You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL

A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit (APN, 2008 halaman 37).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Arif, et al, 2008)
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara
spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah
pada awal persalinan dan persentasi belakang.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina luar (Kapita Selekta,1999).
a) Macam-macam persalinan
1. Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu
sendiri.
2. Persalinan buatan : bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar.
3. Persalinan anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
b) Pesalinan berdasarkan umur kehamilan dan berat bayi dibedakan menjadi :
1. Persalinan imatur : persalinan saat kehamilan 20-28 minggu dengan
berat janin 500-1000 gram.
2. Persalinan premature : umur kehamilan 28-36 minggu dengan berat
janin antara 1000-2550 gram.
3. Persalinan aterm : persalinan antara umur kehamilan 37-42 minggu
dengan berat janin >2550 gram.
4. Persalinan serotinus : berakhirnya kehamilan setelah usia kehamilan
42 minggu
5. Abortus : pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu/
bayi dengan BB <500 gram
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1. Power (tenaga)
 His
 Kontraksi otot-otot dinding perut
 Tenaga mengejan

2. Passage (jalan lahir) : Jalan lahir lunak dan sedang


3. Passager (penumpang) : Janin, air ketuban dan plasenta
4. Psikis ibu
5. Penolong
d) Hormone yang mendominasi saat hamil
1. Estrogen
a) Meningkatkan sensitivitas otot rahim
b) Memudahkan penerimaan rangsangan dri luar seperti rangsangan
oksitosin, prostaglandin, mekanis
c) Menyebankan otot polos dan otot rahim relaksasi
2. Progesterone : menurunkan sensitivitas otot rahim

2. Etiologi
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan :
a. Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat mulai. Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi
kontraksi sehingga menimbulkan proses persalinan
b. Progesteron
Proses penurunan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu
dimana terjadi penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami
penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
c. Teori oksitosin interne
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensivitas otot
rahim, sensivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton
Hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan
maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat
mulai.
d. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
e. Teori Hipotalamus/Pituitari dan Glandula Suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensevalus sering
terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus sehingga
ada hubungan antara hipotalamus pituitary dengan mulainya persalinan.
Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

3. Fisiolagi
Tahap persalinan
a. Kala 1
Persalinan kala 1 adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). pada permulaan his,
kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih
dapat berjalan-jalan. Lamanya kala 1 primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Kurve Friedmen, diperhitungkan
pembukaan primigravida 1 cm/jam pembukaan multigravida 2 cm/jam.
Tanda-tanda persalinan kala 1 menurut Mochtar (2002) :
1. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil
pada serviks
2. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya
3. Serviks mulai membuka (dilandasi) dan mendatar (effacement)
Fase-fase persalinan kala 1 (Dep Kes RI, 2002) :
a) Fase laten (asuhan persalinan dasar, 2002)
1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
2) Biasanya berlangsung dibawah hingga 8 jam.
b) Fase Aktif
1) Serviks membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan
1 cm/ lebih/jam hingga pembukaan lengkap (10 cm)
2) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

Fase-fase pembukaan dibagi menjadi 3 fase (Hanif Wiknjosatro :


1998)

1) Fase Akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi


4 cm
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 2 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara kurang dari 4cm. Biasanya berlangsung dibawah 8 jam.

b. Kala II (pengeluaran janin)


Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal juga sebagai
kala pengeluaran. Tanda dan gejala kala II persalinan:
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan adanya peningkatkan tekanan pada rectum/vaginanya

3) Perineum menonjol
4) Vulva vagina dan sfingter ani membuka
5) Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah
Diagnosis kala II dapat ditegakan atas dasar hasil pemeriksaan yang
menunjukan:
1) Pembukaan serviks telah lengkap
2) Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina

c. Kala III (pelepasan uri/plasenta)


Dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
Pengukuran ukuran uterus ini menyebabkan pula berkurangnya ukuran
tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi kecil
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlepas dari
dinding uteri setelah plasenta terpisah, plasenta akan turun ke segmen
bawah rahim.
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1) Perubahan ukuran dan bentuk uterus (globuler)
2) Tali pusat bertambah panjang (tanda afeld)
3) Semburan darah tiba-tiba.

d. Kala IV (Observasi)
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta
lahir untuk memantau kondisi ibu. Hal-hal yang di observasi adalah:
1) Kesadaran ibu
2) Pemeriksaan TTV: tekanan darah, nadi, pernafasan
3) Kontraksi uterus
4) Pemeriksaan serviks, vagina dan perineum.
5) Terjadinya perdarahan (perdarahan dianggap masih normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc)

4. Manifestasi Klinis
Gejala persalinan
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
b. Dapat terjadi pengeluaran pertama tanda yaitu:
Pengeluaran lender dan lender bercampur darah.
c. Dapat disertai ketuban pecah
d. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks
1) Perlunakan serviks
2) Pendataran serviks
3) Terjadi pembukaan serviks

5. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorium
 Darah lengkap : Hb, Ht, WBC, PLT, BTCL
 Urinalisis,kultur urine
 Bakteriologi vagina
 Amniosentesis : untuk melihat kematangan beberapa organ janin,
seperti rasio lesitin-sfingomielin, surfaktan.
2) USG (Ultrasonografi)
Untuk mengetahui usia gestasi, jumlah janin, aktifitas biofisik, cacat
congenital, letak & maturasi plasenta, volume cairan ketuban, dan
kelainan uterus.
3) NST (Non stress test)
NST adalah cara pemeriksaan janin dengan mengunakan kardiotokografi,
pada umur kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dan gerakan janin.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan maupun
persalinan.
4) Pemeriksaan DJJ

B. TINJAUAN ASKEP
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas pasien
2) Keluhan pasien saat MRS dan saat pengkajian
3) Riwayat menstruasi : menarche, siklus haid, lamanya haid, dan HPHT
4) Riwayat persalinan
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Kehamilan : umur kehamilan, kelainan kehamilan, penyakit lain
yang menyertai kehamilan
b) Persalinan : dirumah sakit, puskesmas, klimik swasta, lahir normal
dan kesulitan tindakan dengan menggunakan anastesi.
6) Riwayat kesehatan
Sebelum hamil, saat hamil dan saat pengkajian, riwayat penyakit dan
keturunan.
7) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang ada hubunganya dengan kehamilan yang dapat
menunggu kehamilan yang pernah diderita anggota keluarga.
8) Penggunaan kontasepsi
Alat kontrasepsi yang pernah digunakan oleh pasien setelah
persalinan.
9) Data biologis, psikologis, social, spiritual dan pengetahuan.

b. Data obyektif
1. Keadaan umum meliputi : kesadaran, TTV, TB, BB, dan warna kulit
2. Inveksi meliputi : tanda anemia, celoasma gravidarum, striae, linea,
edema, varises, dan hiperpigmentasi
3. Palpitasi meliputi : pembesaran vena jugularis, linfe, tyroid,
bendungan air susu, leopard I-IV, edema dan varises
4. Auskultasi meliputi : suara nafas, suara jantung, bising usus, denyut
jantung janin.
5. VT ( bila perlu)

Khusus

1. Kala I
Data subyektif
a. Pasien mengeluh nyeri
b. Pasien mengatakan ingin mengedan
c. Pasien mengatakan khawatir dan cemas
d. Pasien bertanya-tanya dengan keadaannya
e. Pasien mengatakan takut bergerak

Data obyektif

a. Pasien tampak mengedan saat pembukaan belum lengkap


b. Tampak keluar lender
c. Pasien tampak meringis
d. Pasien tampak gelisah
e. Pasien berbaring ditempat tidur

2. Kala II
Data subyektif
a. Pasien mengatakan nyeri pada perutnya
b. Pasien mengatakan ingin meneran
c. Pasien mengatakan merasakan tekanan pada alat kelaminya

Data obyektif

a. Vulva tampak membuka


b. Perineum tampak menonjol
c. Keluar cairan bercampur darah pervagina

d. Anus tampak tertekan dan menonjol


e. Kepala bayi mulai tampak keluar
f. Pasien tampak meringis
g. Selaput ketuban pecah dan air ketuban keluar

3. Kala III
Data subyektif
a. Pasien mengatakan nyeri pada alat kelaminya
b. Pasien mengatakan masih bingung dengan keadaan anaknya

Data Obyektif
a. TFU sepusat
b. Pasien tampak meringis
c. Terdapat luka fisiotomi
d. Plasenta lahir
e. Kotiledon lengkap

4. Kala IV
Data subyektif
a. Pasien mangatakan tidak tau tentang bayinya
b. Pasien mengatakan takut BAB dan BAK
c. Pasien mengeluh takut bergerak
d. Pasien mengeluh takut/nyeri pada alat kelaminya

Data obyektif

a. Pasien tampak meringis


b. Pasien tampak gelisah
c. Pasien tampak lemah
d. Terdapat luka pda jalan lahir

c. Diagnosa keperawatan
1. Diagnose keperawatan kala I
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus pada proses persalinan
2) Resiko cedera pada janin berhubungan dengan ibu mengedan
sebelum waktunya
3) Ansietas berhubungan dengan proses persalinan
4) Resiko infeksi berhubungan dengan terlalu seringnya dilakukan
VT
5) Keletihan berhubungan dengan hilang timbulnya his

2. Diagnose keperawatan kala II


1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus saat melahirkan
2) Resiko syok hipovelemik berhubungan dengan pendarahan
3) Resiko trauma pada bayi berhubungan dengan proses persalinan
4) Resiko aspirasi berhubungan dengan pecahnya air ketuban

3. Diagnose keperawatan kala III


1) Nyeri berhubungan dengan luka post epysiotomi
2) Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan pendarahan
3) Resiko infeksi berhubungan dengan luka epysiotomi

4. Diagnose keperawatan kala IV


1) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan luka bekas jahitan
epysiotomi
2) Resiko kurangnya cairan berhubungan dengan pendarahan post
partum
3) Nyeri berhubungan dengan luka episiotomy
4) Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomy
5) Perubahan pola eliminasi BAB berhubungan dengan nyeri akibat
adanya luka jahitan

2. Perencanaan
a. Prioritas masalah
Kala I
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus pada proses persalinan
2) Resiko cedera pada janin berhubungan dengan ibu mengedan sebelum
waktunya
3) Ansietas berhubungan dengan proses persalinan
4) Resiko infeksi berhubungan dengan terlalu seringnya dilakukan VT
5) Keletihan berhubungan dengan hilang timbulnya his

Kala II
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus saat melahirkan
2) Resiko syok hipovelemik berhubungan dengan pendarahan
3) Resiko trauma pada bayi berhubungan dengan proses persalinan
4) Resiko aspirasi berhubungan dengan pecahnya air ketuban

Kala III

1) Nyeri berhubungan dengan luka post epysiotomi


2) Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan pendarahan
3) Resiko infeksi berhubungan dengan luka epysiotomi

Kala IV

1) Nyeri berhubungan dengan luka episiotomy


2) Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomy
3) Perubahan pola eliminasi BAB berhubungan dengan nyeri akibat
adanya luka jahitan
4) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan luka bekas jahitan
epysiotomi
5) Resiko kurangnya cairan berhubungan dengan pendarahan post
partum

b. Rencana keperawatan
1) Perencanaan kala I
1. Dx 1 : nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus pada proses
persalinan
Tujuan: nyeri pasien dapat berkurang/ teratasi
Hasil yang diharapkan:
 Mengidentifikasi/menggunakan tehnik untuk mengontrol nyeri
atau ketidaknyamanan
 Melaporkan nyeri berkurang
 Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi
Intervensi :
a) Kaji derajat nyeri melalui isyarat verbal dan nonverbal. Kaji
implikasi pribadi dan budaya dari nyeri.
R/ sikap terhadap nyeri dan reaksi terhadap nyeri adalah
individual dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu, latar
belakang budaya, dan konsep diri
b) Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
R/ Mengalihkan perhatian nyeri ke hal-hal yang menyenangkan
c) Beri kesempatan untuk istirahat
R/ Istirahat akan merelaksasi semua jaringan

2. Dx 2 : Resiko cedera pada bayi berhubungan dengan ibu


mengedan sebelum waktunya
Tujuan : resiko cedera pada bayi tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
 DJJ dalam batas normal
 Tidak ada perubahan periodek yang berbahaya
Intrvensi :
a) Lakukan pemeriksaan Leopold, maneuver untuk menentukan
posisi janin dan presentasi
R/ abnormalitas seperti wajah, dagu, dan posterior juga
memerlukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan
lama
b) Ajarkan ibu cara mengedan yang baik
R/ saat bukaan lenkap ibu dapat mengedan dengan baik.
c) Posisikan ibu miring kiri
R/ meningkatkan perfusi plasenta, mencegah sindrom hipotensi
terlentang
d) Anjurkan ibu tidak mengedan dan sebelum bukaan lengkap
R/ mengedan sebelum waktunya dapat mengakibatkan kepala
janin terjepit

