You are on page 1of 32

Document number : Rev.

0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 1 of 32

HSE PLAN
KONSTRUKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
LIGHT RAIL TRANSIT
STASIUN KUNINGAN DAN STASIUN SETIA BUDI

PT. ADHI PERSADA GEDUNG

17-7- Gunawa Bambang Erland A. Rukka


A Issued for review Yudhi R.
2018 nI N.
Rev. DESCRIPTION DATE By. CCI CHK. APV. CCI Project HSE
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 2 of 32

CCI Manager St. LRT

PERNYATAAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN

Kami, Manajemen Perusahaan dan seluruh karyawan pada semua tingkat di dalam
organisasi, terus berkomitmen untuk menjalankan kegiatan bisnisnya dengan
memberikan LAYANAN TERBAIK di bidang jasa manajemen proyek, engineering,
pengadaan, fabrikasi, konstruksi, pengujian & komisioning, serta jasa pemeliharaan
pembangkit listrik, mesin-mesin industri, infrastruktur industri minyak dan gas, infrastruktur
tambang, dan pabrik pupuk, termasuk pemeliharaan dan penyewaan peralatan konstruksi
bagi para pelanggan kami yang bernilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan /
stakeholder.

· LAYANAN TERBAIK difokuskan pada pemeliharaan dan peningkatan Mutu,


Keselamatan & Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Produktifitas secara terus-
menerus untuk memicu harga yang kompetitif, jadwal penyerahan tepat waktu,
Lingkungan yang sehat dan aman, pencegahan polusi, serta nilai-nilai yang
menguntungkan.

· LAYANAN TERBAIK diwujudkan melalui pemeliharaan dan pengembangan


sumberdaya manusia yang multi-disiplin, kompeten, multi-terampil, dan bermentalitas
efektif untuk menerapkan, memelihara, dan secara terus-menerus meningkatkan
metode kerja, teknologi, sistem manajemen dan hubungan pelanggan dalam
menjalankan siklus bisnis.

· LAYANAN TERBAIK dikomunikasikan, dipantau, diukur, ditinjau dan dianalisa


oleh Manajemen Puncak bersama fungsi-fungsi dan tingkatan yang relevan dalam
organisasi sebagai upaya peningkatan berkesinambungan dalam mewujudkan
visi dan sasaran perusahaan dengan berfokuskan pada pemenuhan bahkan melebihi
harapan pelanggan dan para pemangku kepentingan lainnya termasuk pemenuhan
peraturan pemerintah.

Jakarta, 17 Juli 2018


PT. Columbia Chrome Indonesia

Leo Agung Cahya Udyana, MM


Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 3 of 32

Direktur Utama

1. JUDUL :
Rencana Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Proyek.

2. TUJUAN :
2.1 Rencana K3L ini dibuat untuk memberikan panduan bagi manajemen proyek di
dalam persiapan dan perencanaan proyek untuk memastikan bahwa semua
kegiatan K3L proyek berjalan dan terkendali sesuai dengan kebutuhan
SUBCONTRACTOR.

2.2 Rencana K3L ini adalah sebagai panduan, pengendalian dan pengawasan
terhadap K3L proyek pada tahap persiapan pekerjaan, tahap paska persiapan
dan tahap pelaksanaan pekerjaan di proyek secara aman dan ramah
lingkungan, demi mewujudkan kinerja yang baik dan koordinasi tim kerja
antara manajemen proyek dan SUBCONTRACTOR.

2.3 Dokumen rencana K3L ini berisi rencana kerja yang berhubungan dengan
ruang lingkup pekerjaan dan sesuai dengan persyaratan klien.

3. RUANG LINGKUP :
Rencana K3L ini harus diterapkan dan dilaksanakan oleh tim manajemen proyek.

4. DEFINISI DAN ISTILAH-ISTILAH


K3L : Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
PT. APG : PT. Adhi Persada Gedung
APD : Alat Pelindung Diri.
SRA : Scope, Responsibility and Authority.
CETVM : Construction, Equipment, Tool, Vehicle, and Machinery.
WBS : Work Break Down Structure.
FSWP : Fundamental Safe Work Practice.
BTLS : Basic Trauma Life Support.
DDC : Defensive Driving Course.
TMS : Traffic Management System
JMS : Journey Management System.
AKK : Analisa Keselamatan Kerja
HIRADC : Hazard Identification, Risk Assessment & Determining Control.
MSDS : Material Safety Data Sheet.
SWA : Stop Work Authority.
D&A : Drug & Alcohol Policy.
CON : Contruction
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 4 of 32

5. DESKRIPSI :
Rencana K3L harus berisi:

5.1. INFORMASI PROYEK


Informasi Proyek berisi informasi sebagai berikut :

5.1.1. Nama Proyek : Percepatan Penyelenggaraan LRT terintegrasi JABODEBEK


5.1.2. Nomor Proyek : -
5.1.3. Lingkup Kerja : Pembuatan Kontruksi Stasiun
5.1.4. Lokasi : Stasuin Kuningan dan Stasiun Setia Budi
5.1.5. Pemilik Proyek: PT. ADHI PERSADA GEDUNG
5.1.6. Klien : PT. ADHI PERSADA GEDUNG

Ruang lingkup untuk proyek ini dan rincian lebih lanjut harus mengacu pada kontrak
dan spesifikasi teknikal dari klien.
Rincian ruang lingkup pekerjaan harus disertai Rencana K3L ini sebagai acuan.
Rincian mengenai proyek silahkan lihat pada spesifikasi kontrak.

5.2 Hukum dan Undang-Undang:


 Kontraktor HSE List Procedure and Regulasi / Peraturan,
 Hukum and Regulasi Pemerintah Republik Indonesia:
− Undang –undang No.1, 1970 : Kesehatan kerja
− Undang-undang No.32, 2009: Pengelolahan Lingkungan Hidup
− Peraturan Pemerintah No. 50, 2012 ; Penerapan Sistim Keselamatan Kesehatan
Kerja
− Kep. 102/Men/Vi/2004 – Tentang Waktu Kerja dan Upah Kerja Lembur
− PERMENAKER No. PER,05/MEN/2006: System Keselamatan dan Kesehatan Kerja
− PERMENAKER No. PER,13/MEN/2011: NIB Faktor Fisika dan Kimia ditempat Kerja
− PERMENAKER No. PER,15/MEN/2008: P3K pada Kecelakaan di Tempat Kerja
− PERMENAKER No. PER,03/MEN/1998: Tata Cara Pelaporan Pemeriksaan
Kecelakaan
− PERMENAKER No. PER,05/MEN/1995: Tentang Pesawat Angkat dan Angkut
− PERMENAKER No. PER,01/MEN/1982: Tentang Bejana Tekan
− PERMENAKER No. PER,02/MEN/1992: Tata Cara Penunjukan,Kewjiban
Wewenang Ahli K3
− PERMENLH No. PER,17/MEN/2001: Rencana Usaha Wajib dilengkapi Analisis
Dampak Lingkungan Hidup
− PERMENLH No. PER,13/MEN/1995: Standart Emisi akibat Object Tidak Bergerak
− PERMENLH No. PER,17/MEN/2001: Rencana Usaha Wajib dilengkapi Analisis
Dampak
− PERMENLH No. PER,02/MEN/1982: Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja, dll,
− Environmental Safety, and Health (HSE) Manual,
− Instruksi Keja, SIKA (Surat Ijin Kerja Aman), Perijinan dan Sertifikasi/Kalibrasi
Peralatan.
− Kode Internasional dan standardisasi seperti ANSI, BS, DIN, SNI, dll.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 5 of 32

− Undang - Undang Republik Indonesia No.21 2003 Tentang Pengesahan ILO


(Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan)
− Undang - Undang Republik Indonesia Nomor : 03 Tahun 1969 Tentang Persetujuan
Konvensi Organisasi Buruh Internasioanl Nomor 120 Mengenai Hygiene Dalam
Perniagaan dan Kantor-kantor (Lembar Negara No.14 th 1969)
− Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan

Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor : 32 Tahun 2009 Tentang pengelolaan Lingkungan
Hidup
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan B3, dll

Cakupan
Undang undang diatas mencakup lingkup kerja yang tercantum pada kontrak kerja
untuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah, pada lingkupan Minyak dan Gas
bumi.

5.3. STRUKTUR ORGANISASI & TANGGUG JAWAB K3 DAN LINGKUNGAN


PROYEK.

Struktur organisasi K3L proyek berada di bawah struktur organisasi K3L


SUBCONTRACTOR, dimana struktur organisasi K3L untuk proyek ini harus selalu
ditinjau ulang, diubah dan diperbarui sesuai kebutuhan proyek. Tanggung jawab dan
wewenang para personil inti diterangkan seperti di bawah ini.

5.4. SITE MANAGER

5.4.1. Site Manager adalah wakil ketua dari Panitia Pembina K3L Proyek.
5.4.2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan manajemen proyek secara
keseluruhan dan melakukan koordinasi proyek dengan klien dan
pemilik / owner.
5.4.3. Membangun dan mengembangkan, langkah-langkah sistematis dan
prosedur yang terkait dengan K3L sesuai dengan sistem K3L
SUBCONTRACTOR dan kebutuhan klien.
5.4.4. Pastikan bahwa sikap dan keseriusan terhadap regulasi K3L
dilaksanakan pada semua tingkatan dalam organisasi proyek
termasuk subkontraktor.
5.4.5. Memastikan bahwa semua personil K3L yang ditugaskan di proyek
memiliki keterampilan yang berkualitas dan kemampuan untuk
mencapai kinerja yang baik dalam pelaksanaan K3L di lapangan.
5.4.6. Memastikan bahwa semua biaya dan peralatan yang berkorelasi
dengan kebutuhan K3L proyek telah tersedia.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 6 of 32

5.4.7. Mengadakan setidaknya satu kali rapat setiap minggu dengan


organisasi P2K3L proyek& subkontraktor.
5.4.8. Memelihara komunikasi K3L yang efektif dan cepat dengan semua lini
supervisor & subkontraktor.
5.4.9. Membuat review menyeluruh dari semua hasil penyelidikan insiden/
kecelakaan sebelum didistribusikan.
5.4.10. Apabila terjadi suatu insiden yang berakibat cacat tetap, Site Manager
akan memimpin Panitia Pembina K3L dalam melakukan investigasi
serta menetapkan langkah-langkah tindakan perbaikan untuk tim
proyek sesuai dengan prosedur K3L dan hasil investigasi.
5.4.11. Memantapkan K3L dengan (lini supervisor / subkontraktor) dan
(kepala K3L proyek) mengenai tanggung jawab masing-masing
anggota.

5.5. SUPERINTENDENT/ KEPALA SEKSI


Superintendent adalah anggota dari P2K3L proyek dan memiliki tanggung
jawab untuk membina K3L bawahannya, menciptakan kondisi yang aman dari
area kerja yang menjadi tanggung jawabnya, dan memastikan operasi yang
aman dari peralatan yang dipegang oleh supervisor serta bertanggung jawab
kepada Site Manager.

5.5.1. Superintendent / Kepala Seksi merupakan anggota tetap P2K3L


proyek.
5.5.2. Memastikan semua Program K3L dilaksanakan dan bertanggung
jawab terhadap hasil yang dicapai.
5.5.3. Bersama-sama dengan Site Manager dan Kepala K3L proyek dalam
membuat survey persiapan pra-kerja K3L (HIRADC) sebelum
dimulainya pekerjaan dan setiap kali diminta.
5.5.4. Melakukan komunikasi K3L kepada para staf serta WBS supervisor,
untuk mengingatkan mereka pada potensi bahaya yang mungkin
timbul dari operasi/pekerjaan mereka setiap hari.
5.5.5. Membuat program housekeeping, menetapkan tugas untuk supervisor,
pemeriksaan harian area kerja, melakukan pemeriksaan
housekeeping mingguan yang dilakukan oleh supervisor, membuat
catatan temuan ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan yang diambil,
memelihara tanda-tanda K3L dan papan pengumuman sehingga tetap
dalam kondisi jelas dan mudah terbaca.
5.5.6. Mengembangkan dan mempertahankan jadwal pemeriksaan yang
ditetapkan sebagai berikut:
5.5.6.1. Peralatan utama seperti, alat berat kontruksi, crane, derek,
truk, forklift, kendaraan ringan, alat-alat, dan mesin, dll.
5.5.6.2. Semua peralatan rigging termasuk: tali kawat baja, shackle,
chain/level block, sling, tali manila, perancah, keranjang
personel, gondola dan lift, bel dan sistem telepon, dll.
5.5.6.3. Alat pemadam api ringan, dan peralatan pneumatik
5.5.6.4. Alat pelindung diri / peralatan keselamatan,
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 7 of 32

memastikan bahwa supervisor mengharuskan semua


karyawan untuk menggunakan Alat pelindung diri yang tepat
seperti, pelindung kepala, perlindungan jatuh, pelindung
mata, pakaian, peralatan ventilasi, dll..
5.5.6.5. Melakukan pemeriksaan tempat kerja yang meliputi
kebersihan, tindakan tidak aman, kondisi tidak aman,
kondisi peralatan, dan ketaatan terhadap peraturan K3L.
5.5.6.6. Membuat kontak K3L dengan para pengawas.
5.5.6.7. Melakukan wawancara secara pribadi dengan semua
korban kecelakaan dan pengawasnya, serta berpartisipasi
dalam penyelidikan insiden fatal dan cacat tetap.
5.5.6.8. Mempertahankan komunikasi K3L yang efektif dengan para
pekerja
5.5.6.9. Memperlihatkan kepada semua personel, dengan
melakukan contoh tindakan, pelatihan dan mengembangkan
pemahaman yang lebih baik dalam pencegahan insiden.
5.5.6.10. Menentukan bahwa peralatan keselamatan telah dilengkapi,
dimanfaatkan dengan benar, dirawat dan dipelihara.
5.5.6.11. Membantu mengembangkan dan mengkomunikasikan
prosedur pekerjaan yang aman untuk operasi yang tidak
biasa atau berbahaya.
5.5.6.12. Memanfaatkan downtime akibat cuaca buruk, dll untuk
pelatihan K3L dan tujuan pendidikan.

5.6. SUPERVISOR
Bertanggung jawab untuk K3L bawahannya, kondisi yang aman dari area kerja
yang menjadi tanggung jawabnya, dan operasi yang aman dari peralatan
dikuasakan kepadanya serta bertanggung jawab kepada Superintendent.
Tanggung jawab tingkat Supervisor adalah berikut:

5.6.1. Supervisor adalah anggota tidak tetap dari P2K3L Proyek.


5.6.2. Memaksa semua fase Program K3L yang mapan serta kontrol khusus
yang dikeluarkan oleh Inspektur dengan semua anggota kru dan
bertanggung jawab untuk memperoleh hasil.
5.6.3. Kontrol K3L dalam area kerja seluruh hidupnya, termasuk siapa pun
atau apa pun tidak terhubung dengan krunya, memasuki, bekerja,
atau meninggalkan area kerja.
5.6.4. Memastikan bahwa semua persyaratan administrasi, yaitu Analisis
Keselamatan Kerja, Izin bekerja, Izin Masuk ke daerah berbahaya dll
tersedia dan dipahami oleh semua bawahannya.
5.6.5. Periksa area kerja untuk mendeteksi bahaya, menyiapkan identifikasi
bahaya, analisis risiko dan mengendalikan risiko dan mengambil
pencegahan yang diperlukan dan tindakan korektif.
5.6.6. Laporan kepada Inspektur untuk setiap kondisi yang dia tidak mampu
untuk memperbaiki.
5.6.7. Pemeriksaan meliputi kebersihan, bahaya dari jalur utilitas listrik dan
lainnya, energi lainnya, lalu lintas, perdagangan lainnya, penjagaan
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 8 of 32

yang tidak ketat, karyawan yang saling bekerjasama, pekerjaan lain


yang simultan dengan orang lain.
5.6.8. Pastikan dan menginstruksikan karyawan untuk memeriksa APD
mereka, alat-alat, mesin dan perancah sebelum digunakan.
5.6.9. Memeriksa peralatan utama yang ditugaskan kepadanya dan
mengecek dengan operator crane dan peralatan utama lainnya untuk
memastikan tidak ada kerusakan.
5.6.10. Memeriksa setiap jenis kendaraan yang ditugaskan kepadanya dan
mengecek dengan sopir atau operator untuk memastika tidak ada
kerusakan.
5.6.11. Melakukan inspeksi secara rutin dan pemeliharaan tindak pencegahan.
5.6.12. Memeriksa perangkat pendukung, hoist, kait, katrol, tali kawat, sling,
dan rantai-rantai lain yang ditugaskan kepadanya dan
mempertahankan pengamatan yang berkelanjutan atas kondisi dan
penggunaan yang aman.
5.6.13. Menjaga melalui pengetahuan tentang prosedur kerja yang aman dan
peraturan yang tertuang dalam Manual K3L dan peraturan K3L lainnya
yang berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan.
5.6.14. Amati bawahan untuk melihat, sejauh mungkin, apakah mereka cukup
berpengalaman, waspada dan dalam kondisi fisik yang baik jelas.
5.6.15. Mengharuskan penggunaan prosedur perlindungan jatuh dan APD
lainnya oleh karyawan di bawah pengawasan ketika diperlukan untuk
kinerja aman atas pekerjaan yang ditugaskan.
5.6.16. Menghadiri dan berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan seperti
yang dipersyaratkan oleh Inspektur, mengadakan Tool Box Meeting
sendiri setiap hari dengan bawahan.
5.6.17. Mengadakan rapat K3L dengan masing-masing karyawannya minimal
seminggu sekali.
5.6.18. Menyiapkan laporan investigasi atas semua kasus cedera perawatan
dokter.
5.6.19. Sesering mungkin berada dekat dengan para bawahan.
5.6.20. Ketika K3L tidak memungkin, berikan instruksi kepada mereka dan
ambil langkah-langkah yang diperlukan demi mencegah kemungkinan
kecelakaan.
5.6.21. Terus amati bawahan untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap
peraturan dan prosedur-prosedur K3L.
5.6.22. Jika Pengawas tidak mampu melakukan koreksi, maka dia melaporkan
kepada Inspektur.
5.6.23. Setiap karyawan baru wajib mendapatkan penyuluhan/orientasi
mengenai bahaya dari pekerjaan atau tugas yang akan dilakukan.
5.6.24. Mengembangkan perilaku K3L yang tepat di antara para bawahan
(pelatihan konstan dengan memberikan contoh yang benar dengan
memperhatikan aturan kerja dan perilakunya sendiri).
5.6.25. Ketika kondisi menjamin, pastikan karyawannya cukup terlatih untuk
mengenali pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya atau prosedur kerja
yang tidak biasa dan memastikan pengawasan yang ketat.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 9 of 32

5.6.26. Jika ditemukan kompetensi yang kurang, ia akan mengembangkan


kebutuhan pelatihan dan mengajukan permohonan untuk pelatihan
kepada atasannya untuk proses tindakan lebih lanjut, dan harus
mengevaluasi bawahannya yang dilatih, untuk memastikan kompetensi
dan kemampuannya berkembang.

