You are on page 1of 5

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi
sampai berakhirnya masa
remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak
menunjukkan ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik
dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan
panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan
pertumbuhan, perkembangan merupakan
hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan
manusia yang utuh.

2. Tahapan perkembangan anak


Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak, yaitu pada
masa:
• Infancy toddlerhood (usia 0-3 tahun)
• Early childhood (usia 3-6 tahun)
• Middle childhood (usia 6-11 tahun)
Perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek berikut:
• fisik (motorik)
• emosi
• kognitif
• psikososial
3. Aspek-aspek perkembangan anak
1. Perkembangan Fisik (Motorik)
Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
o Perkembangan motorik kasar
Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan
motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh
anak untuk melakukan gerakan tubuh.

Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses
kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja
berbeda dengan anak lainnya.
o Perkembangan motorik halus
Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang
menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu.

Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan
berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh
gerakan motorik halus.
2. Perkembangan Emosi
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa
nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada
aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di
sekitarnya.

Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya,
jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
3. Perkembangan Kognitif
Pada aspek koginitif perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima,
mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan
kognitif berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat),
memahami kata, dan berbicara.
4. Perkembangan Psikososial
Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-
teman sebayanya.
Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa
merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut
berkembang secara seimbang.
Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek.
Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memerhatikan kesiapan
anak, bukan dengan paksaan.

5. Perkembangan moral pada anak

Pertama, pada usia balita, anak perlu memperoleh pengenalan akan peraturan dalam
keluarga melalui orangtuanya. Sekalipun pemahaman anak mengenai moral masih
bersifat sederhana, pada usia yang sangat muda pun, anak sudah mampu mengenali rasa
bersalah dan dapat diajak menyesali dosanya di hadapan Tuhan.

Kedua, pada usia balita hingga kanak-kanak akhir, orangtua sebaiknya tidak
memperkenalkan dualisme dalam kehidupan moral. Dunia yang dikenal anak pada usia
demikian bersifat hitam-putih dan ideal. Mereka akan bingung misalnya, bila mereka
diperbolehkan bahkan disuruh berbohong pada suatu saat, namun dilarang berbohong dan
dihukum di saat lain. Mereka membutuhkan pengajaran dan teladan yang konsisten dan
dapat dipercaya. Ketika anak sudah memahami benar tentang arti intensi di balik suatu
perbuatan (maksud tersembunyi dari suatu tingkah laku yang tampak), barulah ia dapat
diajak berdiskusi mengenai dilema moral. Pada tahap ini, anak baru memahami bahwa
ada peraturan yang wajib kita taati, ada yang tidak. Namun setiap pelanggaran
mempunyai konsekuensinya. Anak tetap harus diberitahu bahwa ada peraturan yang
bagaimanapun tidak boleh dilanggar.
Pada saat anak memasuki usia remaja dan mulai kritis terhadap segala sesuatu, anak perlu
mengetahui bahwa kenyataan hidup ada kalanya memaksa kita untuk memilih, kepada
siapakah kita harus taat.

Ketiga, tujuan pendidikan moral adalah agar anak bertanggung jawab penuh atas perilaku
moralnya suatu ketika nanti. Dalam hal ini, tanggung jawab moral yang dimaksud tidak
sekedar menghormati hak orang lain yang bersifat universal, melainkan didasarkan pada
ketaatan akan Tuhan.

4. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-
ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a) Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan
otak dan serabut saraf.
b) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Sebagai
contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak
akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat. Karena itu perkembangan
awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
c) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda,
baik dalam pertumbuhan fisik
maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya
nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
badannya serta bertambah
kepandaiannya.
e) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a.
Perkembangan terjadi lebih dahulu di
daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).b.
Perkembangan terjadi lebih
dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-
jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksimodistal).
f) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-
tahap tersebut tidak bisa terjadi
terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
Ø Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan
potensi yang ada pada individu.
Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar,
anak memperoleh kemampuan
menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
Ø Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat
diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan
terjadi berkesinambungan.
{mospagebreak title=3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang
Anak}

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak.

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut antara lain:
a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Ø Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter
ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
a. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus.
b. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan
dan masa remaja.
c. Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.
Tetapi setelah melewati masa
pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
d. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
e. Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada
sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

b. Faktor luar (eksternal).


Ø Faktor Prenatal
a. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
b. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
c. Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti palatoskisis.

d. Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu
sehingga ibu membentuk
peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan
c. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
d. Faktor Pascasalin
• Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
• Penyakit kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani.
• Lingkungan fisis dan kimia.

You might also like