You are on page 1of 11

DAFTAR ISI

JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakan
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulisan
1.4 Manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertianlingkungan hidup
2.2 Penyebab terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan
2.3 Dampak dari kerusakan linkungan perkotaan
2.4 Upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengurangi kerusakan lingkungan perkotaan

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENBAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah lingkungan semakin lama semakin besar, meluas, ibarat bola saljuyang
menggelinding, semakin lama semakin besar . persoalanya bukan hanya bersifat lokal atau
translokal, tetapi regional, nasional, trans-nasional, dan global. dampak–dampak yang terjadi
terhadap lingkungan tetapi hanya berkait pada satu atau dua segi saja. tetapi kait mengait sesuai
dangan sifat lingkungan yang memiliki multi mata rantai relasi yang saling mempengaruhi secara
subsistem. apabila suatu aspek dari lingkungan terkena masalah , maka berbagai aspek lainya
mengalami dampak atau akibat . pada mulanya masalah lingkungan hidupmerupakan masalah
alami yakni peristiwa yang terjadi sebagai bagian dari proses natural. proses natural tanpa
menimbulkan akibat yang berarti bagi tata lingkungan itu sendiri, dan dapat pulih kemudian
secara alami atau homoestasi. akan tetapi, sekarang masalah lingkungan tidak lagi di katakan
sebagai masalah yang semata–mata bersifat alami, karena manusia memberikan penyebab yang
sangat signifikan secara variable bagi peristiwa- peristiwa lingkungan. tidak bisa di sangkal
bahwa masalah- masalah lingkungan yang lahir dan berkembang karena factor manusia jauh
lebih besar dan rumit atau kompictet dibandingka fktr alami itu sendiri. Manusia dengan
berbagai dimensinya terutama dengn factor mobilitas pertumbuhanya akal pikiran dengan segala
perkembangan aspek–aspek kebudayaan, dan begitu juga dengan factor prosesmasa / zaman
yang mengubah karakter dan pandangan manusian. merupakan factor yang lebih tepat dikaitkan
dengan masalah lingkungan perkotaan.oleh karna itu persoalan–persoalan lingkungan saat ini
seperti pencemaran, kerusakan sumber daya alam, penyusutan cadangan–cadangan hutan,
musnahnya berbagai spesies hayati, erosi, banjir, bahkan jenis–jenis penyakit yang berkembang
terakhir ini. diyakini merupakan gejala-gejala negative yang secara dominan bersumber dan
factor manusia itu sendiri jadi, deralasan jika di katakan di mana dan masalah lingkungan maka
di situ ada manusia. terdapat masalah–masalah lingkungan seperti pencemaran, banjir, tanah
longsor gagal panen karna hama, kekeringan, punahnya berbagai jenis binatang langka, lahan
menjadi tandus, gajah dan harimau mengganggu perkampungan warga dan lainya. dalam rangka
system pencegahan (prevevtive) dan penanggulangan (presessive) yang dilakukan untuk itu,
tidak akan efektif jika ditangani dengan pradigma fisik, ilmu pengetahuan dan teknologi atau
ekonomi. tapi factor tadi, paradigma solusinya harus pula melibatkan semua aspek humanistic.
maka dalam hal ini peran ilmu dalah humaniora, seperti sosiologi, antropologi, psoikologi,
hukum, kesehatan, religi,etologi, dan bagainya. sangat strategis dalam pendekatan persoalan
lingkgan hidup/permsaahan perkotaan (siahaan,2004 : 1-2).
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
2. Apa penyebab terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan?
3. Apa dampak terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan?
4. Apa upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengurangi kerusakan lingkungan perkotaan?

1.3 Tujuan penulisan


1. Mendeskripsikan dan menjelaskan pengertian dari lingkungan
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan dampak terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan
3. Mendeskripsikan dan menjelaskan penyeba dari kerusakan linkungan perkotaan
4. Mendeskripsikan dan menjelaskan upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengurangi
kerusakan lingkungan perkotaan