5.7. KOORDINATOR K3L PROYEK :


Ini adalah tanggung jawab Pemimpin K3L Proyek untuk menyediakan bidang
manajemen konstruksi K3L dan pengawasan sebagai pelayanan yang relatif
diperlukan SUBCONTRACTOR dan Program Departemen K3L Klien. Semua
fungsi dalam organisasi K3L adalah anggota dari Tim K3L Proyek dan Komite
K3L Proyek SUBCONTRACTOR.
Pemimpin K3L Proyek bertanggung jawab kepada Manajer proyek atas
kegiatan fungsional yang berhubungan dengan SUBCONTRACTOR dan
Program K3L proyek.
Tanggung jawab Pemimpin K3L proyek adalah sebagai berikut:
5.7.1. Koordinator K3L Proyek adalah Sekretaris Komite K3L Proyek.
5.7.2. Koordinator K3L Proyek harus memiliki pengetahuan tentang
peraturan-peraturan K3L yang terbaru, aturan-aturan K3L yang
berlaku di propinsi tempat proyek berada dan komunikasi lainnya,
serta menyarankan Manajemen Proyek untuk mematuhi dan
memperhatikan syarat-syarat yang dibutuhkan. Menerapkan
peraturan-peraturan pemerintah, Klien atau peraturan-peraturan K3L
provinsi di proyek bila diperlukan.
5.7.3. Membuat analisis mendalam tentang pemeriksaan data statistik,
gambaran area yang jelas, dan membuat rekomendasi untuk solusi
permasalahan.
5.7.4. Dalam kasus khusus, di mana praktek-praktek keselamatan dan
kondisi lingkungan kerja dapat membahayakan personel,
pengunjung atau peralatan, Pemimpin K3L Proyek dapat mengambil
tindakan berikut untuk meminimalkan, atau menghentikan pekerjaan
dan atau kondisi yang tidak aman dengan menangguhkan
pekerjaan, sampai ada tindakan perbaikan korektif atau benar-benar
menangguhkan tugas sampai pekerjaan dan kondisi aman sesuai
dengan aturan, peraturan dan atau persyaratan standar.
5.7.5. Mengkoordinasikan upaya Program K3L proyek.
5.7.6. Bekerja sama dengan Manajer Proyek dan stafnya mengembangkan
revisi yang diperlukan atas aturan prosedur dan peraturan yang ada
serta menyampaikan perubahan yang diusulkan.
5.7.7. Mengambil bagian dalam review dari semua kasus cedera yang
mengakibatkan kecacatan dan membantu dalam menyelidiki semua
insiden dan nyaris celaka.
5.7.8. Bekerja sama dengan Manajer Proyek dan stafnya dalam
pengembangan dan penyusunan agenda pertemuan mingguan K3L.
5.7.9. Berfungsi sebagai penghubung untuk SUBCONTRACTOR dengan
lembaga pemerintahan dan kelompok-kelompok lain dalam
berhubungan dengan persyaratan K3L.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 10 of 32

5.7.10. Berpartisipasi dengan Engineer dan Inspektur dalam membuat


analisis bahaya pra-pekerjaan (HIRADC) sebelum dimulainya
pekerjaan, ini melibatkan kunjungan rutin ke proyek.
5.7.11. Pemeriksaan pada penggunaan semua jenis alat pelindung diri,
dievaluasi efektifitasnya, dan menyarankan perbaikan di tempat
yang ditentukan.
5.7.12. Melakukan audit independen untuk mengamati kesesuaian dengan
program K3L dan menentukan efektivitas elemen individual dari
program.
5.7.13. Menjalin kontak dengan K3L sub-kontraktor dengan tujuan menjaga
hubungan baik dan koordinasi kegiatan pencegahan insiden.
5.7.14. Meninjau semua dan laporan investigasi, memberikan instruksi dan
bimbingan yang diperlukan untuk mempertahankan aliran pelaporan
yang akurat, lengkap dan tepat dari semua jenis insiden.
5.7.15. Hal ini adalah tugas utama Pemimpin K3L Proyek untuk melihat
bahwa pengaturan medis yang terbaik yang dibuat pada awal setiap
pekerjaan dan untuk memastikan semua pemerintah dan asuransi
siap, didistribusikan, dan dipelihara dengan cara yang tepat.
5.7.16. Menetapkan penyusunan prosedur K3L tentang penanggulangan
keadaan darurat untuk pekerjaan proyek.

6. HIRADC & AKK:


6.1. Untuk menggambarkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
dalam proyek PT. ADHI PERSADA GEDUNG dalam mengidentifikasi
bahaya, dan untuk penilaian dan pengendalian risiko K3L.
6.2. Metodologi Indentifikasi aspek K3L dan penilaian risiko harus
dilakukan dengan mempertimbangkan lingkup kerja, peraturan
pemerintah, standar dan perjanjian kontrak.
6.3. Insinyur, pengawas dan subkontraktor harus membuat identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian menentukan (HIRADC)
aspek K3L atau Analisis Keselamatan Kerja.
Dasar membuat identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian menentukan (HIRADC) aspek K3L atau (JSA) Analisis
Keselamatan Kerja dengan ‘Risk Matrix Proyek:
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 11 of 32

7. PROGRAM DAN TUJUAN KERJA K3L PROYEK

7.1. VISI & TUJUAN:


SUBCONTRACTOR menyatakan komitmennya untuk menerapkan
manajemen K3L, di samping itu, harus menggunakan tindakan pencegahan
terhadap segala kemungkinan yang dapat membahayakan manusia,
kerusakan properti alat kerja/peralatan dan lingkungan. Untuk memenuhi
komitmen ini, SUBCONTRACTOR termasuk subkontraktor wajib menyediakan
dan memelihara lingkungan kerja dan akan selalu menerapkan praktek kerja
yang aman, kondisi kerja yang aman dan selalu akan memberikan upaya
penuh untuk meminimalkan bahaya yang mungkin terjadi, dengan menyatakan
target pencapaian sebagai berikut:

1. Tidak ada kecelakaan kerja fatal = 0 ("kematian nihil").


2. Tingkat Keseringan Cedera = maksimum 10 kasus per 1 juta jam kerja
3. Tingkat Keparahan Cedera= maksimum 20 hari hilang per 1 juta jam kerja
4. Tingkat Keseringan Nyaris Celaka = maksimum 10 kasus per 1 juta jam
kerja
5. Lingkungan = Ikuti Peraturan Pemerintah
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 12 of 32

7.2. PROGRAM UMUM K3L


Sebuah program K3L yang baik membutuhkan perencanaan yang sangat baik
dan dukungan dari kedua belah pihak baik dari SUBCONTRACTOR maupun
personil subkontraktor.
Dalam membangun dan mempertahankan program K3L proyek yang efektif
dan efisien, versi rinci Program K3L berada di item berikut :
7.2.1. Tahap Pra-Proyek / Pra-Tugas / Pra-Operasi
Sebelum pekerjaan mulai dan dalam periode persiapan, K3L proyek
Departemen SUBCONTRACTOR harus memastikan bahwa semua
persyaratan administrasi K3L dan operasional yang tersedia, diulas,
diperbarui dan berlaku untuk digunakan.
7.2.2. Program Sebelum kerja :
Referensinya adalah Peraturan K3L milik Klien dan Kontraktor
sebagaimana tercantum dalam kontrak.

8. ADMINISTRASI & SISTEM PENGENDALIAN DOKUMEN K3L PROYEK.

8.1. Laporan Kegiatan K3L Proyek :


Kinerja kegiatan K3L harian, mingguan dan bulanan harus dipantau dan
dilaporkan secara teratur, tepat waktu dan akan ditingkatkan dari waktu ke
waktu.
Sistem pelaporan K3L Internal adalah sebagai berikut;
1. Laporan Harian K3L – Petugas K3L Subkontraktor / inspektur
bertanggung jawab untuk mencatat dan melaporkan pengamatan
kinerja harian, temuan standar titik lemah dan kuat dalam jangka waktu
satu hari kerja. Laporan harus diserahkan kepada Koordinator K3L
PT.APG dengan menggunakan form laporan harian K3L.
2. Laporan Mingguan K3L - Koordinator K3L Proyek bertanggung jawab
untuk mengumpulkan laporan harian dan menghasilkan analisis kinerja
K3L proyek untuk manajemen proyek. Laporan mingguan disampaikan
kepada manajer proyek setiap hari Sabtu.
3. Laporan Bulanan K3L - mengumpulkan Laporan Harian dan Mingguan
seperti yang dijelaskan, Koordinator K3L Proyek harus menyampaikan
kepada klien dan Departemen K3L Kantor Pusat SUBCONTRACTOR.
4. Laporan Bulanan Kinerja K3L Subkontraktor - Subkontraktor
menyampaikan Laporan Kinerja K3L menggunakan form laporan resmi
SUBCONTRACTOR kepada Koordinator K3L SUBCONTRACTOR pada
hari ke-5 setiap bulannya.
5. Laporan Kinerja Bulanan K3L - menggunakan bentuk laporan resmi
SUBCONTRACTOR dengan tembusan kepada manajemen proyek
harus diserahkan kepada Departemen K3L Kantor Pusat
SUBCONTRACTOR pada hari ke-10 setiap bulannya.
6. Laporan Awal Insiden - Subkontraktor harus membuat laporan singkat
melalui media komunikasi kepada Koordinator K3L PT. APG, dalam hal
terjadinya insiden kerja (apa, siapa, mengapa, kapan, di mana dan
bagaimana)
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 13 of 32

7. Laporan awal harus diteruskan kepada Kepala Divisi CON, Direktur


Operasi dan Perwakilan K3L klien pada waktu yang sama seperti yang
dijelaskan di no. 6 di atas.
8. Laporan Awal Insiden - laporan singkat oleh manajemen proyek melalui
Media faks atau email ke Departemen K3L Kantor Pusat, dengan
tembusan kepada Kepala Divisi CON. Kepala dan Direktur Operasi,
dalam hal dengan terjadinya insiden kerja (apa, siapa, mengapa, kapan,
di mana dan bagaimana), selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah
terjadinya.
9. Laporan Rinci Insiden - berisi rincian dari temuan investigasi untuk
menganalisis tindakan korektif, mendapatkan bukti-bukti standar untuk
mengambil langkah-langkah perbaikan tindakan lebih lanjut,
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, kemampuan,
kompetensi, dll. Laporan harus diajukan ke kantor pusat
SUBCONTRACTOR selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah kejadian,
pernyataan saksi, dokter sertifikat / pernyataan, polisi (jika perlu), data
lengkap korban dan data otentik lain, harus dilampirkan pada laporan
tersebut.
10. Laporan Rincian Insiden Tertulis untuk Klien - berisi rincian dari temuan
investigasi sesuai kebutuhan untuk dilaporkan ke klien dengan
menggunakan bentuk Laporan resmi milik Klien.
11. Laporan Personalia – Personalia bagian HRM harus memberikan
layanan ambulans, formalitas rawat inap, menginformasikan ahli waris,
asuransi, dan akan mencatat dokumen dan laporan ke kantor pusat
SUBCONTRACTOR ketika cedera serius / fatal terjadi, salinan atau
laporan tersebut harus dikirim ke Manajer Proyek, Koordinator K3L
Proyek mengenai informasi dan tujuan keputusan lebih lanjut.
12. Laporan Identifikasi Bahaya - berisi pengamatan risiko tinggi / bahaya
potensial, yang akan digunakan untuk mengidentifikasi K3L standar
untuk menghindari cedera lebih lanjut / kerusakan properti. Meliputi
tugas-tugas penting / pekerjaan berisiko tinggi - identifikasi bahan
berbahaya (pekerjaan kritikal di daerah berbahaya, pengangkatan yang
kritikal / panas kerja / masuk ruang tertutup) dan dilaporkan di sini.
13. Regulasi SMK3 - melaporkan Insiden kepada instansi pemerintah, akan
diserahkan sesuai kebutuhan tepat waktu dan salinannya akan dikirim
ke Departemen K3L Kantor Pusat.
14. Laporan Insiden SMK3 harus ditinjau dan disetujui oleh manajemen
proyek sebelum serahkan.
Laporan kinerja SMK3 harus dibuat dan diserahkan kepada instansi
pemerintah, setiap 3 (tiga) bulan, dengan tembusan kepada
Departemen K3L kantor Pusat.
Laporan Kinerja K3L kepada pemegang saham bertanggung jawab
kepada Departemen K3L Kantor Pusat.
15. Laporan Aspek K3L terkait, yaitu Pelatihan, Kampanye, program K3L
proyek, foto kegiatan, catatan prestasi harus diserahkan kepada
Departemen K3L Kantor Pusat melalui email dengan lampiran yang
memadai.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 14 of 32

