You are on page 1of 9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan diruang Perkuliahan Prodi Kedokteran FKIK

Universitas Abdurrab Pekanbaru, Riau. Sampel pada penelitian ini adalah 60

mahasiswa. Sebelum pengisian kuesioner, peneliti memberikan penjelasan

mengenai tatacara pengisian kuesioner ke pada responden. Selama pengisian

kuesioner responden didampingi oleh peneliti. Sedangkan untuk data indeks

prestadi didapatkan dari MEU melalui dokumentasi nilai indeks prestasi

responden pada tanggal 18 juli 2016.

4. 1. 1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik responden. Hasil analisis univariat terhadap karakteristik responden

dalam penelitian dapat dilihat pada table 1.


Table 1. Distribusi indeks prestasi dan tingkat stres pada mahasiswa tahun

pertama Program Studi Kedokteran Universitas Abdurab

No. Karakteristik
F %
1 Indeks prestasi kumulatif
< 2,00 = kurang 2 3,3
memuaskan
2,00-2,75 = memuaskan 17 28,3
2,76-3,50 = sangat 38 63,3
memuaskan
3,51-4,00 = dengan 3 5,0
pujian/camlaude
Total 60 100%
2 Tingkat sress
Normal 4 6,7
Stres ringan 25 41,7
Stres sedang 29 48,3
Stres berat 2 3,3
Stres sangat berat 0 0,0
Total 60 100%

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1. Diatas karakteristik indeks

prestasi diketahui persentase terbanyak adalah responden yang termasuk dalam

katergori sangat memuaskan dengan persentase sebanyak 63,3%. Pada

karakteristik tingkat stres pada responden dengan persentase tertinggi yaitu 48,3%

terdapat pada kategorisres sedang.

4.1.2 Analisis Bivariat

Dilakukan Analisis bivariate antara tingkat stres dengan indeks prestasi

mahasiswa Program Studi Kedokteran FKIK Universitas Abdurrab menggunakan

uji korelasi pearson.


a. Uji normalitas
Table 2. Hasil Uji Normalitas

Nilaip
Variabel (Kolmogorov-Smirnov) Keterangan

Tingkat stres Distribusi normal


0,583 (p>0,05)

Distribusi normal
Indeks prestasi 0,061 (p>0,05)

Berdasarkan hasil uji normalitas data didapatkan hasil >0,05 yaitu sebesar

0,0583 untuk tingkat stres dan 0,061 pada indeks prestasi yang artinya data

terdistribusi normal maka pada uji korelasi menggunakan uji korelasi Pearson.

b. Uji Korelasi Pearson


Hipotesis penelitian adalah ada hubungan tingkat stres dengan Prestasi

akademik pada mahasiswa tahun pertama Program Studi Kedokteran dan

FKIK Universitas Abdurab. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada table 3.

Table 3.Hasil Analisis Korelasi Pearson

Tingkat stress
Indeks prestasi r -0,772
p 0,000
n 60

Dari tabel 3 diperoleh nilai p 0,000 yaitu p<0,05 yang

menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara tingkat stres

akademik dengan prestasi akademik mahasiswa tahun pertama. Nilai

korelasi pearson atau r didapatkan sebesar -0,772 yang menunjukkan


korelasi negatif dengan kekuatan korelasi kuat.

IV.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi analitik dengan pendekatan

cross-sectional untuk melihat hubungan tingkat stress akademik dengan prestasi

akademik pada mahasiswa tahun pertama Program Studi Kedokteran dan FKIK

Universitas Abdurrab dengan menggunakan kuesioner DASS yang di bagikan

kepada 60 sampel mahasiswa.

Hasil penelitian diperoleh data yang mengalami tingkat stres sedang yaitu

48,3% dari 43. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Augesti pada tahun 2015 diperoleh hasil bahwa dari 142 mahasiswa angkatan

tahun pertama terdapat 39 responden 27,5% mengalami stres ringan, 84 responden

59,2% mengalami stres sedang dan 19 responden 13,4% mengalami stres berat.

Tingkat stres akademik sedang yang berlangsung lama dan terus-menerus juga

dapat meningkatkan risiko penyakit bagi mahasiswa yang dapat mempengaruhi

proses belajar.

Mahasiswa pada setiap semester mengalami stres akademik yang dapat

disebabkan oleh beberapa hal seperti tugas-tugas perkuliahan, kuis, ujian, tidak

lulus mata kuliah, sidang dan sebagainya. Bukan berarti mahasiswa tidak boleh

diberikan tugas atau ujian tetapi bagaimana cara mahasiswa mengelola stres

sehingga tidak terjadi penurunan minat belajar atau bahkan prestasi belajar yang

dicapai rendah. Tingkat stres akademik sedang perlu diantisipasi. Pada kondisi

stres sedang mahasiswa cenderung menjadi mudah marah dan tidak fokus,
sehingga dapat mempengaruhi kemampuan dan orientasi terhadap kegiatan proses

pembelajaran yang diikuti oleh mahasiswa (Thawabieh and Qaisy, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian Legiran et al pada tahun 2015 yang telah

dilakukan, didapatkan bahwa sekitar 50,8% mahasiswa FK UMP mengalami stres

dan 49,2% tidak mengalami stres. Mahasiswa kedokteran cenderung mengalami

stres yang sangat tinggi apabila dibandingkan dengan program studi lain di sektor

non-medis. Tingkat stres pada mahasiswa kedokteran cenderung berkisar dari

25% sampai 75%. Stres yang tinggi juga didapatkan dari kalangan mahasiswa

2010 kedokteran 63,7% (Abdulghani et al, 2011).

