Professional Documents
Culture Documents
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Program Studi Fisika
oleh
Nurhidayah
4250406037
JURUSAN FISIKA
2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Semarang,
ii
PENGESAHAN
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 29 Agustus 2013
Panitia:
Ketua Sekretaris
Ketua Penguji
Dra.Pratiwi Dwijananti, M. Si
NIP. 196203011989012001
iii
PERNYATAAN
informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
Penulis
Nurhidayah
4250406037
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
☺ Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya bisa
menyelesaikan skripsi dengan lancar.
☺ Bapak tercinta Ustadi dan Ibu tersayang Siti
Juariyah (terima kasih atas segala
pengorbananmu, aku bukan apa-apa
tanpamu )
☺ Adik-adikku tercinta (Abdul, Dian dan
Agung) terimakasih atas doa dan dukungan
☺ Dosen pembimbingku
☺ Teman – temanku seperjuangan
☺ Almamaterku
v
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Mengetahui Pencemaran Limbah di
Sekitar Sungai di daerah Genuk. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
karena adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang (UNNES).
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Khumaedi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri
Semarang.
4. Dr. Agus Yulianto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fisika Jurusan Fisika
Universitas Negeri Semarang.
5. Dr. Supriyadi, M.Si., selaku pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan pengarahan.
6. Drs. Hadi Susanto, M.Si selaku pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal dalam
penyusunan skripsi ini
8. Dra. Pratiwi Dwijananti, M. Si, sebagai dosen penguji yang telah memberikan
saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.
9. Prof. Nathan Hindarto, Ph.D., sebagai dosen wali yang telah memberikan
dukungan dan perhatian.
10. Bapak tercinta Ustadi dan Ibu tersayang Siti Juariyah yang senantiasa
memberi doa, kasih sayang serta pengorbanan yang begitu besar demi masa
depanku.
11. Adikku Abdul Wachid, Nila Mardiana dan Bekti Agung Wibowo yang selalu
memberi doa, semangat dan dukungannya.
vi
12. Hery, S. B. N dan purna yang selalu memberi semangat dan dukungan.
13. Riza, Fitri, Iqbal, dan Tulus, yang telah banyak membantu dalam penelitian.
14. Teman-teman kost merah dan kost panji sukma 1 yang selalu memberi kasih
sayang doa, semangat dan dukungan.
15. Teman-teman Fisika 2006, dan teman-teman seperjuanganku, yang telah
memberikan bantuan, dukungan dan semangat untuk saya selama ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini Semoga semua amal dan budi baiknya
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis sadar dengan apa yang telah disusun dan disampaikan masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
vii
ABSTRAK
Permasalahan air sebetulnya sudah ada sejak lama, namun intensitas dan
frekuensinya semakin besar, meningkat dari waktu ke waktu dengan
bertambahnya jumlah penduduk, perluasan kawasan pemukiman, pembukaan
lahan-lahan baru, pengembangan kawasan industri, dan lain-lain. Pencemaran air
dapat terjadi ketika badan air atau sungai mengalir melalui pori-pori batuan
dibawah tanah maupun yang mengalir dipermukaan tanah, hal ini disebabkan
karena sifat dan karakteristik air yang mudah melarutkan unsur-unsur kimia
tertentu maupun logam-logam berat lainnya. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui mengetahui pencemaran sungai dikawasan LIK. Telah dilakukan
penelitian mengenai aplikasi metode geolistrik untuk mengetahui pencemaran
limbah di sekitar sungai di daerah Genuk menggunakan metode geolistrik tahanan
jenis dengan konfigurasi Schlumberger. Dari hasil pengolahan data diolah
menggunakan software Res2Dinv diperoleh air bersih yang tercemar polutan cair
pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas 1,30-5,59 Ωm, sampah pada
medium tanah mempunyai nilai resistivitas 9,51-57,5 Ωm, sampah pada medium
campuran pasir dan tanah mempunyai nilai resistivitas 11,2-185 Ωm, sampah
pada medium pasir 60,5-593 Ωm. Dari hasil data yang diperoleh, didapatkan nilai
resistivitas yang rendah. Artinya semakin kecil resistivitasnya semakin tinggi
tingkat pencemarannya.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah………………………… .......................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.5. Penegasan Istilah...................................................................................... 4
1.6. Sistematika Penyusunan Skripsi ............................................................... 5
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Geologi Kota Semarang ........................................................................... 7
2.1.1. Toprografi Kota Semarang ............................................................. 7
2.1.2. Stratigrafi........................................................................................ 8
2.2 Limbah dan Pencemarannya ................................................................... 9
2.2.1. Sumber Air Limbah........................................................................ 10
2.2.2. Jenis-jenis Limbah ......................................................................... 11