16. Laporan K3L Penutupan Proyek - pada saat penyelesaian pekerjaan /


proyek, Pemimpin K3L proyek wajib menyampaikan laporan terakhirnya
K3L sebagai deskripsi rinci tentang apa yang dilakukan selama tahapan
pelaksanaan proyek.

8.2. Panduan Administrasi Sistem Pelaporan Kecelakaan.


Ketika terjadi insiden, perintah berikut harus diamati:
1. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), jika
diperlukan, dan membuat korban senyaman dan seaman mungkin.
2. Kirim bantuan pertolongan pertama sehingga cedera dapat diobati atau
stabil dan transportasi diatur ke Instalasi Gawat Darurat atau fasilitas
medis.
3. Memperoleh nama dan alamat dari semua saksi.
4. Jangan pernah mengakui kewajiban atau mencoba untuk
menegosiasikan kewajiban, ini adalah tanggung jawab dari
SUBCONTRACTOR asuransi. Di daerah di mana perwakilan asuransi
mungkin tidak tersedia, manajemen proyek dapat diberi kewenangan
untuk membuat keputusan. Beritahu kantor klaim melalui telepon dalam
kasus cedera parah, kematian atau kerusakan properti yang cukup
berat.
5. Lengkapi semua laporan yang diperlukan oleh hukum, oleh Klien dan
SUBCONTRACTOR dan SUBCONTRACTOR asuransi seperti yang
telah digariskan.
6. Siapkan dan mendistribusikan semua laporan yang berlaku.

8.3. Catatan sesuai dengan pelaporan insiden


1. Catatan Cedera - Semua catatan cedera dan catatan perawatan medis
harus disimpan.
2. Pengawas Medis K3L Proyek akan mencatat semua kejadian-
kecelakaan kasus dalam buku Rekam Medis.
3. HRM - Laporan Cedera dari SUBCONTRACTOR - Formulir ini harus
dibuat untuk semua kejadian cedera yang membutuhkan jasa dokter,
rumah sakit, atau hasil dalam waktu yang hilang.
4. Semua subkontraktor pada proyek-proyek harus mengikuti persyaratan
pencatatan pengendalian dokumen dan sistem pelaporan
SUBCONTRACTOR.
5. Karyawan subkontraktor - Semua personil subkontraktor yang dirawat di
Stasiun First Aid harus dicatat.
6. Investigasi Insiden - Semua insiden harus diselidiki untuk menentukan
penyebab dan tindakan korektif yang harus diambil untuk mencegah
kejadian serupa. Mengacu pada prosedur operasi standar / instruksi
untuk penyelidikan insiden.
7. Karyawan Terluka Kembali Bekerja - Jika karyawan terluka tidak dapat
melanjutkan tugas-tugas rutin, dan kembali ke pekerjaan rutin harus
ditentukan dan disahkan oleh dokter yang hadir.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 15 of 32

8.4. Laporan Supervisor atas investigasi kecelakaan.


Setiap Insiden yang membutuhkan petugas P3K / perawatan dokter harus
segera diselidiki oleh supervisor, karyawan terluka dan hasilnya dicatat dan
ditunjukkan pada Laporan Investigasi insiden Supervisor.
Supevisor adalah atasan langsung staf yang bertanggung jawab dan
bertanggung jawab penuh dari pekerjaan yang sedang dilakukan pada saat
kecelakaan - insiden.
Supervisor bekerjasama dalam menyediakan semua informasi yang diminta
secara detail karena sangat penting untuk upaya pencegahan insiden. Untuk
mencegah insiden, penyebabnya harus ditentukan dan kondisi diperbaiki.
"Laporan Investigasi insiden Supervisor " tersebut harus didistribusikan
sebagai berikut:
1. Asli untuk Departemen K3L Kantor Pusat.
2. Satu salinan Manajer Proyek Senior, untuk informasi kepada Direktur
Operasi.
3. Satu salinan ke HRM SUBCONTRACTOR (untuk tujuan kompensasi
pekerja).
4. Satu salinan harus disimpan oleh bagian K3L proyek.

8.5. Catatan data kecelakaan/ insiden


Tujuannya adalah untuk memberikan catatan langsung dari semua perawatan
dan data dari hal apapun terjadi selama kegiatan sehari-hari.
Menyimpan data catatan insiden adalah tanggung jawab administrasi
Perwakilan K3L setiap proyek, sedangkan pencatatan harian didelegasikan
kepada kehadiran medis.

8.6. Statistik dan Rangkuman kecelakaan/ insiden bulanan.


Laporan ini disiapkan terdiri atas ringkasan kasus yang terjadi setiap bulannya
pada proyek, termasuk yang terjadi pada subkontraktor di bawah tanggung
jawab manajemen SUBCONTRACTOR.

8.7. Otorisasi Medis


Semua karyawan pada proyek harus memperoleh bentuk Otorisasi Medis (dari
bagian personil proyek) sebelum melaporkan ke fasilitas medis.
Karyawan harus mengubah formulir ini ke petugas medis.
Petugas medis / dokter harus mengisi bagian yang sesuai dan
mengembalikannya kepada karyawan.
Pada saat kembali ke pekerjaan, karyawan harus melaporkan Otorisasi Medis
ke bagian personalia proyek.
Bagian Personalia proyek harus menyimpan semua salinan Otorisasi Medis
dan harus memberitahukan supervisor yang bertanggung jawab (sebelum
akhir hari kerja) atas ketidakmampuan karyawan untuk kembali bekerja.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 16 of 32

8.8. Laporan Hari kerja Hilang.


Setiap kali seorang karyawan tidak dapat kembali bekerja keesokan harinya
atau shift berikutnya, karena sebuah insiden industri atau sakit, laporan harus
selesai dan didistribusikan sebagai berikut:

1. Salah satu salinan ke bagian personalia proyek / HRM Department


(untuk bagian kompensasi pekerja).
2. Asli untuk Department K3L.
3. Satu salinan ke Manajer Proyek Senior, untuk informasi kepada Direktur
Operasi.
4. Satu salinan harus dipertahankan dalam file proyek K3L.

8.9. Laporan kerusakan/ kerugian barang


Laporan dari setiap kerusakan properti atau rugi harus didistribusikan sebagai
berikut:

1. Asli untuk K3L Department.


2. Satu salinan ke Manajer Proyek Sr, untuk informasi kepada Direktur
Operasi.
3. Salah satu salinan ke bagian Asuransi Korporasi.
4. Satu salinan harus dipertahankan dalam file proyek K3L.

Laporan ini disusun oleh Perwakilan K3L dan ditandatangani oleh Manajer
Proyek.

8.10. Laporan insiden dan kerugian


Laporan ini harus diselesaikan untuk setiap insiden yang melibatkan
kendaraan bermotor berlisensi ketika ada cedera tubuh atau kerusakan harta
benda. Kerusakan pada kendaraan itu sendiri harus dilaporkan pada "Laporan
Kerusakan atau Kerugian" formulir yang digunakan untuk melaporkan kerugian
alat dan peralatan.Ini akan didistribusikan sebagai berikut:

1. Asli untuk Department K3L.


2. Satu salinan ke Manajer Proyek Sr, untuk informasi kepada Direktur
Operasi.
3. Salah satu salinan ke bagian SUBCONTRACTOR Asuransi.
4. Satu salinan harus dipertahankan dalam file K3L proyek.

Laporan ini disusun oleh Perwakilan K3L dan ditandatangani oleh Manajer
Proyek.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 17 of 32

8.11. Program dan Pedoman K3L


1. Lalu Lintas dan Manajemen Perjalanan Sistem / traffic peraturan.
a. Pembatasan Kecepatan, rambu lalu lintas dll
b. Jalan raya untuk kendaraan manajemen konstruksi & peralatan.
2. Program Defensive Driving untuk seluruh karyawan berlaku bagi mereka
yang berkendara.
3. Kebijakan Narkoba & Alkohol.
4. Program penanggulangan dan pencegahan Kebakaran.
a. Alat Pemadam Api.
b. Aturan dilarang merokok.
c. Aturan pembatasan merokok.
d. Aturan Makan dan minum.
5. Jalur Evakuasi Darurat, lokasi tempat berkumpul dan melakukan latihan
tanggap darurat berkala (Lihat Aturan Klien dan atau Peraturan
SUBCONTRACTOR)
6. Izin Kerja (Pekerjaan panas, pekerjaan dingin, memasuki ruang terbatas,
Penggalian, dll)
7. Fasilitas Medis (Mengikuti PT.APG)
a. Ketersediaan fasilitas untuk Klien.
b. Ketersediaan fasilitas medis untuk SUBCONTRACTOR.
c. Ketersediaan fasilitas medis untuk umum.
d. Fasilitas tim tanggap darurat SUBCONTRACTOR.
e. Fasilitas Sanitasi
8. Pengendalian Lingkungan - Fasilitas pembuangan.
9. Area parkir yang aman.

