Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Rendi Yoga Saputra 175070209111010
Litwinayanti Perwita 175070209111033
Robertus Karmanto 175070209111068
Amirul Kadarusman 175070209111079
Karmilah Dewi 175070209111030
Aan Trisnayati 175070209111078
Nadhirotul F. Evy S 175070209111013
Inne Kusbandiyah 175070209111014
Yuliana Perpetua Woa 175070209111049
Neisen Monim 175070209111069
Yeti Eukarista Paskalia 175070209111047
Musaffa ridhani 175070209111001
Nurul ilmi 175070209111055
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan anugerah luar biasa yang tuhan berikan kepada pasangan suami
istri. Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya (Arief, 2008). Kehamilan berlangsung selama 40 minggu yang dibagi menjadi 3
(kedua) usia kandungan 13-28 minggu, dan trimester 3 (ketiga) usia kandungan 29-40
minggu.
waktu 29-40 minggu. Janin ibu sedang berada di dalam tahap penyempurnaan Dan akan
semakin bertambah besar sampai memenuhi seluruh rongga rahim. Peran perawatsangat
penting sebagai pemberi asuhan yang tepat karena pada trimester ini banyak masalah
bahkan komplikasi yang dapat dialami ibu. Beberapa masalah obstetrik yang dapat terjadi
antara lain perdarahan antepartum yang disebabkan oleh solusio plasenta.Badan dunia
WHO (2008) menunjukan tiga masalah penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan
(28%), pre eklampsia (24%), dan infeksi (11%).Oleh karena itu, perdarahan pada masa
kehamilan merupakan suatu tanda bahaya yang berdampak pada kematian ibu.
Salah satu penyebab perdarahan antepartum pada trimester 3adalah solusio plasenta
pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya
Perdarahan pada solusio plasenta lebih berbahaya daripada plasenta previa karena
pada solusio placenta hampir tidak adaperdarahan yang tampak keluar dari vagina,
sedangkan perdarahan yang berlangsung di internal sangat banyak sehinggaseringkali
perkiraan jumlah volume darah yang keluar sulit diperhitungkan dan ibu beresiko
mengalamikondisi syok.
Indonesia. Seorang ibu yang pernah mengalami solusio plasenta, mempunyai resiko yang
lebih tinggi mengalami kekambuhan pada kehamilan berikutnya. Sangat penting bagi
perawat mengenali tanda dan komplikasi yang terjadi pada pasien agar dapat memberikan
penanganan asuhan keperawatan secara baik dan benar sehingga angka kematian ibu
B. Batasan Masalah
Makalah yang kami buat ini dibatasi mengenai solusio plasenta pada hal-hal
C. Tujuan
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu memberikan informasi kepada mahasiswa
tentang solusio plasenta sampai asuhan keperawatan pasien dengan solusio plasenta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang membahayakan ibu dan janin
1. Pengertian
implantasi normalnya (korpus uteri) sebelum janin lahir, dengan disertai perdarahan
pervaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau berat janin di atas 500 gram.
2. Epidemiologi
Insiden solusio plasenta bervariasi antara 0,2-2,4 % dari seluruh kehamilan. Slava
seluruh kehamilan. Di sini terlihat bahwa tidak ada angka pasti untuk insiden solusio
persalinan. Tetapi sejalan dengan penurunan frekuensi ibu dengan paritas tinggi,
terjadi pula penurunan kasus solusio plasenta menjadi 1 dalam 750 persalinan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Deering didapatkan 0,12% dari semua
3. Etiologi
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada
ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat,
dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi
kronik dan sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan. Dapat terlihat
2) Faktor trauma
Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang
Hal ini dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi
hipertensi menahun.
Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif. Angka kejadian solusio
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta
sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per hari. Ini
dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih
luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya.
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat solusio
berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil lainnya yang tidak
kehamilan.
