You are on page 1of 9

MODUL 1 : MANAJEMEN PELAYANAN KSEHATAN PUSKESMAS

1. Puskesmas Padang Luar adalah salah satu Puskesmas di Kabupaten Agam. Berdasarkan data
laporan tahunan puskesmas tahun 2016 didapatkan 3 masalah utama yang memiliki
kesenjangan terbesar antara target dan pencapaian. Tiga masalah tersebut adalah :
a. Rendahnya cakupan imunisasi
b. Rendahnya persentase pemberian tablet Fe 3 Pada Ibu Hamil
c. Rendahnya Cakupan kunjungan ibu hamil K4

Berdasarkan masalah diatas, Tentukan 1 masalah yang kamu prioritaskan dan jelaskan
kenapa kamu mengambilnya?

2. Menurut data Riskesdas 2013 cakupan desa UCI di Kabupaten Agam tahun 2013 merupakan
yang terendah di Provinsi Sumatera Barat yaitu 15,2%. Puskesmas Malalak merupakan salah
satu puskesmas di Kabupaten Agam. Pencapaian cakupan imunisasi di Puskesmas Malalak
tahun 2016 jauh dari target nasional dan berada di peringkat ketiga terbawah dengan cakupan
imunisasi terendah di Kabupaten Agam. Data cakupan UCI yang dilaporkan selama dua
tahun terakhir di Puskesmas Malalak, yaitu tahun 2015 sebesar 72,4% dan pada tahun 2016
sebesar 62,6%. Hal ini masih berada dibawah standar UCI yaitu sebesar 90%. Pada tahun
2016, dari 17 jorong di Kecamatan Malalak, hanya terdapat 5 jorong yang sudah UCI. Sani
Air merupakan salah satu jorong yang belum UCI dengan cakupan 70,6%.
Penyebab rendahnya pencapaian imunisasi di Puskesmas Malalak dapat dilihat dari berbagai
Aspek.
 Dari aspek manusia : diantaranya disebabkan karena rendahnya kesadaran ibu
membawa anaknya ke Posyandu, kurangnya pengetahuan orang tua tentang
imunisasi, adanya kepercayaan masyarakat bahwa anak tidak boleh diberikan
imunisasi, adanya orang tua yang merasa anaknya terlalau kecil untuk diberikan
imunisasi, takut anaknya demam, dan kurangnya penyuluhan dari tenaga kesehatan
serta belum maksimalnya fungsi kader.
 Dari aspek material yaitu terbatasnya jumlah vaksin dan kurangnya media promosi
kesehatan tentang imunisasi.
 Dari aspek lingkungan, yang menyebabkan rendahnya pencapaian imunisasi yaitu
sulitnya akses masyarakat menjangkau lokasi Posyandu.
 Dari aspek metode, yaitu jadwal posyandu yang berganti-ganti, kurangnya kerja sama
antar lintas program dan lintas sektor. Selanjutnya dari aspek uang yaitu minimnya
alokasi dana untuk program imunisasi dan pembebanan honororium kader yang
belum jelas.
Berdasarkan kasus diatas, tentukanlah :
1. Alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan berdasarkan masing-masing
aspek?
2. Siapa saja pihak yang terlibat dalam penyelesaian masalah tersebut? Dan uraikan
perannya!

MODUL 2 : SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

1. Kasus 1
Pemberian Hak Pelayanan Kesehatan Peserta yang Tidak Sesuai Oleh Rumah Sakit
Yth. BPJS Kesehatan Sidoarjo
Ketika ibu saya yang seharusnya kelas 1 harus opname di Rumah Sakit di Porong maka
diarahkan di kelas 3 atau VIP padahal ketika saya cek kamar kelas 1 masih kosong.
Malamnya ketika kami terus mengajukan untuk pindah baru bisa dan memang benar-benar
sepi untuk kelas 1 karena banyak yang kosong.
Pertanyaan : Bagaimana Anda Menyikapi ini dan apa solusinya?
2. Kasus 2
Obat Habis di Puskesmas
Yth. BPJS Kesehatan KC Tondano,
saya rutin membayar iuran BPJS,,saat anak saya di bawa ke faskes Tingkat I, (puskesmas
Motoling) untuk obat yang diberikan katanya HABIS jadi hanya dikasih apa adanya. anak
saya sendiri menderita luka di paha,mohon ditindak lanjuti laporan ini.
Pertanyaan : Bagaimana Anda Menyikapi ini dan apa solusinya?
3. Kasus 3

Keluhan Pelayanan Gigi

Yth. BPJS Kesehatan KC Denpasar,

Pada tanggal 15 Juli 2016, saya mengantar anak saya (no. Kartu:
0001[***************]73), untuk melakukan scaling di klinik 0227G019 , drg. A. A. Putu
Yosi Martrisna
Jl. Raya Kerobokan Kuta Badung.
Namun, ketika sampai di sana, dokter mengatakan bahwa BPJS Kesehatan tidak melayani
scaling gigi karena menurut dokter tsb scaling gigi itu termasuk kategori aestetika dan harus
melalui pembayaran pribadi.

Padahal di peraturan BPJS 1 Tahun 2014 Pasal 52 tercantum bahwa scaling gigi termasuk
salah satu pelayanan gigi oleh BPJS Kesehatan. Akibatnya, saya harus mengeluarkan biaya
lagi untuk bisa scaling gigi anak saya.

Pertanyaan : Bagaimana Anda Menyikapi ini dan apa solusinya?

4. Kasus 4

Pindah FKTRL

Yth. BPJS Kesehatan KC Padang,

Orangtua saya sudah pernah mendapatkan pelayanan rawat jalan di RSI Siti Rahmah, namun
beberapa kali melakukan pengobatan, belum ada perkembangan yang berarti pada kesehatan
orangtua saya. Disamping itu pun jarak dari rumah ke RS tersebut, memang cukup jauh.
Akhirnya kami mencoba untuk melakukan rujukan umum (biaya sendiri) di RSI Ibnu Sina,
ternyata pelayanannya bagus dan orangtua saya merasa cocok dengan obat dan dokternya.
Apakah bpjs bisa membantu saya untuk pindah rumah sakit saja? karena kami bayar iuran
setiap bulannya.

Pertanyaan : Bagaimana Anda Menyikapi ini dan apa solusinya?


5. Kasus 5
Saya Membutuhkan Rujukan Dari Pelayanan Kesehatan

Yth. BPJS Kesehatan KC Ternate,

Saya merasa perlu diberikan pelayanan kesehatan setelah sebelumnya berobat dan sempat
masuk rumah sakit walau hanya diberikan obat dan tidak rawat inap. Saat berobat ke faskes,
tensi saya rendah namun tidak diberikan rujukan ke RS dengan alasan jenis penyakit yang
saya alami tidak perlu ke RS. Saya merasa diterlantarkan padahal saya membutuhkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Pertanyaan : Bagaimana Anda Menyikapi ini dan apa solusinya?


6. Kasus 6
Pembatasan Layanan oleh RS Dharmahusada

Yth. BPJS Kesehatan KC Mojokerto,

Istri peserta melahirkan di RS Dharmahusada pada tanggal 27 Juni 2016 melalui operasi
cesar. Di RS, petugas mengatakan bahwa terdapat tindakan sterilisasi dan dikenakan biaya.

Pertanyaan : Bagaimana Anda Menyikapi ini dan apa solusinya?

MODUL 3 : PARAMETER EPIDEMIOLOGI DAN PEMECAHAN MASALAH


KESEHATAN

1. INSIDEN
Tahun 2008,200 kasus flu burung dilaporkan di Padang dengan penduduk 200.000.
Berapakah angka insiden per 100.000 penduduk kota Padang selama tahun tersebut ?
Jawab :
IR = ( jumlah penderita baru/Jumlah penduduk yg Mungkin terkena penyakit tsb) x
100% (1/1000‰)
IR = ( 200/200.000) x 100.000 = 100/100.000 = 1/1000

2. ATTACK RATE
Suatu letusan (outbreak) yang melibatkan 16 kasus flu babi, 6 perempuan, 10 laki-laki.
Dalam kelompok dimana terjadi letusan 15 orang perempuan dan 43 laki-laki. Berapakah
angka serangan diantara masing-masing jenis kelamin dan seluruh anggota kelompok?

JAWAB :
Attack Rate=jml penderita baru dlm satu saat : jml penduduk yg mungkin terkena
penyakittersebut pada saat yg samax X K

JENIS KELAMIN JUMLAH KASUS JUMLAH ORANG


LAKI-LAKI 10 43
PEREMPUAN 6 14
TOTAL 16 57

AR laki-laki = 10/43 x 100 = 23,3%


AR perempuan = 6/14 x 100 = 42,9%
AR keseluruhan = 16/57 x 100 = 28,1%
MODUL 4. PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

Diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan
masalah kesehatan terbesar di indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar,
lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan
masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut. Berdasarkan laporan
Puskesmas Alai, diare adalah penyakit peringkat kedua tertinggi setelah ISPA di Kelurahan Alai
Parak Kopi. Terjadinnya peningkatan kasus diare dari tahun 2014 sampai tahun 2015.
Kelurahan Alai Parak Kopi berdasarkan SK Walikota Padang termasuk kawasan kumuh
dengan luas lokasi kumuh 29,6 ha. Lokasi kumuh berada di RW 7,RW 10,RW 11,RW 12 dan
RW 14. Beberapa permasalahan yang menyangkut lingkungan dan perumahan di Kelurahan Alai
Parak Kopi adalah permasalahan pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, dan sanitasi.
Permasalahan Sampah di Kelurahan Alai Parak Kopi sangat memprihatinkan.
Pengelolaan sampah pada umumnya dibakar dan hanya sedikit warga yang membuang ke TPS
karena TPS yang lokasinya jauh yaitu terletak di RW 14, sehingga dengan TPS yang jumlahnya
hanya satu membuat warga membuang sampah di depan pekarangannya sendiri. Selain dibakar
masyarakat membuang sampah ke saluran drainase sehingga membuat saluran drainase
tersumbat dan akhirnya dapat mengakibatkan banjir. Kemudian permasalahan jalan lingkungan
yang memiliki dimensi lebar yang kecil sehingga tidak bisa dilalui mobil pengangkut sampah.
Sumber air bersih di Kelurahan Alai Parak Kopi terdiri dari PDAM (1011), sumur gali (
172), dan kran umum (15). Sumber air untuk minum sebagian besar masyarakat menggunakan
air isi ulang, namun untuk mandi, mencuci sebagian besar masyarakat menggunakan PDAM.
Permasalahannya yang diresahkan masyarakat adalah tidak lancarnya air PDAM, sehingga air
tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. PDAM sering mati bahkan paling lama sampai 1
minggu, tentu masalah ini berpengaruh besar terhadap pemenuhan kebutuhan air warga.
Mengenai kualitas air PDAM sudah sesuai kategori sehat, namun sumbar air dari sumur gali
kualitas air nya tidak sesuai syarat kesehatan, yaitu airnya berwarna kuning, berbau dan
berminyak sehingga dapat menyebabkan penyakit diare.
Berdasarkan permasalahan diatas,
1. Apa tindakan yang tepat dan tepat dalam menangani permasalahan sampah di
Kelurahan Alai Parak Kopi agar dapat mencegah penyakit berbasis lingkungan
terutama diare?
2. Bagaimana tindakan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kelurahan
Alai Parak Kopi?
3. Bagaimana peran petugas kesehtan, terutama petugas puskesmas Alai mencegah
kejadian diare di Kelurahan Alai Parak Kopi?

MODUL 5 : GIZI MASYARAKAT

Giz imerupakan salah satu penentu untuk kualitas sumberdaya manusia,kurang gizi akan
menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,menurunkan daya
tahan,meningkatkan angka kesakitan dan kematian khususnya kematian ibu dan bayi.
Data dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumbar,status gizi di daerah Padang yaitu yang
menderita gizi kurang 1240 anak,status gizi buruk 129 anak,status gizi baik 13816 anak,dan
status gizi lebih718anak. Status gizi siswa SDN di Kecamatan Koto Tangah kota padang yang
didapat45.65% status gizi normal dan 54.35% status gizi kurang.
Berdasarkan studi pendahuluan pada siswa SD Negeri 30 Air Dingin Kecamatan Koto
Tangah Padang didapatkan dari 10 orang siswa yang diukur melalui BB/TB ditemukan hasil:
 5 orang siswa yang memiliki gizi kurang,orang tua siswa tersebut bekerja sebagai PNS
dan pegawai swasta,ternyata ibu-ibu yang pekerjaan/pendidikannya tinggi anaknya juga
gizi kurang,karena ibu-ibu tersebut jarang menyiapkan makanan buat anak-anaknya dan
lebih sering dibuatkan oleh pembantu.
 3 orang siswa yang memiliki gizi baik,yang orang tuanya bekerja sebagai petani,sebelum
mereka pergi bekerja mereka sudah selesai menyiapkan semua keperluan buat anak-
anaknya dan mempunyai waktu yang cukup untuk memperhatikan anak-anaknya.
 2 orang siswa yang gizi lebih yang orang tuanya bekerja sebagai pegawai swasta,dalam
penyediaan makanan keluarga banyak yang tidak memanfaatkan bahan makanan yang
bergizi.
Berdsarkan kasus diatas, membuktikan bahwa permasalahan gizi saat sekarang ini tidak
hanya dialami oleh orang-orang miskin, namun orang yang bercukupan pun juga
mengalami masalah gizi kurang/buruk.
1. Bagaimana Anda menyikapi masalah tersebut?
2. Sebagai tenaga kesehatan, tindakan utama apa yang Anda lakukan ?
3. Jelaskan peran orang tua, pihak sekolah dan pihak puskesmas terkait dalam
menangani permasalahan gizi buruk dan gizi lebih di atas?

MODUL 6 : PERAN SERTA MASYARAKAT

Posyandu lansia sebagai pelayanan kesehatan paripurna yang solid dan bertanggung
jawab mempunyai upaya kesehatan paripurna dasar yaitu upaya yang menyeluruh pada lanjut
usia meliputi preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Berdasarkan studi pendahuluan di
Puskesmas Sedayu pada bulan November 2017, dikemukakan oleh salah satu staf bahwa
Puskesmas memiliki dusun binaan yang memiliki posyandu berjumlah enam belas posyandu.
Ada beberapa dari 16 posyandu yang tidak aktif karena kunjungan lansianya sedikit. Salah
satunya yaitu Dusun Ngentak Argorejo Sedayu,mempunyai Posyandu namun beberapa bulan
terakhir mengalami penurunan kunjungan.
Posyandu di Dusun Ngentak mempunyai lansia sejumlah 165 orang, namun yang datang
di Posyandu hanya 10-14 orang setiap kunjungannya. Bahkan bulan Oktober 2017 yang datang
ke Posyandu hanya 2 orang. Dari 165 orang lansia yang ada di Dusun Ngentak 5 orang
menyatakan tidak pernah pergi ke Posyandu karena lebih mementingkan pekerjaan dan tidak
merasa ada keluhan yang berat untuk periksa.
Berdasarkan kasus di atas, :
1. Bagaimana peran masyarakat (TOMA) dalam mengelola posyandu lansia agar semua
lansia dapat memanfaatkan pelayanan di Posyandu Lansia?
2. Bagaimana peran tenaga kesehatan di Puskesmas dalam menyikapi tentang lansia
hanya datang ke Posyandu ketika ada keluhan berat. Apa saja program/tindakan yang
dilakukan agar Posyandu aktif kembali?
MODUL 7 : LIFESTYLE

Pak Andi adalah salah satu karyawan swasta di Kota Padang yang berumur 40 tahun. Pak
Andi akhir-akhir mengeluhkan masalah nyeri di dada. Pak Andi memiliki keluarga penyakit
jantung. Pak Andi adalah seorang perokok berat dan mengalami obesitas.
Beradasarkan kasus di atas:
1. Bagaimana modifikasi lifestyle Pak Andi agar dapat mencegah penyakit tidak menular,
terutama penyakit jantung karena pak Andi berasal dari keluarga yang memiliki riwayat
jantung?

You might also like