You are on page 1of 10

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Semester Mata Kuliah Psikologi


Individu Berkebutuhan Khusus
“TUNADAKSA”
Dosen Pengampu : Ni’matuzahroh, M.Si

Disusun Oleh :
Hanny Restia Nanda (201510230311018)
Kelas Psikologi – A
Kelompok 4
Asisten : Sella Egar Tanisa

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
I. Pendahuluan
Berdasarakan penjelasan yang telah ditemukan dari hasil asesmen pada subjek D,
dapat diketahui bahwa subjek kurang mandiri dalam melakukan sebagaian besar
kegiatannya sehari-hari. Subjek yang juga merupakan penyandang tuna dakas
kategori Cerebral Palsy Tetraplegi Spastis membuat kekurangan fisik yang ia miliki
sebagai hambatan menjadi pribadi yang mandiri. Ia selalu membutuhkan bantuan
dalam melakukan setiap aktivitasnya seperti: berpakaian, merawat diri, ke toilet,
berpindah tempat dengan kursi roda, mengambil barang, memakai kaus kaki dan
sepatu. Meskipun ia memiliki keterbatasan, sebenarnya D mampu melakukan
kegiatan-kegiatan tersebut dengan sendiri. Namun, yang membuatnya tidak mandiri
ialah ternyata bukan hanya karena kondisi kecacatan yang dimiliki, namun karena
adanya faktor-faktor tertentu yang mendukung. diantaranya yaitu: ketidakmauan
mencoba dan belajar mandiri, dukungan dari lingkungannya dimana saat berada di
asrama ia selalu dibantu oleh temannya yang juga merupakan penyandang retardasi
mental sehingga tidak pernah menolak saat disuruh dan para pengasuh asrama yang
juga tidak pernah mengajarkan tentang kemandirian diri.
Kemandirian merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap individu untuk
dapat melangsungkan kehidupan. Kemandirian sangat dibutuhkan oleh subjek untuk
membantunya dalam merawat diri dan memenuhi kebutuhan primernya seperti
menjadi sehat, makan, minum, berpakaian, ke toilet dll. Kebutuhan primer tersebut
harus diberikan kepada setiap individu meski ia tuna daksa sekalipun tanpa
pengecualian derajat kecatatan yang dimiliki. Sebab sebenarnya setiap penyandang
tuna daksa mampu melakukannya dengan sendiri beberapa aktivitas tertentu tanpa
bantuan orang lain walaupun membutuhkan teknik khusus, kesabaran dan waktu
yang lama. Termasuk pada subjek, mayoritas kegiatan yang dilakukannya masih
bergantung pada orang disekitarnya, sementara masih ada beberapa hal yang
sebenarnya mampu ia kerjakan dengan sendiri, misalnya berpindah tempat tanpa
bantuan dorongan dari orang lain, berpakaian dengan sendiri menggunakan teknik
tertentu, mengambil atau meletakkan barangnya dengan sendiri, melepas dan
memasang sepatu dengan satu tangan yang berfungsi dan banyak hal lainnya.
Namun yang paling mendasar untuk dilatih dari kemadirian diri subjek ialah
tentang kemandirian berpakaian. Pentingnya berpakaian bagi subjek karena
berpakaian memiliki manfaat dalam segi kesehatan, kerapian, kesopanan, dan
keindahan, sehingga berpakaian adalah hal wajib yang dapat dilakukan anak
penyandang cerebral palsy secara mandiri. Oleh karena itu, disini penleliti ingin
membuat sebuah program yang menarik dengan metode drill atau latihan. Metode
ini merupakan teknik latihan yang diberikan secara sering dan teratur, kemudian
memungkinkan subjek akan memiliki kemampuan berpakaian yang lebih baik karena
ia menjadi terbiasa melakukan aktivitas tersebut. Dengan metode drill, subjek akan
langsung dihadapkan kepada gambaran konkrit dari konsep-konsep abstrak pada
pembelajaran berpakaian. Pembelajaran ini tidak akan dapat diserap dengan satu kali
penyampaian, sehingga ia dibiasakan untuk melakukan aktivitas berpakaian, secara
berulang agar subjek memahami dan memiliki keterampilan dalam berpakaian.