8.12. Job - Layouts Proyek


Sebelum pekerjaan mulai, Tim Fasilitas Sementara harus merencanakan K3L
ke dalam tata letak pekerjaan proyek. Hal ini harus diikuti dengan survei
proyek oleh anggota tim manajemen proyek.
1. Work Area.
a. Rencana untuk area kerja yang memadai; trotoar & landasan pacu,
termasuk pintu keluar darurat dan tempat berkumpul.
b. Rencana alat bantu yang memadai, atau elevator, pencahayaan,
Shelter
c. Rencana penanggulangan dan pencegahan kebakaran.
d. Rencana informasi K3L, arahan, tanda-tanda peringatan, papan dan
poster K3L yang informatif dan memadai.
2. Utilitas.
a. Lokasi perkantoran, loker pekerja, gudang, tempat penyimpanan alat,
area laydown, lokasi pembuangan, area fabrikasi, Bengkel
pemeliharaan, dll, di tempat-tempat yang aman dan nyaman.
b. Pengaturan yang aman dari setiap alat listrik, mempertimbangkan
lokasi jalur tegangan tinggi (mengatur pemindahan, menghilangkan
energi, atau penghalang kontak jika kemungkinan).
c. Lokasi fasilitas sanitasi harus memenuhi persyaratan kesehatan, air
minum, dll, untuk keselamatan, kesehatan dan kenyamanan.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 18 of 32

3. Kendaraan.
a. Tentukan pengelolaan tempat parkir yang tepat dan area bongkar
muat.
b. Pemasangan tanda-tanda lalu lintas, sinyal, dll, untuk pengaturan
lalu-lintas kendaraan dan transportasi proyek.

4. Jadwal.
a. Materi-materi K3L untuk berbagai tahapan pekerjaan harus
direncanakan, dipantau dan diperintahkan sehingga mereka harus
dimiliki sesuai kebutuhan, misalnya: peralatan, alat pelindung diri,
peralatan ventilasi, dll
b. Kemajuan pekerjaan direncanakan untuk membatasi jumlah
kelompok kerja bekerja secara bersamaan di area kerja yang sempit.

8.13. Tahap Pra-Operasi & Operasi


8.13.1. Orientasi Karyawan
a. Orientasi K3L dilakukan sebelum personil atau sub-kontraktor mulai
bekerja.
b. Bagian K3L akan melakukan orientasi K3L kepada karyawan baru
pada perekrutan dan setiap personel harus menandatangani
pernyataan pemahaman dan komitmen.
c. Jika diperlukan personil proyek dapat mengikuti orientasi K3L yang
dilakukan oleh klien.
d. Semua petugas harus didaftarkan dan disimpan oleh Departemen
K3L, orientasi dan pusat pelatihan diatur seperti ruang kelas dengan
meja dan kursi.
e. Yang perlu ditekankan pada Program K3L kepada karyawan baru dan
memberitahu mereka bahwa yang paling penting dari kondisi kerja
adalah ketaatan pada peraturan K3L.
f. Pada saat orientasi, karyawan harus diinstruksikan untuk melaporkan
semua kecederaan dengan segera kepada pengawas berapa
kecilpun tingkat kecederaan tersebut.
g. Pada saat penugasan kerja, Supervisor akan menginstruksikan
kepada seluruh pekerja baru dari setiap bahaya yang spesifik di
tempat kerja, memastikan bahwa semua personil mengerti
bagaimana melakukan praktik kerja yang aman.
h. Tujuan dari orientasi K3L untuk personil proyek adalah:
· Tetapkan standard dan persyaratan K3L.
· Memastikan pendekatan yang konsisten untuk orientasi
kualitas.
· Menjamin kesesuaian terhadap kebijakan proyek K3L dan
prosedur.

i. Perilaku personil terhadap pencegahan insiden tergantung pada


perilaku supervisornya. Supervisor harus memberikan ketertarikan
personil baru terhadap perilaku K3L, memastikan bahwa informasi
K3L yang diperlukan telah disediakan dan bahwa personel baru
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 19 of 32

menyesuaikan diri dengan baik terhadap proyek. Bimbingan langkah-


langkah tindakan adalah bagian dari orientasi supervisor dari
personel baru, terdiri dari:
· Tanyakan tentang proyek terakhir.
· Jelaskan proyek baru.
· Tunjukan area kerja kepada personil dan tunjukan daerah-
daerah yang berbahaya.
· Memperkenalkan personil satu sama lain.
· Bagikan pengetahuan tentang peraturan-peraturan.
· Berikan bawahannya tes mengoperasikan peralatan.
· Mengawasi personil baru selama beberapa hari pertama.
· Periksa dan evaluasi untuk mengetahui bagaimana individu
mengalami kemajuan.
j. Semua pengawas yang ditugaskan untuk proyek atau dipromosikan
dari tenaga kerja lapangan harus diorientasi mengenai tanggung
jawab mereka dalam waktu satu minggu dari tugas mereka. Informasi
yang tercakup meliputi:
· Tanggung jawab Supervisor K3L.
· Pengamatan Program Pelatihan K3L / penegakan aturan K3L
(jika ada).
· Motivasi K3L.
· Praktek Aman untuk kehalian tertentu.
· Teknik investigasi Kecelakaan / insiden.
· Melakukan pertemuan K3L yang efektif.
· Hak Personil, untuk mengetahui zat berbahaya dan hukum-
hukumnya.
· Persyaratan Klien dan pemerintah.
· Pengaruh insiden pada produktivitas.
· Pelatihan mengenai penyalahgunaan Narkoba dan alkohol.
k. Semua pengawas harus belajar dan memberlakukan semua aturan
dan ketentuan K3L SUBCONTRACTOR dan aturan-aturan yang
berlaku untuk pekerjaan mereka.
l. Mereka harus memberikan contoh kepemimpinan yang baik kepada
bawahan mereka dan rekan kerja dengan mematuhi aturan kerja dan
kepemimpinan mereka di K3L.
m. Semua pengawas akan mengetahui semua persyaratan untuk izin
kerja, dan harus menjamin tidak ada hasil kerja tanpa izin.
n. Pendidikan dan komunikasi mengenai bahaya penyalahgunaan zat di
tempat kerja, serta kebijakan SUBCONTRACTOR dan peraturan
kerja, diberikan secara teratur.
o. Semua pengawas lapangan harus menyelesaikan pelatihan dasar
sebelum proyek start up.
p. Merokok tidak diizinkan pada proyek selama tahap konstruksi kecuali
di tempat merokok.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 20 of 32

8.13.2. Pertemuan K3L


Pertemuan pagi K3L / Tool Box Meeting (TBM) dilakukan setiap hari:
Semua karyawan (termasuk subkontraktor) akan hadir, TBM harus
dicatat & dilaporkan oleh Bagian K3L Proyek. Pertemuan ini dilakukan
untuk informasi K3L umum, dengan pembicara secara bergantian oleh
para kepala seksi / Engineer Lapangan / Superintendent dan akan
dimasukkan dalam instruksi kerja khusus tentang pertemuan K3L
pagi.
Pengawas menginstruksikan personil mereka untuk bekerja dengan
aman, selama Tool Box Meeting.
Tool Box Meeting :
1. Pendidikan K3L yang berkesinambungan di proyek dilakukan melalui
"Tool Box Meeting harian" yang efektif. Demi mencapai tujuan
SUBCONTRACTOR dengan penggunaan "TBM".
2. "TBM" adalah bentuk pola komunikasi dua arah, yang wajib
menginformasikan kepada setiap karyawan setiap pesan K3L
tambahan atau baru yang tidak disampaikan selama masa orientasi,
uraian harus berisi penentuan bahaya / risiko tugas yang diberikan,
alat dan peralatan yang akan digunakan, kesiapan personil, baik
secara fisik maupun mental, Detail wajib dicatat oleh personil yang
ditugaskan di masing-masing kelompok, Pengawas yang berwajib
harus memantau dan menjaga dokumentasi dari kelompoknya.
3. Informasi dari Bagian K3L, informasi tentang aspek-aspek umum
lainnya, dan setiap ada subjek baru harus dikirimkan kepada
supervisor kelompok kerja, yang pada gilirannya akan
menginstruksikan bawahannya. Jika ada informasi K3L atau
pertanyaan dari pekerja, harus dikirimkan kepada atasan mereka,
untuk langsung ditindaklanjuti.
4. "TBM" akan dianggap sarana komunikasi dua arah. Untuk
memiliki TBM yang efektif dan efisien, semua Pengawas harus
mempersiapkan TBM.
5. Mencakup topik yang terkait dengan aspek-aspek K3L dalam
tugasnya dan pencegahan untuk menghindari cedera / kerusakan:
a. K3L pekerja (fisik & mental) yang bertugas.
b. Langkah-langkah penting dan Bahaya di tempat kerja.
c. Peralatan dan kondisi peralatan.
d. Pemahaman para pekerja bagaimana melakukan pekerjaan
dengan aman, serius dan penuh kesadaran.
e. Pemicu semangat - tema yang diluncurkan harus sesuai dengan
kampanye K3L yang ada.
f. Waktu untuk Tool Box Meeting tidak boleh digunakan untuk
percakapan sosial atau kelompok, tetapi digunakan untuk
memberikan informasi yang berharga terkait dengan K3L.
6. TBM dipimpin oleh Supervisor
a. Supervisor mengadakan pertemuan untuk personilnya,
menetapkan seseorang untuk mencatat dan memperoleh daftar
hadir ditandatangani semua peserta untuk setiap pertemuan.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 21 of 32

b. Catatan dan daftar hadir harus dikumpulkan setiap minggu oleh


administrator Bagian K3L.
c. Durasi TBM tidak akan melebihi 10 - 15 menit.
d. Para Superintendent bertanggung jawab untuk memantau hasil
TBM.

8.13.3. Rapat Koordinasi K3L


Tujuannya adalah untuk menjaga perhatian pengawas dan personil
WBS atas K3L, dan untuk memperkuat standar K3L.
1. Manajer Proyek akan mengadakan pertemuan dengan
Superintenden K3L (Pengawas Lapangan / Pemimpin Bagian)
setidaknya sekali seminggu.
2. Pertemuan K3L dapat dikombinasikan dengan rapat staf mingguan
atau dilakukan secara terpisah. Hal-hal yang perlu diskusikan antara
lain :
a. Pertemuan K3L antar supervisor
b. Pekerjaan baru / berisiko tinggi/ tugas-tugas penting lainnya
c. Bahaya-bahaya yang mungkin timbul dan prosedur atau standar
operasi yang benar dan akan digunakan.
d. Tindakan tidak aman, pelanggaran aturan / prosedur atau kondisi
tidak aman, yang mungkin telah diamati / ditemukan.
e. Temuan-temuan perilaku “pekerja” dan komentar dari pengawas
K3L.
f. Peninjauan Program Pencegahan Insiden & Cedera.

8.13.4. Pertemuan K3L antar Individu, Konsultasi dan Komunikasi


Interpersonal.
1. Di bawah program K3L, Pengawas harus mengadakan pertemuan
K3L dengan karyawan di bawah pengawasan mereka.
2. Pertemuan pelatihan K3L secara lisan ini direncanakan antara
Pengawas dan karyawan, tujuannya mendidik karyawan bagaimana
bekerja dengan aman dan mempertahankan tingkat kesadaran K3L
dan kesadaran akan bahaya.
3. Pertemuan K3L antar individu adalah salah satu cara yang paling
efektif untuk mendapatkan keselamatan pada pekerja karena memiliki
sentuhan pribadi, Supervisor menjadi pendengar yang baik, dan
Supervisor dapat menyesuaikan pendekatannya kepada orang yang
dihubungi dan bahaya spesifik.

8.13.5. Meeting K3L SUBCONTRACTOR dan Sub-Kontraktor.


1. Pertemuan Koordinasi mingguan antara Bagian K3L
SUBCONTRACTOR dan semua Subkontraktor harus diadakan.
2. Pertemuan akan diprakarsai oleh Superintenden K3L Proyek
SUBCONTRACTOR, harus dibuat undangan tertulis dan catatan
kehadiran.
3. Topik terkait K3L dan mata pelajaran lain dapat mempengaruhi kinerja
K3L SUBCONTRACTOR dan atau Subkontraktor tersebut.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 22 of 32

4. Observasi Terkait, ketidaksesuaian, kemajuan program K3L, personil


mingguan, perlengkapan, peralatan, dan tinjauan Kinerja kampanye
K3L.
5. Kebutuhan pelatihan atau program terkait lainnya yang diperlukan.
6. Pertemuan mingguan juga akan membahas kondisi kinerja K3L,
temuan-temuan ketidaksesuaian dan rencana tindakan perbaikan.

8.13.6. Rapat K3L dengan Pihak Eksternal


Rapat Koordinasi K3L adalah sesuai dengan kebutuhan klien.

8.14. Inspeksi K3L


8.14.1. Umum Inspeksi
Orang-orang yang akan melakukan inspeksi K3L secara berkala atara lain :
1. Patroli K3L Harian (pengamatanK3L) oleh Personil K3L Proyek -
tugasnya adalah menjamin penerapan sistem K3L.
2. Inspeksi K3L Harian subkontraktor (pengamatan K3L) - tugasnya
adalah menjamin praktik kerja yang aman dan memelihara lingkungan
kerja yang aman, dan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi
K3L.
3. Komite K3L Mingguan Proyek - tugasnya adalah untuk meninjau
laporan pengamatan kinerja minggu lalu.
4. Patroli K3L Mingguan bersama klien / perwakilan K3L subkontraktor.
5. Ulasan manajemen K3L triwulan oleh Kepala departemen K3L -
tugasnya menelaah secara keseluruhan kinerja K3L sebelumnya.

8.14.2. Penilaian / Audit / Evaluasi


1. Penilaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja -
setiap 6 bulan sekali.
2. Departemen Tenaga Kerja.
Petugas Auditor perwakilan dari dinas Tenaga Kerja harus didukung
penuh oleh Pemimpin K3L Proyek.
3. Badan Sertifikasi Audit K3L – setiap tahun.

8.14.3. Inspeksi CETVM


Pemeriksaan wajib dilakukan untuk semua peralatan, kendaraan, alat,
dan mesin sesuai dengan Persyaratan K3L CEVTM
SUBCONTRACTOR dan klien, mencakup semua aspek K3L untuk
CEVTM.
1. Alat berat yang diinspeksi yaitu Crane, Lifting & Pengangkutan
dll
2. Pemeriksaan Kendaraan Berat, yaitu Trailer, Truck, Forklift dll
3. Pemeriksaan kendaraan ringan, yaitu Jeep, Pick-up, dll
4. Pemeriksaan Alat-alat listrik dan alat angkat / peralatan pendukung
yaitu sling, hook, rantai / tuas / katrol dll
5. Inspeksi Alat pemadam api ringan dll
6. Pemeriksaan Mesin, yaitu generator set, mesin las, dll
7. Pemeriksaan Alat khusus, yaitu mesin gerinda, mesin bor, dll
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 23 of 32

Semua pemeriksaan harus dicatat menggunakan format Pemeriksaan CEVTM


resmi, dan harus dilaporkan oleh supervisor K3L CEVTM kepada Superintendent
K3L, Laporan catatan kinerja CEVTM digunakan untuk mengembangkan Laporan
Kinerja Bulanan K3L dan harus disimpan dalam dokumentasi K3L proyek.

9. PELAYANAN KESEHATAN:

1. Pertolongan pertama dan selanjutnya fasilitas perawatan medis harus dilengkapi


oleh Superintenden HRM Proyek dan Superintenden K3L, melalui kerjasama dengan
klinik atau rumah sakit setempat yang seluruhnya menjadi tanggung jawab pihak
CONTRACTOR (PT. APG). Tanggung jawab utama yaitu untuk menangani keadaan
darurat, cedera akibat kerja, tetapi tidak terbatas untuk penanganan karyawan sakit.
2. Darurat Nomor:
Nomor-nomor telepon berikut harus dipasang di setiap area proyek:
a. Ambulans
b. Rumah sakit
c. Kantor Polisi
d. Pemadam Kebakaran
Hal ini akan mempercepat pelayanan medis darurat jika terjadi kecelakaan atau
bencana.

10. ALAT PELINDUNG DIRI (APD):


1. Setiap karyawan akan menerima APD diperlukan untuknya / pekerjaannya.
2. Ketika peralatan tambahan diperlukan demi keamanan pekerjaan yang
ditugaskan sedangkan peralatan tersebut tidak tersedia di gudang material, maka
harus dibuatkan form permintaan untuk diajukan kepada Supervisor atau
Koordinator K3L.
3. Para Supervisor dengan bantuan dari Pemimpin K3L Proyek harus menentukan
jenis-jenis APD yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan.
4. Deskripsi persyaratan minimum Alat Pelindung Diri (APD);
Mengacu pada UU No 1-1.970 dan kebijakan SUBCONTRACTOR, jenis dan
spesifikasi APD antara lain sebagai berikut:
a. Helm; - MSA jenis pelindung V. (Helm berbahan Logam tidak boleh dipakai).
b. Sepatu Safety dan sepatu boot – berbahan kulit / karet dengan besi pelindung
jari kaki.
c. Baju lengan panjang dan celana (sebagai seragam yang ditentukan oleh
peraturan SUBCONTRACTOR).

5. APD Tambahan :
a. Kaca mata pengaman – lensa bening dan lensa gelap;
b. Safety Goggle untuk pekerjaan menggerinda – berlensa bening;
c. Safety Goggle untuk pekerjaan Fitter / Welder - lensa bening dan lensa gelap;
d. Face Mask Pelindung muka – untuk Welder (tukang las);
e. Masker debu – berbahan kapas atau kertas;
f. Pelindung muka dari zat kimia - dengan penyaringan cartridge;
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 24 of 32

g. Pelindung telinga – bebahan spons atau tipe headphone;


h. Apron – berbahan kulit untuk tukang las / berbahan serat khusus untuk
pekerjaan kimia.
i. Sarung tangan - untuk semua jenis pekerja umum, rigger, fitter, Millwrights,
roustabout, tukang las, listrik, bahan kimia / penanganan bahan berbahaya;
j. Fall protection – full body harness with abssorber untuk pekerjaan elevasi;

6. Catatan Distribusi APD:


a. Semua APD yang dikeluarkan dari Gudang harus diketahui dan disetujui oleh
Supervisor bersangkutan, Pemimpin K3L Proyek harus mengetahui, mencatat
dan mendokumentasikan permintaan untuk mengetahui data distribusi APD
teraktual untuk memantau kontrol kerugian. Tanggung jawab dan wewenang
ini diatur dalam bentuk instruksi lapangan kerja.
b. Administrasi K3L Proyek harus menyusun instruksi tertulis untuk memantau
permintaan, pemesanan, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi APD. Hal
ini harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan bagian Warehouse Proyek.
c. APD wajib dipakai setiap saat di proyek. Tanda-tanda wajib untuk
mengingatkan semua personil harus dipasang di lokasi dimana penggunaan
APD diwajibkan, untuk menghindari cedera.
d. Peralatan tambahan dan item keamanan yang serupa mungkin diperlukan
tergantung pada sifat pekerjaan dan area kerja yang terlibat.
e. Demi menghindari kemungkinan kejatuhan material dan benda-benda, maka
perangkat perlindungan keselamatan yang tepat harus dikenakan.

11. PROGRAM PENCEGAHAN INSIDEN PROYEK


1. Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pencegahan insiden diberikan kepada
Manajer Proyek.
Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut, otoritas didelegasikan sebagai
berikut:
a. Manajer Proyek bertanggung jawab kepada Kepala Div CON / Konstruksi.
untuk pencegahan insiden di seluruh area kerja.
b. Setiap Pemimpin Bagian bertanggung jawab kepada Manajer Proyek untuk
pencegahan insiden seluruh bagian di area kerja.
c. Dalam menetapkan program pencegahan insiden proyek, faktor-faktor berikut
harus dipertimbangkan :
1. Jumlah Karyawan.
2. Jenis Pekerjaan.
3. Kebutuhan klien.
4. Peraturan SUBCONTRACTOR.
5. Persyaratan Pemerintah (Negara, Provinsi, Lokal).
6. Lokasi terpencil.
7. Personel terlatih.
8. Bahaya khusus.
9. Kondisi Area / Komunitas
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 25 of 32

2. Staf bantuan : Tergantung pada faktor yang disebutkan, organisasi berikut


didirikan sebagai staf pendukung :
a. Bagian K3L proyek.
b. Komite K3L proyek.