2.3 Geolistrik Tahanan Jenis ......................................................................... 13
ix
2.4 Sifat Kelistrikan Batuan dan Tanah ........................................................ 15
2.4.1. Koduksi Elektronik ....................................................................... 15
2.4.2. Konduksi Elektrolitik ................................................................... 15
2.4.3. Konduksi Dielektrik ..................................................................... 16
2.4.4. Rumus-rumus Dasar Listrik ......................................................... 17
2.4.5. Aliran Listrik Dalam Bumi .......................................................... 19
2.5 Faktor Geometri ...................................................................................... 22
2.6 Konfigurasi Schlumberger ....................................................................... 25
2.7 Res2DinV ................................................................................................. 26
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 28
3.1.1 Lokasi Penelitian...................................................................... 28
3.1.2 Waktu Penelitian...................................................................... 29
3.3. Peralatan .................................................................................................... 29
3.4. Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 30
3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 31
3.6. Teknik Pengambilan Data………………………………………………. 31
3.7. Pengolahan Data………………………………………………………… 33
3.7.1. Intepretasi Data Resistivitas 2 Dimensi (Res2Dinv)………………….. 34
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Harga Resistivitas Beberapa Jenis Limbah…………………… 12
Tabel 2.2 Harga Tahanan Jenis Beberapa Jenis Batuan………………… 17
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Bumi.................................................................................... 22
2.4 Permukaan Equepotensial dan Arah Aliran Arus Listrik Akibat Dua
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan air sebetulnya sudah ada sejak lama, namun intensitas dan
Air bawah tanah merupakan Sumber Daya Alam (SDA) terbarukan yang
yang sangat pesat menyebabkan eksploitasi air bawah tanah meningkat dengan
pesat.
Sungai merupakan salah satu dari sumber daya alam yang bersifat
tidak kalah pentingnya bagi biota lain. Sehingga, perlu dilindungi agar dapat
kualitas air merupakan upaya memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada
pengendalian pencemaran air yaitu dengan upaya memelihara fungsi air agar
Pencemaran air dapat terjadi ketika badan air atau sungai mengalir
tanah, hal ini disebabkan karena sifat dan karakteristik air yang mudah
1
2
sebagai sumber yang memberikan pencemaran pada badan air atau sungai yang
maupun tanah yang berasal dari limbah industri dan pertambangan serta limbah
pertanian, rumah tangga dan limbah lainnya dapat menyebabkan baku mutu air
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
yang tercemar berat oleh sisa-sisa cairan pembuangan industri yang masuk ke
dalam sungai. Hal ini menyebabkan zat-zat beracun yang terdapat pada cairan
limbah tersebut terlarut dan terbawa masuk ke perairan sungai. Cairan buangan
merupakan sisa-sisa buangan dalam bentuk cairan yang dihasilkan dari proses-
proses industri. Pencemaran air oleh cairan ini berupa zat-zat beracun seperti
(Inkatriani, 2008).
pencemaran Sungai Kaligawe yang disebabkan oleh limbah cair dari beberapa
menurut beberapa sumber, pencemaran itu akibat dari limbah logam berat dari
(www.suaramerdeka.com).
tanah seperti penelitian yang dilakukan oleh Juandi pada tahun 2008 berhasil
dapat mencemari air tanah. Limbah cair memiliki konduktuvitas lebih besar
W, 2008).
maka penulis perlu menjelaskan pengertian dan istilah yang digunakan dalam
3. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
Penulisan skripsi disusun dalam tiga bagian utama, yaitu bagian awal,
bagian inti dan bagian akhir skripsi. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman
isi, daftar gambar dan daftar lampiran. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab
yaitu:
- BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah,
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan tentang hasil penelitian
- BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran sebagai implikasi
LANDASAN TEORI
yang terdiri dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik. Sesar normal relatif
berarah Barat-Timur sebagian agak cembung ke arah Utara, sesar geser berarah
pada batuan formasi Kerek, formasi Kalibeng dan formasi Damar yang berumur
kuarter dan tersier. Geseran-geseran intensif sering terlihat pada batuan napal
dan batu lempung, yang terlihat jelas pada formasi Kalibiuk di daerah Manyaran
dan Tinjomoyo. Struktur sesar ini merupakan salah satu penyebab daerah
terjadi gerakan tanah. Daerah Genuk merupakan daerah tambak dan industri.
atas permukaan laut, dengan topografi terdiri atas dataran rendah dan dataran
antara 2%-40% dan ketinggian antara 90-200 m dpl (di atas permukaan laut).
