Professional Documents
Culture Documents
DWT = Δ – LWT
= 7647,29 – 1912,253
= 5735,037 Ton
Koreksi DWT menurut Rumus Pendekatan “BOCKER”
DWT/Δ = (0,60 – 0,75)
5735,037/7647,29 = 0,749943705 ( memenuhi )
= 613185639,9/0,000013 ton
= 4,7 ton
Untuk cadangan bahan bakar di tambah 10 %
Wfo = 10% x 4,7+ 4,7
= 0,47 + 4,7
= 5,17 ton
Spesifikasi volume bahan bakar = 1,25 m3 /ton . Pf
= 1,25 . 5,17
= 6,46 m3
Jadi Volume tanki yang dibutuhkan sebesar 6,46 m3
Cf = ( 10 – 20 ) Kg / orang
pf
Jadi : Wfm = γ
= 1,118 / 1
= 1,118 m³
Dimana :
Ccm = ( 60 – 200 ) Kg /orang
Untuk kebutuhan air pendingin mesin diperkirakan ( 2 – 5 ) Kg /BHP
= 1,2 m³
Jadi volume tangki minyak lumas adalah 1,2 m³
P2 =
Dimana : Ca2 = Coeff. Pemakaian air pendingin mesin (0,02–0,05)
= diambil 0,03 kg/BHP/jam
EHP ME = 2496,942 Hp
EHP AE = 499,3884 Hp
Pa2 = 1057,86 (2496,942 + 499,3884) . 0,03 / 13 x 1000
= 7314,687/1000 = 7,3ton
Volume total
= 2276,32 .105% / 1,156
= 2390,136 / 1,156
= 2067,6
Vol ruang muat yang dibutuhkan :
V = 1,156 x 2067,6
= 2390 m3
= 0,169 + 0,48
= 0,649 = 650 mm
Jarak gading ceruk buritan maksimum 600 mm, yaitu jarak gading dari ceruk buritan
sampai ujung buritan kapal, direncanakan 600 m.
Jarak gading dari sekat tubrukan (collision bulkhead) sampai ujung haluan 600 mm,
jarak gading direncanakan 600 mm.
Tinggi Double Bottom
h = 45 B + 350 mm
= 45.15 + 350 mm
= 675 + 350 = 1,025 mm = 1000 mm
Tinggi double bottom pada kamar mesin
h` = h + 20%h
h` = 1000 + (20% x 1000 )
= 1200 mm
a. Ruang Mesin
Ruang mesin diletakkan antara gading No. 8 sampai No. 29 dengan panjang 12600
mm, dengan jarak gading 600 mm. Penentuan ruang mesin menurut model mesin
penggerak yang dipakai yaitu sebagai berikut :
Type = 16V26A (Wartsila)
KW = 5200
BHP = 7070
RPM = 1000
L(mm) = 5964
W(mm) = 2474
H(mm) = 3274
Dry weight(kg) = 37000 kg
b. Sekat Depan Kamar Mesin
Letak sekat tergantung dari panjang ruang mesin, dimana panjang ruang mesin
minimal 2 x panjang mesin. Menurut tabel panjang mesin untuk diesel dengan 2957 BHP
adalah 3562 mm. Sehingga panjang ruang mesin 2 x 3,562 m. Maka 7,124 m ,
Direncanakan 12,600 m.
12,600 / 0,6 = 21 jarak gading
1.5.3. Rencana Ruang Pompa dan Tangki Tangki
a. Ruang Pompa
Ditempatkan pada frame 29 sampai dengan frame 33, dengan jarak gading 0,64 m. Panjang
ruang pompa yaitu 4 x 0,64 = 2,56 m
b. Tangki bahan bakar
Ditempatkan pada frame 33 sampai dengan frame 36 dengan jarak gading 0,64m. Panjang
tangki bahan bakar yaitu, 3 x 0,64 = 1,92 m. Cofferdam ditempatkan pada frame 36 s/d 37
dengan jarak gading 0,64 m.
c. Tangki muat
Lebar bebas tangki muat tidak boleh melebihi dari 0,5 B atau 5,85 m
Panjang bebas tangki muat untuk kapal tanker L < 100 m atau kurang dari 5000
DWT, tidak boleh lebih dari 10 m atau kurang dari 700 m3
Jumlah tangki muat direncanakan 6 tangki, dengan panjang total tangki muat 50,560
m . Cofferdam ditempatkan pada frame 116 s/d 117 dengan jarak gading 0,64m.
