Professional Documents
Culture Documents
OSTEOARTRITIS
Fadilla Rizki Putri1 Alex Barus 2
1
Penulis untuk korespondensi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau, E-mail:
cdrferdy@gmail.com
2
bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau/RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau
Abstrak
Pendahuluan:Osteoarthritis (OA) adalah gangguan degeneratif kronis dengan
etiologi multifaktorial yang ditandai dengan hilangnya tulang rawan artikular
dan remodeling tulang periarticular. OA menyebabkan nyeri sendi, biasanya
lebih buruk dengan berat tubuh berlebih dan aktivitas serta bisa menimbulkan
kekakuan sendi. Osteoarthritis primer sebagian besar terkait dengan penuaan,
sedangkan osteoarthritis sekunder disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain.
Anamnesis, pemeriksaan fisik dan radiologi merupakan instrumen untuk
penegakan diagnosis. Pengobatan osteoarthritis meliputi terapi non-farmakologis
dan terapi farmakologi tergantung pada kebutuhan klinis pasien. Pasien dengan
nyeri persisten dan keterbatasan progresif kegiatan sehari-hari meskipun
manajemen medis mungkin menjadi kandidat untuk operasi.
Laporan Kasus: Tn. H, 79 tahun merupakan PBM via IGD RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau pada tanggal 18 Januari 2015 dengan keluhan nyeri sendi di kedua
lutut sejak 1 tahun SMRS. 1 minggu sebelum masuk RSUD Arifin Ahmad, pasien
dirawat di RS. Bangkinang dengan keluhan demam tinggi. Demam muncul
mendadak dan dirasakan terus menerus. Pasien juga mengalami mual dan
muntah, nyeri pada perut, terutama didaerah ulu hati serta sakit kepala yang
menjalar kesekitar mata. 1 hari SMRS RSUD Arifin Ahmad pasien mengeluhkan
gusi berdarah, warna darah merah terang, jumlahnya sedikit. Pasien juga
mengalami muntah bercampur darah, warna kecoklatan, muntah tidak terlalu
banyak. Pasien akhirnya dirujuk ke RSUD AA. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 150/100 mmHg, ditemukan perdarahan gusi, pada abdomen
terdapat nyeri tekan pada epigastrium dan ekstremitas bawah ditemukan ptekie.
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 17 g/dl, eritrosit 5,4 x 106 /µl,
leukosit 3.500 /µl, hematokrit 48,2 %, dan trombosit 42.000 /µl.
Kata kunci : Osteoartritis
PENDAHULUAN
Osteoarthritis merupakan penyakit rematik yang paling sering
menimbulkan kerusakan sendi yang terbanyak ditemukan pada usia lebih dari 45
tahun ke atas.1 Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif yang penyebabnya
belum diketahui dan paling sering mengenai daerah lutut. Osteoarthritis
merupakan penyakit yang menyerang persendian yang melibatkan tulang rawan,
ligamen, tulang, dan lapisan sendi.2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Patogenesis
1
CASE REPORT
Faktor Risiko
a. Usia
Semakin bertambahnya usia, angka kejadian osteoarthritis akan semakin
meningkat. Hal ini berkaitan dengan menurunnya kekuatan kolagen dan
proteoglikan pada sendi.8 Meskipun osteoarthritis bisa terjadi pada usia muda,
namun lebih banyak ditemui pada usia tua. Osteoarthritis bisa timbul di usia 20-30
tahun dan seringnya ditemukan pada usia 60 tahun ke atas.6
b. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoarthritis lutut, dan osteoarthritis yang
mengenai banyak sendi, sementara laki-laki lebih sering terkena osteoarthritis di
lokasi paha, pergelangan tangan, dan leher. Pada usia kurang dari 50 tahun,
prevalensi osteoarthritis lebih banyak mengenai laki-laki, sedangkan wanita
lebih banyak terkena osteoarthritis pada usia lebih dari 50 tahun.6 Hal ini
dipengaruhi dari berkurangnya kadar estrogen pada wanita saat masa menopause
sehingga rentan terkena osteoarthritis.9
1
CASE REPORT
c. Ras/Etnis
Osteoarthritis lebih banyak ditemukan pada ras Amerika-Afrika
dibandingkan Kaukasia. Untuk osteoarthritis lutut, prevalensinya meningkat
pada ras Afrika, Amerika, dan Asia dibandingkan ras Kaukasia. Sementara
untuk osteoarthritis paha, lebih banyak ditemukan pada ras Kaukasia.6,10
d. Genetik
Timbulnya osteoarthritis juga dipengaruhi dari faktor herediter. Hal ini
berhubungan dengan adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen
struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen,
proteoglikan6
Gambaran Klinis
Pada sendi yang lebih kecil seperti jari tangan, terjadi hipertrofi dari tulang
sendi interfalang distal yang disebut Nodus Heberden serta pada sendi interfalang
proksimal yang disebut Nodus Bouchard. Nodus Heberden lebih sering ditemukan
dibandingkan Nodus Bouchard. Kedua tanda ini tidak menimbulkan rasa sakit
namun membatasi gerakan.