Hasil prestasi akademik mahasiswa tahun pertama diperoleh sangat

memuaskan yaitu 63,3% dari 38 responden. Menurut Ogundokun and Adeyemo

tahun 2010 menyatakan bahwa. Stres yang dialami oleh mahasiswa dapat

mempengaruhi prestasi belajar dari mahasiswa tersebut. Kemampuan pengelolaan

terhadap stresor akademik yang baik, dipengaruhi oleh lingkungan akademik yang

mendukung, mampu mengolah tugas dan mengikuti kegiatan perkuliahan dengan

baik. Prestasi belajar adalah gambaran umum tentang pengetahuan yang diperoleh

dan pengembangan keterampilan yang didapatkan di sekolah, fakultas, dan

universitas.

Prestasi akademik seringkali dikaitkan dengan performa mahasiswa dalam

area pembelajaran yang diukur menggunakan ujian untuk mengetahui pencapaian

akademik mahasiswa. Prestasi akademik seseorang dipengaruhi oleh banyak hal

baik dari dalam diri individu itu sendiri maupun lingkungan eksternalnya. Hasil
dari tes prestasi belajar dapat memperlihatkan tentang tinggiatau rendahnya

prestasi belajar siswa ( Dusan et al, 2012 ).

Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Pearson menunjukkan

ada hubungan tingkat stres akademik dengan prestasi akademik pada mahasiswa

tahun pertama Program Studi Kedokteran dan FKIK dengan nilai korelasi

Pearson atau r sebesar -0,772 menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan

korelasi kuat. Korelasi negatif menunjukan semakin tinggi tingat stres semakin

rendah prestasi akademik. Hasil Penelitian oleh melaku et al tahun 2015 yang

sama juga menemukan bahwa mahasiswa yang mengalami stres yang dirasakan

berhubungan dengan prestasi akademik.

Penelitian yang dilakukan oleh Yee pada tahun 2013 juga menunjukkan

bahwa prestasi akademik sangat berpengaruh terhadap kejadian stres pada

mahasiswa kedokteran. Mahasiswa yang berprestasi cenderung mengalami stres

dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak berprestasi. Mahasiswa yang

berprestasi cenderung lebih berisiko mengalami stres dikarenakan mereka merasa

terbebani dan dituntut untuk terus menerus belajar, lulus dalam setiap ujian dan

mengejar nilai mereka sehingga mereka dapat mempertahankan atau meraih

prestasi akademik yang baik.

Stres selalu menjadi masalah dikalangan mahasiswa dan penelitian

terakhir menemukan stres secara signifikan dengan prestasi akademik berkorelasi

negative (Elias et al, 2011). Berada di sekolah kedokteran bisa menyebabkan stres

sangat stres tinggi. Prevalensi stres di kalangan mahasiswa kedokteran adalah

29,6%. Stres yang berlebihan menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental.
Stres terus-menerus dapat mengganggu prestasi akademik mahasiswa dan

pengembangan pribadi atau profesional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengeksplorasi sifat stres di kalangan mahasiswa kedokteran dengan menentukan

prevalensi, sumber dan pola stres dan faktor-faktor yang mempengaruhi (Yusof et

al, 2010).

Menurut rafidah et al 2009 mengamatin penyebab hubungan tingkat stres

dengan prestasi akademik seperti faktor stres seperti nutrisi, tidak cukup tidur atau

tidur terlalu banyak, kegiatan sosial, beban kuliah dan masalah dengan

pacar/pacar harus ditangani karena faktor-faktor ini terus menimbulkan masalah

utama kepada mahasiswa bahkan bisa sampai akhir semester yang mempengaruhi

kinerja akademis mereka. Jika tingkat stres yang dirasakan lebih tinggi, kinerja

akademik akan lebih rendah.


Lampiran 1.Uji normalitas data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Indeks Tingkat
prestasi stress

N 60 60

Mean 2.8417 56.48


Normal Parametersa,b
Std. Deviation .49370 18.414

Absolute .171 .100

Most Extreme Differences Positive .130 .100

Negative -.171 -.092

Kolmogorov-Smirnov Z 1.321 .776

Asymp. Sig. (2-tailed) .061 .583

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Lampiran 2.Distribusi data

Statistics

Indeks Tingkat
prestasi stress

Valid 60 60
N
Missing 0 0

Tingkat stress

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

0-29 = normal 4 6.7 6.7 6.7

30-59 = stres ringan 25 41.7 41.7 48.3

Valid 60-89 = stres sedang 29 48.3 48.3 96.7

90-119 = stres berat 2 3.3 3.3 100.0

Total 60 100.0 100.0


Indeks prestasi

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

< 2,00 = kurang memuaskan 2 3.3 3.3 3.3

2,00-2,75 = memuaskan 17 28.3 28.3 31.7

Valid 2,76-3,50 = sangat memuaskan 38 63.3 63.3 95.0

3,51-4,00 = cumlaude 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Lampiran 3.Uji korelasi pearson

Correlations

Indeks Tingkat
prestasi stress

Pearson Correlation 1 -.772**

Indeks prestasi Sig. (2-tailed) .000

N 60 60
Pearson Correlation -.772** 1

Tingkat stress Sig. (2-tailed) .000

N 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

You might also like