Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
RPJM RPJP
Nasional KabupatenPinrang
RTRW
KabupatenPinrang
RPJMDProv.S RPJMD
ul-Sel KabupatenPinrang Renstra
SKPD
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan RPJMD, yang
meliputi: Latar Belakang, Dasar Hukum Penyusunan, Hubungan Antar
Dokumen, Sistematika Penulisan, serta Maksud dan Tujuan.
b Tujuan adalah :
1. Merumuskan gambaran umum kondisi daerah sebagai dasar perumusan
permasalahan dan isu strategis daerah, sebagai dasar prioritas penangan
pembangunan daerah 5 tahun kedepan
2. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka
pendanaan sebagai dasar penentuan kapasitas pendanaan 5 tahun
kedepan.
3. Menerjemahkan visi dan misi Kepala Daerah ke dalam Tujuandan Sasaran
pembangunan daerah tahun 2019 s/d 2019, yang disertai dengan program
prioritas untuk masing-masimh SKPD tahun 2014 s/d 2019 dengan
berpedoman kepada RPJPD 2009 – 2029
4. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan inikasi pagu
anggaran dan target indikator kinerja yang akan dilaksanakan pada tahun
2014 sampai dengan 2019.
5. Menetapkan indikator kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah dan indikator
Kepala Daerah sebagai dasar penilaian keberhasilan Pemerintah Daerah
periode Tahun 2014 – 2019.
B A B II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel 2.1
Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kecamatan
Kabupaten Pinrang Tahun 2013
LUAS AREA
No KECAMATAN KELURAHAN DESA LINGKUNGAN DUSUN
(km2)
1 2 3 4 5 6 7
1 Suppa 74.2 2 8 5 22
2 Mattiro Sompe 96.99 2 7 4 19
3 Lanrisang 73.01 1 6 3 16
4 Mattiro Bulu 132.49 2 7 6 19
5 Watang sawitto 58.97 8 - 17 -
6 Paleteang 37.29 6 - 14 -
7 Tiroang 77.73 5 - 13 -
8 Patampanua 136.85 4 7 13 19
9 Cempa 90.3 1 6 2 15
10 Duampanua 291.86 5 10 10 27
11 Batulappa 158.99 1 4 4 11
12 Lembang 733.09 2 14 5 41
TOTAL 1961.77 39 69 96 181
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014
2.1.1.3 Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Pinrang memiliki rentang yang cukup lebar,
mulai dari dataran dengan ketinggian 0 m di atas permukaan laut hingga dataran
yang memiliki ketinggian di atas 1000 m di atas permukaan laut (dpl).Dataran yang
terletak pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut sebagian besar terletak di
bagian tengah hingga utara Kabupaten Pinrang terutama pada daerah yang
berbatasan dengan Kabupaten Toraja. Klasifikasi ketinggian/ topografi di Kabupaten
Pinrang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Ketinggian 0 – 100 m dpl
Wilayah yang termasuk ke dalam daerah ketinggian ini sebagian besar terletak di
wilayah pesisir yang meliputi beberapa wilayah Kecamatan yakni Kecamatan
Mattiro Sompe, Lanrisang, Watang Sawtito, Tiroang, Patampanua dan
Kecamatan Cempa
- Ketinggian 100 – 400 m dpl
Wilayah yang termasuk ke dalam daerah dengan ketinggian ini meliputi beberapa
wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Suppa, Mattiro Bulu, dan Kecamatan
Paleteang.
- Ketinggian 400 – 1000 m dpl
Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini sebagian kecil wilayah
meliputi Kecamatan Duampanua.
- Ketinggian di atas 1000 m dpl
Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini terdiri dari sebagian
Kecamatan Lembang dan Batulappa. Untuk lebih jelasnya sebagaimana pada
tabel berikut ini :
Tabel 2.2
Ketinggian Wilayah Kabupaten Pinrang
1 2 3
1 Suppa 2 – 265
2 Mattiro Sompe 2 – 12
3 Lanrisang 2 – 14
4 Mattiro Bulu 12 – 228
5 Watang Sawitto 6 – 14
6 Paleteang 14 – 157
7 Tiroang 13 – 23
8 Patampanua 13 – 86
9 Cempa 2 – 18
10 Duampanua 2 – 965
11 Batulappa 20 – 1007
12 Lembang 2 – 1908
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka , 2010
1. Kemiringan 0-3 %
Wilayah ini memiliki lahan yang relatif datar yang sebagian besar terletak di
kawasan pesisir meliputi wilayah Kecamatan Mattiro Sompe, Lanrisang, Watang
Sawito, Tiroang, Patampanua dan Kecamatan Cempa.
2. Kemiringan 3 – 8 %
Wilayah ini memiliki permukaan datar yang relatif bergelombang.Wilayah yang
memiliki karakteristik topografi demikian terdiri dari Kecamatan, Suppa, Mattiro
Bulu, Batulappa dan Kecamatan Paleteang.
3. Kemiringan 8 – 45 %
Wilayah ini memiliki permukaan yang bergelombang sampai agak curam.Wilayah
yang memiliki karakteristik topografi seperti ini adalah Wilayah Kecamatan
Duampanua.
4. Kemiringan > 45 %
Wilayah ini memiliki permukaan curam yang bergunung-gunung.Wilayah yang
memiliki karakteristik topografi ini meliputi wilayah-wilayah kaki pegunungan
seperti Kecamatan Lembang.
Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Pinrang bervariasi dari kondisi datar hingga
berbukit.Keadaan wilayah berdasarkan kelerengan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3
Keadaan Wilayah Berdasarkan Kelerengan di Kabupaten Pinrang
1 2 3 4 5
1 0 -2 Datar 100.370,2 51,1
2 2 - 15 Landai 15.696,8 8,1
3 15 - 40 Berbukit 50.246 25,6
4 > 40 Berbukit 29.864 15,2
Jumlah 196.177 100,00
Sumber : RTRW Kab. Pinrang 2012
Secara detail, peta kemiringan lereng dapat dilihat pada gambar berikut:
2.1.1.4 Geologi
Geologi wilayah Kabupaten Pinrang dari hasil pengamatan dan kompilasi Peta
Geologi Kabupaten Pinrang, maka susunan lapisan batuan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Endapan alluvium dan sungai, Endapan alluvium dan sungai mempunyai
ketebalan antara 100-150 meter, terdiri dari atas lempung, lanau, pasir dan
kerikil. Pada umumnya endapan lapisan ini mempunyai kelulusan air yang
bervariasi dan kecil hingga tinggi. Potensi air tanah dangkal cukup besar tetapi
sebagian wilayah kualitasnya kurang baik. Muka air tanah dangkal 1-1,50 meter.
2. Batuan gunung api tersusun atas breksi dengan komponen bersusun trakht dan
andesit, tufa batu apung, batu pasir terfaan, konglomerat dan breki terfaan,
ketebalannya berkisar 500 meter, penyebarannya dibagian utara Kota Pinrang,
Sekitar Bulu Lemo, Bulu Pakoro sedangkan dibagian selatan sekitar Bulu
Manarang, Bulu Paleteang, Bulu Lasako (berbatasan dengan Parepare). Kearah
Bungin terdapat batu gamping terumbu yang umumnya relative sama dengan
batuan gunung api.
3. Batuan aliran lava, Batuan aliran lava bersusun trakhit abu-abu muda hingga
putih, bekekar tiang, penyebarannya kearah daerah Kabupaten Pinrang, yaitu
sekitar Kecamatan Lembang dan Kecamatan Duampanua.
4. Batuan konglomerat (Formasi Walanae), Batuan ini terletak dibagian Timur Laut
Pinrang, sekitar Malimpung sampai kewilayah Kabupaten Sidrap, satua batuan
ini terdiri atas konglomerat, sedikit batu pasir glakonit dan serpih dan membentuk
morfologi bergelombang dan tebalnya kira-kira hingga 400meter.
5. Batuan lava bersusun basol hingga andesit, Satuan batuan ini berbentuk lava
bantal, breksi andesit piroksin dan andesit trakhit. Tebalnya 50 hingga 100 meter
dengan penyebaran sekitar Bulu Tirasa dan Pakoro.
6. Batu pasir, Satuan batuan ini bersusun andesit, batu lanau, konglomerat dan
breksi. Struktur sesar diperkirakan terdapat pada batuan aliran lava dan batu
pasir bersusun andesit, berupa sesar normal.
Peta geologi Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada gambar berikut :
2.1.1.5 Hidrologi
Di Kabupaten Pinrang, terdapat dua sungai besar yaitu sungai Mamasa dan
Sungai Saddang, dimana sungai Mamasa sebenarnya masih merupakan anak
sungai Saddang. Saat ini sungai Mamasa dimanfaatkan untuk keperluan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang berlokasi di Desa Ulu Saddang,
Kecamatan Lembang. PLTA yang ada ini selain untuk memenuhi kebutuhan listrik di
Kabupaten Pinrang, juga untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi
Selatan. Sedangkan Sungai Saddang dimanfaatkan untuk pengairan pertanian
dengan cakupan pelayanan selain Kabupaten Pinrang juga melayani Kabupaten
Sidrap.
2.1.1.6 Klimatologi
Klasifikasi iklim menurut Smith-Ferguson, tipe iklim Wilayah Kabupaten
Pinrang termasuk tipe A dan B dengan curah hujan terjadi pada bulan Desember
hingga Juni dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret. Musim kemarau
terjadi pada bulan Juni sampai September. Kriteria tipe iklim menurut Oldeman-
Syarifuddin bulan basah di Kabupaten Pinrang tercatat 7 - 9 bulan, bulan lembab 1
- 2 bulan dan bulan kering 2 - 4 bulan. Tipe iklim menurut klasifikasi Oldeman -
Syarifuddin adalah iklim B dan C. Curah hujan tahunan berkisar antara 1073 mm
sampai 2910 mm, Evaporasi rata-rata tahunan di Kabupaten Pinrang berkisar antara
5,5 mm/hari sampai 8,7 mm/hari. Suhu rata-rata normal antara 27°C dengan
kelembaban udara 82% - 85%.
Berdasarkan data dari Bps Kabupaten Pinrang, rata-rata curah hujan di
Kabupaten Pinrang pada tahun 2012 sebesar 102,58 mm/bulan. Curah hujan
terendah terjadi pada bulan September yakni sebesar 32 Mm, sedangkan curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan April yakni sebesar 179 Mm.
Banyaknya curah hujan tiap bulan di wilayah Kabupaten Pinrang sejak tahun
2007 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.4
Banyaknya Curah Hujan di Wilayah Kabupaten Pinrang
Tahun
No Bulan
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Januari 106 264 75 380 103 93
2 Pebruari 90 242 103 121 47 116
3 Maret 91 295 29 88 86 102
4 April 147 130 63 90 88 179
5 Mei 155 94 69 82 121 128
6 Juni 148 222 192 34 19 64
7 Juli 50 143 52 35 8 52
8 Agustus 26 199 34 34 2 35
9 September 109 80 8 42 21 32
10 Oktober 82 698 29 55 136 121
11 Nopember 96 571 221 55 155 133
12 Desember 129 391 282 79 143 176
Rata-Rata Per
102,42 277,42 96,42 91,25 77,41 102,58
Bulan
Sumber : Bps Kab. Pinrang Tahun 2014
Luas Provinsi Sulawesi Selatan menurut Sulawesi Dalam Angka Tahun 2012 adalah
1.967,7 km2.Angka ini merupakan angka yuridis yang digunakan sebagai luas
Kabupaten Pinrang. Kondisi penutup lahan di wilayah Kabupaten Pinrang pada
tahun 2009 menunjukkan bahwa empat jenis penutup lahan, yaitu sawah 53.181
hektar (27,11%), kebun campur 46.741 hektar (23,83%), hutan 29.227 hektar
(14,90%), dan tegalan/ladang sebanyak 26.840 hektar (13.68%). Areal tambak
15.665 hektar atau (7,99%) sementara lahan mangrove hanya 41 hektar atau
(0,02%) dan lahan terbuka 10.124 hektar atau (5,16%) dan kawasan permukiman
5.482 atau (2,79%).
Tabel 2.5
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama
Kabupaten Pinrang Tahun 2010
Rincian area tutupan Lahan Kabupaten Pinrang secara detail dapat dilihat pada peta
berikut:
Dalam kaitannya dengan kawasan hutan, dari keseluruhan luas Kabupaten Pinrang
menurut Perda No. 14 tahun 2012 tentang RTRW Pinrang tercatat 71.605 yang
termasuk dalam kawasan hutan atau merupakan 36,50 % dari luas Kabupaten
Pinrang seperti yang terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.6
Luas Kawasan Hutan Menurut Peta Padu Serasi Provinsi Sulawesi Selatan
dan RTRW Kabupaten Pinrang
Hutan
LUAS AREA Hutan Luas
NO KECAMATAN Produksi Persentase
(Ha) Lindung (Ha) Kawasan
Terbatas (Ha)
1 2 3 4 5 6 7
1 Suppa 7.420 - 1.129 1.129 15.22
2 Mattiro Sompe 9.699 - - - -
3 Lanrisang 7.301 - - - -
4 Mattiro Bulu 13.249 - 1.324 1.324 9.99
5 Watang sawitto 5.897 - - - -
6 Paleteang 3.729 - - - -
7 Tiroang 7.773 - - - -
8 Patampanua 13.685 646 - 646 4.72
9 Cempa 9.030 - - - -
10 Duampanua 29.186 1.542 5.574 7.116 24.38
11 Batulappa 15.899 8.627 2.121 10.748 67.60
12 Lembang 73.309 34.353 16.289 50.642 69.08
Pinrang 196.177 45.168 26.437 71.605 36.50
Sumber : SK. Menhut No. 434/ Menhut tgl 23 Juli 2009, Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Dan
Konservasi Perairan Provinsi Sulsel.
Perda No. 09 tahun 2009 tentang RTRWP Sul-Sel
Perda Nomor 14 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Pinrang
Berdasarkan tabel di atas persentase luas kawasan hutan yang terbesar adalah
Kecamatan Lembang dengan luas 50.642 Ha diikuti oleh Kecamatan Batulappa
seluas 10.748 Ha. Dari datatersebut di atas terlihat pula bahwa Kawasan Hutan
Lindung ini merupakan 23,02 % dari luas wilayah Kabupaten Pinrang, sedangkan
Hutan Produksi Terbatas 13,48 % dari luas wilayah Kabupaten Pinrang.
Tabel 2.7
Sistem Perkotaan Nasional, Provinsi dan Kabupaten Pinrang
Tabel 2.8
Arahan Sistem Jaringan Struktur Ruang Wilayah Nasional
dan Provinsi di Kabupaten Pinrang
2 Ruas jalan Sultan Hasanuddin Pembangkit Listrik Tenaga Rencana telepon nirkabel Bendung, yaitu Bendung Benteng
sepanjang 0,891 (nol koma Diesel (PLTD) Suppa di berupa menara Base dan Bendung Pasolengan di
delapan sembilan satu) Kecamatan Suppa dengan Transceiver Station (BTS) Kecamatan Duampanua, ,
kilometer kapasitas 62 (enam puluh dua) dikembangkan tidak Bendung Padang Lolo dan
megawatt mengganggu aktivitas Bendung Taccipi di Kecamatan
sekitarnya Patampanua dan Bendung Kalosi
di Kecamatan Lembang
3 Ruas jalan Ahmad Yani Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Rencana penggunaan Tower Bendungan yaitu Bendungan
sepanjang 2,804 (dua koma Hidro (PLTMH) Sawitto di Base Transceiver Station Bakaru di Kecamatan Lembang
delapan kosong empat) Kecamatan Patampanua dengan (BTS) secara terpadu
kilometer kapasitas 1,5 (satu koma lima)
megawatt
4 Ruas Batas Kota Pinrang – Rencana pembangunan Embung, yaitu Embung Watang
Batas Kota Parepare Pembangkit Listrik Tenaga pulu di Kecamatan Suppa, dan
sepanjang 20,154 (dua puluh Surya Terpusat di Kecamatan Embung Watang Kasa I dan
koma satu lima empat) Lembang, Kecamatan Embung Watang Kasa II di
kilometer Batulappa, dan Kecamatan Kecamatan Batu Lappa, Embung
5 Ruas jalan Jenderal Sudirman Rencana pengembangan sumber air permukaan lainnya
sepanjang 2,912 (dua koma Pembangkit Listrik Tenaga berupa mata air yang meliputi
sembilan satu dua) kilometer Panas Bumi dengan kapasitas mata air Pakeng, mata air
25 (dua puluh lima) Mwe Taddokkong, dan mata air Tuppu
di Kecamatan Lembang, mata air
Rajang, dan mata air Massewae
di Kecamatan Duampanua, dan
mata air Tapporang di
Kecamatan Batulappa
6 Ruas Pinrang –Rappang Saluran Udara Tegangan Tinggi Cekungan Air Tanah (CAT) yang
sepanjang 19,68 (sembilan (SUTT) kapasitas 150 (seratus meliputi: Cekungan Air Tanah
belas koma enam delapan) lima puluh) KV yang (CAT) lintas kabupaten, yaitu
kilometer menghubungkan GI Bakaru – GI CAT Sidenreng Rappang yang
Tuppu - GI Pinrang, GI Pinrang - melintasi Kecamatan Watang
GI Parepare, dan GI Parepare – Sawitto, Kecamatan Paleteang,
GI Suppa Kecamatan Tiroang, Kecamatan
Mattiro Bulu, Kecamatan Suppa,
Kecamatan Lanrisang,
Kecamatan Cempa, Kecamatan
Patampanua, dan Kecamatan
Duampanua
7 Ruas jalan Pincara – Gardu Induk (GI) Bakaru dengan DI Saddang dengan luas
Malimpung – Malaga Batas kapasitas 20 (dua puluh) MVA pelayanan 42.931 (empat puluh
Kabupaten Enrekang terdapat di Kecamatan Lembang dua ribu sembilan ratus tiga puluh
sepanjang 22,50 (dua puluh dan GI Pinrang dengan satu) hektar
dua koma lima nol) kilometer kapasitas 20 (dua puluh) MVA di
Kecamatan Watang Sawitto
8 Ruas jalan Tuppu – Bakaru DI Taccipi di Kecamatan
sepanjang 20,00 (dua puluh Patampanua dengan luas
koma nol) kilometer pelayanan 1.568 (seribu lima
ratus enam puluh delapan) hektar
9 Daerah Irigasi (DI) yang terdiri
dari 87 (delapan puluh tujuh) DI
meliputi total luas pelayanan
9.557 (sembilan ribu lima ratus
lima puluh tujuh) hektar terdapat
di sebagian wilayah Kecamatan
Lembang, Kecamatan
Duampanua, Kecamatan
Patampanua, Kecamatan
Batulappa, dan Kecamatan
Mattiro Bulu
Sumber : RTRWN, RTRWP Sulawesi Selatan dan RTRW Pinrang
Tabel 2.10
Hutan Produksi Terbatas di Kabupaten Pinrang
1 2 3 4
1 HPT di Kecamatan Suppa 1,129 4.27
b. Kawasan Pertanian
Kabupaten Pinrang merupakan salah satu wilayah sentra produksi beras di
Propinsi Sulawesi Selatan yang termasuk Kawasan Bosowasipilu (kawasan
sentra produksi beras) dengan luas areal persawahan potensial ± 44.861 Ha
(22,87 % luas wilayah Kabupaten Pinrang). Jenis komoditi tanaman pangan
selain padi yang merupakan komoditi unggulan antara lain: jagung, ubi kayu,
kacang tanah, kacang hijau, dan kedele. Pada dasarnya persebaran produksi
tanaman pangan jenis padi di wilayah Kabupaten Pinrang tersebar secara
merata di seluruh wilayah, dimana semua wilayah kecamatan memiliki areal
persawahan yang produktif dengan sumber pengairan dari irigasi teknis.
SedangkanKawasan tanaman pangan lahan kering yang merupakan kawasan
yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan kering untuk tanaman
palawija, holtikultura atau tanaman pangan tahunan, pengembangan
Tabel 2.11
Arahan Kawasan Peruntukan Lahan Basah dan Lahan Kering
1 2 3 4 5 6
1 Suppa 1,716 3.83 2503 8.10
2 Lanrisang 3,714 8.28 1015 3.28
3 Mattiro Bulu 4,822 10.75 3698 11.96
4 Mattiro Sompe 3,679 8.20 878 2.84
5 Paleteang 3,137 6.99 2251 7.28
6 Tiroang 4,835 10.78 2413 7.81
7 Watang sawitto 4,033 8.99 834 2.70
8 Patampanua 4,464 9.95 4394 14.21
9 Cempa 4,237 9.45 2240 7.25
10 Duampanua 7,671 17.10 7359 23.81
11 Batulappa 458 1.02 1798 5.82
12 Lembang 2,093 4.67 1530 4.95
Tabel 2.12
Arahan Kawasan Peruntukan Perkebunan
c. Kawasan Perikanan
Rencana pengembangan kegiatan perikanan di wilayah Kabupaten Pinrang
dapat dikluster berdasarkan jenis kegiatannya yaitu : 1) budidaya laut, 2)
budidaya payau, dan 3) budidaya air tawar. Arahan pengembangan komoditas
perikanan mencakup : a) komoditas perikanan budidaya payau berupa udang
windu, bandeng, dan kepiting bakau, b) komoditas perikanan budidaya laut
berupa rumput laut, kerapu, dan sejenisnya, dan c) komoditas budidaya air tawar
berupa ikan karper, ikan mas, dan ikan nila. Pertimbangan arahan
pengembangan kegiatan budidaya tersebut didasarkan atas nilai ekonomis yang
tinggi dan telah berkembang di masyarakat, serta pangsa pasarnya cukup
prospek. Dengan mempertimbangkan karakteristik kawasan yang sesuai untuk
pengembangan budidaya payau di Kabupaten Pinrang, maka sebarannya lebih
diarahkan di wilayah Kecamatan Duampanua, Kecamatan Mattiro Sompe,
Kecamatan Cempa, Kecamatan Suppa, Kecamatan Lanrisang, dan Kecamatan
Lembang dengan total areal seluas ± 13.559 ha. Jenis komoditi perikanan
budidaya payau unggulan wilayah Kabupaten Pinrang berupa Udang dan
Rumput Laut.
Sementara untuk kegiatan budidaya laut akan memanfaatkan perairan Selat
Makassar yang membentang dari selatan sampai barat kearah laut lepas sejauh
menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Pinrang.
Untuk kegiatan budidaya air tawar di Kabupaten Pinrang lebih diarahkan pada
kawasan yang sesuai dengan karakteristik kegiatan budidaya tersebut, terutama
persediaan air tawar yang cukup dengan luas areal kolam keseluruhan 1.364 ha
yang tersebar hampir merata di seluruh wilayah kecamatan.
Tabel 2.13
Arahan Kawasan Perikanan
No KAWASAN LOKASI
1 2 3
d. Kawasan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata memiliki fungsi utama antara lain :
1) memperkenalkan, mendayagunakan, dan melestarikan nilai-nilai
sejarah/budaya lokal dan keindahan alam,
2) mendukung upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah dimana obyek wisata
tersebut berada. Jenis obyek wisata yang diusahakan dan dikembangkan
Tabel 2.14
Kawasan Pariwisata Kabupaten Pinrang
Genangan air (banjir) yang terjadi secara alami di wilayah daerah aliran
sungai (DAS) pada dasarnya tidak menjadi permasalahan, seandainya wilayah
tersebut belum dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi,
jika wilayah DAS telah dimanfaatkan oleh manusia, seperti penggunaan lahan
untuk pertanian dan pertambakan, lahan permukiman dan kegiatan-kegiatan
peruntukan lainnya, maka genangan tersebut dianggap merugikan dan
mengancam kehidupan.
b. Longsor
Tanah longsor pada umumnya terjadi di daerah pegunungan seperti daerah
lemosusu, Karawa, dan Bakaru. Tanah longsor di Kabupaten Pinrang terjadi
karena adanya kontrol topografi yang sangat curam, pengaruh kemiringan
lereng, adanya jenis batuan yang mudah lapuk (Tufa Breksi Vulkanik), tingkat
pelapukan tinggi, jalur struktur geologi, hujan lebat dan struktur manusia.
Tabel 2.15
Lokasi Rawan Abrasi dan Sedimentasi
Abrasi dan Sedimentasi Keterangan
d. Tsunami
Posisi Indonesia yang terletakpada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik di
dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian barat
dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur, yang dapat menunjangterjadinya
sejumlah bencana.
2.1.4. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Pinrang 361.293 jiwa pada Tahun 2013 (Data BPS
2014), terdiri dari laki-laki sebanyak 175.115 jiwa (48,47 %) dan perempuan
sebanyak 186.178 jiwa (51,53 %). Jumlah ini meningkat 1,00 % dibandingkan Tahun
2012, di mana pada Tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Pinrang mencapai lk
360.019 jiwa, terdiri atas : laki-laki 174.667 jiwa (48,52 %) dan perempuan 185.352
jiwa (51,48 %).Jika dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur
pada Tahun 2013, jumlah penduduk kelompok umur produktif (15-64 Tahun)
mencapai 62,82 %,jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 Tahun) mencapai
30,81 % dan jumlah penduduk kelompok umur tua (65 Tahun ke atas) mencapai
6,37 %.Jumlah penduduk kelompok umur produktif (15-64 Tahun) mengalami
peningkatan sebesar 1,86%, demikian pula dengan jumlah penduduk kelompok
umur tua (65 Tahun ke atas) mengalami kenaikan 1,02, sedangkan jumlah
penduduk kelompok umur muda (0-14 Tahun) menurun 2.88 %.
Tabel 2.16
Jumlah Penduduk Kabupaten Pinrang
Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2012-2013
2012 2013
Kelompok
No
Umur(thn) Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah % Jumlah %
Laki-laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Muda (0-
1 61.989 59.303 121.292 33,69 56.758 54.545 111.303 30,81
14)
Produktif
2 104.490 114.987 219.477 60,96 108.766 118.212 226.978 62,81
(15-64)
3 Tua (65+) 8.188 11.062 19.250 5,35 9.591 13.421 23.012 6,37
Jumlah 174.667 185.352 360.019 100 175.115 186.178 361.293 100
% 48,52 51,48 48,47 51,51
LPP (%)
Dependency Ratio (%) 94 94
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 184 184
Sumber : BPS Kabupaten Pinrang Tahun 2012 – 2013
Tabel 2.17
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan
di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2013
Kepadatan
Jumlah Penduduk Luas
NO Kecamatan Penduduk
Wilayah (Ha)
Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa/Ha)
1 2 3 4 5 6 7
1 Suppa 15.113 16.101 31.214 74,20 420
2 Mattiro Sompe 13.379 14.330 27.709 96,99 285
3 Lanrisang 8.178 9.080 17.258 73,01 236
4 Mattiro Bulu 13.207 14.215 27.422 132,49 206
5 Watang Sawitto 26.592 27.716 54.307 58,97 895
6 Paleteang 19.233 19.961 39.194 37,29 1.019
7 Tiroang 10.587 11.027 21.614 77,73 274
8 Patampanua 15.588 16.570 32.158 136,85 234
9 Cempa 8.523 9.044 17.567 90,30 195
10 Duampanua 21.394 23.028 44.422 291,86 152
12 Batulappa 4.778 5.027 9.805 158,99 64
13 Lembang 18.583 19.619 38.623 733,09 54
1 2 3 4 5 6
1 Pertanian 2.538.541,90 2.927.094,46 3.421.853,09 3.917.694,60 4.376.065,25
2 Penggalian/ 37.586,13 41.602,24 51.593,44 63.689,98 1.587.981,04
Pertambangan
3 Industri 177.359,14 228.382,71 263.343,81 300.424,50 339.737,02
Pengolahan
4 Listrik,gas & air 28.298,56 37.731,46 41.280,05 46.717,01 56.217,91
5 Bangunan 179.096,09 196.112,18 241.604,33 287.240,70 336.264,84
6 Perdagangan 569.107,20 639.929,71 768.699,02 947.253,84 1.073.736,12
Restoran, hotel
7 Angkutan & 172.402,89 224.335,13 280.553,38 330.726,97 386.938,95
komunikasi
8 Bank & lembaga 178.039,03 205.737,36 242.468,27 291.527,90 353.587,53
Keuangan
9 Jasa-jasa 612.525,97 789.860,87 905.235,95 1.052.253,23 1.208..271,4
1
Total 4.492.956,91 5.290.786,11 6.216.631,34 7.237.528,74 8.261.015,00
Sumber : PDRB Kab Pinrang Tahun 2009-2013
Tabel 2.19
Perkembangan Produk Domistik Regional Bruto Kab. Pinrang Dalam Harga Berlaku
dan Konstan Tahun 2009-2013
1 2 3 4 5 6
1 Pertanian 61,98 60,64 59,42 58,63 58,20
2 Penggalian/ Pertambangan 0,88 0,87 0,95 0,98 0,99
3 Industri Pengolahan 4,54 5,24 5,28 5,29 5,43
4 Listrik,gas & air 0,70 0,76 0,76 0,77 0,79
5 Bangunan 4,12 3,90 4,22 4,29 4,31
6 Perdagangan Restoran, hotel 11,29 11,51 12,14 12,75 12,81
7 Angkutan & komunikasi 4,10 4,43 4,71 4,98 5,01
8 Bank & lembaga Keuangan 4,24 4,43 4,60 4,80 4,87
9 Jasa-jasa 8,13 8,23 7,91 7,50 7,59
Total 100 100 100 100 100
Sumber data : BPS Kab. Pinrang 2014
Dari tabel diatas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang pada
tahun 2009 berdasarkan harga konstan mengalami pasang surut, setiap tahunnya
terjadi perlambatan dan pecepatan pertumbuhan penurunan jika dibandingkan pada
tahun 2010 dari 58,63 % menjadi 58,20 % sedangkan pada tahun 2011 mengalami
penurunan menjadi 59,42 %. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2011 dan 2012
terjadi kenaikan produksi khususnya di sektor pertanian dan jasa yang memberikan
sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB
Tabel 2.21
Perkembangan Laju petumbuhan Ekonomi Kab. Pinrang tahun 2009- 2013
Rata-Rata
Pertumbuhan
No 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan
PDRB
ekonomi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kab.Pinrang 7,65 6,23 7,12 8,27 6,81 7,21
2 Sul Sel 6,23 8,19 7,61 8,37 7,65 7,61
3 Nasional 4,63 6,20 6,49 6,23
Sumber data : BPS Kab. Pinrang 2014
2.2.1.3 Inflasi
Laju inflasi Kabupaten Pinrang lima tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup
besar, pada tahun 2009 inflasi kabupaten Pinrang mencapai 11,69 % dan pada
tahun 2010 turun menjadi 10,86 %, atau mengalami penurunan sekitar 0,83% dan
pada tahun 2011 turun lagi menjadi 9,69 %, pada tahun 2012 mencapai 5,25 %,
sedangkan pada tahun 2013 mencapai 4,32 % atau mengalami penurunan sebesar
0,9 %.
Tabel 2.22
Perkembangan Laju Iflasi Kabupaten Pianrang Tahun 2009 - 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kab.Pinrang 11,69 10,86 9,69 5,25 4,32 8,36
2 Sul Sel 3,39 6,56 2,88 4,41
3 Nasional 2,78 6,96 3,79 4,30
Tahun 2009 Inflasi di Kabupaten Pinrang Mencapai 11,69%, dan pada tahun 2013
menjadi 4,32 %.
Tabel 2.23
PDRB Perkapita Kab. Pinrang Tahun 2009-2013
1 2 3 4 5 6 7
3 Nasional
Tabel 2.24
Paritas Daya Beli kabupaten Pinrang 2009-2013
Tahun ( Rp)
Paritas Daya Beli
N0
( RP )
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Indeks Gini
Gini Ratio merupakan angka yang digunakan untuk mengukur ketimpangan
pendapatan daerah secara menyeluruh. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 bahwa tentang gini ratio dikelompokkan
kedalam ketimpangan rendah apabila gini ratio tinggi lebih kecil dari 0,3, di
kategorikan ketimpangan sedang apabila gini rationya lebih besar dari 0,3 dan lebih
kecil dari 0,5, selanjutnya di kategorikan ketimpangan tinggi apabila gini rationya
lebih besar dari 0,5.
Berikut dapat disajikan perkembangan gini ratio Kabupaten Pinrang untuk kurun
waktu 2009-2014 pada table berikut :
Tabel 2.25
Indeks Gini Ratio Kabupaten Pinrang Tahun 2009 – 2013
Tahun ( Rp)
N0 Gini Ratio 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Bila diperhatikan table tersebut diatas dalam kurun waktu 2009 – 2013 Kabupaten
Pinrang Gini Rationya terkategorikan ketimpangan rendah.
Kondisi tersebut mencerminkan tingkat pendapatan masyarakat di Kabupaten
Pinrang cenderung merata atau gap antara rumah tangga kaya dan rumah tangga
miskin cenderung kecil.Oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi diharapkan merata di
masing-masing sektor (9 sektor).
Penduduk Miskin
Pertumbuhan PDRB perkapita suatu daerah dapat digunakan sebagai salah satu
indicator terhadap pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat.Dalam kurun
waktu 2009 – 2013 PDRB perkapita Kabupaten Pinrang mengalami pertumbuhan
rata – rata 7,99 % pertahun namun dengan tingkat rata-rata pertumbuhan PDRB
perkapita tersebut bukan berarti Kabupaten Pinrang terbebas dari penduduk miskin.
Untuk mengetahui proporsi dan jumlah penduduk miskin, tersedia dua sumber, yaitu
persen penduduk miskin dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang
dilaksanakan setiap tiga tahun, dan jumlah rumah tangga miskin yang pendataannya
dilaksanakan oleh Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten
Pinrang secara Nasional dalam rangka penyaluran bantuan langsung tunai (BLT)
olehpemerintah pusat.
Tabel 2.26
Penduduk Miskin Kab. Pinrang
Tahun ( Jiwa ) Prosentase
N0 Pendudk Miskin 2009 2010 2011 2012 2013 ( %)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Perdesaan 23.421 23.913 21.445 19.840 18.113 106,732
2 Perkotaan 6.899 7.925 7.353 6.942 6.347 35,466
Jumlah 30.320 31.664 28.798 26.782 24.460 142,198
Prosentase % 8,70 9,01 8,12 7,42 6,72 7,99
Tahun
Jenis
2009 2010 2011 2012 2013
N0 Kriminal
Lapor selesai Lapor selesai Lapor selesai Lapor selesai Lapor selesai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Narkoba 19 28 15 18 29 29 47 47 56 56
2 Pembunuhan 3 9 2 4 0 0 5 5 2 2
3 seksual 1 1 7 7 1 3 4 7 8 7
4 Penganiayaan 79 66 58 56 41 44 179 148 155 140
5 Pencurian 55 16 31 28 26 7 82 29 79 31
6 Penipuan 14 10 8 7 2 2 12 21 10 9
7 Pemalsuan 2 2 0 0 0 0 2 2 1 2
uang
JUMLAH 173 132 121 120 99 85 331 259 311 247
serta tahun 2013 dicapai 74,87. Pencapaian tersebut menujukkan pencapai nyang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan skala Nasional dan Provinsi .
Tabel 2.28
IPM Kabupaten Pinrang 2009 – 2013
Tahun ( % )
N0 IPM 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Kabupaten Pinrang 72,6 73,21 73,56 74,39 74,87
Tabel 2.28
Angka Melek Huruf Kab. Pinrang
1 2 3 4 5 6 7
Tahun
Indikator
N0 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Angka Rata-rata lama sekolah Kab.Pinrang 7,22 7,61 7,62 7,89 7,96
2. Angka Rata-rata lama sekolah Sul Sel 7,41 7,84 7,92 7,95 7,95
3 Angka Rata-rata lama sekolah Nasional 7,72 7,92 7,94 7,97 7,97
APK untuk SMP / sederajat pada tahun 2009 dicapai 79.18% dan tahun 2013
dicapai 94.24. Atau mengalami perkembangan kurun waktu 2009-2013 sekitar 15%.
Dan berada pada posisi sedang untuk APK Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional.
Untuk APK SMA / sederajat pada tahun 2009 dicapai 56.75 pada tahun 2013 dicapai
67.31% capaian ini menunjukkan pada posisi sedang untuk rata rata tingkat Provinsi
Sulawesi Selatan dan Nasional.
Tabel 2.29
Angka Partisipasi Kasar
Tahun ( % )
N0 Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 APK SD/MI/Paket A Pinrang 103,98 104,72 105,34 105,97 106,67
1.1 APK Sul Sel 107,49 108,57 102,09 103,05
1.2 APK Nasional 113,77 116,48 119,26 122,11
2 APK SMP/MTs/Paket B 79,18 82,36 85,91 89,97 92,24
2.1 APK Sul Sel 76,54 75,05 87,15 98,95
2.2 APK Nasional 90,58 91,88 95,82 99,92
3 APK SMA/SMK/MA/Paket C 56,75 58,17 62,77 65,01 66,59
3.1 APK Sul Sel 62,78 67,71 66,17 69,75
3.2 APK Nasional 62,55 62,85 64,66
Data Statistik dan Dikpora 2014
Tabel 2.30
Angka Partisipasi Murni (APM )
Tahun ( % )
N0 Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tahun
N0 Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2.32
Angka Usia Harapan Hidup Kab. Pinrang 2009 – 2013
Tahun
N0 Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Penyebab terjadinya gizi buruk pada balita antara lain karena kurangnya asupan
gizi dan serangan penyakit infeksi. Faktor penyebab tidak langsung adalah
rendahnya daya beli dan ketidaktersediaan pangan yang bergizi, keterbatasan pengetahuan
tentang pangan yang bergizi terutama untuk ibu dan anak balita. Persentase Balita Gizi
Buruk di Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 sekitar 0,36 % dan turun menjadi 0,12
% pada tahun 2010 penurunan dan pada tahun 2013 turun menjadi 0,018 %
penurunan ini ditunjang oleh tingkat kesadaran dan pengatahuan masyarakat serta
adanya peran pemerintah dalam melakukan program / kegiatan di bidang kesehatan
sedangkan untuk kasus gizi buruk pada balita untuk tahun 2009 sebanyak 86 jiwa
dan pada tahun 2013 turun menjadi 7 kasus balita gizi buruk.
Tabel 2.33
Persentase Balita Gizi Buruk Kab Pinrang 2009 – 2013
Tahun
N0 Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Persentase Balita gizi Buruk 0,36 0,12 0,097 0,075 0,018
(jiwa)
Tabel 2.34
Persentase Penduduk yang memiliki lahan bersertifikat
Tahun
NO Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Luas Lahan / Tanah ( Ha ) 196.177 196.177 196.177 196.177 196.177
Tabel 2.35
Rasio Penduduk Yang Bekerja Kab. Pinrang 2009 – 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Angkatan kerja (jiwa) 149.148 140.074 156.732 133.883 124.453
Bukan Angkatan Kerja
2 (Jiwa)
98.727 97.899 86.271 109.737 110.494
3 Jumlah (jiwa) 247.875 237.973 243.003 243.620 245.315
Tingkat Partisipasi
4 Angkatan Kerja (%)
60,17 58,86 64,50 54,96 52,07
Tingkat Pengangguran
5 terbuka ( % )
9,34 7,79 6,55 5,35 1,96
Data : BPS dan Disnakertrans
Tabel 2.36
Rasio penduduk yang Berkerja dengan Angkatan Kerja
Kabupaten Pinrang Tahun 2012
Angkatan Kerja
Golongan Umur Mencari Jumlah
Bekerja
Pekerjaan
1 2 3 4
15 – 19 6.077 1.337 7.414
20 – 24 10.890 1.497 12.387
25 – 29 17.363 1.945 19.308
30 – 34 19.310 497 19.807
35 – 39 15.894 0 15.894
40 – 44 17.955 921 18.876
45 – 49 14.102 144 14.246
50 -54 9.231 459 9.690
55 – 59 7.381 118 7.499
60 – 64 2.798 241 3.039
65 + 5.723 0 5.723
Total 126.724 7.159 133.883
Sumber :Data BPS dan Disnakertrans
Table 2.37
Capaian Kinerja Seni Budaya dan Olah Raga Kabupaten Pinrang
Tahun 2009 - 2013
Tahun
N0 Indikator
2009 2010 2011 2012 2013 Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
2 Gedung Kesenian. 1 1 2 2 3
Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator kinerja
penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan
pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang,
Tahun
N0 Jenjang Pendidikan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah Murid Usia 7- 12 tahun 52.332 50.340 51.292 51.710 48.309
2 Jumlah Penduduk Kelompok Usia
7-12 Tahun 46.908 47.478 48.080 48.705 48.977
3 APS / SD / MI 111.56 106.03 106.69 106.17 101,38
4 SMP / MTs
5 Jumlah Murid Usia 13 - 15 tahun 15.685 19.652 19.674 19.847 19.355
6 Jumlah Penduduk Kelompok Usia
13 - 15 Tahun 21.082 21.339 21,592 21,851 22.113
7 APS / SMP / MTs 74.40 92.10 91.12 90.83 88,52
Sumber : Data BPS
Tabel 2.39
Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2009 -2013
Tahun
N0 Jenjang Pendidikan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 SD / MI
2 Jumlah Gedung sekolah 351 351 350 350 348
3 Jumlah Penduduk Klpk Usia 7-12 46.908 47.478 48.080 48.705 49.338
Tahun
4 Rasio 134 135 137 139 141
5 SMP / MTs
6 Jumlah Gedung sekolah 63 63 71 73 73
7 Jumlah Penduduk Klpk Usia 13-15 21.082 21.339 21.592 21.851 22.119
Tahun
8 Rasio 335 339 304 299 303
Sumber : Data BPS
1 2 3 4 5 6 7
Pada tahun 2009, rasio guru/kelas SD/MI terhadap jumlah murid yang berusia 6 -12
tahun di Kabupaten Pinrang adalah 1 : 26 pada tahun 2009, dan pada tahun 2013
menjadi 1 : 28 Interpretasi dari angka ditersebut adalah bahwa 1 kelas SD yang
dihuni oleh murid sekitar 26 – 28 siswa yang dilayani oleh seorang guru untuk
jenjang pendidikan SD/MI sedangkan untuk jenjang Pendidikan SMP/MTs rata rata
siswa perkelas pada tahun 2013 mencapai 35 siswa.
Tabel 2.41
Rasio Murid Perkelas Rata rata
Tahun
N0 Jenjang Pendidikan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1.1 Rasio guru: murid.per kelas rata- 26 27 27 28 28
rata SD/MI
1.2 Rasio guru: per kelas rata-rata 32 31 33 34 35
murid.SMP/MTs
Sumber : Dikpora
b. Pendidikan Menengah
b.a. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah untuk jenjang pendidikan SMA / SMK / MA pada tahun
2009 adalah 39.73% dan pada tahun 2013 mencapai 72.70% atau mengalami
kenaikan sekitar 33 %.
Tabel 2.42
Angka Partisipasi Sekolah SMA / Sederajat 2009 – 2013
Tahun
N0 Jenjang Pendidikan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Sumber : Dikpora
Tahun
N0 Jenjang Pendidikan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. SMA / SMK / MA
Selama kurun waktu tahun 2009-2013 rasio ketersediaan guru di Kabupaten Pinrang
mengalami pasang surut pada jenjang pendidikan SMA /SMK/ MA untuk tahun
2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan, dan untuk tahun 2013 rasio murid
dengan guru pada tahun 2013 sekitar 22 siswa ,artinya 1 guru melayani sekitar 22
murid.
Tabel 2.43
Rasio Guru Terhadap Murid 2009 - 2013
Tahun
N0 Jenjang Pendidikan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Murid SMA/SMK/MA 10.052 10.052 11.257 13.808 16.643
Pada tahun 2009, rasio guru/kelas untuk jenjang pendidikan SMA /SMK/ MA
terhadap jumlah siswa yang berusia 16 – 19 tahun di Kabupaten Pinrang adalah 1 :
51 pada tahun2009, dan pada tahun 2013 menjadi 1 : 36 Interpretasi dari angka
ditersebut adalah bahwa 1 kelas SMA /SMK/ MA yang dihuni oleh murid sekitar
26– 28 siswa yang dilayani oleh seorang guru.
Tabel 2.44
Rasio Murid Perkelas Rata rata
Tahun
N0 Jenjang Pendidikan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1.1 Jumlah Guru 458 458 622 555 755
1.2 Jumlah Kelas 217 221 229 196 442
1.3 Rasio Guru / Kelas 2.11 2.07 2.72 2.83 1,72
1.4 Jumlah siswa 11.019 11.257 14.613 14.863 16.643
1.5 Rasio Jumlah Murid thdp jmlah 51 51 64 76 38
kelas
Sumber : Dikpora
c. Fasilitas Pendidikan
Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat
penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna
untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang
menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.Dari
tabel dibawah ini menunjukkan bahwa ruang kelas untuk SD pada tahun 2009 dalam
kondis baik mencapai 1.807 dari 1890 total keseluruhan ruang kelas dan pada
tahun 2013 mencapai 1.306 dari 1.662 dari total keseluruhan ruang kelas yang ada.