7
8
2.1.2 Stratigrafi
berikut:
1. Aluvium
litologinya terdiri dari lempung, lanau dan pasir. Endapan sungai dan
halus, holokristalin.
kehitaman.
4. Formasi Jongkong
5. Formasi Damar
Batuannya terdiri dari batu pasir tufaan, konglomerat, dan breksi vulkanik.
6. Formasi Kaligetas
Batuannya terdiri dari breksi dan lahar dengan sisipan lava dan tufaan
7. Formasi Kalibeng
Batuannya terdiri dari napal, batu pasir tufaan dan batu gamping. Napal
8. Formasi Kerek
sebagian bersisipan dengan batu lanau atau batu pasir, mengandung fosil
Daerah Genuk termasuk daerah alluvium yang terdiri dari lempung, pasir, krikil
dan lanauan.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah).
Air limbah adalah gabungan dari cairan dan air yang mengandung limbah yang
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah terdiri dari bahan kimia organik dan
tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis
dan karakteristik limbah. Pada sekarang ini pembuangan limbah semakin naik
Secara garis besar air limbah berasal dari beberapa sumber yaitu:
Limbah cair industri adalah seluruh limbah cair yang berasal dari kegiatan
Limbah cair domestik adalah sisa air yang telah dipakai untuk kegiatan
Limpahan air hujan akan bergabung dengan air limbah, dan sebagian air
hujan tersebut menguap dan adapula yang merembes kedalam tanah dan
a. Limbah Cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud
cair.
b. Limbah Padat
Nitrat (NO3), Salenium (Se), Chromium (Cr), Cadmium (Cd), Barium (Ba) yang
oleh sisa-sisa cairan pembuangan industri. Hal ini menyebabkan zat-zat beracun
12
yang terdapat pada cairan limbah tersebut terlarut dan terbawa masuk ke
perairan sungai. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator
terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan
tingkat pencemaran. Air bersih adalah jika tingkat D.O atau Dissolved Oxygen
Adapun harga resistivitas dari berbagai limbah dapat pada tabel 2.1
dibawah ini:
dengan kisaran 6,5-7,5. Air limbah yang belum terolah dan memiliki pH
Air normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak jernih. Bila
kondisi air warnanya berubah, maka hal tersebut merupakan salah satu
indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau bisa berasal dari
limbah industri atau hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup
dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap
Endapan, koloid dan bahan terlarut yang berasal dari adanya limbah
industri berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak
bumi (Hendrajaya, 1990). Tujuan dari metode ini adalah untuk memperkirakan
bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian beda potensial yang terjadi diukur
melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus beda potensial untuk
setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga
14
sama untuk semua titik di permukaan bumi. Hasil dari pengukuran ini
Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan
kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Makin besar jarak elektroda tersebut
maka makin dalam lapisan batuan yang dapat diselidiki (Hendrajaya dan Arif
15
secara dielektrik (Telford, 1990). Batuan merupakan suatu jenis materi sehingga
karakteristik dari batuan bila dialirkan arus listrik ke dalamnya. Arus listrik ini
dapat berasal dari alam itu sendiri akibat terjadinya ketidaksetimbangan, atau
Konduksi ini adalah tipe normal dari aliran arus listrik dalam batuan atau
pada batuan atau mineral. Karena , pada batuan atau mineral ini terdapat banyak
elektron bebas di dalamnya. Sehingga, arus listrik dialirkan dalam batuan atau
Konduksi jenis ini banyak terjadi pada batuan atau mineral yang bersifat
porus dan pada pori-pori tersebut terisi oleh larutan elektrolit. Dalam hal ini arus
listrik mengalir akibat dibawa oleh ion-ion larutan elektrolit. Konduksi dengan
cara ini lebih lambat dari pada konduksi elektronik. Konduktivitas dan
Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah
banyak dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam
batuan berkurang.
