You are on page 1of 25

Hama dan Penyakit

Pada Tumbuhan
Posted on July 3, 2013 by sartika14

Perbedaan hama dan penyakit


Hama dan penyakit, keduanya merupakan penyebab terjadinya kerusakan. Akan
tetapi bila dilihat dari penyebab dan hasil kerjanya, maka antara hama dan penyakit
memiliki perbedaan.
1.HAMA
Hama adalah perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman
lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati.
Ciri – ciri hama antara lain sebagai berikut :
a)Hama dapat dilihat oleh mata telanjang
b)Umumnya dari golongan hewan (tikus, burung, serangga, ulat dan sebagainya)
c)Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga tanaman menjadi
mati atau tanaman tetap hidup tetapi tidak banyak memberikan hasil.
d)Serangga hama biasanya lebih mudah diatasi karena hama tampak oleh mata
atau dapat dilihat secara langsung.
2.PENYAKIT
Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga
tanaman tidak bereproduksi atau mati secara perlahan – lahan.
Ciri – ciri penyakit antara lain sebagai berikut :
a)Penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang
b)Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (virus, bakteri, jamur atau
cendawan) dan kekurangan zat tertentu dalam tanah.
c)Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara
perlahan – lahan.

HAMA PADA TUMBUHAN


Gangguan hama dan penyakit pada tumbuhan dapat dialami oleh berbagai sistem
organ pada tumbuhan. Gangguan ini dapat disebabkan karena kelainan genetis,
kondisi lingkungan yang tidak sesuai, atau karena serangan hama dan penyakit.
Gangguan hama dan penyakit dalam skala besar pada tanaman budidaya dapat
mengganggu persediaan bahan pangan bagi manusia. Tumbuhan tidak selamanya
bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang
atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena
mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,
wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering
menjadi hamatanaman.Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus,
bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan
tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses
dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan
yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas
hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan
penyakit, sering kali manusia menggunakan oat – obatan anti hama. Pestisida yang
digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida yang
digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida.

Hama dan Penyakit pada Tumbuhan


1. Hama Tanaman
Hama adalah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman yang
dibudidayakan manusia. Hewan yang termasuk hama dikelompokkan ke dalam
beberapa golongan, yaitu sebagai berikut.
 Mamalia, misalnya musang,
tupai, tikus, dan babi hutan.
 Aves, misalnya burung dan
ayam.
 Serangga, misalnya belalang,
wereng, dan kumbang.
 Molusca, misalnya siput dan
bekicot.
 Kelompok hewan menyusui
(mamalia),seperti tikus.
 Kelompok serangga (insekta),
seperti belalang.
 kelompok burung (aves), seperti
burung pipit.

Hama Tanaman
Beberapa contoh hama yang sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut.