Tabel 2.45
Fasilitas Pendidikan SD
Tahun
N0 Bidang / JUrusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1.1 Jumlah Ruang Kelas SD Kondis baik 1.807 1.807 1.429 1.174 1.306
1.2 Jumlah Ruang Kelas Seluruh SD 1.890 1.890 1.863 1.662 1.662
Sumber : Dikpora
Untuk fasilitas pendidikan, ruang kelas untuk SMP pada tahun 2009 dalam kondisi
baik mencapai 305 dari 396 total ruang kelas atau persentasenya sekitar 70.02 %
dan pada tahun 2013 ruang kelas dalam keadaan baik mencapai 443 dari total 511
ruang kelas atau pada kisaran 86.69%, atau mengalami kenaikan sekitar 15 %.
Tabel 2.46
Fasilitas Pendidikan SMP
Tahun
N0 Bidang / JUrusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1.1 Jumlah Ruang Kelas SMP Kondisi baik 305 305 442 443 443
1.2 Jumlah Ruang Kelas Seluruh SMP 396 396 530 511 511
1.3 Sekolah SMP kondisi baik ( % ) 70,02 70,02 83,40 86,69 86,69
Sumber : Dikpora
Pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa ruang kelas untuk SMA pada tahun
2009 dalam kondis baik mencapai 166 dari total 199 ruang kelas keseluruhan atau
mencapai 83.42 % dan pada tahun 2013 mencapai 165 dari 181 keseluruhan ruang
kelas atau sekitar 91.16% yang artinya mengalami peningkatan sekitar 8%.
Tabel 2.47
Fasilitas Pendidikan SMA
Tahun
N0 Bidang / JUrusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1.1 Jumlah Ruang Kelas SMA / SMK Kondis baik 166 166 175 140 165
1.2 Jumlah Ruang Kelas Seluruh SMA/SMA 199 199 194 161 181
1.3 Sekolah SMA / SMK kondisi baik (% ) 83,42 83,42 90,20 86,96 91,16
Sumber : Dikpora
Tahun
N0
Bidang / JUrusan 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah murid pada jenjang TK 5.693 11.561 5.748 8.158 8.555
2 Jumlah Anak Usia 4 – 6 tahun 63.390 64.198 55.595 58.868 60.504
3 PAUD (%) 8.98 18.00 10.33 13,85 14,13
Sumber : BPS, Dikpora
Tahun
N0
Bidang / JUrusan 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Angka Putus Sekolah SD / MI 133 133 88 42 37
2 Angka Putus Sekolah SMP/MTs 183 196 120 105 96
3 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 93 91 84 75 60
Sumber : Data BPS, Dikpora
f. Angka Kelulusan
sedangkan angka kelulusan untuk SMP sebesar 4.523 pada tahun 2009 dan pada
tahun 2012 6.231 dengan rata rata 99,9 %. Sementara anagka kelulusan untuk SMA
dan SMK pada tahun 2011 sebesar 1.885 dan pada tahun 2012 menjadi 2.151
dengan akumulasi rata rata 99, 90 %
Tabel 2.50
Angka Kelulusan Sekolah 2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / JUrusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Angka Kelulusan SD 7.727 7.727 7.469 8.050 8.000
2 Angka Kelulusan SMP 4.523 4.523 5.627 6.231 6.031
3 Angka Kelulusan SMA - - 1.885 2.151 2.237
4 Angka kelulusan SMK - - 1.524 1.680 1.747
Sumber : Data BPS, Dikpora
f.a. Angka Melanjutkan ( AM ) dari SD/MI ke SMP/MTS dan dari SMP /MTS ke
SMA/SMK
Berdasarkan data menunjukkan bahwa angka melanjutkan pendidikan dari
jenjang SD/MI kejenjang SMP/MTs untuk kurun waktu 2009 – 2013 mengalami
peningkatan setiap tahun, pada tahun 2009 angka melanjutkan dari SD /MI ke
SMP/MTs dicapai 99,00 % dan pada tahun 2013 menjadi 99,99 %. Untuk
jenjang melanjutkan dari SMP/MTs ke jenjang SMA / SMK pada tahun 2009
dicapai 99,75 % dan pada tahun 2014 dicapai 99,90 % atau mengalami
kenaikan setiap tahunnya hal ini menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat /
siswa untuk melanjukan pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi sangat
menonjol sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus Dari Pemerintah.
Tabel 2.51
Angka Melanjutkan Sekolah Sekolah 2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / JUrusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Angka Melanjutkan (AM ) dari SD/MI ke
SMP/ MTs ( % ) 99 99 99 99,99 99,99
Kulaifikasi guru adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan guru
dengan melalui pendidikan khusus keahlian, Guru yang qualified adalah guru yang
memenuhi kualifikasi pendidikan yang telah dietapkan berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Artinya guru pada tiap satuan pendidikan harus memenuhi kulaifikasi
akademik dengan bidang keilmuan yang relefan dengan bidang studi atau mata
pelajaran yang mereka ajarkan di sekolah sehingga mereka disebut kompoten untuk
bidang pekerjaannya.Guru yang memenuhi kulifikasi S1 / D IV.Pada tahun 2009
jumlah guru yang memenuhi sebanyak 5.870 guru dan pada tahun 2014 menjadi
5.920 guru.
Tabel 2.52
Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1 – D IV tahun 2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah Guru Ijaza S1 - D IV 5.870 5.883 5.894 5.900 5.920
Sumber : Dikpora
2.3.1.2 Kesehatan
a. Rasio Posyandu Persatuan Balita
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu
adalah suatu upaya menyinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat
meliputi perbaikan kesehatan dan gizi , pendidikan dan perkembangan anak,
peningkatan ekonomi keluarga , ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan
sosial.
Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang
mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi , Gizi, dan penanggulangan diare.
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat utamanya adalah bayi, Anak Balita,
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS).
Berdasarkan data tersebut dibawah ini menunjukkan jumlah posyandu dan jumlah
balita yang ada di Kabupaten Pinrang kurun waktu 2009 – 2013 mengalami
peningkatan, pada tahun 2009 jumlah posyandu sebanyak 350 Dan pada tahun
2013 manjadi 354, dan untuk jumlah balita pada tahun 2009 sebanyak 24.477anak
dan pada tahun 2013 menjadi 24.175 Balita atau menagalami penurunan sekitar
302 Balita.
Tabel 2.53
Rasio Posyandu persatuan balita Tahun 2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah Posyandu 350 353 353 353 354
Sumber : Dinkes
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Pada tahun 2009 Jumlah Rumah sakit di kabupaten Pinrang sebanyak 3 Unit , dan
pada tahun 2013 menjadi 3 Unit, dalam jangka waktu lima tahun tidak terjadi
penambahan rumah sakit akan tetapi fasilitas dan kelengkapan lainnya tetap
menjadi kebutuhan utama .
Tabel 2.55
Rasio Rumah Sakit Persatuan Penduduk Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah Rumah Sakit Negeri 1 1 1 1 1
2 Jumlah Rumah Sakit Swasta 2 2 2 2 2
3 Total R.Sakit Negeri dan 3 3 3 3 3
Swasta
4 Jumlah Penduduk 342.119 350.925 353.367 354.652 360.019
5 Rasio Rumah Sakit dan 0.0088 0.0086 0.0085 0.0085 0.0083
Penduduk
Sumber : BPS, Dinkes
Tabel 2.56
Rasio Dokter Persatuan Penduduk Kab. Pinrang Tahun 2009 - 2013
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah Dokter Umum 34 34 39 46 36
2 Jml Dokter Spesialis &Gigi 14 17 19 24 24
3 Total Dokter 48 56 58 70 60
4 Jumlah Pendudk 342.119 350.925 354.652 360.019 361.293
5 Rasio Dokter Persatuan Penduduk 0.14 0.16 0.16 0.19 0.17
Sumber : Dinkes
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah tenaga Medis 48 56 58 70 60
2 Jumlah Penduduk 342.119 350.925 353.367 354.652 360.019
3 Rasio Tenaga Medis 0.14 0.16 0.16 0.20 0.17
Persatuan Penduduk
Sumber : Dinkes
Ibu Hamil dengan Komplikasi yang Ditangani adalah Ibu hamil dengan komplikasi di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas, Perawatan dan Rumah Sakit
pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal emergensi
Komprehensif) dimana pada tahun 2009 cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2009 sebanyak
98,84 %. dan pada tahun 2013 sebanyak 96,08 % perkembangan ini menunjukkan
bahwa resiko kematian ibu melahirkan dapat ditekan sekecil mungkin.
Tabel 2.58
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memeliki Kompetensi
Kebidanan Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah Ibu Hamil 8.705 8.400 8.420 7.332 7.415
2 Jumlah Bidan 145 146 170 169 160
3 Cakupan pertolongan persalianan
olehtenaga kesehatan yang 98.84 95,00 97,00 104,00 96,08
memiliki kopetensi kebinanan ( % )
Sumber : Dinkes
sebanyak 94 Desa dan pada tahun 2013 sudah mencapai 101 Desa/Kel atau
sekitar 93,52 %.
Tabel 2.59
Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI ) Kab. Pinrang Tahun
2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah Desa/ Kelurahan UCI 94 64 102 102 101
Sumber : Dinkes
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah Balita gizi buruk yg
mendapat Perawatan di sarana 86 36 24 23 7
Kesehatan
2 Jumlah seluruh Balita Gizi Buruk yg
ditemukan 86 36 24 23 7
3 Cakupan Balita Gizi Buruk yg
mendapat Perawatan 100 100 100 100 100
Sumber : Dinkes
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC /BTA selama kurun
waktu tahun 2009-2013 pada dasarnya menunjukkan trend penurunan. Kenaikan
penderita baru hanya terjadi pada kurun waktu 2009-2010.Selanjutnya kuantitas
penderita terus mengalami penurunan sampai tahun 2013. Angka sebagaimana
Tabel 2.61
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC / BTA Kab. Pinrang
Tahun 2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah penderita baru TBC / BTA
yang ditemukan dan diobati disuatu 277 452 381 369 358
wilayah
2 Jumlah Perkiraan Penderita baru
TBC / BTA 1.634 2.170 993 567 2.845
3 Cakupan Penemuan dan 100 88,42 100 100 100
penanganan Penderita Penyakit
TBC / BTA
Sumber : Dinkes
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah penderita DBD yang 731 550 51 48 394
ditangani sesuai SOP
2 Jumlah Penderita DBD yang 731 622 51 48 394
ditemukan
3 Cakupan Penemuan dan Penangan 100 88,42 100 100 100
Penyekit DBD
Sumber : Dinkes
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah kunjungan pasien 50.267 52.943 96.042 107.396 89.735
miskin
2 Jumlah seluruh masyarakat 78.500 78.500 78.500 78.500 124.156
miskin
3 Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien 100 100 81 100 100
masyarakat miskin
Sumber : Dinkes
Tabel 2.64
Cakupan Kunjungan Bayi Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Jumlah kunjungan bayi yg
memperoleh pelayanan kesehatan 7.203 7.084 7.315 6.323 6.978
2 Jumlah seluruh bayi hidup pada
waktu yg sama
7.203 7.741 7.434 6.424 7.290
Sumber : Dinkes
Tabel 2.65
Proporsi Panjang Jalan Kab. Pinrang 2009 -2013
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1 Kondisi Baik ( Km ) 117,4 115,6 120,4 131,5 161,38
2 Kondisi Sedang ( Km ) 225,6 240,3 230,5 239,20 150,99
3 Kondisi Rusak Ringan ( Km ) 270,8 263,6 282,3 300,68 308,54
4 Kondisi Rusak Berat ( Km ) 110,8 105,1 91,4 53,22 103,69
5. Total Panjangan jalan 724,60 724,60 724,60 724,60 724,60
Keseluruhan
Sumber Data : Dinas PUD
Tabel 2.66
Proporsi Panjang Jaringan Jalan Kab. Pinrang tahun 2011
Tabel 2.67
Rasio Jaringan Irigasi
Tahun
N0
Jaringan Irigasi 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tahun
N0 Jaringan Irigasi
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Mesjid 397 480 429 435 435
2. Langgar 62 5 5 5 5
3. Mushallah 51 45 46 46
4 Gereja 21 21 9 8 8
Jumlah tempat Ibadah 480 557 488 503 503
5. Jumlah Penduduk 342.118 353.367 354.652 360.019 361.293
Rasio Tempat Ibadah Persatuan 1.40 1.58 1.38 1,40 1,39
Penduduk
Sumber Data : Data diolah Kabupaten Pinrang dalam Angka
Tabel 2.69
Tahun
N0
Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah TPS ( unit ) 13 17 17 21 30
2. Jumlah daya Tampung TPS ( M ³) 52 68 68 84 212
3. Jumlah Penduduk ( Jiwa ) 342.118 353.367 354.652 360.019 364.700
4. Rasio Daya Tampung TPs terhadap 0,015 0,019 0,019 0,020 0,05
jumlah Penduduk
Tabel 2.70
Rasio Rumah Layak Huni
Tahun
N0 Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Rumah yg Layak Huni 58.409 60.402 60.859 62.433 62.430
2. Jumlah Penduduk 342.118 353.367 354.652 360.019 364.700
3. Rasio Rumah Layak Huni 0,171 0,171 0,172 0,173 0,171
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pinrang
Tabel 2.71
Rasio Permukiman Layak Huni
Tahun
N0 Bidang / Urusan 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas area permukiman layak huni (Ha ) 3.944 4.042 4.144 4.219 4.312
2. Luas areal permukiman keseluruhan (Ha) 5.462 5.482 5.499 5.516 5.531
3. Rasio Permukiman Layak Huni (Ha) 0,72 0,74 0,75 0,76 0,78
Tahun
N0
Bidang / Urusan 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas Kawasan Kumuh ( Ha ) 22 21 20,6 20 19,5
2. Luas Wilayah Kota ( Ha ) 1.082 1.093 1.099 1.110 1.121
3. Persentase Lingkungan Permukiman 0,020 0,019 0,019 0,018 0,017
Kumuh
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pinrang
2.3.1.4 Perumahan
Tabel 2.73
Rumah Tangga Bersanitasi
N0 Tahun
Lingkungan pemukiman kumuh di Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 sebesar 163
dan pada tahunh 2013 mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga
mencapai 153 Penurunan persentase pemukiman kumuh ini dibarengi dengan
meningkatnya kualitas pemukiman lingkungan. Secara detail dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.74
Lingkungan Kumuh Kabupaten Pinrang
Tahun
N0 Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas Area Lingkungan Kumuh 163 161 158 155 153
2. Luas Area permukiman 5.462 5.482 5.499 5.516 5.531
keseluruhan
3. Persentase lingkungan kumuh 2,98 2,94 2,87 2,81 2,27
Sumber Data :Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pinrang
Tabel 2.75
Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber PHL/HGB
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas Ruang Terbuka Hijau 429,38 429,38 438,14 451,69 451,69
2. Luas Wilayah ber HPL/HGB 8,60 8,60 8,85 9,00 9,00
(Km²)
3. Luas Wilayah 1.961,77 1.961,77 1.961,77 1.961,77 1.961,77
4. Rasio Ruang Terbuka Hijau 1/2) 49,93 49,93 49,50 50.19 50,19
Sumber data : RPJMD Sulsel
Tabel 2.76
Ketersediaan dokumen Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana SKPD (yang
telah ditetapkan dengan Perda)
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Tersedianya Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang N0. 1 1Tahun 2009 Tentang
Dokumen RPJPD Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah Kab. Pinrang tahun
2009 – 2029
4 Tersedianya
Dokumen Renstra 43 43 43 43 43
SKPD
Sumber data : Bappeda Kab. Pinrang
2.3.1.7. Perhubungan
a. Jumlah Arus Penunpang Angkutan Umum
Jumlah arus penumpang angkutan penumpang umum dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, ini tentunya harus menjadi perhatian yang serius yang
mesti dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan dan infrastruktur.
Tabel 2.77
Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
Tahun
N0
Bidang / Urusan 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah penumpang
1.076.703 827.589 827.739 997.739 997.812
bis/angkutan umum
2. Total jumlah penumpang 1.076.703 827.589 827.739 997.739 997.812
Sumber data : Dishub & Infokom
Tabel 2.78
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum
Tahun
N0
Bidang / Urusan 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Mobil Penumpang Umum 348 352 360
2. Mobil Bus 56 59 51
3. Mobil Barang 1.190 1.970 2.770
Jumlah KIR 0 0 1.594 2.381 3.181
Sumber data : Dishub & Infokom
Tabel 2.79
Jumlah Laut, udara dan terminal bis
Tahun
N0 Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah pelabuhan laut 2 2 2 2 2
2. Jumlah pelabuhan udara 0 0 0 0 0
3. Jumlah terminal bis 2 2 2 2 2
4. Jumlah 4 4 4 4 4
Sumber data :Dishub dan Infokom
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah sampah yang ditangani
1. 44.828 49.196 55.184 61.916 63.131
(M3/Thn)
2. Jumlah produksi sampah (M3/Thn) 57.143 56.775 65.776 69.568 70.146
3. Persentase 78,4 86,7 83,90 89,00 90,00
Sumber data : Dinas KPK Kab. Pinrang
Tabel 2.81
Persentase Penduduk Berakses Air Minum
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Rumah Tangga 65.929 67.548 69.354 70.274 71.448
yang mendapat akses air
minum
2. Jumlah Rumah Tangga 80.894 81.914 82.761 83.610 84.384
Tabel 2.82
Persentase Luas Pemukiman Yang Tertata
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas area permukiman
tertata (Ha) 3.944 4.042 4.144 4.219 4.312
2. Luas area permukiman 5.499 5.516 5.531
keseluruhan (Ha) 5.462 5.482
3. Persentase Luas area
permukiman tertata (Ha) 72 74 75 76 78
Sumber data : RPJMD Sulsel untuk Tahun 2012
Tabel 2.83
Persentase Jumlah Sumber Air Yang Dipantau Status Mutu Airnya
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah sungai yang dipantau mutu airnya 5 5 5 5 6
2. Jumlah sumber air yang dipantau 36 36 36 36 36
3. Persentase jumlah sumber air yang 0,14 0,14 0,14 0,14 0,17
dipantau mutu airnya
Sumber data : Badan Lingkungan Hidup Kab. Pinrang
Tabel 2.84
Persentase Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah perusahaan wajib Amdal 5 5 5 6 9
yang telah diawasi
2. Jumlah seluruh perusahaan wajib 10 10 20 21 25
Amdal
3. Persenta jumlah pengaduan yang 2 2 - - 36
ditindaklanjuti
Sumber data :Badan Lingkungan Hidup Kab. Pinrang
Tabel 2.85
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah daya tampung TPS (M3) 18.720 24.480 24.480 30.240 43.200
2. Jumlah Penduduk 342.118 353.367 354.652 360.019 364.700
3. Rasio daya tampung TPS terhadap 0,055 0,069 0,069 0,084 0,118
jumlah penduduk
Sumber data : Dinas KPK Kab. Pinrang
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah kasus lingkungan yang 4 6 6 8 10
diselesaikan pemda
2. Jumlah kasus lingkungan yang ada 10 13 15 18 30
3. Rasio jumlah pengaduan yang 1 3 - - 5
ditindak lanjuti
Sumber data : Badan Lingkungan Hidup
2.3.1.9. Pertanahan
a. Persentase luas lahan bersertifikat
Lahan bersertifikat terdiri atas lahan Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pengelolaan
Tabel 2.87
Luas Lahan Bersertifikat
Tabel 2.88
Penyelesaian Kasus Tanah Negara
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah kasus yang diselesaikan 4 4 3 4 2
2. Jumlah kasus yang terdaftar 14 17 8 12 12
3. Rasio penyelesaian kasus tanah 28,57 23,53 37,5 33,33 16,67
negara
Sumber data : BPN
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah penduduk usia > 17 79.561 82.594 85.426 87.729 93.015
yang ber-KTP
telah menikah
Tabel 2.90
Rasio Bayi Berakte Kelahiran
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah penduduk ber KK 55.229 66.622 71.828 76.366 92.231
2. Jumlah penduduk telah 202.523 204.195 205.387 206.144 206.731
menikah
3. Rasio bayi berakte kelahiran 748 802 812 816 837
Sumber data : Capil dan Kependudukan
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah pasangan nikah ber akte 97 185 203 233 243
nikah
2. Jumlah keseluruhan pasangan 53.878 64.988 69.035 72.510 73.283
nikah
3. Rasio pasangan berakte nikah 1.80 2.85 2.94 3.21 3.32
Sumber data : Capil dan Kependudukan
d. Kepemilikan KTP
Pada tahun 2009 jumlah penduduk yang memiliki KTP sebesar 1.030, sedangkan
di tahun 2013 sebesar 93.015 atau mengalami peningkatan sebesar 91.985 orang.
Tabel 2.92
Kepemilikan KTP
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah penduduk memilik KTP 1.030 27.285 55.251 84.981 93.015
Tabel 2.93
Kepemilikan Kelahiran
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah penduduk memiliki
1. 55.758 76.074 90.937 100.006 106.822
akte kelahiran
Tabel 2.94
Persentase Partisipasi Perempuan Di Lembaga Pemerintahan (Di Luar Guru)
Tahun 2013
Golongan
No. PNS Pria PNS Wanita
Ruang
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 2 3 4 5 6
1 I/a 14 0,20 4 0,06
2 I/b 4 0,06 0 0
3 I/c 25 0,35 13 0,18
4 I/d 10 0,14 0 0
5 II/a 233 3,25 162 2,26
6 II/b 368 5,14 282 3,94
7 II/c 136 1,90 381 5,32
8 II/d 87 1,22 208 2,91
9 III/a 325 4,54 575 8,03
10 III/b 317 4,43 467 6,52
11 III/c 324 4,53 326 4,55
12 III/d 320 4,47 387 5,41
13 IV/a 879 12,28 1055 14,74
14 IV/b 127 1,77 95 1,33
15 IV/c 24 0,34 5 0,07
16 IV/d 2 0,03 4 0,06
17 IV/e 0 0 0 0
Total 3.195 44.63 3.964 55.37
Tabel 2.95
Persentase Perempuan Di Lembaga Swasta
Tahun
No. Jenis Data
2009 % 2010 % 2011 % 2012 % 2013 %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis
1 10 1.97 8 1.33 9 1.34 9 1.35 9 1.08
Perusahaan
2 Jumlah 2.160 2.916 3.053 3.314 3.508
Jumlah L 2.113 80.16 2.322 79.62 2.449 80.21 2.647 79.87 2.680 76.39
Tenaga
3.
Kerja 507 19.42 598 20.50 604 19.78 664 20.03 828 23.60
W
Formal
Sumber data : BKBD dan PP
Tabel 2.96
Jumlah laporan penanganan KDRT
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Tahun
No. Pembangunan 2009 2010 2011 2012 2013
Gender Indeks % Indeks % Indeks % Indeks % Indeks %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Kabupaten 72.61 2.51 73.21 2.19 73.21 2.18 74.39 2.29 75.57 2,40
Pinrang
2 Sulawesi 70.79 2.39 71.62 2.34 71.14 1.85 72.70 2.01
selatan
Sumber data : BKBD dan PP
Tabel 2.99
Rata Rata Jumlah Anak Perkeluarga
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Anak ( Jiwa ) 327.491 334.095 337.939 347.038 340.567
3. Rata Rata Jumlah Anak Per 3.8 3.8 3.8 3.8 3.6
Keluarga
b. Rasio Akseptor KB
Rasio akseptor KB menunjukkan perbandingan jumlah akseptor dengan jumlah
pasangan usia subur, berdasarkan data pada tahun 2009 – 2014 menunjukkan
peningkatan rasio akseptor KB, namun masih perlu ditingkatkan mengingat
pertumbuhan penduduk dari tahun ketahun selalu meningkat. Salah satu bentuk
uapaya sejak dini untuk mendorong peningkatan jmumlah akseptor adalah melalui
pendidikan kesehatan reproduksi remaja dan Genre ( Generasi Berencana ), yang
diharapkan mampu memperoleh pandangan generasi tentang pentingnya KB.
Berdasarkan data maka tahun 2009 jumlah akseptor KB sekitar 36.090 dengan
rasio 67.81 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 38.246 namun rasio
mengalami penurunan menjadi 65.64, ini disebabkan bertambahnya pasangan usia
subur.
Tabel 2.100
Rasio Akseptor
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Akseptor KB 36.090 39.061 38.214 37.778 38.246
2. Jumlah Pasangan Usia Subur 53.222 53.396 54.691 55.605 58.264
3. Rasio Akseptor KB 67.81 73.15 69.87 67.94 65.64
Sumber data : BKBD dan PP
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Peserta Program KB Aktif 39.114 34.799 34.806 37.040 35.593
2. Jumlah Pasangan Usia Subur 53.222 53.396 54.691 55.605 58.264
3. Cakupan Peserta KB Aktif 36.1 39.1 38.2 37.8 38.2
Sumber data : BKBD dan PP
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera 27.010 27.559 26.120 21.801 22.116
dan Sejahtera I
Sejahtera I
2.3.1.13. Sosial
a. Sarana Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi
Sarana Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi perkembangannya tidak
terlalu signifikan, pada tahun 2009 sarananya berjumlah 8 Unit dan pada tahun
2013 menjadi 4 unit
Tabel 2.103
Sarana Panti asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2.104
PMKS Yang Memperoleh Bantuan
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah PMKS yang diberi Bantuan 275 350 259 207 341
Mendapatkan Bantuan
Sosial
Tabel 2.105
Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah PMKS yg tertangani 275 350 259 207 341
Kesejahteraan Sosial ( % )
Tabel 2.106
Penduduk Usia 15 Tahun keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja dan Bukan
Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin tahun 2013
2 BUKAN ANGKATAN
KERJA
Sekolah 4.140
Mengurus RT 73.339
Lainnya 32.258
Jumlah Penduduk bukan 109.737
angkatan kerja
Jumlah Penduduk Usia 243.620
Kerja (1) + (2)
3 TPAK ( Tingkat Partisipasi 54,96
Angkatan Kerja
4 TPT ( Tingkat 5.35
Pengangguran terbuka)
Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan T. Kerja
Tabel 2.107
Penduduk Angkatan Kerja
Angkatan Kerja
Jumlah
Golongan Umum Bekerja Mencari Kerja
1 2 3 4
15 – 19 6.077 1.337 7.414
20 – 24 10.890 1.497 12.387
25 – 29 17.363 1.945 19.308
30 – 34 19.310 497 19.807
35 – 39 15.894 0 15.894
40 - 44 17.955 921 18.876
45 – 49 14.102 144 14.246
50 – 54 9.231 459 9.690
55 – 59 7.381 118 7.499
60 – 64 2.798 241 3.039
65 + 5.723 0 5.723
Tabel 2.108
Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usha
Lapangan Usaha
N0 Kab. Pertain Industry bangun Perdagangan Angkut Keuangan jasa Lainnya Jum
an pengolah an Restoran & an Asuransi (pertam lah
an hotel Komuni Usaha bagan,
kasi Persewa Listrik,
an Dan air
)
126.
1 Pinrang 66.439 6.604 5.157 23.540 2.970 3.099 18.180 933
724
Tabel 2.109
Angka Partisipasi Angkatan Kerja
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Angkatan Kerja 15 tahun 149.148 140.074 156.732 133.883 152.718
Keatas
2. Jumlah Penduduk Usia 15 241.875 297.973 243.003 243.620 267.982
tahun Keatas
Angka Partisipasi Angkatan 60,17 58,86 64,50 54,96 56,99
Kerja
Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan T. Kerja
perusahaan besar yang beroperasi di Pinrang dengan pelibatan tenaga kerja yang
besar, namun demikian hal ini tentunya akan menjadi perhatian khusus di
Pemerintaha untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perselisian.
Tabel 2.110
Angka Sengketa Pengusaha – Pekerja Pertahun
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Sengketa Pengusaha – Pekerja 0 0 0 0 2
2. Jumlah Perusahaan 348 337 343 385 342
Angka Sengketa Pengusaha – 0 0 0 0 0
Pekerja Pertahun
Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan T. Kerja
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Pencari kerja yg Mendaftar - 907 1.012 1.130 1.200
Pencari kerja yang ditempatkan - 43.80 31.96 42.87 10.78
Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan T. Kerja
g. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka di Kabupaten Pinrang menunjukkan peningkatan yang
cukub besar yang disebabkan banyaknya tamatan SMA/ Sederajat yang tidak
melanjukan lagi pendidikannnya ke jenjang yang lebih tinggi sehinga terjadi
pengangguran pada usia produktif , pada tahun 2009 jumlah pengangguran terbuka
sebanyak 13.930 jiwa dan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 6.930
jiwa atau sekitar 4,53 % dari jumlah penduduk angkatan kerja
Tabel 2.112
Pengangguran Terbuka
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Pengangguran
terbuka usia angkatan kerja 13.930 10.918 10.269 7.159 6.930
2. Jumlah Penduduk angkatan 149.148 140.074 156.732 133.883 152.718
kerja
Tingkat Pengangguran 9,33 7,79 6,55 5,17 4,53
terbuka
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2.114
Perselisihan Buruh dan Pengusaha terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah
Tahun
No. Uraian
2009 2010
2011 2012 2013
3 4
1 2 5 6 7
1. Jumlah Penyelesaian perselisihan buruh 0 0 0 0 0
dan Pengusaha dengan Kebijakan
Pemkab
2. Jumlah Kejadian Perselisihan Buruh dan 0 0 0 0 0
Pengusaha dengan Kebijakan Pemkab
Persentase Penyelesaian Perselisihan 0 0 0 0 0
Buruh dan Pengusaha terhadap
Kebijakan Pemerintah daerah
Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan T. Kerja
Tabel 2.114
Persentase Koperasi Aktif Kabupaten
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Seluruh UMKM 27.871 29.946 31.248 31.899 32.367
Jumlah UMKM Non BPR / LKM 27.871 29.946 31.248 31.899 32.367
Tabel 2.116
Jumlah Usaha Mikro Kecil
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2.117
Jumlah Investor Berskala Nasional ( PMDN / PMA )
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. PMA - 1 1 1 1
Tabel 2.118
Jumlah Nilai Investasi ( PMDN / PMA )
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah - 508 755 611 594
Proyek
2. Nilai - 121.340.325.234 203.071.272.552 163.536.450.000 220.552.700.000
Investasi
Sumber data : BP2T
Tabel 2.119
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja ( PMDN / PMA )
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah tenaga Kerja PMA / PMDN - 2.067 2.807 2,091 2,101
2. Jumlah Seluruh PMA / PMDN - 2.067 2.807 2,091 2,101
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja 100 100 100 100
Sumber data : BP2T
2.3.1.17 Kebudayaan
a. Penyelenggaraan Pestival Seni dan Budaya, Sarana Penyelenggaraan
Seni dan Budaya, Situs dan Cagar Budaya yg Dilestarikan
Berdasarkan data untuk penyelenggaraan vestifal seni dan budaya, sarana
penyelenggaraan dan benda budaya, situs dan kawasan cagar budaya yg
dilestarikan dapat digambarkan sbb:
Tabel 2.120
Kebudayaan
Budaya
Jumlah benda
Jumlah benda % benda situs
Jumlah situs dan
Jumlah sarana situs dan dan kawasan
No penyelenggaraan kawasan
penyelenggaraan kawasan cagar budaya
festival seni dan cagar budaya
seni dan budaya cagar budaya yang
budaya yang
di daerah dilestarikan
dilestarikan
1 1 20 30 13 43.33%
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
Tabel 2.121
Jumlah Organisasi Pemuda
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Kab. Pinrang 4 20 20 20 25
Jumlah 4 20 20 20 25
Tabel 2.122
Jumlah Klub Olahraga
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Kab. Pinrang 50 50 50 50 52
Jumlah 50 50 50 50 52
Tabel 2.123
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Kab. Pinrang 5 15 23 37 45
Jumlah 5 15 23 37 45
Tabel 2.124
Jumlah Kegiatan Olahraga
Tahun
No. Uraian 2013
2009 2010 2011 2012
1 2 3 4 5 6 7
1. Kab. Pinrang 5 5 11 11 15
Jumlah 5 5 11 11 15
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
e. Lapangan Olahraga
Jumlah lapangan olahraga berdasarkan pada data yang ada mengalami stagnan
(tetap) di mana dalam kurun waktu tahun 2009-2013 jumlah lapangan olahraga
yang ada hanya 5 lapangan olahraga. Jumlah lapangan olahraga dapat dilihat
berdasarkan data dibawah ini.
Tabel 2.125
Jumlah Gedung / Lapangan Olahraga
Tahun
. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Kab. Pinrang 5 5 5 5 10
Jumlah 5 5 5 5 10
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
Tabel 2.126
Kegiatan Pembinaan LSM, Ormas, OKP dan Politik Daerah
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Pembinaan terhadap LSM, OKP dan 4 2 2 4 4
OKP
2. Pembinaan Politik Daerah 5 12 12 12 12
Jumlah 9 16 16 16 16
Sumber data : Kesbang Pol dan Litmas
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat Dewan
3. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
4. Dinas Kesehatan
5. Dinas Pekerjaan Umum Daerah
6. Dinas PSDA
7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
8. Dinas Sosial, Pariwisata dan Kebudayaan
9. Dinas Kebersihan Pertamanan Kebakaran
10. Dinas Pertanian dan Peternakan
11. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
12. Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi
13. Dinas Kelautan dan Perikanan
14. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
15. Dinas Koperasi dan UKM
16. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
17. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Mineral
18. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
19. Badan Lingkungan Hidup
20. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
21. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
22. Badan Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan
23. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu & Penanaman Modal
24. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
25. Inspektorat Kabupaten
26. Rumah Sakit Umum Lasinrang
27. Kantor Ketahanan Pangan
28. Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
29. Kantor Polisi Pamong Praja
30. Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
31. Kantor Kecamatan Lembang
32. Kantor Kecamatan Duampanua
33. Kantor Kecamatan Batulappa
34. Kantor Kecamatan Cempa
35. Kantor Kecamatan Patampanua
36. Kantor Kecamatan Tiroang
37. Kantor Kecamatan Mattiro Sompe
38. Kantor Kecamatan Paleteang
39. Kantor Kecamatan Watang Sawitto
40. Kantor Kecamatan Mattiro Bulu
41. Kantor Kecamatan Lanrisang
42. Kantor Kecamatan Suppa
Sumber data : badan Kepegawaian
tahun 2009 rasio hanya pada kisaran 0,43 % dan pada akhir tahun 2013 hanya
naik sekitar % yakni 4,39 %.
Tabel 2.129
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 Penduduk
Tahun
No. Uraian 2013
2009 2010 2011 2012
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah polisi pamong praja 15 15 38 157 160
2. Jumlah penduduk 342.118 354.652 354.652 360.019 361.293
Rasio jumlah polisi pamong
praja per 10.000 penduduk 0.43 0.43 1.07 4.37 4,39
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018/ Satpol PP
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Linmas 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040
2. Jumlah penduduk 351.042 351.118 354.652 359.040 363.691
Rasio jumlah linmas per 10.000 29.63 29.62 29.32 28.97 28,59
penduduk
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah pos siskamling 312 312 312 312 312
2. Jumlah desa/kelurahan 104 104 104 104 108
Rasio 3.00 3.00 3.00 3.00 2,9
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
e. Penegakan PERDA
Rasio penegakan Perda pada tahun 2009 adalah sebesar 4 Penegakan dan
pada tahun 2013 sebesar 3 tindakan.Peningkatan dapat dilihat pada kurun
waktu 2009 ke 2010 yakni 14 tindakan penegakan.Secara lebih detail, data
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.132
Rasio Penegakan Perda
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Penyelesaian Penegakan Perda 4 14 6 6 3
2. Jumlah Pelanggaran Perda 4 14 6 6 3
Rasio 100 100 100 100 100
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
Tabel 2.133
Jumlah Ckupan Patrol Petugas PP
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Patroli petugas satpol PP
pemantauan dan penyelesaian 4 6 14 3 4
pelanggaran k3 dalam 24 jam
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
Tabel 2.134
Rasio Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Penyelesaian pelanggaran K3 4 14 14 3 5
2. Jumlah pelanggaran K3 4 14 14 3 5
Tabel 2.135
Petugas Perlindungan Masyarakat
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tahun
No. Uraian Satuan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun
No. Uraian Satuan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel 2.138
Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan LPM
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2.139
Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah PKK 2.297 2.152 2.344 2.344 2.344
2. Jumlah KLP binaan 8.874 9.362 8.098 4.160 4.160
3. Rata-rata jumlah klp binaan 3.86 4.33 3.45 1.77 1.77
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah LPM 104 104 104 104 108
d. PKK Aktif
Persentase jumlah PKK aktif dari tahun 2009 sebesar 80 % dan pada tahun
2013 sebesar 81 %, artinya kenaikannya hanya sekitar 1 %.
Tabel 2.141
Persentase PKK Aktif Kabupaten Pinrang
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
e. Posyandu Aktif
Persentase jumlah posyandu aktif didukung dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang arti kesehatan. Berdasarkan data yang dapat dilihat
bahwa di tahun 2009 posyandu yang aktif sekitar 90.37 % dan di tahun 2013
meningkat menjadi 96,88 %. Berikut tabel dibawah ini :
Tabel 2.142
Persentase Posyandu Aktif
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Total posyandu 353 354 363 353 353
Tabel 2.143
Persentase Swadaya Masyarakat Terhadap Program
Pemberdayaan Masyarakat
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2.144
Persentase Pemeliharaan Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
2.3.1.23. Kearsipan
a. Peningkatan Sumber daya Manusia Pengelola Kearsipan
Angka pengelolaan kearsipan menunjukkan angka yang relative rendah. Pada
tahun 2010 terdapat 40 orang staf pengelola atau sebesar 3 % dan meningkat
pada tahun 2013 sebesar 45 orang atau sekitar 8 %. Secara lebih detail dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.145
Peningkatan Sumber Daya Manusia Pengelola Kearsipan
Tahun
No. Bidang / urusan Satuan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pengelolaan arsip secara
% - 3 4 10 7
baku
2. Peningkatan SDM
orang - 40 - 41 45
pengelolaan kearsipan
Sumber data :Kantor Perpustakaan & Arsip
Tabel 2.146
Jumlah Lembaga Penyiaran
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Televisi 9 9 9 9 9
2. Radio swasta 1 1 1 1 1
3. Radio publik 0 0 0 0 0
4. Radio komunitas 0 0 0 0 0
Jumlah 10 10 10 10 10
2.3.1.24. Perpustakaan
Setiap tahunnya mulai 2009 hingga 2013 jumlah perpustakaan, pengunjung
perpustakaan dan jumlah koleksi buku diperpustakaan mengalami peningkatan.
Berikut jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku Perpustakaan untuk
kurun waktu 2009-2013 dalam bentuk tabel di bawah ini:
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab II Hal. 103
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel 2.147
Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku Perpustakaan
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Perpustakaan 43 60 69 77 81
2.3.2.1. Pertanian
a. Produktivitas Padi atau bahan Pangan Utama Lokal lainnya
Produktivityas pada dan bahan pangan utama lainnya di Kabupaten Pinrang
Pinrang menunjukkan perkembangan yang berpariasai dari tahun ketahun karena
dipengaruhi oleh kondisi / iklim yang terjadi dan juga Oleh hama.
Tabel 2.148
Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya (ton/pertahun)
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Padi 506.970 512.313 519.670 578.488 605.785
2. Jagung 81.581 93.582 75.005 87.832 94.940
3. Ubi 6.528 8.143 8.927 8.347 7.242
4 Kedelai 1.162 1.076 862 1.799 220
Sumber data :BPS, Pertanian & Peternakan
Tabel 2.149
Kontribusi Sektor Pertanian dan Perkebunan Terhadap PDRB
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Sektor Pertanian ( % ) 56.50 55.32 55.04 54.13 53.86
2.3.2.2. Kehutanan
Tabel 2.151
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas Hutan dan Lahan Kritis
3,300 3,140 3,687 4,058 4.429
yg direhabilitasi ( Ha )
2. Luas Total hutan dan Lahan
13.851 13.851 13.851 13.851 13.851
Kritis ( Ha )
3. Rehabilitasi Hutan dan Lahan
23,82 22,67 26,62 29,30 31,98
Kritis ( % )
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018
Tabel 2.152
Kerusakan Kawasan Hutan
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas Kerusakan kawasan
26,037 22,737 19,437 15,750 12,837
Hutan
Tabel 2.153
Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas Penambangan Liar
- 18.5 10.8 5.9 8.00
yang ditertibkan ( Ha )
2. Luas Areal; Penambagan liar
- 56.4 45.6 39.7 31.7
( Ha )
3. Pertambangan Tanpa Ijin (%) - 42.3 34.2 29.8 23.8
Tabel 2.155
Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Kontribusi Sektor Pertambangan
0.88 0.87 0.95 0.98 0.98
terhadap PDRB (% )
Sumber data :BPS,
2.3.2.4. Pariwisata
e. Kunjungan Pariwisata
Perkembangan Kepariwisataan di kabupaten Pinrang belum sepenuhnya dapat
memberikan kontribusi terhadap PDRB karena karena objek kepariwisataan
baru bisa dikunjungan oleh wisatawan domestik , sedangkan untuk kunjungan
wisatawan asing masih sangat rendah
Tabel 2.156
Kunjungan Pariwisata
Tahun
No. Bidang / urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2.157
Kontribusi Sektor PariwisataTterhadap PDRB
Lapangan Tahun
No.
Usaha 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Hotel 272,94 284,99 313,77 410,39 507,01
2. Restoran 349,59 392,18 462,46 570,19 677,92
3. Hiburan dan
272,75 312,78 356,02 457,22 537,04
Rekreasi
Total ( Juta
56.850.000 58.650.000 58.650.000 74.340.000 85.000.000
Rp )
Rata-rata % 298,42 329,96 377,42 457,22 537,04
Sumber data :BPS,
a. Produksi Perikanan
Produksi Sektor Perikanan Kabupaten Pinrang untuk kurun waktu 2009 – 2014
mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 produksi ikan mencapai
31,002.92 ton dan pada tahun 2014 mencapai 42,710.20 ton yang meliputi
perikanan tangkap, prikanan darat, dan perikanan laut.
Tabel 2.158
Produksi Perikanan
Tahun
No. Lapangan Usaha
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Produksi
perikanan tangkap 11,609.80 11,646.73 11,768.13 11.907.22 12,082.90
(ton)
2. Jumlah produksi
perikanan 19,393.12 24,126.40 29,010.11 28,849.30 30,627.30
budidaya ( ton )
Sumber data :BPS, Perikanan dan Kelautan
c. Komoditi Unggulan
Komoditi unggulan Kabupaten Pinrang antara lain udang, ikan banden, rumput
laut yang merupakan komoditi primadona dan punya prospek yang cukup cerah
untuk dikembangkan dengan penerapan teknologi. Pada tahun 2009 produksi
udang mencapai 2,561.12 Ton dan pada tahun 2013 sebanyak 3,796.60 ton,
Ikan bandeng pada tahun 2009 produksinya sekitar 15,812.34 ton, dan pada
tahun 2013 sekitar 17,453.70 ton dan untuk rumput laut produksinya pada
btahun 2009 sekitar 440 ton, dan pada tahun 2013 mencapai3,659.90 ton.
Tabel 2.159
Komoditi Unggulan
Bidang / Tahun
No.
Urusan 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Udang ( ton ) 2,561.12 3,314.10 3,487.40 3,685.20 3,796.60
2. Ikan Bandeng
15,812.34 17,762.20 17,265.13 17,346 17,453.70
( Ton )
3. Rumput Laut (
440 2,458.50 3,856.80 3,890.20 3,659.90
ton )
Sumber data :BPS, Perikanan dan Kelautan
d. Konsumsi Ikan
Konsumsi ikan di Kabupaten Pinrang cenderung meningkat setiap tahunnya.
Konsumsi ikan pada tahun 2009 mencapai 39.70 Kg dan pada tahun 2013
mencapai 41.87 Kg, artinya mengalami peningkatan sekitar 2.17
Kg.Peningkatan komsusi ini karena upaya pemerintah dalam mencanakan
program gemar makan ikan sebagai upaya meningkatkan komsumsi protein
yang berasal dari ikan.
