You are on page 1of 26

LP DAN ASKEP KLIMAKTERIUM

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN MATERNITAS II

Yang dibina oleh Ibu Dr. Yektiningtyastuti, M.Kep., Sp.Mat

KELOMPOK 4

Disusun Oleh :

1. Dewi Apriliani (108116041)


2. Hapsyah Nur Hayati (108116042)
3. Tria Oktaviana Rahajeng (108116045)
4. Nurul Abibah (108116048)
5. Anjas Upi Rachmawati (108116056)
6. Fidha Fairuz Syafira (108116062)
7. Novan Gumregah (108116064)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2B


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Klimakterium”

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas
pada mata kuliah Keperawatan Maternitas II. Dalam kesempatan ini tak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah SWT,
dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya serta bagi
pembaca pada umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan .

Cilacap, 05
Juli 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PEMBUKAAN ................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 2
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 4
A. DEFINISI ...................................................................................................................... 4
B. FASE KLIMAKTERIUM............................................................................................. 4
C. ETIOLOGI KLIMAKTERIUM .................................................................................... 5
D. FAKTOR RESIKO KLIMAKTERIUM ....................................................................... 6
E. PERUBAHAN PADA MASA KLIMAKTERIUM (FISIOLOGIS) ............................ 7
F. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP GEJALA
KLIMAKTERIUM ............................................................................................................. 10
G. TANDA DAN GEJALA ............................................................................................. 10
H. PATOFISIOLOGI KLIMAKTERIUM ...................................................................... 11
I. KOMPLIKASI ............................................................................................................ 12
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK............................................................................... 14
K. PENATALAKSANAAN ............................................................................................ 14
ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 22
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 22
B. SARAN ....................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal seorang
wanita sebelum senium (masa lanjut usia), yang mulai dan aktif masa reproduktif
dan kehidupan sampai masa non-reproduktif. Masa klimakterium meliputi
pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi antara
umur 40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur
kurang dari 40 tahun.Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause,
keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila
kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.Menopause
adalah henti darah haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan
hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi merupakan satu titik waktu dalam masa
tersebut.
Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun. Pascamenopause adalah masa 3-
5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH) dan
kadang-kadang hipertiroid.Sindrom klimaterik klinis adalah keluhan-keluhan
yang timbul pada masa pramenopause, menopause, dan pasca menopause.
Sindrom klimaterik endokrinologis adalah penurunan kadar estrogen,
peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH).
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara menyeluruh,
meliputi aspek fisik, mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari penyakit yang
berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsinya. Kesehatan reproduksi bukan
hanya membahas masalah kehamilan atau persalinan, tetapi mencakup seluruh
siklus kehidupan wanita yang salah satunya adalah masa menopause, yaitu suatu

1
masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir pada masa senium
(lanjut usia), yaitu pada usia 40-65 tahun (Pakasi, 2000). Pada usia ini akan
banyak muncul masalah kesehatan karena masalah kesehatan sangat erat
kaitannya dengan peningkatan usia (Curtis, Glade B, 2000).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Umur Harapan Hidup
(UHH) orang Indonesia adalah 75 tahun. Umur harapan hidup wanita adalah 67
tahun dan pria 63 tahun (yminti online, 2007).
Dampak klimakterium/ aspek psikologys yaitu:Hot flush yaitu rasa panas
didada yang menjalar kewajah yang sering timbul pada malam hariGangguan
psikologis : depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri,
gangguan gairah sexsual, perubahan prilaku. Gangguan mata : mata terasa kering
dan gatal akibat berkurang produksi air mat.Gangguan saluran kemih dan alat
kelamin : mudah infeksi, nyeri sanggama, perdarahan pasca sanggama akibat
atropi pada alat kelamin.
Osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat
kurangnya hormon estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Penyakit jantung koroner: Berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan
kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL)
yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner pada wanita. Kepikunan
(Dimensia tipe alzheimer) : Kekurangan hormon estrogen mempengaruhi
susunan syaraf pusat/otak, sehingga menyebabkan kesulitan konsentrasi,
kehilangan ingatan pada peristiwa jangka pendek.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari klimakterium ?
2. Apa saja fase klimakterium?
3. Bagaimana etiologi atau penyebab terjadinya klimakterium?
4. Apa saja faktor resiko dari klimakterium?

