Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan suatu negara ditentukan oleh berapa indikator, salah satu
indikator tersebut adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu menurut
Survai Demografi Kesahatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 adalah 228 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan target MDGs pada tahun 2015, AKI dapat diturunkan
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2011). Penyebab langsung
kematian ibu adalah perdarahan 60 – 70%, infeksi nifas 20 - 30% dan kematian
Infeksi pada masa nifas merupakan penyebab terjadinya Angka Kematian Ibu
(AKI). Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai
359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding
hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu (Depkes RI, 2012). Angka
kematian Ibu (AKI) di provinsi Sulawesi Tenggara 2015 yaitu 116,02 per 100.000
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama nifas ini 6-8
minggu. Batasan waktu nifas yang paling singkat tidak ada batasan waktunya, bahkan
bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan
maksimumnya adalah 40 hari (Ambarwati & Wulandari, 2010). Masa nifas adalah
masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat repoduksi pulih seperti sebelum hamil
dan secara normal masa nifas pulih seperti semula selama 6 minggu (Sulistiawati,
2010).
1
2
pada tahun 2005, dilaporkan bahwa prevalensi pemberian Vitamin A pada ibu nifas
sebesar 0,12 % lebih rendah dari batas WHO yaitu sebesar 0,5%. Namun, bila dilihat
ibu nifas yang mengalami kenaikan sejak tahun 2015 yaitu sebesar 81,83% akan
bagi ibu dan bayi yang disusuinya, selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh,
ibu, oleh sebab itu pemerintah di tingkat kabupaten dapat meningkatkan kualitas
kesehatan ibu dan anak dengan cara memperkuat program vitamin A ibu nifas, akan
tetapi kebijakan yang dibuat masih berupa pengadaan sedangkan untuk kegiatan
Pada masa nifas perlu diberikan vitamin A untuk menaikkan jumlah kandungan
vitamin A dalam ASI. Selain bagi ibu vitamin A juga bermanfaat pada bayi, karena
pada masa nifas ibu menyusui bayinya sehingga secara tidak langsung bayi pun
tubuh dapat juga meningkatkan kelangsungan hidup anak serta membantu pemulihan
kesehatan ibu nifas yang erat kaitanya dengan anemia dan mengurangi resiko buta
Vitamin A banyak terdapat pada kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna
hijau seperti daun singkong, daun katuk, sawi serta buah berwarna kuning seperti
infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian
Kekurangan vitamin A pada ibu nifas dapat menyebabkan anemia serta menurunkan
kelangsungan hidup ibu hingga dua tahun setelah melahirkan (Keller, 2004).
rumah. Sering terjadi bahwa bidan ataupun mereka yang membantu kelahiran tidak
selalu memiliki akses akan kapsul vitamin A. Banyak ibu maupun petugas kesehatan
yang tidak tahu mengenai adanya program pemerintah mengenai pemberian kapsul
vitamin A untuk ibu nifas. Hal-hal tersebut di atas merupakan suatu kendala yang
tentang pedoman baru suplementasi vitamin A untuk ibu nifas sebanyak 2 x 200.000
Sejak tahun 2003 pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas yang diberikan
dua kali diterapkan dalam program kesehatan ibu dan anak. Cakupan pemberian
kapsul vitamin A di Puskesmas Motaha Kec. Angata Kab. Konawe Selatan tahun
2015 adalah 67,14%, sedangkan pedoman nasional yang ada saat ini
200.000 SI yang diberikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan (Dinkes Konawe
Selatan, 2016).
Rendahnya cakupan pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya a). ketidaktahuan ibu tentang manfaat kapsul vitamin A
untuk ibu nifas; b). tidak tersedianya kapsul vitamin A untuk ibu nifas pada penolong
vitamin A untuk ibu nifas; e). ketidaktahuan petugas kesehatan mengenai adanya
program pemerintah mengenai kapsul vitamin A untuk ibu nifas yang diberikan dua
vitamin A untuk ibu nifas karena peranan penolong persalinan dalam pemberian kapsul
vitamin A untuk ibu nifas belum dilaksanakan secara optimal (Naibaho, 2011).
Motaha pada tanggal 6 maret tahun 2017 diperoleh data bahwa pada bulan Januari
sampai Desember tahun 2016 terdapat sebanyak 403 ibu Nifas. Rata-rata ada 34 ibu
nifas perbulan. Setelah penulis melakukan wawancara pada bulan Maret sampai April
2017 terhadap 7 orang ibu mengenai pemberian vitamin A untuk ibu nifas, dapat
diketahui bahwa 1 ibu nifas (14,28%) mempunyai pengetahuan baik, 2 ibu nifas
pengetahuan kurang.
judul ’’Hubungan Pengetahuan Ibu dengan pemberian Vitamin A pada ibu nifas di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian
pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Motaha kabupaten Konawe Selatan ?”.
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Vitamin A pada ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Motaha Kec. Angata kab.
Konawe Selatan.
2. Tujuan Khusus
pada ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Motaha Kec. Angata kab. Konawe
Selatan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan data bagi perawat ataupun petugas
sudah baik dan meningkatkan pengetahuan ibu hamil yang kurang dalam
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi seberapa jauh tingkat
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data untuk penelitian selanjutnya
dan sebagai sumber untuk menilai pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam
mengkonsumsi Vitamin A
6
E. Keaslian Penelitian
1. Naibaho (2011), dengan judul “Hubungan Pemberian Kapsul Vitamin A Untuk Ibu
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif serta dengan desain cross sectional,
vitamin A untuk ibu nifas yang diberikan dua kali. Hanya 1 dari 9 ibu nifas (11,1
untuk ibu nifas, ketersedian kapsul vitamin A pada penolong persalinan 987 kapsul
200.000 UI. Dari 9 penolong persalinan hanya ada 1 penolong persalinan (11,1
persalinan dalam pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas belum dilaksanakan
secara optimal.
2. Sugiarti (2007), Dengan judul ”Hubungan pemberian vitamin A untuk ibu nifas”di
pada ibu nifas yang kurang sebesar 20,3% cukup 37,3% dan yang baik 42,4%.
Sikap ibu nifas terhadap konsumsi vitamin A dosis tinggi yang kurang sebesar
28,8% dan yang baik 71,2%. Tingkat konsumsi vitamin A yang baik sebesar
64,4% cukup 23,7% kurang 11,9%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan ibu dengan tingkat konsumsi vitamin A dosis tinggi. Tida ada
7
hubungan antara sikap ibu nifas dengan konsumsi vitamin A dosis tinggi.
Pengetahuan dan sikap ibu nifas perlu ditingkatkan dan diperbaiki, dengan
Dari penelitian yang lalu dan penelitian sekarang didapat perbedaan antara
lain lokasi, waktu penelitian, jumlah sampel, hasil penelitian, teknik pengambilan
untuk ibu nifas dan jenis penelitian ini menggunakan deskriktif kuantitatif
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 Bab, terdiri dari :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
Bab ini berisi teori medis tentang pengetahuan mencakup pengertian pengetahuan,
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil
5. BAB V PENUTUP
6. DAFTAR PUSTAKA
7. LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
2. Tingkat pengetahuan
a. Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
8
9
b. Memahami (comprehetion)
secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat
c. Aplikasi (Application)
dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan dapat sebagai
d. Analisis (Analysys)
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
e. Sintesa (Syntesis)
di dalam suatu bentuk keseluruhan yangbaru, dengan kata lain sintesis adalah
f. Evaluasi (Evaluation)
penilian terhadap suatu materi atau objek, penilian ini berdasarkan suatu kriteria
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non
ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni
melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
2) Secara kebetulan
yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
tersebut baik atau tidak.Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada
lalu.
cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam
konteks pendidikan.
dari Tuhan melalui para Nabi.Kebenaran ini harus diterima dan diyakini
tersebut rasional atau tidak.Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi
adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau
penyelidikan manusia
12
dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan
yang sistematis.
khusus.
9) Induksi
10) Deduktif
13
yang dianggap benar secara umum pada kelas tetentu, berlaku juga
kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang terjadi
lebih sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah,
1. Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
a. Pendidikan
14
juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
obyek tersebut
seseorang.
d. Lingkungan
e. Pengalaman
f. Usia
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
4. Pengukuran pengetahuan
dikategorikan menjadi :
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
samapai 6 minggu setelah melahirkan. masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berahir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan seperti sebelum
kandungan vitamin A dalam ASI.Selain bagi ibu vitamin A juga bermanfaat pada
bayi, karena pada masa nifas ibu menyusui bayinya sehingga secara tidak langsung
tahan tubuh dapat juga meningkatkan kelangsungan hidup anak serta membantu
pemulihan kesehatan ibu nifas yang erat kaitanya dengan anemia dan mengurangi
infeksi. Vitamin A banyak terdapat pada kuning telur, hati, mentega, sayuran
berwarna hijau seperti daun singkong, daun katuk, sawi serta buah berwarna kuning
Menurut Saleha (2010), ada tiga proses penting dalam masa nifas yaitu:
Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat mengecil serta
tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram dengan ukuran kurang lebih seperti
telur ayam. Selama kehamilan, rahim makin lama akan membesar. Setelah bayi
lahir, umumnya berat rahim menjadi sekitar 1000 gram dan dapat diraba kira-
gram dan tidak dapat diraba lagi. Jadi secara alamiah rahim akan mengecil
40-60 gram.Pada saat ini dianggap bahwa masa nifas sudah selesai.
Berat Diameter
Involusi Uteri Tinggi Fundusuteri
Uterus Uterus
1000
Plasenta Lahir Setinggi Pusat 12,5 Cm
Gram
Pertengahan Pusat Dan
7 Hari (1 Minggu) 500 Gram 7,5 Cm
Simpisis
14 Hari (2 Minggu) Tidak Teraba 350 Gram 5 Cm
6 Minggu Normal 60 Gram 2,5 Cm
Sumber: Marmi (2012)
Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer, karena cairan darah ibu banyak,
sementara sel darahnya berkurang.Oleh karena itu, selama hamil ibu perlu diberi
konsentrasi darah atau hemoglobinnya normal atau tidak terlalu rendah. Setelah
melahirkan, sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah
kembali mengental, di mana kadar perbandingan sel darah dan cairan darah
kembali normal. Umumnya hal ini terjadi pada hari ke 3 sampai ke 15 pasca
persalinan.
19
Proses ini timbul setelah plasenta atau ari-ari lepas. Plasenta mengandung
a. Puerperiumdini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-
jalan.
b. Puerperium intermedial
c. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna
terutama ibu apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi.
menyebabkan jatuh pinsan akibat sirkulasi darah yang belum berjalan baik. Ibu
harus cukup beristirahat, dimana ibu harus tidur terlentang selama 8 jam post
partum untuk mencegah perdarahan post partum. Setelah itu mobilisasi perlu
20
miring kekanan dan kekiri. Pada hari kedua ibu telah dapat duduk, lalu pada hari
ketiga ibu telah dapat menggerakkan kaki yakni dengan jalan - jalan. Mobilisasi
ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas
Namun masih tetap menjalani proses yang tak kalah merepotkan, yakni
Tahap-tahap pada masa nifas ini vagina akan terus menerus mengeluarkan
darah. Biasanya darah tersebut mengandung trombosit, sel-sel tua, sel-sel mati
5. Ibu masa melahirkan akan mengalami empat tahapan perubahan lochea pada masa
nifas:
Tahapan ini akan berlangsung selama tiga hari pertama setelah melahirkan.
penyakit.
Untuk tahapan kedua ini biasanya berlangsung selama satu hingga dua minggu.
Cairan yang berwarna seperti ini biasanya mulai keluar dua minggu hingga satu
Cairan ini keluar selama sekitar dua minggu, yakni dari minggu keempat sampai
minggu keenam. Bila lochea sudah berwarna bening tandanya masa nifas anda
berlangsung normal.
6. Istirahat
Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah
melahirkan.Bagi orang dewasa butuh rata-rata 7-8 jam untuk tidur dan semakin
sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur untuk orang semakin tua. Orang yang
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain
dirinya sendiri.
7. Seksual
minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa
itu semua luka akibat persalinan, terutama luka bekas episiotomi dan section
cesarean (SC) biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan di
pastikan tidak ada luka atau perobekan jaringan, hubungan seks boleh
8. Eliminasi
dapat BAK spontan setiap 3-4 jam.Kesulitan BAK dapat disebabkan karena
springter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo
spingter ani selama persalinan, atau dikarenakan odema kandung kemih selama
persalinan. Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila
22
mengalami kesulitan BAB lakukan diet teratur, cukup cairan, konsumsi makanan
berserat, oleh raga, berikan obat rangsang per oral atau per rektal.
9. Senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan,
setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam
24 jam setelah persalinan secara teratur setiap hari tetapi tidak semua ibu setelah
Nutrisi yang dikonsumsi ibu nifas harus bermutu tinggi, cukup kalori dan
bergizi. Ibu nifas memerlukan tambahan 500 kalori tiap hari, makanan diet
berimbang untuk mendapat protein, mineral dan vitamin yang cukup. Minum
sedikitnya 3 liter setiap hari, serta pil zat besi harus diminum untuk menambah zat
gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan dan minum vitamin A (200.000 UI).
1. Pengertian vitamin A
minyak ikan, keju, kuning telur, sayuran berwarna hijau dan kemerah-merahan
seperti wortel dan tomat. Vitamin A merupakan zat gizi penting yang larut dalam
lemak dan disimpan di dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus
kandungan vitamin A dalam ASI. Selain bagi ibu vitamin A juga bermanfaat pada
bayi, karena pada masa nifas ibu menyusui bayinya sehingga secara tidak langsung
bayi pun juga memperolehnya. Manfaat vitamin A selain untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dapat juga meningkatkan kelangsungan hidup anak serta membantu
pemulihan kesehatan ibu nifas yang erat kaitanya dengan anemia dan mengurangi
2. Jenis-Jenis Vitamin A
produksi sel darah merah tetapi juga untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Lebih
lanjut lagi Vitamin A memiliki sifat anti oksidan yang membuatnya dapat
berumur 12 – 59 bulan, serta ibu yang sedang dalam masa nifas (beeumur 0 – 42
kali dalam satu tahun, pada bulan Februari atau Agustus. Sedangkan anak balita
24
kali dalam satu tahun pada bulan Februari dan Agustus, (Almatsir, 2009).
3. Manfaat vitamin A
a. Bagi ibu
b. Bagi bayi
pada penyakit yang biasa terjadi pada anak-anak seperti campak dan diare
kenal dapat meningkatkan kesehatan serta kelangsungan hidup anak usia pra
sekolah (Keller,2004).
4. Kekurangan Vitamin A
Pada ibu nifas kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja, anemia,
kekurangan berat badan, kurang gizi, meningkatnya resiko infeksi dan penyakit
reproduksi serta menurunkan kelangsungan hidup ibu hingga dua tahun setelah
menjadi kering dan kasar serta luka sukar sembuh (Almatsier, 2009).
b. Pada bayi
Pada bayi apabila terjadi kekurangan vitamin A dapat menyebabkan bayi buta
senja, perubahan pada kulit menjadi kering dan kasar, perubahan pada mata
pertumbuhan, infeksi, keratinisasi sel rasa pada lidah (Departemen Gizi dan
Salah satu tanda khas apabila ibu kekurangan vitamin A adalah keratinisasi
konjungtiva mata atau ada selaput yang melapisi kelopak dan bola mata (Almatsier,
2009).
Kapsul vitamin A merah (200.000 UI) diberikan pada masa nifas sebanyak 2 kali
yaitu, satu kapsul diberi segera setelah persalinan, dan satu kapsul yang kedua
diminum 24 jam sesudah pemberian kapsul yang pertama. Jika sampai 24 jam
setelah melahirkan ibu tidak mendapatkan vitamin A, maka dapat diberikan pada
kunjungan ibu nifas atau pada KN1 (6- 48 jam) atau saat imunisasi hepatitis B
26
(HB0) atau pada KN2 ( bayi berumur 3-7 hari) atau KN3 (bayi berumur 8-28 hari)
vitamin A yang rendah, gangguan dalam proses penyerapan dalam usus halus,
gangguan dalam proses penyimpanan di hati (Muchtadi, 2009). Selain itu banyak
ibu maupun petugas kesehatan yang tidak tahu mengenai program pemerintah
tentang pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas, dan pengetahuan mengapa
kapsul vitamin A harus diberikan, masih sangat kurang (Keller, 2004). Ketersediaan
untuk ibu nifas karena pengetahuan penolong tentang pemberian kapsul vitamin A
masih sangat kurang (Naibaho, 2011). Kekurangan vitamin A pada ibu nifas dapat
menyebabkan anemia serta menurunkan kelangsungan hidup ibu hingga dua tahun
9. Sumber vitamin A
Sumber vitamin A dapat diperoleh dari hati, kuning telur, ayam, ikan sarden, minyak
ikan, minyak kelapa sawit, minyak hati ikan hiu, susu, mentega, keju serta sayuran
berwarna hijau tuaseperti daun singkong, daun kacang, kangkung, daun pepaya,
daun talas, daun melinjo, daun katuk, sawi, ubi jalar merah, bayam, kacang
27
panjang, buncis serta buah- buahan yang berwarna kuning jingga seperti wortel,