Konduksi ini terjadi pada batuan yang bersifat dielektrik artinya batuan
tersebut mempunyai elektron sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena
adanya pengaruh medan listrik dari luar, maka elektron-elektron dalam atom
terjadi polarisasi.
Tabel 2.2 harga tahanan jenis beberapa jenis batuan (Tellofrd et al:1982)
dengan
V : beda potensial
E : medan listrik
Jika ditinjau dari suatu silinder konduktor dengan panjang L (m), luas
Sumber arus
I
A
Gambar 2.1 Silinder konduktor dengan panjang L (m), luas penampang A (m2)
(2.1)
Dimana secara fisis rumus tersebut dapat diartikan jika panjang silinder
konduktor (L) dinaikkan, maka resistansi akan meningkat, dan apabila luas
penampang (A) berkurang maka resistansi juga meningkat. Dimana tahanan jenis
adalah resistivitas dalam Ωm dan J adalah rapat arus (ampere/m2) dan E adalah
(2.2)
Dengan V adalah tegangan (volt) dan I adalah arus listrik (ampere), sehingga
persamaan 2.1 dan 2.2 tersebut di dapatkan nilai resistivitas (ρ) sebesar:
(2.3)
(2.4)
Dimana J adalah rapat arus (A/m2) dan E adalah medan listrik (V/m).
19
Jika ditinjau suatu medium homogen isotropik yang dialiri arus lisrik searah I
dA J
arus J adalah:
(2.5)
(2.7)
(2.8)
(2.9)
20
(2.10)
(2.11)
(2.12)
Karena , maka
Laplacian berbentuk:
(2.13)
Karena anggapan homogen dari sistem yang ditinjau maka potensial hanya
merupakan fungsi dari jarak r atau V(r), sehingga persamaan Laplace dalam
(2.14)
(2.15)
(2.16)
(2.17)
(2.18)
(2.19)
21
V(r), yaitu:
, sehingga C2 = 0,
luas sehingga:
(2.21)
(2.22)
22
udara nol, maka garis ekuipotensial yang terjadi akan membentuk permukaan
arus
Titik arus
Permukaan bumi
Jika pada permukaan bumi diinjeksikan dua sumber arus yang berlawanan
polaritasnya seperti pada gambar (2.4), maka besarnya potensial disuatu titik P
adalah:
Gambar 2.4 Permukaan equipotensial dan arah aliran arus listrik akibat
dua sumber arus (I dan – I) di permukaan bumi homogen
23
I I
V p
2r1 2r2
I1 1
(2.23)
2 r1 r2
Dengan:
Jika ada dua titik yaitu P dan Q yang terletak didalam bumi tersebut, maka
V pq V p Vq
I 1 1 I I I
2 r1 r2 2 r3 r4
I 1 1 1 1
2 r1 r2 r3 r4
(2.24)
dengan,
dua buah elektroda potensial seperti pada gambar (2.5) dibawah ini:
A M N B
I 1 1 1 1
V
2 AM BM AN BN
2 V
1 1 1 1 I
AM BM AN BN
Dengan,
2
K
1 1 1 1
AM BM AN BN
25
Atau
2
K
1 1 1 1
AM BM AN BN
Maka
maka ketika jarak AB diubah pada jarak yang relatif besar maka jarak MN
Dalam konfigurasi Sclumberger ini dapat dihitung nilai resistivitas semu (ρ)
sebagai berikut:
26
2
K
1 1 1 1
AM BM AN BN
adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan
peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi.
2.7 RES2DINV
model resistivy 2 dimensi (2-D) untuk bawah permukaan dari data hasil survey
least-square non linier dan subroutine dari permodelan maju digunakan untuk
Data hasil survey geolistrik di simpan dalam bentuk file *.dat dengan
Pole-dipol = 4, Schlumberger = 7)
Line 5 – Tipe dari lokasi x datum point. Masukkan 0 bila letak elektroda
Dan seterusnya untuk datum point berikutnya. Setelah itu diakhiri dengan
METODE PENELITIAN
kawasan LIK Genuk, Semarang. Adapun lokasi penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
28
29
3.2 Peralatan
Kajian Pustaka
TIDAK
Alat Dapat
Bekerja di
Lapangan
YA
Pengambilan data
Analisis data
Kesimpulan
Selesai
i
Dari beberapa konfigurasi geolistrik metode tahanan jenis yang ada, dalam
perbandingan jarak antara elektroda arus dengan elektroda potensial terlalu besar,
elektroda harus digeser, jika tidak maka beda potensial yang terukur akan sangat
limbah pabrik. Teknik pengukuran didasarkan pada stacking chart yang telah di
angka 1-8.