3. Berikut ini adalah Personil yang bertanggung jawab dalam organisasi Komite K3L
proyek:
a. Manajer Proyek sebagai Ketua Dewan Komite K3L proyek.
b. Pemimpin K3L proyek sebagai Sekretaris Dewan Komite K3L proyek.
c. Para Supervisor proyek sebagai Anggota Tetap Dewan Komite K3L proyek.
d. Para Pemimpin bagian supporting sebagai Anggota Tetap Dewan Komite
K3L proyek.
e. Subkontraktor sebagai Anggota Tetap Dewan Komite K3L.
f. Semua Notulen rapat harus dicatat oleh Sekretaris Komite dan dibagikan
kepada seluruh anggota Komite dan depatemen K3L Kantor Pusat.

12. ASURANSI
1. Asuransi menjamin cedera pribadi harus berdasarkan Skema Asuransi 24-jam.

2. Asuransi menjamin pengobatan medis, rumah sakit dan kesehatan kerja non
sakit / penyakit harus diperoleh oleh SUBCONTRACTOR mengacu pada
peraturan SUBCONTRACTOR.

3. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) / BPJS yang telah diatur oleh
pemerintah harus menjamin setiap pekerja pada skema asuransi 24-jam.

13. PROYEK K3L KETENTUAN & PERATURAN


1. Aturan & Peraturan mengenai tindakan pencegahan K3L proyek yang berlaku
akan dikeluarkan dalam bentuk dokumen Prosedur Operasi Standar untuk
panduan implementasi K3L Project - rincian harus diadaptasi dan diterjemahkan
ke dalam bentuk Instruksi Kerja Aman di tingkat manajemen proyek jalur oleh
Bagian K3L proyek.

2. Tindakan pencegahan K3L umum antara lain sebagai berikut :


a. Setiap upaya yang wajar harus diambil untuk memastikan kinerja K3L dari
para pekerja.
b. Tidak ada pekerja yang ditugaskan atau diizinkan untuk bekerja di tempat
yang tidak aman kecuali pekerjaan untuk membuatnya menjadi aman, dan
hanya setelah tindakan pencegahan yang tepat telah diambil untuk
melindungi pekerja saat melakukan pekerjaan tersebut.
c. Sebelum memulai pekerjaan, Pemimpin K3L Proyek harus membuat survei
kondisi proyek untuk menentukan prediksi jenis bahaya kepada karyawan dan
menentukan peralatan safety apa saja yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan tersebut.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 26 of 32

3. Audit K3L Proyek :


a. Audit K3L Proyek, harus dilakukan oleh internal Departemen K3L proyek,
Manajemen Proyek, dan SUBCONTRACTOR, direncanakan dalam program
audit regular setiap 6 (enam bulan) dalam kaitannya dengan ISO 9001-2008,
SMK3 dan ISO 14001-2004.
b. Audit K3L Internal Departemen K3L proyek harus dilakukan secara teratur
pada selang waktu minimal 3 bulan.
Program ini akan menghubungkan semua sistem yang diterapkan oleh
Manajemen Proyek yang mengadopsi sistem yang dikembangkan oleh
Pengembangan Sistem Manajemen SUBCONTRACTOR di Kantor Pusat
Jakarta.
Audit K3L Proyek juga berkorelasi dengan monitoring proyek dan
pemeriksaan yang dilakukan oleh Personil K3L Proyek bahwa gambaran
semua kegiatan di lapangan dilaporkan, dicatat untuk memperoleh
peningkatan rencana tindakan perbaikan yang harus terus dipantau.

14. PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (SOP) K3L PROYEK & INSTRUKSI


KERJA (SWI)
Prosedur Operasi Standar K3L / Instruksi Kerja Standar:
1. Pentingnya mengidentifikasi "Pekerjaan berisiko tinggi", SOP K3L / Safe Work
Instruction untuk melakukan pekerjaan dengan aman, analisis tugas-tugas
penting, pengembangan lebih lanjut dari praktek dan kondisi yang aman,
termasuk pelatihan bagi mereka yang bertanggung jawab untuk pekerjaan
dan tindak lanjut untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sebagaimana
mestinya.
2. SOP/ SWI dibuat untuk setiap jenis pekerjaan dan kegiatan proyek ini,
panduan umum pembuatan SOP / SWI dibuat di Kantor Pusat Jakarta dan
dikembangkan lebih lanjut di proyek.

15. RENCANA PENGELOLAAN LIMBAH


Referensi - ISO 14001:2004 EMS
Rencana ini berlaku untuk setiap kelebihan material (padat, cair, atau campuran)
yang dihasilkan sebagai limbah selama pekerjaan konstruksi atau pekerjaan
pemeliharaan.
1. Limbah Berbahaya (B3): mengandung bahan yang terkontaminasi dengan
pelarut hidrokarbon, kayu yang diolah secara kimia, bahan bakar, cat, coating,
residu, logam berat, limbah medis, limbah minyak, pelumas, pelumas bekas
dan bahan beracun lainnya.
2. Limbah Tidak Berbahaya: Termasuk kayu tidak diolah dgn bahan kimia,
limbah limbah padat, logam bekas dan sisa lainnya yang tidak dikategorikan
sebagai limbah berbahaya oleh AMDAL.
Limbah Tidak Berbahaya akan dipindahkan ke daerah pengumpulan sampah
yang ditunjuk, di mana limbah2 tersebut harus dipisah-pisahkan.
3. Proses keseluruhan pengelolaan sampah diringkas dalam struktur alur
pengelolaan. Proses ini menggabungkan prinsip pencegahan polusi. Jika
limbah tidak bisa dihilangkan, setidaknya jumlah limbah sedapat mungkin
ditekan.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 27 of 32

4. Pemilahan Limbah
Mengingat banyaknya jenis limbah dihasilkan oleh kegiatan proyek,
pemilahan limbah dilaksanakan dengan menyortir dan memisahkan limbah
berdasarkan karakteristiknya.
a. Bahan limbah harus dipisahkan dari sumbernya dengan menyediakan
tempat sampah berwarna dan ditandai (dengan simbol universal dan
tulisan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) untuk menyimpan
limbah.
b. Sampah harus diberi label yang jelas dalam bahasa Inggris, Indonesia, dan
simbol-simbol Internasional, jenis-jenis limbah dan tindakan pencegahan
ketika menangani sampah.
c. Sampah harus ditempatkan di kantor-kantor, area-area proyek, mess
karyawan, dan klinik. Tidak boleh ada tempat sampah yang meluap, dan
wadah penyimpanan limbah harus diganti segera jika sudah rusak.
Jumlah tempat sampah untuk setiap jenis sampah harus cukup dan
ditempatkan pada titik-titik pengumpulan. Sampah K3L harus ditempatkan
dan dikosongkan secara efektif dan tepat waktu di tempat pembuangan
sampah yang berbeda.

5. Pengumpulan dan kebersihan.


Semua limbah padat harus dikelola dan dikemas dengan baik dan dibuang.
Keamanan, kebersihan dan kerapian Mess Karyawan, kantor dan area proyek
harus selalu dijaga.
Harus dibentuk sebuah tim khusus untuk menangani kegiatan pengumpulan,
penyimpanan dan pembuangan sampah, serta pembersihan jalan, bangunan,
tempat tinggal dan fasilitas sanitasi. Tempat sampah harus diletakkan pada
titik-titik yang mudah diakses oleh petugas kebersihan dn truk sampah harus
disediakan sesuai kebutuhan, dan termasuk hal-hal berikut ini :
a. Menyediakan truk sampah yang dirancang khusu dan diproduksi untuk
tujuan memungut sampah dan mengangkutnya dengan cara yang aman.
Sampah harus ditaruh dalam kantong plastik atau drum dengan tutup ketat.
b. Mengumpulkan limbah sisa makanan dari makanan sehari-hari seluruh
karyawan di kantor dan di area proyek serta di mess.
c. Gunakanlah tempat sampah yang anti lalat di tempat-tempat makan, kantor,
area proyek maupun mess karyawan, dan semua tempat sampah harus
langsung dibersihkan segera mungkin setelah tempat sampah dikosongkan.

16. RENCANA SUSUN DARURAT PROYEK .


1. Rencana ini bertujuan untuk mempersiapkan respon terhadap keadaan darurat
dalam kaitannya dengan jenis proyek dan lokasi fisik.
a. Proyek ini akan mengembangkan rencana evakuasi darurat, sesuai dengan
persyaratan Klien dan lay out proyek yang ada, karyawan baru wajib diberi
tahu mengenai rencana keadaan darurat ini pada saat orientasi K3L
karyawan baru.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 28 of 32

b. Rencana evakuasi darurat harus kembali diajarkan dalam latihan rutin


tanggap darurat agar personil mendapat informasi terbaru mengenai
prosedur.
c. Manajer Proyek dan Pemimpin K3L Proyek bertindak sebagai konsultan,
membimbing pengawasan melalui proses identifikasi kejadian darurat yang
potensial dan mengembangkan rencana utama untuk menanggulanginya.
d. Personel pengawas harus dilatih secara untuk bertindak sebagai pemimpin
evakuasi sehingga karyawan dapat dengan cepat dipindahkan dari lokasi
bahaya ke daerah aman yang ditetapkan.
e. Setidaknya satu pengawas K3 akan ditugaskan sebagai koordinator untuk
masing-masing dari 25 (dua puluh lima) karyawan di tempat kerja untuk
memberikan bimbingan yang memadai dan instruksi selama situasi darurat.
f. Mereka harus siap untuk bereaksi dengan menggunakan prosedur proyek
untuk menyelamatkan orang-orang.
g. Sub-kontraktor termasuk dalam rencana keadaan darurat dan dilengkapi
dengan kesiapan darurat yang dibutuhkan & pendidikan respon dan
rencana untuk tindakan evakuasi yang aman.
h. Manajemen Proyek bertanggung jawab untuk mengelola proses evakuasi.
i. Denah ruangan atau peta yang jelas menunjukkan rute darurat untuk
menyelamatkan diri, perlu dipasang untuk karyawan, pengunjung dan
Subkontraktor dan harus dapat dilihat dengan jelas.
j. Peta dengan Kode warna K3L dan rute keluar yang terkait akan membantu
karyawan dalam menentukan rute mereka.