Sehingga didapat sekat antara tangki muat yaitu:
Tangki muat direncanakan 6 yaitu dengan perincian sebagai berikut :
Tangki muat I antara Frame 104 s/d 116
Tangki muat II antara Frame 91 s/d 104
Tangki muat III antara Frame 78 s/d 91
Tangki muat IV antara Frame 63 s/d 78
Tangki muat V antara Frame 48 s/d 63
Tangki muat V antara Frame 37 s/d 48
1.5.4. Pembagian Tangki – Tangki Double Bottom
a. Tangki Double Bottom Kamar Mesin
Tangki harian direncanakan sebesar 5,75 m3 , dengan frame 8 sampai frame 12. Jarak
gading yaitu 0,6 m.
Bilga tank direncanakan sebesar 3,24 m3 , dengan panjang 1,8 , lebar 1,5 dan tinggi
1,2 m yaitu pada frame 22 s/d 25. Jarak gading yaitu 0,6 m.
Sludge tank di rencanakan sebesar 3,24 m3 , yang di bagi menjadi 2 tangki dengan
ukuran masing – masing tangki yaitu 1,62 m3 dan diletakkan pada bagian samping
pada kamar mesin. Dengan ukuran tiap tangki yaitu : 1,8 x 0,75 x 1,2 m yaitu pada
frame 26 s/d 29. Jarak gading yaitu 0,6 m.
Tangki minyak lumas direncanakan sebesar 1,8 m3 , dengan ukuran 1,2 x 1,6 x 1,2 m
yaitu pada frame 27 s/d 29. Jarak gading yaitu 0,6 m.
b. Tangki Double Bottom Ruang Muat
Tangki bahan bakar direncanakan sebesar 89,45 m3 , dengan frame 33 s/d 36 yang
dibuat menerus dari bottom sampai main deck .Jarak gading yaitu 0,64 m.
Cofferdam ditempatkan pada frame 36 s/d 37 yang dibuat menerus dari bottom
sampai ke main deck , dengan jarak gading 0,64m.
Tangki air tawar direncanakan 26,5 m3 pada frame 37 s/d 42 dengan jarak gading
yaitu 0,64 m.
Cofferdam ditempatkan pada frame 42 s/d 43 dengan jarak gading 0,64m.
Slop tank direncanakan sebesar 11,5m3 , pada frame 43 s/d 45 dengan jarak
gading 0,64 m.
Cofferdam ditempatkan pada frame 45 s/d 46 dengan jarak gading 0,64m
Tangki air ballast di rencanakan 494,56 m3 , pada frame 46 s/d 116 serta
cofferdam yang ditempatkan pada frame 116 s/d 117 . Selain itu, terdapat tangki
air ballast pada haluan (fore peak tank) pada frame 117 s/d 127 dan buritan (after
peak tank) pada frame -4 s/d 8.
Adapun rincian pembagian tangki air ballast yaitu:
Tangki air ballast I antara frame 104 s/d 116
Tangki air ballast II antara frame 91 s/d 104
Tangki air ballast III antara frame 78 s/d 91
Tangki air ballast IV antara frame 63 s/d 78
Tangki air ballast V antara frame 48 s/d 63
Tangki air ballast VI antara frame 46 s/d 48
1.5.5. Sekat Tubrukan
Menurut Bki 2006 Vol II sec 11 A.2.1 , Kapal barang dengan panjang Lc < 200 m harus
mempunyai sekat tubrukan yang letaknya tidak kurang dari 0,05 Lc dari garis tegak depan.
Kapal barang dengan Lc > 200 m harus mempunyai sekat tubrukan yang yang dipasang
paling sedikit 10m dari garis tegak depan. Semua kapal barang harus mempunyai sekat
tubrukan yang terletak tidak kurang dari 0,08 Lc .
Lc = 96 % x Lwl
= 96 % x 81,370
= 78,1152 m
L max = 0,08 x Lc
= 0,08 x 78,1152
= 6,25 m
Diambil 8 jarak gading dan direncanakan letak sekat pada frame 117 sampai Fp dengan
jarak gading 0,6 m.
1.6. Perhitungan Volume Ruangan Utama Kapal
1.6.1. Volume Ruang Mesin
Pada ruang mesin harus mempunyai dasar ganda (h min = 600 mm)
h = 45 B + 350 mm
= 45.11,7 + 350 mm
= 526,5 + 350 = 876,5 mm
= 1000 mm
Chart room.