angka 9-16.
atau aki dan kabel penghubung alat resistivity multi channel (seperti
Schlumberger yang telah dibuat dalam bentuk notepad setelah itu mengklik
f) Memilih resistivity setelah itu memilih direktori untuk menyimpan data yang
g) Data hasil pengukuran disimpan pada direktori yang sudah dipilih sebelum
memulai pengukuran.
dilakukan adalah membuka program tersebut, setelah itu pilih menu file kemudian
pilih read data file yang fungsinya menginput data yang telah diperoleh dalam
pilih oke dan pilih menu inversion setelah itu least squares inversion guna
memilih file dalam bentuk Microsoft Excel yang akan diketahui hasil inversi
pengolahannya. Pilih menu save agar opsi-opsi yang telah diatur dapat tersimpan,
maka muncul gambar penampang hasil kalkulasi dan inversi data dengan
diubah sesuai keinginan, terasi berfungsi untuk mengurangi error yang terjadi.
34
Pada tahapan ini hasil output yang dihasilkan oleh software Res2Dinv akan
menampilkan gambar penampang vertikal dan horisontal serta citra warna . Dari
dikawasan LIK Genuk terdiri dari 4 titik pengukuran. Pengambilan data dilakukan
jenis bawah permukaan dapat diketahui berdasarkan citra warna. Adapun data
4.2 PEMBAHASAN
Endapan alluvium terdiri dari lempung, lanau, pasir dan kerikil. Secara umum dari
semua hasil data yang diperoleh, didapatkan nilai resistivitas yang rendah. Berarti
Perolehan jenis limbah di lokasi penelitian sangat bervariasi dan tercampur tidak
merata, maka nilai resistivitas limbah hasil dari analisis data penelitian akan
35
36
Bentangan (m)
Kedalaman (m)
Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi
geologi, maka pada gambar 4.1 akan diperoleh jenis limbah dengan nilai
resistivitasnya yaitu polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai
kedalaman sekitar (7,95-10,7) meter, sampah pada medium campuran pasir dan
10,7) meter.
Tabel 4.1:
Bentangan (m)
Kedalaman (m)
Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi
geologi, maka pada gambar 4.2 akan diperoleh jenis limbah dengan nilai
resistivitasnya yaitu polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai
sekitar (1,00-7,95) meter, sampah pada medium campuran pasir dan tanah
meter.
38
Tabel 4.2:
Bentangan (m)
Kedalaman (m)
Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi
geologi, maka pada gambar 4.3 akan diperoleh jenis limbah dengan nilai
resistivitasnya yaitu polutan cair (oli) pada medium pasir mempunyai nilai
kedalaman sekitar (1,00-7,95) meter, sampah pada medium campuran pasir dan
(1,00-7,95) meter, sampah pada medium pasir mempunyai nilai resistivitas (60,5-
Tabel 4.3:
meter rembesan limbahnya pada kedalaman sekitar 7,95 meter, bentangan 24-40
Bentangan (m)
Kedalaman (m)
Analisa data yang sesuai dengan hasil referensi resistivitas limbah dan kondisi
geologi, maka pada gambar 4.4 bawah ini akan diperoleh jenis limbah dengan
nilai resistivitasnya yaitu air bersih yang tercemar polutan cair pada medium pasir
(2-9,5) meter, sampah pada medium tanah mempunyai nilai resistivitas (9,51-
merupakan lempung dan pasir. Rembesan terjadi pada medium campuran tanah
dan pasir. Berdasarkan nilai resistivitas diatas semua titik sudah tercemar oleh air
limbah dan telah mencemari sistem air bawah tanah. Hal ini menunjukkan bahwa
Penelitian ini dilakukan saat musim hujan sehingga hasil penelitian kurang
akurat. Apabila ingin melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pada saat musim
PENUTUP
A. SIMPULAN
Ωm. Pada lintasan 2 polutan cair (oli)pada medium pasir mempunyai nilai
resistivitas (11,5-45) Ωm, sampah pada medium campuran pasir dan tanah
42
43
Berdasarkan nilai resistivitas diatas semua titik sudah tercemar oleh air
kecil.Hal ini menunjukkan bahwa air disekitar LIK tidak layak digunakan
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian pada daerah yang sama dengan metode yang
sejauh mana aliran limbah dalam tanah dan mengetahui asal limbah dari
untuk tidak menggunakan air sungai dan air tanah karena sudah tercemar.
DAFTAR PUSTAKA
Alile, O. M., W.A Molindo, dan M.A Nwachokor. 2007. Evaluation of Soil
Profile on Aquifer Layer of Three Location in Edo State. International
Journal of Physical Sciences. 2(9):249-253.
Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri oleh Limbah Industri
Kelapa SawitPT. Peputra Masterindodi Kabupaten Kampar. Tesis.
Semarang: universitasdiponegoro.
Broto, S. dan R. S. Afifah. 2008. Pengolahan Data GeolistrikdenganMetode
Schlumberger.Teknik, 29(2): 120-128.
Distrik,I. W. 2008. Efektivitas Pemahaman Meteri Struktur Lapisan Bawah
Permukaan Bumi Untuk Mendetaksi Resapan Limbah Melalui Metode
Geolistrik Resistivity.JPMIPA, 9 (1):51-60.
Djajadiningrat, S.T. danHarsono, H. 1990. Penilaian Secara Cepat Sumber-
sumber Pencemaran Air, Tanah dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Gunawan, Y. 2006. Peluang Penerapan Produksi Bersih pada System
Pengolahan Air Limbah Domestik Studi Kasus di PT Badak NGL
Bontang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hendrajaya, L. 1990. Pengukuran Resistivitas Bumi pada Satu Titik di Medium
Tak Hingga. Bandung.
Inkantriani, B. P. 2008. Evaluasi Daya Dukung Lingkungan Zona Industri Genuk
Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Jegede, S.I, Osazuwa, I. B, Abdullahi, N. K. 2011.Geoenviromental Study of
Groundwater Contamination In A Dual Aquifer Environment Using Earth
Resisitivity Imaging. Journal of American Science.7(2).
44
45
‘
46
Lampiran 1
Lintasan 1
Resistivity
Datum Depth Axis A M N B SP I V x (Ωm)
1 1 1 1 2 3 4 0.0146 0.1181 0.0724 6 12.30036
2 1 2 2 3 4 5 0.3015 0.118 0.3357 10 7.284234
3 1 3 3 4 5 6 0.0422 0.1171 0.0759 14 7.232905
4 1 4 4 5 6 7 0.256 0.1174 0.3006 18 9.547871
5 1 5 5 6 7 8 0.0331 0.1181 0.0686 22 7.554717
6 1 6 6 7 8 9 0.0279 0.1189 0.0075 26 4.312093
7 1 7 7 8 9 10 0.0892 0.1181 0.1144 30 5.362785
8 1 8 8 9 10 11 0.0306 0.1182 0.059 34 6.038661
9 1 9 9 10 11 12 0.282 0.1177 0.0166 38 7.174681
10 1 10 10 11 12 13 0.258 0.1187 0.2994 42 8.765756
11 1 11 11 12 13 14 0.1 0.1183 0.0818 46 3.866575
12 1 12 12 13 14 15 0.2081 0.1185 0.2473 50 8.313951
13 1 13 13 14 15 16 0.0684 0.1185 0.1077 54 8.335161
14 2 1 1 3 4 6 0.016 0.1186 0.0263 10 6.548074
15 2 2 2 4 5 7 0.0088 0.1177 0.0172 14 5.381011
16 2 3 3 5 6 8 0.593 0.1181 0.58 18 8.299549
17 2 4 4 6 7 9 0.0746 0.1176 0.0808 22 3.975076
18 2 5 5 7 8 10 0.1512 0.1181 0.1575 26 4.022089
19 2 6 6 8 9 11 0.0229 0.1184 0.0255 30 1.655704