2. Latihan dan Uji coba


a. Personil Tim Darurat akan memiliki kesempatan untuk berlatih dan menguji
efektivitas rencana darurat proyek, prosedur dan pelatihan.
b. Program latihan dan ujicoba, terintegrasi dengan program pelatihan, harus
dilaksanakan untuk mengembangkan, memelihara, dan uji kemampuan
darurat, mengidentifikasi area untuk perbaikan.
c. Latihan adalah sesi instruksi yang diawasi dan dites untuk
mempertahankan kemampuan tanggap darurat.
d. Uji coba adalah acara skala besar untuk menguji kemampuan terintegrasi
dari sebagian besar aspek dari program keadaan darurat terkait dengan
fasilitas proyek, operasi, atau kegiatan lain.
e. Pelatihan operator switchboard di semua prosedur keadaan darurat.
f. Tugas tambahan untuk operator dalam setiap bencana besar atau keadaan
darurat.
g. Meninjau dan memastikan bahwa orang-orang yang telah ditugaskan selalu
ada pada saat keadaan darurat, dengan definisi yang jelas tentang siapa
yang bertanggung jawab dan yang membantu menanggulangi keadaan
darurat.
h. Buatkan catatan untuk mencatat semua tindakan yang diambil selama
keadaan darurat. Termasuk waktu, wewenang, langkah-langkah tindakan,
dll
i. Semua rencana darurat harus ditinjau ulang secara formal di setiap tahun,
minimal setiap tiga bulan.
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 29 of 32

j. Setiap ada perubahan semua peserta harus segera diberitahu tentang


perubahan tersebut.
k. Menjalin kontak dengan masing-masing SUBCONTRACTOR yang terlibat
dalam proyek.
l. Menyiapkan sarana komunikasi alternatif untuk persiapan jika sarana
komunikasi utama terganggu atau rusak.
m.Menunjuk seseorang untuk melakukan pemeliharaan pada peralatan
darurat, seperti senter, baterai, peralatan pertolongan pertama, peralatan
penyelamatan, dll
n. Menetapkan personel yang diperlukan untuk melakukan tugas keamanan
jika terjadi kerusuhan sipil di daerah proyek.
o. Menginstruksikan semua pasukan keamanan pada tingkat otorisasi untuk
mencegah masuknya penyusup.
p. Mengetahui kemampuan departemen pemadam kebakaran setempat,
lembaga penegak hukum, dll dalam mengendalikan kerusuhan sipil.
q. Lakukan pelatihan untuk personil tim tanggap darurat, seperti pemadam
kebakaran, respon medis, tim penyelamat.
r. Setiap tahun lakukan uji coba penanggulangan keadaan darurat.
t. Memantau respon dan tindakan.
u. Mengevaluasi kinerja rencana darurat.
Sesuai dengan kebijakan SUBCONTRACTOR Proyek diperlukan untuk
melaksanakan rencana untuk situasi darurat, yaitu :
· Kebakaran / ledakan.
· Kebocoran Kimia
· Bencana lingkungan (misalnya tumpahan B3).
· Ancaman Bom
· Badai / Angin Ribut
· Kerusuhan sipil
· Tindak terorisme.

3. Rencana Tindakan Spesifik


Rencana Tindakan spesifik harus ditinjau sebagai bagian dari proses orientasi.
Manajemen dan karyawan harus terus memperbaharui, merevisi atau
memodifikasi rencana ini.
Informasi lengkap dapat dilihat dalam pelatihan atau di bagian prosedur
darurat.
Hal berikut ditujukan kepada karyawan baru maupun karyawan yang sudah
ada.
a. Siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tersebut?
b. Tindakan pencegahan apa dan batasan-batasan harus diperhatikan?
c. Apa tindakan yang harus diambil?
d. Bagaimana personil mengevakuasi fasilitas?
e. Dimana personil evakuasi harus bertemu untuk melapor?
f. Dimana letak peralatan komunikasi darurat?
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 30 of 32

4. Daftar panggilan darurat:


Selama keadaan darurat, sangat penting untuk memberikan informasi jumlah
yang benar dan tepat untuk responden darurat.
Tempatkan Daftar panggilan darurat dekat telepon.
Daftar masing-masing Penelepon langsung ke (kontak darurat);
a. Mengidentifikasi personil, memberikan nama dan jabatan.
b. Berikan nama Bagian / Departemen dan lokasi yang sebenarnya.
c. Jelas gambaran keadaan darurat.
d. Jelaskan situasi sehingga peralatan yang tepat dan personil dapat
dikirim.
e. Untuk keadaan darurat medis - identifikasi korban menurut jenis kelamin,
usia, dan masalah medis. Jelaskan luka atau gejala penyakit.
f. Untuk keadaan darurat kebakaran - Berikan lokasi yang tepat, perkiraan
ukuran kebakaran, dan apa jenis bahan atau segera bisa terbakar.
g. Untuk keadaan darurat keamanan - Ketika seseorang yang
mencurigakan atau mengancam, jelaskan kepada Security atau kepada
polisi, jenis kelamin, ras, warna kulit, pewarnaan umum, rambut, tinggi,
berat badan dan pakaian. Informasikan juga jika orang itu bersenjata.
Rencana khusus untuk Darurat Proyek akan dikembangkan di Proyek
masing-masing.

16.1. Perencanaan dan Operasional Pengamanan Proyek


Rencana Keamanan adalah panduan untuk pelaksanaan program
keamanan dan kegiatan, untuk menghapuskan kerugian, untuk
mencegah dan perlindungan kecelakaan, merampok, kondisi aman dan
kerusakan pada properti proyek, semua peralatan juga semua individu
yang terlibat selama tahap konstruksi proyek ini.
Perlindungan properti dari kebakaran dan pencurian dan pencegahan
personil yang tidak sah memasuki Main Gate, merupakan tujuan utama
dari keamanan kerja Lapangan. Koordinasi dengan Klien dan polisi atau
pemadam kebakaran setempat berwenang adalah sebuah kebutuhan.
Prosedur keamanan rutin serta rencana tanggap darurat untuk klien,
Kontraktor SUBCONTRACTOR dan Subkontraktor harus dirancang
dengan hati hati dan selalu dikaji implementasinya. Panduan ini
menguraikan persyaratan keamanan dasar dan prosedur yang harus
disesuaikan dengan proyek.
Pelaksanaan manual ini benar-benar dapat dimulai secara bertahap
karena persyaratan keamanan tidak menjadi signifikan ketika awal
selama pelaksanaan konstruksi.

Lingkup & Area Tertutup


Rencana ini berlaku untuk Klient Security dan Personil Subkontraktor
dan kegiatan mereka yang harus dilakukan selama pelaksanaan proyek.
Kegiatan Pengamanan yang dibahas meliputi; transportasi yang dimiliki,
peralatan, atau perlengkapan lainnya, perlindungan personil dan
peralatan di semua lokasi kerja di dalam area dimanfaatkan oleh proyek;
meliputi pergerakan personil antara tempat kerja dan lokasi kerja,
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 31 of 32

pencegahan kerugian umum, dan keadaan darurat terhadap peringatan


darurat dan keamanan.
Lokasi yang tercakup dalam ruang lingkup rencana ini mencakup semua
area kerja dan lapangan Subkontraktor Area, seperti kantor proyek,
Lapangan fabrikasi, basis logistik, pendaratan / lokasi konstruksi darat,
rute akses, daerah penyimpanan bahan, kantor pusat, dan semua
lainnya, baik yang bersifat sementara dan permanen terkait dengan
fasilitas proyek, penyedia Keamanan akan memberikan tim Keamanan
yang memadai untuk mengamankan properti kontraktor dan lapangan
konstruksi wilayah Klient project dari insiden, pencurian dan gangguan
lainnya. Wilayah lapangan konstruksi gudang kontraktor, area kerja
kontraktor, konstruksi Lapangan, kantor kontraktor dan Kantor Sub
kontraktor, peralatan, gudang. Sebuah sistem komunikasi yang baik
harus ditetapkan untuk semua personel keamanan dengan cara handy
talky.

Keamanan harus mengontrol / memonitor pergerakan semua bahan di


lokasi proyek selama kegiatan konstruksi proyek.

Area Utama yang diutamakan untuk diamankan:


 Pintu utama untuk akses masuk dan keluar proyek.
 Proses site area.
 Gudang & Material.
 Kantor di lokasi proyek .
 Man Power Control.
 Identifikasi Card (ID Card):
Semua karyawan harus menunjukkan kartu ID penjaga mereka di
Gerbang Main entry ketika memasuki atau meninggalkan dari daerah
Kontraksi.

 Pengunjung
Pengunjung harus mendaftar di gerbang, memberi nama mereka,
alasan kunjungan dan nama alamat yang diwawancarai menggunakan
kartu pengunjung. Ketika ia meninggalkan Lapangan, ia akan
mengembalikan kartu pengunjung yang telah ditandatangani oleh
wawancara.

- Kendaraan.
Truk dan kendaraan lain jenis tercatat perlengkapan, peralatan, dan
material / peralatan yang diangkut akan diberlakukan Card Pass
Kendaraan / Material ketika memasuki atau meninggalkan dari
gerbang Kendaraan. Untuk mendapatkan Card Pass yang
menunjukkan jenis dan bahan jumlah yang diangkut dan
ditandatangani oleh orang yang berwenang penjaga gerbang
(Inspeksi Safety dan Security).
Document number : Rev. 0
009/VII-QHSE/18/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : TBA Job. No : TBA Page 32 of 32

17. LAMPIRAN -LAMPIRAN


· Struktur Organisasi Perusahaan
· Struktur Organisasi proyek
· Struktur Organisasi Eregency Response Team (ERT)
· Nomor Emergency

You might also like