4. Patofisiologi
dan terbentuknya hematom subkhorionik yang dapat berasal dari pembuluh darah
Apabila perdarahan sedikit, hematom yang kecil hanya akan sedikit mendesak
gejala dan tandanya pun belum jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir,
menjadi bertambah besar, kemudian akan medesak plasenta sehingga sebagian dan
Sebagian darah akan masuk ke bawah selaput ketuban, dapat juga keluar melalui
vagina, darah juga dapat menembus masuk ke dalam kantong amnion, atau
berlangsung hebat akan terjadi suatu kondisi uterus yang biasanya disebut dengan
istilah Uterus Couvelaire, dimana pada kondisi ini dapat dilihat secara makroskopis
seluruh permukaan uterus terdapat bercak-bercak berwarna biru atau ungu. Uterus
pada kondisi seperti ini (Uterus Couvelaire) akan terasa sangat tegang, nyeri dan
diperlukan pada saat setelah bayi dilahirkan sebagai akibatnya akan terjadi
5. Klasifikasi
tempat pelekatnya.
Solusio plasenta totalis : bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat
pelekatnya.
Prolapsus plasenta : bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada
pemeriksaan dalam.
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak
kehitaman dan sedikit. Perut terasa agak sakit atau terus menerus agak
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul
perlahan atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan
pervaginan. Dinding uterus teraba tegang terus menerus dan nyeri tekan
sehingga bagian-bagian janin susah diraba serta bunyi jantung janin susah
sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh ke
dalam syok, demikian pula janinnya yang jika masih hidup mungkin telah
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita shock.
Terjadi sangat tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan shock dan
janinnya telah meninggal. Uterus teraba sangat tegang seperti papan dan
sangat nyeri.
6. Gejala Klinis
kehitam-hitaman yang sedikit sekali dan tanpa rasa nyeri sampai dengan yang
disertai nyeri perut, uterus tegang, perdarahan pervaginan yang banyak, syok
3) Nyeri tekan uterus dan tegang, bagian-bagian janin yang sukar dinilai, denyut
jantung janin sulit dinilai / tidak ada, air ketuban berwarna kemerahan karena
tercampur darah.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan
leukosit.
Darah
Tepian plasenta
8. Komplikasi
Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta
a. Syok hemoragik
b. Gagal ginjal.
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita solusio
intravaskuler. Oliguri dan proteinuri akan terjadi akibat nekrosis tubuli atau
nekrosis korteks ginjal mendadak. Oleh karena itu oliguria hanya dapat
hipofibrinogenemia.
Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim
dan di bawah perimetrium dan terkadang juga dalam ligamentum latum.
uterus berubah menjadi biru atau ungu yang biasa disebut Uterus couvelaire.
Tapi apakah uterus ini harus diangkat atau tidak, tergantung pada
a. Fetal distress
b. Gangguan pertumbuhan/perkembangan
d. Kematian
9. Penatalaksanaan
a. Konservatif
Menunda kelahiran mungkin bermanfaat pada janin yang masih imatur serta bila
anggap kontra indikasi pada solusio plasenta yang nyata secara klinis.
b. Aktif
Pelahiran janin secara cepat yang hidup hampir selalu berarti seksio caesaria.
dapat di atasi bahkan dengan penggantian darah secara agresif atau terdapat
Pada bab ini akan disajikan tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada ibu hamil
1. Pengkajian
Data subjektif
Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah
tegang.
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darah, darah yang
keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan
atau pre eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil
rencana bersalin)
bersalin)
l. Riwayat psikologis
Data obyektif
a. Pemeriksaan fisik
b. Keadaan umum
g. Status Obstetri :
1. Inspeksi
keluar
2. Palpasi
Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat, keras dan
melenting
Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin belum
masukPAP
3. Auskultasi
4. Perkusi
Reflek patella : + / +
Abdomen
1. Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut, terlihat linea
Genetalia
Ekstimitas
i. Pemeriksaan Penunjang
2. Diagnosa keperawatan
Pengurangan perdarahan :
uterus postpartum
1. Kaji riwayat obstetrik dan
catatan persalinan
terkait dengan faktor
resiko post partum
(misalnya,riwayat
perdarahan post partum
sebelumnya,persalianan
yang
lama,induksi,preeklamsi,
kala dua lama,persalian
dengan
bantuan,kelahiran
kembar,SC atau
persalianan dengan
dipacu)
2. Pasang infus IV
3. Tinggikan tungkai
4. Tingkatkan frekuensi
pijitan fundus
5. Evaluasi adanya distensi
kandung kemih
6. Timbang jumlah darah
yang keluar
7. Pasang infus yang
kedua jika diperlukan
8. Monitor tanda-tanda vital
maternal tiap 15 menit
atau lebih sering jika
diperlukan
Monitor warna
maternal,tingkat kesadaran
dan nyeri.
