Professional Documents
Culture Documents
Primary Survey
Adalah pemeriksaan cepat untuk menentukan kondisimyang mengancam nyawa.
Hal ini dipakai untuk membuat keputusan kondisi kritis,tindakan dan kecepatan
transpor. Pemeriksaan ini harus diselesaikan dalam waktu 2 menit atau kurang dan
tidak boleh ada yang menghentikan primary survey kecuali sumbatan jalan napas
dan henti jantung. Gangguan jalan napas selain sumbatan bukan indikasi untuk
menunda primary survey. Perdarahan besar perlu untuk segera dikontrol.
Urutan pemeriksaan yang harus diingat dalam melakukan primary survey:
90 mm Hg 100%
60 mm Hg 90%
30 mm Hg 60%
27 mm Hg 50%
Dr. RTh. Supraptomo, SpAn Lab/SMF Anestesiologi FK UNS / RSUD Dr.
Moewardi
Jenis-jenis suara nafas tambahan disebabkan karena hambatan sebagian jalan nafas
:
A. Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan
napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah
pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut
(menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk
chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang
bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan
korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut
Tindakan Cross-Finger
B. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan
yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di
atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang
sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
Bila pemeriksaan yang sudah kita lakukan seperti keterangan di atas dan kita
menemukan adanya sumbatan pada jalan nafas langkah atau tindakan selanjutnya
yang harus kita lakukan adalah membuka jalan nafas tersebut dengan berbagai
macam metode di antaranya adalah :
1. Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)
2. Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)
3. Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)
perlu di ingat!! Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya
dilakukan maneuver jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher yang
berlebihan yang memungkinkan terjadinya cidera servikal yang lebih berat.
Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga
kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke
depan.
Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien
kemudian angkat.
3. Jaw thrust maneuver (Tindakan mengangkat sudut rahang bawah)
Tindakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang
belakang bagian leher pasien.
Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi
bawah berada di depan barisan gigi atas
Sumber Referensi : Hand Out Pelatihan Basic Life Support RS. Husada Utama
Surabaya
PENGELOLAAN
1. Tanpa alat : - Chin lift
- Jaw Thrust
2. Dengan alat : - Oro pharyngeal airway
- Naso pharyngeal airway
Bahaya aspirasi
Cedera kepala tertutup berat yang
• Perdarahan
membutuhkan hiperventilasi
• Muntah - muntah
Bahaya sumbatan
• Hematoma leher
• Cedera laring, trakea
• Stridor
www.fkunissula.ac.id/index.php?option=com_docman...
8. Mengapa pasien tampak sianosis dan curiga adanya fraktur impressi pada os frontal?
9. Etiologi dan gejala sumbatan jalan napas?
Penyebab sumbatan yg sering kita jumpai adalah dasar lidah, palatum mole, darah atau
benda asing yg lain. Dasar lidah sering menyumbat jalan nafas pada penderita koma,
karena pada penderita koma otot lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu
mengangkat dasar lidah dari dinding belakang faring. hal ini sering terjadi bila kepala
penderita dalam posisi fleksi.
Benda asing seperti tumpahan atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat ditelan atau
dibatukkan oleh penderita yg tidak sadar dapat menyumbat jalan nafas. Penderita yg
mendapat anestesi atau tidak, dapat terjadi laringospasme an ini biasanya terjadi oleh
karena rangsangan jalan nafas atas pada penderita stupor atau koma yg dangkal.
Sumbatan nafas juga dapat trjdi pad jalan nafas baigian bawh, dan ini terjadi sebagai
akibat bronkospasme, sembab mukosa, sekresi mukosa, masuknya isi lambung atau benda
asing ke dalam paru.
(Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD,
FK UNDIP)
Obstruksi saluran nafas akut bisa disebabkan oleh karena fungsional atau mekanis
Penyebab obstruksi oleh karena gangguan Penyebab obstruksi oleh karena mekanis
fungsional
Defresi system syaraf pusat Aspirasi benda asing
Trauma kepala, kecelakaan Perdarahan dan hematom :pasca operasi
serebrovaskuler, gagalnya system , terapi antikoagulan
kardiorepiratory, syok , hipoksia, Trauma: luka bakar
overdosis obat, ensepalopati oleh Neoplasma: karsinoma laring , faring
karena proses metabolic dan trakheobronkial , poliposis pita
Abnormalitas neuromuscular dan suara
system saraf tepi Congenital: vascular rings ,laryngeal
Recurrent laryngeal nerve palsy(pasca webs , laryngoecele
operasi , inflamasi atau infiltrasi Lain-lain
tumor),obstructive sleep apnoeae,
spasme laring, miastenia gravis,
guillain bare polyneuritis, spasme pita
suara oleh karena hipokalsemi
Penyebab :
· Atresia koane
· Ingesti kaustik
· Cedera laringotrakeal.
· Intubasi lama
3. Tumor
Hemangioma
Higroma kistik
Papiloma laring rekurren
Limfoma
Tumor ganas tiroid
Karsinoma sel squamous laring, faring dan esofagus.
4. Infeksi akut
· Laringotrakeitis.
· Epiglotitis
· Hipertrofi tonsiler
· Angina Ludwig
7.Benda Asing
(Agus Purwadinanto dan Budi Sampurna. 2000. Kedaruratan Medik Edisi Revisi
Pedoman Penatalaksanaan Praktis. Jakarta : Binarupa Aksara)
Gambar 6 dan 7. manuver Jaw thrust dikerjakan oleh orang yang terlatih
Gambar 8. Tampak ada orang yang tersedak atau tersumbat jalan nafasnya
Berdasarkan ILCOR yang terbaru, cara abdominal thrust pada posisi terbaring
tidak dianjurkan, yang dianjurkan adalah langsung melakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP).
Caranya : kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di atas
pusar dan di bawah ujung tulang sternum, genggam kepala itu dengan kuat,
beri tekanan ke atas kea rah diafragma dengan gerakan yang cepat, jika tidk
berhasil dapat dilakukan tindakan dengan menekan perut pada tepi meja atau
belakang kursi
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif
atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung
korban di titik silang garis antar belikat dengan tulang punggung/vertebrae)
Gambar 10. Back blow pada bayi
Chest Thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita hamil)
Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan jari
telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi antara
kedua putting susu pasien). Bila penderita sadar, tidurkan terlentang,
lakukanchest thrust, tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatan