You are on page 1of 27

Analisis Perancangan Teknik Industri

Jadwal Produksi Induk

Teknik & Manajemen Industri


Institut Teknologi Bandung
@2014
Hasil Pembelajaran
• Umum
 Mahasiswa mampu menerapkan model matematik,
heuristik dan teknik statistik untuk menganalisis dan
merancang suatu sistem perencanaan dan pengendalian
produksi

• Khusus
 Memahami konsep agregasi/disagregasi serta mampu
menyusun rencana agregat dan mampu menyusun
jadwal produksi induk

2
Tahapan PPC
Peramalan

Strategic
planning Perencanaan
Agregat Capacity Planning

Rough Cut
Capacity
Jadwal Produksi Induk
Planning
(RCCP)
Capacity
Perencanaan Requirement
Material Planning
(CRP)

Order Jadwal Penjadwalan


Pembelian Produksi Ulang

Out-
sourcing
Pengendalian Aktivitas Produksi di
Lantai Pabrik

3
Pendahuluan(1)

• Tujuan Aggregate planning (AP) adalah membangkitkan


(generate) top level production plans

• Basis AP adalah hasil ramalan dan target produksi. Target


produksi ditentukan oleh top level business plan yang
memperhatikan kapasitas & kapabilitas perusahaan

• Analisis dilakukan dalam kelompok produk (product family)


dengan unit agregat

• Melibatkan pemilihan strategi manufaktur

• Peran AP adalah sebagai interface antara perusahaan/sistem


manufaktur dan pasar produknya.

4
Pendahuluan(2)

Company top level plans

Wholesaler

Aggregate
Planning

Retailer
Factory

End consumer
5
Aggregate Planning Strategies(1)

1) Capacity options
2) Demand options
3) Mixed strategies

Capacity options:
• Mengubah-ubah tingkat inventory (level production)
• Mengubah-ubah ukuran tenaga kerja: hiring/lay off (chase
strategy)
• Mengubah-ubah production rate: over time/under time
• Menggunakan part time workers

6
Aggregate Planning Strategies(2)

Demand options
• Mempengaruhi demand: advertensi, promosi, personal selling,
discount, diskriminasi harga
• Backordering

Pure strategy
• Bila yang diubah-ubah hanya satu variabel

Mixed strategy
• Melibatkan pengubahan beberapa variabel, misalnya bila pure
strategy tidak feasible

7
Controllable (decision) variable

• Inventory

• Production rate

• Manpower

• Kapasitas: over time/recruitment/layoff (tenaga kerja/work force)

• Subcontract

8
Methods

• Trial and Error (Charting/graphical methods)


 Pure strategy
 Mixed strategy

• Mathematical (optimal) approach:


 Linear Programming Model
 Transportation Model

• Management Coefficient Approach atau empirical approach

• Simulation

9
Relevant cost

• Hiring/layoff cost

• Overtime/under time cost

• Inventory carrying cost

• Subcontracting incremental cost

• Part time labor cost

• Backorder cost

• Stock out cost

10
Trial and Error

• Diketahui demand selama 8 kuartal ke depan (hasil ramalan)

• Ongkos kenaikan tingkat produksi: 100

• Ongkos penurunan tingkat produksi: 150

• Ongkos inventory: 50

• Incremental cost for subcontracting: 80

11
Forecasted Demand per kuartal

Kuartal Demand Kumulatif Demand per kuartal


1 220 220

Kuantitas demand
2 170 390 800

3 400 790 600


400
4 600 1390
200
5 380 1770
0
6 200 1970
1 2 3 4 5 6 7 8
7 130 2100 Kuartal
8 300 2400

12
Level Strategy
Production Adjusted Ongkos
Kuartal Demand Inventory
level Inventory*) inventory
1 220 300 80 350 17,500
2 170 300 210 480 24,000
3 400 300 110 380 19,000
4 600 300 -190 80 4,000
5 380 300 -270 0 0
6 200 300 -170 100 5,000
7 130 300 0 270 13,500
8 300 300 0 270 13,500
Total 96,500

*) Initial inventory: 270


13
Chase Strategy

Kuartal Demand Hiring Layoff Total


1 220 0 0 0
2 170 0 7,500 7,500
3 400 23,000 0 23,000
4 600 20,000 0 20,000
5 380 0 33,000 33,000
6 200 0 27,000 27,000
7 130 0 10,500 10,500
8 300 17,000 0 17,000
Total 138,000

14
Subcontract Strategy

Production Incremental
Kuartal Demand Subcontract
level Cost
1 220 130 90 7,200
2 170 130 40 3,200
3 400 130 270 21,600
4 600 130 470 37,600
5 380 130 250 20,000
6 200 130 70 5,600
7 130 130 0 0
8 300 130 170 13,600
Total 108,800
15
Mixed Strategy

Regular Additional Overtime Add. Units Inventory Overtime Changing


Kuartal Demand Total
Production units needed Production after RT+OT cost cost work force
1 220 200 20 50 -30 -30 1,500 1,000 0 2,500
2 170 200 -30 0 -30 -60 3,000 0 0 3,000
3 400 200 200 50 150 90 0 1,000 9,000 10,000
4 600 200 400 50 350 350 0 1,000 26,000 27,000
5 380 200 180 50 130 130 0 1,000 33,000 34,000
6 200 200 0 0 0 0 0 0 19,500 19,500
7 130 200 -70 0 -70 -70 3,500 0 0 3,500
8 300 200 100 50 50 -20 1,000 1,000 0 2,000
Total 101,500

16
Linear Programming
k k k k k
Min Z  r  Pt  h At  f  Rt  v  Ot  c  I t
t 1 t 1 t 1 t 1 t 1

Subject to P, O = jml unit yang


diproduksi pada RT dan OT
Pt  mt ; t  1, 2, ..., k
A, R = jml unit kenaikan dan
Ot  nt ; t  1, 2, ..., k penurunan
I t  I t 1  Pt  Ot  Dt ; t  1, 2, ..., k r, v = ongkos produksi per unit
At  Pt - Pt 1 ; t  1, 2, ..., k RT dan OT
c = ongkos simpan per unit
Rt  Pt 1 - Pt ; t  1, 2, ..., k
D = ramalan demand
At , Rt , I t , Pt , Ot  0
I = jml unit inventory
m, n = kapasitas RT dan OT
17
Transportation Model(1)

Supply capacity
Perioda Demand
RT OT Subcontract
1 700 250 500 500
2 800 250 500 800
3 900 250 500 1700
4 500 250 500 900

Inventory awal: 100 unit


Inventory akhir yang diinginkan: 150 unit
Ongkos RT: $100/unit
Ongkos OT: $125/unit
Ongkos SC: $150/unit
Ongkos simpan: $20/unit/perioda

18
Transportation Model(2)

Perioda penjualan Unused Available


Sumber
Perioda 1 2 3 4 Capacity Capacity
Produksi Inventory awal 0 20 40 60 100
RT 100 120 140 160 40 700
1 OT 125 145 165 185 250
SC 150 150 150 150 500
RT - 100 120 140 40 800
2 OT - 125 145 165 250
SC - 150 150 150 500
RT - - 100 120 40 900
3 OT - - 125 145 250
SC - - 150 150 500
RT - - - 100 40 500
4 OT - - - 125 250
SC - - - 150 500
Demand 500 800 1700 1050 1950 6000

19
Transportation Model(3)

Perioda penjualan Unused Available


Sumber
Perioda 1 2 3 4 Capacity Capacity
Produksi Inventory awal 100
RT 700
1 OT 250
SC 500
RT 800
2 OT 250
SC 500
RT 900
3 OT 250
SC 500
RT 500
4 OT 250
SC 500
Demand 500 800 1700 1050 1950 6000