1.4 Manfaat penulisan


Manfaat penyusunan makalah karya ilmiah ini yaitu untuk membuka jendela pengetahuan
tentang lingkungan dan permasalahan tentang kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini dan
mengajak pembaca untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. harapan penulis adalah
agar makalah karya ilmiah ini bermanfaat sehingga pembaca mengetahui permasalaha–
permasalahan lingkungan hidup rutama kerusakalingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian lingkungan hidup
Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar organisme. lingkungan terdiri atas
semua benda mati dan makhluk hidup lain yang terdapat di sekitar organisme tersabut.
lingkungan yang sesuai akan menunjang kehidupan organisme yang ada pada ekosistem. proses
ekosistem akan terus berjalan dengan teratur. Daur materi, aliran energy dan produktivitas
lingkungan terus terjamin. kondisi ini akan terus bertahan manakala komponen–konponen
ekosistem berada dalam keadaan seimbang (Hidayati,2007: 304).
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum,
menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik
langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak
ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan
yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan
abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati
yang ada di sekitar (Soemarwoto. 1926: 221).
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial.
Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan
hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya (soewardu.1950).
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka
lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka
lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan
sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan
masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan
ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

Unsur Fisik (Abiotik)


Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi
jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka
bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan
tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-
lain(Soemarwoto.1926) .
Kualitas air di Kota yang semakin menurun (baik air tanah maupun air permukaan) disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu: erosi tanah selama konstruksi bangunan, limbah industri, luapan air
kotor dan septictank, banjir, serta kontaminasi air hujan di permukaan tanah dan jalanan. Karena
antara jaringan air bersih dan sanitasi saling berkaitan, maka dalam perencanaan dan
pembangunan jaringannya harus ada keterpaduan diantara keduanya dengan jaringan jalan dan
tata hijau kota (Herman . 1995).

2. 2 Penyebab terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan

Menurut Herman Haeruman (1995) harapan masa depan untuk memperoleh kualitas lingkungan
perkotaan yang lebih baik akan bergantung kepada empat hal yaitu:
Ketepatan alokasi ruangan untuk setiap kegiatan pembangunan;
Ketersediaan dan kemampuan kelembagaan dan proses pengelolaan lingkungan;
Pengendalian kegiatan pembangunan yang mengaah kepada efisiensi pembangunan bahan dan
pengendalian pencemaran dan pengendalian fungsi;
Tingkat peran serta masyarakat dan disiplin bermas yarakat kota;

Masalah lingkungan hidup di perkotaanmerupakan masalah kompleks. Apabila dituangkan


dalam model lengkap akan merupakan model yang besar dengan garis interdependensi yang
rumit. pengelolaan lingkungan hiup diperkotaan merupakan upaya terpaduyang harus berisi
informasi yang tepat dan lengkap. Upaya ter[padu meliputi berbagai bidang ilmu dari berbagai
sector seperti pemanfaatan , penataan , pemeliharaan, pengawasan, pengendalia, pemulihan, dan
pengembangan dari berbagai instansi pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun masyarakat.
Banyak masalah perkotaan antara masalah yang berkaitan dengan:
a. Perusakan alam, meliputi pencemaran sungai di dalam kota. misalnya di Jakarta, sungai
menjadi saluran pembuangan limbah, reklamasi pantai dan laut, penurunan dan penyempitan
ruang hijau;
b. Perusakan nilai histiris kota;
c. Prioritas di berikan kepada kendaraan bermotor, bukan pejalan kaki;
Konsentrasi di kota-kota, pertumbuhan yang cepat di pinggir kota, pembangunan yang tidak
beraturan dan menyebar serta memperpanjang jarak tempuh (irwan.2005:44-45).
Permasalahan lingkungan perkotaan yang dominan saat ini adalah population dan building
density kota (kepadatan) yang terus meningkat, masalah persampahan, masalah sanitasi kota, dan
water quality (kualitas air). Permasalahan kepadatan Kota semakin kompleks dengan
perkembangan jumlah penduduk yang sangat tinggi, terutama penduduk yang tidak tetap. Jumlah
penduduk merupakan ancaman dan pressure terbesar bagi masalah lingkungan hidup. Setiap
penduduk memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup, di sisi
lain setiap orang juga menghasilkan limbah dalam beragam bentuk. Pertambahan penduduk yang
sangat tinggi di Kota Surabaya, diakui telah melampau kemampuan daya dukung lingkungan
untuk meregenerasi sendiri, sehingga berimbas pada kualitas hidup manusia
yangmakinrendah.Masalah persampahan perkotaan terutama masih banyaknya sampah yang
dibuang ke badan sungai atau berserakan di tempat terbuka.Dengan banyaknya sampah, sungai
tidak dapat berfungsi sebagaimana semestinya (fungsi transportasi, konservasi, rekreasi, dan
sebagainya) akibat air yang tidak mengalir lancar dan rusaknya ekosistem sungai akibat zat-zat
berbahaya yang terkandung dalam sampah tersebut. Selain masalah sampah di sungai, timbunan
sampah di berbagai sudut kota berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, terutama penyakit
yang disebabkan oleh nyamuk, lalat, kecoak, dan tikus.Keberadaan lalat, nyamuk, dan tikus yang
merupakan vector (pembawa) berbagai macam penyakit menjadi salah satu indikator seberapa
baik kualitas lingkungan suatu kota. Bahkan diindikasikan bahwa penyebab pemanasan global
bukan hanya karena produksi CO2 yang berlebihan, tapi juga disebabkan oleh zat CH4 yang
dihasilkan dari proses pembakaran sampah yang akan terbawa ke atmosfir dan merusak lapisan
ozon.

Pengelolaan sampah yang masih menggunakan paradigma lama (pengumpulan, pengangkutan,


dan pembuangan akhir) perlu dirubah. Hal ini karena permasalahan sampah yang semakin
kompleks, terutama kesulitan mendapat tempat pembuangan akhir serta berkembangnya jumlah
dan ragam sampah perkotaan.Penanganan sampah dengan paradigma baru perlu mengedepankan
proses pengurangan dan pemanfaatan sampah (minimalisasi sampah). Minimalisasi sampah
adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang
berasal dari proses produksi dengan reduksi dari sumber dan/atau pemanfaatan limbah.
Keuntungan dari metode ini adalah: mengurangi ketergantungan terhadap TPA (tempat
pembuangan akhir), meningkatkan efisiensi pengolahan sampah perkotaan, dan terciptanya
peluang usaha bagi masyarakat. Metode minimalisasi sampah mencakup tiga usaha dasar yang
dikenal dengan 3R, yaitu reduce (pengurangan), reuse (memakai kembali), dan recycle (mendaur
ulang). Permasalahan lainnya adalah sanitasi perkotaan. Masalah sanitasi diperkotaan terutama
disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sulit dirubah, terutama masyarakat yang tinggal di
pinggir sungai yang masih menggunakan badan sungai sebagai tempat pembuangan. Buruknya
sanitasi perkotaan akan menyebabkan masalah pada tingkat kesehatan masyarakat, terutama
munculnya berbagai penyakit diare, muntaber dan penyakit kulit. Oleh karena itu, perlu
pembinaan intensif warga tentang masalah kebiasaan ber-sanitasi. Kedepannya perlu
perencanaan jaringan perpipaan air limbah (Sewerage System) kota yang diselenggarakan per
distrik agar biaya investasi dapat ditekan serta pengelolaan tidak mahal.Masalah sanitasi kota
selalu berkaitan dengan masalah kualitas air dan aspek penyebaran bibit penyakit di perkotaan.
Kualitas air di Kota yang semakin menurun (baik air tanah maupun air permukaan) disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu: erosi tanah selama konstruksi bangunan, limbah industri, luapan air
kotor dan septictank, banjir, serta kontaminasi air hujan di permukaan tanah dan jalanan. Karena
antara jaringan air bersih dan sanitasi saling berkaitan, maka dalam perencanaan dan
pembangunan jaringannya harus ada keterpaduan diantara keduanya dengan jaringan jalan dan
tata hijau kota (Soemitro.1985) .