1. Belalang setan (Aularches


miliaris), menyebabkan kerusakan
terhadap tanaman besar, misalnya
berbagai jenis pisang, kelapa, pinang,
dan jeruk.
2. Lalat buncis (Agromyza
phaseoli), menyebabkan kerusakan
pada bagian batang, daun, dan buah
tanaman buncis. Lalat ini biasanya
membuat saluran-saluran di daun,
batang, dan tangkai daun. Dengan
adanya saluran ini tanaman menjadi
layu. Tanaman yang masih muda
dapat mati, sedangkan tanaman yang
telah tua akan terhambat
pertumbuhannya.
3. Tungau bercak dua (Tetranichus
urticae), memakan hampir semua
jenis tanaman budidaya seperti
buncis, kacang tanah, mentimun,
semangka, apel, jeruk, dan jagung.
Tanaman yang diserang oleh tungau
daunnya akan menjadi bercakcercak
dan berwarna kekuningan.
4. Hama penggerek umbi kentang.
Hama pada umbi kentang ini adalah
ulat berwarna kelabu Phthorimaea
aperculella dengan panjang tubuh 1
cm, yang akan tumbuh menjadi
ngengat berwarna kelabu.
5. Hama pemakan daun kubis.
Hama yang menyerang daun kubis
adalah ulat berwarna hijau muda,
berbulu hitam, kepala kekuningan
dengan bercak-bercak gelap, dan
ukuran tubuhnya sekitar 9 mm.
6. Hama pada bawang putih,
berupa ulat berwarna hijau atau
cokelat tua dengan garis kekuningan,
tubuhnya berukuran 25 mm. Bawang
putih yang terkena hama daunnya
berlubang dan ada bekas gigitan
berwarna putih atau daun menjadi
berselaput tipis dan layu.
7. Hama penggerek buah mangga,
berupa ulat dengan warna tubuh
berselang-selang merah dan putih
dan ulat cokelat kehitaman. Buah
mangga yang terserang hama
menjadi berlubang-lubang dan di
sekitarnya terdapat kotoran yang
meleleh dari dalam. Lubang ini dapat
menembus sampai ke biji. Jika buah
dibelah, maka bagian dalamnya
sudah rusak dan busuk.
8. Hama tikus, sering menyerang
tanaman padi dan palawija. Tikus
merupakan hama yang sering kali
membuat pusing para petani. Hal ini
diesbabkan tikus sulit dikendalikan
karena memiliki daya adaptasi,
mobilitas, dan kemampuan untuk
berkembang biak yang sangat tinggi.
Masa reproduksi yang relative singkat
menyebabkan tikus cepat bertambah
banyak. Potensi perkembangbiakan
tikus sangat tergantung dari makanan
yang tersedia. Tikus sangat aktif di
malam hari.Tikus menyerang
berbagai tumbuhan. Bagian
tumbuhan yang disarang tidak hanya
biji – bijian tetapi juga batang
tumbuhan muda. Yang membuat
para tikus kuat memakan biji – bijian
sehingga merugikan para petani
adalah gigi serinya yang kuat dan
tajam, sehingga tikus mudah untuk
memakan biji – bijian. Tikus membuat
lubang – lubang pada pematang
sawah dan sering berlindung di
semak – semak. Apabila keadaan
sawah itu rusak maka berarti sawah
tersebut diserang tikus.
Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut :

a. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan


menangkap tikusnya.

b. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.

c. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang
bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan
makanan setelah tanaman dipanen.

9.Belalang, juga sering menyerang tanaman padi.

10. Burung pipit, dalam jumlah yang besar dapat menyerang tanaman padi dengan
memakan biji padi yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

11. Hama wereng, selain sebagai hama tanaman padi, wereng juga menjadi vektor
penyebar virus penyebab penyakit tungro. Wereng adalah sejenis kepik yang
menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang – lubang, kemudian kering,
dan pada akhirnya mati.

Hama wereng ini dapat dikendalikan dengan cara – cara sebagai betikut :

a. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak


maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus
siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan
selama 1 – 2 bulan.

b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya


laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia
douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea
nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
c. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila
cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan
sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.
12. Babi hutan, menyerang tanaman budidaya terutama umbiumbian.

13. Kera, menyerang tanaman budidaya buah-buahan dan sayuran.

Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga


meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil
mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.
Walang sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap
akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam –
hitaman.

Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara
lain sebagai berikut.

1. Sawah sangat dekat dengat


perhutanan.
2. Populasi gulma di sekitar sawah
cukup tinggi.
3. Penanaman tidak serentak
Pengendalian terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Menanam tanaman secara


serentak.
2. Membersihkan sawah dari segala
macam rumput yang tumbuh di
sekitar sawah agar tidak menjadi
tempat berkembang biak bagi walang
sangit.
3. Menangkap walang sangit pada
pagi hari dengan menggunakan jala
penangkap.
4. Penangkapan menggunakan
unmpan bangkai kodok, ketam
sawah, atau dengan alga.
1. Kupu – kupu merupakan
serangga yang memiliki sayap yang
indah dan benareka ragam. Kupu –
kupu meletakkan telurnya dibawah
daun dan jika menetas menjadi larva.
Kita bisa sebut larva kupu – kupu
sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif
memakan dedaunan bahkan pangkal
batang, terutama pada malam hari.
Daun yang dimakan oleh ulat hanya
tersisa rangka atau tulang daunya
saja.
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Membuang telur – telur kupu –


kupu yang melekat pada bagian
bawah daun.
2. Menggenangi tempat persemaian
dengan air dalam jumlah banyak
sehingga ulat akan bergerak ke atas
sehingga mudah untuk dikumpulkan
dan dibasmi.
3. Apabila kedua cara diatas tidak
berhasil, maka dapat dilakukan
penyemprotan dengan menggunakan
pertisida.
1. Tungau (kutu kecil) bisaanya
terdapat di sebuah bawah daun untuk
mengisap daun tersebut. Hama ini
banyak terdapat pada musim
kemarau. Pada daun yang terserang
kutu akan timbul bercak – bercak
kecil kemudian daun akan menjadi
kuning lalu gugur. Hama ini dapat
diatasi dengan cara mengumpulkan
daun – daun yang
terserang hama pada suatu tempat
dan dibakar.
2. Hama Penggerek Umbi
Kentang
Umbi kentang yang terkena hama
penggerak umbi kentang
menunjukkan gejala – gejala yakni
pada kuit umbi nterdapat kumpulan
kotoran ulat berwarna coklat tua. Jika
umbi dibelah, didalamnya terdapat
alur – alur. Warna daun merah tua
dan terdapat jalinan benang yang
meliputi ulat.
Hama penggerek disebut
Phthorimaea operculella, yakni
berupa ulat berwarna kelabu dengan
panjang tubuhnya 1 cm. Ulat ini akan
tumbuh menjadi ngengat berwarna
kelabu dengan sayap berumbai –
rumbai.
Pengendalian yang harus dilakukan
pada hama tersebut adalah dengan
bakteri (disterilkan) sebelum
digunakan.
1. Hama Pemakan Daun Kubis
Daun kubis yang terserang hama
menunjukan gejala – gejala sebagai
berikut. Hama (ulat) memakan daun
kubis tanpa epidermisnya (kulit
arinya) sehingga daun “berjendela”
dan tampak memutih bahkan jika
serangan hamanya berat, daun akan
tampak berlubang – lubang dan
hanya tinggal tulang daunnya saja.
Hama pemakan daun kubis ini
disebut Plutella xylostella, atau biasa
disebut hama putih dengan ciri –
cirinya: ulat berwarna hijau muda,
berbulu hitam, kepala kekuningan
dengan bercak – bercak gelap, dan
ukuran tubuhnya 9 mm.
Cara pengendalian terhadap hama
pemakan daun kubis diantaranya
sebagai berikut.
a)Melakukan pergiliran tanaman selama 3 – 4 bulan. Langkah ini dilakukan dengan
cara menanam tanaman yang bukan sefamili dengan kubis – kubisan pada lahan
yang akan ditanami kubis. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan siklus
hama.
b)Secara biologis dengan menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis.
c)Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.
d)Secara mekanik dengan melakukan penjebakan pada serangga dewasa.
Penjebakan dilakukan dengan menggunakan lampu dan cawan berisi air.

1. Hama Thrips pada cabai.


Cabai yang terkena hama Thrips
menunjukkan gejala – gejala, yakni
daun cabai yang terserang hama
berubah menjadi keriting. Bila
serangannya berat, daun mengerut
dan lapisannya berkurang, sehingga
daun yang baru menyempit.
Permukaan bawah daun yang
terserang hama berwarna putih
keperakan. Buah yang terserang
berubah bentuk dan terlihat jaringan
seperti kalus berwarna cokelat muda
di kulit buah.
Hama ini berupa serangga Thrips sp.
dengan ciri – cirinya tubuh berwarna
kunimg hingga cokelat kehitaman dan
ukuran tubuhnya 1 mm. pengendalian
hama Thrips dilakukan secara
kimiawi, yaitu dengan melakukan
penyemprotan insektisida.

1. Hama pada Bawang putih


Bawang putih yang terkena hama,
daunnya berlubang dengan
meninggalkan bekas gigitan
berwarna putih, atau daun menjadi
berselaput tipis dan layu.
Hama pada bawang putih ini berupa
ulat Spedoptera exigua berwarna
hijau atau cokelat tua dengan garis
kekuningan dan ukuran tubuhnya
mencapai 25 mm. Pengendalian
hama pada bawang putih ini
dilakukan dengan menggenangi
lahan sebelum ditanami,
pembersihan lahan dari gulma,
pengendalian secara biologis dengan
menggunakan bakteri Baccillus
thuringiensis, dan pengendalian
secara kimiawi dengan melakukan
penyemprotan insektisida.
1. Hama Penggerek Buah Tomat
Buah tomat yang terkena hama
penggerak menunjuukkan gejala –
gejala, seperti bagian ujung atau
dekat ujuna buah berlubang dan
didekat lubang terdapat kotoran
hama. Jumlah lubangnya bisa lebih
dari satu.
Hama pada buah tomat ini berupa ulat Helicoverpa armigera, dengan ciri – ciri:
warna tubuh pada ulat dewasa bervariasi dari hijau kekuningan, hijau kecoklatan
atau kehitaman. Tubuh berbulu dan ukuran tubuh mencapai 34,5 mm.
Pengendalian hama penggerek buah tomat dilakukan dengan melakukan rotasi
tanaman dengan tanaman terhadap hama tersebut. Pengendalian hama juga dapat
dilakukan secara biologis dengan menggunakan musuh alaminya yaitu Microptilis
manilae untuk kepompong dan ulat, Diadegma argentiopilosa untuk ulat, atau
Trichogramma nana untuk telurnya.

1. Hama Penggerek Polong


Buncis
Polong buncis yang terserang hama
menunjukkan gejala – gejala, yaitu
pada polong terdapat lubanggerakan
berwarna cokelat tua. Daerah seitar
lubang menjadi cokelat kehitaman.
Jika polong dibuka, akan tampak ulat
(hama)dan kotorannya.
Hama pada polong buncis ini berupa
ulat Etiella zinckenella. Larva muda
berwarna hijau pucat, kemudian
berubah menjadi kemerahan, kepala
berwarna hitam, dan tubuh berukuran
15 mm.
Pengendalian hama penggerek
polong buncis dilakukan dengan
membuang tanaman orok – orok
disekitar tanaman buncis tersebut
atau dengan meakukan
penyemprotan insektisida.

1. Hama Penggerek Buah Mangga


Buah mangga yang terserang hama
menunjukkan gejala –gejala, yaitu
buah berlubang – lubang dan
sekitarnya terdapat kotoran yang
meleleh dari dalam. Lubang tersebut
menembus sampai ke biji. Jika buah
tersebut dibelah, bagian dalamnya
sudah rusak dan busuk.
Hama pada buah mangga ada dua
jenis, yaitu:
a.Ulat dengan warna tubuh berselang
– selang merah dan putih,
panjangnya kurang lebih 2 cm,
besarnya hampir seukuran pangkal
lidi dan merupakan larva dari kupu –
kupu Noorda albizonalia.
b.Ulat dengan warna tubuh cokelat
kehitaman, panjangnya kira – kira 1
cm, beasrnya menyamai lidi yang
kecil, dan merupakan larva dari kupu
– kupu Philotroctis eutraphera.
Penanggulangan hama penggerek
pada buah mangga dilakukan dengan
cara menyemprotkan insektisida
pada buah mangga yang masih muda
atau dengan membungkus buah
muda satu persatu sebelum kupu –
kupu Noorda albizonalia dan
Philotroctis eutraphera sempat
bertelur pada buah mangga tersebut
Untuk menanggulangi serangan hama, dapat dilakukan dengan memberikan
pestisida. Terdapat beberapa jenis pestisida buatan, misalnya insektisida (untuk
menanggulangi serangan serangga), molisida (menanggulangi serangan Mollusca),
dan rodentisida (untuk menanggulangi serangan rodensia/binatang pengerat).