Tabel 2.160
Konsumsi Ikan
Tahun
No. Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Konsumsi Ikan (Kg) 39.70 40.90 41.00 41.52 41.87
Tahun
No. Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Kelompok Nelayan
12 31 61 94 128
yang dibina
2. Jumlah kelompok di Daerah 193 214 250 265 275
3. % Kelompok yang dibina 6.22 14.49 24.40 35.47 46.55
Sumber data :BPS, Perikanan dan Kelautan
Tabel 2.162
Produksi Perikanan Kelompok Nelayan
Tahun
No. Bidang / Urusan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Produksi
ikan kelompok
nelayan 72.91 188.34 2,817.84 4,398.35 7,141.25
(Pembudidaya )
(Ton)
2. Jumlah Produksi
Ikan di daerah 11,292.00 11,425.25 11,547.31 11,674.08 11,808.06
(Ton )
3. Produksi Perikanan
Kelompok Nelayan 0.65 1.65 24.40 37.68 60.48
(%)
Sumber data :BPS, Perikanan dan Kelautan
2.3.2.6. Perdagangan
a. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Tabel 2.163
Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Perdagangan, Hotel dan 269.286 291.401 329.308 374.507 374.507
Restoran ( milyar ) (11.29%) (11.51%) (12.14%) (12.75%) (12.75%)
2. Industri Pengolahan 108.197 132.704 143.286 155.480 155.480
(milyar) (4.54%) (5.24%) (5.28% (5.29%) (5.29%)
3. Pertambangan 21.057 22.136 25.703 28.894 28.894
(0.88%) (0.87%) (0.95%) (0.98%) (0.98%)
4 Konsumsi rumah tangga - - - - -
Sumber data :BPS,
Tabel 2.164
Tabel Ekport Bersih Perdagangan
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Ekport ( Juta Rp ) 0 0 0 0 0
2. Import ( juta Rp ) 0 0 0 0 0
3. SURPLUS ( JUTA Rp ) 0 0 0 0 0
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi
daerah sesuai dangan potensi, kekhasan dan unggulan daerah.Suatu daya saing
merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang
berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat
kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
Tabel 2.165
Persentase Pengeluaran Komsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Total pengeluaran RT pangan 41.443 44.063 40.465 42.178 43.837
2. Jumlah RT 77.988 79.580 81.914 86.840 91.766
Persentase 53,14 55,37 49,40 48,57 47,77
Sumber data :BPS,
Tabel 2.166
Persentase Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Total pengeluaran RT Non
36.545 35.516 41.448 44.662 47.957
pangan
Tabel 2.167
Produktivitas Per Sektor
Nilai Tukar Petani (NTP) dapat diukur dari besarnya indeks yang diterima
petani dengan jumlah indeks yang diterima petani.Pada indicator NTP di
Kabupaten Pinrang dengan melihat tabel dibawah ini menunjukkan
peningkatan yang disebabkan oleh tingginya produksi komoditas pertanian
khususnya padi sawah, sementara, harga sarana pertanian terutama pupuk
dan harga barang jasa yang relatif stabil. Ini menjadikan kenaikan indeks harga
hasil produksi pertanian lebih tinggi jika dibandingkan harga barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh petani, sehingga petani mengalami keuntungan dari
usaha tani tersebut dan tercapainya perbaikan daya beli.
Tabel 2.168
Nilai Tukar Petani
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Indeks yang diterima petani (It) - - - - -
2. Indeks yang dibayar petani (Ib) - - - - -
Nilai tukar petani - - - - -
Tabel 2.169
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Panjang jalan 724,60 724,60 863,9 863,9 863,9
2. Jumlah kendaraan 199.129 120.213 121.715 122.978 124.167
(mobil)
Rasio 0,004 0,006 0,007 0,007 0,0069
Sumber data : RPJMD Prov Sul Sel
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Realisasi RTRW 588,53 686,62 784,70 882,80 980,89
b. Wilayah Produktif
Persentase luas wilayah produktif terhadap luas seluruh wilayah budidaya
sebesar padat tahun2009 0,83 % dan pada tahun 2013 menjadi 0,84.
Tabel 2.171
Wilayah Produktif
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas wilayah produktif 930,96 931,44 931,63 932,63 939,18
(Km2)
2. Luas seluruh wilayah
1.123,47 1.123,47 1.123,47 1.123,47 1.123,47
budidaya (Km2)
Rasio (%) 0,83 0,83 0,83 0,83 0,84
Sumber data : RTRW kab. Pinrang
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas wilayah industri
9,545 9,61 9,62 9,63 9,64
(Km2)
2. Luas seluruh wilayah
1.123,47 1.123,47 1.123,47 1.123,47 1.123,47
budidaya (Km2)
Rasio (1/2) 0,0085 0,0086 0,0086 0,0086 0,0086
Sumber data : RPJMD Prov Sul Sel
Tabel 2.173
Persentase Luas Wilayah Banjir
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas wilayah kebanjiran 8.450 8.500 8.412 8.367 8.287
2. Luas seluruh wilayah
112.347 112.347 112.347 112.347 112.347
budidaya
Rasio (1/2) 0.075 0,076 0.075 0.074 0.074
Sumber data : Data Diolah RTRW Kab. Pinrang
Tabel 2.174
Persentase Luas Wilayah Perkotaan
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Luas wilayah perkotaan 1.082 1.093 1.099 1.110 1.121
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Bank Umum
Konvensional 7 7 8 8 8
Syariah 0 0 0 0 2
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Konvensional 0 0 0 0 0
Syariah 0 0 0 0 0
Sumber data : BPS
Tabel 2.176
Jumlah Hotel, Kamar dan Tempat Tidur
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Hotel (unit) 10 10 10 9 10
2. Jumlah Kamar (unit) 156 171 175 169 204
3. Jumlah Tempat Tidur (buah) 286 277 290 246 306
Sumber data : BPS
Tabel 2.177
Persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Air Bersih
Tahun
No. Sumber Air Bersih
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Leding (perpipaan) 3.484 3.639 4.177 4.678 4.915
2. Sumur terlindungi 30.239 3.259 32.306 32.955 33.829
3. Sumur tidak terlindungi 4.511 4.073 3.719 3.692 3.548
4. Mata air terlindungi 3.799 3.816 3.795 3.723 3.723
5. Mata air tidak terlindungi 1.390 1.360 1.168 1.141 1.089
6. Sungai/danau/waduk 1.694 1.634 1.520 1.520 1.401
7. Pompa air 28.190 28.220 28.870 28.712 28.791
8. Air hujan 217 212 206 200 190
9. Air kemasan 7.230 7.170 6.890 6.880 6.811
10. Lainnya 140 129 110 109 87
11. Total jumlah rumah tangga 65.929 67.146 69.354 70.274 71.448
yang menggunakan air bersih
12. Jumlah rumah tangga 80.894 81.914 82.761 83.610 84.384
13. Persentase rumah tangga 81,5 81,97 83,8 84,05 84,67
yang menggunakan air bersih
Tahun
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Kebutuhan
- Rumah tangga
- Komersial
- Publik
- Industri
2. Susut dan Losses (T&D)
3. Susut pemakaian sendiri
4. Total susut dan losses
5. Factor beban
6. Produksi
7. Beban puncak
8. Kapasitas terpasang (existing)
9. Kapasitas dibutuhkan
10. Total kapasitas system
11. Daya tambahan
Tabel 2.179
Rasio Rumah Tangga Pengguna Listrik
Tahun
No. Uraian Satuan
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Jumlah rumah tangga
Jumlah 67.953 69.873 71.934 74.942 77.950
pengguna listrik
2. Jumlah seluruh rumah 80.894 81.914 82.761 83.610 84.384
Jumlah
tangga
% Rumah tangga
% 84 85 87 90 92
pengguna listrik
Sumber data : BPS
Tabel 2.180
Angka kriminalitas
Tahun 2011-2013
Tahun
No. Jenis Kriminal
2011 2012 2013
Lapor Selesai Lapor Selesai Lapor Selesai
1 2 7 8 9 10 11 12
1. Jumah kasus narkoba 29 29 47 47 56 56
2. Jumlah kasus pembunuhan 0 0 5 5 2 2
3. Jumlah kasus seksual 1 3 4 7 8 7
4. Jumlah kasus penganiyaan 41 44 179 148 155 140
5. Jumlah kasus pencurian 26 7 82 29 79 31
6. Jumlah kasus penipuan 2 2 12 21 10 9
7. Jumlah kasus pemalsuan uang 0 0 2 2 1 2
8. Total jumlah tindak criminal selama
99 85 331 259 311 247
1 (satu) tahun
9. Jumlah penduduk 354.652 360.019 363.691
10. Angka kriminalitas (8)/(9) 0,03 0,09 0,08
Sumber data : Polres Pinrang
b. Jumlah Demonstrasi
jumlah demonstrasi di Kabupaten Pinrang cenderung didominasi oleh bidang
politik. Hal ini disebabkan oleh dinamika perpolitikan sebagai imbas kondisi
nasional. Secara lebih detail dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.181
Jumlah Demonstrasi
Tahun
No. Jenis kriminal
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Bidang politik 1 4 22 18 14
2. Bidang ekonomi 0 0 0 0 0
3. Kasus pemogokan tenaga
0 0 0 0 0
kerja
4. Jumlah demonstran/ unjuk
1 4 22 18 14
rasa
Tahun
No. Penduduk
2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah penduduk usia < 15
128.143 132.052 114.811 121.292 111.302
tahun
2. Jumlah penduduk usia >64
9.596 10.280 21.845 19.250 23.010
tahun
3. Jumlah penduduk usia tidak
137.739 142.332 136.656 140.542 134.312
produktif (1) dan (2)
4. Jumlah penduduk usia 15-64
204.379 211.035 217.996 219.477 226.981
tahun
5. Rasio ketergantungan (3)/(4) 67 67 63 64 59
14. Meningkatkan
produksi dan nilai
tambah komoditas
unggulan
15. Meningkatkan
penanganan
penyandang
masalah
kesejahteraan social
16. Memantapkan
kualitas sistem dan
tata kelola pelayanan
public
17. Mewujudkan
percepatan reformasi
birokras
18. Mengembangkan
kawasan terpadu
dan cepat tumbuh
19. Mengembangkan
sistem agribisnis dan
agroindustri
20. Mengoptimalkan
fungsi infrastruktur
wilayah
21. Memelihara daya
dukung lingkungan
hidup
BAB III
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara
optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian
sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada
peraturan perundang-undangan (money follow function).
Analisis pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Pinrang dimaksudkan
untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan
daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Analisis
pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan
daerah.
Analisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan Kabupaten
Pinrang terlebih dahulu harus disajikan jenis obyek pendapatan, belanja dan
pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur masing-masing APBD.
Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap penerimaan daerah yaitu
pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah. Kapasitas keuangan daerah pada
dasarnya ditempatkan sejauh mana daerah mampu mengoptimalkan penerimaan
dari pendapatan daerah. Berbagai objek penerimaan daerah akan dianalisis untuk
memahami perilaku atau karakteristik penerimaan selama ini.
Selanjutnya, dibuatlah analisis untuk mengidentifikasi proyeksi pendapatan
daerah. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kapasitas pendapatan
daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun kedepan, untuk penghitungan kerangka
pendanaan pembangunan daerah.
Analisis dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah, antara lain:
(1) Angka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu;
(2) Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan ekonomi, inflasi dan
lain-lain);
(3) Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah;
(4) Kebijakan dibidang keuangan negara.
Analisis dilakukan dengan kerangka pemikiran sebagaimana disajikan dalam
gambar di bawah ini.
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 126
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Gambar 3.1
Analisis Proyeksi Pendapatan Daerah
Kebijakan di bidang
Keuangan Negara
Kebijakan intensifikasi
dan ekstensifikasi
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 127
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel 3.1
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten PinrangTahun 2009 s/d Tahun 2013
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 128
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
b. Belanja Daerah
Gambaran tentang realisasi Belanja daerah yang disajikan menginformasikan
rata-rata perkembangan realisasi belanja daerah Kabupaten Pinrang tahun 2009-
2013 sebagaimana tertuang dalam table 3.2 di bawah ini :
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 129
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel.3.2.
Rata-rata Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Pinrang Tahun 2009 s/d Tahun 2013
Rata-rata
2009 2010 2011 2012 2013
No. Uraian Pertumb
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) uhan(%)
1 BELANJA
1.1. Belanja Tidak Lngsung 274.420.814.085 337.109.337.591 376.746.077.890 427.973.740.090 497.638.775.297 16,12
1.1.1. Belanja Pegawai 253.019.749.549 308.740.027.053 351.669.826.550 401.820.670.511 447.095.358.134 15,36
1.1.2. Belanja Bunga 856.235.028 2.517.129.831 562.402.995 72.066.016 52.683.831 17,91
1.1.3. Belanja Subsidi 0 0 0 0 0 0
1.1.4. Belanja Hibah 2.889.332.000 3.472.250.000 2.754.960.800 4.771.877.000 29.504.025.218 147,75
1.1.5. Belanja Bantuan Sosial 2.524.344.000 2.994.505.700 4.004.626.900 449.900.000 354.500.000 14,4
Belanja Bagi Hasil Kepada
1.1.6. 0 0 0 455.000.000 0 0
Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
1.1.7. 13.732.153.508 17.540.876.307 15.278.209.445 19.105.797.563 18.552.741.114 9,25
Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa
1.1.8. Belanja Tidak Terduga 1.399.000.000 1.844.548.700 2.476.051.200 1.298.429.000 2.079.467.000 19,67
1.2. Belanja Langsung 260.783.244.254 234.482.195.528 316.850.245.351 284.383.052.717 316.422.461.245 6,52
1.2.1 Belanja Pegaweai 27.826.660.162 16.786.650.297 17.979.890.269 21.799.677.914 23.627.062.910 -0,73
1.2.2 Belanja Barang dan Jasa 82.541.634.386 90.512.855.964 121.654.414.020 120.873.729.036 154.873.551.730 17,89
1.2.3 Belanja Modal 150.414.949.706 127.182.689.267 177.215.941.062 141.709.645.767 137.921.846.605 0,3
TOTAL BELANJA 535.204.058.339 571.591.533.119 693.596.323.241 712.356.792.807 814.061.236.542 16,12
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 130
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 131
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 132
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel 3.4
NERACA DAERAH KABUPATEN PINRANG
TAHUN 2009 S/D 2013
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 133
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
38 ASET TETAP - - - - -
39 Tanah 165.696.369.455 166.565.859.955 170.269.770.741 172.829.582.911 173.142.422.211
40 Tanah 165.696.369.455 166.565.859.955 170.269.770.741 172.829.582.911 173.142.422.211
41 Peralatan dan Mesin 134.185.951.326 149.961.638.754 180.898.446.741 209.370.513.710 137.093.986.482
42 Alat-alat Berat 18.415.700.000 19.809.400.000 23.076.367.323 27.116.998.669 12.083.136.752
43 Alat-alat Angkutan 32.184.825.200 37.774.776.950 40.565.910.300 42.838.029.950 35.552.311.500
44 Alat Bengkel 827.685.000 1.118.325.000 863.683.000 798.406.000 361.619.500
45 Alat Pertanian dan Peternakan 1.317.793.500 1.822.538.500 1.414.467.000 1.499.517.000 556.824.000
46 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 61.274.025.925 66.588.366.605 75.169.094.470 92.437.487.138 52.915.879.914
47 Alat Studio dan Komunikasi 1.490.334.000 1.732.984.000 2.873.591.150 4.472.416.647 4.605.726.909
48 Alat Ukur 115.677.500 164.727.500 256.867.500 391.867.500 438.782.000
49 Alat-alat Kedokteran 9.135.359.801 9.581.356.001 14.489.699.594 14.602.189.594 9.488.802.297
50 Alat Laboratorium 9.363.050.400 11.300.264.198 22.009.716.404 25.042.551.212 21.085.403.610
51 Alat Keamanan 61.500.000 68.900.000 179.050.000 171.050.000 5.500.000
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 134
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
73 ASET LAINNYA - - - - -
74 Tagihan Penjualan Angsuran - - - - -
75 Ta gi ha n Penjua l a n Angs ura n - - - - -
76 Tuntutan Perbendaharaan - - - - -
77 Tuntuta n Perbenda ha ra a n - - - - -
78 Tuntutan Gaji Rugi - - - - -
79 Tuntuta n Ga ji Rugi - - - - -
80 Kemitraan dengan Pihak Ketiga - - - - -
81 Kemi tra a n denga n Pi ha k Keti ga - - - - -
82 Aset tak Berwujud 2.597.568.000,00 3.951.143.500,00 4.611.228.500,00 1.342.085.000,00 1.845.625.000,00
83 As et ta k Berwujud 2.597.568.000,00 3.951.143.500,00 4.611.228.500,00 1.342.085.000,00 1.845.625.000,00
84 Aset Lain-lain 14.880.700.716,59 10.025.190.037,09 221.408.136,32 84.717.317,00 8.158.635.814,38
85 As et La i n-l a i n 14.880.700.716,59 10.025.190.037,09 221.408.136,32 84.717.317,00 8.158.635.814,38
86 Jumlah Aset Lainnya 17.478.268.716,59 13.976.333.537,09 4.832.636.636,32 1.426.802.317,00 10.004.260.814,38
87 JUMLAH ASET 1.676.137.563.804,99 1.818.411.278.582,63 - - -
88 REKENING KORAN - SKPD - - - - -
89 Rekeni ng Kora n - SKPD - - - - -
90 Rekeni ng Kora n - SKPD - - - - -
91 Jumlah Rekening Koran - SKPD - - - - -
92 JUMLAH ASET - - 2.359.487.892.298,02 2.533.085.724.895,62 1.939.737.495.605,65
93 KEWAJIBAN - - - - -
94 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK - - - - -
95 Utang Kepada Pihak Ketiga - 786.118.576,00 837.610.530,00 2.459.597.804,00 899.076.074,00
96 Uta ng Kepa da Pi ha k Keti ga - 786.118.576,00 837.610.530,00 2.459.597.804,00 899.076.074,00
97 Utang Bunga 189.852.497,00 96.762.611,49 10.505.250,48 7.878.937,86 5.252.625,24
98 Uta ng Bunga 189.852.497,00 96.762.611,49 10.505.250,48 7.878.937,86 5.252.625,24
99 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 143.282.520,00 3.282.598.904,00 4.986.613.067,00 26.082.852,00 35.559.118,00
100 Uta ng Perhi tunga n Pi ha k Keti ga (PFK) 143.282.520,00 3.282.598.904,00 4.986.613.067,00 26.082.852,00 35.559.118,00
101 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.496,74
102 Ba gi a n La nca r Uta ng Da l a m Negeri - Pemeri nta h Pus a t 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.496,74 160.931.498,74 160.931.496,74
103 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - - - - -
104 Ba gi a n La nca r Uta ng Da l a m Negeri - Pemeri nta h Da era h La i nnya - - - - -
105 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 27.500.000.000,00 18.855.000.000,00 - - -
106 Ba gi a n La nca r Uta ng Da l a m Negeri - Lemba ga Keua nga n Ba nk 27.500.000.000,00 18.855.000.000,00 - - -
107 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - - - - -
108 Ba gi a n La nca r Uta ng Da l a m Negeri - Lemba ga Keua nga n Buka n Ba nk - - - - -
109 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - - -
110 Ba gi a n La nca r Uta ng Da l a m Negeri - Obl i ga s i - - - - -
111 Bagian Lancar Utang Jangka Pendek Lainnya - - - - -
112 Ba gi a n La nca r Uta ng Ja ngka Pendek La i nnya - - - - -
113 Utang Jangka Pendek Lainnya 3.778.960.530,00 8.997.919.850,00 8.310.804.080,00 6.939.488.905,00 6.459.025.165,00
114 Uta ng Ja ngka Pendek La i nnya 3.778.960.530,00 8.997.919.850,00 8.310.804.080,00 6.939.488.905,00 6.459.025.165,00
115 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 31.773.027.043,74 32.179.331.438,23 14.306.464.424,22 9.593.979.995,60 7.559.844.478,98
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 135
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Memperhatikan tabel 3.4. bahwa dari aspek Kewajiban daerah terlihat bahwa
kewajiban pemerintah daerah dari tahun ke tahun mengalami penurunan yaitu pada
tahun 2009 sebesar Rp. 32,57 milyar turun menjadi Rp. 7,72 Milyar, sedangkan
equitas dana lancar memperlihatkan posisi sisa lebih perhitungan juga mengalami
peningkatan dari tahun 2009 s/d tahun 2013, meskipun terjadi penurunan pada
tahun 2011.
Berdasarkan data neraca Daerah Kabupaten Pinrang sebagaiamana yang
diperlihatkan pada tabel 3.4. serta hasil perhitungan rasio keuangan daerah
sebagaimana yang disajikan pada tabel 3.5. Analisa Rasio Keuangan daerah
Kabupaten Pinrang tahun 2009-2013, menunjukkan bahwa Kemampuan keuangan
daerah Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam komdisi sehat sebagaiamana yang
ditujukkan oleh neraca serta rasio-rasio keuangan tahun 2009-2013 yang hasilnya
menunjukkan kondisi positif.
Tabel 3.5
Analisis Rasio Keuangan Daerah Kabupaten Pinrang
Tahun 2009 s/d Tahun 2013
Rasio lancar (current ratio) adalah rasio keuangan yang menyajikan pengukuran
kemampuan sumber daya dalam bentuk asset lancer untuk menyelesaikan setiap
kewajiban jangka pendek pemerintah daerah yang telah jatuh tempo sampai dengan
12 bulan dari tanggal neraca (rasio yang tujuannnya melihat likuiditas yaitu
kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, semakin tinggi angka rasio
tersebut semakin baik, (makin besar dari 1 %, maka rasio ini makin baik).
Rasio cepat (quick ratio) adalah rasio keuangan yang menyajikan pengukuran
kemampuan aset lancar dalam bentuk kas dan setara kas untuk menyelesaikan
setiap kewajiban jangka pendek pemerintah daerah yang telah jatuh tempo sampai
dengan 12 bulan dari tanggal neraca (rasio yang tujuannya melihat likuiditas yaitu
kempuan memnuhi kewajiban jangka pendek, semakin tinggi angka tersebut
semakin baik (makin besar dari 1 % , maka rasio ini makin baik))
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 137
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Rasio lancar dan Rasio cepat Kabupaten Pinrang tahun 2011-2013 ( lebih
besar dari 1% ) menunjukkan bahwa semua kewajiban jangka pendek pemerintah
Kabupaten Pinrang dalam periode tersebut dapat didanai dari asset lancer dalam
periode yang sama, apabila kewajiban jangka pendek tersebut jatuh tempo.
Rasio total hutang terhadap asset adalah rasio keuangan yag menyajikan
bahwa setiap kewajiban pemerintah daerah mampu didanai dengan aset pemerintah
daerah (rasio yang tujuannya melihat solvabilitas yaitu kemampuan Pemerintah
daerah memenuhi atau melunasi kewajiban totalnya, semakin tinggi angka rasio
total hutang terhadap total asset (aktiva) semakin beresiko/Tidak baik (makin kecil
dari 1 %, maka rasio ini makin baik).
Rasio hutang terhadap modal adalah rasio yang menyajikan bahwa setiap
kewajiban pemerintah daerah mampu didanai dengan ekuitas dana/modal
pemerintah daerah (rasio yang tujuannya melihat solvebilitas yaitu kemampuan
pemerintah daerah memenuhi kewajiban totalnya, semakin tinggi angka rasio
hutang terhadap modal, semakin beresiko/tidak baik (makin kecil dari 1 %, maka
rasio ini makin baik).
Rasio total hutang terhadap total aset dan Rasio total hutang terhadap modal
Kabupaten Pinrang tahun 2011-2013 ( lebih kecil dari 1% ) menunjukkan bahwa
semua total kewajiban pemerintah Kabupaten Pinrang dalam periode tersebut
dapat didanai dari ekuitas dana/modal dalam periode yang sama, apabila kewajiban
tersebut jatuh tempo.
Rata-rata umur piutang adalah pengukuran aktivitas keuangan yang
menyajikan bahwa secara rata-rata piutang dapat ditagih dalam jangka waktu
beberapa hari oleh pemerintah daerah.
Rata-rata umur piutang pemerintah Kabupaten Pinrang dari tahun 2011-2013
dari hasil perhitungan yang diperoleh sebesar 1,34% pada tahun 2011 dan 1,40 %
pada tahun 2013 artinta bahwa piutang pemerintah Kabupaten Pinrang dapat
terealisasi menjadi kas dalam waktu 2 (dua) hari.
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 138
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 139
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 140
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel 3.7. yang disajikan akan menampilkan pengeluaran Wajib dan mengikat serta
prioritas utama dilakukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan
pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam satu
tahun anggaran.
Gambaran tentang realisasi pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama
Kabupaten Pinrang pada 3 (tiga) tahun terakhir, tertuang pada tabel berikut :
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 141
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel 3.7
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta prioritas utama
Kabupaten Pinrang
Rata-rata
2011 2012 2013
No Uraian Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4 5 6
A Belanja Tidak Langsung 369,519,438,990.43 423,445,734,089.00 467,764,783,079.00 12,53
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 351,669,826,550.00 401,820,670,511.00 447,095,358,134.00 12,36
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional
2 2,009,000,000.00 1,992,200,000.00 2,064,000,000.00 1,38
KDH/WKDH
3 Belanja Bunga 562,402,995.43 72,066,015.00 52,683,831.00 (25,65)
4 Belanja bagi hasil 0.00 455,000,000.00 0.00 0.00
5 Belanja Bantuan Keuangan 15,278,209,445.00 19,105,797,563.00 18,552,741,114.00 11,08
B Belanja Langsung 18,705,172,929.00 16,245,029,489.00 18,986,272,067.00 16.87
1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis. 13,146,545,000.00 10,291,521,834.00 11,651,846,010.00 13.22
4 Belanja sewa gedung kantor( yang telah ada kontrak jangka panjangnya) 0.00 0.00 0.00 0.00
Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak
5 0.00 0.00 0.00 0.00
jangka panjangnya)
C Pembiayaan Pengeluaran 25,628,020,627.74 8,065,331,364.00 6,506,868,985.74 (19.32)
1 Pembentukan Dana Cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Pembayaran pokok utang 25,628,020,627.74 8,065,331,364.00 6,506,868,985.74 (19.32)
TOTAL (A+B+C) 413,852,632,547.17 447,756,094,942.00 493,257,924,131.74 9,18
Sumber : Dinas PPKAD Kab. Pinrang Tahun 2014
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 142
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 143
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
d. Surplus/Defisit
Dengan memperhatikan pendapatan dan belanja daerah periode lalu, maka
gambaran surplus/defisit dalam anggaran daerah dapat diketahui. Kondisi anggaran
defisit/ surplus tidak selalu sama dengan realisasi anggaran, realisasi anggaran
defisit terjadi pada Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp. 49,12 milyar lebih,
sedangkan posisi realisasi anggaran surplus terjadi pada Tahun Anggaran
2010,2011,2012 dan 2013. Posisi realisasi anggaran defisit Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp.49,12 milyar lebih.
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 144
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel 3.8
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Tahun 2009 s/d Tahun 2013
Kabupaten Pinrang
Rata-rata
2009 2010 2011 2012 2013
No. Uraian Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDAPATAN 486,076,784,922.22 595,225,594,396.29 715,931,630,526.94 739,081,285,021.44 856,676,702,062.59 15.47
1.3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah 10,462,380,000.00 15,569,088,200.00 18,830,590,530.00 20,591,880,510.00 19,936,721,100.00 18.98
2.3. Belanja Tidak Terduga 1,399,000,000.00 1,844,548,700.00 2,476,051,200.00 1,298,429,000.00 2,079,467,000.00 19.67
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 145
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 146
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Sisa lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan adalah dana yang dapat
dipergunakan untuk penganggaran tahun berikutnya. Dari tabel 3.8 dapat dijelaskan
bahwa secara keseluruhan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
berfluktuasi dari tahun 2001 sebesar 15 milyar lebih turun menjadi Rp. 11 milyar
lebih pada tahun 2012 dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2013 sebesar
Rp. 30 milyar lebih.
Dengan mencermati tabel tersebut diatas, komponen terbesar dalam
menutup defisit masih mengutamakan penerimaan dari SiLPA dibandingkan dengan
penerimaan pembiayaan lainnya. Untuk masa pemerintahan lima tahun kedepan,
kebijakan penutup defisit diupayakan secara bertahap pada sumber-sumber
penerimaan pembiayaan lainnya, artinya pemerintah Kabupaten Pinrang perlu terus
meningkatkan upaya untuk mencari sumber-sumber penerimaan pembiayaan
lainnya. SiLPA yang terjadi pada periode pemerintahan sebelumnya diakibatkan
oleh faktor-faktor antara lain : (i) sisa penghematan belanja atau efisiensi anggaran
belanja; (ii) sisa anggaran karena kegiatan yang tertunda yang dilanjutkan pada
tahun anggaran berikutnya; (iii) yang karena pelampauan penerimaan pendapatn
asli daerah.
Tabel 3.10.
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Pinrang
Proporsi dari total defisit riil
No. Uraian 2011 2012 2013
(%) (%) (%)
1 2 3 4 5
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
1. 15,230,968,090.93 11,296,348,692.70 30,093,348,189.22
Tahun Anggaran sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan 0.00 0.00 0.00
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di
3. 0.00 0.00 0.00
Pisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah 0.00 0.00 0.00
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
5. 55,239,000.00 58,861,357.00 1,526,500.00
Daerah
6. Penerimaan Piutang Daerah 0.00 0.00 0.00
Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun
7. (19,222,063,833.16) 7,224,973,511.82 6,011,267,300.45
berkenaan
Sumber : Dinas PPKAD Tahun 2014
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 147
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Dari tabel 3.10. nampak item-item penutup defisit riil anggaran Kabupaten Pinrang
tahun Anggaran 2011-2013, yang hanya terdiri dari dua komponen yaitu SiLPA dan
komponen penerimaan kembali pemberian pimjaman daerah. Komponen SiLPA
menempati posisi terbesar dalam menutup defisit riil yaitu menutup defisit pada
Tahun 2011 sebesar 57,97 persen, dan pada tahun 2012 naik sebesar 141,04 dan
selanjutnya mengalami kenaikan lagi pada tahun 2013 lagi sebesar 462,31 persen.
Tabel 3.11
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Kabupaten Pinrang
Rata-
rata
2011 2012 2013
pertumb
No. Uraian uhan *)
% dari % dari % dari
Rp Rp Rp
SiLPA SiLPA SiLPA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Jumlah SiLPA 11,296,348,692.70 100.00 30,093,348,189.22 100.00 66,201,016,678.89 100.00 70.28
Pelampauan (121.35
2. (13,708,526,613.56) (10,586,924,463.56) (35.18) (614,989,295.61) (0.93) (58.48)
penerimaan PAD )
Pelampauan
3. penerimaan dana (8,965,765,311.53) (79.37) 6,590,469,204.95 21.90 (9,286,715,519.80) (14.03) (207.21)
perimbangan
Pelampauan
penerimaan lain-
4. 3,330,590,530.00 29.48 100,000,000.00 0.33 (1,708,121,500.00) (2.58) (962.56)
lain pendapatan
daerah yang sah
Sisa
penghematan
5. 30,953,869,842.57 274.02 33,262,517,670.78 110.53 72,139,166,531.82 108.97 62,17
belanja atau
akibat lainnya
Kewajiban kepada
pihak ketiga
6. sampai dengan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
akhir tahun belum
terselesaikan
7. Kegiatan lanjutan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Tabel 3.11 memperlihatkan SiLPA yang terjadi selama periode tahun 2011-2013
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (i) pelampauan penerimaan PAD
dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar (58,48) persen pertahun; (ii) pelampauan
penerimaan dana perimbangan dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar (207,21)
persen pertahun; (iii) pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah
dengan rata-rata penurunan pertumbuhannya sebesar (962,56) persen pertahun;
(iv) sisa penghematan belanja atau akibat lainnya dengan rata-rata pertumbuhannya
sebesar 62,17 persen pertahun; (v) pelampauan Kewajiban kepada pihak ketiga;
dan (vi) Kegiatan Lanjutan.
Faktor penyumbang terbesar dalam posisi SiLPA selama periode tahun 2011-
2013 adalah sisa penghematan belanja atau akibat lainnya dengan rata-rata
pertumbuhannya sebesar 62,17 persen pertahun, dan data terbesar adalah pada
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 148
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tahun 2013 yaitu sebesar Rp.72 Milyar lebih, selanjutnya pada Tahun 2012 sebesar
Rp 33 Milyar lebih, dan pada Tahun 2011 sebesar Rp.30 milyar lebih.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah khusunya aspek analisis
pembiayaan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bawhwa Realisasi kebijakan anggaran surplus khususnya pada Tahun 2010 s/d
2013, sementara kebijakan anggaran defisit terjadi pada hanya Tahun 2009, Pada
kondisi anggaran defisit, kebijakan penerimaan pembiayaan lebih diutamakan dari
SILPA daripada sumber penerimaan pembiayaan lainnya.
Kebijakan Pembiayaan pada Tahun 2009-2014 lebih ditekankan kepada
upaya menutupi perkiraan defisit APBD melalui upaya peningkatan penerimaan
pembiayaan / penurunan pengeluaran pembiayaan. Kebijakan penerimaan
pembiayaan daerah meliputi semua pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran berjalan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya,
dimana sumber-sumber penerimaan pembiayaan daerah diperkirakan berasal dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA).
Sementara untuk kebijakan pengeluaran pembiayaan meliputi semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran berjalan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yaitu:
1) Investasi pemerintah daerah pada BPD (Bank Sul-Sel);
2) Investasi pemerintah daerah pada perusahaan daerah yang dinilai sehat dan
diperkirakan mampu menggenjot pendapatan daerah di masa yang akan
datang.
3) Jika memungkinkan untuk membatasi melakukan kebijakan penambahan
hutang daerah sesuai dengan kemampuan keuangan daerah yang ada.
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 149
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 150
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel.3.13.
Proyeksi Penerimaan Pendapatan Daerah
Tahun 2014 s/d Tahun 2019
Kabupaten Pinrang
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.1. Pendapatan Asli Daerah 67,154,886,674.69 78,235,156,465.77 90,338,135,171.02 104,313,444,681.98 121,128,771,964.73 139,084,463,212.90 6,07
1.1.1. Pajak daerah 12,215,473,886.13 14,230,974,961.12 16,432,506,787.61 18,974,615,587.65 22,033,323,620.38 25,299,463,858.43 18,19
1.1.2. Retribusi daerah 8,038,439,934.96 9,364,748,228.95 10,813,474,779.97 12,486,319,328.43 14,499,114,004.18 16,648,410,246.58 11,17
Hasil pengelolaan keuangan
1.1.3. 8,045,155,423.63 9,372,571,744.60 10,822,508,593.49 12,496,750,672.90 14,511,226,881.37 16,662,318,692.91 11,98
daerah yang dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 38,849,101,941.31 45,259,038,015.45 52,260,611,196.44 60,345,327,748.52 70,072,994,581.60 80,460,361,968.66 57,85
1.2. Dana Perimbangan 780,199,450,516.06 908,929,041,685.87 1,049,540,364,434.67 1,211,904,258,812.72 1,407,263,225,333.52 1,615,870,838,282.39 77,84
1.2.2. Dana alokasi umum 671,907,766,784.43 782,769,690,699.87 903,864,161,851.14 1,043,691,947,689.51 1,211,935,089,657.23 1,391,587,965,928.79 86,12
1.2.3. Dana alokasi khusus 73,884,887,963.87 86,075,580,247.65 99,391,472,511.96 114,767,333,309.56 133,267,827,439.09 153,022,968,385.34 9,47
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang
1.3. 161,271,959,193.39 187,881,144,408.09 216,946,357,448.02 250,507,958,945.23 290,889,841,927.24 334,010,300,462.02 16,09
Sah
1.3.1 Hibah 1,661,101,179.69 1,935,175,787.40 2,234,547,481.71 2,580,231,977.14 2,996,165,371.85 3,440,306,094.76 1,03
1.3.2 Dana darurat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 151
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 152
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel.3.14.
Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Kabupaten Pinrang
Proyeksi
2013
No Uraian
(Rp) 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Sisa Lebih (Riil)
66.240.638.796,89 33.103.683.008,14 36.412.951.308,96 40.054.246.439,85 44.059.671.083,84 48.465.638.192,22 53.312.202.011,44
Pembiayaan Anggaran
Berdasarkan data historis sebagaimana disajikan pada tabel sebelumnya, maka perkiraan kapasitas kemampuan keuangan daerah untuk mendanai
pembangunan Kabupaten Pinrang dalam jangka waktu lima tahun mendatang tahun 2014-2019, disajikan pada tabel 3.15 dan tabel 3.16 sebagai
berikut:
Tabel. 3.15.
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Pinrang
Proyeksi
No. Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pendapatan 1,011,248,724,754.60 1,167,688,902,474.31 1,348,330,375,687.07 1,556,917,084,805.87 1,807,892,118,876.57 2,075,887,510,640.27
Pencairan dana cadangan (sesuai
2. 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Perda)
Sisa Lebih Riil Perhitungan
3. 33,103,683,008.14 36,412,951,308.96 40,054,246,439.85 44,059,671,083.84 48,465,638,192.22 53,312,202,011.44
Anggaran
Total penerimaan 1,044,352,407,762.74 1,204,101,853,783.27 1,388,384,622,126.92 1,600,976,755,889.71 1,856,357,757,068.79 2,129,199,712,651.71
Dikurangi:
Belanja dan Pengeluaran
4. Pembiayaan yang Wajib dan 551,998,029,389.10 618,424,523,067.87 693,415,805,824.71 777,975,781,790.32 873,246,889,404.68 980,525,459,949.69
Mengikat serta Prioritas Utama
Kapasitas riil kemampuan
492,354,378,373.64 585,677,330,715.40 694,968,816,302.21 823,000,974,099.39 983,110,867,664.11 1,148,674,252,702.02
keuangan
Sumber : Dinas PPKAD Kab. Pinrang Tahun 2014
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 153
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 154
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel. 3.16.
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Pinrang
Proyeksi
Tingkat
2013
No Uraian pertumbuhan 2014 2015 2016 2017 2018 2019
(Rp)
(%)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Belanja TidakLangsung 467,764,783,079.00 12.53 525,096,382,856.78 589,489,865,116.17 661,813,802,479.21 743,044,137,460.96 834,277,330,906.35 936,745,153,844.64
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 447,095,358,134.00 12.36 502,356,344,399.00 564,447,588,566.00 634,213,310,512.00 712,602,075,691.00 800,679,692,246.00 899,643,702,207.00
3 Belanja Bunga 52,683,831.00 (25.65) 39,170,428.35 29,123,213.48 21,653,109.22 16,099,086.71 11,969,670.97 8,899,450.36
4 Belanja bagi hasil 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Belanja Bantuan Keuangan 18,552,741,114.00 11.08 20,608,384,829.43 22,891,793,868.53 25,428,204,629.17 28,245,649,702.08 31,375,267,689.07 34,851,647,349.02
B Belanja Langsung 18,986,272,067.00 16.87 21,651,904,634.62 24,699,166,188.64 28,184,808,591.07 32,174,651,601.47 36,745,216,765.48 41,985,707,194.98
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 183,000,000.00 32.23 241,980,900.00 319,971,344.07 423,098,108.26 559,462,628.56 739,777,433.74 978,207,700.64
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 155
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 156
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel. 3.17.
Kerangka Pendanaan
Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
Alokasi
Jenis
No. 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Dana
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Prioritas I 54.59 551,998,029,389.10 52.96 618,424,523,067.87 51.43 693,415,805,824.71 49.97 777,975,781,790.32 48.30 873,246,889,404.68 47.23 980,525,459,949.69
2. Prioritas II 40.00 404,499,489,901.84 42.00 490,429,339,093.14 44.00 593,265,365,302.23 46.00 716,181,859,010.60 48.00 867,788,217,060.75 50.00 1,037,943,755,320.14
3. Prioritas III 5.41 54,751,205,463.66 5.04 58,835,040,313.13 4.57 61,649,204,559.95 4.03 62,759,444,004.73 3.70 66,857,012,411.14 2.77 57,418,295,370.44
Total 100.00 1,011,248,724,754.60 100.00 1,167,688,902,474.14 100.00 1,348,330,375,686.89 100.00 1,556,917,084,805.65 100.00 1,807,892,118,876.57 100.00 2,075,887,510,640.27
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 157
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab III Hal. 158
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Isu-isu strategis Kabupaten Pinrang dalam perencanaan pembangunan
daerah dilaksanakan dalam kerangka keterpaduan perencanaan pembangunan
nasional maupun regional. Oleh karena itu tahap awal dari perencanaan
pembangunan daerah dimulai dengan melakukan analisis terhadap hasil
pembangunan dan permasalahannya.Tujuannya adalah agar perencanaan
pembangunan daerah dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam
pemecahan permasalahan pembangunan baik di daerah, regional maupun tingkat
nasional.
Perspektif selama 5 tahun kedepan yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pinrang tahun 2014-
2019 didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu dan diprediksi kedepan.
Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator pembangunan yang bersifat .
Perspektif Kabupaten Pinrang untuk lima tahun kedepan dijabarkan kedalam
permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis, yang akan diuraikan dalam
uraian sebagai berikut :
Tabel 4.1
Permasalahan Pembangunan Daerah
Kabupaten Pinrang
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8-8,5 berada pada Pertumbuhan Ekonomi masih didominasi faktor Peningkatan dan Pemerataan kemampuan
rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dengan konsumsi ketimbang faktor investasi sehingga daya beli masyarakat
laju pertumbuhan yang lebih tinggi dapat disertai menyebabkan pertumbuhan yang tidak berkualitas Terbukanya kesempatan kerja
Pemerataan. dan belum merata. Berkurangnya jumlah penduduk miskin.
Peningkatan kegiatan usaha ekonomi
1.2 Laju Inflasi Kabupaten Menekan laju inflasi dibawah rata-rata Provinsi Sul- Laju inflasi dipengaruhi oleh turunnya nilai uang Upaya Pemerintah untuk meningkatkan
Sel. Sekitar 4,2 s/d 5,25. (naiknya harga barang pada umumnya/khususnya tabungan masyarakat
barang impor)/nilai Dollar Kebijakan fiscal (Menaikkan pajak)
Pengendalian harga dan distribusi barang.
1.3 PDRB Perkapita Pendapatan perkapita signifikan meningkat, Masih tingginya tingkat pertumbuhan Membuka lapangan kerja
Pertumbuhan Ekonomi, Provinsi dan Nasional. penduduk. Meningkatnya nilai tambah usaha
Belum optimalnya Peningkatan nilai produksi Membuka lahan-lahan tidak produktif/Lahan
masing-masing kelompok usaha. Baru.
Meningkatnya Investasi
1.4 Indeks Gini 0, 41 Kesenjangan Pendapatan
1.5 Persentase penduduk Hingga September 2013 penduduk miskin Kurangnya lapangan kerja baru dan akses ke Mengembangkan kwirausahaan dengan
diatas garis kemiskinan mencapai 18,672 RTM atau 5,20 % dan jumlah lapangan pekerjaan pengembangan komoditas unggulan daerah.
penduduk Kab.Pinrang 360.019 atau berada Kurangnya inovasi baru. Percepatan penciptaan lapangan wirausaha
dibawah rata-rata (11,66 %)Provinsi. baru.
Peningkatan Inovasi baru berbasis Inovasi
Teknologi Tepat guna.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1.6 Angka kriminalitas Penurunan angka kriminalitas guna mendukung Penanganan Laporan masyarakat yang Peningkatan peran dan tanggungjawab
tertangani Kab.pinrang wilayah yang aman dan tertib, untuk memakan waktu yang lama. masyarakat untuk melaporkan tindak kejahatan
berinvestasi. Sosialisasi Peraturan-peraturan yang yang dialaminya dan sebagai saksi.
berhubungan pelanggaran. Peningkatan Penanganan Laporan tindak
kriminal dengan tepat.
Pelatihan pra generasi muda.
II Fokus Kesejahteraan Masyarakat
1. Pendidikan
1.1 Angka Melek Huruf Sangat rendah dibanding target Provinsi Kegiatan-kegiatan pelatihan seperti program Memfasilitasi ke desa untuk mengoptimalkan
(2012:88,73). Pinrang (2012 : 99,86) Koran ibu, kelompok belajar masyarakat kelompok belajar masyarakat; memfasilitasi ke
(KBM), Kelompok belajar Usaha (KBU) desa untuk mengoptimalkan kelompok belajar
Frekuensinya masih sangat rendah. usaha; peningkatn koordinasi dengan
Banyak lansia yang tidak bisa membaca. sinergitas antar pemangu kepentingan.
Angka partisipasi sekolah masih rendah (SD, Mengembangkan Perpustakaan Taman Desa.
SMP, SMA sederajat) Peningkatan sarana pendidikan melalui mobil
unit perpustakaan keliling
1.2 Angka rata-rata lama Angka rata-rata lama sekolah berada dibawah Masih rendahnya tingkat kualitas partisipasi Meningkatnya kualitas layanan pendidikan
sekolah target prestasi pada tahun 2012, Provinsi sebesar sekolah pada semua jenjang pendidikan. gratis pada semua jenjang pendidikan.
7,92 dan Kabupaten 7,25. Meningkatnya partisipasi orang tua murid
membina anaknya di luar sekolah
1.3 Angka Partisipasi pasar Menurun dari tahun 2008-2012 (110, 80-102, 09) Kurangnya akses dan layanan pendidikan di Dengan peningkatan partisipasi masyarakat
SD/MI jenjang SD/MI terhadap akses sekolah dijenjang SD, maka
jenjang berikutnya diantisipasi dengan
berbagai program dan kegiatan terutama pada
perluasan akses dan layanan pendidikan.