2.3 Dampak dari kerusakan linkungan perkotaan


Kadar pencemaran yang sangat tinggi, tidak akan dapat dipulihkan kembali seperti semula.
Mengenai akibat pencemaran terhadap lingkungan hidup harus melihat kepada ukuran dampak
penting terhadap lingkungan yang perlu disertai dengan dasar pertimbangan yaitu sebagai
berikut: terhadap penilaian pentingnya dampak lingkungan berkaitan secara relative dengan
besar kecilnya rencana usaha atau kegiatan yang berhasil guna dan daya guna, apabila rencana
usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan dengan didasarkan pada dampak usaha atau kegiatan
tersebut terhadap salah satu aspek lingkungan atau dapat juga terhadap kesatuan dan atau
kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan lainnya dalam batas wilayah yang telah ditentukan.
Perlu diketahui bahwa dampak terhadap lingkungan atas dasar kemungkinan timbulnya dampak
positif atau dampak negative tidak boleh dipandang sebagai factor yang masing-masing berdiri
sendiri, melainkan harus diperhitungkan bobotnya guna dipertimbangkan hubungan timbul
baliknya untuk mengambil keputusan. Sedangkan yang menjadi ukuran dampak penting terhadap
lingkungan hidup adalah :
a) jumlah manusia yang akan terkena dampak tersebut adalah pengertian manusia yang akan
terkena dampak mencakup aspek yang sangat luas terhadap usaha atau kegiatan, yang
penentuannya didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan masyarakat dan jumlah
manusia yang terkena dampaknya tersebut, dimana manusia yang secara langsung terkena
dampak lingkungan akan tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan yang telah
dilaksanakan,
b) luas wilayahterhadap luas wilayah persebaran dampak adalah merupakan salah satu factor
yang dapat menentukan pentingnya dampak terhadap lingkungan, dimana rencana usaha atau
kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dari segi
intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak,
c) lamanya dampak berlangsung dapat berlangsung pada suatu tahap tertentu atau pada
berbagai tahap dari kelangsungan usaha atau kegiatan, dengan kata lain akan berlangsung secara
singkat yakni hanya pada tahap tertentu siklus usaha atau kegiatan akan tetapi dapat pula
berlangsung relative lama yang akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan lingkungan
hidup didalam masyarakat/manusia dilingannya yang telah merusak tatanan dan susunan
lingkungan hidup disekitarnya,
d) intensitas dampak mengandung pengertian perubahan lingkungan yang timbul bersifat
hebat atau drastic serta berlangsung diareal yang luas dalam kurun waktu yang relative singkat,
hal ini menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar pada komponen lingkungan hidup
yang berdasarkan pertimbangan ilmiah serta dapat mengakibatkan spesies-spesies yang langka
atau endemik terancam punah atau habitat alamnya mengalami kerusakan,
e) komponen lingkungan lain yang terkena dampak, akibat rencana usaha atau kegiatan
menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih
atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer,
f) sifat kumulatif dampak adalah pengertian bersifat bertambah, menumpuknya atau
bertimbun, akibat kegiatan atau usaha yang pada awalnya dampak tersebut tidak tampak atau
tidak dianggap penting, akan tetapi karena aktivitas tersebut bekerja secara berulang kaliatau
terus menerus maka lama kelamaan dampaknya bersifat kumulatif yang mengakibatkan pada
kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasikan oleh lingkungan alam atau social dan
menimbulkan efek yang saling memperkuat (sinergetik).
g) akaibat pencemaran dan berbalik dan tidak berbaliknya dampak ada yang bersifat dapat
dipulihkan dan terdapat pula yang tidak dapat dipulihkan walaupun dengan upaya manusia untuk
memulihkannya kembali, karena perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan
yang telah tercemar dengan kadar pencemaran yang sangat tinggi, tidak akan dapat dipulihkan
kembali seperti semula (Soemitro. 1985)

2.4 Upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengurangi kerusakan lingkungan perkotaan

Upaya mengatasi permasalahan perkotaan yang sedemikian pelik haruslah tetap


dipandang dengan sikap optimis. Saat ini kita menyadari bahwa kita telah terlanjur pada pilihan
pembangunan perkotaan yang kurang tepat. Dengan adanya konsep pembangunan berkelanjutan
maka selayaknya Indonesia tidak harus mengikuti pola dari negara-negara maju. Kalaupun bukan
yang pertama,
Indonesia dapat menerapkan konsep pembangunan perkotaan berkelanjutan secara cerdas,
holistik, inovatif dan partisipatif. Pada tatanan kebijakan, perlu dilakukan mainstreaming
pembangunan berkelanjutan dalam setiap upaya pembangunan misalnya eksploitasi sumber daya
alam dan pemanfaatan ruang yang berbasis ekologis, kampanye hemat energi dan energi
alternative terbarukan, serta mendorong terbangunnya infrastruktur lingkungan hidup
diperkotaan, seperti sewerage system dan TPA berbasis usaha komunal (dengan memanpaatkan
sampah sebagai bahan baku produksi lanjutan, misalnya pupuk organic basis sampah kota).
Sedangkan dalam tataran pelaksanaan, strategi yang ditempuh adalah dengan pengembangan
sistem penaatan, baik dalam koridor penegakan hukum dan HAM maupun dengan cara persuasif
inklusif (incentive mechanism). Penaatan norma lingkungan hidup dalam kerangka supremasi
hukum dilakukan secara komprehensif, yaitu dengan konsisten menjalankan UU No.18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sampah yang berlandaskan pada prinsip-prinsip 3P; peningkatan
pendayagunaan aparat (PPNS), prasarana dan sarana penegakan hukum lingkungan; serta
pengembangan Jejaring Penegakan Hukum Lingkungan.

Seiring dengan peningkatan dan pengembangan penegakan hukum lingkungan maka,


Kementerian Lingkungan Hidup telah menawarkan langkah
inovatif melalui berbagai program. Dua program unggulan KLH, yaitu Langit Biru dan
ADIPURA merupakan upaya strategis untuk mewujudkan lingkungan perkotaan yang
berkualitas baik, sehat dan berkelanjutan. Program Langit Biru yang antara lain dilaksanakan
melalui penggunaan bahan bakar dan penggunaan kendaraan yang berteknologi ramah
lingkungan perlu diperluas dan didukung oleh semua pihak. Upaya yang dimaksudkan untuk
mewujudkan kualitas udara yang lebih baik (Better Air Quality) tersebut sungguh sangat nyata
manfaatnya, karena dapat mengurangi dampak serius bagi kualitas / kesehatan manusia seperti
menurunnya IQ, gejala autis dan anemia, kemandulan/keguguran dan agresivitas remaja. Tidak
kurang pentingnya adalah peningkatan perhatian terhadap masalah kebisingan, karena secara
nyata juga telah menimbulkan gangguan kejiwaan yang serius. Namun usaha tidak sampai disitu
saja, perlu upaya yang lebih serius dan Pengelolaan pola berkelanjutan (berwawasan
lingkungan). Awal abad XXI ini persoalan lingkungan telah bertambah semakin rumit. Persoalan
lama masih banyak yang belum berhasil diselesaikan seperti sampah/MSW dan bencana alam
yang telah menimbulkan dampak lingkungan, namun isu-isu baru (emerging issue) telah muncul,
antara lain persoalan e-waste, B-3 dan perubahan iklim yang berdampak serius terhadap
kesehatan manusia. Persoalan-persoalan baru tersebut telah menambah kerumitan permasalahan
di kawasan perkotaan, karena sebagian besar sumbernya justru di wilayah perkotaan. Tuntutan
hidup di perkotaan telah menimbulkan gaya hidup yang serba cepat dan menuntut penggunaan
fasilitas modern seperti alat-alat elektrik dan elektronik serta konsumsi energi yang terus
meningkat yang ternyata telah menimbulkan dampak negatip serius bagi kehidupan umat
manusia. Upaya untuk mewujudkan clean land, clean water dan clean air di daerah perkotaan
perlu terus dilakukan, karena kualitas lingkungan yang buruk telah menimbulkan dampak serius
bagi kehidupan manusia. Salah satu hasil kajian menunjukkan bahwa akibat lingkungan yang
buruk, masyarakat miskin Indonesia terpaksa harus membelanjakan dana yang sangat besar
(sekitar 43 triliun rupiah) untuk biaya pengobatan yang semestinya dapat di dayagunakan untuk
keperluan yang lebih produktip dan bermanfaat langsung bagi peningkatan kualitas
kehidupannya.
Upaya yang di lakukan pemerintah untuk menanggulangi kerusakan yaitu:
1. Bidang Pertambangan dan Energi yaitu pertambangan umum, tranmisi,
PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU, ekspoitasi, kilangan/pengolahan dan tarnmisi minyak/gas bumi.
2. Bidang Kesehatan yautu: rumah sakit kelas A/setara kelasA atau kelas I dan industri
farmasi.
3. Bidang Pekerjaan Umum yaitu :pembangunan Waduk, Irigasi dan kanalilasi, jalan raya/tol,
pengolahan sampah, peremajaan kota dan gedung bertingkat/apartemen.
4. Bidang Pertanian yaitu: Usaha tambak udang, sawah, perkebunan dan pertanian.
5. Bidang Parpostel seperti hotel, padang golf, taman rekreasi dan kawasan parawisata
6. Bidang Tranmigarasi dan Pemukiman Perambahan Hutan.
7. Bidang perindustrian seperti : Industri semen, kertas pupuk kimia/petrokimia, peleburan
baja, timah hitam, galangan kapal, pesawat terbang dan industri kayu lapis.
8. Bidang Perhubungan seperti: Pembangunan Jaringan kereta api, Sub Way, pembangunan
pelabuhan dan badar udara.
9. Bidang perdagangan,
10. Bidang pertahanan dan keamanan seperti : Pembangunan genung amunisi, pangkalan
angkatan laut, pangkalan angkatan udara dan pusat latihan tempur,