3. Ketidakefektifan Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam perfusi NIC
perfusi jaringan jaringan perifer pasien membaik Manajemen Cairan
perifer b/d Kriteria Hasil: 1. Jaga intake yang
trauma NOC: Perfusi Jaringan : Perifer akurat dan catat output
NO Indikator Skala Keterangan 2. Monitor status hidrasi
Saat Target skala target 3. Timbang BB pasien
pengkajian dan monitor status
1. Pengisian kapiler jari 5 1. Defiasi berat pasien
2. Pengisian kapiler jari 5 dari kisaran 4. Monitor status
kaki normal hemodinamik pasien
3. Suhu kulit ujung kaki 5 2. Defiasi cukup 5. Monitor tanda- tanda
dan tangan besar dari vital pasien
4. Kekuatan denyut 5 kisaran 6. Berikan cairan
nadi karotis kanan normal intravena yang sesuai
5. Kekuatan denyut 5 3. Defiasi suhu kamar
nadi karotis kiri sedang dari 7. Tingkatkan asupan
6. Kekuatan denyut 5 kisaran oral
nadi brakhialis kanan normal 8. Distribusikan asupan
7. Kekuatan denyut 5 4. Defiasi ringan cairan selama 24 jam
nadi brakhialis kiri dari kisaran NIC
Monitor Cairan
8. Kekuatan denyut 5 normal 1. Periksa isi ulang
nadi femoral kanan 5. Tidak ada kapiler (capillary refil)
9. Kekuatan denyut 5 deviasi dari pasien
nadi femoral kiri kisaran 2. Pastikan bahwa semua
10. Tekanan darah 5 normal IV dan asupan enteral
11. sistolik 5 berjalan dengan benar,
12. Tekanan darah 5 terutama jika tidak
diastolik diatur oleh syring
Nilai rata-rata pump.
tekanan darah 3. Monitor kadar serum
dan elektrolit urine
4. Monitor kadar serum
albumin dan protein
total
5. Konsultasikan ke
dokter jika urine output
.kurang dari
0,5ml/kgBB/Jam
4. Resti cidera Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…. Klien tidak NIC
terhadap janin mengalami injury dengan kriterian hasil: Environment Management
b/d insufiensi - Klien terbebas dari cedera (Manajemen lingkungan)
plasenta - Klien mampu menjelaskan cara/metode untukmencegah injury/cedera
- Klien mampu menjelaskan factor risiko dari lingkungan/perilaku 1.Sediakan Iingkungan yang
personal aman untuk pasien
- Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada 2.Identifikasi kebutuhan
- Mampu mengenali perubahan status kesehatan keamanan pasien, sesuai
NOC : dengan kondisi fisik dan
- Risk Kontrol fungsi kognitif pasien dan
- Safety Behavior riwayat penyakit terdahulu
pasien
No. Indikator Skala Skala Keterangan skala 3.Menghindarkan lingkungan
pengkajian target target yang berbahaya (misalnya
1. Mengenali kapan 5 1. Tidak pernah memindahkan perabotan)
cidera terjadi menunjukkan 4.Membatasi pengunjung
2. Menggambarkan 5 2. Jarang 5.Menganjurkan keluarga
factor penyebab menunjukkan untuk menemani pasien.
3. Menggunakan 5 3. Kadang-kadang 6.Mengontrol lingkungan dari
tindakan menunjukkan kebisingan
4. pencegahan 5 4. Sering 7.Memindahkan barang-
Menggunakan menunjukkan barang yang dapat
tindakan 5. Secara konsisten membahayakan
5. pengurangan 5 menunjukkan 8.Berikan penjelasan pada
(nyeri) tanpa pasien dan keluarga atau
analgesic pengunjung adanya
6. Mengenali apa 5 perubahan status kesehatan
yang terkait dan penyebab penyakit.
dengan gejala
Melaporkan nyeri
yang terkontrol
5. Defisit Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam NIC
Pengetahuan pengetahuan pasien meningkat Pengajaran : Proses Penyakit
b/d Kurang 1. Kaji tingkat
sumber Kriteria Hasil: pengetahuan pasien
pengetahuan NOC: Pengetahuan : Proses Penyakit terkait proses penyakit
NO Indikator Skala Keterangan skala 2. jelaskan patofisiologi
Saat Target target penyakit sesuai
pengkajian kebutuhan
1. Karakter spesifik 4 6. Tidak ada 3. review pengetahuan
penyakit pengetahuan pasien mengenai
2. Faktor penyebab 4 7. Pengetahuan kondisinya
dan berkontribusi terbatas 4. jelaskan mengenai
3. Faktor resiko 4 8. Pengetahuan proses penyakit sesuai
4. Efek fisiologis 4 sedang kebutuhan
5. penyakit 4 9. Pengetahuan 5. beri informasi kepada
Tanda gejala banyak pasien mengenai
penyakit 10. Pengetahuan kondisinya
sangat banyak 6. edukasi pasien
mengenai tindakan
untuk
mengontrol/meminimal
kan gejala
7. edukasi pasien
mengenai tanda dan
gejala yang harus
dilaporkan kepada
petugas kesehatan
NIC
Pengurangan Kecemasan
1. pahami situasi krisis
yang terjadi dari
perspekti f pasien
2. dengarkan klien
3. puji/kuatkan perilaku
yang baik secara tepat
4. dorong verbalisasi
perasaan, persepsi
dan ketakutan
5. dukung mekanisme
koping yang sesuai
SATUAN ACARA EDUKASI
SOLUSIO PLACENTA
1. Topik : Solusio Placenta
2. Sub Pokok Bahasan : Perawatan di rumah pada Solusio Placenta derajat ringan
3. Hari, Tanggal : ..................................................
4. Tempat : Poli Kandungan
5. Waktu : + 20 menit
6. Penyaji : Perawat
7. Sasaran : Klien dan Keluarga Klien
8. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti edukasi, klien dan keluarga klien mampu memahami tentang
Solusio Placenta derajat ringan
9. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien dan keluarga klien mampu :
a) Menjelaskan apa itu solusio placenta derajat ringan
b) Menjelaskan cara memperbaiki status kehamilan dan perawatan di rumah post
terjadinya solusio placenta derajat ringan yang teratasi
Pemeran
Keluarga Bapak Ilmi dan Ibu Inne adalah keluarga yang tengah berbahagia
karena Ibu Inne yang tengah mengandung anak ke 3, mereka tinggal di Kota Malang
sejak 10 tahun yang lalu.
Disuatu sore mereka dikagetkan oleh kejadian yang tidak di duga, Ibu Inne
mendadak mengalami perdarahan sedikit berwarna hitam, disertai perut yang terasa
sakit dan menegang, seluruh keluarga pun tampak panik dan kalut, selanjutnya ibu
Inne di bawa ke IGD untuk mendapatkan penanganan pertama.
[dialog Pak Ilmi, Bu inne, dan anak-anak. Sampai dengan adegan perdarahan]
[Pak Ilmi memanggil ambulance untuk membawa istrinya ke RS]
Kemudian segera mereka menuju IGD RSSA dengan ambulance agar perdarahan bu
Inne segera tertangani. Sesampainya di IGD…
[setting IGD]
[pemeriksaan perawat & dokter IGD. Pasien diintervensi. Diobservasi, setelah
opname 2 hari dengan diagnosa Solusio Pacentaderajat ringan, Ibu Inne dibolehkan
pulang. Jadwal kontrol 6 hari lagi]
enam hari kemudian, datanglah Bu Inne ditemani suaminya untuk kontrol ke Poli
Kandungan. Segala keperluan administrasi dan sisa obat sebelumnya ia bawa. Lalu
tibalah saat Bu Inne dan suami memasuki ruang konseling perawat.
Perawat menjelaskan Perawat: “Oh begitu. Baik Bu, disini kita akan
perannya berdiskusi mengenai keluhan-keluhan
yang Ibu alami. Nanti saya akan berusaha
membantu apa yang bisa saya lakukan.”
Pasien : Iya Sus.
STEP 2: Menyusun list masalah Perawat: “kata Ibu tadi, ibu mengalami solusio
Assess yang akan dijadikan placenta ringan ini minggu kemarin ya ?”
Patient’s topik edukasi Pasien : Iya Sus..
Needs Perawat : ”kalo boleh tau,berapa usia kehamilan
ibu?
Pasien : Sudah masuk bulan ke delapan Sus.
Perawat: “Selama ini rutin kontrol ke tenaga
kesehatan atau bidan ya Bu tentang
kehamilannya?”
Pasien : iya sus.
Perawat: “Bagus kalau Ibu bisa kontrol secara rutin.
Terus selama ini ada yang dikeluhkan
Bu?”
Pasien : Minggu kemarin itu mendadak keluar darah
tapi sedikit, berwarna agak kehitam-
hitaman, perut saya terasa sakit dan
tegang, setelah itu saya dibawa suami
saya ke IGD. Kata dokter yang
menangani, saya didiagnosa solusio
placenta derajat ringan, saya diopname
sebentar saja, dan hari ini saya mau
kontrol sekaligus ingin menanyakan lagi
lebih detil apa itu solusio placenta derajat
ringan Sus, soalnya saya minggu kemarin
itu lagi panik jadi kurang memperhatikan
penjelasan dokter dan perawatnya.
Perawat: “Oh begitu bu, baiklah. Selain itu, apakah
ada keluhan lain bu?”
Pasien :oh iya Sus, saya juga ingin menanyakan
bagaimana caranya agar janin saya ini
tetap sehat, saya khawatir soalnya
minggu kemarin kan ada keluar darah
kehitam-hitaman sus.
Perawat: “Selain itu ada lagi Bu?”
Pasien : Itu saja dulu Sus.
STEP 3: Mengarahkan klien Perawat: “Dari kedua masalah tadi, mana yang
Setting untuk menentukan menurut Ibu paling mangganggu dan
Priorities topik yang dinilai perlu sebaiknya segera kita selesaikan?”
And Time untuk segera diatasi Pasien : Saya ingin tau bagaimana caranya agar
Frame janin yang saya kandung ini tetap sehat
Sus.
STEP 5: Perawat mengevaluasi Perawat: “Kira-kira apakah akan ada hambatan saat
Evaluation- implementasi materi mempraktikkan di rumah nanti Bu?”
Re edukasi oleh klien Pasien : Kayaknya tidak ada Sus.
Evaluation-
Perawat melakukan Perawat: “Syukurlah kalau begitu. Selanjutnya nanti
Follow Up
rencana tindak lanjut coba kita evaluasi lagi ya bu, saat Ibu
Strategies atau modifikasi kontrol selanjutnya pada waktu 1 minggu
pembelajaran lagi. Nanti kalau kesulitan Ibu bisa
menghubungi menghubungi kami di
nomor RS Poli Kandungan sesuai jam
kerja.”
Pasien : ”Iya Sus.”
Terminasi sesi edukasi Perawat: “Baik Bu, saya rasa diskusi kita cukup ya
Bu, kita ketemu lagi 1 minggu lagi. Saya
doakan semoga Ibu sehat selalu dan
bayinya juga sehat. Aamiin.”
Pasien : ”Iya Sus, terimkasih banyak.”
Perawat: “Sama-sama Bu.”
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dari implantasi normalnya (korpus uteri) sebelum janin lahir, dengan disertai
perdarahan pervaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau berat janin di atas 500
gram.
pervaginan berwarna kehitam-hitaman yang sedikit sekali dan tanpa rasa nyeri
sampai dengan yang disertai nyeri perut, uterus tegang, perdarahan pervaginan
yang banyak, syok dan kematian janin intra uterin. Tanda vital dapat normal sampai
menunjukkan tanda syok. Nyeri tekan uterus dan tegang, bagian-bagian janin yang
sukar dinilai, denyut jantung janin sulit dinilai / tidak ada, air ketuban berwarna
solusio plasenta pada dasarnya sama dengan asuhan keperawatan lainnya, yaitu
lebih ditekankan di status obstetrinya yang mana itu membedakan dari pengkajian
muncul pada masalah kehamilan trimester III seperti solusio Plasenta antara lain
nyeri akut b/d agen cedera fisik, defisit volume cairan b/d perdarahan,
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d trauma, resti cedera terhadap janin b/d
memberikan edukasi pada pasien dengan masalah kehamilan di trimester III seperti
Ajeng, S. 2012. Perubahan Adaptasi Fisiologis Ibu Hamil Trimester III. Tersedia di
http://midwifenana.blogspot.com/2012/02/perubagan-dan-adaptasi-fisiologi_09.html
Diakses Tanggal 27 Januari 2013 Pukul 10.00 Wita