You are on page 1of 3

Hambatan-Hambatan dalam Melaksanakan Pelayanan Publik Di Bidang Pembuatan Kartu Tanda

Penduduk Dan Kartu Keluarga

Dalam melaksanakan kinerjanya, banyak permasalahan yang dihadapi oleh aparatur pemerintah
daerah khususnya di Kecamatan Kalitengah dalam pelayanan publik bidang pembuatan KTP dan KK.
Faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan kinerja aparatur pemerintah daerah di
Kecamatan Kalitengah dalam pelayanan publik di bidang KTP dan KK dikelompokkan menjadi dua,
yaitu : pertama, faktor internal birokrasi publik, kedua, faktor eksternal, yakni berupa dinamika
masyarakat dan tumbuh kembangnya masalah yang dihadapi oleh masyarakat sebagai pihak yang
dilayani.

Masalah yang dihadapi aparatur pemerintah daerah, baik yang berasal dari lingkungan internal
maupun eksternal muaranya lebih banyak diarahkan pada kinerja aparatur pemerintah daerah
dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya.

sarana komunikasi

Faktor lingkungan internal birokrasi bisa berupa situasi dan kondisi, baik berupa organisasi (struktur,
penempatan personel, efektifitas kegiatan) efektifitas komunikasi antar unit, sumber daya dan
pemberdayaannya. Contoh spesifik diantara faktor penghambat dari lingkungan internal dalam hal
pelayanan KTP dan KK adalah :

1. Terbatasnya sarana dan prasarana.

Dalam menjalankan tugasnya, petugas pelayanan KTP dan KK di Kecamatan Kalitengah telah
memanfaatkan teknologi komputer. Komputer merupakan satu-satunya sarana pendukung yang
digunakan dalam proses pembuatan KTP dan KK. Data yang telah di isi dalam blanko pengisian di
isikan kembali ke dalam form yang ada di komputer, untuk selanjutnya dicetak sesuai dengan
permohonan. Dapat dipastikan hanya dalam waktu sekitar 5 sampai dengan 10 menit KTP dan KK
yang diinginkan langsung jadi. Akan tetapi tidak begitu halnya jika listrik tiba-tiba padam, maka
proses pembuatan KTP dan KK akan terhambat. Begitu juga pada saat proses pembuatan foto KTP
jika pemohon tidak menyertakan foto dalam blankonya.

Listrik sebagai satu-satunya sumber tenaga yang menghidupkan komputer seringkali mengalami
pemadaman dan itu seringkali terjadi tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu, sehingga sangat
menggangu kelancaran pembuatan KTP dan KK.

Begitu juga dengan Internet, sebagai sarana komunikasi langsung yang dilakukan oleh petugas
kecamatan dengan kabupaten untuk melakukan registrasi kependudukan seringkali mengalami
jaringan yang terputus-putus. Karena memang Kecamatan Kalitengah terletak di daerah pedesaan
yang saluran telekomunikasinya sering mengalami gangguan. Sehingga secara tidak langsung
kelancaran pembuatan KTP dan KK terhambat dan memakan waktu yang lama.

2. Administratur atau birokrasi kecamatan.

Diakui oleh banyak pihak memang saat ini pejabat birokrasi kecamatan belum sepenuhnya dapat
bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya, utamanya dalam memberikan layanan kepada
masyarakat. Kemampuan dan kerampilan aparat dalam menjalankan pekerjaan menurut bidang dan
tingkatan masing-masing belum dapat dijalankan secara maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh
tidak adanya kesesuaian antara tingkat pengetahuan dan dasar latar belakang pendidikan dengan
beban kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Tidak adanya peraturan daerah tersendiri, semacam Protap (prosedur tetap) sebagai standar
pelayanan dalam hal ini pelayanan di bidang KTP dan KK. Di Kabupaten Lamongan khususnya di
Kecamatan Kalitengah belum ada aturan khusus yang mengatur tentang pelayanan publik. Selama
ini yang dipakai sebagai standar pelayanan hanya sebatas Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur
Nomor 11 tahun 2005 tentang Pelayanan Publik.

Belum ada standar dalam pelayanan KTP maupun KK, menyebabkan masyarakat cenderung memilih
membayar biaya yang lebih tinggi kepada penyelenggara layanan atau bahkan kepada calo untuk
memperoleh hasil pelayanan secara baik dan cepat tanpa perlu bersusah payah.

Sementara itu, faktor penghambat dari lingkungan ekternal berupa situasi dan kondisi disekeliling
organisasi yang berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan kinerja aparat di Kecamatan
Kalitengah. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Masalah data, seringnya masyarakat dalam mengajukan permohonan kurang melengkapi data dan
berkas-berkas sebagai persyaratan proses layanan yang diinginkan. Dalam hal ini masyarakat masih
kurang sadar arti pentingnya kelengkapan berkas untuk sebuah kelancaran pengurusan.

2. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang diberikan oleh
kantor kecamatan.

3. Sosial budaya masyarakat, selama ini masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari kantor
kecamatan lebih banyak yang membuat KTP secara kolektif, sehingga hal tersebut memacu
keinginan dari aparat khususnya aparat desa untuk membebani pemohon dengan biaya yang lebih
tinggi.