Radio room.
Dalam hubungan dengan navigasi perlu diperhatikan letak, jenis dan jumlah dari
lampu navigasi yang dibutuhkan.
( S.W.L. = Safe Working Load ), berikut penempatan dari peralatan bongkar muat
tersebut.
Life – boat dan launching devices :
Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dan ukuran life boat serta penempatannya yang
didasarkan atas jumlah anak buah kapal dan penumpang serta lokasi dari tempat
tinggal anak – buah kapal dan penumpang diatas kapal.
Menentukan jenis launching devices ( dewi – dewi = davits ), ukuran dan
kapasitasnya yang didasarkan atas berat life – boat dan cara peluncurannya.
Peralatan Tambat :
Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dari peralatan tambat berikut beserta
penempatannya diatas kapal : Windlass ( mesin jangkar = anchor winch )Bollard
( bolder ). Warping winch. Port gangway ( tangga kapal ). Mooring capstan.
Menentukan ukuran jangkar, rantai jangkar dan tali temalikapal yang di gabung atas
equipment number dari peraturan klasifikasi.
Menentukan ukuran dan letak dari chainlocker (kotak rantai)
BAB III
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN
2. Pembuatan Haluan dan Buritan, Forcastle deck, poop deck, dan bulwark
3. Pembuatan CSA
DATA KAPAL
TYPE KAPAL : Oil Tanker
PANJANG Lpp : 84,4 m
LEBAR Bmld : 15 m
TINGGI Dmld : 7,9 m
SARAT T : 6,987 m
DISPLACEMENT Disp : 6,784 ton
KECEPATAN DINASVd : 12,7 knot
Poop Deck : 20,370 m
Fore Castle : 8,780 m
Tinggi Kemudi ( h )
h = ± 70% × T
= 0,7 × 6,987 = 4,89 m
4890 mm
Lebar Kemudi ( b )
8,36
4, 89
A
¿
b= h = ¿¿ ¿ = 1,71 m
Luas Bagian Balansir ( A' )
A' = 20% × A
= 20% × 8,36 = 1,67 m2
AP
Lebar Bagian Balansir ( b' ) 1710 mm
'
Ai 1,67
b' = h = 4,89 = 0,34 m
C. Propeller
Diameter Propeller ( D )
D = ± 70% × T = 0,7 × 6,987 = 4,89 m
D. Stern Clearance
A =bxh
= 1,71 x 4,89 = 8,36 m
J = 0,0343 x T
= 0,0343 x 6,987 = 0,24 m
K = 0,0226 x Lpp
= 0,0226 x 84,400 = 1,91 m
L = r = 0,164 x t
= 0,164 x 6,987 = 1,15 m
N = 0,48 x df
= 0,48 x 0,85 = 0,41 m
O = 3%Lpp = 2,53 m
E. Pembuatan Sheer
Camber = 2% x Bmld
= 0,02 x 15
= 0,3
Geladak Utama
Geladak utama kapal dapat berbentuk lurus ataupun memiliki kelengkungan. Geladak
utama yang memiliki kelengkungan biasanya memiliki keuntungan dari sisi penambahan
free board kapal tersebut. Namun untuk membuat geladak utama yang melengkung, harus
dihitung terlebih dahulu kelengkungannya yang dikenal dengan sheer standart.
masing digaris dan dibuat sesuai dengan ukuran peraturan sheer standart untuk kapal tanker
sebagai berikut :
SHEER STANDART
Forecastle deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada
bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter diukur dari geladak utama (upper
deck side line), sedangkan untuk panjang dari bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai
Collision Bulkhead atau 5% sampai 8% Lpp. Serta diletakkan tepat pada frame/gading.
Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi pada
upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai pembatas untuk sisi kapal
pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1000 mm diukur pada geladak terendah.