3. Dx 3. : Ansietas berhubungan dengan proses persalinan


Tujuan : ansietas pasien teratasi
Hasil yang diharapkan:
 Tidak melaporkan perasaan cemas
 Wajah tenang
Intervensi :
a) Kaji tingkat penyebab ansietas
R/ berikan informasi dasar ansietas dan mengetahui penyebab
ansietas
b) Anjurkan klien mengungkapkan masalah rasa takutnya
R/ stress, takut, cemas, berefek pada persalinan
c) Observasi TTV
R/ untuk mengetahui keadaan pasien

4. Dx 4 : resiko infeksi berhubungan dengan terlalu seringnya


dilakukan VT
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
 Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
a) Lakukan perawatan perineal
R/meningkatkan kebersihan dan pencegahan infeksi
b) Lakukan VT hanya bila perlu dengan tehnik aseptic
R/ pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi
indometrial

5. Dx 5 : keletihan berhubungan dengan hilang timbulnya his


Tujuan : keletihan pasien teratasi
Hasil yang diharapkan:
 Tidak melaporkan adanya keletihan
Intervensi :
a) Tekankan pentingnya istirahat sejenak dan tidur ± 8 jam
R/ istirahat dapat merelaksasikan otot-otot sehingga menjadi
rileks
b) Anjurkan untuk menghindari aktifitas fisik berlebihan
R/ aktivitas berlebih membuat otot-otot tegang
c) Sediakan ruangan dengan penerangan redup dan tidak
membingungkan
R/ penurunan stressor membantu meningkatkan istirahat

2) Perencanaan kala II
1. Dx 1 : nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus saat-saat
melahirkan
Tujuan : nyeri pasien terkontrol
Hasil yang diharapkan:
 Mengidentifikasi/menggunakan tehnik untuk mengontrol nyeri
atau ketidaknyamanan
 Melaporkan nyeri berkurang
 Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi
Intervensi :
a) Kaji tingkat nyeri pasien (PQRST)
R/ mengetahui tingkat nyeri pasien
b) Berikan posisi yang nyaman
R/ membantu mengurangi nyeri pada pasien
c) Ajarkan metode distraksi
R/ mengalihkan perhatian nyeri ke hal-hal yang
menyenangkan.

2. Dx 2 : resiko syok hipovelemik b/d pendarahan


Tujuan : tidak terjadinya syok hipovelemik
Hasil yang diharapkan:
 Tidak mengalami perubahan TTV
Intervensi :
a) Observasi KU dan TTV setiap 30 menit
R/ untuk mengetahui kondisi pasien
b) Observasi pendarahan
R/ untuk mengetahui secara dini jika terjadi infeksi
c) Kolaborasi dalam pemberian intravena (IVFD)
R/ mengetahui secara tepat berapa kebutuhan cairan yang
diperlukan pasien

3) Perencanaan kala III


1. Dx 1 : nyeri berhubungan dengan luka post epysiotomi
Tujuan : nyeri pasien berkurang
Hasil yang diharapkan:
 Mengidentifikasi/menggunakan tehnik untuk mengontrol nyeri
atau ketidaknyamanan
 Melaporkan nyeri berkurang
 Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi
Intervensi :
a) Kaji skala nyeri
R/ mengetahui skala nyeri pasien
b) Beri posisi yang nyaman
R/ mengurangi nyeri pasien
c) Anjurkan tehnik distraksi dan relaksasi
R/ mengalihkan perhatian saat his datang

2. Dx 2 : resiko syok hipovelemi berhubungan dengan


pendarahan
Tujuan : pendarahan tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
 Tidak ada perdarahan
 Tidak mengalami perubahan TTV
Intervensi :
a) Observasi pendarahan
R/ mengetahui banyaknya pendarahan
b) Lakukan istirahat tirah baring
R/ mengurangi pergerakan untuk mengurangi pendarahan
c) Atur posisi semifowler
R/ memberikan rasa nyaman pada pasien
d) Periksa TTV
R/ memantau KU pasien

3. Dx 3 : resiko infeksi berhubungan dengan luka epysiotomi


Tujuan : infeksi tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
 Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
a) Kaji tanda ↓ infeksi
R/ mengetahui tanda ↓ infeksi
b) Tekankan tehnik cuci tangan dengan cepat
R/ mencegah penyebaran bakteri dan kontaminasi silang
c) Pertahankan tehnik aseptic
R/ menurunkan infeksi nonsokomial
d) Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi
R/ mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut
e) Observasi TTV (suhu)
R/ reaksi demam merupakan indicator adanya infeksi lanjut