2
5. Bagaimana perubahan pada masa klimakterium?
6. Apa saja faktor yang berpengaruh terhadap klimakterium ?
7. Apa saja tanda dan gejala klimakterium?
8. Bagaimana patofisiologi klimakterium?
9. Apa saja komplikasi pada klimakterium?
10. Apa saja pemerikdaan diagnostik yang dilakukan pada klimakterium?
11. Bagaimana penatalaksanaan klimakterium?
12. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien klimakterium?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat mengetahui Apa pengertian dari klimakterium
2. Dapat mengetahui Apa saja fase klimakterium
3. Dapat mengetahui etiologi atau penyebab terjadinya klimakterium
4. Dapat mengetahui faktor resiko dari klimakterium
5. Dapat mengetahui bagaimana perubahan pada masa klimakterium
6. Dapat mengetahui apa saja faktor yang berpengaruh terhadap klimakterium
7. Dapat menjelaskan tanda dan gejala klimakterium
8. Dapat menjelaskan patofisiologi klimakterium
9. Dapat menyebutkan komplikasi pada klimakterium
10. Dapat mengetahui apa saja pemerikdaan diagnostik yang dilakukan pada
klimakterium
11. Dapat menjelaskan penatalaksanaan klimakterium
12. Dapat membuat asuhan keperawatan pada pasien klimakterium

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi,
berakhir pada awal seniumdan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia
tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif atau pun
endokrinologik dari ovarium (Baziad, 2003, hal 1).
Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan
pascamenopause (Baziad, 2003, hal 1). Klimakterium adalah fase terakhir dalam
kehidupan wanita atau setelah masa reproduksiberakhir (Kasdu, 2002, hal 2 ).
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode
reproduktif keperiode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 ).
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi
sampai awal mas senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Jadi
klimakterium adalah fase perkembangan yang dialami oleh seorang wanita yang
melewati tahapan reproduksif menjadi non produktif akibat regresi fungsi
ovarium dan biasanya terjadi antara 12-18 tahun.

B. FASE KLIMAKTERIUM
Berikut ini pembagian fase klimakterium dibagi menjadi empat fase, yaitu :
1. Premenopause
Fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur dengan
perdarahan yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif tidak banyak
dan kadang-kadang disertai nyeri haid.
2. Perimenopause

4
Perimenopause merupakan fase peralihan antara premenopause dan pasca
menopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Sebanyak
40 % wanita siklus haidnya anovulatorik. Pada umumnya wanita telah
mengalami berbagai keluhan klimakterik.

3. Menopause
Fase ketiga ditandai dengan berhentinya haid atau haid yang terakhir akibat
menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menopause biasanya terjadi sekitar
umur 50 tahun.
4. Pasca menopause
Fase ini merupakan fase dimana seorang wanita tidak mengalami haid selama
12 bulan setelah menopause.

C. ETIOLOGI KLIMAKTERIUM
a. Terjadi perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium, seperti sklerosis pada
pembuluh darah.
b. Berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks.
c. Penurunan sekresi estrogen dan progesteron dan peningkatan gonadotropin.

5
d. Gangguan umpan balik pada hipofisis.
e. Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal di pengaruhi oleh
sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur
produksi hormon seks yang di butuhkan.
f. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH)
yang akan merangsang kelenjer hipofisis untuk menghasilkan folicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini
yang akan mempersiapkan sel telur pada wanita.
g. Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai
perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh
darah ,berkurangnya jumlah folicle dan menurunnya sintesis steroid seks,
penurunan sekresi estrogen , gangguan umpan balik pada hipofise.

D. FAKTOR RESIKO KLIMAKTERIUM


a. Kekurangan nutrisi ( kalsium, kolesterol, fosfat dan vitamin).
b. Kebiasaan atau pola hidup ( olahraga, kopi, alkohol, perokok ).
c. Pengangkatan kedua ovarium.
d. Faktor predisposisi:usia saat haid pertama kali mengalami mensturasi
tergolong masih dalam usia yang masih sangat muda usia 10-11 tahun,maka
fase klimaktoriumnya akan semakin lama.
e. Adipositas adalah penumpukan lemak di dalam tubuh.
f. Diabetesmelitus.
g. Hipertensi.
h. Anovulasi adalah tidak ada ovulasi. Tidak ada mestruasi terjadi akibat
pemakaian pil kontrasepsi.
i. Infertilitas,mandul atau tidak subur, ketidakmampuan reproduksi.
j. Perokok.
k. Alkoholisme.