Catatan:
1. Jarak gading pada buritan sampai tabung poros maksimum A maks =600 mm. Diambil
jarak gading di bagian ini sebesar 600 mm
2. Jarak gading pada daerah sekat tabung poros kearah depan mengikuti rumus :
Sekat tabung poros minimal 3 jarak gading dari 0.35T jadi terletak pada
gading ke 10 dari AP
Jarak sekat kamar mesin dari AP adalah antara 17% - 20% Lpp dari AP dan
terletak di nomor gading 35
Letak collision Bulkhead diambil 130 jg dari sekat kamar mesin atau pada no
gading 165
Cpa = 0,74
Cpf = 0,76
120.000
100.000
80.000
CALCULATED OF AREA
60.000
40.000
20.000
0.000
00 50 00 00 00 00 00 00 00 00 00 50 .0
0
0. 0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 9. 10
STATION
Dalam membuat rencana garis yang paling utama adalah pembuatan Body
Plan. Body Plan adalah gambar bentuk penampang badan kapal yang dilihat dari arah
haluan. Biasanya body plan diletakkan pada bagian daerah tengah gambar sheer plan,
namun kadang kala diletakkan di bagian atas diantara gambar lines plan lainnya. Pada
gambar ini pandangan dari haluan tersebut dipisahkan oleh bidang tengah vertical yang
berupa sebuah garis yang diletakkan di bagian tengah secara tegak lurus. Pada sisi
kanan bidang tengah ditunjukkan separuh bentuk badan bagian haluan, sedangkan sisi
kiri bidang tengah ditunjukkan separuh bentuk badan bagian buritan. Berikut langkah-
langkah membuat body plan:
a. Pertama kita buat persegi panjang dengan B sebagai lebar dan T sebagai tinggi.
Kemudian bagi B menjadi 2 bagian dan sebuah garis tengah yang disebut centre
line. Bagian kanan adalah sisi haluan dan bagian kiri adalah sisi buritan.
b. Kemudian pada garis T dari centre line diukur garis yang sebesar A/2T. lalu daric
entre line pada garis T diukur juga B/2. Dan selanjutnya buat bentuk body plan.
c. Dalam hal itu jika kita menggunakan software autocad, kita hanya menggunakan
perintah AREA untuk mengetahui luasan daerah arsirannya.
a. Membuat sent line dengan cara menarik garis diagonal pada kedua sisi
body plan dimulai dari centre line ke sisi bawah body plan . kemudian ukur
jarak tiap station pada garis sent line.
b. Setelah mengetahui jarak antar station dari sent line, selanjutnya kita
proyeksikan ke half breadth plan.
Dalam pengumpulan data sesuai dengan buku petunjuk yang ada, yaitu untuk
mengetahui beberapa koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan. Untuk
pengolah data dan perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan
untuk visualisasi penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad
tersebut digunakan karena program tersebut tidak hanya mendukung dalam pengerjaan
tetapi juga mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya
menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan bekerja secara otomatis . untuk
lebih jelasnya lihat penjabaran dibawah ini.
GRAFIK HIDROSTATIK
FTIK – Teknik Perkapalan UHT Fauzi Samudera Ramadhan
Tugas – 2 (Perencanaan Umum) 29
WPA CW
Result Of WPA
Result Of CW
Water Line Water Line
TPC MSA
Result Of MSA
Result Of TPC
Midship Coefficient
Result of MC
Water Line
Block Coefficient CP
Result Of CP
Result of BC
Result Of CB
KB
Result Of KB
Water Line
TBM TKM
Result Of TKM
Result Of TBM
LBM LKM
Result Of LKM
Result Of LBM
Result Of MD
Result Of SD
DDT
Result OF DDT
Water Line
[1] = 305.07
[2] = 38.513
[3] = 1629.706
[4] = 90.402
[5] = 917.968
[6] = 11277.10
[7] = 144.236
[8] = 6591.144
[9] = 110.664
T = 0.12 m
(1,025/1,000) x t x
Shell Displacement = WSA = 38.294 Ton
Difference of Shell (-)
Displacement = = 0.000 Ton
Total Shell Displacement = = 38.294 Ton
Dalam pengumpulan data sesuai dengan buku petunjuk yang ada, yaitu untuk
mengetahui beberapa koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan. Untuk
pengolah data dan perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan
untuk visualisasi penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad
tersebut digunakan karena program tersebut tidak hanya mendukung dalam pengerjaan
tetapi juga mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya
menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan bekerja secara otomatis . untuk
lebih jelasnya lihat penjabaran dibawah ini.
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Lines plan, Hidrostatik
dan Bonjean merupakan langkah awal dari pembuatan design kapal, karena
dalam tahap inilah dapat ditentukan bentuk kapal yang akan kita buat. Oleh
karena itu, dalam pembuatan tahap ini harus dilakukan dengan secermat
mungkin dan seakurat mungkin dalam perhitungan maupun dalam
perancangan agar tidak akan terjadi salah perhitungan ataupun design yang
tidak sesuai dengan yang seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA