You are on page 1of 6

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


ASMA
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/8

Ditetapkan oleh:
Direktur Utama

PPK Tanggal terbit:


Dr. I Wayan Sudana, M.Kes
NIP 19650409 199509 1 001

J45.9 - Asthma, unspecified


J45.20 Mild Intermitten Asthma
J45.21 Mild Intermitent asthma with acute exacerbation
J45.22 Mild Intermittent asthma with status asmaticus
J45.3 Mild persistent asthma
J45.30 Mild persistent asthma, uncomplicated
J45.31 Mild persistent asthma with acute exacerbation
No. ICD 10
J45.32 Mild persistent asthma with status asthmaticus
J45.40 Moderate persistent asthma with uncomplicated
J45.41 Moderate persistent asthma with acute
exacerbation
J45.42 Moderate persistent asthma with status
asthmaticus
J45.5 Severe persistent asthma
Asma adalah mengi dan/atau batuk berulang dengan
karakteristik timbul secara episodik, cenderung pada
malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktivitas
fisis, serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada
Pengertian pasien dan/atau keluarganya.
Asma merupakan penyakit kronik yang dapat mengalami
serangan akut (eksaserbasi). Asma akut atau serangan
asma adalah episode perburukan progresif gejala-gejala
asma, seperti batuk, sesak, mengi, rasa dada tertekan.
Anamnesis Batuk terutama pada malam hari, sesak napas, mengi,
atau dada terasa berat yang bersifat episodik (berulang)
serta adanya riwayat asma atau penyakit alergi lain pada
pasien atau anggota keluarga.
Batuk dan mengi yang mengarah ke asma :
1. Timbul berulang
2. Gejala lebih berat pada malam hari
3. Timbul setelah berolahraga, aktivitas fisik,
menangis atau tertawa berlebihan, atau
perubahan cuaca/suhu.
4. Timbul bila ada faktor pencetus inhalan (hirupan)
atau digestan (makanan)
5. Pencetus inhalan dapat berupa debu, bulu
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ASMA
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/8

binatang, aroma parfum yang kuat atau aerosol,


asap rokok, asap perapian, atau asap kendaraan
6. Bila mengalami selesma, gejala batuk dan/atau
pilek bertahan lebih lama (>10 hari)
7. Gejala klinis membaik setelah pemberian obat
asma.
1. Kesadaran dan tanda vital
2. Posisi duduk
3. Kemampuan mengucapkan kalimat lengkap atau
hanya beberapa patah kata
4. Kesulitan minum/makan pada anak kecil
Pemeriksaan 5. Sesak napas pada fase inspirasi
Fisik 6. Retraksi toraks: suprasternal, interkostal,
epigastrium
7. Mengi
8. Sianosis
9. Tanda infeksi penyerta/komplikasi

Pembagian serangan asma:


Ringan-sedang:
1. Mengucapkan kalimat
2. Lebih memilih duduk dibandingkan berbaring
3. Tidak ada agitasi
4. Takipneu
5. Tidak ada kontraksi otot bantu napas
6. Laju nadi 100-120x/menit
7. Saturasi O2 pada udara kamar 90-95%
8. PEF > 50% prediksi atau terbaik
Berat:
Kriteria Diagnosis
1. Mengucapkan kata
2. Duduk condong ke depan
3. Agitasi
4. Laju napas >30x/menit
5. Kontraksi otot bantu napas
6. Laju nadi >120x/menit
7. Saturasi O2 < 90%
8. PEF <50% prediksi atau terbaik
Mengancam nyawa:
1. Kesadaran menurun atau berubah
2. Suara napas menurun
Diagnosis 1. Pneumonia
Banding 2. Bronkiolitis
3. Peneumonia aspirasi
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ASMA
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 3/8

4. Aspirasi benda asing


1. Pulse oxymetri
2. Analisis gas darah: pada asma berat &
mengancam nyawa dapat terjadi asidosis
respiratorik dan metabolik
3. Pemeriksaan fungsi paru: Peak Flow Meter
Pemeriksaan
(89.37)
Penunjang
4. Darah rutin dan serum elektrolit
5. Foto Toraks: pada asma umumnya tampak
hiperaerasi, indikasi bila dijumpai komplikasi
berupa atelektasis, pneumotoraks, dan
pneumomediastinum
Unit perawatan intensif anak pada asma serangan
Konsultasi berat dengan ancaman gagal napas dan asma yang
mengancam nyawa
Perawatan RS Asma serangan sedang hingga berat
Terapi/tindakan Respons terhadap tatalaksana awal sekaligus dapat
(ICD 9-CM) digunakan untuk menilai derajat keparahan asma
akut.
Tatalaksana di klinik atau UGD
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ASMA
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 4/8

1. Inhalasi salbutamol dosis 0,05-0,1 mg/kgBB/x


dengan penambahan NaCl 0,9% sampai dengan
4 mL, dapat diulang selang 20 menit bila pasien
masih sesak (93.94). Pada pemberian ketiga
ditambahkan ipratropium bromide (93.94). Pada
setiap kali pemberian inhalasi, diberikan pula O2
1-2 L/mnt nasal prong (93.90). Alternatif lain
adalah salbutamul pMDI + spacer 4-10 semprot
yang dapat diulang @ 20 menit selama 1 jam
2. Bila saat datang pasien jelas dalam keadaan
berat, dapat langsung diberikan nebulisasi
salbutamol ditambahkan ipratropium bromide
(93.94).
Serangan asma ringan
1. Jika dengan sekali nebulisasi pasien
menunjukkan respon yang baik (complete
response), berarti derajat serangannya ringan.
2. Pasien diobservasi selama 1-2 jam (89.03), jika
tidak ada sesak, saturasi > 94% pada udara
ruangan pasien dapat dipulangkan. Pasien
dibekali obat -agonis (hirupan atau oral) yang
harus diberikan tiap 4-6 jam. Jika setelah
observasi 2 jam gejala timbul kembali, pasien
diperlakukan sebagai serangan asma berat.
3. Oksigenasi dengan target saturasi 94-98%
4. Jika pencetus serangannya adalah infeksi virus,
dapat ditambahkan steroid oral jangka pendek (3-
5 hari) yaitu metilprednisolon dengan dosis 0,5-1
mg/kgBB/hari atau yang setara.
5. Pasien dianjurkan kontrol ke klinik rawat jalan
dalam waktu 24-48 jam untuk evaluasi ulang tata
laksana.
6. Jika sebelum serangan pasien sudah mendapat
obat pengendali, obat tersebut diteruskan hingga
evaluasi ulang yang dilakukan di klinik rawat
jalan. Dosis dapat di tingkatkan selama 1-2
minggu.
Serangan asma sedang
1. Jika dengan pemberian nebulisasi dua atau tiga
kali pasien hanya menunjukkan respon parsial,
maka termasuk serangan derajat sedang. Untuk
itu, tatalaksana yang dilakukan sebagai serangan
derajat sedang.
2. Pasien diobservasi dan ditangani di Ruang Rawat
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ASMA
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 5/8

1. Ruang UGD anak


Tempat pelayanan 2. Ruang rawat inap anak
3. PICU
Penyulit Pneumotoraks, gagal napas
Tertulis : keputusan perawatan di PICU bila dibutuhkan
Informed consent Lisan : pemasangan oksigen, tindakan nebulisasi,
pemasangan jalur intravena, memasukkan obat intravena
Dokter spesialis anak konsultan respirologi, dokter
Tenaga standar
spesialis anak, residen madya dan senior.
Asma serangan sedang : 3 hari
Lama perawatan
Asma serangan berat : 5 hari
Asma serangan sedang : 2 hari
Masa pemulihan
Asma serangan berat : 3 hari
1. Serangan asma teratasi dan terkendali.
Hasil 2. Pada kasus yang sangat berat dan keterlambatan
saat datang dapat berakibat kematian
Patologi Tidak diperlukan
Dapat dilakukan pada penderita yang meninggal atas
Otopsi
permintaan keluarga
Ad vitam : dubia ad bonam
Prognosis Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Kontrol dalam 48-72 jam setelah pulang dari RS untuk
Tindak lanjut
evaluasi
Tingkat Evidens &
rekomendasi
Kriteria pulang
1. Gejala dan tanda asma menghilang
2. Asupan per oral adekuat
Indikator Medis 3. Kondisi rumah / keluarga memungkinkan untuk
perawatan lanjutan di
4. rumah
1. Penjelasan tentang penyakit yang dialami
2. Penjelasan tentang rencana pemeriksaan
diagnostik
Edukasi 3. Penjelasan tentang rencana pengobatan
4. Penjelasan tentang kemungkinan serangan ulang
dan komplikasi
5. Penjelasan tentang upaya pencegahan serangan

Kepustakaan 1. Global Initiative for Asthma. Global strategy for


asthma management and prevention. National
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ASMA
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 6/8

Institute of Health. National Heart, Lung, and Blood


Institute; NIH publ. No. 02-3659, 2012.
2. Michael Sly. Asthma. In: Behrman RE, Kliegman
RM, Arvin AM, penyunting. Nelson textbook of
pediatric, edisi ke-15, Philadelphia: Saunders,
1996, h. 628-40.
2. UKK Respirologi PP IDAI. Pedoman Nasional
Asma Anak. Jakarta, 2004.
3. Warner JO, Naspitz CK. Third international pediatric
consensus statement on the management of
childhood asthma. Ped Pulmonol. 1998; 25:1-17.
4. Bush A. Chronic cough and/or wheezing in infants
and children less than 5 years old: diagnostic
approaches. Dalam: Naspitz CK, Szefler SJ,
Tinkelman, DG, Warner JO, penyunting. Textbook
of pediatric asthma. An international perspective.
London: Martin Dunitz Ltd; 2001: h.99-120.
5. Cartier A. Anti allergic drugs. In: O’Byme PM,
Thomson NC, Ed. Manual of asthma management,
edisi ke-2, London: Saunders, 2001.h.197-201.

You might also like