You are on page 1of 9

Laporan Metod lapangan_046

METODA – METODA LAPANGAN

Di dalam dunia taksonomi, para ahli sangat memikirkan bagaimana cara mengidentifikasi
hewan-hewan yang ada di lapangan. Para ahli tersebut membuat cara-cara yang mudah untuk
mendapatkan hewan-hewan tersebut. Ada dua macam metoda yang dapat digunakan untuk
menangkap hewan di lapangan, yaitu metoda pasif dan metoda aktif. Metoda pasif
merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan hewan vertebrata dengan
mengunakan kecanggihan alat yang kita gunakan. Sedangkan metoda aktif adalah suatu
metoda yang digunakan untuk menangkap hewan secara langsung di lapangan (peneliti terjun
langsung ke lapangan). Setelah mendapatkan hewan vertebrata yang kita inginkan, maka kita
bisa langsung mengidentifikasinya, dan memberi nama, atau mencari tahu namanya.

Beberapa metoda pasif yang dapat digunakan untuk menangkap hewan target adalah
sebagai berikut:
1. Fish Trap

Fish Trap merupakan metode yang digunakan untuk menangkap ikan. Alat ini biasanya
berbentuk segi empat yang terbuat dari rajutan tali dan kawat-kawat kecil. alat ini termasuk
alat pasif, karena kita menggunakan kecanggihan alat ini untuk mendapatkan ikan. Cara
penggunaan Fish Trap ini pertama kali dibuka tutupnya, kemudian diikatkan pelet sebagai
umpan ikan didalam Fish Trap agar ikan mau mendekat ke Fish Trap. Celah tempat masuk
ikan dipasangkan menghadap mengarah kea rah datangnya arus, agar ikan dengan mudah
masuk ke alat ini, kemudian masukan batu kedalam alat ini agar alat ini tidak hanyut terbawa
arus air, ikatkan alat ini dengan tali pada pepohonan terdekat, hal ini bertujuan agar alat yang
kita pasang ini tidak hanyut juga.

Adapun alat-alat lain yang bisa digunakan untuk menangkap ikan adalah pancing
ikan, yang biasanya berbentuk tongkat panjang. Sentruman, digunakan untuk menangkap
ikan dengan mengalirkan listrik ke dalam air. Listriknya bisa berasal dari aki atau dari aliran
listrik PLN. Setelah listrik dialiri ke dalam air, ikan akan pingsan, setelah itu ikan tersebut
ditangkap dan diidentifikasi. Selanjutnya jaring, yang berbentuk rajutan pilinan benang yang
digunakan untuk menangkap ikan, rajutan ini panjang. Digunakan secara merentangkanya
dengan menghadap kearah datangnya arus.. Selanjutnya pukat, pada dasarnya prinsip kerja
pukat sama dengan jala. Bentuk nya pun persis sama. Hanya saja pukat ini merupakan
metode aktif untuk menangkap ikan. hal ini dikarenakan setelah dipasang alat ini harus
ditarik secara melingkar untuk mengepung ikan, agar ikan yang didapat lebih banyak.

Gambar 1: Fish Trap

2. Pit Fiil Trap

Merupakan metode yang digunakan untuk menangkap hewan melata/Herpetofauna (Reptil &
Amphibia). Metode penangkapan amphibi menggunakan dua metode, yaitu metode aktif dan
metode pasif. Metode aktif terbagi dua, yaitu night visual encounter, yaitu pencarian binatang
herpetofauna di lakuakan saat malam hari dan day visual encounter, yaitu biasa di lakukan
pada siang hari. Sedangkan metode pasif ada Pit fall trap – drift fences methods merupakan
metoda gabungan antara perangkap dengan pemakaian pagar pengarah. Metoda biasanya
diterapkan pada daerah teresterial untuk menangkap hewan amphibi atau reptil yang aktif
bergerak dan berukuran lebih kecil. Alat ini biasanya dipasang pada muara sungai dimana
hewan amphibi air hidup sebagai habitatnya.

Alat dan bahan yang di gunakan pada metode ini adalah; 1). Bambu; 2). Terpal hitam;
3). Ember berukuran sedang sebanyak 4 buah atau lebih; 4). Oli.
Cara kerjanya, pertama tancapkan bambu ke tanah, ikat terpal ke bambu, masukkan
ke dalam tanah kira-kira dengan kedalaman 10 cm. Tanah di gali dibalik terpal tersebut
sebagai tempat meletakkan beberapa ember. Posisi ember di kanan kiri dibuat secara zig-zag
agar hewan yang datang tidak akan mudah lolos. Pada permukaan bawah ember tersebut
sebaiknya dilobangi supaya air yang masuk bisa keluar dengan mudah dan tidak tergenang
dalam ember. Letakkan serasah supaya terjadi kelembapan dalam ember tersebut. Oleskan oli
di mulut ember supaya licin. Agar hewan yang terperangkap tidak bisa keluar lagi.

Pemasangan hedaknya pada sore hari, dan dibiarkan semalam. Paginya di cek apakah ada
reptile atau amphibi yang terjebak, hal ini dilakukan karena hewan Herpetofauna hanya aktif
pada malam hari, sehingga pemasangan Pit Fill Trap dilakukan pada malam hari.
Metoda lain yang digunakan untuk kelas reptilia
ini adalah snake tongs (penjepit seperti tang yang panjangnya 2 m ), snake hookkoma, dan
menggunakan paralon yang cukup panjang. Dalam penggunaan paralon, pada ujung paralon
diberi umpan dan diletakkan kearah akar pohon atau banir. Hal ini bertujuan agar ular yang
tertangkap tidak bisa keluar lagi karena pada prinsipnya reptil tidak bisa bergerak mundur.
Kemudian snack glue yaitu ini berupa lem yang dapat memerangkap hewan-hewan yang
melintas diatasnya. Sedangkan Pipa paralon juga berfungsi untuk menjebak hewan-hewan
yang masuk kedalamnya, yaitu dengan cara kita masukkan makanan kedalam pipa paralon itu

Gambar 2: Pit Fill Trap

3. Mist net Burung

Mist net burung merupakan alat yang digunakan untuk menangkap burung. Alat ini
bentuknya seperti jala dengan lebar 2,5 meter. Panjang mist net ada yang 12,9, dan 6 meter.
Alat dan bahan yang digunakan untuk memasang mist net adalah: pancang, mist net,
Tonggak (bambu), tali, kantong burung, tali, kayu/tongkat.

Cara memasang alat ini yaitu: yang pertama tentukan dahulu tempat dan daerah kondusif
yang diperkirakan banyak burungnya. Seperti di punggung bukit, dekat aliran sungai, dan
tempat lainya. Kemudian rentangkan mist net dengan mengikatkanya ke tonggak atau bambu,
Alat ini dipasang berjarak 50 cm dari permukaan tanah agar mamalia yang berjalan tidak ikut
terjebak pada alat ini. Dalam pemasangan mist net ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
pertama hindari pemakaian alat-alat asesoris seperti cincin kalung dan lainya dalam
pemasangan mist net, karena bisa mengakibatkan mist net kusut. Kedua hendaknya
pemasangan mist net ini dilakukan jam 6 pagi, dan dilepas jam 7 sore. Hal ini bertujuan agar
burung yang didapatkan banyak, karena waktu aktif dari burung adalah dari jam 6 pagi
sampai jam 7 malam. Setelah dipasang dilakukan pengecekan 1 jam sekali, karena jika
burung yang didapatkan dibiarkan saja terjebak di Mist net akan berakibat fatal, karena
burung bisa mati. hal ini dikarenakan burung memiliki stress yang tinggi.
4. Digiscoping

Digiscoping merupakan alat yang digunakan untuk mengamati hewan-hewan yang letaknya
jauh. Alat ini merupakan perpaduan antara teropong monokuler dengan kamera digital. Jadi
ketika kita melihat hewan yang ingin kita amati di teropong maka kita bisa langsung memoto
objek tersebut. Alat ini sangat bagus diguanakan untuk mengamati hewan-hewan liar dan
suka terbang.

Cara kerjanya, letakkan alat tersebut di atas tanah, kemudian pasangkan tripodnya,
monokuler, lensa okuler, focus. Lalu lihat atau cari sasaran dengan melihatnya melalui
teropong. Setelah sasarannya dapat, kita akan mudah melihat bagian morfologinya melalui
teropong itu. Kita juga bisa mengambil foto nya dengan menggunakan camera digital,
ataupun handphone pribadi.

Penggunaan digiscoping ini memang kurang efektif karena membutuhkan ketelitian


dan kesabaran yang tinggi. Pada saat melakukan pengamatan dengan menggunakan metode
ini sebaiknya mengenakan pakaian yang berwarna gelap, karena pakaian yang cerah dapat
dikenali oleh burung, sehingga burung akan menjauh.

Gambar 3: Digidcoping
5. Harpa Trap

Harpa trap adalah alat yang digunakan untuk menangkap kelelawar yang ada di dalam gua.
Alat ini disebut harpa trap, karena alat ini mirip dengan alat music harpa. Kelebihan dari
Harpa Trap ini adalah bisa menangkap dalam jumlah banyak. Terdiri dari 2 layer. Ada yang
3-4 layer, tapi yang kita gunakan di sini adalah menggunakan 2 layer. Semakin banyak layer
maka akan semakin baik alat ini digunakan untuk menangkap kelelawar. Layer yang
digunakan adalah berwarna bening agar kelelawar tidak bisa dengan mudah mengetahui
keberadaan dari harpa trap ini.

Selain layer, juga terdapat tiang penggulung layer, kantung perangkap, plastik
pengarah agar kelelawar yang didapat akan turun ke kantung perangkap. Alat ini bisa
dibongkar pasang dengan mudah, sehingga membawa alat ini sangat mudah kemanapun.
Pada saat melakukan penelitian ini sebaiknya menggunakan sarung tangan agar tidak
luka karena layer yang digunakan bias melukai tangan kita, head lamp sebagai penerang,
kantung kelelawar dan alat-alat hitung lainnya. Tinggi dari alat ini bisa di atur ukurannya tapi
lebarnya tidak bisa. Harpa Trap ini sebaiknya digunakan dimulut gua.

Alat ini biasanya dipasangkan di mulut gua. Jadi ketika kelelawar yang mau keluar
ataupun masuk gua akan terjebak di alat ini. Alat ini dilakukan pemasangan pada saat
menjelang senja sampai pagi hari, karena sama-sama kita ketahui bahwa kelelawar waktu
aktifnya adalah malam hari.

Gambar 4: Harpa Trap

6. Mist net kelelawar

Pada dasarnya prinsip kerja dan cara pemasanganya sama dengan mist net burung, Tapi alat
ini digunakan untuk menangkap kelelawar. Disamping itu mata dari jala mist net kelelawar
ini lebih besar dan lebih halus dari pada mist net burung, pemasanganya pun lebih mudah
daripada mist net burung.

Cara kerja mist net ini pertama tancapkan kayu atau bambu ke tanah dan ikat net nya ke kayu
itu. Pengecekannya dilakukan tiap 1 jam sekali. Dengan tujuan agar kelelawar yang
tersangkut tidak merusak net.

Tempat pemasangan alat ini harus di tempat refresentatif yang diduga banyak terdapat
kelelawar, sepert di mulut gua, atau di tempat-tempat yang banyak tersedia makanan
kelelawar. Cara pengambilan kelelawar yang sudah terperangkap adalah harus dari tempat
dimana kelelawar itu datang. Diambil kaki nya dulu, setelah itu sayap lalu badannya. Hal ini
bertujuan agar alat ini tidak rusak dan kelelawarnya pun tidak mati.

7. Kamera Trap

Kamera trap sering digunakan oleh para peneliti untuk mengidentifikasi hewan-hewan
vertebrata, mamalia besar khususnya, karena penggunaan alat ini sangat mudah dan lebih
efisien waktu dan biaya. kamera trap terbagi menjadi dua, yaitu: kamera trap manual dan
kamera trap digital.

Kamera Trap manual adalah kamera trap yang menggunakan kamera biasa, Bagian –
bagiannya terdiri dari; 1) Kamera pocket; 2). Sensor , yang terdiri dari 4 buah tombol, yaitu;
a). Kamera (atas), laser (bawah); b). Delay A untuk tenggang waktu 1 menit dan Delay B
untuk tenggang waktu 5 menit, untuk pemotretan selanjutnya, apabila ada objek yang
tersensor lainnya; c). Start, untuk memulai dan memanaskan kamera; d). tombol 24 hours
(kamera aktif 24 jam penuh), day only (aktif 12 jam saja atau siang hari saja), masa aktif dari
kamera.

Cara kerja alat ini pertama diukur ketinggian pemasangan kamera, sebaiknya 60 – 70
cm dari permukaan tanah tergantung jenis hewan yang akan diamati. Pilih Delay A atau
Delay B. sebaiknya pilih Delay A (1 menit) supaya jika ada hewan yang lewat dalam kurun
waktu satu menit bisa diamati. Setelah itu pilih tombol ‘day only (24 jam)’ agar kamera ini
aktif tiap saat. Terakhir naikkan ke atas tombol start untuk memulai mengaktifkan kamera.
Tombol start ditekan sampai konstan dengan kedipan lampu, apabila lampu tidak berkedip
lagi maka kamera siap digunakan.
Kelebihan dari kamera ini ialah kamera ini dapat menghasilakan foto yang berwarna,
sedangkan kekurangannya, kamera ini hanya mampu bertahan dalam kurun waktu 12 jam dan
hanya menggunakan batterai biasa. Untuk melindungi kamera ini dari panas dan hujan, maka
di atas kamera ini dipasang seng bekas yang berkarat, bukan seng yang baru, karena seng
bekas warnanya tidak mencolok dan hewan-hewan yang lewat tidak akan mengetahui
keberadaan seng ini.. Di dalam kamera ini diletakkan silica gel secukupnya untuk menyerap
kelembapan. Hendaklah kamera ini diletakkan pada daerah yang kemungkinan dilewati oleh
mammalia besar dan diukur jaraknya dengan menggunakan lampu sensor.