20 2 7 7 9 10 12 0.0844 0.1178 0.0854 34 0.640053
21 2 8 8 10 11 13 0.0141 0.1179 0.0136 38 0.319755
22 2 9 9 11 12 14 0.269 0.1187 0.2696 42 0.38112
23 2 10 10 12 13 15 0.1786 0.1183 0.1791 46 0.318674
24 2 11 11 13 14 16 0.3589 0.1174 0.3642 50 3.403837
25 3 1 1 4 5 8 0.0794 0.1182 0.0742 14 6.634022
26 3 2 2 5 6 9 0.1213 0.1176 0.1223 18 1.282282
27 3 3 3 6 7 10 0.1763 0.1194 0.1768 22 0.631476
28 3 4 4 7 8 11 0.1566 0.1179 0.1497 26 8.825236
29 3 5 5 8 9 12 0.0186 0.1192 0.0185 30 0.126507
30 3 6 6 9 10 13 0.0697 0.1183 0.0702 34 0.637347
31 3 7 7 10 11 14 0.0078 0.1184 0.0079 38 0.127362
32 3 8 8 11 12 15 0.3599 0.1188 0.3637 42 4.823454
33 3 9 9 12 13 16 0.2485 0.1186 0.2537 46 6.611647
34 4 1 1 5 6 10 0.1539 0.1187 0.1576 18 7.83413
35 4 2 2 6 7 11 0.2583 0.1178 0.2567 22 3.413614
47
Lintasan 2
Resistivity
Datum Depth Axis A M N B SP I V x (Ωm)
1 1 1 1 2 3 4 0.0586 0.1183 0.0077 6 10.81366
2 1 2 2 3 4 5 1.486 0.1185 8.74 10 1538.505
3 1 3 3 4 5 6 0.0579 0.1186 10.04 14 2115.324
4 1 4 4 5 6 7 1.051 0.1181 1.067 18 3.404943
5 1 5 5 6 7 8 0.0161 0.1188 0.0039 22 2.580971
6 1 6 6 7 8 9 0.1552 0.1189 0.2094 26 11.45664
7 1 7 7 8 9 10 0.033 0.1187 0.009 30 5.081598
8 1 8 8 9 10 11 0.1541 0.1177 0.2116 34 12.2781
9 1 9 9 10 11 12 0.003 0.1183 0.0799 38 16.33734
10 1 10 10 11 12 13 0.0152 0.1188 0.0543 42 8.271801
11 1 11 11 12 13 14 0.1413 0.1179 0.2217 46 17.13886
12 1 12 12 13 14 15 0.1669 0.1192 0.2461 50 16.69893
13 1 13 13 14 15 16 0.0248 0.1181 0.0241 54 0.148966
14 2 1 1 3 4 6 0.0065 0.1184 0.0117 10 3.311408
15 2 2 2 4 5 7 0.0032 0.1186 0.014 14 6.865941
16 2 3 3 5 6 8 0.3959 0.1185 10.09 18 6168.082
17 2 4 4 6 7 9 0.0313 0.1191 0.0327 22 0.886293
18 2 5 5 7 8 10 0.0718 0.1182 0.0725 26 0.446521
19 2 6 6 8 9 11 0.0507 0.1179 0.05 30 0.447657
20 2 7 7 9 10 12 0.1851 0.1184 0.1886 34 2.228832
21 2 8 8 10 11 13 0.0202 0.1189 0.0177 38 1.585328
22 2 9 9 11 12 14 0.0361 0.119 0.0414 42 3.358071
23 2 10 10 12 13 15 0.0565 0.1189 0.0545 46 1.268263
24 2 11 11 13 14 16 0.444 0.1184 0.454 50 6.368092
25 3 1 1 4 5 8 0.0425 0.1185 0.0352 14 9.289568
26 3 2 2 5 6 9 0.0511 0.1195 0.021 18 37.98303
27 3 3 3 6 7 10 0.127 0.1193 0.1361 22 11.50249
28 3 4 4 7 8 11 0.2718 0.1191 0.27 26 2.279039
29 3 5 5 8 9 12 0.0255 0.1196 0.024 30 1.891259
30 3 6 6 9 10 13 0.0874 0.1189 0.0876 34 0.253653
31 3 7 7 10 11 14 0.0514 0.1186 0.0493 38 2.670088
32 3 8 8 11 12 15 0.1279 0.1189 0.1295 42 2.02922