Angka kecukupan vitamin A yang di anjurkan untuk berbagai golongan umur dan
a. Kerangka Teori
Tingkat Pengetahuan
yang Mempengaruhi :
1. Tahu (know)
2. Memahami
(Comprehensi) Vitamin A :
1. Pengertian Vitamin A
3. Aplikasi (Application)
2. Manfaat Vitamin A
4. Analisis (Analysis)
3. Kekurangan Vitamin A
5. Sintesis (Synthesis)
4. Waktu pemberian dan
6. Evaluasi (Evaluasion)
Nifas: dosis Vitamin A untuk
1. Pengertian Nifas Ibu nifas
2. Proses Dalam 5. Faktor – faktor yang
Pengetauhan
Masa Nifas meyebabkan kekurangan
3. Tahapan Masa vitamin A
Nifas 6. Cara menanggulangi
4. Kebutuhan Masa kekurangan vitamin A
Definisi Pengetahuan :
Nifas untuk ibu nifas
1. Tingkat Pengetahuan
2. Cara Memperoleh 7. Sumber vitamin A
Mempengaruhi
Pengetahuan
b. Kerangka Konsep
c. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian Vitamin
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
cross sectional study (potong lintang). Metode cross sectional adalah suatu penelitian
untuk mempelajari antara faktor resiko dengan efek, dimana variabel dependen dan
variabel independen diobservasi atau pengumpulan data sekaligus dalam suatu saat
(Sastroasmoro, 2008).
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan di teliti
(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang
Selatan pada bulan Januari - April 2017 sebanyak 37 orang ibu nifas.
2. Sampel
yang kurang dari 100 diambil semuanya, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20-
30 % atau lebih dari jumlah populasi, apabila populasi besar maka dapat diambil
10-15% atau 20-25% sampel atau lebih. pada penelitian ini jumlah sampelnya
31
32
E. Instrument Penelitian
Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah
F. Pengumpulan Data
1. Data primer
wawancara langsung, yang berisi daftar pertanyaan berstruktur yang dibuat dengan
2. Data sekunder
1. Pengolahan Data
dengan bobot jawaban pada tiap pilihan jawaban dari pernyataan yang disediakan.
(Statistical Package for Sosial Science) Versi 16.0. Pengolahan dilakukan dengan
a. Mengedit (Editing)
hal ini dilakukan di lapangan sehingga apabila terdapat data yang meragukan
b. Pengkodean (Coding)
kode untuk masing-masing kelas terhadap data yang diperoleh dan sumber data
Solution).
Misalnya :
pengetahuan ibu dalam bentuk kode atau huruf. Jika jawaban ya, dimasukkan
kode angka “1” dan jika jawaban tidak dimasukkan kode angka “0”.
c. Skoring
jawaban responden.
Misalnya :
bila terdapat kesalahan dalam memasukan data yaitu dengan melihat distribusi
e. Tabulating
sesuai kriteria.
35
2. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan sebagai berikut:
a. Analisis Univariabel
variabel yang diteliti dan disajikan secara deskriptif dengan menggunakan tabel
b. Analisis Bivariabel
dengan variabel terikat (pemberian Vitamin A pada ibu Nifas). Uji statistik yang
H. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
berdasarkan variabel yang diteliti dan tabel 2x2 disertai dengan penjelasan dalam
bentuk narasi.
36
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ambarwati, E.R, Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Edisi 5 : Yogjakarta. Nuha
Medika.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta
: Rineka Cipta.
Depertemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta
: Rajawali Pers.
Depkes RI. 2005. Vitamin A. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pusat
Penelitian Kesehatan.
Dinkes jateng. 2011. profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2011. Jawa tengah:
bidang kesehatan.
Keller, H. 2004. Buletin Kesehatan & Gizi. Helen kaller international. Indonesia. Manuaba,
I.A.C, 2007. Ilmu Kebidanan penyakit Kandungan dan KB untuk pendidikan
Bidan.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “peurperium care“ : Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
Naibaho. 2011. Hubungan Pemberian Kapsul Vitamin A Untuk Ibu Nifas Oleh Penolong
Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesman Porian Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten
TapanuliTtengah : www. Garudadikti.com
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
36
37
Riwidikdo, H. 2010. Statistik kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Saleha, S. 2009.