II. Strategi dan Prosedur Teknis Pelaksanaan Program


Program DIPAKAI (kemanDIrian berPAKAIan)
Nama (Inisial) :D
Tempat / tgl lahir : Surabaya, 01 September 2002
Usia : 16 tahun
Lama Program : 1 bulan
Jenis Program : Latihan berpakaian (mengenakan dan melepas)
A. Tujuan Umum
Tujuan umum dari program dipakai ialah untuk melatih D dalam meningkatkan
kemandirian diri khususnya berpakaian.
B. Tujuan Khusus
1. Subjek dapat memahami cara berpakaian dengan sendiri
2. Subjek dapat menegenakan pakaian dengan sendiri
3. Subjek dapat melepaskan pakaian dengan sendiri
C. Pelaksanaan
Terapis, pengasuh asrama
D. Frekuensi
3 kali pertemuan ditiap kegiatan.
E. Media
Kemeja dan Celana denan karet dipinggil/tanpa kancing
F. Tahapan Program
Program dipakai akan dilakukan secara bertahap mulai dari mengenakan kemeja,
melepas kemeja, mengenakan celana, melepaskan celana dan dilatih dan diberikan
secara berulang dalam satu minggu 3 kali pertemuan. Adapun rincian setiap
kegiatan yaitu :
1. Kegiatan mengenakan kemeja
Tujuan : Latihan mandiri mengenakan kemeja tanpa bantuan orang
lain.
Frekuensi : 3 kali pertemuan dalam 1 minggu
Durasi : 25 menit
Metode : intrusksi dan praktek langsung
Bahan : Kemeja dan celana dengan karet/tanpa kancing
Prosedur pelaksanaan kegiatan
Tahap 1, persiapan
Waktu : 5 Menit
Strategi : Sediakan kemeja, terapis dapat meminta subjek meilih sendiri
kemeja yang ingin dipakainya. Ruangan bersudut, menggunakan ruangan
bersudut dapat ia geraknya leluasa dan memberinya tahanan pada tubuh agar
seimbang. Sediakan bangku/kursi untuk pegangan dan mempermudah.
Letakkan kemeja yang telah dipilihnya disisi yang mudah diraih. Sediakan
cermin untuk membuat ia melihat apa yang telah ia kerjakan. Terapis
memberikan contoh atau intruksi bagaiaman teknik mengenakan kemeja yang
harus diikuti subjek.
Tahap 2, pelaksanaan
Waktu : 15 Menit
Strategi :
 Subjek diminta melakukannya dengan pertama-tama didudukkan di sudut
ruangan dengan cermin di depannya dan kursi di sampingnya.
 Minta subjek mengambil kemeja di bangku sampingnya dan bentangan
baju hingga tidak terlipat lagi
 Biarkan subjek memasukkan baju ke kepala hingga leher terlebih dahulu.
(jika baju yang diambil berupa kaos), jika tidak..
 Ia bisa langsung memasukkan lubang lengan kemeja dari tangan yang
jarinya tidak berfungsi terlebih dahulu (kiri) dibantu dengan tangan yang
jarinya masih berfungsi (kiri) dari jari,
 Saat lubang lengan kiri telah masuk kedalam tangan, arahkan subjek untuk
mengangkat tangannya atau meletakkan pergelangan tangan diatas kursi
agar lubangnya mudah terturun hingga di ujung lengan dari pergelangan,
hingga seluruh tangannya sempurna masuk kedalam lubang lengan.
 Kemudian tangan kanannya bisa meraih dan mendorong hingga masuk
kedalam lubang lengan kananya dengan sempurna
 Jika bajunya berupa kemeja berkancing, subjek bisa diarahkan untuk dapat
menganncingkan kemejanya, walaupun lama karna keterbatasan jarinya,
ajak subjek untuk bersabar dengan menanyakan tentang perasaannya dan
hal-hal lain agar ia tidak bosan serta menyerah.
 Setelah semua sudah dan lubang pakaian sempurna masuk kedalam bagian
tubuh dengan benar, minta subjek untuk melihat kearah cermin untuk
merapikan bajunya.
Tahap 3, pemberian hadiah dan penguatan
Waktu : 5 Menit
Strategi :Penguatan positif diberikan dari awal pada tahap pelaksanaan
untuk membuat anak termotifasi, tidak mudah menyerah dan semangat dalam
melakukan setiap tahapan.
 Setiap subjek berhasil memasukkan lubang pakaian kedalam bagian
tubuhnya yang sesuai berikan pujian berupa, tepuk tangan, katakan “hebat,
pintar, kerja bagus dll”
 Jika anak memasang kancing dengan satu tangan dan jari yang berfungsi,
minta anak pertama-tama menghintung jumlah kancing yang harus ia
kaitkan, kemudian setiap kancing yang berhasil ia kaitkan berikan penguat
dan semangat dengan mengatakan sedikit lagi sisa kancing yang belum ia
kaitkan “good job D, ayo kamu hebat ya, semangat tinggal 5 kancing lagi”
 Selama subjek berusaha memasukkan lubang pakaian, bisa berikan elusan
atau dukungan secara verbal tanda kita memberi semangat dan
kepercayaan pada dirinya bahwa ia pasti mampu melakukannya snediri.
 Setelah subjek mampu melakukannya dengan benar sampai akhir, berikan
hadiah berupa sesuatu yang disukai. Karena D suka bernyanyi, kemudian
ajak ia bernyanyi lagu kesukaannya bersama-sama.
Tahap 4 evaluasi kegiataan
2. Kegiatan melepaskan kemeja
Tujuan : Latihan mandiri melepaskan kemeja tanpa bantuan orang
lain.
Frekuensi : 3 kali pertemuan dalam 1 minggu
Durasi : 20 menit
Metode : intrusksi dan praktek langsung
Bahan : Kemeja dengan kancing
Prosedur pelaksanaan kegiatan
Tahap 1, persiapan
Waktu : 5 Menit
Strategi : Ruangan bersudut, menggunakan ruangan bersudut dapat ia
geraknya leluasa dan memberinya tahanan pada tubuh agar seimbang.
Sediakan bangku/kursi untuk pegangan dan mempermudah. Terapis
memberikan contoh atau intruksi bagaiaman teknik melepaskan kemeja yang
harus diikuti subjek.
Tahap 2, pelaksanaan
Waktu : 10 Menit
Strategi :
 Subjek diminta melakukannya dengan pertama-tama didudukkan di sudut
ruangan dengan cermin di depannya dan kursi di sampingnya.
 Pertama-tama, minta subjek perlahan-lahan melepaskan kancingnya
terlebih dahulu jika bajunya kemeja berkancing. Walaupun lama karna
keterbatasan jarinya, ajak subjek untuk bersabar dengan menanyakan
tentang perasaannya dan hal-hal lain agar ia tidak bosan serta menyerah.
 Setelah itu, minta subjek untuk melepaskan baju dengan mengeluarkan
lubang baju dari tangan yang jarinya tidak befungsi terlebih dahulu (kiri)
dengan dibantu tangan kanan yang jarinya masih berfungsi.
 Kemudian jika sudah, disusul dengan melepaskann dan menggoyang-
goyangkan tangan kanannya hingga bajunya terjatuh dan terlepas.
 Setelah bajunya terlepas, minta subjek meletakkan
Tahap 3, pemberian hadiah dan penguatan
Waktu : 5 Menit
Strategi :Penguatan positif diberikan sama seperti kegiatan sebelumnya
dari awal pada tahap pelaksanaan untuk membuat anak termotifasi, tidak
mudah menyerah dan semangat dalam melakukan setiap tahapan.
 Setiap subjek berhasil mengeluarkan lubang pakaian kedalam bagian
tubuhnya yang sesuai berikan pujian berupa, tepuk tangan, katakan “hebat,
pintar, kerja bagus dll”
 Jika anak melepaskan kancing dengan satu tangan dan jari yang berfungsi,
minta anak pertama-tama menghitung jumlah kancing yang harus ia
lepaskan, kemudian setiap kancing yang berhasil ia lepaskan berikan
penguat dan semangat dengan sedikit lagi sisa kancing yang belum ia
lepaskan “good job D, ayo kamu hebat ya, semangat tinggal 5 kancing
lagi”
 Selama subjek berusaha melepaskan lubang pakaian, bisa berikan elusan
atau dukungan secara verbal tanda kita memberi semangat dan
kepercayaan pada dirinya bahwa ia pasti mampu melakukannya snediri.
 Setelah subjek mampu melakukannya dengan benar sampai akhir, berikan
hadiah berupa sesuatu yang disukai. Karena D suka bernyanyi, kemudian
ajak ia bernyanyi lagu kesukaannya bersama-sama.
Tahap 4 evaluasi kegiataan
3. Program mengenakan celana
Tujuan : Latihan mandiri mengenakan celana tanpa bantuan orang
lain.
Frekuensi : 3 kali pertemuan dalam 1 minggu
Durasi : 20 menit
Metode : intrusksi dan praktek langsung
Bahan : Kemeja dengan kancing
Prosedur pelaksanaan kegiatan
Tahap 1, persiapan
Waktu : 5 Menit
Strategi : Sediakan celana tanpa kancing, terapis dapat meminta subjek
meilih sendiri celana yang ingin dipakainya. Ruangan bersudut, menggunakan
ruangan bersudut dapat ia geraknya leluasa dan memberinya tahanan pada