6
l. Hiperlipidemia : kadar lemak total dalam darah yang berlebihan.
m. Genetik : Usia menarche (menstruasi pertama kali) mempengaruhi cepat
lambatnya terjadi menopause. Semakin cepat seseorang menarche maka
kemungkinan semakin cepat pula terjadi menopause. Begitu juga pada ibu
yang banyak anak (sering melahirkan) akan lebih lambat dibandingkan ibu
yang jumlah anaknya sedikit, karena sel telurnya akan disimpan selama masa
kehamilan.

E. PERUBAHAN PADA MASA KLIMAKTERIUM (FISIOLOGIS)

Menurut Endang Purwoastuti, 2008 mengatakan bahwa gejala dan tanda


klimakterium disebabkan oleh adanya perubahan pada organ reproduksi, susunan
ekstragenital dan adanya gejala klinis.

7
1) Perubahan Pada Organ Reproduksi
a. Uterus
Ukuran mengecil oleh karena menciutnya selaput lendir rahim (atropi
endometrium) hilang cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel.
b. Tuba Fallopi
Lipatan tubuh menjadi > pendek, menipis dan mengendosaeping adanya
rambut getar dalam tuba (silia) kemudian menghilang.
c. Ovarium
Makin bertambah umur, maka jumlahnya makin berusia 40-50 tahun rata-
rata jumlah sel primodial berkurang s.d 8.300 karena adanya ovulasi pada
setiap haid dan proses terhentinya pertumbuhan folikel primodial.
d. Serviks
Akan mengerut sampai terselubunga oleh dinding vagina atropi, kripta
servikal kanalis servikalis memendek, menyerupai ukuran serviks fundus
pada masa adolescent.
e. Vagina
Terdapat penipisan dinding vagina sehingga menyebabkan hilangnya ruga
(lipatan vagina), berkurangnya pembuluh darah, elastisitas menurun, secret
encer, indeks kario pianotik menurun, PH vagina meningkat karena
terlambatnya pertumbuhan jasad renik vagina oleh karena peningkatan
cadangan gula sel.
f. Vulva
1 Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak dan
jaringan elastis.
2 Kulit menipis dan pembuluh darah berkurang : pengerutan lipatan vulva.
3 Pruritis oleh karena atropi dan secret kulit (-)
4 Rambut di mons pubis berkurang lebatnya.
5 Nyeri saat sanggama (disparema) mengerutnya intratus
2) Perubahan Pada Organ Non Reproduksi

8
a. Dasar Panggul
Kekuatan dan elastisitasnya menurun karena penciutan (atropi dan melanya
daya sokong prolapsus uterovaginal/turunnya alat-alat kelamin bagian
dalam)
b. Anus dan Perineum
Lemak dibawah kulit (-), atropi otot sekitarnya menyebabkan tonus
spinkter melemah dan menghilang, sering terjadi inkontensia alvi vagina.
c. Vesika Urinaria (Bladder)
Aktivitas kendali spinkter dan otot detruser (otot bladder hilang).
d. Lemak subkutan diserap, atropi parenkim, lobulus menciut, stroma ikat
menebal, putting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi menurun,
payudara mendatar dan mengendor.
3) Perubahan Pada Susunan Ekstragenital
a. Adipositas (penimbunan lemak) diduga berhubungan dengan penurunan
estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
b. Hipertensi
Peningkatan TD selama klimakterium terjadi secara bertahap kemudian
menetap dan lebih tinggi dari TD sebelumnya.
c. Hiperkolosterolemia
d. Aterosklerosis
e. Vinilisasi (timbulnya rambut). Penurunan O2 dan peningkatan
pembentukan ostion.
f. Esteopenia. Pengurangan kadar mineral tulang → osteroporosis
(pengeroposan tulang)

9
F. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP GEJALA
KLIMAKTERIUM
1. Faktor Psikis. Tenaga, gairah menurun, konsentrasi dan kemampuan
akademik menurun, perubahan emosi (mudah tersinggung), susah tidur.
2. Faktor social – ekonomi
3. Faktor budaya dan lingkungan
4. Lain-lain : belum menikah, wanita karier, menarche

G. TANDA DAN GEJALA


1) Gangguan Fisik
a. Kelainan menstruasi, dapat berupa:
1. Oligomenorea (siklus menstruasi yang pendek)
2. Polimenorea (siklus menstruasi yang panjang)
3. Hipomenorea (darah menstruasi yang sedikit)
4. Metroragia
5. Hot flusher (panas pada kulit karena tidak stabilnya vasometer ditandai
dengan kulit merah dan hangat terutama didaerah kepala dan leher yang
dapat terjadi kapan saja, selama beberapa detik sampai dengan 2
menit/lebih, sering terjadi selama beberapa detik biasanya dengan
keringat yang berlebihan.
6. Vertigo
7. Keringat banyak
8. Rasa kedinginan
b. Keluhan konstitusional, antara lain : palpitasi, sakit kepala, kelelahan, nyeri
otot/sendi, nyeri pinggang, peningkatan BB.
c. Perubahan fisiologis lain, misalnya : denyut jantung meningkat, vasodilatasi
perifer, temperature kulit meningkat.
d. Kulit genitalia dan dinding vagina, uretra menipis dan lebih sering,
sehingga mudah iritasi, infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium

10
mengecil, elastisitas kulit berkurang, bertambahnya pertumbuhan rambut
pada wajah dan tubuh akibat penurunan kadar estrogen dan efek endrogen
dalam sirkulasi yang tidak terimbangi.
e. Jaringan payudara mengalami atropi sehingga ukurannya menjadi mengecil.
f. Penurunan libido
g. Penurunan kekuaran dan klasifikasi tulang di seluruh tubuh (osteoporosis)
h. Gangguan kardiovaskuler dan cerebrovaskuler
i. Gangguan Psikososial. Stimulasi prostaglandin terhadap neuroepineprin
menyebabkan vasopasme dengan menimbulkan gejala berupa: Kegugupan,
Mudah tersinggung / irritabilitas / agitasi, Depresi, pelupa, Cemas dan
takut, karena kehilangan kebanggaan sebagai wanita, dan Insomnia

H. PATOFISIOLOGI KLIMAKTERIUM
Penurunan fungsi ovarium untuk menjawab rangsangan gonadtropin ,
sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama terjadi
kegagalan fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium
menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus .
Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH . Dari kedua gonadtropin itu
ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.

KLIMAKTERIUM

Penurunan fungsi ovarium

Berkurangnya kemampuan ovarium


Menjadi rangsangan gonadotropin

11
Terganggunya interaksi antara
Hipotalamus – Hipofisis

Kegagalan fungsi korpus luteum

Penurunan fungsi steroid ovarium

Berkurang respon timbal balik negatif


Terhadap hipotalamus

Peningkatan produksi FSH dan LH

Yang paling mencolok adalah peningkatan FSH

I. KOMPLIKASI
1. Penyakit Jantung Koroner

Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi :


kulit terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena turunnya

12
sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan
sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot flushes), mudah
berdebar – debar terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit
jantung koroner. (Manuaba, 1999). Adanya hipertensi dan peningkatan kadar
kolesterol menyebabkan meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya
aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer koroner dan infark
miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun.

2. Masalah urogenital
Ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia). Infeksi
saluran kemih
3. Osteoporosis
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi
membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang
meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak
dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.
4. Dimensia
Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnnya
menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon estrogen,
dimana hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel –
sel saraf dan sel – sel otak. ( Manuaba, 1999)
5. Sindrom klimakterium
Tidak terjadi pada semua wanita, tetapi hanya sebagian kecil. Di asia –
indonesia, gejala ini tidak umum, lebih menonjol kemunduran keinginan
seksual sehingga menjadi keluhan dari suaminya.

13
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Periksa darah :
a. Kadar progesterone dan estrogen ( estradiol ). Pada menopause, kadar
progesterone dan estrogen rendah. Kadar estriol normal berkisar antara
40-250 pg/ml. Sedangkan pada menopause kadar estriol kurang dari 20
pg/ml. Selain itu, terjadi peningkatan kadar FSH 30 ml unit/ml
b. Kadar kolesterol, HDL ( High Density Lipoprotein ), dan LDL ( Low
Density Lipoprotein ). Pada umumnya, klien yang sudah mengalami
menopause kadar kolesterol dan LDL meningkat, dan HDL menurun.
2. Tes kehamilan
3. Pemeriksaan HCG, pada menopause HCG akan negatif (-)
4. Pada pemeriksaan Pap smear bisa diketahui adanya perubahan pada lapisan
vagina akibat perubahan kadar estrogen.

K. PENATALAKSANAAN
1. Terapi sulih hormone (HRT). Berupa tablet, koyo yang di temple dikulit,
implant, jel, dan semprot nasal
2. Krim vagina topical. Mengatasi perubahan atopi dalam mukosa vagina
3. HRT kombinasi estrogen progesterone
a. Terapi hormon yang bisa dilakukan adalah pemberian hormon estrogen dan
progesteron sebagai pengganti kedua homon tersebut berkurang jumlahnya
dalam tubuh kita. Terapi yang menggabungkan hormon estrogen dan
progesteon dikenal sebagai HRT ( hormon replacement therapy). Terapi ini
bisa dilakukan pada wanita yang masih mempunya rahim. Manfaat dari
HRT, di antaranya adalah terhindar dari serangan osteoporosis,
menurunkan resiko penyakit jantung, mengurangi keluhan menoupause
terutama rasa panas( hot flush ), menghilangkan perasaan tak nyaman,
menstabilkan emosi, membangkitkan kembali libido, dan mempertajam

14
daya ingat. Osteoporosis dapat dihindari melalui HRT karna penambahan
asupan estrogen tubuh dapat meningkatkan aktivitas osteoblas untuk
membentuk tulang. Aktivitas osteoblash ini sangat dipengaruhi oleh
kandungan estrogen dan progesteron dalam tubuh. Selain itu asupan
kalsium sebagai terapi dalam menangani osteoporosis tak akan ada
manfaatnya bila kandungan esterogen dalam tubuh rendah. Penambahan
asupan esterogen juga akan membantu mencegah terjadinya serangan
jantung karena estrogen bersifat kardioprotektif, yaitu dapat memperlebar
pembuluh darah arteri , menurunkan kadar fibrinogen.
b. Terapi estrogen yang alami dengan menkonsumsi makanan alami yang
mengandung fitoestrogen. Fitoestrogen merupakan senyawa kimia yang
berasal dari hormon tumbuhan fito – artinya tumbuhan yang memiliki
struktur kimia menyerupai hormon estrogen pada tubuh manusia.
Fitoestrogen berfungsi menigkatkan aktivitas estroen didalam tubuh. Pada
masa perimenopause dimana kadar estrogen sangat rendah. Asupan
fitoestrogen mampu berfungsi sebagai estrogen yang melindungi tubuh dari
sindrome menopause dan osteoporosis. Bentuk utama fitoestrogen adalah
lignan dan isoflavonoid. Lignan diubah menjadi komponen yang
strukturnya sama dengan strogen oleh aktivitas bakteri di dalam
pencernaan. Isoflavonoid berperan sebagai estrogen lemah yang berungsi
sebagai antiestrogen yang menghambat estrogen sintesis.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN

a. Identitas Klien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat, no register, Tanggal MRS,
Tanggal Pengkajian, Diagnosa medis.

15
b. Riwayat Penyakit

1. Keluhan utama : Klien mengeluhkan tidak haid.

2. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengalami perubahan pada pola haid


menjadi tidak teratur dan sudah tidak haid sejak beberapa bulan terakhir,
disertai dengan perasaan tidak enak seperti panas yang menyebar dari
badan ke wajah (hot flushes), merasa nyeri pada vagina saat berhubungan,
sehingga sering menolak untuk melakukan hubungan dengan pasangan/
suami.

3. Riwayat penyakit dahulu : Kaji apakah klien pernah mengalami masalah


pada sistem reproduksi, masalah pada haid/menstruasi, pola menstruasi,
ataupun riwayat obsetrik GPAH pasien.