1.4 Angka pendidikan yang Dominan penduduk angkatan kerja adalah Masih rendahnya akses pendidikan ke jenjang Meningkatnya jumlah penduduk untuk
ditamatkan pendidikan SD, SMP, semakin lama semakin yang lebih tinggi. Karena faktor biaya. melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
menurun presentasenya. tinggi.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1.5.2 Angka Partisipasi Murni APM Sejak Tahun 2009-2013 masih dibawah rata- Masih terdapat wilayah pegunungan kurang Sosialisasi dan penerapan Standar Pelayanan
(APM) SMP/MTs/Paket B rata Provinsi =71,98% dan Kabupaten 70,30 %. lancar transportasi dan sarana pendidikan minimal (SPM) untuk jenjang di satuan
pendidikan.
1.5.3 Angka partisipasi Murni APM sejak tahun 2009-2013 masih diatas rata-rata Terbatasnya tenaga guru kelas di daerah Sosialisasi dan Penerapan standar Pelayanan
(APM) Prov 48,29 dan pada tahun 2013 Kabupaten 63,92 pegunungan Minimal (SPM) untuk jenjang di satuan
SMA/SMK/MA/Paket C %. pendidikan.
2. Kesehatan
2.1 Angka Kematian Bayi AKB mengalami penurunan Kurangnya sarana dan sosialisasi Meningkatkan kualitas pelayanan terutama ibu
pemahaman akan pentingnya kesehatan ibu dan anak di Puskesmas dan Posyandu.
hamil.
2.2 Angka Usia Harapan Hidup Usia Harapan hidup mengalami peningkatan. Angka harapan hidup masih dibawah rata-rata Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
70,4 tahun.
2.3 Persentase Balita Gizi Terjadi penurunan persentase gizi buruk, dari tahun Persentase Balita gizi buruk yang menurun Peningkatan akses masyarakat dalam
buruk 2009. Rata-rata 4,20 % menjadi 0,5 % tahun 2013. tiap tahunnya pelayanan kesehatan dan gizi bermutu.
Sistem survailans yang kurang berjalan baik Meningkatkan pengetahuan keluarga dalam
untuk mendeteksi mereka tentang gizi buruk. pengasuhan anak
Pembuatan regulasi dalam rangka penguatan
koordinasi/kerjasama dengan lintas sektor
terkait untuk penanganan kasus gizi buruk.
3. Pertanahan
Persentase penduduk 39 % (pada tahun 2012) Kurangnya kesadaran penduduk akan Adanya PRONA sertifikat lahan
3.1 memiliki lahan bersertifikat pentingnya legalitas kepemilikan lahan
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
4. Ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang Meningkatkan kualitas dan Ketrampilan tenaga Masih rendahnya kompetensi tenaga kerja Optimalisasi Balai latihan kerja (BLK)
bekerja kerja berakibat rendahnya daya saing tenaga kerja di meningkatkan kompetensi tenaga kerja
pasar kerja atau lowongan kerja tidak terpenuhi dengan menitik beratkan pada pelatihan
4.1
karena ketidaksesuaian kompetensi yang berbasis kompetensi.
dibutuhkan.
1. Kebudayaan
1.1 Jumlah Klub Olahraga Peningkatan jumlah dan kualitas klub olahraga Belum meratanya penyediaan klub olahraga Peningkatan jumlah dan pembinaan kualitas
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana klub olahraga;
yang memadai; Peningkatan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat akan pola hidup sehat melalui
olahraga;
Peningkatan upaya fasilitasi penyediaan
sarana dan prasarana klub olahraga
1. Pendidikan
1.1.1 Angka Partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah (APS) pada jenjang Angka partisipasi sekolah masih dibawah rata- Meningkatkan kualitas pelayanan pendid
pendidikan SD/MI mengalami peningkatan setiap rata karena masih kurang pemahaman menjadikan pada semua jenjang.
tahun selama periode 2009-2013. APS SD/MI (7-12 masyarakat akan pentingnya pendidikan
tahun) meningkat dari 95,40 % pada tahun 2009 terutama di wilayah pedesaan/Pegunungan.
menjadi 97,16 persen pada tahun 2013. mengalami
peningkatan sebesar 2,23 persen partisipasi
sekolah diatas rata-rata provinsi.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1.1.2 Rasio ketersediaan Pada tahun 2009 rasio ketersediaan sekolah per Belum meratanya sebaran jumlah sekolah Perlunya pemerataan pembangunan sekolah
sekolah/penduduk usia penduduk usia sekolah untuk pendidikan dasar pada daerah-daerah tertentu. khusunya di daerah-daerah
sekolah. adalah sebesar 142,5 kemudian pada tahun 2013 terpencil/pegunungan.
terjadi penurunan menjadi 133,8.
1.1.3 Rasio guru/murid Rasio dari tahun 2009 ke 2013 mengalami Formasi kebutuhan khususnya untuk daerah Diperlukan koordinasi antara pusat, provinsi
penurunan tetap lebih tinggi dari rasio ideal 1 : 25 terpencil/gunung kurang diminati calon dan Kabupaten dalam system rektrutmen
begitu pula untik SMP/MTs terlihat rasio menurun pendidik. penerimaan pegawai khususnya untuk
bahkan lebih rendah dibanding rasio SD. Program Pemerataan guru belum guru/pendidik
dioptimalkan sesuai dengan kualifikasi dan Perlu dibangun system pemerataan dengan
kompetensi pendidik. berbasis teknologi yang disesuaikan kualifikasi
dan kompetensi pendidik.
1.1.4 Rasio guru/murid perkelas Rasio guru/murid/kelas rata-rata untuk SD Formasi kebutuhan khususnya untuk daerah Di perlukan koordinasi antara pusat, provinsi
rata-rata bervariasi dari tahun 2009 sampai dengan tahun terpencil dan kepulauan kurang diminati. dan Kabupaten dalam system rekrutmendan
2013 begitu pula rasio murid/kelas tidak melampaui Program pemerataan guru belum dioptimalkan penerimaan pegawai khususnya untuk
standar ideal 1 : 32 Namun demikian rasio sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi guru/pendidik.
murid/kelas SMP melampaui standar ideal dan pendidik Perlu dibangun system pemerataan dengan
tertinggi di tahun 2013 untuk SMP mencapai 1 : 40. berbasis teknologi informasi yang disesuaikan
dengan kualifikasi dan kompetensi pendidik.
1.2.2 Rasio ketersediaan Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk Beberapa lokasi/ pemukiman penduduk, Perlu dibuka jelas jauh didaerah
Sekolah terhadap usia sekolah dijenjang pendidikan menengah dari geografisnya sulit dijangkau dengan terpencil/Pegunungan.
penduduk usia sekolah tahun 2009 sampai dengan 2013 cenderung kendaraan roda 4, sehingga masih ada usia
menurun. Tahun 2009 = 5, tahun 2012=4. sekolah pendidikan menengah tidak
melanjutkan sekolahnya.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1.2.3 Rasio guru terhadap murid Capaian rasio guru terhadap siswa untuk jenjang Ditribusi penempatan dan Pemerataan guru Diintensifkan koordinasi dan konsultasi pusat
pendidikan menengah belum memenuhi rasio ideal belum optimal. dan Provinsi.
1 : 25 pinrang pada tahun 2013 mencapai 1 : 38.
1.2.4 Rasio guru terhadap murid Rasio guru terhadap murid perkelas rata-rata Kurangnya ruang kelas untuk memperbanyak Difasilitasi untuk penambahan ruang kelas
perkelas rata-rata. selama periode 2009-2014 menunjukkan rasio yang kelompok belajar. baru atau ruang teori.
memadai walaupun bervariasi. Namun demikian
rasio murid/kelas dari tahun 2009 s/d 2013
semuanya melampaui standar ideal 1 : 32 sesuai
standar pelayanan minimal pendidikan.
1.2.5 Penduduk yang berusia > pada tahun 2013 Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan Program pendidikan gratis.
15 tahun melek huruf (tidak pentingnya pendidikan.
buta aksara)
1.3 Fasilitas Pendidikan
1.3.1 Sekolah pendidikan SD/MI Kondisi sarana pendidikan utamanya ruang kelas Kurangnya Anggaran Pembangunan. Perlu penempatan/aturan lebih awal di terima
kondisi bangunan baik. SD. Tahun 2013 kondisi ruang kelas yang rusak Banyaknya Sekolah sudah tua dan perlu Kabupaten. Diintensifkan penggunaan DAK
mencapai 1500 % atau yang baik mencapai 8500 % direhabilitasi. lebih banyak ke Perbaikan sarana kelas.
Peninjauan prioritas/strong point usulan daerah
kabupaten ke Musrenbang lebih focus ke
perbaikan sarana kelas.
1.3.2 Sekolah pendidikan Kondisi sarana pendidikan untuk SMP dan SMA Minimnya anggaran tidak sebanding dengan Dukungan dana lain yang tidak hanya
SMP/Mts dan sederajat terjadi peningkatan perbaikan sarana. jumlah sekolah yang ada. bersumber dari APBD
SMA/SMK/MA kondisi Dari tahun 2009 kondisi baik untuk SMP 70% naik Koordinasi antara Pemerintah Provinsi pusat
bangunan baik. menjadi 90% ditahan 2013. Begitu pula untuk SMA perlu ditingkatkan.
dari 62% tahun 2009 naik/ada perbaikan sehingga
menjadi 86%. Tahun 2013.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1.5.1 Angka Putus Sekolah Rasio menunjjukkan adanya penurunan dari tahun Tidak optimalnya pendataan dan analisisnya Pemantapan pendataan pendidikan terutama
(APS) SD/MI 2009 untuk SD = 2.35 menjadi 1.20 pada tahun terhadap penyebab putus sekolah peneyebab putus sekolah
2013. Namun demikian baik untuk SD, SMP dan Bantuan subsidi belum memenuhi target dan .Program retrival perlu dikembangkan,diupayakan
SM angka putus sekolah diupayakan dibawah 1 %. sasaran. kembali.
1.5.3. Angka putus sekolah Menurunnya angkaPutus Sekolah pada tingkat Masih terbatasnya kesadaran masyarakat Meningkatnya dukungan terhadap dukungan
(APS)SMA /SMK/MA sekolah menengah atas (SMA) akan pentingnya pendidikan. peleyanan pendidikan.
1.6.2 Angka Kelulusan Meningkatnya angka kelulusan pada jenjang Terbatasnya alat peraga keterampilan siswa Peningkatan mutu dan kualitas tenaga
(AL)SMP/MTs Sekolah menengah Pertama (SMP) mencapai disekolah. pendidik.
100%. Koordinasi antar tingkatan pemerintah untuk
fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana
pembelajaran yang berkualitas.
1.6.3. Anka Kelulusan (AL) Meningkatnya angka kelulusan pada jenjang Terbatasnya alat peraga ketrampilan siswa di Peningkatan mutu dan kualitas tenaga
SMA/SMK/SM sekolah menengah atas (SMA) mencapai 100 %. sekolah. pendidik
Koordinasi antar tingkatan pemerintah untuk
fasilitas penyediaan sarana dan prasarana
1.6.4 Angka Melanjutkan (AM) Angka melanjutkan untuk SD/MI ke SMP/MTs Terbatasnya kemampuan ekonomi orang tua Difasilitasi bantuan subsidi untuk pembiayaan
dari SD/MI ke SMP/MTs meningkat dari tahun 2009 mencapai 70% menjadi siswa untuk membiayai anaknya ke jenjang ke jenjang pendidikan berikutnya (SMP ke
90% pada tahun 2012. Namun harus diupayakan pendidikan lebih tinggi SMA dan SMA ke perguruan tinggi)
mencapai standar ideal 98%
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1.6.5 Angka melanjutkan (MA) Meningkatnya angka melanjutkan dari SMP/MTs ke Terbatasnya kemampuan ekonomi orang tua Difasilitasi bantuan subsidi untuk pembiayaan
dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA siswa untuk membiayai anaknya kejenjang ke jenjang pendidikan berikutnya (SMP ke
SMA/SMK/MA pendidikan lebih tinggi. SMA dan SMA ke perguruan tinggi)
1.6.6 Guru yang memenuhi Persentase guru berkualifikasi dari SD ke SM Masih rendahnya guru yang memenuhi Adanya program gratis peningkatan kualitas
kualifikasi S1/D-IV mengalami peningkatan baik di jenjang SD maupun kualifikasi S1/D-IV tenaga pengajar melalui boarding school di
SM Dari tahun 2009, jumlah guru yang disertifikasi UKM/PTN/PTS
199 pada tahun 2009, naik menjadi 2.352 pada
tahun 2013 atau naik……………..
2. Kesehatan
2.1 Rasio posyandu per satuan Meningkatnya rasio posyandu per satuan balita Menurunnya jumlah balita yang dilayani di Meningkatnya pemerataan posyandu.
balita posyandu.
2.2. Rasio Rasio puskesmas tahun 2013 sebesar 5/100.000 Belum optimalnya penyediaan jumlah fasilitas Peningkatan jumlah pemerataan fasilitas
Puskesmas,Poliklinik,Pustu penduduk, berarti 1 PKM melayani 20.000 kesehatan yang didukung oleh ketersediaan kesehatan.
Persatuan Penduduk. Penduduk. tenaga medis. Koordinasi antar tingkatan pamerintahan untuk
Rasio Pustu tahun 2013 sebesar 15/100.000 penyediaan sarana dan prasarana fasilitas
penduduk, berarti 1 Pustu melayani 6.667 kesehatan yang berkualitas.
Penduduk
2.3 Rasio Rumah Sakit Rasio RS tahun 2013 sebesar 1,14/100.000 Jika Rasio RS terhadap penduduk sudah Perlu peningkatan kelas Rumah sakit
persatuan Penduduk penduduk. Artinya 1 RS sudah melayani kurang dari mencukupi, namun jumlah tempat tidur kelas Peningkatan jumlah tempat tidur kelas III.
100.000 Penduduk. III masih kurang.
2.4 Rasio Dokter persatuan Capaian rasio tenaga 2013 : dr spesialis 5/100.000 Tidak meratanya persebaran dokter didaerah- Perlu dibuat regulasi/aturan agar perekrutan
penduduk penduduk, dr.umum 15/100.000 pddk, dr.gigi daerah terpencil/pegunungan. tenaga kesehatatan disesuaikan dengan
7/100.000 penduduk kebutuhan diunit pelayanan kesehatan.
2.5 Rasio tenaga medis Meningkatkan jumlah tenaga medis terutama Kurangnya minat tenaga medis untuk Meningkatkan insentif tenaga medis
persatuan penduduk didaerah-daerah terpencil/pegunungan/pesisir ditempatkan didaerah pegunungan/Pesisir khususnya di daerah-daerah terpencil yang
pantai. mengarah pada pemerataan persebaran
tenaga medis.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
2.6 Cakupan komplikasi Capaian tahun 2013 sebesar 60,28% masih Kemampuan Bidan untuk mengidentifikasi Peningkatan kapasitas Bidan
kebidanan yang ditangani dibawah target (60%). komplikasi masih rendah
2.7 Cakupan Pertolongan Capaian tahun 2013 sebesar……………%, sudah Tidak semua Bidan Desa menetap di Wilayah Penegakan Regulasi tentang Bidan Desa
persalinan oleh tenaga ahli melebihi target (95%). kerjanya. Peningkatan Kapasitas SDM kesehatan
kesehatan yang memiliki ANC (Antenatal Care) terpadu yang Peningkatan fasilitas pelayanan KIA di sarana
kompetensi kebidanan berkualitas belum optimal Pelayanan Kesehatan
Tidak semua Persalinan oleh Tenaga
kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
2.8 Cakupan Balita Gizi buruk Capaian 2013 sebesar 100 % sudah sesuai dengan Dari jumlah yang dirawat tidak seluruhnya Penanganan Medis secara intensif
mendapat Perawatan SPM Bidang Kesehatan sembuh/pulih. Hal ini disebabkan : Penanganan gizi buruk di tingkat Rumah
Adanya penyakit penyerta. Tangga (Pasca Rawat).
2.10 Cakupan Penemuan dan Capaian tahun 2013 sebesar 100 % telah melebihi Angka bebas jentik masih rendah. Peningkatan Peran serta masyarakat dalam
Penanganan Penderita target 100% Masih terjadi KLB DBD dibeberapa lokasi. pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Penyakit DBD. Penyemprotan lingkungan Rumah warga.
2.1.1 Cakupan Pelayanan Capaian 2009-2013 telah mencapai 100 % dan Masih sering terjadi pembebanan biaya Peningkatan ketersediaan obat di rumah
Kesehatan rujukan pasien telah sesuai dengan SPM Bidang Kesehatan. tambahan pada masyarakat miskin sakit/Balai Kesehatan Masyarakat.
masyarakat miskin (khususnya biaya obat dan darah) Membuat Jejaring antara Rumah sakit dengan
Penyedia Layanan daerah.
2.1.2 Cakupan Kunjungan Bayi Indikator ini sudah melebihi target yang ditetapkan. Kurangnya perhatian ibu Bayii atau kurang Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
Indikator ini ditargetkan sebesar 88% dan pada informasi terhadap Bayi melalui peningkatan kapasitas
tahun 2013 telah berhasil dicapai sebesar 97,40 % petugas dan ketersediaan sarana dan
Prasarana.
2.1.3 Cakupan Pembantu Peningkatan jumlah dan Pelayanan PUSTU pada Belum meratanya akses dan kualitas Penigkatan dan Pemerataan jumlah PUSTU
Puskesmas wilayah pegunungan/pesisir. cakupan pelayanan Puskesmas dan yang didukung oleh inftrastruktur dan SDM
Pustu/Poskesdes. yang memadai.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
3. Pekerjaan Umum
3.1 Proporsi Panjang Jaringan Kinerja Transportasi jalan ditunjukkan dengan Rendahnya kinerja jaringan anggaran jalan. Prioritisasi Pembangunan dan Preservasi jalan
jalan dalam kondisi baik bertambahnya kapasitas jaringan jalan dari 499 km pada kawasan strategis di desa-desa.
pada tahun 2009 menjadi 573,61 km pada tahun
2013 dengan kondisi baik mencapai 28,13 %
(161,38 Km), Sedang rusak 308,54 Km (53,78%)
dan rusak berat 103,69 Km ( 18,07%).
3.2 Rasio Jaringan Irigasi Meningkatkan rasio jaringan irigasi, dan efektifitas Masin besarnya persentase lahan budidaya Peningkatan rasio lahan budidaya yang terairi
dan efisiensi pengelolaan jaringan irigasi saat ini 1 yang belum terairi dan rendahnya oleh jaringan irigasi dan peningkatan
Km jaringan irigasi mengariri lahan budidaya seluas kemampuan masyarakat untuk mengelola kemampuan petani untuk mengelola
………………km2, tingkat efektifitas pengelolaan sumberdaya air. Sumberdaya air.
jaringan irigasi saat ini 81 % yang menunjukkan Terbatasnya koordinasi antar provinsi dan
bahwa masih terdapat 1 % luas lahan budidaya Pusat (Balai besar PSDA).
yang belum terairi, sedangkan tingkat efisiensi
menunjukkan bahwa petani belum mampu untuk
mengelola sumberdaya secara sepadan.
3.3 Rasio Tempat ibadah 1,39 pada tahun 2013 Masih terbatasnya Ummat shalat berjamaah Mesjid, terisi minimal 75 % jamah setiap waktu
persatuan penduduk di mesjid setiap waktu. shalat.
3.4 Persentase rumah tinggal Persentase Rumah tangga bersanitasi adalah 1%. Masih rendahnya cakupan pelayanan sanitasi Peningkatan rumah tangga yang dapat
bersanitasi. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat lebih terhadap rumah tangga serta belum mengakses sanitasi yang layak.
dari 99% rumah tangga yang belum mengakses diterapkannya PHBS oleh Masyarakat. Peningkatan Pemahaman masyarakat akan
sanitasi. pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) bagi masyarakat melalui
pembangunan prasarana dan sarana sanitasi
di sekolah dan tempat umum serta
peningkatan keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan drainase lingkungan.
3.5 Rasio tempat pembuangan Rasio Daya Tampung TPS terhadap jumlah Pesatnya laju pertambahan dan aktivitas Peningkatan jumlah sarana persampahan
sampah (TPS) per satuan penduduk adalah 0,23 yang menunjukkan bahwa penduduk belum didukung oleh keberadaan pada tiap lingkungan permukiman secara
penduduk. TPS hanya dapat menampung sampah terhadap 23 sarana persampahan berupa TPS serta berimbang dengan jumlah penduduk yang
orang setiap 1.000 penduduk di Kab.Pinrang. institusi pengelola yang memadai. ditunjang oleh institusi pengelola yang
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
professional;
Mengurangi timbunan sampah dengan
menerapkan prinsip 3R.
3.6 Rasio Rumah Layak Huni Rasio rumah layak huni sebesar 0,23 menunjukkan Masih besarnya jumlah rumah tangga yang Peningkatan aksesibilitas MBR akan rumah
bahwa masih terdapat 0,60 penduduk yang belum menempati rumah tidak layak huni akibat yang layak melalui melalui fasilitasi
menempati rumah layak huni. keterbatasan akses MBR terhadap peningkatan kualitas perumahan dan fasilitasi
penguasaan lahan dan pembiayaan penyediaan rumah susun.
perumahan. Peningkatan jaminan kualitas perumahan
dengan menerapkan standarisasi perijinan
dalam membangun rumah khususnya bagi
MBR.
3.7 Rasio Pemukiman layak Rasio pemukiman layak huni menunjjukkan Masih terdapat 13,89 % luasan kawasan Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
huni bahwa………………… permukiman yang belum layak huni. melalui penyediaan sarana dasar, prasarana
dan fasilitas umum yang memadai dan
terpadu.
3.8 Lingkungan Permukiman Peningkatan kualitas lingkungan Belum optimalnya cakupan pelayanan dan Peningkatan kualitas dan cakupan prasarana,
Permukiman. sarana dan utilitas lingkungan permukiman.
4. Perumahan
4.1 Rumah Tangga Pengguna Akses masyarakat terhadap air bersih telah Terbatasnya anggaran yang akan dilayani Peningkatan cakupan pengguna air bersih
air bersih mencapai………………..% yang menunjukkan oleh system penyediaan air minum serta khusunya pada masyarakat pedesaan yang
bahwa 5.577 sudah terlayani oleh air bersih baik belum optimalnya pemanfaatan dan belum terjangkau oleh PDAM melalui
PDAM maupun sumber lainnya yang terlindungi. pengelolaan air baku air minum. penyediaan sarana dan prasarana air minum
dan penambahan kapasitas dan system
sambungan rumah air minum serta
perlindungan sumber air baku dari
pencemaran lingkungan.
4.2 Rumah Tangga Pengguna Rumah Tangga pengguna listrik sudah mencapai Persentase pemanfaatan energi baru masih Pengengan dan pemanfaatan potensi energi
Listrik 78.793 yang sumber utamanya adalah listrik PLN rendah untuk pembangkit listrik baik skala lokal khususnya energi baru terbarukan untuk
sebesar 100%. Rumah tangga yang menggunakan menengah maupun skala kecil masih rendah. meningkatkan pemenuhan kebutuhan listrik di
listrik di Kab.Pinrang di dominasi oleh RT Pengguna pedesaan dan melakukan pengembangan
listrik dengan daya 900 Watt sebesar 36.450
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
5. Penataan Ruang
5.1 Rasio ruang terbuka hijau Rasio RTH persatuan luas wilayah ber HPL adalah Belum terealisasinya keberadaan RTH Mewujudkan sinkronisasi program
persatuan luas wilayah ber 45.168 menunjukkan bahwa luasan RTH pada khususnya kawasan perkotaan sebagaimana pembangunan sesuai dengan rencana tata
HPL/HGB wilayah yang ber HPL/HGB luasannya masih besar. arahan UU No.26/2007 tentang Penataan ruang dan meningkatkan upaya pencapaian
Ruang. luasan RTH pada kawasan perkotaan. Pinrang
dan kota kecamatan lainnya.
6. Perencanaan Pembangunan
6.1 Tersedianya dokumen Desa/Kelurahan telah memiliki RPJP Desa/Lurah. Belum optimalnya sinergitas kebijakan Pemda Kabupaten yaitu telah mengacu pada
RPJPD yang telah pembangunan antar tingkatan pemerintah aturan dalam menyusun dokumen
ditetapkan dengan PERDA guna optimalisasi pencapaian tujuan dan perencanaan.
sarana pembangunan. Optimalisasi dan Peningkatan koordinasi dan
sinergitas kebijakan pembangunan antar
tingkatan pemerintahan.
6.2 Tersedianya Dokumen RPJMD yang partisipatif dengan semua Pemda Kabupaten telah mengacu pada aturan
Perencanaan : RPJMD stakeholders. dalam menyusun dokumen perencanaan (UU
yang telah ditetapkan No.25 tahun 2004, PP No.8 tahun 2008 dan
dengan PERDA/PERKADA permendagri 54 tahun 2010.
dan Renstra SKPD serta Belum optimalnya sinergitas kebijakan
RPJM Desa/Lurah. pembangunan antar tingkatan pemerintah
guna optimalisasi pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan.
6.3 Tersedianya Dokumen Semua SKPD Kabupaten memiliki Renstra yang SKPD Kabupaten telah mengacu pada aturan
Perencanaan : RKPD yang ditetapkan oleh PERKADA. dalam menyusun dokumen perencanaan.
telah ditetapkan dengan
Peraturan Bupati.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
6.4 Penjabaran Program Konsistensi antara dokumen RKPD dan Dokumen Belum optimalnya konsistensi penjabaran Penyusunan RKPD mengacu dan konsisten
RPJMD ke dalam RKPD Perencanaan Pembangunan (RTR dan RPJMD dan RTR dalam dokumen RKPD. pada dokumen Perencanaan (RTR dan
dan renstra SKPD dan RPJMD)/RPJPD. RPJMD) sesuai dengan ketentuan peraturan
RKPD dan Renja SKPD. Perundang-undangan.
7. Perhubungan
7.1 Jumlah uji Kir angkutan Tersedia data KIR kendaraan di Dinas Belum optimalnya penyajian data KIR. Semua Kendaraan di KIR Tepat waktu.
umum Darat Perhubungan dan Kominfo.
7.2 Jumlah Pelabuhan Laut, Jumlah Pelabuhan laut adalah 1 dan jumlah Belum terintegrasinya transportasi antar Peningkatan kualitas pelayanan dan
Udara dan Terminal darat terminal Bis antar kota 1 dan antar kecamatan 3 unit daerah serta belum optimalnya pengelolaan manajemen pengelolaan pelabuhan
dan unit rencana pengembangan lapangan terbang pelayanan pelabuhan laut Marabombang dan laut/terminal dan penerapan sistem
Ex.Jepang di Malimpung. terminal Darat. transportasi serta peningkatan aksesibilitas
Belum terbangunnya Bandara. Ex.Jepang di pelayanan transportasi khususnya pada
Malimpung. kawasan pedesaan.
Tersedia transportasi antara-antara daerah,
tujuan wisata dan ekonomi lainnya.
8. Lingkungan Hidup
8.1 Persentase Penanganan Timbunan sampah pada tahun 2013 sudah Penanganan sampah masih berfokus pada Menigkatkan keterlibatan masyarakat dalam
sampah mencapai 66,96 M3/tahun yang meningkat dari timbunan sampah dan belum melakukan upaya pengelolaan persampahan melalui
tahun 2009 yang timbunan sampahnya sebesar upaya pengurangan volume sampah dari upaya pengurangan timbunan sampah mulai
32.258 juta M3/tahun. sumbernya. dari sumbernya dengan penerapan 3R serta
Belum optimalnya partisipasi masyarakat optimalisasi kinerja pengelolaan layanan
tentang kebersihan. persampahan.
Kesadaran Masyarakat akan pentingnya
kebersihan.
8.2 Persentase Penduduk Cakupan air bersih di Kab.pinrang pada tahun 2012 Belum terpetakannya wilayah yang akan Peningkatan cakupan pengguna air bersih
berakses air minum. sudah mencapai 6.069 dengan persentase rumah dilayani oleh system penyediaan air minum khususnya pada masyarat pedesaan yang
tangga yang menggunakan air bersih sudah serta belum optimalnya pemanfaatan dan belum terjangkau oleh PDAM melalui
mencapai 5.577 pengelolaan air baku air minum. penyediaan sarana dan prasarana air minum
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam dan penambahan kapasitas dan system
pemeliharaan pansimas. sambungan rumah air minum serta
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
8.3 Persentase luas Rasio luas permukiman tertata pada tahun 2009 Masih terdapat 0,23% luasan kawasan Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
permukiman yang tertata. sebesar 61,48 menjadi 86,11 pada akhir tahun pemukiman penduduk layak huni. melalui penyediaan sarana dasar, prasarana
2013. Luasannya meningkat, menjadi 114.346 dan utilitas umum yang memadai dan terpadu
hektar tahun 2013. dengan pengembangan kawasan perumahan.
8.4 Pencemaran status mutu Sampai tahun 2012 telah dilakukan pemantauan Belum optimalnya penanganan kerusakan Peningkatan kapasitas SDM dan Institusi serta
air. pada 5 sungai lintas kecamatan dari 3 sungai lintas lingkungan akibat rendahnya ketersediaan sistem informasi lingkungan hidup yang
yang ada di pinrang. system data dan informasi yang terintegrasi. terintegrasi guna ketetapan perencanaan,
Belum adanya system informasi jarak jauh monitoring dan Evaluasi.
secara online.
8.5 Cakupan pengawasan Pelaksanaan AMDAL pada tahun 2013 belum ada Kualitas dan mutu dokumen AMDAL masih Peningkatan kapasitas SDM dan institusi
terhadap pelaksanaan dari perusahaan yang wajib melaksanakan AMDAL memerlukan peningkatn guna pengawasan pelaksanaan AMDAL.
AMDAL. terhadap kegiatannya. mengoptomalkan upaya mitigasi terhadap
pelaksanaan kegiatan guna keberlanjutan
lingkungan.
8.6 Tempat pembuangan Rasio daya tamping TPS terhadap jumlah penduduk Pesatnya laju pertumbuhan dan aktivitas Peningkatan jumlah sarana persampahan
sampah (TPS) per satuan yang sampai pada tahun 2013 belum mencapai penduduk belum didukung oleh keberadaan pada tiap lingkungan permukiman secara
penduduk. 0,01. sarana persampahan berupa TPS serta berimbang dengan jumlah penduduk yang
institusi pengelola yang memadai. ditunjang oleh institusi pengelola yang
professional; dan meningkatkan peran
masyarakat dalam mengurangi timbulan
sampah dengan menerapkan prinsip 3R.
8.7 Penegakan hukum Persentase jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti Belum optimalnya peran masyarakat dalam Peningkatan kapasitas SDM dan institusi serta
lingkungan dari 4 kasus di tahun 2013 semuanya sudah memberikan informasi terkait perusakan system informasi lingkungan yang terintegrasi
mendapat penanganan. lingkungan. dalam penegakan hukum lingkungan serta
sosialisasi dan SOP pengaduan perusakan
lingkungan kepada pemangku kepentingan.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
9. Pertanahan
9.1 Persentase luas lahan Sampai dengan tahun 2013, jumlah tanah yang Belum terintegrasinya penggunaan tanah Peningkatan ketersediaan informasi mengenai
bersertifikat disertifikasi seluas 1.036.663 M2 dengan jumlah dengan RTRWK yang berpotensi kesesuaian pola tata guna tanah dengan
bidang sebanyak 600 bidang meningkatkan ketidakpastian dalam rencana tata ruang.
penggunaan dan pemanfaatan tanah.
9.2 Penyelesaian kasus tanah ……………..dari total kasus pada tahun 2013. Kurangnya administrasi pendukung.
Negara
10. Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1 Rasio penduduk berKTP 90 % dari total yang memiliki pada tahun 2013. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang Peningkatan pelayanan dan pemahaman
persatuan penduduk. administrasi kependudukan. kepada masyarakat tentang administrasi
kependudukan.
10.2 Rasio bayi berakte 70 % dari total kelahiran pada tahun 2013 Kurangnya kesadran masyarakat tentang Peningkatan pelayanan dan pemahaman
kelahiran administrasi kependudukan. kepada masyarakat tentang administrasi
kependudukan.
10.3 Rasio pasangan berakte 90 % dari total yang menikah tahun 2013 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang Peningkatan pelayanan dan pemahaman
nikah administrasi kependudukan tentang administrasi kependudukan.
10.4 Kepemilikan KTP 92 % dari total penduduk wajib KTP Kurangnya kesadaran masyarakat tentang Peningkatan pelayanan dan pemahaman
administrasi kependudukan. kepada masyarakat tentang administrasi
kependudukan.
10.5 Kepemilikan akta kelahiran 31.52 % dari total jumlah penduduk Kurangnya kesadaran masyarakat tentang Peningkatan pelayanan dan pemahaman
per 1000 penduduk administrasi kependudukan kepada masyarakat tentang administrasi
kependudukan.
10.6 Ketersediaan database Tersedia database kependudukan skala Kabupaten Pengoperasian dan pemeliharaan system Peningkatan kapasitas dan pengetahuan
kependudukan skala yang akurat. Informasi Administrasi kependudukan (SIAK) aparatur pemerintah dalam penyusunan
Kabupaten Pinrang secara terpadu terkendala dengan belum database kependudukan yang berkualitas dan
adanya jaringan komunikasi dari direktorat akurat.
jenderal kependudukan dan Pencatatan sipil Peningkatan koordinasi antar tingkatan
pada server yang ada, sehingga proses pemerintahan dalam pengoperasian dan
penyediaan database dilakukan server pemeliharaan system informasi dan database
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
11.3 Rasio KDRT Semakin tahun terjadi penurunan. Tahun 2013 Masih adanya korban KDRT di kalangan Peningkatan ketahanan keluarga.
mencapai 2 kasus. Perempuan dan anak. Peningkatan Upaya KIE (Komunikasi,
Belum berjalan secara maksimal fungsi Informasi dan Edukasi)kepada seluruh
layanan penanganan korban kekerasan masyarakat dan lembaga pemerhati
terhadap perempuan dan anak di Kec./Desa Perempuan dan anak, dalam hal pencegahan,
dalam lembaga terpadu. deteksi dini, dan Penanganan kasus KDRT.
Optimalisasi Penerapan SPM bidang layanan
terpadu penanganan korban kekerasan
terhadap perempuan dan Anak.
11.4 Partisipasi angkatan kerja Partisipasi angkatan kerja perempuan lebih rendah Rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja Peningkatan akses dan partisipasi angkatan
Perempuan. disbanding laki-laki. perempuan karena terbatasnya akses kerja perempuan di sektor strategis.
perempuan di sektor publik sebagai akibat Memperketat pengawasan penerapan hak
dari budaya patriarkhi. perlindungan bagi pekerja perempuan di
Perusahaan/Lemabaga swasta.
11.5 Cakupan penyelesaian Penyelesaian kasus pengaduan pada tahun 2013 belum menyediakan layanan terpadu Meningkatkan kapasitas lembaga layanan
pengaduan perlindungan tidak ada, dan terjadi trend peningkatan kasus perlindungan perempuan dan anak korban lintas sektor.
perempuan dan anak dari KDRT setiap tahun. kekerasan. Komitmen SKPD dan lembaga terkait layanan
tindakan kekerasan. perlindungan perempuan dan anak korban
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
kekerasan.
12. Keluarga Berencana dan Keluarga sehat
12.1 Rata-rata jumlah anak. 1,68 anak dari jumlah keluarga pada tahun 2013. Rendahnya kesadaran tanggungjawab Pengelolaan pengendalian penduduk secara
kependudukan dikalangan masyarakat dan holistik lintas sektor.
stakeholders pemerintah. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang perencanaan kelahiran anak.
keluarga berencana. Penyebarluasan KIE Genre (Generasi
berencana.
12.2 Rasio Akseptor KB Tahun 2013 mencapai 38.777 persen. Terbatasnya tenaga lapangan penyuluh KB, Membangun jejaring dengan kader/tenaga
utamanya didaerah terpencil, pegunungan, lapangan sektor lain dan memaksimalkan
pesisir pantai. fungsi tenaga lapangan tersebut terkait urgensi
KB melalui peningkatan kapasitas.
12.3 Cakupan peserta KB aktif. 38.701 persen di tahun 2013. Masih rendahnya partisipasi KB pria Mendorong kepesertaan KB Pria.
Akses ber KB masyarakat miskin dan terpencil Mambangun kemitraan dengan lintas
(pegunungan dan pesisir) masih rendah. stakeholders dan layanan kesehatan untuk
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan
KB kepada Masyarakat.
12.4 Keluarga Pra sejahtera dan Tahun 2013 = 8.924 KK Tingginya persentase keluarga prasejahtera Penguatan ketahanan ekonomi keluarga
keluarga sejahtera I dan sejahtera I. Peningkatan partisipasi berKB
Meningkatnya pernikahan dini di kalangan Bimbingan serta pengajaran tentang dampak
anak remaja. negative pernikahan dini untuk mendorong
pendewasaan usia kawin dan perencanaan
keluarga.
13. Sosial
13.1 Sarana sosial seperti panti Masih adanya arti sosial di Masyarakat. Terbatasnya dana yang dialokasikan setiap Diperlukan peningkatan anggaran dan sasaran
asuhan, panti jompo dan tahun sehingga sarana dan prasarana pada masing-masing kegiatan.
panti rehabilitasi. pendukung sangat terbatas. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat
miskin.
13.2 PMKS yang memperoleh Peningkatan jumlah PMKS yang memperoleh Belum optimalnya dan akuratnya pendataan Optimalisasi peningkatan ketersediaan data
bantuan Sosial bantuan sosial. PMKS. PMKS yang akurat.
Belum tersedianya criteria PMKS yang akan Memperluas jangkauan pelayanan kepada
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
14. Ketenagakerjaan
14.1 Angka partisipasi angkatan Peningkatan angka partisipasi kerja Rendahnya ketrampilan tenagankerja Pembekalan dan Pelatihan tenaga kerja baik
kerja. skill maupun kemampuan manajemen.
14.2 Tingkat partisipasi Peningkatan pertisipasi angkatan kerja. Tingkat pendidikan tenaga kerja relatif masih Pembangunan balai latihan yang bertaraf
angkatan kerja. rendah. internasional.
14.3 Pencari kerja yang Peningkatan jumlah angka pencari kerja yang Ketidaksesuaian antara jenis pendidikan dan Pembangunan sekolah kejuruan yang berbasis
ditempatkan ditempatkan. kebutuhan pasar kerja yang tersedia. kebutuhan pasar kerja.
14.4 Tingkat Pengangguran Penurunan tingkat pengangguran terbuka Jumlah pertumbuhan angkatan kerja tidak Perlu komitmen untuk membuat program
terbuka sesuai lapangan kerja yang tersedia. perencanaan tentang target penempatan
Informasi pasar kerja masih terbatas. tenaga kerja dalam menciptakan lapangan
kerja baru.
Pengembangan system informasi pasar kerja
melalui system online.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
15.2 Persentase Koperasi besar Meningkatnya jumlah koperasi besar sebanyak 3 Terbatasnya pengelola usaha yang memiliki Peningkatan manajerial pengelola usaha
unit. kemampuan (akreditasi) manajeria. melalui lembaga yang terakreditasi.
15.3 Persentase jumlah usaha Meningkatnya jumlah usaha kecil menjadi usaha Kemampuan produksi, akses pasar masih Peningkatan teknis manajerial pengelola UMK
kecil menjadi menengah menengah sebanyak 116 unit usaha kecil sangat terbatas Penyediaan skim khusus bagi UMK.
Wawasan kewirausahaan masih kurang Ada regulasi usaha yang berpihak pada UMK.
Skim kredit khusus untuk UMK yang murah
dan mudah tidak tersedia.
Tidak adanya regulasi untuk pengembangan
UMK.
15.4 Persentase jumlah usaha Meningkatnya jumlah usaha menengah menjadi Kurangnya kemitraan usaha Medorong terciptanya kerjasama usaha
kecil menjadi usaha usaha kecil sebanyak 10 unit usaha menengah Tidak bersedia reward bagi pelaku usaha Penyediaan reward bagi pelaku UMK.
menengah yang berhasil.
18.1 Jumlah organisasi dan Optimalisasi hubungan pemuda Belum terpolanya perberdayaan pemuda Memfaslitasi secara terbatas baik teknis,
pemuda management maupun dana dalam rangka
mendinamisasi dunia kepemudaan
18.2 Jumlah organisasi Peningkatan jumlah organisasi yang terbina Belum terpolanya pemassalan dan pembibitan Meningkatkan pola pembibitan dan pembinaan
olahraga olahraga atlit melalui pusat pendidikan dan latihan
olahraga pelajar
18.3 Jumlah kegiatan Peningkatan jumlah kegiatan kepemudaan Belum optimalnya koordinasi antara Perlu adanya dorongan serta dukungan untuk
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
18.4 Jumlah kegiatan olahraga Peningkatan jumlah kegiatan olahraga Belum optimalnya ketersediaan sarana dan Perlu adanya fasilitas sarana dan prasarana
prasarana kegiatan olahraga yang memadai dan berkualitas
18.5 Lapangan olahraga 12 lapangan Dari tahun ketahun lapangan sepakbola Ketersediannya lahan
sepakbola berkurang Perlibatan pihak swasta / masyarakat
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1 Kegiatan pembinaan 3 Kegiatan pada tahun 2013 Belum optimalnya pembinaan tentang tugas LSM, Ormas dan OKP yang terampil dan
terhadap LSM, Ormas dan dan fungsi organisasi propesional
OKP
19.2 Kegiatan pembinaan politik 6 kegiatan pada tahun 2013 Belum optimalnya sosialisasi pemahaman Pengurus partai politik dan Masyarakat
daerah politik ke masyarakat memahami dengan baik arti politik.
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1 Rasio Jumlah Polisi 2 pada Tahun 2013 Belum berimbangnya jumlah polisi pamong Penempatan polisi pamong praja secara
Pamong Praja per 10.000 praja dengan jumlah penduduk berimbang sesuai dengan kebutuhan
penduduk
20.2 Rasio Jumlah Linmas per 4 pada TAhun 2013 Belum berimbangnya jumlah linmas dengan Penempatan linmas secara berimbang sesuai
10.000 penduduk jumlah penduduk dengan kebutuhan
20.3 Rasio Pos Siskamling per 85 pada tahun 2013 Belum optimalnya peran masyarakat dalam Peningkatan peran masyarakat dalam
jumlah desa/kelurahan pemanfaatan pos siskamling pemanfaatan pos siskamling
20.4 Pertumbuhan ekonomi 6.8 % Pada tahun 2013 Belum meratanya pertumbuhan ekonomi Infrastruktur yang baik
anatar desa/kelurahan Keamanan yang kondusig
Iklim investasi yang semakin baik
Produktivitas usaha lebih baik
20.5 Kemiskinan 18.672 jiwa pada tahun 2013 Sebaran penduduk miskin pada Perbaikan akses infrastruktur, didtribusi
desa/kelurahan belum tertangani dengan baik pangan, peningkatan keterampilan, dll
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
20.6 Penegakan perda 91% pada tahun 2013 Terbatasnya PPNS Penegak Perda Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang
peraturan perundang undangan
20.7 Cakupan patrol petugas 361 pada tahun 2013 Masih kurangnya intensitas cakupan patrol Ketersediaan sarana dan prasarana
satpol PP petugas satpol PP pendukung cakupan patrol petugas satpol pp
Masih kurangnya sarana prasarana
22.3 Jumlah LSM 54,3 % (25 LSM Aktif dari 46 LSM) Data LSM aktf terinventaris dengan baik pada Pendataan dan inventarisasi data LSM yang
setiap kecamatan, desa dan kelurahan. bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat
Khusunya LSM yang bergerak dibidang disetiap desa / kelurahan
pemberdayaan masyarakat
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
22.4 LPM Berprestasi LPM dapat menjadi pelopor Pemberdayaan di Masih rendahnya aktivitas penghargaan yang Pemberian penilaian kinerja kepada LPM yang
masyarakat. dilakukan oleh pemerintah kabupaten dalam dilakukan setiap SKPD yang berkaitan
menialai kinerja kelembagaan LPM dibidang langsung dengan kegiatan LPM
pemberdayaan masyarakat
22.5 PKK aktif ………….% (……PKK aktif dari …….PKK) Desa / kelurahan yang letaknya terpencil Memperlancar akses transportasi dan
(daerah pegunungan sulit dilakukan komunikasi pada setiap desa/kelurahan yang
pembinaan oleh TP PKK desa, kecamatan letaknya terpencil agar rutin dilakukan
dan kabupaten pembinaan kader PKK desa
22.6 Posyandu aktif 57,06% (….posyandu aktif 202 total posyandu) Masih ada sebagian posyandu yang belum Meningkatkan sumber daya manusia kader
memliki kader yang terlatih serta sarana dan posyandu dan pemberian dukungan sarana
prasarana yang layak dan prasarana yang layak kepada posyandu
didesa khususnya didaerah pegunungan
22.7 Swadaya masyarakat Persentase swadaya masyarakat terhadap program Masih rendahnya program-program Mengiatkan program-program Pemerintah
terhadap program pemberdayaan sebesar 65,50 %. pemerintah yang meningkatkan swadaya yang bertujuan meningkatkan swadaya Gotong
pemberdayaan masyarakat gotong royong masyarakat . Royong Masyarakat serta melakukan
Belum terdatanya dengan baik konstribusi Pendataan secara rutin Kegiatan
swadaya masyarakat terhadap kegiatan Pembangunan yang dilakukan secara
pembangunan, khususnya bidang swadaya.
pemberdayaan Masyarakat.
