You are on page 1of 2

Pengaruh Terhadap Peluang Hamil

Karena kutil kelamin umumnya terletak di luar vagina dan rahim, maka tidak berpengaruh
terhadap peluang Ibu untuk mengandung. Jadi, seorang Ibu yang mengidap kutil kelamin masih
diperbolehkan untuk mempunyai anak. Ibu yang didiagnosa kanker serviks pada stadium awal
masih memungkinkan untuk hamil, karena terapi yang dilakukan hanya pengangkatan mulut
rahim (cone biopsy) sehingga rahim dan indung telurnya masih ada dan berfungsi dengan baik.

HPV sebenarnya terdiri dari banyak tipe dan hingga kini sudah
teridentifikasi sekitar 100 tipe. HPV tipe 16 dan 18 dikenal sebagai
penyebab kanker leher rahim atau serviks, sementara tipe lainnya dapat
menyebabkan jenis penyakit lain, seperti kutil kelamin, kanker penis pada
pria, kanker mulut, tenggorokan dan anus.

Apakah janin bisa tertular dari Moms yang positif terkena virus HPV? Ini
dia jawaban dr. Venita, Kabid Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia
Propinsi DKI Jakarta, “Sejauh yang saya tahu, HPV bukan virus yang
menulari bayi. Penularannya tidak dari rahim ke janin, juga tidak dari
jalan lahir saat melakukan persalinan normal sehingga bayi tidak perlu
mendapat vaksin HPV begitu lahir. Vaksin HPV paling efektif diberikan di
usia 9-13 tahun, saat respon imun sangat baik terhadap vaksin.”

Ia menambahkan, virus ini membutuhkan waktu yang panjang, sekitar 3


sampai 17 tahun dari awal seseorang terinfeksi, untuk berkembang
menjadi kanker. Vaksinasi di usia muda menjadi langkah tepat buat
mencegah infeksi HPV. Selain itu hindari menikah muda di usia belasan
karena merupakan salah satu faktor risiko utama.

“Wanita yang sudah menikah sebaiknya rutin melakukan skrining untuk


deteksi HPV. Ini penting karena kanker serviks tidak ada gejala di
stadium awal. Gejala seperti pendarahan di luar siklus haid, nyeri saat
berhubungan, mengeluarkan darah dan keputihan sangat berbau, dan
nyeri panggul biasanya muncul setelah stadium lanjut, 3 atau 4,” papar
dr. Venita.

Diungkapkan oleh dr Ferdhy Suryadi Suwadinata, SpOG(K-FER), spesialis


kebidanan dan kandungan, kanker serviks pada saat kehamilan cenderung lebih
ganas. Pasalnya, sistem imunitas ibu turun karena ada bayi yang dikandungnya.
"Dia sudah ada kelainan sebelumnya, ia hamil, dan mempercepat pertumbuhan
kanker. Hamil itu menurunkan daya imunitas tubuh, karena ada benda asing di
dalam tubuh, ada si baby. Kankernya lebih cepat," jelas dr Ferdhy di kawasan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis 9 Februari 2017.
Biasanya dokter akan menentukan metode pengobatan kanker serviks yang
dialami oleh wanita. Jika kanker terjadi di awal kehamilannya, sang ibu perlu
diterminasi atau diobati terlebih dahulu. Penanganannya akan berbeda ketika ia
berada di trimeter terakhir.
"Kalau mendekati kelahiran, bayinya harus dilahirkan dulu baru diobati," kata
dr Ferdhy.
Mungkin ada pertanyaan muncul, apakah kanker serviks akan memengaruhi
bayi yang ada di dalam kandungan? Dr Ferdhy mengatakan, tida ada efek apa-
apa, karena si kecil terlindung dengan air ketuban di dalam rahim ibunya.
Tetapi, beberapa dampak buruk bisa saja terjadi ketika bayi dalam proses
persalinan.
"Kalau kanker si baby tidak terkena dampak, karena dilindungi ketuban. Jadi,
ia terlindung. Kecuali saat proses persalinan, bayinya lewat, di situ banyak
virus HPV, baby bisa kena," tukasnya.

You might also like