertentu serta
bersifat mandiri.
4
BAB II
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN
PERANGKAT DAERAH
Pasal 2
Pasal 3
6
12. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Tipe A menyelenggarakan urusan
bidang perindustrian dan bidang
perdagangan;
13. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Tipe
A menyelenggarakan urusan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah;
14. Dinas Perikanan Tipe A
menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang perikanan;
15. Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Tipe A menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang
Ketahanan Pangan dan bidang
Peternakan;
16. Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Tipe A
menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang Pertanian
Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan;
17. Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Tipe A menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
18. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa Tipe A menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa;
19. Dinas Lingkungan Hidup Tipe A
menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang Lingkungan
Hidup;
20. Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tipe B
menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang Penanaman
Modal;
21. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Tipe B menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang Perpustakaan
dan bidang Kearsipan.
7
f. Badan Daerah terdiri dari :
1. Badan Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Tipe A
melaksanakan fungsi penunjang
keuangan;
2. Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Tipe A melaksanakan fungsi
penunjang perencanaan dan fungsi
penunjang penelitian dan
pengembangan;
3. Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Tipe A melaksanakan fungsi
penunjang kepegawaian dan
pengembangan sumber daya manusia.
Pasal 4
8
p. Kecamatan Rubaru, dengan Tipe A;
q. Kecamatan Batang – Batang, dengan
Tipe A;
r. Kecamatan Batuputih, dengan Tipe A;
s. Kecamatan Dungkek, dengan Tipe A;
t. Kecamatan Gapura, dengan Tipe A;
u. Kecamatan Gayam, dengan Tipe A;
v. Kecamatan Nonggunong, dengan
Tipe A;
w. Kecamatan Ra’as, dengan Tipe A;
x. Kecamatan Masalembu, dengan Tipe A;
y. Kecamatan Arjasa, dengan Tipe A;
z. Kecamatan Kangayan, dengan Tipe A;
aa. Kecamatan Sapeken, dengan Tipe A.
(3) Kelurahan merupakan perangkat
kecamatan dibentuk untuk membantu
atau melaksanakan sebagian tugas Camat.
Pasal 5
BAB III
PEMBENTUKAN UPT
Pasal 6
9
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
10
BAB IV
STAF AHLI
Pasal 11
(1) Bupati dalam melaksanakan tugasnya
dapat dibantu staf Ahli.
(2) Staf Ahli sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati dan
secara administratif dikoordinasikan oleh
Sekretaris Daerah.
(3) Staf Ahli sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berjumlah paling banyak 3 (tiga)
Staf Ahli.
(4) Staf Ahli diangkat dari Pegawai Negeri Sipil
yang memenuhi persyaratan.
(5) Pengangkatan dan Pemberhentian Staf
Ahli dilakukan oleh Bupati.
BAB V
KEPEGAWAIAN
Pasal 12
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 13
11
(2) Dalam hal Perangkat Daerah yang
melaksanakan Urusan Pemerintahan di
bidang kesatuan bangsa dan politik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tergabung dengan Urusan Pemerintahan
lain, Perangkat Daerah tersebut hanya
melaksanakan Urusan Pemerintahan di
bidang kesatuan bangsa dan politik.
(3) Anggaran penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan di bidang kesatuan
bangsa dan politik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah sampai dengan peraturan
perundang-undangan mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan
umum diundangkan.
Pasal 14
Pasal 15
12
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Pasal 17
Ditetapkan di : Sumenep
pada tanggal : 21 Desember 2016
BUPATI SUMENEP
TTD
14
Diundangkan di : Sumenep
pada tanggal : 21 Desember 2016
TTD
15
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan asas “Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah”
adalah Perangkat Daerah hanya dibentuk untuk
melaksanakan Urusan Pemerintahan
berdasarkan asas otonomi dan Tugas
Pembantuan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan asas “intensitas Urusan
Pemerintahan dan potensi Daerah” adalah
penentuan jumlah dan susunan Perangkat
Daerah didasarkan pada volume beban tugas
untuk melaksanakan suatu Urusan
Pemerintahan atau volume beban tugas untuk
mendukung dan menunjang pelaksanaan Urusan
Pemerintahan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan asas “efisiensi” adalah
pembentukan Perangkat Daerah ditentukan
berdasarkan perbandingan tingkat daya guna
yang paling tinggi yang dapat diperoleh.
Huruf d
Yang dimaksud dengan asas “efektivitas” adalah
pembentukan Perangkat Daerah harus
berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan
berdaya guna.
17
Huruf e
Yang dimaksud dengan asas “pembagian habis
tugas” adalah pembentukan Perangkat Daerah
yang membagi habis tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan kepada Perangkat
Daerah dan tidak terdapat suatu tugas dan fungsi
yang dibebankan pada lebih dari satu Perangkat
Daerah.
Huruf f
Yang dimaksud dengan asas “rentang kendali”
adalah penentuan jumlah Perangkat Daerah dan
jumlah unit kerja pada Perangkat Daerah
didasarkan pada kemampuan pengendalian unit
kerja bawahan.
Huruf g
Yang dimaksud dengan asas “tata kerja yang
jelas” adalah pelaksanaan tugas dan fungsi
Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat
Daerah mempunyai hubungan kerja yang jelas,
baik vertikal maupun horizontal.
Huruf h
Yang dimaksud dengan asas “fleksibilitas” adalah
penentuan tugas dan fungsi Perangkat Daerah
dan unit kerja pada Perangkat Daerah
memberikan ruang untuk menampung tugas dan
fungsi yang diamanatkan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan setelah
Peraturan Pemerintah ini ditetapkan.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
18
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “kegiatan teknis
operasional” adalah kegiatan teknis yang secara
langsung berhubungan dengan pelayanan
masyarakat.
Yang dimaksud dengan “kegiatan teknis
penunjang tertentu” adalah kegiatan untuk
mendukung pelaksanaan tugas organisasi
induknya.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “unit organisasi bersifat
fungsional” adalah unit organisasi yang dipimpin
oleh pejabat fungsional dokter atau dokter gigi
termasuk dokter spesialis dan dokter gigi spesialis
yang menduduki jabatan fungsional dokter dan
dokter gigi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas
19
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
20