4) Perencanaan kala IV
1. Dx 1 : nyeri berhubungan dengan jahitan epysiotomi
Tujuan : nyeri teratasi
Hasil yang diharapkan:
 Mengidentifikasi/menggunakan tehnik untuk mengontrol
nyeri atau ketidaknyamanan
 Melaporkan nyeri berkurang
 Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi
Intrvensi :
a) Kaji skala nyeri
R/ Mengetahui tingkat nyeri pasien
b) Beri posisi yang nyaman
R/ mengurangi rasa nyeri
c) Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
R/ mengurangi dan mengalihkan perhatian pasien
d) Kolaborasi dalam pemberian analgetik
R/ mengurangi nyeri

2. Dx 2 : resiko infeksi berhubungan dengan luka efisiotomi


Tujuan : infeksi tidak terjadi
Hasil yang diharapkan:
 Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi
a) Kaji tanda ↓ infeksi
R/ mengetahui tanda ↓ infeksi
b) Tekankan tehnik cuci tangan dengan cepat
R/ mencegah penyebaran bakteri dan kontaminasi silang
c) Pertahankan tehnik aseptic
R/ menurunkan infeksi nonsokomial
d) Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi
R/ mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut

3. Dx 3 : perubahan pola eliminasi berhubungan dengan nyeri


akibat adanya luka jahitan
Tujuan : tidak terjadinya perubahan pola eliminasi BAB / BAK
Hasil yang diharapkan:
 BAB/BAK lancar
Intervensi :
a) Auskultasi bising usus
R/ perubahan nyeri usus merupakan indikasi adanya
peningkatan / penurunan mobilitas usus.
b) Tingkatkan diet berserat
R/ mengurangi/ membantu mengatur konsistensi vekal dan
menurunkan konstipasi
c) Berikan tindakan berkemih rutin posisi normal
R/ meningkatkan relaksasi otot perineal dan mempermudah
upaya berkemih

4. Dx 4 : menyusui tidak efektif berhubungan dengan luka bekas


jahitan epysiotomi
Tujuan : menyusui efektif
Hasil yang diharapkan:
 Melaporkan dapat menyusui
 Tidak ada nyeri
Intervensi :
a) Beri dan ajarkan perawatan payudara
R/ memperlancar ASI
b) Beri makanan yang memperlancar pengeluaran ASI
R/ memperlancar ASI

5. Dx 5 : resiko kurangnya cairan berhubungan dengan


pendarahan post partum
Tujuan : kebutuhan akan cairan pasien terpenuhi
Hasil yang diharapkan:
 TTv normal
 Mukosa bibir lembab
 Minum sebanyak 2500 ml/hari
Intervensi :
a) Observasi TTV, membrane mukosa, tugor kulit,
R/indikator kekuatan volume sirkulasi dan untuk
mengetahui KU pasien
b) Catat intake dan output cairan selama 24 jam
R/ membantu dalam menganalisa keseimbangan cairan
c) Beri banyak minum ± 2500 ml / 1 hari
R/ memenuhi kebutuhan dasar cairan / menurunkan resiko
dehidrasi

3. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan


kedalam renpra. Tindakan keperawatan mencakup kolaborasi dan independent.
Tindakan independent/mandiri adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada
kesimpulan sendiri bukan merupakan petunjuk/perintah dari petugas kesehatan
yang lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan oleh hasil
keputusan antara dokter, perawat, dan petugas kesehatan yang lain.

4. Evaluasi

1. Kala I
1) Nyeri berkurang
2) Cedera tidak terjadi
3) Ibu tidak cemas lagi
4) Tidak terjadi infeksi
5) Rasa keletihan pasien berkurang
2. Kala II
1) Nyeri berkurang
2) Tidak terjadinya syok
3. Kala III
1) Nyeri berkurang
2) Tidak terjadi syok
3) Tidak terjadi infeksi
4. Kala IV
1) Nyeri berkurang atau hilang
2) Infeksi tidak terjadi
3) Tidak terjadi perubahan eliminasi BAB/BAK
4) Menyusui efektif
5) Kebutuhan akan cairan pasien terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif,et al.(1999). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Salemba Medika

Mocthar, Rustam (1998). Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC

POGI (2007). Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Jaringan

Nasional Pelatihan Klinik

Reeder, Sharon J. (2011). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga

Volume 1. Jakarta: EGC

You might also like