Asuhan Kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika
38
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………. ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Latar belakang……………………………………………………………… 1
B. Rumusan masalah………………………………………………………….. 3
C. Tujuan penelitian…………………………….……………………………... 4
D. Manfaat penelitian…………………………………………………………. 4
E. Keaslian Penelitian………………………………………………………… 5
F. Sistematika Penulisan……………………………………………………… 6
A. Kajian Teori……………………………………………………………….. 8
1. Pengetahuan ……………………………….…………………………… 8
2. Nifas………….………………………………………….………….…. 17
3. Vitamin A……………………………..……………………………….. 23
B. Kerangka Teori……...………………..……….…………………………… 29
C. Kerangka Konsep………………………………………………………….. 30
A. Jenis Penelitian………………………………….…………………………. 31
D. Variable Penelitian………………………………………………………… 32
IV
39
E. Definisi Operasional…………………………………………………………. 32
F. Instrument penelitian…………………..….………………………………… 33
I. Etika Penelitian……………………………..….…………………………… 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
40
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
PUTRIANI
AK. 214.069
METODOLOGI PENELTIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu
keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedamg dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian kuantitaif adalah
penelitian yang hasilnya berbentuk angka atau data yang diangkakan (Notoatmojo,
1. Lokasi
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
yang diteliti adalah seluruh ibu nifas yang ada di wilayah kerja Pukesmas
31
43
Motaha Kec. Angata Sebanyak 37 orang ibu nifas periode bulan Januari sampai
Maret 2017.
2. Sampel
yang kurang dari 100 diambil semuanya, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20-
30 % atau lebih dari jumlah populasi, apabila populasi besar maka dapat diambil
10-15% atau 20-25% sampel atau lebih. pada penelitian ini jumlah sampelnya
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan total sampling. Menurut
Hidayat (2007), teknik total sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
E. Definisi Operasional
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Definisi Alat
Variabel Indikator Skala
Operasional ukur
Tingkat Kemampuan ibu - Baik : (x) > mean +
pengetahuan ibu untuk menjawab 1 SD
mengenai kuisioner tentang - Cukup : mean – SD Kuisioner Ordinal
pemberian pemberian vitamin ≤ x ≤ mean + 1 SD
Vitamin A pada A pada ibu nifas - Kurang : (x) < mean
Ibu Nifas – 1 SD
(Riwidikdo, 2010)
F. Instrumen Penelitian
informasi dari responden dalam laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang
ibu nifas, dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu
pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan-pilihan yang tersedia bagi responden,
Kuesioner diambil dari sejumlah teori tentang Vitamin A pada ibu nifas
Kuesioner ini menggunakan alternatif jawaban “benar” atau “salah”. Dalam kuesioner
benar dan skor 0 bila jawaban salah. Sedangkan untuk pernyataan negatif skor 0 untuk
jawaban benar dan skor 1 untuk jawaban salah. Kuesioner diisi dengan memberikan
penelitian.
1. Uji Validitas
Uji validitas untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid
artinya ketepatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah
variabel yang akan di ukur (Riwidikdo, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid
dikatakan valid atau sahih jika r hitung > r tabel dengan nilai signifikan (p) < 0,05
jadi instrument di katakana valid apabila 0,361 > 0,344 (Riwidikdo, 2013).
Keterangan :
N : Jumlah responden
46
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
Reliabilitas adalah kegiatan alat ukur artinya konsistensi alat ukur, alat ukur
digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama bila digunakan pada
bila nilai alpha cronbach’s, > 0,7 (Riwidikdo, 2010). Rumus Alpha chronbach
r11 =
Keterangan:
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu nifas di wilayah kerja
Responden disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil saat itu
b. Data Primer
penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner tingkat pengetahuan
ibu nifas mengenai pemberian vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
c. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
Kec. Angata Kab. Konawe Selatan yang berupa data jumlah ibu nifas dari bulan
1. Pengolahan Data
d. Editing
untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. Apabila ada
e. Coding
paling sering digunakan untuk “entri data” penelitian adalah paket program
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
h. Analisis Data
Vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Motaha Kec. Angata
rumus :
χ=
n : Jumlah data
rumus :
SD =
Keterangan :
SD : Standart Deviation
Χi : Nilai responden
n : Jumlah responden
Prosentase = x 100%
I. Etika Penelitian
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat
diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka
menolak untuk diteliti penelititi tidak akan memaksa dan tetap menghormati
haknya.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan di sajikan