Professional Documents
Culture Documents
Nutrisi yang adekuat sangat penting pada anak usia dini untuk memastikan
pertumbuhan yang sehat, pembentukan organ yang tepat dan berfungsi, sistem
kekebalan yang kuat, dan perkembangan neurologis dan kognitif. Malnutrisi anak
berdampak kognitif berfungsi dan berkontribusi terhadap kemiskinan melalui
menghambat kemampuan individu untuk memimpin produktif hidup. Selain itu,
diperkirakan lebih dari itu sepertiga dari kematian balita disebabkan kurang gizi. (De
Onis M.,dkk 2012).
Malnutrisi terdiri dari beberapa bentuk kekurangan gizi, kelebihan gizi dan
obesitas bukan hanya karena kekurangan nutrisi, tetapi dari sejumlah proses saling
berinteraksi antara kesehatan, perawatan, pendidikan, sanitasi dan kebersihan, akses
ke sumber daya, pemberdayaan perempuan dan sebagainya. (Hayashi C, dkk. 2018)
Tumbuh kembang merupakan ciri khas anak dan salah satu indikator
kesehatan anak. Pertumbuhan (growth) adalah pertambahan kuantitas massa tubuh.
Dalam praktek sehari-hari, mengukur berat badan (BB) dalam satuan kilogram dan
tinggi badan (TB) dalam meter adalah mengukur pertumbuhan seorang anak.
Perkembangan (development) didefinisikan sebagai perubahan kualitatif dan
kuantitatif dari status imatur (undifferentiated) menjadi status yang terorganisasi
dengan baik, spesialistik dan matur. (Prawirohartono EP.)
Gambaran kondisi gizi buruk pada balita di Indonesia menurut berat badan per
umur (BB/U) dapat dilihat dari hasil Riskesdas sebagai berikut
Jumlah balita gizi buruk dan kurang menurut hasil Riskesdas 2013 masih sebesar
19,6% (bandingkan dengan target RPJMN sebesar 15% pada tahun 2014) dan terjadi
peningkatan dibandingkan tahun 2010. (Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kementerian
Kesehatan. RISKESDAS 2013)
DEFINISI MALNUTRISI
Tabel 1. Ukuran dan indeks antopometrik yang sering digunakan pada anak di
bawah lima tahun
Indeks Masalah nutrisi Klasifikasi
BB menurut TB atau PB Sangat kurus (severe BB/TB atau BB/PB <-3 SD
(BB/TB atau BB/PB) wasting)
Kurus (moderate wasting) BB/TB atau BB/PB <-2 SD dan
BB/TB atau BB/PB <-3 SD
Kurus secara keseluruhan BB/TB atau BB/PB <-2 SD
(global wasting)
TB atau PB menurut Sangat pendek (severe TB/U atau PB/U <-3 SD
umur (TB/U atau PB/U) stunting)
Pendek (moderate stunting) TB/U atau PB/U <-2 SD dan
TB/U atau PB/U -2 SD
Pendek secara keseluruhan TB/U atau PB/U atau PB/U <-
(global stunting) 2SD
BB menurut umur BB sangat kurang (severe BB/U <-3SD
(BB/U) underweight)
BB kurang (moderate BB/U <-2SD dan BB/U -3SD
underweight)
BB kurang secara BB/U <-2 SD
keseluruhan (global
underweight)
LLA Sangat kurus (severe LLA <115 mm
wasting)
Kurus (moderate wasting) LLA <125 mm dan LLA 115
Kurus secara keseluruhan mm
(global wasting)
LLA < 125 mm
Edema Malnutrisi edematus Edema bilateral di bawah mata
kaki (+)
Edema bilateral sampai ke lutut
(++)
Edema bilateral sampai ke
lengan atas atau lebih (+++)
*edema bukan antopometrik,namun merupakan tanda klinis penting ((Prawirohartono,
E, )
Jadwal Pengobatan Dan Perawatan Anak Gizi Buruk (Buku Gizi Buruk, 2011)
1. Jangan berikan Fe sebelum minggu Ke-2 (Fe diberikan pada fase stabilisasi)
2. Jangan berikan cairan intravena kecuali syok atau dehidrasi berat
3. Jangan berikan protein terlalu tinggi pada fase stabilisasi
4. Jangan berikan diuretik pada penderita kwashiorkor
HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Buku Gizi
Buruk, 2011)
HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Buku Gizi
Buruk, 2011)
KONDISI 1
Jika Ditemukan : Renjatan (syok), Letargis , Muntah dan atau diare atau dehidrasi
(Berikan cairan dan makanan menurut Rencana 1).
KONDISI II
Jika Ditemukan : Letargis Muntah dan atau diare atau dehidrasi (Berikan cairan dan
makanan menurut Rencana II )
KONDISI III
Jika ditemukan: Muntah dan atau diare atau dehidrasi (Berikan cairan dan makanan
menurut Rencana III).
KONDISIS IV
Jika ditemukan : Letargi (Berikan cairan dan makanan menurut Rencana IV).
KONDISI V
Jika tidak ditemukan: Renjatan (syok, Letargi, Muntah/diare/dehidrasi (Berikan
cairan dan makanan menurut Rencana V).
RENCANA 1
Pemberian Cairan Dan Makanan Untuk Stabilisasi
(Renjatan/Syok, Letargis dan Muntah/Diare/Dehidrasi)
RENCANA 1 (Lanjutan)
Pada anak gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku karenanya
harus diberikan :
Kasih sayang
Lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit /hari (permainan ci luk ba, dll)
Aktifitas fisik segera setelah sembuh Keterlibatan ibu (memberi makan,
memandikan, bermain dan sebagainya)
Bila gejala klinis dan BB/TB-PB >-2 SD, dapat dikatakan anak sembuh
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah
setelah penderita dipulangkan
Menu dan cara membuat makanan dengan kandungan energi dan zat gizi yang
padat, sesuai dengan umur berat badan anak
Terapi bermain terstruktur
Sarankan :
Memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering, sesuai dengan umur anak
Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur :
- Bulan I : 1x/mimggu
- Bulan II : 1x/2 minggu
- Bulan III-IV : 1x/bulan
Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali (dosis sesuai umur) (Buku
Gizi Buruk, 2011)