22.8 Pemeliharaan pasca Persentase peran masyarakat dalam pemeliharaan Kurang berfungsinya kelompok masyarakat Mengaktifkan dan memfungsikan kembali
program pemberdayaan sarana dan parasarana terbangun sebesar 70% pemelihara pembangunan yang kelompok kelompok pemelihara pasca
masyarakat didesa/kelurahan dan tidak dianggarkan program pembangunan pemberdayaan
dalam APBDes pemeliharaan pasca masyarakat didesa/kelurahan serta
pemberdayaan masyarakat menganggarkan pada APBD kegiatan
pemelihraan pasca program pemeberdayaan
masrakat
22.9 Pembinaan desa/kelurahan Semua Desa/Kelurahan yang telah dibina lomba Tidak terbinanya Desa/kelurahan yang telah Desa/Kelurahan yang telah dibina lomba desa
pasca lomba P2WKSS P2WKSS tertdata. mengikuti lomba P2WKSS serta kesadaran program P2WKSS tetap konsisten.
warga masyarakat sangat rendah. Melanjutkan pemeliharaannya.
Belum adanya evaluasi Desa/Kelurahan terbina dan partisipasi memelihara desa/lurah
Ex.perlombaan PWKSS. tetap.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
23.2 Peningkatan SDM Ketersediaan dan kapasitas sumberdaya Peningkatan pengetahuan dan minat aparatur
pengelola Kearsipan manusia pengelola arsip belum memadai tentang kepentingan pengelolaan kearsipan
Belum optimalnya kearsipan diSKPD yang Peningkatan kesejahteraan aparatur fungsionla
disebabkan oleh kurangnya tenaga kearsipan.
Fungsional Kearsipan (Arsiparis)
24 Komunikasi dan Informasi
24.1 Jumlah jaringan Masih terbatasnya jumlah dan kualitas jaringan Masih terdapatnya beberapa wilayah yang Penyediaan sarana dan prasarana jaringan
komunikasi komunikasi belum terjangkau jaraingan komunikasi yang komunikasi pada wilayah yang belum
berkualitas, khususnya daerah pegunungan. terjangkau pelayanan jaringan komunikasi
24.2 Rasio wartel/warnet Masih rendahnya rasio wartel dan warnet terhadap Masih terdapat beberapa Desa/lurah yang Penyediaan sarana dan prasarana jaringan
terhadap penduduk jumlah penduduk belum terjangkau fasilitas wartel/warnet yang komunikasi yang belum terjangkau pelayanan
berkualitas jaringan komunikasi
Peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan
komunikasi sampai di desa terpencil.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
25 Perpustakaan
25.1 Jumlah Perpustakaan Jumlah perpustakaan belum memenuhi kebutuhan Sarana dan prasarana pendukung Peningkatan kualitas sarana dan prasarana
masyarakat perpustakaan termasuk prasarana kantor Peningkatan peran dan pemahaman
belum memadai masyarakat dan aparat pemerintah terkait
Terbatasnya pendanaan untuk peran perpustakaan dalam peningkatan
pengembangan perpustakaan kualitas pendidikan
Belum adanya gedung perpustakaan yang Peningkatan peran pemangku kepentingan
refresentatif dalam pengelolaan perpustakaan
Belum optimalnya pengelolaan Perpustakaan Peningkatan pemahaman masyarakat akan
Terbatasnya tenaga fungsional perpustakaan peran profesi pustakawan
(pustakawan)
25.2 Jumlah pengunjung Peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan per Masih kurangnya minat baca masyarakat Peningkatan fasilitas dan sosialisasi
perpustakaan pertahun tahun masih rendah yang disebabkan oleh rendahnya budaya pemerintah baik untuk memacu peningkatan
membaca masyarakat minat baca masyarakat
25.3 Koleksi buku yang tersedia Jumlah koleksi buku yang tersedia diperpustakaan Kuantitas dan kualitas bahan pustaka masih Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar
diperpustakaan masih tersedia kurang pemerintah dan penerbit dalam pengadaan
kabupaten/kecamatan di bahan bacaan yang bermutu
Desa/Kelurahan Peningkatan peran pemangku kepentingan
untuk berpartisipasi dalam pengadaan bahan
bacaan yang bermutu.
1. Pertanian
1.1 Produktivitas padi atau Produktivitas padi dalam 5 tahun terakhir Penyediaan sarana produksi seperti benih dan Ketersediaan benih dan produksi lainnya yang
bahan pangan utama local mengalami peningkatan 0,58 % tetapi pupuk belum memenuhi prinsip 5T (tepat memenuhi prinsip 5 T
lainnya perhektar peningkatan luas panen lebih besar sebesar 2,02 waktu, tepat jenis, tepat jumlah, tepat tempat Pengendalian OPT dan Pengawalan teknologi
% sehingga capaian peningkatan produksi setiap dan tepat harga) Pembangunan dan Rehabilitasi jaringan Irigasi
tahun didominasi oleh penambahan luas panen. Belum optimalnya dukungan sarana dan Pengembangan Sumber air irigasi alternatif
Tersedianya data penelitian kandungan hara prasarana seperti jaringan irigasi, alat mesin seperti embung dll.
tanah sawah untuk penggunaan pupuk pertanian, sarana pasca panen dan sarana Fasilitas penyediaan alsintan dan lembaga
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1.2 Konstribusi sektor Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB Ketersediaan agroinput memenuhi prinsip 5 T.
pertanian/Perkebunan paling tinggi disbanding sektor lainnya. mengalami peningkatan darit ahun 2009 Peningkatan jalan penghubung dari pusat
terhadap PDRB. Konstribusi sektor perkrbunan terhadap PDRB sampai tahun 2012 namun pada tahun 2013 produksi ke pasar dan industry.
meningkat. menurun menjadi 52.98. Fasilitasi permodalan dan pembiayaan usaha
Nilai tambah dan mutu hasil perkebunan tani lainnya.
masih belum optimal. Penyediaan sarana pengolahan yang memadai
disektor perkebunan.
Perbaikan dan peningkatan mutu hasil
perkebunan.
1.3 Konstribusi sektor Tabama Konstribusi sub sektor pertanian (tanaman bahan Konstribusi sub sektor pertanian (tanaman Ketersediaan Agroinput memenuhi prinsip 5 T
makanan) terhadap PDRB paling tinggi dibanding bahan makanan) terhadap PDRB mengalami Peningkatan jalan penghubung dari sentra
sub sektor lainnya. penurunan dari 56,50% tahun 2009 menjadi produksi ke pasar dan industri.
52,98% pada tahun 2013. Fasilitasi permodalan dan pembiayaan usaha
tani lainnya.
Terlaksananya system Agribisnis dan
Agroindustri dengan baik pada pendekatan
kawasan
1.4 Konstribusi sektor Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB… Produktifitas tanaman perkebunan belum Pemeliharaan tanaman secara intensif yang
perkebunan (tanaman optimal, masih dibawah potensi kemampuan berkelanjutan
keras) terhadap PDRB lahan. Penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai
Perbaikan tanaman melalui peremajaan dan
rehabilitasi serta pemilihan tanaman yang
unggul yang tahan terhadap Organisme
Penggangngu Tanaman (OPT) dan anomaly
iklim
1.5 Cakupan bina kelompok Cakupan kelompok petani yang menjalankan usaha Belum optimalnya kasitas dan pengetahuan Peningkatan kapasitas dan pengetahuan
petani melalui pembinaan meningkat. kelompok petani dalam menjalankan usaha kelompok petani dalam menjalankan usaha
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1.6 Produksi daging dari Target pada tahun 2013 diharapkan sebesar 2 Rendahnya produksi daging. Meningkatkan sarana dan prasarana,
berbagai komoditas ternak. persen pertahun namun terjadi penurunan Terbatasnya areal RPH dan yang sudah ada penerapan teknologi produksi dan manajemen
sebesar………. Persen dari yang ditargetkan. 0,20 Ha sudah tak layak. produksi .
Tersedianya lahan RPH untuk dibangun sesuai
standar mutu pelayanan.
1.7 Penyuluhan Teknologi Peningkatan kelompok tani ternak terbina dan Kurangnya tenaga penyuluh peternakan dan Tersedianya tenaga penyuluh yaitu dokter
Ternak dan Keswan pengendalian Keswan optimal. dokter hewan untuk pembinaan dan Hewan.
pengawasan.
2. Kehutanan
2.1 Rehabilitasi hutan dan Jumlah luas hutan yang direhabilitasi setiap tahun Besarnya laju deforestrasi dan degradasi Penyelesaian tata batas kawasan hutan, batas
lahan mengalami peningkatan , yakni dari 26.049 ribu ha hutan serta tersedianya data dan informasi luar dan batas fungsi kawasan hutan serta
tahun 2009 menjadi 26.049 ribu Ha tahun 2013 atau laju degradasi kawasan hutan. penguatan upaya peningkatan kapasitas
dari 0 persen menjadi 0 persen. pengelolaan kawasan hutan peningkatan
kapasitas polisi hutan.
2.2 Kerusakan kawasan hutan Kerusakan hutan masih 15 % dibandingkan dengan Besarnya laju dsforestrasi dan degradasi Penyelesaian tat batas kawasan hutan, batas
luas 46 Ha hutan serta tersedianya data dan informasi luar, dan batas fungsi kawasan hutan serta
laju degradasi kawasan hutan. penguatan peningkatan kapasitas pengelolaan
Belum tersedianya data base. Luas perjenis kawasan hutan melalui peningkatan kapasitas
tanaman hutan. polisi hutan.
Tersedia data.
2.3 Konstribusi sektor Konstribusi sektor kehutanan masih dibawah 1 Secara ekonomi konstribusi sektor kehutanan Perlu menghitung kontribusi intangible dari
kehutanan terhadap PDRB %. masih rendah namun konstribusi manfaatnya sektor kehutanan untuk menjadi pertimbangan
belum dianalisis. ekonomi lingkungan.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
3.2 Konstribusi sektor Konstribusi masih pada tahun 2013= 10,64 % masih Belum terpadunya kegiatan perencanaan dan Tersedia data base dan hasil penelitian.
pertambangan terhadap dibawah capaian tahun 2009 namun cenderung pengembangan pertambangan dengan Adanya Perencanaan Pengembangan sesuai
PDRB stabil di angka tersebut selama 4 tahun berikutnya. rencana tata ruang tata ruang.
Belum adanya data yang tersedia. Tersedianya tenaga terampil.
4. Pariwisata
4.1 Kunjungan Wisata Kunjungan mengalami peningkatan tiap tahunnya Belum Optimalnya sarana dan prasarana Peningkatan sarana dan prasarana akses ke
sebesar……………..persen, yakni Daerah Tujuan Wisata (DTW) DTW
dari………….orang tahun 2009 meningkat menjadi Masih banyak DTW baru yang belum terbina Optimalisasi promosi DTW baru dan perbaikan
……………….jiwa tahun 2013 infrastruktur
Pelatian masyarakat dalam industry wisata
spesifik
4.2 Kontribusi sektor Kontribusi terhadap PDRB rata rata …….. % Masih rendahnya promosi pada segmen pasar Perlu peningkatan promosi baik dalam maupun
pariwisata terhadap PDRB selama 5 tahun internasional luar negeri
Belum semua lokasi DTW dimiliki oleh pemda Lokasi dibina, dikembangkan pemerintah dan
dan bersertifikat masyarakat serta lahan jelas status
pengelolaannya/Pemilikan.
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
5.2 Konsumsi ikan Pada tahun 2013 konsumsi ikan berhasil melampaui Persaingan konsumsi protein hewan lain Pembinaan produk nilai tambah dan
target sebesar …………….dimana konsumsi ikan Penurunan stock ikan laut / pesisir oleh diseminasi teknologi pengolahan
dicapai sebesar 45,80% sementara target daerah nelayan tradisional Peningkatan mutu dan jaminan keamanan
hanya sebesar 30 kg pangan
Komuditas perikanan dimasukkkan dalam
undang undang pangan strategis
Tersedia sarana dan prasarana pembantu
mutu.
5.3 Cakupan bina kelompok Cakupan bina kelompok nelayan yang dapat Kurangnya monitoring terhadap keberhasilan Inovasi teknologi pada usaha perikanan
nelayan, pembudidaya dan bantuan dipinrang mengalami peningkatan…. kelompok nelayan Pengelolaan potensi dengan berbasis
pengolah Belum terintegrasinya system produksi dari komuditas, kawasan serta pembenahan
hulu kehilir system dan managemen usaha kelembagaan
Terbatasnya modal usaha. Pembinaan kawasan mina politan belum
optimal
5.4 produksi perikanan Jumlah produk kelompok ……% dari produk daerah Rendahnya produktifitas dan daya saing Kualitas kelembagaan nelayan, pembudidaya
kelompok nelayan, yaitu ; usaha kelautan dan perikanan dan pengolah
pembudidaya dan Pembudidaya 88 kelompok Kemiskinan masyarakat nelayan dan Meningkatkan pembinaan kelembagaan
pengolah Tangkap 60 kelompok pembudidaya ikan masyarakat usaha perikanan dan kelautan
Pengolah 22 kelompok Keterbatasan infrastruktur perikanan budidaya agar dapat menghasilkan produk yang berdaya
Pelestari 4 kelompok tangkap dan pengolahan hasil kelautan dan saing
perikanan (air bersih, listrik, bbm, system Optimalisasi program bbm solar, puket dan ….
rantai dingain, pelabuhan perumahan)
Terbatasnya akses permodalan untuk usaha
perikanan
6. Perdagangan
6.1 Kontribusi sektor Rata rata 12,68 % selama 5 tahun Belum optimalnya peran sektor perdagangan Optimalisasi peran sektor perdagangan
perdagangan terhadap terhadap peningkatan PDRB Sulsel terhadap PDRB
PDRB Peningkatan koordinasi antar tingkatan
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
6.2 Cakupan bina kelompok Persentase usaha informasi dan kelompok Masih besarnya jumlah kelompok pedagang Peningkatan upaya pembinaan dan fasilitasi
pedagang/usaha informal pedagang yang aktif dan usaha informal yang aktif dan mandiri kelompok pedagang dan usaha informal
Masih rendahnya tingkat keterampilan dan Peningkatan keterampilan dan kapasitas
kapasitas pengelolaan usaha pengelolaan usaha
7. Perindustrian
7.1 Kontribusi sektor industri Pertumbuhan sektor industri 6,83% Kurangnya investasi sektor industri Iklim investasi yang semakin baik
terhadap PDRB pengolahan
7.2 Pertumbuhan Industri Pertumbuhan industri 9,32 % (ADHK) Kurangnya investasi sektor industry Iklim investasi yang semakin baik
pengolahan
8. Ketransmigrasian
8.1 Transmigrasi Sejak tahun 2009 sudah tidak ada.
8.2
1.2 Pengeluaran konsumsi non Persentase pengeluaran konsumsi rumah Konsumsi non pangan lebih rendah Peningkatan peran dan fasilitasi pemerintah
pangan per kapita tangga perkapit meningkat dari hamper disbanding konsumsi pangan perkapita dalam mendukung peningkatan konsumsi
berimbang yakni dari …persen menjadi …. kelompok non pangan
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
Persen
1.3 Produktivitas total daerah PDRB meningkat signifikan dari tahun ketahun Masih didominasi sektor pertanian yang Industry pengolahan pertanian meningkat
pemasarannya dalam bentuk komoditi primer / Sarana produksi pertanian meningkat
bahan baku Tersedia Hasil Riset & Teknologi ttg kesuburan
Tanah.
2. Pertanian
2.1 Nilai tukar petani Nilai tukar petani di Pinrang berada diatas rata-rata Adanya perbedaan harga antara Pemerintah Kemampuan daya beli masyarakat meningkat
Kabupaten tetangga. (Bulog) dan Tengkulak di lokasi panen. Jumlah produksi hasil pertanian meningkat
Semua Produksi ditangani Pemerintah
1. Perhubungan
1.1 Rasio panjang jalan per Pertambahan jumlah kendaraan lebih tinggi Kurangnya pembangunan infrastruktur jalan Meningkatnya kemampuan masyarakat
jumlah kendaraan dibanding pertambahan panjang jalan baru membeli kendaraan baru
1.2 Jumlah orang / barang Jumlah arus barang dan orang semakin meningkat Pengguna tani, sering tidak tertib sehingga Semakin giatnya perekonomian dan lancarnya
terangkut angkutan umum kecelakaan lalu lintas. transportasi kedaerah
2. Penataan Ruang
2.1 Ketaatan terhadap RTRW Sampai saat ini rasio kesesuaian pelaksanaan Belum sinkronnya program pembangunan Adanya upaya pengendalian pemabfaatan
pembangunan yang sesuai dengan RTRW sudah antar sektor dan antar wilayah yang mengacu ruang pada wilayah kabupaten yang
mencapai ……….. Yang diindikasikan dengan telah pada rencana tata ruang berbatasan dengan perkotaan
dilaksanakannya …………….. program Belum tersedianya instrument pengendalian Upaya mewujudkan singkronisasi program
pembangunan utama pada indikasi program utama yang optimal terhadap pembangunan sesuai dengan rencana tata
RTRW. ruang dan meningkatkan upaya pengendalilan
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
pemanfaatan ruang
2.2 Luas wilayah Produktif Luas wilayah Produktif Pinrang berdasarkan RTRW Belum sinkronnya program pembangunan Adanya Pengembangan kawasan permukiman
sudah mencapai………dengan mengembangkan antar sektor dan antar wilayah yang mengacu kota ke bagian selatan.
kawasan Produktif seluas…………..hektar. pada rencana tata ruang. Adanya Pengembangan Kawasan Strategis
Belum tersedianya instrument pengendalian Nasional Kapet Pare-pare.
yang optimal.
2.3 Luas wilayah Industri Luas wilayah Industri Kabupaten Pinrang Belum sinkronnya program pembangunan Adannya upaya pengendalian pemanfaatan
berdasarkan RTRW sudah mencapai 485 Hektar antar sektor dan antar wilayah yang mengacu ruang wilayah kecamatan yang berbatasan
pada rencana tata ruang. dengan kota pinrang sebagai Hinterland.
Belum tersedianya instrument pengendalian
yang optimal.
2.4 Luas wilayah Kebanjiran Persentase luas wilayah kebanjiran terhadap luas Belum sinkronnya program pembangunan Adanya upaya pengendalian pemanfaatan
wilayah budidaya di Kab.Pinrang sebesar 21,5 %. antar sektor dan antar wilayah yang mengacu ruang pada wilayah kecamatan Desa yang
pada rencana tata ruang. berbatasan dengan perkotaan. Dapat sinergi
Belum tersedianya instrument pengendalian pengembangannya.
yang optimal terhadap pelanggaran rencana
tata ruang.
2.5 Luas wilayah perkotaan Realisasi luas kawasan perkotaan terhadap luas Belum sinkronnya program pembangunan Sinergitas dan sinkronisasi program
rencana wilayah budidaya sesuai RTRW Pinrang. antar sektor dan antar wilayah yang mengacu pembangunan kawasan perkotaan yang
pada rencana tata ruang. mengacu pada RTR;
Belum tersedianya instrument pengendalian Penyiapan instrument pengendalian
yang optimal terhadap pelanggaran rencana pemanfaatan ruang.
tata ruang.
3. Otonomi daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan Daerah,………………………………………………….
3.1 Jenis dan jumlah bank dan Peningkatan dan Pemerataan jumlah dan jenis Jenis dan jumlah bank belum merata di setiap Tingginya kesadaran masyarakat
cabang bank kecamatan, kecuali BRI sdh ada. menggunakan jasa perbankan.
Jumlaha tabungan dan nasabah meningkat.
3.2 Jenis, kelas dan jumlah Makin tingginya minat masyarakat untuk Belum optimalnya peran pemerintah dalam Peningkatan peran pemerintah dalam
restoran. membuka Warung/kafe. memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan memfasilitasi pengelolaan warung yang sehat
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
Meningkatnya jumlah masyarakat yang warung yang sehat dan halal. dan halal
berkunjung ke Warung. Masih terbatasnya jumlah warung yang Peningkatan kapasitas dan pemahaman
terdaftar dan tersertifikasi. masyarakat akan pengelolaan warung yang
sehat dan halal.
3.3 Jenis, kelas dari jumlah Makin tingginya minat masyarakat untuk Belum optimalnya pemerintah dalam Peningkatan peran pemerintah dalam
hotel/wisma membuka usaha hotel / wisma memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan memfasilitasi pengelolaan hotel/wisma
Meningkatnya jumlah masyarakat yang hotel/wisma Peningkatan kapasitas dan pemahaman
berkunjung dan menggunakan fasilitas Masih terdapat beberapa hotel/wisma yang masyarakat terkait syarat dan persyaratan
hotel/wisma sesuai dengan syarat dan persyaratan pendirian hotel/wisma
4. Lingkungan Hidup
4.1 Persentase Rumah Cakupan penggunaakn air bersih sebesar ….%, Masih rendahnya cakupan RT yang Peningkatan cakupan pelayanan air bersih di
Tangga (RT) yang dengan total rumah tangga sebesar 5.577 RT yang menggunakan air bersih dari sumber yang tingkat rumah tangga
menggunakan air bersih menggunakan air bersih aman Peningkatan upaya konservasi sumber air
Makin berkurangnya kapasitas air baku untuk baku
memenuhi kebutuhan RT
5.2 Persentase rumah tangga Persentase rumah tangga yang nmenggunakan Persentase pemanfaatan energi baru Pengembangan dan pemanfaatan potensi
yang menggunakan listrik listrik di Kabupaten Pinrang didominasi oleh terbarukan masih rendah energi local khusunya energy baru terbarukan
pengguna listrik dengan daya 900 watt sebesar 50 Semakin tinggi permintaan sambungan baru Meningkatnya pemenuhan kebutuhan listrik di
% dari seluruh rumah tangga pengguna listrik untuk RT perdesaan dan melalui pengembangan desa
Mandiri Energi di Kecamatan Lembang dan
Batulappa*
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1. ……………………………
1.1 Angka kriminalitas Jumlah tindak kriminalitas provinsi Sulawesi Selatan Masih tingginya angka kriminalitas akibat Peningkatan kualitas dan frekuensi
mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir sosialisasi hokum yang kurang pelaksanaan sosialisasi penegak hokum
(2009-2013) pada tahun 2009 hingga tahun 2013 Masih rendahnya pendidikan Peningkatan peran masyarakat dalam
jumlah tindak kriminalitas meningkat dari 203 Kasus Kurangnya jumlah aparat penegak hokum pelaksanaan keamanan dan ketertiban
menjadi 495 kasus masyarakat
Mengaktifkan kantibmas
1.2 Jumlah demo Tingginya jumlah demonstrasi dan menurun dari Masih rentang aksi demonstrasi Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam
tahun ketahun Belum tersedianya sarana penyaluran aspirasi penanganan demonstrasi
yang benar Penyediaan sarana dan prasarana penyaluran
aspirasi masyarakat dan mahasiswa
1.3 Jumlah dan macam pajak Jenis jenis pajak dan retribusi yang dapat dikelola Masih terdapat pungutan ditingkat Kabupaten Pengawasan atas implementasi perda pajak
dan retribusi daerah pemda telah ditetapkan secara CloseList yang bersifat kontra produktif dengan iklim dan retribusi daerah di tingkat kabupaten
berdasarkan UU 28 TAhun 2009 tentang pajak investasi didaerah
daerah dan retribusi daerah
1.4 Jumlah perda yang Perda yang masih berkaitan dengan investasi masih Kurangnya dukungan legislasi yang Peningkatan jumlah perda yang mendukung
mendukung iklim usaha belum mendukung pengembangan iklim usaha di mendukung pengembangan investasi yang iklim usaha
Kab.pinrang. terealisasi di Kab.Pinrang
1.5 Persentase desa berstatus Desa swasembada sebesar ….. desa dari sejumlah Masih lemahnya peran, kapasitas dan Peningkatan kapasitas dan kelembagaan
swasembada terhadap …. Desa/kelurahan kemampuan pemerintahan desa dalam pemerintah desa
total desa pelaksanaan pembangunan
Tafsiran Faktor-faktor
No Urusan / IKK Capaian target Permasalahan Keberhasilan
1.1 Rasio ketergantungan Perbandingan antar banyaknya penduduk yang Naiknya persentase penduduk yang belum Adanya program-program yang terkait dengan
belum dan tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan tidak produktif program penurunan tingkat kelahiran bayi,
dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya penduduk program keluarga berencana (KB)
yang termasuk produksi secara ekonomi ………………………
(………tahun)
b. Urusan Kesehatan
Terbatasnya sumberdaya kesehatan,belum optimal pelayanan kesehatan,
masih adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit tidak menular,
serta meningkatkan penyakit degenerative;
Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) masih kurang;
Gerakan SUN (Scaling Up Nutrition) untuk perbaikan gizi anak atau perbaikan
gizi 1000 hari pertama kehidupan.
g. Urusan Perumahan
Belum optimalnya pengelolaan Asset tanah pemerintah dan kurangnya
kesadaran masyarakat dalam perizinan dan persertifikatan tanah karena
biaya dianggapmasih tinggi;
Belum memadainya penyediaan sarana dan prasarana dasar pemukiman dan
masih besarnya kesenjangan pemenuhan akan rumah layak huni.
l. Urusan Ketenagakerjaan
Masih terbatasnya lapangan pekerjaan;
Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai kebutuhan
pasar/TKW
p. Urusan Perhubungan
Kurangnya sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;
Daya tamping infrastruktur transportasi;
Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi.
q. Urusan Komunikasi dan Informasi
u. Urusan Sosial
Masih cukup tingginya angka kemiskinan,pengangguran dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS);
Tingginya konflik sosial dimasyarakat dan kejadian bencana alam;
Panti-panti sosial kurang diberdayakan.
v. Urusan Kebudayaan
Masih rendahnya penerapan nilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan sehari-
hari, belum optimalnya pengelolaan kekayaan budaya, dan masih
terbatasnya kualitas sumber daya manusia pelaku budaya;
Partisipasi generasi muda dalam seni dan budaya masih kurang;
Masuknya nilai dan budaya asing yang banyak berpengaruh negatif;
Terjadinya degradasi nilai budaya dan kearifan lokal.
w. Urusan Statistik
Belum optimalnya kualitas SDM dan komitmen dalam pengelolaan data dan
statistik;
Pembiayaan, sarana dan prasarana yang kurang;
Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah
(SIPD/SIPNAS/SIMRENAS)
x. Urusan Kearsipan
Belum memadainya sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana
kearsipan;
Kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data masih rendah;
Regulasi tentang kearsipan belum dilaksanakan secara maksimal;
Belum sinergi pengelolaan kearsipan ditingkat provinsi dan Kab/Kota.
y. Urusan Perpustakaan
Belum memadainya sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana
perpustakaan;
Masih rtendahnya niat baca masyarakat, terutama anak sekolah;
Pengelolaan perpustakaan yang belum profesional;
Bahan bacaan perpustakaan yang masih minim
f. Tersdianya angkutan sungai untuk melayani jaringan trayek antar desa dalam
Kabupaten (75% pada tahun 2015)
g. Tersedianya pelabuhan sungai untuk melayani kapal sungai yang beroperasi
pada jaringan trayek antar desa dalam Kabupaten pada wilayah yang
tersedia alaur pelayaran sungai yang dilayari (60% pada tahun 2015)
h. Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai yang beroperasi pada
trayek antar desa dalam Kabupaten (100% pada tahun 2015)
i. Tersedianya SDM yang memiliki kompotensi sbagai awak kapal angkutan
sungai (100% pada tahun 2015)
j. Tersedianya kapal penyebrangan yang beroperasi pada lintas antar
desa/kecamatan yang mnghubungkan jalan yang terputus oleh perairan (75%
pada tahun 2015)
k. Tersedianya dermaga pada setiap desa/kecamatan untuk melayani kapal laut
yang beroperasi pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada
alternatif jangkauan jalan (100% pada tahun 2015)
BAB IX
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 289
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel 9.1.
Penentuan Indikator Kinerja Kabupaten Pinrang 2014-2019
Kondisi Awal
FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA Kinerja Target Capaian Setiap Tahun Kondisi akhir
No. RPJMD
PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
1 INDIKATOR MAKRO
1.1 Pertumbuhan PDRB (%) 6,8% 7,5% 7,6% 7,9% 8,0% 8,2% 8,2%
1.2 Laju Inflasi 4.8 4,60 4,30 3,90 3,60 3,20 3,20
1.3 PDRB per kapita (Juta Rp.) 23.085 25.124 27.163 29.202 31.241 33.28 33.28
1.4 Persentase Penduduk diatas garis Kemiskinan 13,4% 13% 12,5% 12% 11% 10% 10%
1.5 Angka kriminalitas yang tertangani 247 237 227 217 207 197 1332
1 PENDIDIKAN
Angka melek huruf 92.82 93.49 94.16 94.83 95.05 95.72 95.72
Angka rata-rata lama sekolah 8,13 8.30 8.4 8.5 8.60 8.70 8.7
Angka partisipasi kasar 86.5 87.10 87.6 88.1 88.6 88.1 88.1
Angka pendidikan yang ditamatkan 77,47 77.52 78.02 78.52 79.02 79.52 79.52
Angka partisipasi murni 83,49
Angka partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 98,65 98,85 99,00 99,25 99,50 99,75 99,75
Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B 87,53 87,91 88,10 88,50 89,75 93,00 93,00
Angka partisipasi murni (APM) SMA/MA/Paket C 67,5 67.75 67.9 68.05 68.2 68.35 68.35
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 290
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
2 KESEHATAN
Angka kelangsungan hidup bayi 994 995 996 997 999 1000 1000
Angka usia harapan hidup 73,06 72,3 72,4 72,5 72,6 72,7 72,7
Prosentase balita gizi buruk 2% 1.80% 1.60% 1.40% 1.20% 1.00% 1.00%
2 PERTANAHAN
Prosentase penduduk yang memiliki lahan 84,2 84.7 85.2 85.7 86.2 86.7 86.7
3 KETENAGAKERJAAN
3,1 Rasio Penduduk yang Bekerja (%) 34,29 39.5 44.4 49.5 54.5 59.5 59.5
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 291
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 292
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
2 KESEHATAN
Rasio posyandu per satuan balita 14,60 15.1 15.6 16.1 16.6 17.1 17.1
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan
0,17 0.22 0.027 0.32 0.37 0.42 0.42
penduduk
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0,0083
Rasio dokter persatuan Penduduk 0,17 0.22 0.27 0.32 0.37 0.42 0.42
Rasio tenaga medis persatuan Penduduk 0,17 0.27 0.37 0.47 0.57 0.67 0.67
Cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani 74,5 70 71 72 73 74 74
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi 96,08 95 95 95 95 95 95
kebidanan
Cakupan Desa/Kel UCI 93,52 94.22 94.72 95.22 95.72 96.22 96.22
Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 100 100 100
Cakupan penemuan dan penangan penderita
penyakit TBC BTA
100 100 100 100 100 100 100
Cakupan penemuan dan penanganan penyakit DBD
ditemukan
100 100 100 100 100 100 100
Cakupan pelayanan kesehatan Rujukan pasien
masyarakat Miskin
100 100 100 100 100 100 100
Cakupan kunjungan Bayi 6.978 7,003 7,028 7,053 7,078 8,003 8,003
Cakupan pembantu puskesmas 100 100 100 100 100 100 100
3 PEKERJAAN UMUM
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40
3.1
KM/jam
161.38 201 242 286 329 380 380
3,2 Rasio Jaringan Irigasi 17.47 17.77 17.9 18 18.04 18.34 18.34
3,3 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
3,4 Persentase rumah tangga bersanitasi 83 86 89 92 95 99 99
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) persatuan
3,5
penduduk
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.3
3,6 Rasio rumah layak huni 0,897 0,898 0,899 0,900 0,901 0,902 0,902
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 293
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
3,7 Rasio permukiman layak huni 0,97 0,97 0,97 0,98 0,99 1 1
3,8 Panjang jalan yang dilalui roda 4 640,95 680,57 721,57 765,57 808,57 839,57 839,57
Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke
3.9 kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui 597.5 636 677 721 764 795 795
roda4)
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
3,10
(>40km/jam)
161.38 201 242 286 329 380 380
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan
3.11 20 20 25 30 35 40 40
drainase/saluran pembuangan ( minimal 1,5 m)
Sempadan jalan yg dipakai pedagang kaki
3.12 5% 5% 5% 4% 4% 4% 4%
lima/bangunan rumah liar (%)
3.13 Sempadan sungai yg dipakai bangunan liar 4% 3.90% 3.90% 3.80% 3.80% 3.70% 3.70%
Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air
3,14
tidak tersumbat (km)
600 Km 605 610 615 620 625 625
Pembangunan turap diwilayah jln penghubung
3.15 &aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan 250 250 300 350 350 400 400
kota
3.16 Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik 47,763 47,963 48,163 48,363 48,563 48,763 48,763
3.17 Lingkungan pemukiman 99 99 99 99 99 99 99
4 PERUMAHAN
4,1 Persentase Rumah tangga pengguna air bersih 16.5 18 20 20 25 25 25
4,2 Rumah tangga pengguna listrik 84.94 85 87 88 90 92 92
4,3 Rumah tangga ber-Sanitasi 56,73 60 63 66 69 72 72
4.4 Persentase Lingkungan pemukiman kumuh 1,05 1,05 0,70 0,50 0,30 0 0
4.5 Rumah layak huni 87 0,898 0,899 0,900 0,901 0,902 0,902
5 PENATAAN RUANG
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas
5,1
Wilayah ber HPL/HGB
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
5,2 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 0,70 0,72 0,74 0,76 0,78 0,80 0,80
5.3 Ruang publik yg berubah peruntukannya (%) 0,1 0,1 0 0 0 0 0
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 294
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
6 PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah
6,1
ditetapkan dgn PERDA
ada ada ada ada ada ada Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yg
6,2
telah ditetapkan dgn PERDA
ada ada ada ada ada ada Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan: RKPD yg telah
6,3
ditetapkan dgn PERKADA
ada ada ada ada ada ada Ada
6,4 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD ada ada ada ada ada ada Ada
7 PERHUBUNGAN
7,1 Jumlah arus penumpang angkutan umum 997.812 1.000.000 1.100.000 1.150.000 1.170.000 1.200.000 1.200.000
7,2 Rasio Ijin Trayek 0,09% 0,10% 0,10% 0,10% 0,11% 0,11% 0,11%
7,3 Jumlah uji KIR angkutan umum 316 340 370 390 410 435 435
Laut/air: 189 219 250 270 290 315 315
7,4 Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bus Udara: 0 0 0 0 0 0
T.Bus: 1 1 1 1 1 1 1
7.5 Jumlah Angkutan Darat 6.5 6.8 7 7.3 7.5 7.8 7.8
7,7 Kepemilikan KIR angkutan umum 316 340 370 390 410 435 435
7,8 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari
7,9 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum (Rp) Rp. 40.000 40 40 40 40 40 40
7,8 Pemasangan Rambu-rambu (%) 60 65 70 75 80 85 85
8 LINGKUNGAN HIDUP
8,1 Persentase penanganan sampah 69,96 69,96 71,84 72,78 73,72 74,66 74,66
8,2 Persentase Penduduk berakses air minum 84,67 87.61 88.36 89.19 90.04 91.72 91.72
8.3 Presentasi luas pemukiman yang tertata 78 78 79 79 80 81 81
8,4 Pencemaran status mutu air 0,75 0.7 0.65 0.6 0.55 0.5 0.5
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan
8,5
sumber mata air
50,19 50.44 50.69 50.94 51.44 51.69 51.69
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 295
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
9 PERTANAHAN
9.1 Persentase luas lahan bersertifikat 26,52 27.84 29.16 30.49 31.82 33.16 33.16
9.2 Penyelesaian kasus tanah negara 100 100 100 100 100 100 100
9.3 Penyelesaian izin lokasi 100 100 100 100 100 100 100
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 296
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
12,1 Rata-rata jumlah anak per keluarga 3,6 3.5 3.4 3.3 3.1 2.5 2.5
12,2 Rasio akseptor KB 65,64 68 70 74 78 85 85
12,3 Cakupan peserta KB aktif 38,2 40 45 47 49 50 50
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 20.450
12,4
(KK)
18,902 17.354 15.806 14,257 12,709 11.161
(21,70%)
13 SOSIAL
Sarana social seperti panti asuhan, panti jompo dan
13.1
panti rehabilitasi
4 5 5 6 6 7 7
13.2 PMKS yg memperoleh bantuan sosial (%) 341 238 260 262 265 271 262
Penanganan penyandang masalah kesejahteraan
13.3
sosial (%)
2,17 0 0 0 0 0 0
14 KETENAGAKERJAAN
14,1 Angka partisipasi angkatan kerja (%) 56,99 57.55 58.12 58.68 59.23 59.79 59.79
14,2 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun (%) 0 0 0 0 0 0 0
14,3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 52,03 * 54.63 55.26 55.89 56.52 57.15 57.15
14,4 Pencari kerja yang ditempatkan (%) 2% 2.50% 3.00% 3.50% 4.00% 4.50% 4.50%
14,5 Tingkat pengangguran terbuka (%) 7.60% 7.40% 7.20% 7.00% 6.50% 5.00% 5.00%
14,6 Keselamatan dan perlindungan pekerja (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap
14,7
kebijakan pemerintah daerah (%)
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
16 PENANAMAN MODAL
16.1 Jumalah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 0
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 297
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 298
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
20 KETAHANAN PANGAN
20,1 Regulasi ketahanan pangan Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
20.2 Ketersediaan pangan utama Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 299
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
masyarakat (
22 STATISTIK
22,1 Buku ”kabupaten dalam angka” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
22,2 Buku ”PDRB kabupaten” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
23 KEARSIPAN
23.1 Pengelolaan arsip secara baku 17 SKPD 23 SKPD 23 SKPD 23 SKPD 23 SKPD 23 SKPD 43 SKPD
23.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan 45 45 45 45 46 47 47
25 PERPUSTAKAAN
25.1 Jumlah perpustakaan 85 85 86 86 86 87 87
25.2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (orang) 18.125 19,031 19,127 19,223 19,319 19,415 19,415
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
25.3
(buku)
23.53 2.3 2.5 2.75 3.5 3.5 3.5
Konstribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap 1,224,91 1,249,53 1,262,02 1,274,64 1,287,39 1,300,26 1,300,26
1.2
PDRB 2.85 3.6 8.93 9.22 5.72 9.67 9.67
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 300
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Konstribusi sektor pertanian (Tanaman bahan 996.992.9 1.006.962.8 1.017.032.4 1.027.202.7 1.037.474.8
1.3
makanan) terhadap PDRB
862.163.74 1.037.475
1 4 7 9 2
Konstribusi sektor pertanian perkebunan terhadap 189.715.3
1.4
PDRB
158.770.63 191.612.51 193.528.63 195.463.92 197.418.56 197.418.56
5
Konstribusi produksi kelompok petani terhadap
1.5 72% 71.50% 71.25% 71.00% 70.75% 70.50% 70.50%
PDRB (%)
1.6 Cakupan bina kelompok petani (%) 90 % 5 10 15 20 25 75
2 KEHUTANAN
2.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) 42 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 34.5
Berkurang Berkurang Berkurang Berkurang Berkurang
2.2 Kerusakan Kawasan Hutan 9.547 Ha 7.160.25 Ha
5% 5% 5% 5% 5%
1.500M3&HHB 2.250M3&HHB
2.3 Konstribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 10% 10% 10% 10% 10%
K 200 Ton K 300 Ton
4 PARIWISATA
4,1 Kunjungan wisata 21,449 23,808 26,189 28,808 31,689 34,858 166,801 org
4.2 Konstribusi sector wisata terhadap PDRB 3.74% 4.93% 5.12% 5.31% 5.51% 5.69% 5.69%
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 301
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Pokdakan: 74
5.5 Cakupan bina kelompok tani perikanan Penangkap : 84 94 104 114 124 124
300 RTP
6 PERDAGANGAN
6.1 Kontribusi expor Perdagangan terhadap PDRB (%) 12,5 % 12.75% 13.00% 13.25% 13.50% 13.75% 13.75%
6.2 Ekspor bersih perdagangan 1.92 2.42% 2.57% 2.72% 2.97% 3.42% 3.42%
6.3 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal 523 525 528 531 534 537 537
7 PERINDUSTRIAN
7.1 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 4.11% 4.15% 4.20% 4.25% 4.30% 4.40% 4.40%
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB
7.2 1,8 1.85 1.9 1.95 2 2.5 2.5
sektor Industri
7.3 Pertumbuhan Industri. 6,83 7 7.15 7.3 7.45 7.6 76
7.4 Cakupan bina kelompok pengrajin 1.136 1,150 1,155 1160 1165 1170 1170
8 KETRANSMIGRASIAN
8,1 Transmigran swakarsa (%) 0 0 0 0 0 0 0
8.2 Konstribusi transmigrasi terhadap PDRB (%) 0 0 0 0 0 0 0
2 PERTANIAN
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 302
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Nilai tukar petani 104 Poin 105 106 107 108 109 109
2 PENATAAN RUANG
2.1. Ketaatan terhadap RTRW 25% 27.50% 30.00% 30.25% 30.50% 30.75% 30.75%
95,000
2.2. Luas wilayah produktif 93,918 Km2 95,000 Km2 95,000 Km2 95,000 Km2 95,000 Km2 95,000 Km2
Km2
2,3 Luas wilayah industri 9,64 Ha 9,64 Ha 9,64 Ha 10,00 Ha 10,00 Ha 10,00 Ha 10,00 Ha
2,4 Luas wilayah kebanjiran 8,287 Ha 8,000Ha 7,500 Ha 7,500 Ha 7,500 Ha 7,000 Ha 7,000 Ha
2,5 Luas wilayah kekeringan 1.720 Ha 1.720 Ha 1.720 Ha 1.500 Ha 1.250 Ha 1.250 Ha 1.250 Ha
2.6 Luas wilayah perkotaan 1.121 Km2 1.250 Km2 1.250 Km2 1.250 Km2 1.300 Km2 1.300 Km2 1.300 Km2
4 LINGKUNGAN HIDUP
Persentase rumah tangga yang menggunakan air
bersih
86,5 88.3 90.21 91.9 93.7 95.50% 95.50%
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 303
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 304
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
masyarakatnya. Atmosfer dan budaya politik yang semakin santun dalam bingkai
religiusitas serta kekuatan adat dan budaya Bugis yang santun dan elegan.
Dalam kehidupan ekonomi berkembang tatanan masyarakat yang peduli dengan
kalangan miskin (duafa) dan sebaliknya kalangan miskin menyayangi kalangan
ekonomi kuat (mukhsinin). Harmonisasi kehidupan di bidang ekonomi melahirkan
keseimbangan sosio-ekonomi dan profit sharing secara tulus (tanpa pamrih) dan
natural yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang bermakna dan adil
bagi segenap elemen masyarakat, kehidupan sosial yang harmonis, iklim
investasi yang atraktif, serta stabilitas ketertiban dan keamanan secara
berkelanjutan. Tatanan kehidupan masyarakat baldatun toyyibatun warobbun
gafur pada dasarnya gambaran keberhasilan pembangunan yang hakiki atau
konkritisasi dari pencapaian kesejahteraan ukhrawi dan duniawi yang
sesungguhnya.
“Akselerasi produktivitas kawasan” bermakna meningkatnya produktivitas
seluruh komoditas unggulan secara signifikan dan bermakna. Komoditas
unggulan Kabupaten Pinrang meliputi komoditas beras, jagung, hortikultura,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan jasa lingkungan diharapkan terus
meningkat secara signifikan dan bermakna selama periode 2014-2019. Mayoritas
komoditas unggulan tersebut adalah sumber karbohidrat, protein, lemak, dan zat
gizi lainnya atau secara general dikenal dengan bahan pangan. Produktivitas
yang akseleratif tersebut dicapai melalui pendekatan usaha berbasis agribisnis
dengan mengintegrasikan pendekatan on form dan off farm secara seimbang
berbasis kawasan. Kawasan pengembangan meliputi seluruh kawasan yang
telah ditetapkan pada periode sebelumnya selaku kawasan agropolitan,
minapolitan, maupun kawasan unggulan dan cepat tumbuh. Pilihan pendekatan
kawasan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi usaha dan daya saing produk,
kelayakan implementasi teknis pengendalian hama dan penyakit, mitigasi
bencana, pembinaan dan pendampingan pelaku usaha, penciptaan peluang
investasi, serta fasilitasi dan pelayanan pemerintahan.