Namun demikian penggunaan pestisida buatan berdampak buruk terhadap


lingkungan, sehingga sekarang banyak dikembangkan biopestisida. Contoh
biopestisida untuk memberantas serangga dengan memanfaatkan ekstrak daun
mimba dan daun paitan.

Selain cara di atas, untuk menanggulangi hama dapat dilakukan dengan


memanfaatkan musuh alaminya, misalnya tikus ditanggulangi dengan burung hantu.
Teknik lain yang digunakan untuk mencegah perkembangan serangga adalah
dengan teknik jantan mandul. Caranya dengan dibiakkan serangga jantan mandul,
lalu dilepaskan pada musim kawin. Serangga betina yang kawin dengan jantan
mandul tidak akan menghasilkan telur fertil dan keturunan, sehingga populasi hama
akan menurun.

MACAM-MACAM HAMA
A.FILUM ASCHELMINTHES
Anggota filum Aschelminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama
tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua
anggota klas Nematoda bertindak sebagai hama, sebab ada di antaranya yang
berperan sebagai nematoda saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa)
Contohnya :
-Meloidogyne sp. yang juga dikenal sebagai nematoda “puru akar” pada tanaman
tomat, lombok, tembakau dan lain – lain.
-Hirrschmanieella oryzae (vBrdH) pada akar tanaman padi sawah.
-Pratylenchus coffae (Zimm) pada akar tanaman kopi.

B.FILUM MOLLUSCA
Dari filum Mollusca ini yang anggotanya berperan sebagai hama adalah dari klas
Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau bekicot,
Pomacea ensularis canaliculata (keong emas). Binatang tersebut memiliki tubuh
yang lunak dan dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras. Pada bagian anterior
dijumpai dua pasang antene yang masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada
ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan gigi parut
(radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping sebelah kanan, sedang
anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi mantel tubuh dekat dengan
cangkok/shell.
Contohnya : Bekicot, keong,
C.FILUM CHORDATA
Anggota Filum Chordata yang umum dijumpai sebagai hama tanaman adalah dari
klas Mammalia (Binatang menyusui).
Contoh : bangsa kera (Primates), babi (Ungulata), beruang (Carnivora), musang
(Carnivora) serta bangsa binatang pengerat (ordo rodentina).
D.FILUM ARTHOPODA
Merupakan filum terbesar di antara filum – filum yang lain karena lebih dari 75 % dari
binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini. Karena itu,
sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum
Arthropoda. Diantaranya :
1.Ordo Orthoptera (bangsa belalang) : Kecoa (Periplaneta sp.), Belalang sembah /
mantis (Otomantis sp.), Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.),
2.Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding, Walang sangit (Leptorixa oratorius
Thumb.), Kepik hijau (Nezara viridula L), Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F),
3.Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya), – Wereng coklat (Nilaparvata
lugens Stal.), Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor Mask.), Kutu loncat
lamtoro (Heteropsylla sp.).
4.Ordo Coleoptera (bangsa kumbang) : Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L),
Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr), Kumbang buas (predator)
Coccinella sp.
5.Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat) ; – Penggerek batang padi kuning
(Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah (Attacus atlas L), Ulat grayak pada tembakau
(Spodoptera litura)
6.Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk) : lalat buah (Dacus spp.), lalat predator pada
Aphis (Asarcina aegrota F), lalat rumah (Musca domesticaLinn.), lalat parasitoid
(Diatraeophaga striatalis).
7.Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut) : Trichogramma sp. (parasit
telur penggerek tebu / padi), Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona),
Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa).
8.Ordo Odonata (bangsa capung / kinjeng) : seperti beberapa jenis trips, wereng,
kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi.

Penyakit pada tumbuhan


Tanaman dikatakan sakit apabila ada perubahan atau gangguan pada organ-organ
tanaman. Tanaman yang sakit menyebabkan pertumbuhan dan perkembangannya
tidak normal. Penyakit tanamandisebabkan oleh mikroorganisme misalnya jamur,
virus, dan bakteri. Selain itu penyakit tanaman dapat disebabkan karena kekurangan
salah satu atau beberapa jenis unsur hara.

enyakit pada Tanaman


Tanda-tanda tanaman yang terkena penyakit adalah sebagai

berikut.

 Layu, tanaman yang layu karena


sakit berbeda dengan yang
kekurangan air. Kamu dapat
mengujinya dengan menyiram
tanaman dengan air. Jika tanaman
tetap layu setelah disiram air,
kemungkinan ada bagian akar dan
jaringan dalam batang yang rusak
oleh bakteri atau virus.
 Rontok, bila kerontokan terjadi
pada daun, ranting, buah, dan bunga
secara bersamaan dapat dipastikan
bahwa tanaman tersebut menderita
sakit. Penyebabnya dapat karena
parasit, nonparasit, atau serangan
hama.
 Perubahan warna, misalnya daun
menjadi berwarna kuning, redup, atau
hijau pucat dalam jumlah banyak
mengindikasikan bahwa tanaman itu
sakit. Tetapi perubahan warna pada
daun juga dapat disebabkan oleh
rusaknya klorofil atau karena
kekurangan cahaya matahari.
 Daun berlubang, biasanya
diawali oleh bercak berbentuk
lingkaran, kemudian kering dan
terbentuk lubang.
 Kerdil, terjadi pada daun, buah,
atau bagian lainnya.
 Daun mengeriting
 Busuk pada batang, daun, atau
buah
 Semai roboh
Beberapa contoh penyakit yang menyerang tumbuhan adalah
sebagai berikut.

 Penyakit layu cabai. Penyakit ini


disebabkan oleh bakteri. Cabai yang
terkena penyakit ini mempunyai ciri-
ciri daun muda layu diikuti dengan
menguningnya daun-daun tua.
 Penyakit hawar daun kentang.
Disebabkan oleh jamur, gejalanya
pada tepi-tepi daun ditemukan
bercak-bercak terutama pada suhu
rendah, kelembapan tinggi, dan curah
hujan tinggi.
 Penyakit busuk daun bawang
merah. Disebabkan oleh jamur,
gejalanya di dekat ujung daun timbul
bercak hijau pucat, di permukaan
daun berkembang jamur berwarna
putih ungu, daun menguning, layu,
dan mengering. Daun yang telah mati
akan berwarna putih dan banyak
terdapat jamur hitam.
 Penyakit tungro pada tanaman
padi. Penyakit ini menyebabkan padi
tumbuh kerdil dan tidak normal.
Disebabkan oleh virus tungro dengan
perantaraan wereng.
 Penyakit mosaik, banyak
menyerang tanaman tembakau yang
disebabkan oleh virus TMV (Tobacco
Mosaic Virus).
Tanaman yang terkena penyakit karena kekurangan unsur hara dapat dicegah dan
ditanggulangi dengan melakukan pemupukan yang tepat. Sedangkan penyakit
karena mikroorganisme dapat ditanggulangi dengan memberikan pesitisida,
misalnya bakterisida (memberantas bakteri parasit) dan fungisida (memberantas
jamur parasit). Selain pestisida buatan, sekarang telah banyak dibuat pestisida alami
yang lebih aman terhadap lingkungan. Contohnya jamur dapat diberantas dengan
bubur bordeaux yaitu campuran yang mengandung kalsium karbonat dan senyawa
tembaga.
MACAM-MACAM JENIS MIKROORGANISME PENYEBAB PENYAKIT

Jenis – jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya.


Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh mikroorganisme,
misalnya jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh
virus. Penyebaran penyakit dapat terjadi dengan perantara angin dan hewan.

1. Jamur
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir
semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga
buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air, serangga,
atau sentuhan tangan. Atau Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan
media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti
payung: terdiri dari bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang mendatar atau
membulat

Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan
menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan
menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan
keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh permukaan
ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.

Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun.
Batang yang terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit
kemudian menjalar ke dalam, dan kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan
yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika kondisi ini dibiarkan,
jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di atasnya akan
layu dan mati.

Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut.

a) Penyakit embun tepung.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang –
kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos
dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang daun pertama pada
kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus
tapi pada daun – daunnya terdapat kercak – bercak hitam.
2. Bakteri
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar
(berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh
tumbuhan yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat
menusuk, dan lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama – kelamaan
tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan
menggunakan bakterisida.

Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang menyerang
pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau CVPD). CVPD
disebabken oleh bakteri Serratia marcescens. Gejalanya adalah kuncup daun
menjadi kecil dan berwarna kuning, buah menjadi kuning, sehingga lama –
kelamaan akan mati. Penyakit CVPD yang belum parang dapat disembuhkan
dengan terramycin, yang merupakan sejenis antibiotik.
3. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh
virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular
dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur
diserang sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus
antara lain penyakit daun tembakau yang berbercak – bercak putis. Penyakit ini
disebabkan oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan atas
daun tembakau. Virus juga dapat menyerang jeruk. Penularan melalui perantara
serangga.
4. Amoeba
Amoeba binatang bersel satu tanpa bentuk tetap, menyerupai lendir yg bergerak,
memiliki sifat kehidupan spt pertumbuhan, pembiakan, metabolisme, daya gerak.

CIRI-CIRI TANAMAN TERKENA PENYAKIT


Cukup banyak ciri /gejala yang menunjukkan suatu tanaman terserang penyakit.
Gejala serangan penyakit itu sendiri sangat tergantung pada jenis penyakit yang
menyerang, kultivar tanaman inang, dan keadaan lingkungan. Secara umum gejala
tanaman yang terserang penyakit adalah sebagai berikut
1.Mosaik
Mosaik ini ditandai dengan warna belang pencampuran lebih dari satu warna.
Mosaik pada daun biasanya berupa daun hijau yang tidak merata karena dibeberapa
bagian tercampur warna pucat atau kekuning-kuningan yang menyebar seperti
percikan.
2.Nekrosis
Nekrosis yaitu kematian jaringan yang bisa terjadi pada urat daun, pada batang
berupa garis-garis coklat, berupa bercak pada daun dan buah serta kematian pada
titik tumbuh.
3.Kerdil
Kerdil pada tomat ditandai dengan pertumbuha yang terhambat, ukuran lebih kecil
baik pada morfologi tanaman, daun, cabang ataupun buah.
4.Malformasi
Yaitu terjadi perubahan bentuk menjaditidak smepurna atau tidak normal. Sering
terjadi pada daun atau buah.
5.Klorosis
warna pucat, baik pucat yang menyeluruh ataupun hanya berupa bercak saja
v Dibawah ini akan dijelaskan beberapa contoh penyakit yang menyerang organ
tumbuhan.