11. Bidang pengembangan tenaga nuklir sepert: Pembangunan dan pengopearian reactor nuklir
dan nuklir non reactor.
12. Bidang kehutanan yaitu: Pembangunan taman safari, kebun binatang, hak pengusaha hutan,
hak pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan Pengusaha parawisata alam.
13. Bidang pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B-3) dan 14 Bidang kegiatan
terpadu/multisektor (wajib AMDAL) (Soewardu.1950).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar organisme . lingkungan terdiri
atas semua benda mati dan makhluk hidup lain yang terdapat di sekitar organisme tersabut .
lingkungan yang sesuai akan menunjang kehidupan organisme yang ada pada ekosistem
2. Penyebab terjadi pada masalah perkotaan antara lain masalah yang berkaitan dengan:
A. Perusakan alam , meliputi pencemaran sungai di dalam kota . misalnya di Jakart, sungai
menjadi saluran pembuangan limbah, reklamasi pantai dan laut, penurunan dan penyempitan
ruang hijau;
B. Perusakan nilai histiris kota;
C. Prioritas di berikan kepada kendaraan bermotor, bukan pejalan kaki;
D. Konsentrasi di kota-kota, pertumbuhan yang cepat di pinggir kota, pembangunan yang tidak
beraturan dan menyebar serta memperpanjang jarak tempuh
3. Dampak yang terjadi akibat kerusakan lingkungan:
A. Banyaknya wabah penyakit yang diderita oleh masyarakat.
B. Sempitnya lapangan pekerjaan.
C. Sulitnya masyarakat dalam memenuhi perekonomianya.
D. Rendahnya mutu pendidikan.
4. Upaya yang di lakukan pemerintah untuk menanggulangi kerusakan yaitu:
A. Bidang Pertambangan dan Energi yaitu pertambangan umum, tranmisi,
PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU, ekspoitasi, kilangan/pengolahan dan tarnmisi minyak/gas bumi,
B. Bidang Kesehatan yautu: rumah sakit kelas A/setara kelasA atau kelas I dan industri
farmasi,
C. Bidang Pekerjaan Umum yaitu :pembangunan Waduk, Irigasi dan kanalilasi, jalan raya/tol,
pengolahan sampah, peremajaan kota dan gedung bertingkat/apartemen,
D. Bidang Pertanian yaitu : Usaha tambak udang, sawah, perkebunan dan pertanian,
E. Bidang Parpostel seperti hotel, padang golf, taman rekreasi dan kawasan parawisata,
F. Bidang Tranmigarasi dan Pemukiman Perambahan Hutan,
G. Bidang perindustrian seperti: Industri semen, kertas pupuk kimia/petrokimia, peleburan
baja, timah hitam, galangan kapal, pesawat terbang dan industri kayu lapis.
H. Bidang Perhubungan seperti: Pembangunan Jaringan kereta api, Sub Way, pembangunan
pelabuhan dan badar udara,
I. Bidang perdagangan,
J. Bidang pertahanan dan keamanan seperti : Pembangunan genung amunisi, pangkalan
angkatan laut, pangkalan angkatan udara dan pusat latihan tempur.
K. Bidang pengembangan tenaga nuklir seperti : Pembangunan dan pengopearian reactor
nuklir dan nuklir non reactor,
L. Bidang kehutanan yaitu : Pembangunan taman safari, kebun binatang, hak pengusaha hutan,
hak pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan Pengusaha parawisata alam,
M. Bidang pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B-3) dan 14 Bidang kegiatan
terpadu/multisektor (wajib AMDAL).
3.2 Saran

Sebagai mahasiswa dan mahasiswi program studi biologi seharusnya kita tau masalah
lingkungan hidup ini . kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum mahluk hidup
ada . maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekadekah kita
memikirkanya . sampai pada satu sisi di mana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga
serta melestarikanya. marilah kita bergotong royong untuk menyelamatkan bumi yang telah
membererikan kita kehidupan yang sempurna ini. Setop kerusakan lingkungan dan global
warming.

You might also like