Faktor penghambat dari lingkungan internal yang lain adalah kurangnya dana. Tidak adanya dana
secara khusus sebagai antisipasi kerusakan dan kesalahan dalam pembuatan KTP dan KK menjadi
salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan retribusi sebagai mestinya. Sedangkan pada
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik pada Pasal
23 ayat (1) menyebutkan : Semua anggaran pelayanan publik pada instansi pemerintah dibebankan
pada masing-masing penyelenggara pelayanan publik. Namun hal tersebut tidak seharusnya menjadi
kendala dalam pelayanan pembuatan KTP dan KK pada tingkat kecamatan.

Menghadapi berbagai macam permasalahan yang dapat menghambat kinerja aparatur dalam
pelaksanaan pelayanan publik, khususnya di bidang KTP dan KK, pihak kecamatan telah melakukan
upaya-upaya yang antara lain : pertama, untuk mengetahui adanya pemadaman listrik, pihak
kecamatan selalu berupaya menjalin komunikasi secara teratur dengan pihak PLN dan Telkom untuk
mengantisipasi adanya pemadaman. Hal tersebut dilakukan sampai sekarang, mengingat pihak
kecamatan belum mempunyai alternatif lain sebagai pengganti peralatan yang ada.

Kedua, Memberikan fasilitas yang memadai sebagai sarana dan prasarana pelayanan. Untuk
mendukung kelancaran tugas umum, khususnya dalam hal pelayanan kepada masyarakat di
Kecamatan Kalitengah, maka diperlukan beberapa peralatan pendukung seperti sarana komputer
dan sarana pendukung lainnya. Dengan demikian, pemerintah kecamatan berkewajiban untuk
memfasilitasi dan memonitoring kegiatan yang dilakukan oleh staf pelayanan.

Untuk meningkatkan kinerja aparat agar lebih profesional dalam pelayanan publik, upaya yang
dilakukan adalah mengikutkan pegawai kecamatan yang akan ditempatkan sebagai petugas
pelayanan publik keberbagai pelatihan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan kapasitas wawasan aparat/staf di lingkungan instansi kecamatan di dalam pelayanan
publik, yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai acuan berprilaku dan bersikap dalam layanan
kepada masyarakat. Dengan demikian apabila kemampuan staf telah meningkat, maka diharapkan
dalam pelayanan publik dibidang KTP dan KK lebih tertib dan baik.

Peningkatan kemampuan sumber daya aparatur juga melalui beberapa studi banding di beberapa
kecamatan yang lain. Hasil yang dicapai adalah meningkatnya wawasan dan terciptanya pemahaman
yang sama bagi aparat di lingkungan kecamatan dalam melaksanakan pelayanan publik di bidang
pelayanan KTP dan KK. Adapun peserta dari kecamatan kalitengah yang mengikuti kegiatan ini
sebanyak 3 (tiga) orang.

Menghadapi kendala di peraturan, upaya yang dilakukan adalah melakukan pembahasan Protap
tentang pelayanan publik. Penataan kelembagaan Kecamatan Kalitengah dilaksanakan dalam rangka
untuk melihat sejauh mana efisiensi dan efektifitas organisasi pelayanan dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya. Berdasarkan kinerja dilapangan menunjukkan bahwa ada sebagian aparat tidak
dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efisien dan efektif sehingga
direkomendasikan agar dibuat prosedur tetap sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil selanjutnya digunakan sebagai bahan proses
perumusan dan penyusunan protap yang akan disyahkan. Namun hal itu masih sebatas pembahasan
belum terealisasi sampai sekarang, hambatan yang dihadapi adalah kesibukan dari para aparat dan
pimpinan sehingga jadual yang telah ditetapkan untuk membuat protap belum dapat dilaksanakan.
Juga adanya ketakutan dari aparat kecamatan untuk membuat peraturan tersendiri tanpa ada
persetujuan dari pihak kabupaten.

Dalam mengatasi kendala finansial, sejauh ini pihak kecamatan telah melaksanakan penyusunan
anggaran kebutuhan dana yang dialokasikan untuk pelayanan publik Namun hal tersebut belum
dapat terealisasi, mengingat hingga kini masih belum ada persetujuan dari Camat untuk
ditetapkannya aturan tentang dana yang didapat oleh instansi pelayanan publik

Upaya untuk mengatasi hambatan dari masyarakat, antara lain dilakukan dengan cara melaksanakan
rapat koordinasi teknis dengan para Kepala Desa yang diadakan rutin minimal tiga kali dalam satu
bulan. Maksud diadakannya rapat ini adalah : pertama, untuk menyamakan persepsi diantara
instansi terkait dari tingkat RT, RW, kelurahan sampai kecamatan mengenai penyelenggaraan
pelayanan publik, khususnya di bidang KTP dan KK. Kedua, membahas permasalahan yang aktual
mengenai pelayanan kedua hal tersebut. Ketiga sebagai upaya sosialisasi tarif pembuatan KTP dan
KK keseluruh Kepala Desa yang ada untuk diteruskan kepada masyarakatnya masing-masing agar
tidak terjadi kesimpangsiuran. Keempat, melakukan sosialisasi tentang beberapa kelengkapan yang
harus dilengkapi oleh masyarakat dan yang harus dibawa ketika mengurus KTP dan KK supaya ketika
mengurus di tingkatan kecamatan dapat dilayani dengan baik. Lewat rapat kordinasi ini juga sebagai
upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik, karena lewat koordinasi
ini juga apabila ada keluhan atau permasalahan terkait dengan pelayanan publik dari masyarakat
dapat disampaikan melalui Kepala Desa masing-masing untuk selanjutnya disampaikan dan dibahas
di rapat koordinasi ini.

You might also like