20
Master Production Schedule, MPS
• Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule, MPS)
atau JPI merupakan output disagregasi pada Rencana
Agregat

• JPI berada pada tingkatan item

• JPI bertujuan untuk melihat dampak demand pada


perencanaan material dan kapasitas

• JPI bertujuan untuk menjamin bahwa produk tersedia


untuk memenuhi demand tetapi ongkos dan inventory yang
tidak perlu dapat dihindarkan

• Teknik disagregasi:
 persentase
 metoda Bitran and Hax

TI3003-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 5 21


Prosedur Teknik Persentase
• Hitung persentase kuantitas item masing-masing
terhadap kuantitas famili pada data masa lalu
(semua dalam unit agregat)

• Gunakan persentase ini untuk menentukan


kuantitas item masing-masing dari Rencana
Agregat. Output adalah MPS dalam satuan
agregat

• Lakukan pembagian MPS (yang masih dalam


satuan agregat) dengan nilai konversi sehingga
dihasilkan MPS dalam satuan individu item

TI3003-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 5 22


Contoh(1)
Data item (unit)
Perioda 1 2 3 4 5 6 Harga per unit
Produk A 200 220 240 230 250 260 Rp. 3000
Produk B 600 650 700 690 720 770 Rp. 2000
Produk C 50 55 60 58 60 60 Rp. 5000

Data Agregat (Rp. 1000)


Perioda 1 2 3 4 5 6 Total Persentase
Produk A 600 660 720 690 750 780 4200 29,6%
Produk B 1200 1300 1400 1380 1440 1540 8260 58,3%
Produk C 250 275 300 290 300 300 1715 12,1%
Family X 2050 2235 2420 2360 2490 2620 14.175 100,0%

TI3003-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 5 23


Contoh(2)

t At tAt t2 n n

1 2050 2050 1  A  b t t
a t 1 t 1
2 2235 4470 4 n
3 2420 7260 9 n n n

4 2360 9440 16 n tAt   At  t


5 2490 12450 25 b t 1
n
i 1
n
t 1

6 2620 15720 36 n t 2  ( t ) 2
t 1 t 1
21 14175 51390 91

b = 101,6 a = 2006,9

Ft = 2006,9 + 101,6 t

TI3003-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 5 24


Contoh(3)
• Berdasarkan model ramalan tersebut, dapat
dihitung permintaan agregat pada perioda ke 7,
yaitu:
F7 = 2.006.900 + 101.600 x 7 = 2.718.100
F8 = 2.006.900 + 101.600 x 8 = 2.819.700
F9 = 2.006.900 + 101.600 x 9

• Bila dalam penentuan rencana agregat


(aggregate plan) diasumsikan menggunakan
strategi chase, maka nilai rencana agregat akan
sama dengan nilai ramalan

TI3003-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 5 25


Contoh(4)
• Dengan demikian nilai rencana agregat pada
perioda ke 7 adalah: Rp. 2.718.100
• Dengan teknik persentase, disagregasi dilakukan
untuk memperoleh MPS, yaitu:
Produk A = 0,296 x Rp. 2.718.100 = Rp. 804.557,6
Produk B = 0,583 x Rp. 2.718.100 = Rp. 1.584.652,3
Produk C = 0,121 x Rp. 2.718.100 = Rp. 328.890,1

MPS ini masih dalam unit agregat, sehingga perlu dilakukan


konversi untuk memperoleh unit item. Konversi ini
menggunakan harga jual per unit masing-masing produk

TI3003-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 5 26


Contoh(5)
Jumlah unit
Produk Nilai Penjualan Harga jual
(pembulatan)
A Rp. 804.557,6 Rp. 3000 269
B Rp. 1.584.652,3 Rp. 2000 793
C Rp. 328.890,1 Rp. 5000 66

MPS pada perioda ke 7: Produk A: 269 unit


Produk B: 793 unit
Produk C: 66 unit

TI3003-Perencanaan dan Pengendalian Produksi - Minggu 5 27

You might also like