Produktivitas kawasan tidak hanya berorientasi pada produksi bahan
mentah (raw material) akan tetapi beberapa komoditas telah diproduksi dalam
bentuk olahan dan barang jadi sesuai dengan peluang dan permintaan pasar,
posisi daya saing komoditas unggulan serta ketersediaan sumberdaya
(resources) diantaranya keterampilan (skill) para pelaku usaha dan infrastruktur
yang tersedia. Proses industrialisasi dikembangkan untuk mendorong nilai
tambah (added value) usaha masyarakat dan daya saing produk unggulan
Kabupaten Pinrang. Peningkatan nilai tambah dan daya saing dilakukan melalui
pengembangan keunggulan kompetitif (competitive advantage) produk unggulan
5.2. Misi
Misi dalam RPJMD ini dimaksudkan sebagai upaya umum yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Setiap misi akan dijalankan untuk
mewujudkan pokok visi yang relevan. Rumusan misi RPJMD Kab. Pinrang 2014-
2019 adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1.
Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Pinrang 2014-2019
Pengembangan koperasi dan usaha mikro, kecil Meningkatnya daya saing produk koperasi dan
dan menengah (UMKM) (13) usaha mikro, kecil dan menengan (UMKM) (21)
Meningkatkan produksi dan nilai tambah Meningkatnya produksi dan nilai tambah produk
komoditas unggulan (14) pertanian (22)
Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi (17) Meningkatnya kualita laporan keuangan daerah
(31)
Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme
SDM aparatur (32)
Meningkatnya penataan dan penguatan organisasi
dan tata laksana (33)
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komprehensif tentang bagaimana pemerintah Kabupaten Pinrang bersama
seluruh pemangku kepentingan mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan
efektif dan efisien. Selain itu, strategi juga berguna sebagai sarana untuk
melakukan transformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi Kabupaten
Pinrang secara berkelanjutan.
6.1. Strategi
Tabel 6.1.
Strategi RPJMD Kabupaten Pinrang 2014-2019
Visi: Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Secara Dinamis melalui Harmonisasi Kehidupan, Akselerasi Produktivitas Kawasan, dan
Revitalisasi Peran Poros Utama Pemenuhan Pangan Nasional
Misi 1: Meningkatkan apresiasi dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal sebagai nilai utama kemasyarakatan dan
pengembangan karakter masyarakat yang tangguh.
Misi 2: Memperkokoh toleransi dan kohesivitas sosial serta pengembangan nilai-nilai demokrasi
5. Menguatkan toleransi dan kohesivitas sosial Terpeliharanya harmoni sosial dan kesatuan bangsa Memperkuat kegotongroyongan sebagai basis
serta kesatuan bangsa dalam masyarakat (6) ketahanan sosial masyarakat dalam bingkai kesadaran
persatuan dan kesatuan bangsa (5)
6. Meningkatkan kualitas kehidupan demokrasi Berkembangnya kelembagaaan serta proses dan Mendorong kesadaran berdemokrasi secara
dan politik mekanisme demokrasi dan politik yang sehat dan substansial seiring dengan peningkatan kapasitas
fungsional bagi kehidupan berbangsa dan bernegara organisasi politik dan kepatuhan hokum (6)
(7)
7. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan Berkembangnya kapasitas masyarakat dalam Pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan
partisipasinya dalam pembangunan pemecahan masalah lokal secara mandiri dan secara bersinergi dengan peningkatan kapasitas
partisipasi dalam pembangunan (8) struktural-fungsional pemerintahan desa (7)
Misi 3: Meningkatkan derajat kesehatan, kualitas pendidikan dan daya saing sumberdaya manusia
8. Meningkatkan akses dan kualitas layanan Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dasar Meningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
kesehatan dan rujukan (9) kesehatan (8)
Terpeliharanya ketahanan pangan dan surplus Penguatan dukungan surplus pangan bagi ketahanan
pangan dalam mewujudkan Pinrang sebagai poros pangan nasional (21)
pangan nasional (26)
15 Meningkatkan penanganan penyandang Meningkatnya kesejahteraan fakir miskin, anak Pelibatan multipihak dalam meningkatkan efektivitas
masalah kesejahteraan social terlantar dan penyandang masalah kesejahteraan penanganan PMKS (23)
sosial (PMKS) lainnya (28)
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan Peningkatan kualitas isi serta proses dan mekanisme
daerah (34) perencanaan pembangunan daerah (29)
Meningkatnya kualitas pengawasan Peningkatan kapasitas sistem dan SDM pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah (30)
(35)
Misi 6: Mengembangkan kawasan andalan dan integrasi pembangunan
18. Mengembangkan kawasan terpadu dan cepat Berkembangan kawasan pembangunan terpadu Pengembangan kordinasi keterlibatan multipihak
tumbuh agropolitan (36) berbasis rencana kawasan terpadu agropolitan dan
Berkembangnyapembangunan terpadu kawasan minapolitan (31)
minapolitan (37)
19. Mengembangkan sistem agribisnis dan Meningkatnya koridor perdagangan produk unggulan Pengembangan terminal agribisnis bagi perdagangan
agroindustri (38) produk unggulan (32)
Misi 7: Mengoptimalkan fungsi infrastruktur dan lingkungan hidup
20. Mengoptimalkan fungsi infrastruktur wilayah Meningkatnya kapasitas infrastruktur perhubungan Pengembangan kapasitas sarana/prasarana
(39) perhubungan dan transportasi bagi pergerakan barang
Meningkatnya kapasitas infrastruktur transportasi dan jasa serta koneksivitas antar wilayah (33)
(40)
Meningkatnya kapasitas infrastruktur Pemeliharaan dan peningkatan fungsi
irigasi/pengairan (41) irigasi/pengairan dalam menjamin keberlanjutan
pertanian dan fungsi lainnya (34)
Meningkatnya kualitas perumahan dan permukiman Perbaikan perumahan dan pemukiman orang miskin
(42) (35)
21. Memelihara daya dukung lingkungan hidup Terpeliharanya kelestarian hutan dan lahan (43) Pelibatan multipihak dan penegakan hukum dalam
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup (44) pelestarian hutan dan lahan kritis serta lingkungan
hidup (36)
Meningkatnya kapasitas penanganan bencana (45) Peningkatan kapasitas dan kordinasi antisipasi dan
penangan bencana (37)
Meningkatnya kualitas penanganan sampah dan Pelibatan masyarakat dalam penanganan sampah
kebersihan (46) terpadu (38)
Visi: Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Secara Dinamis melalui Harmonisasi Kehidupan, Akselerasi Produktivitas Kawasan, dan
Revitalisasi Peran Poros Utama Pemenuhan Pangan Nasional
Misi 1: Meningkatkan apresiasi dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal sebagai nilai utama kemasyarakatan dan
pengembangan karakter masyarakat yang tangguh.
1. Meningkatkan kualitas ibadah Terpenuhinya kebutuhan dan fasilitas bagi Kemitraan pemerintah dan organisasi Pemenuhan sarana, fasilitas dan
dan pengamalan agama dalam penyelenggaraan ibadah dan perayaan keagamaan dalam keterpenuhan situasi kondusif bagi kegiatan
berbagai aspek kehidupan keagamaan (1) sarana, fasilitas dan penyelenggara keagamaan dan kerukunan ummat
masyarakat Terpeliharanya toleransi dan kerukunan kegiatan kegamaan serta kerukunan beragama (1)
antar ummat beragama (2) intra dan antar umat beragama (1)
2. Meningkatkan ketahanan budaya Terjaganya keragaman budaya dan Penggalian, pelestarian dan Pelibatan masyarakat dalam
dalam menghadapi dinamika kekayaan budaya dan potensi pariwisata pengembangan keragaman dan memelihara dan melestarikan
perubahan (3) kekayaan budaya dalam merespons kekayaan budaya (2)
dinamika perubahan (2)
3. Mewujudkan karakter pemuda Berkembangnya karakter pemuda, remaja Menguatkan karakter pemuda, remaja Revitalisasi adat-istiadat, nilai-nilai
dan remaja serta masyarakat dan masyarakat secara umum berbasis dan masyarakat secara umum melalui asli dan kearifan lokal dalam
nilai-nilai saling menghargai, saling revitalisasi adat-istiadat dan nilai-nilai melestarikan dan mengembangkan
secara umum berbasis
menghormati, saling tolong menolong saling menghargai (sipakalebbi), saling keragaman dan kekayaan budaya
kearifan lokal (3)
dalam kebajikan (amar ma’ruf dan nahir menghotmati (sipakatau), saling tolong- (3)
mungkar) (4) menolong (sipakamase) sebagai modal
sosial dalam menghadapi dinamika
perubahan (3).
4 Mewujudkan ketertiban, Terkendalikannya ganggunan ketertiban, Mendorong sinergi pemerintah dengan Pelibatan masyarakat dalam
ketenteraman, keamanan dan ketenteraman, keamanan dan seluruh lapisan, golongan dan memelihara dan meningkatkan
kenyamanan dalam kehidupan kenyamanan dalam kehidupan organisasi sosial kemasyarakatan dalam kualitas ketertiban, ketenteraman,
masyarakat masyarakat (5) memelihara dan meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam
ketertiban, ketenteraman, keamanan, kehidupan masyarakat (4)
kenyamanan (4).
Misi 2: Memperkokoh toleransi dan kohesivitas sosial serta pengembangan nilai-nilai demokrasi
5 Menguatkan toleransi dan Terpeliharanya harmoni sosial dan Memperkuat kegotongroyongan sebagai Penguatan semangat kegotong-
kohesivitas sosial serta kesatuan kesatuan bangsa dalam masyarakat (6) basis ketahanan sosial masyarakat royongan serta kesadaran persatuan
bangsa dalam bingkai kesadaran persatuan dan dan kesatuan bangsa (5)
kesatuan bangsa (5)
6 Meningkatkan kualitas kehidupan Berkembangnya kelembagaaan serta Mendorong kesadaran ber-demokrasi Pengembangan kesadaran
demokrasi, politik dan hukum (7) proses dan mekanisme demokrasi, politik secara substansial seiring dengan demokrasi, kapasitas organisasi
dan hukum yang sehat dan fungsional peningkatan kapasitas organisasi politik politik dan kepatuhan terhadap
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dan kepatuhan terhadap hokum (6) hukum (6)
(7)
7 Meningkatkan keberdayaan Berkembangnya kapasitas masyarakat Pemberdayaan masyarakat secara Peningkatan partisipasi dan
masyarakat dan partisipasinya dalam pemecahan masalah lokal secara berkelanjutan secara bersinergi dengan keberdayaan masyarakat (7)
dalam pembangunan (8) mandiri dan partisipasi dalam peningkatan kapasitas struktural-
pembangunan (8) fungsional pemerintahan desa (7)
Misi 3: Meningkatkan derajat kesehatan, kualitas pendidikan dan daya saing sumberdaya manusia
8 Meningkatkan akses dan kualitas Meningkatnya kualitas pelayanan Meningkatan kualitas dan jangkauan Peningkatan akses dan kualitas
layanan kesehatan kesehatan dasar dan rujukan (9) pelayanan kesehatan (8) pelayanan kesehatan (8)
Menigkatnya kualitas pelayanan
kesehatan ibu, anak dan gizi (10)
Terwujudnya pola hidup bersih dan sehat Meningkatkan promosi kesehatan, Pemberdayaan masyarakat dalam
dalam masyarakat (11) pemberdayaan masyarakat dan kesehatan keluarga dan kesehatan
kesehatan lingkungan (9) lingkungan (9)
Meningkatnya jangkauan dan kualitas Melibatkan pemangku kepentingan Peningkatan efektivitas penanganan
penanganan penyakit menular (12) dalam peningkatan efektivitas penyakit menular dan kejadian luar
penanganan penyakit menular dan biasa (10)
kejadian luar biasa (10)
9 Meningkatkan akses dan kualitas Meningkatnya tingkat melek huruf dan Mengembangkan pendidikan Penuntasan buta aksara dan
pelayanan pendidikan minat baca masyarakat (13) keakasaraan fungsional dan fungsi peningatan minat baca (11)
perpustakaan berbasis kapasitas
masyarakat dan pemerintah desa (11)
Meningkatnya akses masyarakat pada Meningkatkan dan memeratakan akses Peningkatan dan pemerataan akses
seluruh jenjang pendidikan (14) pendidikan pada seluruh wilayah dan pendidikan pada seluruh jenjang
jenjang pendidikan (12) (12)
Meningkatnya kualitas pendidikan pada Meningkatkan kualitas pendidik/ tenaga Peningkatan kualitas tenaga
seluruh jenjang pendidikan (15) kependidikan dalam pembelajaran pendidik/kependidikan, proses
berbasis teknologi informasi dengan pembelajaran dan manajemen
manajemen berbasis sekolah yang sekolah (13)
berkualitas (13)
10 Meningkatkan daya saing Meningkatnya daya saing tenaga kerja Mendorong peningkatan kompetensi Peningkatan keterampilan tenaga
sumberdaya manusia dan keterlibatan tenaga kerja terdidik teknis dan kompetensi berbasis kerja dan pencari kerja (14)
dalam kemajuan pedesaan (16) masyarakat sesuai karakteristik potensi
sumberdaya local (14)
Meningkatnya kesetaraan gender dan Pengarusutamaan gender dalam Pengarusutamaan gender, pem-
keberdayaan perempuan (17) kebijakan dan penganggaran berdayaan perempuan dan
pemerintah serta kegiatan berbasis perlindungan anak (15)
masyarakat (15)
12 Mengembangkan daya tarik Meningkatnya daya saing investasi (20) Mengembangkan sarana dan prasarana Pengembangan daya tarik dan daya
investasi investasi secara bersinergi dengan saing investasi (18)
perbaikan pelayanan investasi (18)
13 Pengembangan koperasi dan Meningkatnya daya saing produk Menguatkan gerakan koperasi berbasis Penguatan gerakan koperasi dan
usaha mikro, kecil dan menengah koperasi dan usaha mikro, kecil dan masyarakat dan peningkatan kapasitas pengembangan UKM (19)
(UMKM) menengan (UMKM) (21) teknologi/manajerial UMKM (19)
14 Meningkatkan produksi dan Meningkatnya produksi dan nilai tambah Penguatan kapasitas teknologi dan Peningkatan produksi dan
nilai tambah komoditas produk pertanian (22) kapasitas kelembagaan petani, pemguatan sistem agribisnis
unggulan Meningkatnya produksi dan tambah peternak, nelayan tangkap dan pertanian tanaman pangan,
produk perkebunan (23) pembudidaya ikan berbasis sistem perkebunan, peternakan dan
agribisnis (20) perikanan (20)
Meningkatnya produksi dan tambah
produk peternakan (24)
Terpeliharanya ketahanan pangan dan Penguatan dukungan surplus pangan Penguatan ketahanan pangan 21)
surplus pangan dalam mewujudkan bagi ketahanan pangan nasional (21)
Pinrang sebagai poros pangan nasional
(26)
Meningkatnya kapasitas pemerintahan Penguatan SDM dan kelembagaan Penguatan kapasitas pelayanan
desa (30) pemerintahan Desa (25) pemerintah desa (25)
17 Mewujudkan percepatan Meningkatnya kualitas laporan keuangan Peningkatan kapasitas SDM dan Peningkatan kualitas laporan
reformasi birokrasi daerah (31) kelembagaan pelaporan keuangan keuangan (26)
pada SKPD (26)
Meningkatnya kompetensi dan Peningkatan kompetensi SDM aparatur Peningkatan kompetensi dan
profesionalisme SDM aparatur (32) secara bersinergi dengan penempatan penempatan SDM aparatur sesuai
SDM aparatur sesuai kompetensi (27) dasar kompetensi (27)
Meningkatnya penataan dan penguatan Meningkatnya penataan struktur dan Peningkatan kualitas Struktur dan
organisasi dan tata laksana (33) tata laksana organisasi (28) kelembagaan organisasi (28)
Meningkatnya kualitas perencanaan Peningkatan kualitas isi serta proses Peningkatan kualitas perencanaa-an
pembangunan daerah (34) dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah (29)
pembangunan daerah (29)
Meningkatnya kualitas pengawasan Peningkatan kapasitas sistem dan SDM Peningkatan kualitas pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan dan pengawasan daerah (30) pembangunan daerah (30)
pembangunan (35)
agribisnis dan agroindustri produk unggulan (38) perdagangan produk unggulan (32) agroindustri dan koridor
perdagangan produk unggulan (32)
Meningkatnya kapasitas infrastruktur Pemeliharaan dan peningkatan fungsi Peningkatan kapasitas irigasi/
irigasi/pengairan (41) irigasi/pengairan dalam menjamin pengairan (34)
keberlanjutan pertanian dan fungsi
lainnya (34)
Meningkatnya kualitas perumahan dan Perbaikan perumahan dan pemukiman Peningkatan kualitas perumahan
permukiman (42) orang miskin (35) dan penataan pemukiman (35)
21 Memelihara daya dukung Terpeliharanya kelestarian hutan dan Pelibatan multipihak dan penegakan Pelestarian hutan dan lingkungan
lingkungan hidup lahan (43) hukum dalam pelestarian hutan dan hidup (36)
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup lahan kritis serta lingkungan hidup (36)
(44)
Meningkatnya kapasitas penanganan Peningkatan kapasitas dan kordinasi Peningkatan kapasitas penanganan
bencana (45) antisipasi dan penangan bencana (37) bencana (37)
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 236
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Tabel 7.1.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Kabupaten Pinrang 2014-2019
Terjaganya Penggalian, pelestarian Pelestarian Jumlah kesenian daerah, Kesenian daerah= 4 Kesenian daerah= 4 jenis (musik Program Kebudayaan Dinas Sosial,
keragaman dan pengembangan keragaman budaya nilai budaya lokal dan jenis (musik bambu, bambu, symponi kecapi, tarian); Pengelolaan Kebudayaan
budaya, kekayaan keragaman dan kearifan lokal yang dibina symponi kecapi, tarian); Permain-an lokal= 5 jenis Keragaman Budaya dan Pariwisata
3. budaya dan potensi kekayaan budaya dalam dan dilestarikan Permainan lokal= 5 jenis (gasing, mattojang, mappaden-
pariwisata merespons dinamika (gasing, mattojang, dang, mallongga, massallow);
perubahan mappadendang, Nilai-nilai lokal=3 nilai utama
mallongga, massallow); (sipakatau, sipaka-lebbi,
Nilai-nilai lokal= 3 nilai sipakamase);
utama (sipakatau, Kearifan lokal = 1 aktvitas
sipakalebbi, (tudang sipulung)
sipakamase);
Kearifan lokal = 1
aktvitas (tudang
sipulung)
Pelestarian Jumlah situs, cagar dan 13 lokasi 17 lokasi Program Kebudayaan Dinas Sosial,
kekayaan budaya benda budaya yang Pengelolaan Kebudayaan
dilestarikan Kekayaan Budaya dan Pariwisata
Pengembangan Jumlah kunjugan wisata 26.503 orang 35.000 orang Program Pariwisata Dinas Sosial,
kepariwisataan domestik dan Pengembangan Kebudayaan
mancanegara destinasi pariwisata dan Pariwisata
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 237
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
4. Berkembangnya Menguatkan karakter Pembinaan karakter Jumlah pemuda/ Tingkat Provinsi =5 Tingkat Provinsi = 9 orang; Program Kepemudaan Dikpora
karakter pemuda, pemuda, remaja dan pemuda dan remaja remaja/siswa berprestasi orang; Tingkat Nasional Tingkat Nasional = 5 orang Peningkatan dan dan Olahraga
remaja dan masyarakat secara umum provinsi/ nasional/ = 3 orang Peran Serta
masyarakat secara internasional Kepemudaan
melalui revitalisasi adat-
umum berbasis
nilai-nilai saling istiadat dan nilai-nilai
Pembinaan olah Jumlah cabang olah raga Nasional = 1 orang; Nasional = 6 orang; Program Pembinaan Kepemudaan Dikpora
menghargai, saling saling menghargai, saling raga yang berprestasi Provinsi = 3 orang Provinsi = 10 orang dan dan Olahraga
menghormati, menghormati, saling internasional, nasional Pemasyarakatan
saling tolong tolong-menolong dan provinsi Olahraga
menolong dalam sebagai modal sosial
kebajikan (amar dalam menghadapi
ma’ruf dan nahir
dinamika perubahan.
mungkar)
Terkendalikan-nya Mendorong sinergi Penanganan Jumlah gangguan K4 10 kasus 5 kasus Peningkatan Kesatuan Kantor Satpol
ganggunan pemerintah dengan gangguan yang ditangani Pemberantasan Bangsa dan PP
5. ketertiban, seluruh lapisan, golongan ketertiban, Penyakit Masyarakat Politik dalam
ketenteraman, dan organisasi sosial ketenteraman, Negeri
keamanan dan kemasyarakatan dalam keamanan dan
kenyamanan dalam memelihara dan kenyamanan
kehidupan meningkatkan ketertiban,
masyarakat ketenteraman, Pemeliharaan Frekuensi patroli 2 kali sehari 3 kali sehari Peningkatan Kesatuan Kantor Satpol
keamanan, dan ketertiban, dalam sehari Peningkatan Bangsa dan PP
kenyamanan ketenteraman, Keamanan dan Politik dalam
keamanan dan Kenyamanan Negeri
kenyamanan Lingkungan
Misi 2: Memperkokoh toleransi dan kohesivitas sosial serta pengembangan nilai-nilai demokrasi
6. Terpeliharanya Memperkuat Deteksi dini dan Jumlah kegiatan deteksi Jumlah kegiatan FPK=1 Jumlah kegiatan FPK=2 Program Kemitraan Kesatuan Kantor
harmoni sosial dan kegotongroyongan penanganan konflik dini konflik sosial yang kali/tahun; kali/tahun; Jumlah kegiatan Pengembangan Bangsa dan Kesbangpol
kesatuan bangsa sebagai basis ketahanan sosial serta dilaksanakan dan Jumlah kegiatan FKDM=2 kali/tahun; Jumlah Wawasan Politik dalam
dalam masyarakat sosial masyarakat dalam penguatan organisasi sosial FKDM=1 kali/tahun; kegiatan Forum bela Negara= 2 Kebangsaan Negeri
bingkai kesadaran kesatuan bangsa kemasyarakatan, LSM Jumlah kegiatan Forum kal/tahun;
persatuan dan kesatuan yang ditemani bermitra bela Negara= 1 Komida= 6 kali/tahun; Program
bangsa. kal/tahun; Komida= 4 LSM = 70; Peningkatan
kali/tahun Ormas = 80 Keamanan dan
LSM = 40; Kenyamanan
Ormas = 43 Lingkungan
Program
Pemberdayaan
Masyarakat untuk
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 238
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Menjaga Ketertiban
dan Keamanan
Berkembangnya Mendorong kesadaran Pembinaan Persentase partisipasi Persentase partisipasi Persentase partisipasi Program Pendidikan Kesatuan Kantor
kelembagaaan berdemokrasi secara demokrasi dan masyarakat dalam masyarakat(1) Pilgub masyarakat(1) Pilgub 2018=70% Politik Masyarakat Bangsa dan Kesbangpol
7. serta proses dan substansial seiring politik Pilkada, Pilgub, Pemilu 2013=62,53% (DPT (DPT Pilgub 2018=330.000); (2) Politik Dalam
mekanisme dengan peningkatan dan Pilpres Pilgub 2013=298,236); Pilkada 2018=85% (DPT Negeri
demokrasi dan kapasitas organisasi (2) Pilkada 2013=80% Pilkada=310000); (3) Pemilu
politik yang sehat politik dan kepatuhan (DPT Pilkada=244,280); 2014 =85% (DPT Pemilu 2014=
dan fungsional bagi hukum (3) Pemilu 2014= 320.000; (4) Pilpres 2014=80%
kehidupan 272,933; (4) Pilpres (DPT Pilpres 2014=325000)
berbangsa dan 2014=67% (DPT Pilpres
bernegara 2014=276,782)
Penyelenggaraan Jumlah/% legislasi 11 Perda 30 Perda Program Otonomi Sekwan
legislasi daerah daerah yang ditetapkan Peningkatan Daerah,Pemerin
Kapasitas Lembaga tahan Umum,
Perwakilan Rakyat Adm.Keuangan
Daerah Daerah,Perangk
at Daerah,
Kepegawaian
dan Persandian
Berkembangnya Pemberdayaan Pemberdayaan Rata-rata jumlah LKD=3 klpk; LKK=3 klpk LKD= klpk; LKK=3 klpk (69 LKD; Program Pemberdayaan BPMPD
kapasitas masyarakat secara masyarakat secara kelompok masyarakat yg (69 LKD; 39 LKK) 39 LKK) Peningkatan masyarakat dan
8. masyarakat dalam berkelanjutan secara berkelanjutan dibina oleh Partisipasi Desa
pemecahan bersinergi dengan LPM/LKD/LKK melalui Masyarakat dalam
masalah lokal peningkatan kapasitas bantuan P2DM Membangun Desa
secara mandiri dan struktural-fungsional
partisipasi dalam pemerintahan desa
pembangunan
Misi 3: Meningkatkan derajat kesehatan, kualitas pendidikan dan daya saing sumberdaya manusia
Meningkatnya Meningkatnya kualitas Pelayanan Cakupan rawat jalan dan Rawat jalan=32,7%; Rawat jalan=20%; Program Kesehatan Dinas
kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar cakupan rawat inap Rawat inap=1,6% Rawat inap=1,3% Peningkatan Kesehatan
9. pelayanan kesehatan dan rujukan Pelayanan
kesehatan dasar Kesehatan
dan rujukan Masyarakat
Menigkatnya Pelayanan Angka kematian ibu; AKB = 5,9% (42) AKB = 5,4% Program Kesehatan Dinas
kualitas kesehatan ibu, anak Jumlah kematian ibu; % Jumlah Kematian Ibu= 8 Jumlah Kematian Ibu= 2 Peningkatan Kesehatan
10. pelayanan dan gizi balita gizi buruk Balita Gizi Buruk = Gizi Buruk = 3% Pelayanan
kesehatan ibu, 0,02% (7 balita) Kesehatan Anak
anak dan gizi Balita
Terwujudnya pola Meningkatkan pro-mosi Promosi kesehatan Cakupan PHBS rumah PHBS RT = 69,1% PHBS RT = 74% Program Promosi Kesehatan Dinas
hidup bersih dan kesehatan, dan pemberdayaan tangga Kesehatan dan Kesehatan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 239
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Meningkatnya Meningkatkan dan Penyelenggaraan APK PAUD 46,96% 62% Program Pendidikan Pendidikan Dikpora
akses masyarakat memeratakan akses pedidikan anak usia Anak Usia Dini
14. pada seluruh pendidikan pada seluruh dini
jenjang wilayah dan jenjang Penyelenggaraan APM SD/MI 98,65% 100% Program Wajib Pendidikan Dikpora
pendidikan pendidikan wajib belajar APM SMP/MTs 87,53% 100% Belajar Pendidikan
sembilan tahun Sembilan Tahun
Meningkatnya Meningkatkan kualitas Peningkatan Jumlah/% PTK kualifikasi Kualifikasi S1 = 3.283 Kualifikasi S1 = 3.718 guru Program Pendidikan Dikpora
kualitas pendidik/tenaga kualitas S1 dan tersertifikasi guru Peningkatan Mutu
15. pendidikan pada kependidikan dalam pendidik/tenaga Bersertifikasi = 3.718 guru Pendidik dan
seluruh jenjang pembelajaran berbasis kependidikan Bersertifikasi = 2.630 Tenaga
pendidikan teknologi informasi guru Kependidikan
dengan manajemen
berbasis sekolah yang Aplikasi teknologi Jumlah sekolah yg - SD= 18 dari 323 SD 35% Program Pendidikan Dikpora
berkualitas informasi dalam mengaplikasikan TI (5,57%) Peningkatan Mutu
proses dalam pembelajaran - SMP = 13 dari 52 80% Pendidik dan
pembelajaran SMP (25%) Tenaga
- SMA = 18 dari 18 100% Kependidikan
SMA (100%)
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 240
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Meningkatnya Mendorong peningkatan Meningkatkan Jumlah tenaga 120 orang 160 orang Program Ketenagakerja Disnakertrans
16. daya saing kompetensi dan kompetensi tenaga kerja/pencari kerja yg Peningkatan Kualitas an
tenaga kerja dan kompetensi berbasis kerja mencapai peningkatan dan Produktivitas
keterlibatan masyarakat sesuai kompetensi teknis Tenaga Kerja
tenaga kerja karakteristik potensi
terdidik dalam sumberdaya lokal Mendorong lahirnya Jumlah wirausaha 1 kelompok 1 kelompok Program Ketenagakerja Disnakertrans
kemajuan wirausaha baru di pedesaan yang dilahirkan (5-10 org)tahun (5-10 org)/tahun Pengembangan an
pedesaan pedesaan Kewirausahaan
Pedesaan
Meningkatnya Pengarusutamaan Pengarusutama-an Jumlah SKPD yang 8 SKPD 32 SKPD Program Perencanaan Bappeda/
kesetaraan gender dalam kebijakan gender dalam menerapkan Perencanaan Sosial Pembangunan BKBD dan PP
17. gender dan dan penganggaran perencanaan dan perencanaan dan Budaya /Pemberdayaan
keberdayaan pemerintah serta penganggaran penganggaran berbasis Perempuan dan
perempuan kegiatan berbasis PUG Perlindungan
masyarakat Anak
Perlindungan anak Jumlah KDRT dan 30 Kasus 28 Kasus Program Pemberdayaan BKBD dan PP
kekerasan terhadap anak Peningkatan Kualitas Perempuan dan
yang difasilitasi Hidup dan Perlindungan
penyelesaiannya Perlindungan Anak
Perempuan
Meningkatnya Penyadaran keluarga Penyelenggaraan Jumlah PUS, 7.966 (60,85%) 9.161 (75,00%) Program Pelayanan Keluarga BKBD dan PP
kesejahteraan berencana dan keluarga berencana prasejahtera dan KS1 Kontrasepsi Berencana dan
18. keluarga dan kesehatan reproduksi yang mengikuti KB Keluarga
keluarga secara bersinergi dengan Sejahtera
berencana upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga
Pembinaan % keluarga PS dan KS1 20.450 KK (21,70%) 11.161 KK (10,70) Progman Keluarga Keluarga BKBD dan PP
kesejahteraan Berencana Berencana dan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 241
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
keluarga Keluarga
Sejahtera
Berkurangnya Mengefektifkan fungsi tim Penguatan Jumlah kegiatan SKPD 101 kegiatan 135 kegiatan Program Perencanaan Bappeda/
penduduk miskin kordinasi koordinasi yg dikordinasikan dalam Perencanaan Pembangunan BPMPD
19. penanggulangan penanggulangan penanggulangan Pembangunan
kemiskinan dalam kemiskinan kemiskinan oleh TKPKD Ekonomi
perlindungan sosial,
pemberdayaan
masyarakat dan
pengembangan usaha
Meningkatnya daya Mengembangkan sarana Perbaikan Jumlah Realisasi - Rp. 633.500.747.786 Rp. 4.333.500.747.786 Program Penanaman BP2TPM
20. saing investasi dan prasarana investasi pelayanan investasi Investasi PMDN/PMA Peningkatan Iklim Modal
secara bersinergi dengan dan Realisasi
perbaikan pelayanan investasi
investasi
Jumlah Proyek - - PMDN : 594 Investor - PMDN : 4.644 Investo Program
PMDN/PMA - - PMA : 1 Investor - PMA : 11 Investor Peningkatan
- Promosi dan
Jumlah Tenaga Kerja- 2.101 orang 5.000 Orang Kerjasama Investasi
PMDN/PMA
21. Meningkatnya Menguatkan gerakan Peningkatan % koperasi aktif - 68 % (212/313) - 78 % (250/323) Program Koperasi dan Dinas Koperasi
daya saing koperasi berbasis gerakan koperasi Peningkatan kulaitas Usaha Kecil danUKM
produk koperasi masyarakat dan kelembagaan Menengah
dan usaha mikro, peningkatan kapasitas Koperasi
kecil dan teknologi/manajerial
menengan UMKM
(UMKM)
Peningkatan Jumlah dan prosentase - 85 UMKM / 1192 dan 500 UMKM / 3692 dan 13 % Program Koperasi dan Dinas Koperasi
kapasitas UMKM UMKM yang telah dibina 7% Pengembangan Usaha Kecil danUKM
Kewirausahaan dan Menengah
Keunggulan
kompetitif usaha
kecil menengah
Meningkatnya Penguatan kapasitas Peningkatan Jumlah dan nilai produksi - Padi: 604.975 ton - Padi: 624.910 ton Program Pertanian Dinas Pertanian
produksi dan nilai teknologi dan kapasitas produksi pertanian tanaman pangan utama Nilai: Rp. Nilai: Rp. 3.437.005.000 Peningkatan dan Peternakan
22. tambah produk kelembagaan petani, 2.117.412.500 - Jagung: 102.868 ton Produksi Pertanian
pertanian peternak, nelayan - Jagung: 94.942 ton Nilai Rp. 462.906.000
tangkap dan Nilai Rp. 256.343.400
pembudidaya ikan
berbasis sistem agribisnis
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 242
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Jumlah dan Niai - Cabe Besar: 402 ton - Cabe Besar: 689 ton dgn Nilai
Produksi Tanaman dgn Nilai Produksi Rp. Produksi Rp. 5.167.500.000
Hortikultura Unggulan 3.015.000.000 - Cabe Rawit: 307 ton dgn Nilai
- Cabe Rawit: 180 ton Produksi Rp. 1.535.000.000
dgn Nilai Produksi Rp. - Bawang Merah: 215 ton dgn
900.000.000 Nilai Produksi Rp.
- Bawang Merah: 125 2.365.000.000
ton dgn Nilai Produksi - Tomat: 476 ton dgn Nilai
Rp. 6.875.000.000 Produksi Rp. 1.428.000.000
- Tomat: 279 ton dgn - Pisang: 30.329 ton dgn Nilai
Nilai Produksi Rp. Produksi Rp. 45.493.500.000
837.000.000 - Salak: 2.795 ton dgn Nilai
- Pisang: 17.682 ton Produksi Rp. 12.577.500.000
dgn Nilai Produksi Rp. - Rambutan: 2.439 ton dgn Nilai
26.523.000.000 Produksi: 10.975.500
- Salak: 1.645 ton dgn - Durian: 2.222 ton dgn Nilai
Nilai Produksi Rp. Produksi Rp. 13.332.000.000
7.402.500.000 - Mangga: 20.364 ton dgn Nilai
- Rambutan: 1.423 ton Produksi Rp. 91.638.000.000
dgn Nilai Produksi: - Semangka: 103 ton dgn Nilai
6.403.500.000 Produksi Rp. 566.500.000
- Durian: 1.297 ton dgn
Nilai Produksi Rp.
7.782.000.000
- Mangga: 11.873 ton
dgn Nilai Produksi Rp.
53.428.500.000
- Semangka: 61 ton
dgn Nilai Produksi Rp.
335.500.000
23. Meningkatnya Peningkatan Jumlah dan nilai produksi Kakao: 14.109 ton Kakao: 19.356 ton Peningkatan Pertanian Dinas
produksi dan nilai produksi tanaman perkebunan Kopi: 2.583 ton Kopi : 3.100 ton produksi perkebunan Kehutanan dan
tambah produk perkebunan utama Perkebunan
perkebunan
Meningkatnya Peningkatan Jumlah dan Nilai - Daging: 412 ton - Daging: 607 ton dengan Nilai Program Peternakan Dinas Pertanian
24. produksi dan nilai produksi Produksi Daging dan dengan Nilai Produksi Produksi Rp. 57.665.000.000 Peningkatan dan Peternakan
tambah produk peternakan Telur Rp. 32.960.000.000 Produksi Hasil
peternakan Peternakan
- Telur: 25.199 ton dengan Nilai
- Telur: 21.310 ton Produksi Rp. 377.985.000.000
dengan Nilai Produksi
Rp. 319.650.000
Meningkatnya Peningkatan Jumlah dan nilai produksi - Volume Produksi - Volume Produksi perikanan - Program Kelautan dan Dinas Kelautan
produksi dan nilai produksi perikanan perikanan tangkap dan perikanan Budidaya Budidaya = 56.287,03ton Penigembangan Perikanan dan Perikanan
25. tambah produk perikanan budidaya = 33.374 ton - Nilai Produksi = Rp. Budidaya
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 243
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Meningkatnya Peningkatan kapasitas Peningkatan Kelas kelompok tani Kelas Pemula= 1.391 Kelas Pemula= 1.087 Program Penyuluhan Pertanian BP4K
kapasitas sarana/prasarana, kualitas Kelas Madya= 146 Kelas Madya= 442 Peningkatan
27. kelembagaan dan kelembagaan dan SDM penyelenggaraan Kelas Lanjut= 116 Kelas Lanjut= 124 Kesejahteraan
efektivitas penyuluh pertanian, penyuluhan Kelas Utama= 29 Kelas Utama= 29 Petani
penyelenggaraan perikanan dan kehutanan
penyuluhan untuk peningkatan Penguatan klinik Jumlah klinik pertanian Klinik Pertanian = 4 unit Klinik Pertanian = 12 unit Program Penyuluhan Pertanian BP4K
pertanian, produksi, pendapatan pertanian terpadu terpadu yg berfungsi Peningkatan
perikanan dan dan pelestarian dengan baik Penerapan
kehutanan lingkungan pelaku utama Teknologi Pertanian
dan pelaku usaha
Meningkatnya Pelibatan multipihak Peningkatan Jumlah PMKS yang - Fakir Miskin = 42 KK - Fakir Miskin = 192 KK Program Sosial Dinas Sosial,
kesejahteraan fakir dalam meningkatkan kualitas rehabilitas ditangani - Anak Terlantar= 250 - Anak Terlantar= 250 orang Pemberdayaan fakir Kebudayaan
28. miskin, anak efektivitas penanganan sosial orang - Lansia/Jompo Terlantar= 250 miskin, komunitas dan Pariwisata
terlantar dan PMKS - Lansia/Jompo orang adat terpencil (KAT)
penyandang Terlantar= 50 orang - Rumah tak layak huni= 180 dan Penyandang
masalah - Rumah tak layak huni= Masalah
kesejahteraan 80 Kesejahteraan
sosial (PMKS) Sosial (PMKS)
lainnya Lainnya
Meningkatnya Peningkatan kapasitas Penigkatan kualitas Jumlah dan jenis ijin Ijin Usaha:1.588 izin Ijin Usaha: 2.227 izin; Program Otonomi BP2TPM
29. kualitas kelembagaan, pelayanan perizinan yang dikeluarkan/tahun Ijin Non Usaha:536 izin Izin Non Usaha: 754 izin; Izin Peningkatan Kualitas Daerah,Pemerin
pelayanan publik sarana/prasarana dan Izin penanaman penanaman modal= 1.002 izin Kelembagaan tahan Umum,
(26) SDM instansi pelayanan modal:595 izin Perizinan Adm.Keuangan
publik Daerah,Perangk
at Daerah,
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 244
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Kepegawaian
dan Persandian
Peningkatan Jumlah/% pemilikan - akta nikah = 3,32% - akta nikah = 90% Program Penataan Kependudukan Dinas
kualitas pelayanan dokumen kependudkan - akta kelahiran = - akta kelahiran = 90% Administrasi dan Catatan Kependudukan
kependudukan dan dan capil 26,2% - KK = 100% Kependudukan Sipil dan Catatan
catatan sipil - akta nikah - KK = 83,7% - KTP = 95% Sipil
- akta kelahiran - KTP = 35,7%
- KK
- KTP
Peningkatan Jumlah/% pemilik kartu Total kartu kuning 1.800 50% Program Ketenagakerja- Disnakertrans
kualitas pelayanan AK1 yg terserap org; yang melapor Peningkatan an
informasi lapangan kerja ditempatkan 194= Kesempatan Kerja
ketenagakerjaan 194/1.800=11%
Peningkatan akses Jumlah/% SKPD yg 60% 85% Program Kerja Sama Komunikasi & Dinas
dan kualitas memanfaatkan TIK Informasi dengan Informatika Perhubungan
komunikasi dan Media Massa Informatika dan
informasi Komunikasi
Peningkatan Rata-rata Nilai IKM Rata-rata Nilai IKM Rata-rata Nilai IKM SKPD: A Program Koordinasi Otonomi Setda
capaian IKM seluruh SKPD SKPD: B dan Penyiapan Daerah,Pemerin
seluruh SKPD Rancangan tahan Umum,
Kebijakan Adm.Keuangan
Penyelenggaraan Daerah,Perangk
Organisasi dan Tata at Daerah,
Laksana Kepegawaian
dan Persandian
Meningkatnya Penguatan SDM dan Peningkatan Jumlah/% desa yang Swadaya = 69 Desa Swadaya = 35 Desa Program Pemeberdayaan BPM-PD
kapasitas kelembagaan kapasitas telah memiliki data profil Swakarsa = 0 Swakarsa = 25 Desa Peningkatan masyarakat dan
30. pemerintahan pemerintahan desa pemerintahan desa desa untuk penentuan Swasembada= 0 Swasembada= 9 Desa Kapasitas Aparatur desa
desa kualifikasi desa Pemerintah Desa
Meningkatnya Peningkatan kapasitas Peningkatan Opini laporan keuangan 100% 100% Program Otonomi Dinas PPKAD
kualitas laporan SDM dan kelembaga-an kualitas pelaporan (% SKPD yang laporan Peningkatan dan Daerah,Pemerin
31. keuangan daerah dalam pelaporan kinerja keuangan keuangannya akurat dan Pengembangan tahan Umum,
dan pelaporan keuangan tepat waktu) Pengelolaan Adm.Keuangan
pada SKPD Keuangan Daerah Daerah,Perangk
at Daerah,
Kepegawaian
dan Persandian
Meningkatnya Peningkatan kompetensi Peningkatan Jumlah SDM aparatur yg Latpim IV = 60 org Latpim IV = 300 org Program Otonomi BKD
kompetensi dan SDM aparatur secara kompetensi SDM meningkat Prajabatan=161 org Prajabatan= 911 org Peningkatan Daerah,Pemerin
32. profesionalisme bersinergi dengan aparatur kompetensinya melalui Diklat Teknis Diklat Teknis (Keuangan, Peren- Kapasitas SD tahan Umum,
SDM aparatur penempatan SDM Diklatpim dan Diklat (Keuangan)= 5 org canaan, Data dan Informasi, Aparatur Adm.Keuangan
aparatur sesuai Teknis Manajemen Kepegawaian)= 200 Daerah,Perangk
kompetensi org at Daerah,
Kepegawaian
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 245
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
dan Persandian
33 Meningkatnya Meningkatkan penataan Penataan struktur Jumlah permohonan 18 permohonan 53 permohonan Program Koordinasi Otonomi Setda
penataan dan struktur dan tata laksana organisasi penataan organisasi dan Penyiapan Daerah,Pemerin
penguatan organisasi perangkat daerah perangkat daerah yang Rancangan tahan Umum,
organisasi dan terfasilitasi Kebijakan Adm.Keuangan
tata laksana Penyelenggaraan Daerah,Perangk
Organisasi dan Tata at Daerah,
Laksana Kepegawaian
dan Persandian
Perbaikan tata Jumlah SKPD yang 5 SKPD; 1 peraturan 45 SKPD; 6 peraturan Program Koordinasi Otonomi Setda
laksana perangkat melakukan penambahan dan Penyiapan Daerah,Pemerin
daerah SOP; Jumlah penerapan Rancangan tahan Umum,
peraturan/kebijakan di Kebijakan Adm.Keuangan
bidang tata laksana Penyelenggaraan Daerah,Perangk
Organisasi dan Tata at Daerah,
Laksana Kepegawaian
dan Persandian
Meningkatnya Peningkatan kualitas isi Perbaikan proses Ketersediaan dokumen RPJPD=tidak sesuai; RPJPD=sesuai; Program Perencanaan Bappeda
kualitas serta proses dan dan mekanisme perencanaan RPJMD=sesuai; RPJMD=sesuai; Perencanaan Pembangunan
34 perencanaan mekanisme perencanaan perencanaan pembangunan daerah Renstra SKPD tidak Renstra SKPD=sesuai; Renja Pembangunan
pembangunan pembangunan daerah (RPJPD, RPJMD, sesuai; Renja SKPD SKPD=sesuai; RKPD=sesuai Daerah
daerah Renstra SKPD, Renja tidak sesuai; RKPD tidak
SKPD dan RKPD) sesuai
sesuai dengan dasar
regulasi dan kalender
perencanaan
Perbaikan data dan Jumlah data hasil monev Jumlah laporan dan Jumlah laporan dan rekomendasi Program Perencanaan Bappeda
informasi SKPD yang mendukung rekomendasi hasil hasil pemantauan pelaksanaan Pengembangan Pembangunan
perencanaan perencanaan dan jumlah pemantauan program/kegiatan = 4 kali/tahun Data dan Informasi
infromasi informasi pelaksanaan Jumlah laporan hasil evaluasi
pembangunan yang program/kegiatan = 4 keseluruhan perencanaan
dipublikasikan kali/tahun pembangunan daerah = 1
Jumlah laporan hasil kali/tahun
evaluasi keseluruhan
perencanaan
pembangunan daerah =
1 kali/tahun
Meningkatnya Peningkatan kapasitas Meningkatnya Persentase rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi administrasi= Peningkatan Sistem Otonomi Inspektorat
kualitas sistem dan SDM efektifitas Laporan Hasil administrasi=78%; 90%; Pengawasan Internal Daerah,Pemerin
35. pengawasan pengawasan daerah pengawasan dan Pengawasan yang Rekomendasi Rekomendasi keuangan= 65% dan Pengendalian tahan Umum,
penyelenggaraan pembinaan ditindaklanjuti mencakup Keuangan= 51% Pelaksanaan Adm.Keuangan
pemerintahan dan terhadap Rekomendasi Kebijakan Kepala Daerah,Perangk
pembangunan penyelenggara Administrasi dan Daerah at Daerah,
pemerintahan dan Rekomendasi Keuangan Kepegawaian
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 246
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
36. Berkembang-nya Pengembangan kordinasi Pengembangan Luas kawasan agro- 100 Ha 500 Ha - Program Pekerjaan Bappeda,Pertan
kawasan keterlibatan multipihak kawasan politan yang produktif Pengembagan Umum ian dan
pembangunan berbasis rencana agropolitan Wilayah Strategis Peternakan,
terpadu kawasan terpadu Cepat Tumbuh PU, PSDA,
agropolitan Perkebunan
dan Kehutanan,
Perindustrian
Pengembangan Luas kawasan Kecamatan Mattiro Bulu Kecamatan Mattiro Bulu (50 Ha) - Program Pekerjaan Bappeda,
kawasan industri agroindustr beras yang (0 Ha) Pengembagan Umum Perindagem;
pengolahan hasil produktif Wilayah Strategis Pertanak
pertanian Cepat Tumbuh
Pengembangan Luas kawasan 200 Ha 1.000 Ha - Program Pekerjaan Bappeda,
kawasan agrowisata yang Pengembagan Umum Pariwisata;
agrowisata mendatangkan Wilayah Strategis Pertanak;
kunjungan wisata Cepat Tumbuh Kehutanan dan
Perkebunan
Pengembangan Luas kawasan 0 Ha 50 Ha - Program Pekerjaan Bappeda,
kawasan agro- agroforestry yang Pengembagan Umum Kehutanan dan
forestry produktif Wilayah Strategis Perkebunan
Cepat Tumbuh
37. Berkembang-nya Pengembangan Luas kawasan 300 Ha 1.000 Ha - Program Pekerjaan Bappeda,
pembangunan kawasan minapolitan yang efektif Pengembagan Umum Kelautan dan
terpadu kawasan minapolitan Wilayah Strategis Perikanan, PU,
minapolitan Cepat Tumbuh PSDA,
Perindustrian
Pengembangan Luas kawasan mina 40 Ha 150 Ha - Program Pekerjaan Bappeda,
kawasan mina wisata yang efektif Pengembagan Umum Kelautan dan
wisata Wilayah Strategis Perikanan;
Cepat Tumbuh Sosbudpar;
BLH
Pengembangan Luas kawasan agro- Kecamatan Suppa Kecamatan Suppa (50 Ha) - Program Pekerjaan Bappeda,
kawasan industri industri udang yang Pengembagan Umum Perindagem;
perudangan produktif Wilayah Strategis Kelautan dan
Cepat Tumbuh Perikanan;
Koperasi dan
UMKM
38. Meningkatnya Pengembangan terminal Pembangunan Jumlah produk unggulan 1 unit terminal agribisnis 3 unit terminal agribisnis Program Perdagangan Dinas
koridor agribisnis bagi terminal agri-bisnis yang terkumpul dan (belum ada produk yg Peningkatan Perindagem
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 247
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
39. Meningkatnya Pengembangan Pengembangan Jumlah penumpang dan Penumpang=997.812; Penumpang=1.200.000 Program Perhubungan Dinas
kapasitas kapasitas sarana/prasarana barang yang melewati Barang=39.197 Barang=42.000 ton Pembangunan Perhubungan,
infrastruktur sarana/prasarana perhubungan darat terminal Sarana dan Informatika &
perhubungan perhubungan dan Prasarana Komunikasi
transportasi bagi Perhubungan
pergerakan barang dan
jasa serta koneksivitas
antar wilayah Pengembangan Jumlah / prosentase 2 dokumen studi 1 Dermaga Penyebarangan Program Perhubungan Dinas
sarana/prasarana fasilitas pendukung kelayakan Dermaga Pelabuhan Pembangunan Perhubungan,
perhubungan laut pembangunan Ujung Lero dan Sarana dan Informatika &
pelabuhan dan Sarpras Sabbangparu Kec. Prasarana Komunikasi
Perhubungan lainnya Suppa Perhubungan
41. Meningkatnya Pemeliharaan dan Pengelolaan Cakupan layanan irigasi Luas sawah yg dialiri Luas sawah yg dialiri dengan Program Pekerjaan PSDA
kapasitas peningkatan fungsi jaringan irigasi (Ha) dengan irigasi irigasi teknis=43.031 Ha Pengembangan Umum
infrastruktur irigasi/pengairan dalam sekunder/tersier teknis=42.931 Ha Pengelolaan
irigasi/pengair-an menjamin keberlanjutan Jaringan Irigasi,
pertanian dan fungsi Rawa dan Jaringan
lainnya Pengairan Lainnya
Pengelolaan Cakupan Layanan Irigasi Luas sawah yang dialiri Luas sawah yang dialiri dengan - Program Pekerjaan PSDA,
jaringan irigasi desa Desa (Ha) dan Irigasi Ha dengan irigasi irigasi desa/Irigasi Usaha Tani Pengembangan Umum, Dinas Pertanian
(jides) dan Usaha Tani (Ha) Desa/Irigasi Usaha (JITUT)=10.092 Ha Pengelolaan Pertanian dan Peternakan
Jaringan Irigasi Tani=9.942 Ha Jaringan Irigasi,
usaha Tani (jitut)
Rawa dan
Jaringan
Pengairan Lainnya
- Program
Peningkatan
Produksi Pertanian
42. Meningkatnya Perbaikan perumahan Perbaikan rumah Jumlah rumah orang Jumlah rumah yang Jumlah rumah yang diperbaiki Program Perumahan Dinas PU
kualitas dan pemukiman orang dan pemukiman miskin yang diperbaiki diperbaiki 142 rumah 1400 rumah dan Luas Pengembangan
perumahan dan miskin menjadi layak huni dan Luas Pemukiman Pemukiman Kumuh 50,82 Ha Perumahan
permukiman Kumuh 20,64 Ha
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 248
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
43. Terpeliharanya Pelibatan multipihak dan Konservasi dan Luas hutan dan lahan Lahan kritis d kawasan Lahan Kritis dl kawasan hutan yg Program Rehabilitasi Kehutanan Dinas
kelestarian hutan penegakan hukum dalam rehabilitasi hutan kritis yg direhabilitasi hutan yg direhabilitasi: direhabilitasi= 1.067 Ha; Lahan Hutan dan Lahan Kehutanan dan
dan lahan pelestarian hutan dan dan lahan 367 Ha; Lahan kritis di kritis luar kawasan yg Perkebunan
lahan kritis serta luar kawasan hutan yg direhabilitasi= 550 Ha
lingkungan hidup direhablitasi: 300 Ha
44. Meningkatnya Pemantauan dan Jumlah titik pantau Air = 8 titik pantau Air = 40 titik pantau Program Lingkungan BLH
kualitas pengendalian pencemaran air, tanah Tanah = 5 titik pantau Tanah = 25 titik pantau Pengendalian Hidup
lingkungan hidup kualitas lingkungan dan udara yang dipantau Udara = 3 titik pantau Udara = 15 titik pantau pencemaran dan
hidup dan dikendalikan pengrusakan
lingkungan hidup
45. Meningkatnya Peningkatan kapasitas Penanganan Jumlah korban bencana Banjir = 4.400 orang Banjir = 3.467 orang Program Darurat dan Kesatuan BPBD
kapasitas dan kordinasi antisipasi bencana dan pasca yang ditangani Longsor=465 orang Longsor=223 orang logistik Bangsa dan
penanganan dan penangan bencana bencana Abrasi= 1.425 orang Abrasi= 913 orang penanggulangan Politik Dalam
bencana Angin Kencang = 8.550 Angin Kencang = 7.277 orang bencana Negeri
orang
46. Meningkatnya Pelibatan masyarakat Pembangunan Volume sampah yang TPST : 15,20 m3 /hari TPST : 20,50 m3 /hari Program Lingkungan Dinas KPK
kualitas dalam penanganan TPST dan TPA dikelola di TPST dan TPA : 69,96 m3 / hari TPA : 74,66 m3 / hari Pengembangan Hidup
penanganan sampah terpadu TPA Pengelolaan TPA
sampah dan dan TPST
kebersihan
Gerakan Volume sampah yang 180 m3 / hari 280 m3 / hari Program Lingkungan Dinas KPK
pemeliharan terangkut ke TPA Pengembangan Hidup
kebersihan Kinerja Pengelolaan
berkelanjutan Persampahan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VII Hal. 249
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
BAB VIII
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 250
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
BAB XI
PENUTUP
Pinrang,
BUPATI PINRANG
ASLAM PATONANGI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
01 URUSAN WAJIB
01 PENDIDIKAN
Program pendidikan Anak
01 07 Usia Dini -APK PAUD 46,96 49,21 197 53,25 229 58 260 60 318 62 365 65,25 Dikpora
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 251
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Program Pendidikan
01 09 Menengah -APK SMA/SMK/MA 66,59 68,21 33.494,1 69,87 38.675,6 71,58 43.758,0 73,32 53.634,4 75,11 61.585,0 76,95 Dikpora
% Jumlah Sekolah yg
telah SD = 5,57% 11,46 17,34 23,23 29,11 35 35 Dikpora
mengaplikasikan TI
dalam SMP = 25% 36 47 58 69 80 80
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 252
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
01 02 KESEHATAN
Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Dinas
02 07 Masyarakat - Cakupan Rawat Jalan 32,70% 30% 6.172 28% 8.195 25% 9.946 23% 11.935 20% 14.219 20% 14.219
Kesehatan
- Cakupan Rawat Inap 1,60% 1,50% 1,50% 1,40% 1,40% 1,30% 1,30%
Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
02 08 Anak Balita - AKB 5,9% (42) 5,80% 5,70% 5,60% 5,50% 5,40% 5,40%
Dinas
- Jumlah Kematian Ibu 210 252 302 412 435 435
Kesehatan
(AKI) 8 6 5 4 3 2 2
- Persentase Balita Gizi
Buruk 0,02% (7) 4% 3,70% 3,50% 3,20% 3% 3%
Program Promosi
Kesehatan dan - Cakupan PHBS Dinas
02 09 Pemberdayaan Masyarakat Rumah Tangga 69,10% 70% 63 71% 76 72% 96 73% 159 74% 131 74% 131 Kesehatan
- Cakupan Penemuan
Program Pencegahan dan dan Penanganan
Penanggulangan Penyakit pasien baru TB, BTA
02 10 Menular Positif 72,1% (569) 100% 100% 100% 100% 100% 100%
- Cakupan Penemuan
dan Penanganan
Dinas
pasien DBD 100 % (309) 100% 713 100% 819 100% 983 100% 1.180 100% 1.416 100% 1.416
Kesehatan
- Cakupan Penemuan
dan Penanganan
pasien Malaria 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
- Jumlah Penderita
HIV/AIDS yang
ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
- Terpenuhinya
Ketersedian Obat,
bahan dan alat
Program Obat dan kesehatan sesuai Dinas
02 11 Perbekalan Kesehatan kebutuhan 100% 100% 3.805 100% 4.185 100% 5.023 100% 6.028 100% 7.233 100% 7.233 Kesehatan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 253
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
- Puskesmas
melaksanakan 100% (15 100% (15 100% (15 100% (15 100% (15 100% (15 100% (15
penilaian IKM PKM) PKM) PKM) PKM) PKM) PKM) PKM)
- Persentase Pengobat
Tradisional Yang
Program Pengembangan memiliki Ijin dan Dinas
02 14 Obat Asli Indonesia Terdaftar 0 100 20 100 24 100 29 100 39 100 42 100 42 Kesehatan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 254
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
01 03 PEKERJAAN UMUM
Program Pembangunan
Dinas PU
04 07 Jalan dan Jembatan 55.030 63.543 42.798 35.500 48.915 84.416
Panjang Jalan Baik=171.1 Baik=180.95 Baik=190. Baik=200. Baik=210. Baik=210.
Kabupaten Kualifikasi Baik=161.38 6 Km ; Km ; 73 Km ; 52 Km ; 30 Km ; 30 Km ;
baik Km ; Sedang=15 Sedang=158, Sedang=1 Sedang=1 Sedang=1 Sedang=1
Sedang=150,9 4,81 Km ; 63 Km ; 62,45 Km ; 66,45 Km ; 70,09 Km ; 70,09 Km ;
9 Km ; Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak
Dinas PU
Ringan=308,5 Ringan=310 Ringan=312, Ringan=31 Ringan=31 Ringan=31 Ringan=31
4 Km ; Rusak ,74 Km ; 94 Km ; 5,14 Km ; 7,34 Km ; 9,54 Km ; 9,54 Km ;
Berat=103,69 Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak
Km Berat=108,2 Berat=112,90 Berat=117, Berat=122, Berat=126, Berat=126,
9 Km Km 50 Km 11 Km 71 Km 71 Km
Tersedianya akses
jalan sepanjang 858.6
Km yang terdiri dari
perintisan jalan,
134 Km 177 177 150 120 100,6 858,6 Dinas PU
penimbunan,
perkerasan,
pengaspalan, dan
beton.
Tersedianya konstruksi
jembatan sebanyak 181
unit dengan panjang
1.360 Meter terdiri dari 240 mtr 310 300 170 170 170 1360 km Dinas PU
jembatan rangka baja,
jembatan beton, dan
jembatan kayu.
Program Pembangunan Tersedianya sistim
saluran drainase/gorong- jaringan drainase
gorong sebanyak 153 titik skala
17 Titik 15 20 25 38 55 153 Titik Dinas PU
kawasan dan skala 917 1.059 1.467 4.970 5.381 13.794
kota sehingga tidak
04 08 terjadi genangan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 255
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Program
rehabilitasi/pemeliharaan
1.834 2.118 22.334 35.500 40.763 102.550
04 09 Jalan dan Jembatan
Panjang Jalan Baik=171.1 Baik=180.95 Baik=190. Baik=200. Baik=210. Baik=210.
Kabupaten Kualifikasi Baik=161.38 6 Km ; Km ; 73 Km ; 52 Km ; 30 Km ; 30 Km ;
baik Km ; Sedang=15 Sedang=158, Sedang=1 Sedang=1 Sedang=1 Sedang=1
Sedang=150,9 4,81 Km ; 63 Km ; 62,45 Km ; 66,45 Km ; 70,09 Km ; 70,09 Km ;
9 Km ; Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak
Dinas PU
Ringan=308,5 Ringan=310 Ringan=312, Ringan=31 Ringan=31 Ringan=31 Ringan=31
4 Km ; Rusak ,74 Km ; 94 Km ; 5,14 Km ; 7,34 Km ; 9,54 Km ; 9,54 Km ;
Berat=103,69 Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak Rusak
Km Berat=108,2 Berat=112,90 Berat=117, Berat=122, Berat=126, Berat=126,
9 Km Km 50 Km 11 Km 71 Km 71 Km
Kecepatan kendaraan
134 50 50 146 148 148,6 857,6 Km Dinas PU
≥ 40 km/jam
Kondisi jembatan yang
dilalui sepanjang 748 181 meter 34,64 49,60 117,16 183,00 183,00 748 Km Dinas PU
meter
Tersedianya sarana
Program peningkatan
penunjang kegiatan
sarana dan prasarana 65% 67% 807 69% 1.059 71% 367 73% 1.811 75% 75% Dinas PU
pembangunan 1.671 5.715
kebinamargaan
04 10 konstruksi
05 11 Program Pengemb. dan Cakupan Layanan Luas
Pengelolaan Jaringan Irigasi (Ha) Luas Sawah Luas Luas
Luas Sawah Luas Sawah
Irigasi, Rawa dan Jaringan Luas Sawah Sawah yang dialiri Sawah Sawah
yang dialiri yang dialiri
Pengairan Lainnya yang dialiri yang dialiri Irigasi yang dialiri yang dialiri
Irigasi Irigasi Teknis Dinas PSDA
Irigasi Teknis 24.564 31.090 Irigasi 35.735 Teknis 43.231 Irigasi 50.077 Irigasi 157.486
Teknis Teknis
42.931 Ha Teknis L.DI. Teknis Teknis
42.951 Ha 42.971 Ha
42.991 Ha Teknis 43.031 Ha 43.031 Ha
43.011
Cakupan Layanan Luas Luas Luas
Luas
Irigasi Desa (Ha) dan Sawah Sawah Sawah
Luas Sawah Luas Sawah Luas Sawah Sawah
Irigas Usaha Tani (Ha) yang dialiri yang dialiri yang dialiri
yang dialiri yang dialiri yang dialiri yang dialiri Dinas PSDA,
Irigasi Irigasi Irigasi
Irigasi Irigasi Irigasi Irigasi Dinas
Desa/Iriga Desa/Iriga Desa/Iriga
Desa/Irigasi Desa/Irigasi Desa/Irigasi Desa/Iriga Pertanian dan
si Usaha si Usaha si Usaha
Usaha Tani Usaha Tani Usaha Tani si Usaha Peternakan
Tani Tani Tani
9.9942 Ha 9.9972 Ha 10.002 Ha Tani
10.0322 10.0922 10.0922
10.062 Ha
Ha Ha Ha
05 12 Program Penyediaan dan Cakupan ketersediaan
4 DI. /Thn 5 DI. /Thn 6 DI. /Thn 6 DI. /Thn 6 DI. /Thn 6 DI. /Thn 6 DI. /Thn
Pengelolaan Air Baku air baku 3.001 3.465 4.001 4.646 5.334 5.334 Dinas PSDA
05 13 Program pengembangan, Cakupan luas lahan
Pengelolaan dan yang terairi embung
6 Lokasi/ 6 Lokasi/ 6 Lokasi/ 6 Lokasi/ 6 Lokasi/ 6 Lokasi/ 36 Lokasi/
Konservasi Sungai, Danau dan tingkat
Paket/thn Paket/thn 1.852 Paket/thn 2.138 Paket/thn 2.469 Paket/thn 2.867 Paket/thn 3.292 Paket 3.292
dan Sumber Daya Air
Lainnya Dinas PSDA
Program pengembangan Meningkatnya cakupan
kinerja pengelolaan air pelayanan air limbah 51% 8% 8% 7% 18% 8% 100% Dinas PU
917 1.059 1.467 2.840 1.631 7.914
04 14 minum dan air limbah 100%
05 15 Program Pengendalian Lokasi
Banjir Jumlah titik lokasi genangan=….
300 m/5 300 m/5 300 m/5 1.500 m/25
genangan dan luas titik; luas 300 m/5 lks 300 m/5 lks
551 636 lks 734 lks 852 lks 979 lks 979
genangan genangan=….
.m2 Dinas PSDA
Program pembangunan Pembangunan
infrastruktur perdesaaan infrastruktur pendukung
65% 69% 75% 78% 85% 95% 100% Dinas PU
pengembangan sarana 24.282 30.612 36.684 39.760 38.317 169.655
04 16 dan prasarana desa
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 256
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
01 4 PERUMAHAN
04 07 Program Pengembangan Tersedianya 5.000 unit
Perumahan rumah layak huni dan
terjangkau untuk 2178 rumah 600 800 1200 1500 900 5000 Dinas PU
63.784
semua kelompok
masyarakat 3.669 4.236 14.674 18.460 22.746
rumah rumah rumah rumah rumah
rumah yang rumah yang
yang yang yang yang yang telah
diperbaiki=142 diperbaiki=23
Jumlah rumah orang diperbaiki=1 diperbaiki= diperbaiki= diperbaiki= diperbaiki=
; Luas 0; Luas
miskin yang diperbaiki 80; Luas 280; Luas 340; Luas 370; Luas 1400; Luas
Pemukiman Pemukiman
menjadi layak huni Pemukiman Pemukima Pemukima Pemukima Pemukima
Kumuh 20,64 Kumuh 32,71
Kumuh n Kumuh n Kumuh n Kumuh n Kumuh
Ha Ha
26,68 Ha 38,75 Ha 44,78 Ha 50,82 Ha 50,82 Ha
04 08 Program Peningkatan Jumlah Mobil
Kesiagaan dan Pemadam Kebakaran
4 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 5 Unit Dinas KPK
Pencegahan Bahaya diatas 3000-5000 Liter 2.570 2.977 3.726 4.978 14.251
Kebakaran pada WMK
04 09 Program Pengelolaan Jumlah unit lokasi
Areal Pemakaman pemakaman
1 Lokasi/3
pemerintah yang ditata 1 Lokasi 1 Lokasi 1 Lokasi 1 Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi Dinas KPK
lokasi 20 50 70 90 100 330
dan unit pemakaman
umum yang dibina
01 5 PENATAAN RUANG
04 Program Perencanaan Bappeda,
07 11
Tata Ruang 2.751 455 489 710 815 5.221 Dinas PU
Jumlah dokumen
Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) yang 1 Dokumen 9 Dokumen
efektif dimanfaatkan
dalam penataan ruang
Jumlah dokumen revisi
Rencana Tata Ruang
Kabupaten (RTRK) - 1 Dokumen
yang efektif digunakan
dalam penataan ruang
Jumlah dokumen
Rencana Tata
Bangunan dan
- 0% 1 Dokumen
Lingkungan (RTBL)
yang efektif digunakan
dalam penataan ruang
Bappeda,
Dinas
Pertanian &
Luas Kawasan
Peternakan,
Agropolitan yang 100 Ha 180 Ha 260 Ha 340 Ha 420 Ha 500 Ha 500 Ha
Dinas PU,
Produktif
Dinas PSDA,
Dinas
Kehutanan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 257
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
dan
Perkebunan,
Dinas
Perindagem
Bappeda,
Kec. Kec. Kec. Kec. Dinas
Luas Kawasan Kec. Mattiro
Kec. Mattiro Kec. Mattiro Mattiro Mattiro Mattiro Mattiro Perindagem,
Agroindustri Beras Bulu (10
Bulu (0 Ha) Bulu (20 Ha) Bulu (30 Bulu (40 Bulu (50 Bulu (50 Dinas
yang produktif Ha)
Ha) Ha) Ha) Ha) Pertanian dan
Peternakan
Bappeda,
Dinas Sosial,
Kebudayaan
Luas Kawasan
dan
Agrowisata yang
200 Ha 200 Ha 400 Ha 600 Ha 800 Ha 1.000 Ha 1.000 Ha Pariwisata,
mendatangkan
Dinas
kunjungan wisata
Kehutanan
dan
Perkebunan
Bappeda,
Luas Kawasan Dinas
Agroforestry yang 0 Ha 10 Ha 20 Ha 30 Ha 40 Ha 50 Ha 50 Ha Kehutanan
produktif dan
Perkebunan
Bappeda,
Dinas
Kelautan dan
Luas Kawasan Perikanan,
300 Ha 440 Ha 580 Ha 720 Ha 860 Ha 1.000 Ha 1.000 Ha
Minapolitan yang efektif Dinas PU,
Dinas PSDA,
Dinas
Perindagem
Bappeda,
Dinas
Luas Kawasan Kelautan dan
40 Ha 62 Ha 84 Ha 106 Ha 128 Ha 150 Ha 150 Ha
Minawisata yang efektif Perikanan,
Dinas
Sosbudpar
Bappeda,
Dinas
Perindagem,
Luas Kawasan Kecamatan Kecamatan Kecamata Kecamata Kecamata Kecamata Dinas
Kecamatan
Agroindustri udang Suppa (10 Suppa (20 n Suppa n Suppa n Suppa n Suppa Kelautan dan
Suppa (0 Ha)
yang produktif Ha) Ha) (30 Ha) (40 Ha) (50 Ha) (50 Ha) Perikanan,
Dinas
Koperasi dan
UKM
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 258
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Bappeda,
Dinas
Pertanian &
Peternakan,
Dinas PU,
Luas Kawasan
Dinas PSDA,
Agropolitan yang 100 Ha 180 Ha 260 Ha 340 Ha 420 Ha 500 Ha 500 Ha
Dinas
Produktif
Kehutanan
dan
Perkebunan,
Dinas
Perindagem
Bappeda,
Kec. Kec. Kec. Kec. Dinas
Luas Kawasan Kec. Mattiro
Kec. Mattiro Kec. Mattiro Mattiro Mattiro Mattiro Mattiro Perindagem,
Agroindustri Beras Bulu (10
Bulu (0 Ha) Bulu (20 Ha) Bulu (30 Bulu (40 Bulu (50 Bulu (50 Dinas
yang produktif Ha)
Ha) Ha) Ha) Ha) Pertanian dan
Peternakan
Bappeda,
Dinas Sosial,
Kebudayaan
Luas Kawasan
dan
Agrowisata yang
200 Ha 200 Ha 400 Ha 600 Ha 800 Ha 1.000 Ha 1.000 Ha Pariwisata,
mendatangkan
Dinas
kunjungan wisata
Kehutanan
dan
Perkebunan
Bappeda,
Luas Kawasan Dinas
Agroforestry yang 0 Ha 10 Ha 20 Ha 30 Ha 40 Ha 50 Ha 50 Ha Kehutanan
produktif dan
Perkebunan
Bappeda,
Dinas
Kelautan dan
Luas Kawasan Perikanan,
300 Ha 440 Ha 580 Ha 720 Ha 860 Ha 1.000 Ha 1.000 Ha
Minapolitan yang efektif Dinas PU,
Dinas PSDA,
Dinas
Perindagem
Bappeda,
Dinas
Luas Kawasan Kelautan dan
40 Ha 62 Ha 84 Ha 106 Ha 128 Ha 150 Ha 150 Ha
Minawisata yang efektif Perikanan,
Dinas
Sosbudpar
Bappeda,
Dinas
Perindagem,
Luas Kawasan Kecamatan Kecamatan Kecamata Kecamata Kecamata Kecamata Dinas
Kecamatan
Agroindustri udang Suppa (10 Suppa (20 n Suppa n Suppa n Suppa n Suppa Kelautan dan
Suppa (0 Ha)
yang produktif Ha) Ha) (30 Ha) (40 Ha) (50 Ha) (50 Ha) Perikanan,
Dinas
Koperasi dan
UKM
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 259
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
04 09 Cakupan pemanfaatan
Program Pengendalian
ruang yang sesuai 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas PU
Pemanfaatan Ruang 110 127 159 213 245 854
dengan RTRW
PERENCANAAN
01 6 PEMBANGUNAN
06 07 Program Pengembangan Jumlah data hasil - Jumlah - Jumlah
Data / informasi monev SKPD yang laporan dan - Jumlah - Jumlah laporan - Jumlah
mendukung rekomendasi laporan laporan dan laporan
perencanaan dan hasil dan dan rekomend dan
jumlah informas pemantauan rekomenda rekomenda asi hasil rekomenda
pembangunan yang pelaksanaan - Jumlah si hasil si hasil pemantau si hasil
dipublikasikan program/kegia laporan dan pemantaua pemantaua an pemantaua
tan = 4 rekomendas n n pelaksana n
kali/tahun dan i hasil pelaksana pelaksana an pelaksana
Jumlah pemantaua - Jumlah an an program/k an
laporan hasil n laporan dan program/k program/k egiatan = program/k
evaluasi pelaksanaa rekomendasi egiatan = 4 egiatan = 4 4 egiatan = 4
keseluruhan n hasil kali/tahun kali/tahun kali/tahun kali/tahun
perencanaan program/ke pemantauan dan dan dan dan
pembangunan giatan = 4 pelaksanaan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
daerah = 1 kali/tahun program/kegi laporan laporan laporan laporan
kali/tahun dan Jumlah atan = 4 hasil hasil hasil hasil
laporan kali/tahun evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi
hasil dan Jumlah keseluruha keseluruha keseluruha keseluruha
evaluasi laporan hasil n n n n
keseluruhan evaluasi perencana perencana perencana perencana
perencanaa keseluruhan an an an an
n perencanaan pembangu pembangu pembangu pembangu
pembangun pembanguna nan nan nan nan
an daerah = n daerah = 1 daerah = 1 daerah = 1 daerah = 1 daerah = 1
1 kali/tahun 286 kali/tahun 330 kali/tahun 381 kali/tahun 443 kali/tahun 508 kali/tahun Bappeda
Tingkat ketersediaan
data dan informasi
untuk perencanaan dan
pengendalian
pembangunan 85% 87% 286 90% 330 92% 381 95% 443 98% 508 98% Bappeda
06 08 Program Kerjasama Tingkat kemantapan
Pembangunan kerjasama
pembangunan dengan
pemerintah daerah,
swasta & masyarakat 90 91 165 93 191 94 220 95 256 96 294 96 Bappeda
06 09 Program Perencanaan Dokumen perencanaan
Pengemb. Wilayah strategis yang disusun
Strategis dan Cepat 12 12 12 12 12
Tumbuh 12 kecamatan kecamatan 746 kecamatan 861 kecamatan 994 kecamatan 1.155 kecamatan 1.326 Bappeda
06 10 Program Perencanaan Koordinasi dan
Pengembangan Kota-Kota penyusunan dokumen 12 12 12 12 12
Menengah dan Besar pengembangan wilayah 12 kecamatan kecamatan 168 kecamatan 194 kecamatan 224 kecamatan 260 kecamatan 298 Bappeda
06 11 Program Peningkatan % jumlah aparat
Kapasitas Kelembagaan perencana dan
Perencanaan kelompok/masyarakat
Pembangunan Daerah yang terlatih 50 456 55 526 60 608 65 706 70 410 75 Bappeda
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 260
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
01 07 PERHUBUNGAN
Program Pembangunan Jumlah Penumpang 1.000.000 1.100.000 1.150.000 1.170.000 1.200.000 1.200.000 Dinas
997.812 orang
sarana dan prasarana dan Barang yang orang & 30 orang & 75 orang & 150 orang & 250 orang & 300 orang dan 805 Perhubungan
& 39.197 ton
07 07 Perhubungan melewati termina 40.000 ton 40.500 ton 41.000 ton 41.500 ton 42.000 ton 42.000 ton dan Infokom
07 08 Jumlah / prosentase 2 Dokumen
fasilitas pendukung Studi
Pembangunan Kelayakan
pelabuhan dan sarpras Dermaga
perhubungan lainnya penyeberanga
1 Dermaga 510 1 Dermaga 825 1 Dermaga 1.150 1 Dermaga 1.706 1 Dermaga 2.056 1 Dermaga 6.247
n Ujung
Lero/Sabbang
paru Kec. Dinas
Suppa dan Perhubungan
sarpras dan Infokom
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 261
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
perhubungan
lainnya
01 08 LINGKUNGAN HIDUP
08 07 Program Pengembangan Jumlah masyarakat 100 Orang 100 Orang 150 100 Orang 200 100 Orang 250 100 Orang 300 100 Orang 350 500 Orang
Kinerja Pengolahan yang mengikuti 1.250
Persampahan sosialisasi dan BLH
pelatihan pengelolaan
persampahan
09 08 TPST = TPST = TPST = TPST = TPST =
TPST =
TPST = 15,20 16,26 18,38 19,44 20,50 20,50
Volume Sampah yang 17,32
Program Pengembangan m3/haridan m3/hari dan m3/hari m3/hari m3/hari m3/hari
dikelola di TPST dan m3/hari dan Dinas KPK
Pengelolan TPA dan TPST TPA = 69,96 TPA = 585 672 dan TPA = 738 dan TPA = 826 dan TPA = 1.141 dan TPA = 1.141
TPA TPA = 71,84
m3 / hari 70,90 m3 / 72,78 m3 / 73,72 m3 / 74,66 m3 / 74,66 m3 /
m3 / hari
hari hari hari hari hari
Program Pengembangan
Jumlah sampah yang
Kinerja Pengelolaan 200 m3 / 240 m3 / 260 m3 / 280 m3 / 280 m3 / Dinas KPK
terangkut ke TPA 3.313 3.807 4.184 4.681 5.570 5.570
Persampahan 180 m3 / hari hari 220 m3 / hari hari hari hari hari
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 262
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
08 09 Pengendalian Pencemaran Jumlah titik pantau Adipura, Titik Adipura, 750 Adipura, Titik Adipura, 1.469 Adipura, Adipura, Adipura,
dan Perusakan Lingkungan pencemaran air, tanah Pantau Air = 8 Titik Pantau Pantau Air = 1.000 Titik Titik 1.955 Titik 2.500 Titik 7.674
Hidup dan udara titik pantau, Air = 8 titik 8 titik pantau, Pantau Air Pantau Air Pantau Air Pantau Air
Tanah = 5 titik pantau, Tanah = 5 = 8 titik = 8 titik = 8 titik = 40 titik
pantau, udara Tanah = 5 titik pantau, pantau, pantau, pantau, pantau,
= 3 titik titik pantau, udara = 3 titik Tanah = 5 Tanah = 5 Tanah = 5 Tanah =
pantau,Penga udara = 3 pantau,Peng titik titik titik 25 titik
wasan Jenis titik awasan Jenis pantau, pantau, pantau, pantau,
Usaha/kegiata pantau,Pen Usaha/kegiat udara = 3 udara = 3 udara = 3 udara = 15
n berdampak gawasan an titik titik titik titik
lingkungan 50 Jenis berdampak pantau,Pe pantau,Pe pantau,Pe pantau,Pe
usaha, Usaha/kegi lingkungan ngawasan ngawasan ngawasan ngawasan
sosialisasi dan atan 50 usaha, Jenis Jenis Jenis Jenis
penyuluhan berdampak sosialisasi Usaha/kegi Usaha/kegi Usaha/keg Usaha/kegi
360 org, lingkungan dan atan atan iatan atan
ranperda PLH, 50 usaha, penyuluhan berdampak berdampak berdampa berdampak
pot bunga 150 sosialisasi 360 org, lingkungan lingkungan k lingkungan
unit, tanaman dan ranperda 50 usaha, 50 usaha, lingkungan 250 usaha,
1 paket, penyuluhan PLH, pot sosialisasi sosialisasi 50 usaha, sosialisasi
timbangan 10 360 org, bunga 150 dan dan sosialisasi dan
buah, cetak ranperda unit, tanaman penyuluha penyuluha dan penyuluha
laporan PLH, pot 1 paket, n 360 org, n 360 org, penyuluha n 1800org,
(air,tanah, bunga 150 timbangan 10 ranperda ranperda n 360 org, ranperda
udara) 66 exp, unit, buah, cetak PLH, pot PLH, pot ranperda PLH, pot
laporan tanaman 1 laporan bunga 150 bunga 150 PLH, pot bunga
BLH
pengawasan paket, (air,tanah, unit, unit, bunga 150 750unit,
120 exp, timbangan udara) 66 tanaman 1 tanaman 1 unit, tanaman 1
kelengkapan 10 buah, exp, laporan paket, paket, tanaman 1 paket,
/bahan biogas cetak pengawasan timbangan timbangan paket, timbangan
dan urine 1 laporan 120 exp, 10 buah, 10 buah, timbangan 50buah,
paket (air,tanah, ranperda cetak cetak 10 buah, cetak
ranperda PLH, udara) 66 PLH, laporan laporan cetak laporan
skretatai exp, laporan skretatai (air,tanah, (air,tanah, laporan (air,tanah,
komisis amdal pengawasa komisis udara) 66 udara) 66 (air,tanah, udara) 330
8 org x 12 bln n 120 exp, t amdal 8 org x exp, exp, udara) 66 exp,
ranperda 12 bln laporan laporan exp, laporan
PLH, pengawas pengawas laporan pengawas
skretatai an 120 an 120 pengawas an 600exp,
komisis exp, t exp, t an 120 kelengkap
amdal 8 org ranperda ranperda exp, an /bahan
x 12 bln PLH, PLH, ranperda biogas dan
skretatai skretatai PLH, urine 1
komisis komisis skretatai paket,5
amdal 8 amdal 8 komisis perda
org x 12 org x 12 amdal 8 PLH,
bln bln org x 12 skretatai
bln komisis
amdal 40
org x 60
bln
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 263
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
08 10 Perlindungan dan persentase penurunan Pengadaan Pengadaan 2.200 Pengadaan Pengadaa 2.800 Pengadaa Pengadaa Pengadaa
Konservasi Sumber Daya laju kerusakan SDA Pohon 3.000, Pohon Pohon 2.550 n Pohon n Pohon 3.200 n Pohon 3.734 n Pohon 14.484
Alam dan meningkatnya Pembangunan 4.000, 4.000, 4.000, 4.000, 4.000, 20.000,
pengendalian Turap 4 paket, Pembangun Pembanguna Pembangu Pembangu Pembangu Pembangu
kerusakan lingkungan Pengadaan an Turap 4 n Turap 4 nan Turap nan Turap nan Turap nan Turap
hidup tong Sampah paket, paket, 4 paket, 4 paket, 4 paket, 20 paket,
320 Unit, Pengadaan Pengadaan Pengadaa Pengadaa Pengadaa Pengadaa
Pengadan tong tong Sampah n tong n tong n tong n tong
Kontainer 6 Sampah 500 Unit, Sampah Sampah Sampah Sampah
unit, 500 Unit, Pengadan 500 Unit, 500 Unit, 500 Unit, 2500 Unit,
Pembuatan Pengadan Kontainer 5 Pengadan Pengadan Pengadan Pengadan
Biogester 2 Kontainer 5 unit, Kontainer Kontainer Kontainer Kontainer
BLH
Unit, Rumah unit, Sosialisasi 5 unit, 5 unit, 5 unit, 25 unit,
Kompos 2 Sosialisasi 100Orang, Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi
Unit, bank 100Orang, Pembuatan 100Orang, 100Orang, 100Orang, 100Orang,
sampah 1 Pembuatan Biogester 2 Pembuata Pembuata Pembuata Pembuata
Unit, MIH Biogester 2 Unit, Rumah n n n n
2014, biogas Unit, Kompos 2 Biogester Biogester Biogester Biogester
tahu 2 unit, Rumah Unit, bank 2 Unit, 2 Unit, 2 Unit, 2 Unit,
gerobak Kompos 2 sampah 1 Rumah Rumah Rumah Rumah
sampah 20 Unit, bank Unit Kompos 2 Kompos 2 Kompos 2 Kompos 2
unit, Alat sampah 1 Unit, bank Unit, bank Unit, bank Unit, bank
pencacah 10 Unit sampah 1 sampah 1 sampah 1 sampah 1
unit Unit Unit Unit Unit
08 11 Peningkatan Kualitas dan Jumlah data dan Pekan Pekan 227 Pekan Pekan 400 Pekan Pekan Pekan
Akses Informasi SDA & informasi lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan 300 Lingkunga Lingkunga 500 Lingkunga 600 Lingkunga 2.027
Lingkungan Hidup hidup yang dikelola dan Indonesia Indonesia Indonesia n n n n
disebarluaskan 2014 4 Orang 2015 7 org , 2016 7 org , Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
penyusunan penyusunan 2017 , 2018 , 2019 , 5 Kali ,
data data penyusuna penyusuna penyusuna penyusuna
informasi informasi n data n data n data n data BLH
lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan
hidup 2015 hidup 2015 hidup 2017 hidup 2018 hidup 2019 hidup 100
20 Exp , 20 Exp , 20 Exp, 20 Exp, 20 Exp, Exp, SLHD
SLHD 2014 SLHD 2014 SLHD SLHD SLHD 100 Exp
20 Exp 20 Exp 2016 20 2017 20 2018 20
Exp Exp Exp
08 12 Peningkatan Pengendalian ketersediaan data hasil 3 Buku 3 Buku 100 3 Buku 3 Buku 100 3 Buku 3 Buku 15 Buku
Polusi pengujian laboratorium laporan hasil laporan laporan hasil 100 laporan laporan 100 laporan 100 laporan 500
pengujian Lab hasil pengujian hasil hasil hasil hasil
LH (kualitas pengujian Lab LH pengujian pengujian pengujian pengujian
BLH
air, tanah Lab LH (kualitas air, Lab LH Lab LH Lab LH Lab LH
udara) (kualitas air, tanah udara) (kualitas (kualitas (kualitas (kualitas
tanah air, tanah air, tanah air, tanah air, tanah
udara) udara) udara) udara) udara)
08 13 Pengelolaan dan Luas lahan pesisir yang 1,5 Ha 1,5 Ha 150 2 Ha 150 2 Ha 150 2 Ha 150 2 Ha 150 9,5 Ha
Rehabilitasi Ekosistem ditanami mangrove 750 BLH
Pesisir dan Laut
09 14 Program Pengelolaan
Bertambahnya RTH 61.620,3 m² 100 m² 100 m² 100 m² 100 m² 100 m² 500 m² Dinas KPK
Ruang Terbuka Hijau
3.571 4.086 4.764 5.442 6.317 24.180
RTH yang ditata 61.620,3 m² 3.500 m² 3.500 m² 3.500 m² 3.500 m² 3.500 m² 17.500 m² Dinas KPK
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 264
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
01 9 PERTANAHAN
KEPENDUDUKAN DAN
01 10 CATATAN SIPIL
10 07 Program Penataan
Administrasi Jumlah/% pemilikan
Kependudukan dokumen kependudkan
dan capil
- akta nikah
- akta kelahiran
- KK
- KTP
1.278 1.401 1.547 1.718 1.904 7.849
- akta nikah
Akta Nikah = 3,32% 12,2 15,2 17,2 20,04 22,04 90
- akta
kelahiran =
10,00 12,00 13,00 13,80 15,00 90
Akta Kelahiran 26,2%
- KK =
KK 83,7% 86,96 90,22 93,48 96,74 100 100
- KTP =
KTP 35,7% 10 10,5 11,5 13,2 14,1 95
PEMBERDAYAAN
01 11 PEREMPUAN
Program Penguatan
Kelembagaan PUG dan
11 07 Anak 59 64 69 74 79 344 BKBD dan PP
Jumlah pusat
pelayanan terpadu
(P2TP2A) yang 7 Unit Pel. 7 Unit Pel. 7 Unit Pel. 7 Unit Pel. 7 Unit Pel. 7 Unit Pel.
dikembangkan 7 Unit Pel. KD KD KD KD KD KD KD BKBD dan PP
Penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan
gender dan anak
(Forum Anak) 12 SLTA 12 SLTA 12 SLTA 12 SLTA 12 SLTA 12 SLTA 12 SLTA BKBD dan PP
11 08 Program Peningkatan Jumlah KDRT dan 30 kasus 30 Kasus 26 28 Kasus 28 28 Kasus 30 28 Kasus 33 28 Kasus 35 28 Kasus 153 BKBD dan PP
Kualitas Hidup dan kekerasan terhadap
Perlindungan Perempuan anak yang difasilitasi
penyelesaiannya
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 265
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
11 09 Program Peningkatan Jumlah perempuan/ 34 Klp 34 Klp 197 34 Klp 211 34 Klp 227 34 Klp 244 34 Klp 262 34 Klp 1.141 BKBD dan PP
Peran Serta Kesetaraan Kelompok perempuan
Gender dalam yang meningkat
Pembangunan keterampilannya dalam
usaha ekonomi
01 12 KELUARGA
BERENCANA DAN
KELUARGA SEJAHTERA
11 07 Program Pelayanan Jumlah PUS,
Kontrasepsi Prasejahtera dan KS1 8.683 8.922 9.161 9.161
yang mengikuti KB 7.966 orang 8.205 orang 117 8.444 orang 1.094 orang 1.203 orang 1.322 orang 1.453 orang 5.189 BKBD dan PP
Jumlah Apsektor KB
12 12 12 12
medis operasi wanita 12 12
12 Kecamatan Kecamata Kecamata Kecamata Kecamata
(MOW) dan medis Kecamatan Kecamatan
n n n n
operasi pria (MOP)
11 08 Program Keluarga % Keluarga PS dan
21,70 19,50 17,30 1.203 15,10 1.217 12,90 1.233 10,70 1.284 10,70 4.172 BKBD dan PP
Berencana KS1 1.176
11 09 Jumlah kader BKL,
Program Penyiapan BKB, BKR dan UPPKS
400 klp 60 Orang 117 60 Orang 119 75 Orang 120 75 Orang 120 90 Orang 126 360 Orang 601 BKBD dan PP
Tenaga Pendamping di Kecamatan dan Pos
Kelompok Bina Keluarga Daya
11 10 Program Pengembangan Jumlah PIK R tiap 30
30 Sekolah 30 Sekolah 30 Sekolah 30 Sekolah
Pusat Pelayanan Informasi sekolah se Kabupaten 30 Sekolah 30 Sekolah Sekolah
(SLTA/SLT 90 90 (SLTA/SLT 97 (SLTA/SLT 105 113 (SLTA/SLT 495
dan Konselin KRR Pinrang (SLTA/SLTP) (SLTA/SLTP) (SLTA/SLT
P) P) P) P)
P) BKBD dan PP
11 11 Program Kesehatan Sosialisasi kesehatan
reproduksi remaja reproduksi remaja pada SLTP/SLT SLTP/SLT SLTP/SLT SLTP/SLT
SLTP/SLTA SLTP/SLTA 12 SLTP/SLTA 13 14 15 16 70
SLTP/SLTA se A A A A
Kabupaten Pinrang BKBD dan PP
11 12 Program pengembangan Tersedianya data
12 12 12
pengelolaan Data Informasi Informasi 12 12
12 Kecamatan Kecamata Kecamata Kecamata 575 1.733
Pengembangan KB/KS dan pengembangan KB/KS Kecamatan Kecamatan
n n n
PP 412 431 452 552 BKBD dan PP
01 13 SOSIAL
12 07 Program Pembinaan Panti Jumlah Panti yang - - 5 panti 5 panti 5 panti 5 panti 5 panti Dinsosbudpar
Asuhan /Panti Jompo mendapat bantuan 40 50 145 185 190 610
Jumlah peserta 70 org 70 org 85 org 85 org 85 org 95 org 490 org
Pelatihan bagi 50 50
penghuni Panti Asuhan
12 08 Program Pemberdayaan Jumlah KUBE yang 4 KUBE 5 org 5 KUBE 6 KUBE 7 KUBE 8 KUBE 35 KUBE Dinsosbudpar
Kelembangaan mendapat bantuan alat 75 108 160 200 261 804
Kesejahteraan Sosial perbengkelan
-
Jumlah KUBE yang 2 KUBE 4 KUBE 4 KUBE 5 KUBE 6 KUBE 7 KUBE 28 KUBE
mendapat bantuan alat -
menjahit
Peningkatan jejaring - - - - - - 36 org 36 org
kerjasama pelaku- - - - -
pelaku usaha
kesejahteraan sosial
12 09 Program Pengembangan Jumlah peserta Napak 80 org 80 org 80 org 90 org 90 orang 100 orang 520 orang Dinsosbudpar
Sarana dan Prasarana tilas 85 152 248 257 287 1.029
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 266
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
TMP/TMB Jumlah TMP/TMB yang 5 TMP/ TMB 6 TMP/ 6 TMP/ 6 TMP/ 6 TMP/ 6 TMP/
terpelihara TMB TMB TMB TMB TMB -
Jumlah pembersih yang 7 orang 7 orang 8 orang 8 orang 7 orang 8 orang
mendapat gaji -
Program Pelayanan dan Tersedianya data - - 12 Kec. Dinsosbudpar
rehabilitasi kesejahteraan PMKS dan PSKS - 90
12 10 sosial
Program Pemberdayaan Jumlah keluarga miskin 30 KK 30 KK 35 KK 40 KK 50 KK 60 KK 245 KK Dinsosbudpar
Fakir Miskin, Komunitas penerima sarana 50 70 80 70 80 350
12 11 Adat Terpencil (KAT) dan pendukung usaha
penyandang Masalah Jumlah % PMKS yang 2,17% 2,17% 3,5%
Kesejahteraan Sosial ditangani :
(PMKS) lainnya
Program Pembinaan Para Jumlah penyandang 10 org 10 org 15 org 15 org 20 org 20 org 90 org Dinsosbudpar
Penyandang cacat dan cacat yang mengikuti 32 75 155 237 295 794
12 12 Trauma pelatihan berusaha
Rehabilitasi Gedung - - 1 lokasi - 1 lokasi 1 lokasi 1 lokasi
BLK Penyandang - -
cacat di Palia
Tersedianya mobiler - - - - 50 kursi 50 buah
BLK penyandang cacat -
di Palia
Pemberian bantuan - - - - 15 org 15 org 15 org 15 org
makanan bagi SDLB - -
Jumlah % PMKS (cacat
)yang ditangani :
Program Pelayanan dan Jumlah penerima 20 unit 20 unit 25 unit 30 unit 35 unit 35 unit 165 unit Dinsosbudpar
12 13 Rehabilitasi Kesejahteraan bantuan rehabilitasi 173 205 255 265 276 rumah 1.174
Sosial rumah bagi PMKS dan
korban bencana
01 14 KETENAGAKERJAAN
13 07 Jumlah Wirausaha 1 Klp (5-10) 1 Klp (5- 1 Klp (5- 1 Klp (5-
Program Pengembangan Pedesaan yang orang/Tahu 1 Klp (5-10) 10) 10) 10) 5 Klp
248 268 303 323 354 1.495
Kewirausahaan Pedesaan dilahirkan - n orang/Tahun orang/Tah orang/Tah orang/Tah Disnakertrans
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 267
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
un un un
01 16 PENANAMAN MODAL
DAERAH
37 07 Program Peningkatan Jumlah Proyek PMDN 594 Investor PMDN:4.6
Promosi dan Kerjasama 800 900 1000 44 Investor
Investasi 650 Investor 137 700 Investor 158 Investor 183 Investor 212 Investor 244 935 BP2TPM
Jumlah Proyek PMA 1 Investor PMA : 11
2 2 2 2 2 Investor
37 08 Program Peningkatan Iklim Jumlah Realisasi BP2TPM
dan Realisasi Investasi Investasi PMDN/PMA 633.500.747.7 600.000.00 700.000.000. 750.000.00 800.000.00 850.000.0 4.333.500.
86 0.000 206 000 238 0.000 275 0.000 319 00.000 366 747.786 1.403
01 17
KEBUDAYAAN
12 07 Program Pengembangan Jumlah Transliterasi 0 1 lontarak 1 ltrk 1 ltrk 1 ltrk 1 ltrk 1 ltrk Dinsosbudpar
Nilai Budaya dan terjemahan naskah 35 35 40 45 45 200
kuno (lontarak)
12 08 Program Pengelolaan Jumlah Cagar Budaya 13 lokasi 13 lokasi 13 lokasi 15 lokasi 15 lokasi 17 lokasi 17 lokasi Dinsosbudpar
Kekayaan Budaya dan situs yang 114 137 97 144 231 924
dilestarikan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 268
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
12 09 Program Pengelolaan Jumlah kesenian 1 kali 1 kali 2 kali 2 kali 3 kali 3 kali 13 kali Dinsosbudpar
Kearagaman Budaya daerah, nilai budaya 275 367 451 494 508 2.094
lokal, dan kearifan lokal
yang dibina dan
dilestarikan.
01 18 KEPEMUDAAN DAN
OLAHRAGA
01 07 Program Peningkatan Jumlah Pemuda/ -Tkt. Provinsi :
Peran Serta Kepemudaan Remaja/ Siswa 8 (Org) 10 Org 322 12 Org 372 14 Org 421 16 Org 516 18 Org 593 20 Org Dikpora
berprestasi Lolos ke -Tkt. Nasional
Tingkat : 5 (Org) 7 Org 9 Org 11 Org 13 Org 15 Org 17 Org
-Tkt.
Internasional :
Provinsi/ Nasional dan 0
Internasional
01 08
Program Pembinaan dan -Jumlah Cabang -Tkt. Provinsi :
Pemasyarakatan Olahraga Olahraga yang 5 (Org) 7 Org 98 9 Org 113 11 Org 128 13 Org 157 15 Org 181 17 Org Dikpora
berprestasi Tkt. -Tkt. Nasional
Provinsi/ : 2 (Org) 4 Org 6 Org 8 Org 10 Org 12 Org 13 Org
-Tkt.
Nasional dan Internasional :
Internasional : 0
1.Bulu tangkis
2.Renang
3.Karate
4.Pencak Silat
5.Takraw
6.Bola Volly
7.Catur
01 19 KESATUAN BANGSA
DAN POLITIK DALAM
NEGERI
15 07 Program Peningkatan Jumlah Koordinasi 4 kali/tahun 6 kali/tahun 275 6 kali/tahun 280 6 280 6 280 6 280 6 1.395 Kesbangpol
Keamanan dan Kominda dalam kali/tahun kali/tahun kali/tahun kali/tahun
Kenyamanan Lingkungan Fasilitasi Rawan
Keamanan/Konflik
setiap Tahun
16 08 Program Peningkatan Frekuensi Patroli dalam 2 kali sehari 2 kali sehari 131 2 kali sehari 143 2 kali 157 3 kali 170 3 kali 185 3 kali 786
Keamanan dan sehari sehari sehari sehari sehari Sat Pol PP
Kenyamanan Lingkungan
16 09 Program Pemeliharaan Tersedianya Tenaga 246 Personil 246 246 Personil 246 246 246 246
Kantrantibmas dan Pengendali Personil 743 810 Personil 883 Personil 962 Personil 1.049 Personil 4.447
Pencegahan Tindak Ketentraman,
Sat Pol PP
Kriminal Ketertiban, Keamanan
dan Kenyamanan (K4)
dalam Kehidupan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 269
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Masyarakat
16 12 Program Peningkatan Jumlah gangguan K4 10 Kasus 9 Kasus 107 8 Kasus 7 Kasus 6 Kasus 5 Kasus 5 Kasus Sat Pol PP
Pemberantasan Penyakit yang ditangani 117 127 139 151 642
Masyarakat (PEKAT)
15 13 Program Pendidikan Politik Jumlah LMS dan 40 LSM; 43 45 LSM; 50 50 LSM; 55 55 LSM; 60 LSM; 70 LSM; 70 LSM; Kesbangpol
Masyarakat Ormas yang ditemani Ormas Ormas Ormas 60 Ormas 70 Ormas 80 Ormas 80 Ormas
bermitra dalam 110 110 200 200 260 880
pembinaan kesatuan
bangsa
Rata-rata Persentase 70% 72% 73% 74% 75% 78% 80%
Partisipasi Politik -
Masyarakat
17 14 Program Pencegahan Dini Jumlah teknologi
dan Penanggulangan pencegahan dan
Korban Bencana Alam kesiapsiagaan
menghadapi bencana 3 unit 5 unit 32 5 unit 37 6 unit 43 6 unit 49 8 unit 56 10 unit 185 BPBD
17 15 Program Diklat Jumlah pengembangan
Penanggulangan Bencana SDM Aparatur dan
Masyarakat 25 orang 25 orang 46 30 orang 53 40 orang 61 45 orang 70 50 orang 81 100 orang 266 BPBD
17 16 Program Keadaan Darurat Jumlah korban Banjir = Banjir = Banjir = Banjir = Banjir = Banjir =
dan Logistik Bencana bencana yang ditangani Banjir = 4.400 4.400 82 4.211 94 4.100 108 3.900 124 3.467 143 3.467 470 BPBD
Longsor = Longsor = Longsor = Longsor = Longsor = Longsor = Longsor =
465 orang 360 orang 326 orang 312 orang 270 orang 211 orang 223 orang
Abrasi = Abrasi = Abrasi = Abrasi = Abrasi = Abrasi = Abrasi =
1.425 orang 1.300 orang 1.170 orang 977 orang 967 orang 874 orang 913 orang
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 270
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
OTONOMI DAERAH,
PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI
KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH,
KEPEGAWAIAN DAN
01 20 PERSANDIAN
Jumlah/
Prosentase
Sekertariat
Program Peningkatan legislasi 11 perda 15 perda 19 perda 24 perda 30 perda 30 perda
1.285 1.350 1.700 2.500 2.700 9.535 DPRD
Kapasitas lembaga Penyelenggaraan daerah yang
19 07 Perwakilan Rakyat Daerah legislasi daerah diterapkan
Tercapainya
Terlaksananya kunjungan
Sekertariat
peningkatan kerja pimpinan 40 org 40 org 40 org 40 org 40 org 40 org
9.840 10.663 13.370 14.360 57.113 DPRD
kemampuan Anggota dan Anggota
DPRD DPRD 8.880
18 08 Program Peningkatan Jumlah Kunjungan 80 Mesjid 80 Mesjid 80 Mesjid 80 Mesjid 90 Mesjid 100 100 Bag. Kemas,
Pelayanan Kedinasan serta Inspeksi kepala yang yang 1.863 yang 2.151 yang 2.484 yang 2.884 Mesjid 3.312 Mesjid 12.694 Umum, Adm.
Kepala Daerah/Wakil Daerah & Wakil kepala mendapatkan mendapatka mendapatkan mendapatk mendapatk yang yang Pemerintahan
Kepala Daerah daerah bantuan n bantuan bantuan an bantuan an bantuan mendapatk mendapatk (setda)
bahan baku bahan baku bahan baku bahan bahan an an bantuan
bangunan dari bangunan bangunan baku baku bantuan bahan
Pemerintah dari dari bangunan bangunan bahan baku
Daerah Pemerintah Pemerintah dari dari baku bangunan
Daerah Daerah Pemerinta Pemerinta bangunan dari
h Daerah h Daerah dari Pemerinta
Pemerinta h Daerah
h Daerah
Jumlah Jenis 3 Jenis 3 Jenis 3 Jenis 3 Jenis 3 Jenis 3 Jenis 3 Jenis
Pelayanan Kedinasan pelayanan pelayanan pelayanan pelayanan pelayanan pelayanan pelayanan
Kepala Daerah dan kedinasan kedinasan kedinasan kedinasan kedinasan kedinasan kedinasan
Wakil Kepala Daerah Bupati dan Bupati dan Bupati dan Bupati dan Bupati dan Bupati dan Bupati dan
Wakil Bupati Wakil Wakil Bupati Wakil Wakil Wakil Wakil
(Cindramata, Bupati (Cindramata, Bupati Bupati Bupati Bupati
Penerimaan (Cindramata Penerimaan (Cindramat (Cindramat (Cindramat (Cindramat
Kunker dan , Kunker dan a, a, a, a,
Koordinasi Penerimaan Koordinasi Penerimaa Penerimaa Penerimaa Penerimaa
BKDH) Kunker dan BKDH) n Kunker n Kunker n Kunker n Kunker
Koordinasi dan dan dan dan
BKDH) Koordinasi Koordinasi Koordinasi Koordinasi
BKDH) BKDH) BKDH) BKDH)
20 09 Program Peningkatan dan Opini Laporan
Pengembangan Keuangan (% SKPD 3.435 3.975 4.599 5.383 6.174 23.567
pengelolaan keuangan yang laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas PPKAD
daerah keuangannya akurat
dan tepat waktu
21 10 Program Peningkatan Persentase
Sistem Pengawasan Rekomendasi Laporan
Internal Dan Pengendalian Hasil Pengawasan 2.004 3.041 3.604 15.175
Kebijakan KDH yang ditindaklanjuti 2.617 3.909 Inspektorat
- Rekomendasi
78% 80% 82% 85% 87% 90% 90%
Administrasi
- Rekomendasi
51% 54% 57% 60% 63% 65% 65%
Keuangan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 271
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 272
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 273
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Terpenuhinya
pemberian
penghargaan kepada
Program Fasilitas PNS yang memasuki
22 19 Pindah/Purna Tugas PNS Masa Purna Bakti 130.295.000 20% 143 20% 158 20% 173 20% 191 20% 210 20% 1.005 BKD
18 20 Program Koordinasi dan Jumlah Laporan 1 laporan 1 laporan 1 laporan 1 laporan 1 laporan 1 laporan 5 laporan Bag.
Penyiapan Rancangan pelaksanaan tugas sebagai sebagai 83 sebagai 96 sebagai 111 sebagai 129 sebagai 148 sebagai 566 Pemerintahan
Kebijakan tugas Pemerintahan, bahan bahan bahan bahan bahan bahan bahan (Setda)
Penyelenggaraan trantib, linmas, evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi
Administrasi Pemerintahan kepndudukan, penyelenggar penyelengg penyelenggar penyeleng penyeleng penyeleng penyeleng
Umum kerjasama serta an aran an garan garan garan garan
keagrariaan Pemerintahan Pemerintah Pemerintaha Pemerinta Pemerinta Pemerinta Pemerinta
an n han han han han
18 21 Program Koordinasi dan Jumlah data untuk 3 Data ( Data 3 Data ( 3 Data ( 3 Data ( 3 Data ( 3 Data ( 15 Data ( Bag. Adm,
Penyiapan Rancangan perumusan kebijakan tugas Data tugas 109 Data tugas 125 Data tugas 145 Data tugas 168 Data tugas 193 5 Data 740 Kesra (Setda)
Kebijakan tugas peningkatan pendidikan & pendidikan pendidikan & pendidikan pendidikan pendidikan tugas
Penyelenggaraan kesejahteraan rakyat Kesehatan, & Kesehatan, & & & pendidikan
Administrasi Kesejahteraan yang akurat Data Tugas Kesehatan, Data Tugas Kesehatan Kesehatan Kesehatan &
Rakyat Sosial, tenaga Data Tugas Sosial, , Data , Data , Data Kesehatan
kerja & Sosial, tenaga kerja Tugas Tugas Tugas , 5 Data
Transmigrasi, tenaga kerja & Sosial, Sosial, Sosial, Tugas
Data tugas & Transmigrasi, tenaga tenaga tenaga Sosial,
sosial, tenaga Transmigra Data tugas kerja & kerja & kerja & tenaga
kerja dan si, Data sosial, Transmigr Transmigr Transmigr kerja &
transmigrasi ) tugas tenaga kerja asi, Data asi, Data asi, Data Transmigr
sosial, dan tugas tugas tugas asi, 5 Data
tenaga kerja transmigrasi ) sosial, sosial, sosial, tugas
dan tenaga tenaga tenaga sosial,
transmigrasi kerja dan kerja dan kerja dan tenaga
) transmigra transmigra transmigra kerja dan
si ) si ) si ) transmigra
si )
Jumlah rekomendasi 100 100 100 100 100 100 500
pemberian batuan di rekomendasi rekomendas rekomendasi rekomenda rekomenda rekomend rekomenda
bidang kesra yang yang i si si asi si
terproses tepat waktu
dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku
18 22 Program Koordinasi dan Jumlah Laporan data 3 Laporan 3 Laporan 3 Laporan 3 Laporan 3 Laporan 3 Laporan 15 Bag. Adm.
Penyiapan Rancangan untuk perumusan Data ( a. Data Data ( a. 152 Data ( a. 176 Data ( a. 203 Data ( a. 236 Data ( a. 271 Laporan 1.037 Kemas
Kebijakan kebijakan tugas kesbang dan Data Data Data Data Data Data ( a. 5 (Setda)
Penyelenggaraan kemasyarakatan yang Politik, b. Data kesbang kesbang dan kesbang kesbang kesbang Data
Administrasi akurat Pemuda dan dan Politik, Politik, b. dan Politik, dan Politik, dan Politik, kesbang
Kemasyarakatan Olahraga, c. b. Data Data b. Data b. Data b. Data dan Politik,
Data Pemuda Pemuda dan Pemuda Pemuda Pemuda b. 5 Data
Pemberdayaa dan Olahraga, c. dan dan dan Pemuda
n Masyarakat Olahraga, c. Data Olahraga, Olahraga, Olahraga, dan
) Data Pemberdaya c. Data c. Data c. Data Olahraga,
Pemberday an Pemberda Pemberda Pemberda c. 5 Data
aan Masyarakat ) yaan yaan yaan Pemberda
Masyarakat Masyaraka Masyaraka Masyaraka yaan
) t) t) t) Masyaraka
t)
Jumlah rekomendasi 500 500 500 500 500 500 2.500
kegiatan rekomendasi rekomendas rekomendasi rekomenda rekomenda rekomend rekomenda
kemasyarakatan yang i si si asi si
terproses tepat waktu
dan sesuai dengan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 274
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 275
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
, , , ,
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 276
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 277
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
23 32 Program Informasi dan Jumlah Sosialisasi 12 sosialisasi 6 sosialisasi 6 sosialisasi 6 183 6 6 30 BP2TPM
Penyuluhan Perizinan Bagi perizinan melalui media pertahun pertahun pertahun sosialisasi sosialisasi sosialisasi sosialisasi
Masyarakat cetak dan elektronik 137 158 pertahun pertahun 212 pertahun 244 lima tahun 935
18 32 Program Pengembangan Jumlah PNS yang 1500 PNS 1500 PNS 1500 PNS 1500 PNS 1500 PNS 1500 PNS 7.500 Bag. Adm
Kehidupan Umat bebas Buta Aksara 4.017 4.754 6.105 7.130 8.224 PNS 30.232 Kesra (Setda)
Beragama Alquran
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 278
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
01 21 KETAHANAN PANGAN
25 07 Jumlah cadangan
pangan yg
Program Peningkatan
didistribusikan untuk 30 Ton 30 Ton 50 Ton 65 Ton 75 Ton 90 Ton 90 Ton Kantor
Ketahanan Pangan 665 750 859 1.023 1.260 1.260
menunjang ketahanan Ketahanan
pangan nasional Pangan
01 22 PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN
DESA
26 07 Program Peningkatan Jumlah rumah tangga
Keberdayaan Masyarakat miskin yang difasilitasi
Perdesaan BPMPD
- Bedah Rumah
10 unit 25 unit 30 Unit 60 unit 85 unit 105 unit
547 628 733 847 973 105 unit
- Jumlah Kelompok 34 98 132 167 201 201
34 Kelompok
Usaha Mikro' Kelompok 351 Kelompok 409 kelompok 466 kelompok 546 kelompok 627 kelompok
26 08 Program Pengembangan Jumlah BUMDES yang
21 50 60 69 69
Lembaga Ekonomi aktif 9 Lembaga 36 Lembaga
Lembaga 50 63 Lembaga 65 Lembaga 75 Lembaga 713 Lembaga
Perdesaan BPMPD
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 279
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
01 23 STATISTIK
06 07 Program Pengembangan
Data / Informasi/Statistik % Tingkat ketersediaan
Daerah data statistik daerah 70 75 472 80 545 85 629 90 730 95 838 98 Bappeda
01 24 KEARSIPAN
Jumlah SKPD yang
melakukan perbaikan
sistem adminstrasi
kearsipan melalui
Program perbaikan sistem
27 07 pengumpulan, 17 SKPD 23 SKPD 15 23 SKPD 20 23 SKPD 25 23 SKPD 45 23 SKPD 65 43 SKPD 170 KPAD
administrasi kearsipan
pengklasifikasian,
katalog, jaringan dan
sistem database
kearsipan
Program penyelamatan Jumlah SKPD yang
27 08 dan pelestarian menerapkan sistem 17 SKPD 23 SKPD 75 28 SKPD 95 33 SKPD 105 38 SKPD 115 43 SKPD 145 43 SKPD 535 KPAD
dokumen/arsip daerah arsip yang baku
Jumlah SKPD yang
melakukan penyusunan
Program peningkatan dan penerbitan naskah,
27 09 kualitas pelayanan penyediaan layanan 17 SKPD 23 SKPD 37 28 SKPD 45 33 SKPD 67 38 SKPD 75 43 SKPD 95 43 SKPD 319 KPAD
informasi informasi dan
pembinaan SDM
pengelola arsip
KOMUNIKASI DAN
01 25 INFOTMATIKA
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 280
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Jumlah kunjungan
media center &
prosentase 100 Orang & 120 orang & 150 orang & 180 orang 200 orang 220 orang 250 Orang
75 75 100 110 110 470
Program Pengembangan berita/informasi yang 40% 50% 55 % & 60% & 65% & 70% & 70%
Komunikasi, Informasi & termuat pada situs info
07 07 Media Massa publik kemenkominfo
Program Kerjasama Jumlah prosentase
Informasi dengan Media SKPD yang 60% 65% 451 70% 310 75% 500 80% 700 85% 950 85% 2.911
07 08 Massa memanfaatkan TIK
01 26 PERPUSTAKAAN
27 07 Program pengembangan
Jumlah Pengunjung 18.179 20.042 21.044 22.096 22.096
budaya baca dan 17.313 orang 555 19.088 orang 675 720 825 875 3.650 KPAD
perpustakaan orang orang orang orang orang
pembinaan perpustakaan
02 URUSAN PILIHAN
01 PERTANIAN
3. Pompa 1.012 Unit 27 unit 29 unit 37 Unit 28 unit 31 unit 152 unit
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 281
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Jumlah Produksi
Tanaman Hortikultura
Unggulan
1. Cabe Besar 402 ton 442 ton 490 ton 549 ton 615 ton 689 ton 689 ton
2. Cabe rawit 180 ton 198 ton 219 ton 245 ton 276 ton 307 ton 307 ton
3. Bawang Merah 125 ton 138 ton 153 ton 171 ton 192 ton 215 ton 215 ton
4. Tomat 279 ton 307 ton 340 ton 380 ton 425 ton 476 ton 476 ton
5. Pisang 17.682 ton 19.450 ton 21.589 ton 24.179 ton 27.080 ton 30.329 ton 30.329 ton
6. Salak 1.645 ton 1.810 ton 2.009 ton 2.229 ton 2.496 ton 2.795 ton 2.795 ton
7.Rambutan 1.423 ton 1.565 ton 1.737 ton 1.945 ton 2.178 ton 2.439 ton 2.439 ton
8. Durian 1.297 ton 1427 ton 1.583 ton 1.772 ton 1984 ton 2.222 ton 2.222 ton
9. Mangga 11.873 ton 13.060 ton 14.496 ton 16.235 ton 18.183 ton 20.364 ton 20.364 ton
10.Semangka 61 ton 67 ton 74 ton 82 ton 92 ton 103 ton 103 ton
Cakupan Layanan Luas Sawah Luas Sawah Luas Luas Luas
Luas
Irigasi Desa (Ha) dan yang dialiri yang dialiri Sawah Sawah Sawah
Luas Sawah Sawah
Irigas Usaha Tani (Ha) Irigasi Irigasi yang dialiri yang dialiri yang dialiri
yang dialiri yang dialiri Dinas PSDA,
Desa/Irigasi Desa/Irigasi Irigasi Irigasi Irigasi
Irigasi Irigasi Dinas
Usaha Tani Usaha Tani Desa/Iriga Desa/Iriga Desa/Iriga
Desa/Irigasi Desa/Iriga Pertanian dan
9.9942 Ha 10.002 Ha si Usaha si Usaha si Usaha
Usaha Tani si Usaha Peternakan
Tani Tani Tani
9.9972 Ha Tani
10.0322 10.0922 10.0922
10.062 Ha
Ha Ha Ha
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 282
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
- Produksi daging 412 ton 465 ton 498 ton 531 ton 569 ton 607 ton 607 ton
- Produksi telur 21.310 ton 22.313 ton 22.985 ton 23.689 ton 24.426 ton 25.199 ton 25.199 ton
01 28 14 Program Peningkatan Jumlah kelompoktani
Dinas
Penerapan Teknologi ternak yang
5 Kelompok 5 klp 5 klp 5 klp 5 klp 5 klp 30 klp Pertanian dan
Peternakan menerapkan teknologi 530 588 659 745 849 849
Peternakan
peternakan zero waste
01 30 15 Program Peningkatan
Pemasaran Hasil Produksi 306 322 350 390 - 475
Perkebunan
Terjalinnya Kemitraan 4 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit Terjalinnya Dinas
Usaha sebanyak 10 Kemitraan - Kehutanan
Unit Usaha dan
sebanyak Perkebunan
14 Unit
Tersedianya sarana - 2 Unit, 4 1 Unit, 4 org, 1 Unit, 4 1 Unit, 4 1 Unit, 4 Tersediany
dan peningkatan SDM org, org, org, org, a sarana -
20 Orang, sarana dan
pemasaran 4 Unit, peningkata
n SDM 20
Orang,
sarana
pemasaran
4 Unit,
01 30 16 Program Peningkatan Tersedianya alat 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit Tersediany Dinas
Penerapan Teknologi pengolahan hasil 167 290 307 410 433 a alat 1.607 Kehutanan
Perkebunan Perkebunan 12 Unit pengolaha dan
n hasil Perkebunan
Perkebuna
n 12 Unit
Meningkatnya SDM - 1 Klp 2 Klp 2 Klp 2 Klp 2 Klp 9
Petani Kakao dan Kopi Kelompok
sebanyak 225 orang (9 Tani
Klp)
01 30 17 Program Peningkatan Jumlah dan nilai Kakao = Kakao = Kakao = Kakao = Kakao = Kakao = Kakao = Dinas
Produksi perkebunan produksi tanaman 14.109 ton, 15.158 ton, 1.013 16.208 ton, 1.541 17.257 ton, 1.872 18.307 ton, 2.095 19.356 2.565 19.356 ton, 9.085 Kehutanan
perkebunan utama Kopi = 2.583 Kopi = Kopi = 2.790 Kopi = Kopi = ton, Kopi Kopi = dan
ton 2.686 ton ton 2.893 ton 2.997 ton = 3.100 3.100 ton Perkebunan
ton
01 29 18 Program Penyuluhan Kelas Kelompok Tani Pertanian : Pertanian :
Pertanian : Pertanian :
Peningkatan Pertanian : Kls Kelas
Pertanian : Pertanian : Kls Kls
Kesejahteraan Petani Kls Pemula= Pemula=
Kls Pemula= Kls Pemula= Pemula= Pemula=
Pemula= 919 874
1.165 1.067 1.016 969
1.116 Kls Kelas
Kls Lanjut= Kls Lanjut= Kls Lanjut= Kls Lanjut=
Kls Lanjut= Lanjut= Lanjut=
146 209 244 238 295 272 342 310 353 403 BP4K
195 392 437
Kls Madya= Kls Madya = Kls Kls
Kls Madya= Kls Kelas
116 116 Madya= Madya=
116 Madya= Madya=
Kls Utama= Kls Utama= 116 116
Kls Utama= 116 116
29 29 Kls Kls
29 Kls Kelas
Utama= 29 Utama= 29
Utama= 29 Utama= 29
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 283
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
Perikanan
Perikanan : Perikanan Perikanan Perikanan
:
Kls : Kls : Kls : Kls
Perikanan : Kelas
Perikanan : Pemula= Pemula= Pemula= Pemula=
Kls Pemula= Pemula=
Kls Pemula= 174 172 170 168
173 167
175 Kls Lanjut= Kls Lanjut= Kls Lanjut= Kls
Kls Lanjut= - Kelas
Kls Lanjut= - - - - Lanjut= -
Kls Madya = Lanjut= -
Kls Madya= - Kls Madya= Kls Kls Kls
2 Kelas
Kls Utama= - 1 Madya= 3 Madya= 4 Madya= 6
Kls Utama= - Madya= 8
Kls Utama= Kls Kls Kls
Kelas
- Utama= - Utama= - Utama= -
Utama= -
Kehutanan Kehutanan Kehutanan Kehutanan
Kehutanan :
: Kls : Kls : Kls : Kls
Kls
Kehutanan : Kehutanan : Pemula= Pemula= Pemula= Pemula=
Pemula= 50
Kls Pemula= Kls Pemula= 48 47 46 46
Kls Lanjut=
51 49 Kls Lanjut= Kls Lanjut= Kls Kls Lanjut=
1
Kls Lanjut= - Kls Lanjut= 2 3 4 Lanjut= 5 5
Kls Madya=
Kls Madya= - Kls Madya= - Kls Kls Kls Kls
-
Kls Utama= - Kls Utama= - Madya= - Madya= - Madya= - Madya= -
Kls Utama=
Kls Kls Kls Kls
-
Utama= - Utama= - Utama= - Utama= -
01 29 19 Program Penyuluhan
Prosentase pangan
Peningkatan Ketahanan 70% 75% 57 80% 65 85% 74 90% 84 95% 96 100% 110
yang tersedia
Pangan BP4K
01 29 20 Program Penyuluhan
Peningkatan Pemasaran Prosentase produksi
Hasil Produksi Pertanian, pertanian yang 70% 75% 50 80% 57 85% 65 90% 74 95% 84 100% 96
Perkebunan, Peternakan dipasarkan
dan Perikanan BP4K
Prosentase produksi
peternakan yang 70% 75% 86 80% 97 85% 111 90% 127 95% 144 100% 165
dipasarkan Bp4K
01 29 21 Program Penyuluhan
Peningkatan Penerapan Jumlah klinik pertanian Klinik Klinik Klinik Klinik Klinik Klinik Klinik
Teknologi Pertanian, terpadu yg berfungsi pertanian 4 pertanian 250 pertanian 285 pertanian 325 pertanian 370 pertanian 422 pertanian 481
Perkebunan dan dengan baik unit 5 unit 6 unit 8 unit 9 unit 11 unit 12 unit
Peternakan BP4K
Prosentase produksi
peternakan yang
70% 75% 54 80% 61 85% 70 90% 79 95% 90 100% 103
menerapkan teknologi
peternakan Bp4K
01 29 22 Program Penyuluhan
Prosentase produksi
Peningkatan Produksi Hasil 70% 75% 60 80% 68 85% 78 90% 89 95% 101 100% 115
hasil peternakan
` Pertanian/Peternakan Bp4K
01 28 23 Program Pemberdayaan Meningkatnya Dinas
P3A dan GP3A Pengelolaan Irigasi 3 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 10 Paket Pertanian dan
99 110 124 140 159 159
partisipatif (PIP) Peternakan
02 KEHUTANAN
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 284
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
02 30 07 Program Pemanfaatan Pelestarian Sumber Pelestarian Pelestarian Pelestarian Pelestarian Pelestarian Pelestaria Pelestarian Dinas
Potensi Sumber Daya Daya Hutan 72831 Ha, Sumber Daya Sumber 1.551 Sumber 2.016 Sumber 1.893 Sumber 2.019 n Sumber 2.816 Sumber 10.293 Kehutanan
Hutan Pengawasan peredaran Hutan 72831 Daya Hutan Daya Hutan Daya Daya Daya Daya dan
hasil hutan selama 60 Ha, 72831 Ha, 72831 Ha, Hutan Hutan Hutan Hutan Perkebunan
Bulan Pengawasan Pengawasa Pengawasan 72831 Ha, 72831 Ha, 72831 Ha, Ha,
peredaran n peredaran peredaran Pengawas Pengawas Pengawas Pengawas
hasil hutan hasil hutan hasil hutan an an an an
selama 12 selama 12 selama 12 peredaran peredaran peredaran peredaran
Bulan Bulan Bulan hasil hutan hasil hutan hasil hutan hasil hutan
selama 12 selama 12 selama 12 selama 72
Bulan Bulan Bulan Bulan
30 08 Program Rehabilitasi Hutan Berkurangnya Luas Luas Hutan 90 Ha, 50 100 Ha, 50 100 Ha, 225 Ha, 185 Ha, 50 1.067 Ha, Dinas
dan Lahan Hutan yang yang Ha 2.051 Ha 2.100 50 Ha 1.955 50 Ha 3.153 Ha 3.855 550 Ha 13.114 Kehutanan
diRehabilitasi 1.067 Ha, direhabilitasi dan
Berkurangnya Luas 367 Ha Luas Perkebunan
Lahan Kritis yang Lahan Kritis
Direhabilitasi 550 Ha yang
direhabilitasi
300 Ha
29 09 Program Rehabilitasi Hutan Prosentase hutan dan
dan Lahan lahan yang 70% 75% 50 80% 57 85% 65 90% 74 95% 84 100% 96 BP4K
direhabilitasi
29 10 Program Perlindungan dan Prosentase SD hutan
Konservasi Sumber Daya yang dilindungi 70% 75% 34 80% 39 85% 44 90% 51 95% 58 100% 66 BP4K
Hutan
29 11 Program Perencanaan dan Prosentase hutan yang
dikembangkan 70% 75% 34 80% 39 85% 44 90% 51 95% 58 100% 66 BP4K
Pengembangan Hutan
30 12 Program Perencanaan dan Terinventarisirnya tapal - 10 Km 15 Km 15 Km 15 Km 15 Km Terinventa Dinas
Pengembangan Hutan batas kawasan hutan 180 195 195 195 195 risirnya 958 Kehutanan
yang bergeser tapal batas dan
sepanjang 70 Km kawasan Perkebunan
hutan yang
bergeser
sepanjang
70 Km
ENERGI DAN
02 03 SUMBERDAYA MINERAL
32 07 Program Pembinaan dan Jumlah Penambang
Pengawasan yang mendapatkan Dinas
210 org 150 org 125 org 150 org 125 org 125 org 675 org
Penyuluhan dan 45 34 45 34 35 193 Perindagem
Pengawsan
32 08 Program Pengawasan dan 5 Izin
Jumlah Penambang
Penertiban Kegiatan yang Usaha Dinas
yang memperoleh Izin 4 IUP 5 IUP 5 IUP 5 IUP 5 IUP 25 IUP
berpotensi Merusak Pertambang 31 32 33 25 26 131 Perindagem
Usaha Pertambangan
Lingkungan an
32 09 Jumlah PLTS Rumah
Program Pembinaan dan
Tangga yang 5 Rumah 20 Rumah 25 Rumah 28 Rumah 20 Rumah 20 Rumah 50 Rumah Dinas
Pengembangan Bidang
menikmati Listrik Tangga Tangga 350 Tangga 438 Tangga 490 Tangga 600 Tangga 700 Tangga 2.574 Perindagem
Ketenagalistrikan
Pedesaan
02 04 PARIWISATA
12 07 Pengembangan Jumlah kunjungan 26.503 orang Dinsosbudpar
Pemasaran Pariwisata wisata domestik dan 28.152 50 29.801 55 31.450 60 33.099 65 35.000 70 35.000 300
mancanegara
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 285
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
12 08 Pengembangan destinasi Meningkatnya sarana 1 lokasi 2 lks 2 lks 2 lks 2 lks 2 lks Dinsosbudpar
pariwisata dan prasarana 290 571 670 800 900 3.231
parawisata
12 09 Pengembangan kemitraan Jumlah keikutsertaan 1 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 3 kali Dinsosbudpar
lomba di luar daerah 137 182 203 219 275 1.017
-
KELAUTAN DAN
05 PERIKANAN
31 07 Program Pemberdayaan Jumlah desa pesisir
Ekonomi Masyarakat yang ekonomi Dinas
Pesisir masyarakatnya dibina Kelautan dan
dan diberdayakan 6 Desa 6 desa 2.530 6 desa 2.530 6 desa 2.530 6 desa 2.530 6 desa 2.530 30 desa 2.530 Perikanan
29 07 Program Penyuluhan
Prosentase nelayan
Pemberdayaan Ekonomi 70% 75% 45 80% 51 85% 58 90% 67 95% 76 100% 87
yang diberdayakan
Masyarakat Pesisir BP4K
31 08 Jumlah Kelompok
Masyarakat
Program Pemberdayaan Pengawasan
Masyarakat Dalam Pokwasmas yang
Pengawasan dan berperan aktif dalam Dinas
Pengendalian Sumberdaya kegiatan pengawasan Kelautan dan
Kelautan (kelompok 7 Kelompok 9 kelompok 820 11 kelompok 945 13 klpk 1.070 13 klpk 1.180 13 klpk 1.305 1.305 Perikanan
31 09 Program Peningkatan
Kesadaran dan Penegakan
Hukum dalam Berkurangnya kasus Dinas
Pendayagunaan tindak pidana perikanan Kelautan dan
Sumberdaya Laut (%) 5% 10 % 120 15 % 122 15 % 123 20 % 124 20 % 125 20 % 125 Perikanan
31 10 Program Peningkatan Jumlah Desa pesisir
Mitigasi Bencana Alam tangguh bencana Dinas
Laut dan Prakiraan Kelautan dan
Sumberdaya Laut 3 Desa 3 Desa 225 3 Desa 325 3 Desa 325 3 Desa 325 3 Desa 325 15 desa 625 Perikanan
31 11 Program Peningkatan Jumlah ragam masakan
Kegiatan Budaya Kelautan khas perikanan yang Dinas
dan Wawasan Maritim diperkenalkan Kelautan dan
Kepada Masyarakat 3 Jenis 3 jenis 80 3 jenis 83 3 jenis 86 3 jenis 89 3 jenis 91 3 jenis 429 Perikanan
31 12 Program Pengembangan Jumlah dan nilai 46.187,46 50.857,23 56.287,03 56.287,03
Budidaya Perikanan Produksi Perikanan 33.374,00 ton 38.258,43 42.084,40 ton dan ton dan ton dan ton dan
Budidaya - Rp. ton dan Rp. ton dan Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Dinas
551.336,8 679.633,51 796.584,62 926.417,09 1.097.868, 1.299.370, 1.299.370, Kelautan dan
Juta Juta 6.575 Juta 6.915 Juta 7.175 59 Juta 7.405 86 Juta 7.905 86 Juta 7.905 Perikanan
29 12 Program Penyuluhan
Prosentase ikan yang
Pengembangan Budidaya 80% 80% 115 85% 131 85% 148 90% 171 90% 195 100% 222
dibudidayakan
Perikanan BP4K
31 13 Program Pengembangan Volume dan nilai 12.400,2 12.531,87 12.662,95 12.662,95
Perikanan Tangkap Produksi Perikanan 12.016,14 ton 12.142,92 12.270,92 ton dan ton dan ton dan ton dan
Tangkap dan Rp. ton dan Rp. ton dan Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Dinas
120.164,1 139.643,58 148.478,13 157.482,54 167.927,06 168.417,2 168.417,24 Kelautan dan
Juta Juta 9.107 Juta 8.737 Juta 8.282 Juta 9.917 4 Juta 11.052 Juta Perikanan
29 13 Program Penyuluhan
Prosentase ikan yang
Pengembangan Perikanan 70% 75% 50 80% 57 85% 65 90% 74 95% 84 100% 96
dikembangkan
da Perikanan Tangkap BP4K
29 14 Program Pengembangan Prosentase pengkajian
Sistem Penyuluhan efektiftas sistem 70% 75% 45 80% 51 85% 58 90% 67 95% 76 100% 87
Perikanan penyuluhan perikanan BP4K
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 286
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
02 06 PERDAGANGAN
32 07 Program Perllindungan Terjalinnya Kerja sama 1 Lembaga 2 3 3 4 5 17
Dinas
Konsumen dan dengan LPK 371
69 80 94 115 13 Perindagem
Perdagangan
Jumlah Sengketa yang 5 7 10 12 16 19 69 Dinas
diselesaikan oleh BPSK 130 135 135 135 135 670 Perindagem
Persentase 70% 75% 80% 85% 90% 90% 90%
Peningkatan 431 Dinas
Pengawasan Barang 76 86 105 13 151 Perindagem
Beredar
Jumalh UPT yang 314 Unit 325 356 400 425 450 1956 Dinas
mendapat Keer 51 80 100 120 163 406 Perindagem
32 08 Peningkatan dan Pameran/Promosi 5 kali 5 kali 5 kali 6 kali 6 kali 6 kali 28 Pasar Dinas
Pengembangan ekspor Prodak Unggulan 150 120 150 150 200 770 Perindagem
32 09 Peningkatan Efesiensi Jumlah produk 1 unit terminal 1 unit 2 unit 2 unit 3 unit 3 unit 3 unit
Dinas
Perdagangan Dalam unggulan yang agribisnis terminal terminal terminal terminal terminal terminal
Perindagem
Negeri terkumpul dan terjual agribisnis agribisnis agribisnis agribisnis agribisnis agribisnis
Pembangunan/Revitalis 5 pasar 5 pasar 7 Pasar 8 Pasar 9 Pasar 10 Pasar 39 Pasar
Dinas
asi Sarana dan 1.700 2.100 2.500 2.900 3.400 12.600
Perindagem
Prasarana Pasar
Peningkatan 11 Pasar 11 Pasar 13 Pasar 13 Pasar 13 Pasar 13 Pasar 13 Pasar
Pengelolaan Pasar 35 400 420 450 450 1.755
Jumlah Rekomendasi 200 200 200 200 200 200 1.000
SIUP/TDP yang rekomendasi rekomendas 96 rekomendasi 21 rekomenda 21 rekomenda 21 rekomend 21 rekomenda 180
dikeluarkan untuk i si si asi si
perusahaan atau
perorangan.
Jumlah Distributor dan 50 orang 100 100 100 100 100 500
Pengecer yang rekomendasi rekomendas 38 rekomendasi 38 rekomenda 38 rekomenda 38 rekomend 38 rekomenda 190
mendapatkan i si si asi si
sosialisasi
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 287
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019
perdagangan produk
dalam negeri
Jumlah frekuensi pasar 2 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 20 kali
lelang dalam penjualan 30 30 30 30 30 150
komoditi unggulan
32 10 Pembinaan Pedagang Jumlah PKL yang
Kakilima dan Asongan diberikan penyuluhan Dinas
50% dari PKL yang Perindagem
terdata
02 07 INDUSTRI
32 07 Program Peningkatan
Jumalah Produk IKM Dinas
Kapasitas IPTEK Sistem 40 Ikm 7 7 8 8 9 79
yang bersertifikasi 100 127 151 172 215 765 Perindagem
Produksi
32 08 Program Pengembangan
Jumalah Wirausaha 2912 Unit Dinas
Industri Kecil dan
baru di sektor Industri Usaha 3.000 175 3.060 235 3.152 275 3.246 341 3,344 426 18,714 1.452 Perindagem
Menengah
32 09 Meningkatnya
Program Penataan Struktur Dinas
Persentase Nilai 1582 Juta 0,7 1% 2,50% 2,50% 3% 3%
Industri 326 377 396 435 470 2.004 Perindagem
Produksi Sektor Industri
32 10 Program Sentra - sentra Keikutsertaan dalam 2 Kali Dinas
2 Kali 2 Kali 2 Kali 2 Kali 2 Kali 2 Kali
Industri Potensial Pameran Ekspo Pameran 150 128 180 215 225 898 Perindagem
02 08 TRANSMIGRASI
13 07 terpenuhinya
kesejahteraan dan
Program Pengembangan fasilitas warga
Wilayah Transmigrasi transmigrasi 7 Paket 357 7 paket 370 14 paket 1.182 13 paket 1.204 6 paket 1.217 6 paket 1.217 Disnakertrans
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019 Bab VIII Hal. 288