tubuh agar seimbang. Sediakan bangku/kursi untuk pegangan dan
mempermudah. Letakkan celana yang telah dipilihnya disisi yang mudah
diraih. Terapis memberikan contoh atau intruksi bagaiaman teknik
mengenakan celana yang harus diikuti subjek.
Tahap 2, pelaksanaan
Waktu : 10 Menit
Strategi :
 Subjek diminta melakukannya dengan pertama-tama didudukkan di sudut
ruangan dengan cermin di depannya dan kursi di sampingnya.
 Dalam posisi terduduk, minta subjek memasukkan lubang celana dari kaki
kanan kemudian kaki kiri secara bergantian.
 Jika kedua lubang sudah masuk kedalam kaki, minta subjek tidur
terlentang atau miring, hingga anak dapat leluasa menekuk dan
menggerakkan/menggoyangkan kakinya.
 Setelah itu, subjek dapat dengan mudah menarik celananya terpasang
hingga ke perut/pinggang.
 Jika sudah, minta anat merapikan celana sampai merasa nyaman
kemudian, biarkan anak duduk seperti semula.
Tahap 3, pemberian hadiah dan penguatan
Waktu : 5 Menit
Strategi :Penguatan positif diberikan sama seperti kegiatan sebelumnya
dari awal pada tahap pelaksanaan untuk membuat anak termotifasi, tidak
mudah menyerah dan semangat dalam melakukan setiap tahapan.
 Setiap subjek berhasil memasukkan lubang celana kedalam bagian
kakinya yang sesuai berikan pujian berupa, tepuk tangan, katakan “hebat,
pintar, kerja bagus dll”
 Selama subjek berusaha memasukkan lubang celana, bisa berikan elusan
atau dukungan secara verbal tanda kita memberi semangat dan
kepercayaan pada dirinya bahwa ia pasti mampu melakukannya snediri.
 Setelah subjek mampu melakukannya dengan benar sampai akhir, berikan
hadiah berupa sesuatu yang disukai. Karena D suka bernyanyi, kemudian
ajak ia bernyanyi lagu kesukaannya bersama-sama.
Tahap 4 evaluasi kegiataan
4. Program melepaskan celana
Tujuan : Latihan mandiri melepaskan celana tanpa bantuan orang
lain.
Frekuensi : 3 kali pertemuan dalam 1 minggu
Durasi : 20 menit
Metode : intrusksi dan praktek langsung
Bahan : Kemeja dengan kancing
Prosedur pelaksanaan kegiatan
Tahap 1, persiapan
Waktu : 5 Menit
Strategi : Ruangan bersudut, menggunakan ruangan bersudut dapat ia
geraknya leluasa dan memberinya tahanan pada tubuh agar seimbang. Terapis
memberikan contoh atau intruksi bagaiaman teknik melepaskan celana yang
harus diikuti subjek.
Tahap 2, pelaksanaan
Waktu : 10 Menit
Strategi :
 Subjek diminta melakukannya dengan pertama-tama didudukkan di sudut
ruangan dengan cermin di depannya dan kursi di sampingnya.
 Untuk melepaskan celana, minta subjek tidur terlentang atau miring,
hingga anak dapat leluasa menekuk dan menggerakkan/menggoyangkan
kakinya.
 Jika celana telah sampai di daerah bawah kaki, ajak anak untuk duduk dan
minta untuk melepaskan lubang celananya satu persatu dari kanan ke kiri
secara bergantian
 Sampai celana dengan sempurna terlepas, arahkan anak untuk meletakkan
celanya di kursi yang telah disediakan.
Tahap 3, pemberian hadiah dan penguatan
Waktu : 5 Menit
Strategi :
Penguatan positif diberikan sama seperti kegiatan sebelumnya dari awal pada
tahap pelaksanaan untuk membuat anak termotifasi, tidak mudah menyerah
dan semangat dalam melakukan setiap tahapan.
 Setiap subjek berhasil mengeluarkan lubang celana kedalam bagian
kakinya yang sesuai berikan pujian berupa, tepuk tangan, katakan “hebat,
pintar, kerja bagus dll”
 Selama subjek berusaha mengeluarkan lubang celana, bisa berikan elusan
atau dukungan secara verbal tanda kita memberi semangat dan
kepercayaan pada dirinya bahwa ia pasti mampu melakukannya snediri.
 Setelah subjek mampu melakukannya dengan benar sampai akhir, berikan
hadiah berupa sesuatu yang disukai. Karena D suka bernyanyi, kemudian
ajak ia bernyanyi lagu kesukaannya bersama-sama.
Tahap 4 evaluasi kegiataan

You might also like