4. Riwayat penyakit keluarga: Kaji mengenai penyakit keturunan yang


diderita oleh keluarga, terutama jika ada masalah-masalah yang terkait
dengan pola menstruasi ataupun masalah reproduksi yang terjadi pada
keluarga.

c. Pengkajian fungsional gordon

1. Pola persepsi dan penanganan kesehatan

Kaji bagaimana klien memandang perubahan terkait fase menopouse dan


klimakterium yang ia alami, kaji bagaimana klien biasanya menangani
perubahan tersebut.

2. Pola Nutrisi dan metabolic

Kaji apakah klien merasakan perubahan pada pola ataupun


selera/keinginan makan, adanya perubahan pada berat badan (biasanya
terjadi kenaikan berat badan), dan keletihan.

3. Pola eliminasi

16
Kaji apakah klien mengalami perubahan pada pola defekasi, konstipasi,
perubahan eliminasi urin.

4. Pola aktivitas dan latihan

Kaji apakah klien mengalami kelemahan atau keletihan, serta hal-hal


yang mengganggu saat beraktivitas. Biasanya klien dengan klimakterium
dan menopouse akan lekas lelah dan kurang bersemangat.

5. Pola istirahat dan tidur

Kaji adanya perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur. Biasanya
klien dengan sindrom klimakterium ataupun menopouse mengalami
insomnia atau kesulitan untuk tidur.

6. Pola persepsi dan kognitif

Gali mengenai persepsi dan pengetahuan klien terkait perubahan yang


dialaminya, memahami gejala terkait perubahan ataupun masalah yang
dialami.

7. Pola persepsi dan konsep diri

Kaji faktor stres klien dan cara mengatasi stres, masalah tentang
perubahan yang terjadi, perasaan tidak berdaya, depresi, menarik diri.

8. Pola peran dan hubungan

Kaji apakah terjadi ketidakadekuatan/ kelemahan sistem pendukung, dan


masalah peran dan fungsi, kaji pula bagaimana peran keluarga dan orang
terdekat terkait perubahan yang dialami klien. Serta bagaimana klien
diperlakukan di keluarga ataupun komunitas dan masyarakat.

17
9. Pola seksualitas dan reproduksi

Kaji apakah terjadi peruganah pala pola seksualitas, Biasanya terjadi


perubahan berupa penurunan libido atau ketertarikan terhadap pasangan.

10. Pola koping dan toleransi

Kaji bagaimana klien mengekspresikan perasaannya, bagaimana ia


beradaptasi dengan penyakitnya, serta bagaimna koping yang
dilakukannya terhadap penyakit, serta pola kecemasan klien. Biasanya
pada klien dengan klimakterium ataupun menopouse akan terjadi
peubahan psikis seperti mudah tersinggung dan mudah depresi.

11. Nilai kepercayaan

Kaji bagaimana klien melakukan kegiatan ibadah dengan adanya


perubahan, kaji pula bagaimana pengaruh keyakinan dan kepercayaan
terhadap koping klien terhadap keadaannya.

d. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Biasanya pasien akan mengalami perubahan mood, kaji


tanda-tanda vital (TTV) klien.
2. Kulit : Lihat adanya kemerahan pada kulit, lesi, ataupun terjadi
pengeriputan pada kulit.
3. Kepala dan rambut : Kaji kesimetrisan, kulit kepala, kebersihan kulit
kepala dan rambut, serta kaji apakah rambut mulai beruban.
4. Mata : Kaji bagaimana sensoris mata seperti refleks pupil,
perubahan/gangguan anatomis ataupun fisiologis mata, serta konjungtiva.
5. Telinga : Kaji bentuk dan fungsional telinga, apakah terjadi penurunan
pendengaran.

18
6. Hidung : Kaji bentuk, sensitivitas/fisiologi penciuman, dan kelainan atau
masalah lain yang mungkin etrjadi, seperti ada massa ataupun cairan.
7. Mulut : Kaji kelembaban dan mukosa bibir serta lidah, dan kebersihan
mulut.
8. Leher : Kaji apabila terjadi pembengkakan (seperti kelenjer tiroid) dan
masalah pada pergerakan leher.
9. Dada : Kaji bentuk dan kesimetrisan pergerakan dada, serta ada/tidaknya
nyeri tekan.
10. Abdomen : Apakah ada perbesaran organ seperti hati atau limfa, serta
adanya nyeri tekan.
11. Tungkai/ ekstremitas: Kaji kesimetrisan dan kemampuan melakukan
aktivitas dengan baik.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Disfungsi seksual b.d. perubahan struktur/ fungsi seksual

2. Gangguan pola tidur b.d. Ketidaknyamanan akibat gejala penyakit

3. Kecemasan b.d. stres psikologis dan kurang pengetahuan mengenai


perubahan yang dialami.

19
3. APLIKASI NANDA NOC NIC

No Diagnosa NOC NIC


1. Disfungsi NOC: NIC: Sexual conseling
seksual b.d.
1. Sexuality pattern, 1. Bantu pasien mengekspresikan
perubahan
ineffective perubahan fungsi tubuh termasuk
struktur/ fungsi
2. Self esteem situasional organ seksual seiring dengan
seksual
low bertambahnya usia
3. Rape trauma syndrome 2. Berikan pengetahuan mengenai
silent perubahan pada fungsi seksual
4. Reaction 3. Motivasi klien untuk mengonsumsi
makanan yang rendah lemak dan
Tujuan: Pasien dapat
rendah kolesterol
menerima perubahan
4. Anjurkan klien untuk menggunakan
struktur tubuh terutama
krim vagina atau gel
pada fungsi seksual yang
dialaminya

Kriteria hasil:

1. Mengekspresikan
kenyamanan
2. Mengekspresikan
percaya diri
3. Menerima physiologi
disability
4. Menerima physiologi
aging

20
2. Gangguan pola NOC: NIC: Sleep Enhancement
tidur b.d. 1. Comfort level 1. Determinasi efek-efek medikasi
ketidaknnyaman 2. Sleep: extent and pattern terhadap pola tidur
an akibat gejala Kriteria hasil : 2. Jelaskan pentingna tidur yang
penyakit 1. Jumlah jam tidur dalam adekuat
batas normal 3. Fasilitasi untuk
2. Pola tidur, kualitas mempertahankan aktivitas
dalam batas normal sebelum tidur (membaca)
3. Perasaan fresh sesudah 4. Ciptakan lingkungan yang
tidur/ istirahat nyaman
4. Mampu 5. Kolaborasikan pemberian obat
mengidentifikasi hal-hal tidur.
yang meningkatkan
tidur

3. Ansietas b.d NOC: NIC: Penurunan ansietas


stres psikologis 1. Tingkat ansietas 1. Tetap bersama pasien untuk
dan kurang 2. Pengendalian diri mengurangi kecemasan dan
pengetahuan terhadap ansietas meningkatkan rasa aman
mengenai 3. Konsentrasi 2. Anjurkan keluarga untuk tetap
perubahan 4. Koping bersama klien
yang dialami. Kriteria hasil: 3. Ciptakan suasana yang mendukung
1. Ansietas berkurang rasa percaya pasien
2. Menunjukkan 4. Identifikasi perubahan rasa cemas
pengedalian diri 5. Bantu pasien melakukan teknik
terhadap ansietas relaksasi

21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju
fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
endokrinologik dari ovarium. Menopause (klimakterik atau “ perubahan
kehidupan”) digambarkan sebagai penghentian fisiologis haid berhubungan
dengan kegagalan fungsi ovarium, selama fungsi reproduktif menurun dan
berakhir

B. SARAN
Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kita
sehingga kita memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien yang
mengalami tahap klimakterium & menopause. Dan diharapkan makalah ini dapat
memberikan pengaruh yang positif bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Baziad, Ali. (2003), Menopause dan Andropause: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta

Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey. 2012.


Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa : Mosby Elsavier.

Jhonson,Marion. 2012. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC). St.


Louis,Missouri ; Mosby.

Kasdu. 2004. Kiat sehat & bahagia di usia menopause Puspaswara. Jakarta:
Gramedia.
NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications
2012-2014. Jakarta : EGC

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2.


Edisi 6.Jakarta : EGC.

23

You might also like