Diagnosis
1
CASE REPORT
a. Meredakan nyeri
b. Mengoptimalkan fungsi sendi
c. Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas
hidup
d. Menghambat progresifitas penyakit
e. Mencegah terjadinya komplikasi
a. Edukasi pasien agar tahu tentang penyakitnya sehingga bisa menjaga agar
tidak bertambah parah dan meyakinkan pasien untuk dapat tidak
bergantung pada orang lain.
b. Modifikasi aktifitas dan pola hidup
c. Istirahat teratur untuk mengurangi beban pada sendi
d. Menurunkan berat badan. Penelitian yang dilakukan pada 21 penderita
osteoarthritis dengan obesitas yang melakukan diet dan olahraga untuk
menurunkan berat badan mengalami perbaikan fungsi sendi dan
pengurangan rasa sakit dalam waktu 6 bulan.
e. Rehabilitasi medik/ fisioterapi dengan cara latihan memperkuat otot-otot
yang berguna untuk mengurangi nyeri dan menambah perluasan gerakan
sendi.
f. Penggunaan alat bantu
1
CASE REPORT
LAPORAN KASUS
1. ANAMNESIS
Keluhan umum:
Nyeri pada kedua lutut dan pergelangan kaki sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat penyakit sekarang:
1
CASE REPORT
Pasien datang ke RSUD Arifin Achmad atas rujukan dari RS Awal Bros
dengan keluhan nyeri pada kedua lutut dan pergelangan kaki yang dirasa sejak 1
bulan yang lalu. Awalnya nyeri dirasa di lutut, lalu disusul di pergelangan kaki.
Nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk dan tidak menjalar. Nyeri dirasakan hilang
timbul. Nyeri dirasakan memberat saat dari pasien duduk yang lama ke berdiri
dan jika pasien berjalan jauh. Pasien juga merasa kedua lututnya bengkak. Pasien
masih bisa melakukan aktifitas sendiri.
Sejak 1 minggu yang lalu, nyeri dirasa makin memberat sampai ke jari-jari
kaki. Nyeri dirasakan makin sering dan pasien sulit untuk tidur. Pasien merasakan
kaku, kaki makin membengkak dan sulit digerakkan sehingga untuk beraktifitas
memerlukan bantuan orang lain. Biasanya kaku muncul saat pasien baru bangun
tidur sekitar 20 menit dan tidak bisa menggerakkan kaki sama sekali.Saat dibantu
orang lain, kaki hanya bisa digeser ke kiri dan ke kanan. Pasien sudah mencoba
memberi minyak urut dan dikompres, namun nyeri tidak berkurang. Saat
digerakkan, pasien kadang mendengar bunyi krek-krek.
Pasien juga mengeluhkan demam, sakit kepala, sesak. Keluhan ini
dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien masih mau makan dan minum. Tidak
terdapat gangguan pada buang air kecil dan buang air besar pada pasien.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien pernah mengalami kecelakaan 25 tahun yang lalu dengan badan
pasien tertimpa kayu balak. Pasien pernah mengalami operasi katarak 1 bulan
yang lalu. Riwayat diabetes melitus (-), hipertensi (+), penyakit jantung (+), asma
(-), maag (-), asam urat (-) sejak 5 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit keluarga:
Adik kandung pasien mengalami hal seperti ini juga. Riwayat diabetes
melitus dan hipertensi dalam keluarga disangkal.
Riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan:
Pasien tinggal berdua dengan istri di Air Tiris. Pekerjaan pasien adalah
bertani dan berkebun, tapi semenjak sakit, pasien tidak bekerja lagi. Pasien punya
riwayat merokok, memiliki alergi terhadap makanan laut. Pasien suka
mengonsumsi makanan seperti jeroan dan kacang-kacangan. Sebelum sakit,
pasien suka berolahraga bulutangkis.