33 3 9 9 12 13 16 0.1091 0.1192 0.1085 46 0.759042
34 4 1 1 5 6 10 0.0995 0.1196 0.0941 18 11.34756
35 4 2 2 6 7 11 0.1313 0.1193 0.1294 22 4.002699
36 4 3 3 7 8 12 0.0667 0.1183 0.064 26 5.736127
37 4 4 4 8 9 13 0.0952 0.1192 0.093 30 4.638592
38 4 5 5 9 10 14 0.674 0.119 0.663 34 23.23194
39 4 6 6 10 11 15 0.0722 0.119 0.0729 38 1.478396
40 4 7 7 11 12 16 0.1068 0.1187 0.1082 42 2.964265
49
Lintasan 3
Lintasan 4
Resistivity
Datum Depth Axis A M N B SP I V x (Ωm)
1 1 1 1 2 3 4 0.1054 0.1213 0.0543 6 10.58766
2 1 2 2 3 4 5 0.357 0.1198 0.3829 10 5.433538
3 1 3 3 4 5 6 0.0227 0.1198 0.0745 14 10.86708
4 1 4 4 5 6 7 0.1097 0.1207 0.1361 18 5.497135
5 1 5 5 6 7 8 0.1429 0.1199 0.1793 22 7.629955
6 1 6 6 7 8 9 0.135 0.12 0.1735 26 8.063419
7 1 7 7 8 9 10 0.0873 0.1188 0.1103 30 4.865765
8 1 8 8 9 10 11 0.0608 0.12 0.0931 34 6.764895
9 1 9 9 10 11 12 0.0486 0.1204 12.32 38 2561.577
10 1 10 10 11 12 13 0.0014 0.1202 0.0001 42 0.271818
11 1 11 11 12 13 14 0.0706 0.1204 13.67 46 2838.788
12 1 12 12 13 14 15 0.1314 0.1199 0.1533 50 4.59055
13 1 13 13 14 15 16 0.048 0.1202 0.0908 54 8.949094
14 2 1 1 3 4 6 0.027 0.1195 0.0257 10 0.820232
15 2 2 2 4 5 7 0.006 0.1197 0.0125 14 4.094305
16 2 3 3 5 6 8 0.2071 0.12 0.2034 18 2.324778
17 2 4 4 6 7 9 0.0389 0.1191 0.0414 22 1.582666
18 2 5 5 7 8 10 0.0859 0.12 0.0854 26 0.314159
19 2 6 6 8 9 11 0.101 0.1198 0.1022 30 0.755241
20 2 7 7 9 10 12 0.0456 0.12 0.0312 34 9.047785
21 2 8 8 10 11 13 0.1682 0.1204 0.1596 38 5.385586
22 2 9 9 11 12 14 0.452 0.1195 0.0002 42 0.250492
23 2 10 10 12 13 15 0.0555 0.1192 0.0718 46 10.31033
24 2 11 11 13 14 16 0.2872 0.1207 0.2974 50 6.37168
25 3 1 1 4 5 8 0.0146 0.1202 0.0131 14 1.881819
26 3 2 2 5 6 9 0.1773 0.1188 0.1771 18 0.253866
27 3 3 3 6 7 10 0.0106 0.1208 0.0107 22 0.124831
28 3 4 4 7 8 11 0.386 0.1202 0.3815 26 5.645457
29 3 5 5 8 9 12 0.0656 0.1199 0.0668 30 1.509222
30 3 6 6 9 10 13 0.0437 0.1198 0.0475 34 4.783192
31 3 7 7 10 11 14 0.096 0.1205 0.0924 38 4.505121
32 3 8 8 11 12 15 0.0014 0.1204 0.0003 42 1.377708
33 3 9 9 12 13 16 0.1568 0.1196 0.158 46 1.513008
34 4 1 1 5 6 10 0.3177 0.12 0.3139 18 7.9587
35 4 2 2 6 7 11 0.0481 0.1202 0.0522 22 8.57273
36 4 3 3 7 8 12 0.111 0.1201 0.1089 26 4.394567
37 4 4 4 8 9 13 0.2395 0.1206 0.2411 30 3.33436
38 4 5 5 9 10 14 0.2753 0.1202 0.2609 34 30.1091
39 4 6 6 10 11 15 0.0804 0.1199 0.0792 38 2.51537
40 4 7 7 11 12 16 0.0009 0.12 0.0002 42 1.466076
53
51
Lampiran 2
Fotopenelitian