You are on page 1of 8

SPESIFIKASI TEKNIS

BANGUNAN GEDUNG

PROGRAM :
PEKERJAAN :
LOKASI :
SUMBER DANA :
TAHUN ANGGARAN :

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh penyedia jasa berdasar jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;

A. SPESIFIKASI UMUM

1. KETENTUAN UMUM
1.1. Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten,
Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa
yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan
pekerjaan.
1.2. Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan
Standar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus
dari Konsultan
Pengawas/Direksi Pekerjaan.

3.2 Sebelum penggalian dimulai, Kontraktor wajib mengajukan usulan


penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan :
a. Urutan-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau schema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.

3.3 Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian


yang meliputi areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa
keluar ke tempat yang aman agar galian tetap kering, oleh karenanya
Kontraktor wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan
perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut.

3.4 Galian timbunan tanah untuk pondasi sumuran dan galian lainnya
harus dilakukan menurut ukuran dalam , lebar dan sesuai dengan Pil -
pil yang tercantum dalam gambar

3.5 Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian


dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.6 Penyangga/Penahan Tanah


3.7. Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah
tanggung jawab dari Kontraktor yang harus memperbaiki semua
kelongsoran- kelongsoran. Kontraktor harus memasang dinding
penahan tanah untuk menghindari longsoran .
3.8. Apabila diperlukan konstruksi-konstruksi turap tersebut harus
direncanakan dan dihitung oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Selama pelaksanaan tanah di belakang galian tidak boleh
longsor. Semua biaya perkuatan tebing penahan longsoran sudah
termasuk beban biaya bangunan dalam kontrak.

3.9. Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing


dan galian yang termasuk dalam kontrak.

3.10 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan


dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan tersebut
dengan bahan pondasi yang sesuai digan spesifikasi pondasi.

4. Penimbunan

a. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan


harus ditimbun sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan
harus cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lainnya).

b. Penimbunan harus dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm


hamparan setiap lapisan.

c. Penimbunan Kembali
Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan
dan pengerasan jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana.
Material untuk penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.
d. Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah
 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua
semak- semak, akar-akar pohon, sampah puing-puing bangunan
dan lain-lain sampah, sebelum pengurugan tanah dimulai.
 Tanah urug untuk mengurug. Meratakan dan membuat tanah,
tebing-tebing harus bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-
lain.
 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah
yang dibutuhkan maka Kontraktor harus mendatangkan tanah
urug yang baik dan cukup jumlahnya serta mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil ketinggian
kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal
maksimum 30 cm dan harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan
penambahan air secukupnya dan penggilingan.
Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah diselesaikan secara
rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan
Pengawas.
 Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan
lapis demi lapis hingga ketebalan yang ditentukan di bawah lantai,
ditumbuk hingga padat. Lapisan–lapisan urugan utnuk ditumbuk
ini dibuat maksimal 30 cm per lapisan.
 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan
memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum
30 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat/setempat, dimana
dasar pondasi harus diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti
di atas harus dipenuhi dengan kepadatan 95 % dalam lapisan-
lapisan 30 cm.
Pasal-V
PEKERJAAN PONDASI

1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu
gunung dan beton cyclopen, seperti yang tercantum dalam gambar dan
dijelaskan dalam gambar detail.

2. PERSYARATAN BAHAN
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.

3. PEDOMAN PELAKSANAAN
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi
yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan
gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang
kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan
pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 – 20 cm dan pasir urug
setebal 5 cm (sesuai dengan gambar kerja).
d. Pengisi Pondasi Sumuran dibuat dari pengecoran beton cyclopen dengan
adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan diatasnya memakai poer (lihat seperti
dalam gambar).
e. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal 6.

Pasal-VI
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. LINGKUP PEKERJAAN
Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
Mutu beton BO untuk pekerjaan beton biasa
Mutu beton K-175 untuk kolom praktis dan balok latai
Mutu beton K-225 untuk:
Pondasi beton bertulang;
Sloof beton bertulang;
Kolom beton bertulang;
Balok-balok beton bertulang;
Plat lantai beton bertulang.

Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan


gambar rencana.

2. BAHAN
a. Semen
o Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan
memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan
oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
o Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.
o Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan
semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang
telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.

3. PASIR BETON
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir
serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI
T-15.1991.03.

4. KERIKIL
o Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK
SNI T-15.1991.03.
o Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton
dengan komposisi material yang tepat.

5. AIR
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.

6. BESI BETON
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U - 24 (tegangan
Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2)
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat
lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar
dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan
diameter yang terdekat dengan catatan Harus ada persetujuan Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran
diameter besi menjadi tanggung Kontraktor Pelaksana.

7. CETAKAN DAN ACUAN


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas
yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian
pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan- ketentuan
didalam SK SNI T-15.1991.03.

8. MUTU BETON
Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari
laboratorium yang disepakati antara Kontraktor Pelaksana dan Pemimpin
Proyek.

You might also like