1. Penyakit Hawar Daun Kentang.


Daun kentang yang terkena penyakit
ini menunjukkan gejala – gejala yaitu
bercak nekrosis di tepi – tepi daun,
terutama pada suhu rendah dan
kelembaban serta curah hujan tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Phytophthora infestans.
Pengendalian terhadap penyakit
tersebut adalah dengan menenam
kentang yang tahan penyakit,
menggunakan bibit kentang yang
sehat, dan melakukan penyemprotan
dengan fungisida.
2. Penyakit Busuk Basah Kubis
Kubis yang terkena penyakit busuk
basah menunjukkan gejala – gejala,
yaitu pada daun terdapat bercak
kebasahan yang bentuknya tidak
teratur. Bercak tersebut kemudian
melebar dan melekuk, berwarna
cokelat tua kehitaman. Jika
kelembaban lingkungan tinggi, bercak
tampak basah dan ada butir – butir
cairan. Infeksi bakteri sekunder
mengakibatkan tanaman
mengeluarkan bau busuk yang khas.
Penyakit busuk basah disebabkan
oleh bakteri Erwinia carotovora
pv.Carotovora. Pengendalian
terhadap penyakit tersebut adalah
dengan menjaga kebersihan kebun
dari sisa –sisa tanaman yang sakit,
menjaga kelembaban tidak terlalu
tinggi dengan cara menanam
tanaman kubis dengan jarak tanam
yang tidak terlalu rapat, hasil panen
dicuci dengan air yang mengandung
klorin atau borax 7,5%, dan disimpan
di gudang yang mempunyai ventilasi
cukup.
3. Penyakit Akar Gada Kubis
Kubis yang terkena penyakit akar
gada menunjukkan gejala – gejala,
yaitu akarnya mengalami reaksi
pembelahan dan pembesaran sel.
Kemudian terbentuk bintil atau
kelenjar yang tidak teratur, bintil –
bintil tersebut bersatu menjadi
bengkakan memanjang seperti gada.
Akhirnya daun menjadi hijau kelabu
dan lebih cepat layu karena jaringan
pengangkutnya rusak. Bila
lingkungan basah, akar terserang
infeksi sekunder sehingga akar busuk
sama sekali.
Penyakit akar gada disebabkan oleh
jamur Plasmodiophora brassica.
Pengendalian terhadap penyakit
tersebut dapat dilakukan dengan cara
mencegah masuknya jamur
penyebab penyakit ke lahan – lahan
yang bebas dari serangan jamur,
pembibitan dilahan bebas pathogen,
dan pengapuran. Pengapuran
dilakukan jika pada lahan tersebut
tidak akan ditanami kentang.
4. Penyakit Layu Cabai
Cabai yang terkena penyakit layu
menunjukkan gejala – gejala, yaitu
daun muda layu diikuti dengan
menguningnya daun – daun tua. Jika
pangkal batang dipotong dan ditekan,
maka dari lingkungan berkas
pembuluh akan keluar lender
berwarna keabu – abuan.
Penyakit layu cabai disebabkan oleh
bakteri Pseudomonas solanacearum.
Pengendalian terhadap penyakit
tersebut dapat dilakukan dengan
mengurangi populasi bakteri dalam
tanah dengan cara menutup tanah
dengan plastic transparan selama
satu bulan, melakukan rotasi
tanaman, pengaturan perairan, dan
secara kimia dengan menggunakan
bakterisida serta sterilisasi tanah.
5. Penyakit Bercak Ungu pada
Bawang Putih
Bawang putih yang terkena penyakit
bercak ungu menunjukkan gejala –
gejala, yaitu pada daunnya tampak
bercak kecil, melekuk berwarna putih
hingga kelabu. Jika ukurannya
membesar, bercak terlihat “bercincin
– cincin” dan warnanya agak
keunguan. Tepi bercak berwarna
kemerahan atau keunguan, dikelilingi
oleh warna kuning yang bisa meluas
ke atas atau ke bawah.
Penyakit bercak ungu pada bawang
putih disebabkan oleh jamur
Alternaria porri. Pengendalian
terhadap penyakit tersebut dilakukan
dengan cara menanam bawang putih
pada lahan yang mempunyai saluran
air baik, melakukan rotasi tanaman,
dan melakukan penyemprotan
fungisida.
6. Penyakit Busuk Daun Bawang
Merah
Daun bawang merak yang terkena
penyakit busuk daun menunjukkan
gejala –gejala, yaitu didekat ujung
daun timbul bercak hijau pucat. Jika
kondisi lingkungan lembab,
dipermukaan daun berkembang
jamur berwarna putih ungu. Daun
kemudian menguning, layu, dan
mongering. Daun yang telah mati
berwarna putih dan banyak terdapat
jamur hitam.
Penyakit busuk daun disebabkan
oleh jamur Perenospora destructor.
Pengendalian terhadap penyakit
tersebut dapat dilakukan dengan cara
menggunakan benih yang sehat atau
bebas dari penyakit, membakar daun
– daun sisa panen, dan
menyemprotkan fungisida.
7. Penyakit Bercak Daun dan
Ranting Asparagus
Daun dan ranting Asparagus yang
terkena penyakit bercak daun
menunjukkan gejala – gejala, yaitu
terdapat bercak yang memanjang
berwarna cokelat sampai kelabu,
dengan tepi lebar cokelat kemerahan
pada daundan rantingnya.
Penyakit bercak daun disebabkan
oleh jamur Cercospora asparagi.
Pengendalian terhadap penyakit
tersebut dilakukan dengan cara
menyemprotkan fungisida kontrol

You might also like