Paru
Inspeksi: paru mengembang simetris kiri kanan, retraksi (-)
Palpasi : vocal fremitus (n/n)
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+), ronki (-), wheezing (-)
Abdomen:
Inspeksi : perut datar, scars (-)
Auskultasi : peristaltik usus normal
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, defans
muskular (-)
Perkusi : timpani (+), asites (-), shifting dullness (-)
Ekstremitas:
a. Ekstremitas superior:
Pergerakan motorik dalam batas normal
Tanda inflamasi (-)
Edema (-), eritema (-)
1
CASE REPORT
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Rontgen genu dextra et sinistra
3. EKG
1
CASE REPORT
4. Foto thorax
Resume:
Pasien laki-laki usia 79 tahun datang dengan keluhan nyeri pada kedua
lutut dan pergelangan kaki sejak 1 minggu SMRS. Nyeri sudah dirasa sejak
sebulan yang lalu dan terasa memberat sejak seminggu terakhir. Nyeri pertama
kali dirasakan di lutut dan disusul ke pergelangan kaki sampai ke jari-jarinya.
Nyeri awalnya dirasa hanya seperti ada yang mengganjal pada sendi, lalu seperti
ditusuk-tusuk, dan akhirnya terasa kaku sehingga sulit digerakkan. Nyeri
memberat saat dibawa beraktifitas dan kaki dirasa membengkak.
Farmakologi:
-allopurinol
1x100mg
-kolkisin
2x0,5mg
PF: kriteria CHF -Rontgen Non Cek EKG
Framingham, thorax farmakologis:
kardiomegali, udema - diet rendah
ekstremitas, CTR 0,7 ekokardiografi garam,
kurangi
minum
Farmakologis:
Furosemid 1
ampul
1
CASE REPORT
Follow Up
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
Penderita datang dengan keluhan nyeri pada kedua sendi lutut sejak 1
bulan SMRS dan memberat sejak 1 minggu SMRS. Nyeri sendi merupakan
keluhan yang umum terjadi pada penyakit reumatik seperti arthritis gout,
osteoarthritis, keganasan, reumatik septik, dsb. Pada penderita ini, nyeri dirasakan
pada kedua lutut dan pergelangan kaki, nyeri bertambah saat melakukan aktifitas,
nyeri tidak dirasa sepanjang hari. Nyeri ini biasa ditemukan pada penderita
osteoarthritis.
1
CASE REPORT
desakan cairan yang berada di sekitar jaringan yang mengalami inflamasi. Setelah
digerakkan, cairan akan menyebar dari jaringan yang mengalami inflamasi
sehingga penderita merasa terlepas dari ikatan dan bisa menggerakkan sendinya
kembali. Lama kaku sendi pada osteoarthritis kurang lebih 30 menit, sedangkan
pada arthritis reumatoid minimal satu jam. Pada penderita ini, kaku sendi juga
dirasakan pada pagi hari dan menghilang dengan sendirinya jika penderita
menggerakkan kakinya dengan beraktivitas seperti biasa. Hal ini sesuai untuk
mendukung keluhan penderita osteoarthritis.
Pemeriksaan fisik lokalis pada kedua sendi lutut didapatkan: pada inspeksi
didapatkan pembesaran/ bengkak pada kedua sendi lutut dengan tidak ada
perubahan warna kulit. Palpasi pada kedua sendi lutut didapatkan nyeri tekan dan
pada perabaan dirasakan hangat. Pemeriksaan gerak sendi didapat keterbatasan
gerak fleksi. Hambatan gerak terutama disebabkan oleh adanya remodelling
osteofit, penebalan kapsul, dan juga adanya efusi. PAda lutut juga ditemukan
bunyi krek-krek seperti suara kerupuk yang diremukkan. Gejala ini mungkin
disebabkan karena gesekan kedua permukaan tulang sendi yang irregular pada
saat sendi digerakkan.
Edukasi sangat penting bagi semua pasien osteoarthritis. Hal yang menjadi
tujuan edukasi adalah bagaimana mengatasi nyeri dan disabilitas. Pemberian
edukasi pada penderita ini sangat penting karena dengan edukasi diharapkan
pengetahuan penderita mengenai penyakit osteoarthritis menjadi meningkat dan
pengobatan menjadi lebih mudah, serta dapat diajak bersama-sama untuk
mencegah kerusakan organ sendi lebih lanjut. Edukasi yang diberikan pada
penderita ini yaitu memberikan pengertian bahwa osteoarthritis merupakan
penyakit kronis, sehingga perlu dipahami bahwa akan timbul nyeri, kaku, dan
keterbatasan gerak serta fungsi. Selain itu, agar rasa nyeri dapat berkurang, maka
penderita hendaknya mengurangi aktivitas sehingga tidak terlalu banyak
menggunakan sendi lutut dan lebih banyak beristirahat. Penderita juga disarankan
1
CASE REPORT
DAFTAR PUSTAKA
1
CASE REPORT