Gambar 5: Camera Trap Manual

Yang kedua adalah kamera trap digital Kamera ini terdiri dari : 1). Blitz yang
berfungsi untuk pencahayaan. 2). Aim untuk mengukur ketinggian. 3). Status light untuk
menandakan kamera sudah aktif. 4). Camera untuk mengambil gambar. 5). Layar sebagai
pemandu, yang akan kita atur, seperti waktu, berapa gambar yang diambil. 6) Mode untuk
mengaktifkan kamera atau untuk memulai merekam. 7). Rest delete untuk menghapus
gambar. 8). Sensor untuk menangkap gambar. 9) Select untuk mengubah angka/huruf atau
perpindahan. Kelebihan dari kamera ini adalah kamera ini sedah menggunakan memory dan
usb digital. Jadi kita akan dengan mudah memindahkan data yang ada dalam kamera ini ke
laptop dengan mudah. Selain itu di kamera ini terdapat video untuk merekam dan bisa
menyimpan banyak foto, yaitu 3726 foto. Jadi kita tidak perlu takut kehabisan memory jika
menggunakan kamera ini. Sedangkan kekurang dari kamera ini adalah apabila kamera ini
dipasang pada tempat yang ternaung dan agak gelap akan menghasilkan gambar yang kurang
bagus atau tidak berwarna.. Setiap pemeriksaan dilakukan pembersihan kamera, pergantian
silica gel, penggantian baterai jika diperlukan dan penggantian memory card, serta
pemeriksaan hasil foto yang didapat. Hendaklah kamera ini diletakkan pada daerah yang
kemungkinan dilewati oleh mammalia besar dan diukur jaraknya dengan menggunakan
lampu sensor.
Gambar 6: Camera Trap Digital
8. Small Mammal Trap

Small mammal trap merupakan perangkap yang digunakan untuk menangkap jenis hewan
mamalia yang berukuran kecil. Perangkap ini termasuk ke dalam metode pasif. Bagian-
bagiannya: pintu tempat memasukkan umpan dan mengeluarkan target. Kunci dan penahan
pintunya agar target yang didapat tidak bisa keluar lagi. Jika kita akan memasang umpan
sebaiknya kita menggunakan sarung tangan agar aroma buah yang dipasang sebagai umpan
kita tidak tinggal dan lengket ke tangan karena hewan ini dapat mencium aroma yang tinggal
di tangan tadi. Umpan tersebut harus diletakkan di ujung pengait. Klau ada hewan yang
terperangkap jangan mengeluarkannya pada waktu hewan itu masih hidup. Masukkan dulu
hewan tersebut ke air sampai mati atau pingsan setelah itu baru dikeluarkan. Karena apabila
hewan tersebut diambil hidup-hidup akan membahayakan kita, bisa saja hewan itu menggigit
tangan kita.

Umpan yang biasa digunakan adalah ikan asin, ikan teri, buah-buahan dan bungkit
kelapa. Alat ini biasanya diletakan disudut-sudut ruangan (Mencit. Tikus), Diikatkan pada
pohon (Tupai, Musang) yang pintunya mengarah kebagian atas.

9. Audotory Census

Auditory sensus merupakan metoda yang digunakan untuk menghitung, mengidentifikasi


suatu hewan dengan cara mendengarkan suara hewan yang akan diidentifikasi, biasanya
untuk keluarga Hylobatidae. seperti ungko dan siamang. Alat-alat yang digunakan : kompas,
alat tulis dan peta lokasi.

Cara kerja dari metode ini adalah pertama tentukan tempat yang senyaman mungkin
untuk mengamati dan mendengarkan suara-suara binatang, seperti dibawah pohon atau
tempat lainya. Setelah itu tentukan arah utara tempat posisi kita berada, dengan menggunakan
kompas dan peta. Kemudian dengarkanlah suara binatang terutama suara-suara primate,
karena suara primate memilki cirri yang khas, sehingga mudah dikenali. Lalu tentukan berapa
derajat suara binatang itu berasal dari arah utara. Kemudian tentukan jarak suara tersebut dari
posisi kita. Selain itu, dengarkan juga suara-suara dari arah lainya. kemudian suara tersebut
diidentifikasi.

Pada umumnya didaerah kita para peneliti lebih cenderung untuk meneliti ungko dan
siamang, karena kedua hewan ini memiliki suara yang khas daripada hewan lainnya. Siamang
memiliki suara yang khas, yaitu suaranya hanya satu-satu, sedangkan ungko memiliki suara
yang bertingkat.

You might also like