You are on page 1of 10

BAB I

UMUM

Dalam usaha untuk mencari teknologi transportasi yang memenuhi batasan-batasan tersebut
telah dikaji beberapa teknologi transportasi yang digunakan dibeberapa Negara. Melalui metoda
“Value Engineering” yang menekankan pada fungsi sebagai sasaran utama dan mengusahakan
biaya yang serendah-rendahnya, maka dapat disarankan penggunaan teknologi transportasi baru
yang disebut Aeromovel (di Indonesia disebut Aeromovel SHS-23, diciptakan oleh Dr. Oskar
Coeste.Brasil.

Didalam rangka pengembangan teknologi tersebut di Indonesia telah disepakati kerja sama
teknik dengan P.T. Citra Patenindo Nusa Pratama – Indonesia. Dari hasil pengamatan P.T. Citra
Patenindo Nusa Pratama mengenai masalah transportasi kota di Indonesia pada umumnya, dan
DKI Jakarta pada khususnya, penggunaan Aeromovel tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan
transportasi di kawasan padat lalu lintas dan merupakan pemecahan komplementer, sebagai sub
sistem dari sistem transportasi total kota. Didalam uraian singkat ini, akan dicoba untuk
mengadakan pengkajian terhadap salah satu koridor dari sistem transportaasi kota Jakarta, dan
relevansi.penggunaan.Aeromovel.SHS-23.sebagai.sub,sistemnya.

DONI DAROY / 0704101010117


BAB II
SISTEM AEROMOVEL SHS – 23

Aeromovel SHS – 23 adalah sistem transportasi kota yang mempergunakan konsep baru
dalam cara menggerakan kereta, yakni dengan menggunakan tenaga dorong udara (Pneumatic).
Konsep yang sederhana itu ternyata telah menimbulkan banyak penghematan dalam segi
pembiayaan konstruksi, dan pemeliharaan disbanding dengan sistem yang konvensionil, dan juga
sanggup menyelesaikan persoalan kemacetan dan kepadatan lalu lintas di kota-kota besar dengan
cara yang.lebih.murah.

Teknologi Transportasi Tenaga Udara (Aeromovel SHS – 23) telah dipatenkan di beberapa
Negara oleh SUR Coester S/A dari Brasil Dibanding dengan sistem transportasi yang
konvensional (keretaa api/listrik/diesel atau bus kota),
1. Aeromovel.SHS.–.23.memiliki.kelebihan-kelebihan.antara.lain:
Wagon-wagon Aeromovel SHS – 23 sangat ringan, (kira-kira 1/3 berat wagon kereta
api), namun mempunyai daya tampung 2x dari bus kota. Satu wagon mampu menampung
120 penumpang. Empat wagon dapat dirangkai menjadi satu kesatuan kereta Aeromovel
SHS – 23 dengan daya tampung 480 penumpang.
2. Perbandingan antara berat muatan terhadap berat sendiri yang besar, mengakibatkan tidak
diperlukannya sstruktur lintasan yang kuat. Lintasan Aeromovel dapat dibuat melayang
dengan hanya menggunakan 1 pilar yang ramping, dengan bentangan sekitar 25 s/d 35 m
antara 2 pilar. Dengan demikian lintasan Aeromovel SHS – 23 dapat dilewatkan pada
daerah-daerah padat lalu lintas, tempat parker, ataupun penyeberangan jalan, tanpa
menyebabkan gangguan apapun.
3. Karena kesederhanaan konstruksi pilar dan lintasannya sendiri, maka baik pilar maupun
bentangannya dapat dibuat secara pre-fabricated (pracetak). Hal ini memungkinkan
diselesaikannya pekerjaan lintasan Aeromovel SHS – 23 dalam waktu yang amat singkat,
dan tidak mengganggu kegiatan sekitarnya.

DONI DAROY / 0704101010117


4. Wagon-wagon Aeromovel juga memiliki konstruksi dan rancangan yang sederhana.
Dengan demikian maka terdapat kesempatan untuk memproduksi sendiri wagon-wagon
Aeromovel di dalam negeri.
5. Karena bergerak tanpa adanya suatu mesin penggerak pada wagon-wagonnya, maka
Aeromovel SHS – 23 dapat meluncur dengan tingkat kebisingan yang rendah, sehingga
memungkinkan dibuatnya jalur Aeromovel SHS – 23 melintasi tempat-tempat yang
berdekatan dengan gedung-gedung, atau bahkan didalam suatu bangunan. Demikian pula
tingkat keausan dan perawatan pada sistem roda baja dan relnya sangat kecil.

Penghentian kereta diatur oleh stasiun kendali dan/atau Pusat Kendali, melalui sensor (SPV)
yang akan mengaktifkan sistem rem hydraulic. Lokasi dan jumlah blower yang akan dipasang
akan memperhatikan segi-segi kecepatan yang diinginkan, besarnya beban dan kebutuhan energi
yang.optimal
Dengan demikian, jelaslah bahwa pada wagon-wagon Aeromovel tidak terdapat mesin-mesin
penggerak seperti halnya motor-motor listrik pada sistem kereta listrik, lokomotip pada sistem
kereta api dan kereta diesel, ataupun adanya mesin bensin atau diesel pada bus kota.
Dengan konsep itu, maka wagon Aeromovel akan sangat ringan, kira-kira 1/3 berat wagon kereta
konvensionil.
Keadaan ini lebih lanjut membawa kemudahan-kemudahan dalam konstruksi dan pemeliharaan
system Lintasan Aeromovel dapat dibuat melayang, agar diperoleh sistem transportasi yang
lancer tanpa menyebabkan gangguan ataupun menambah padatnya lalu lintas yang ada.
Konstruksi lintasan Aeromovel adalah sederhana, sehingga dapat dibuat dalam sistem modul,
yang memungkinkan penyelesaian konstruksi yang cepat, tanpa menyebabkan gangguan pada
daerah sekitarnya. Dapat memuat penumpang lebih banyak.
Dengan tidak terdapatnya motor-motor atau mesin penggerak pada wagon-wagon
Aeromovel, maka Aeromovvel akan dapat meluncur dengan tingkat kebisingan yang sangat
rendah, tidak menyebabkan polusi pada udara sekitarnya karena tidak adanya gas buang;
demikian pula fungsi roda hanyalah sebagai bola bantalan yang menuntun wagon melewati rel,
yang tidak mempunyai daya traksi.

DONI DAROY / 0704101010117


Dalam hal perawatan, kemudahan diperoleh karena tenaga-tenaga penggerak yang berupa
Blower diletakkan pada lokasi yang tetap, sehingga bila terjadi suatu kerusakan pada blower
dapat lebih mudah diatasi tanpa harus menghentikan operasi Aeromovel.
Demikian pula kerusakan pada wagon-wagon Aeromovel, dapat diselesaikan dibengkel atau
workshop Aeromovel, yang dapat dibangun disuatu tempat, bahkan mungkin dilingkungan
stasiun. Karena ringannya, wagon Aeromovel dapat diangkut dengan mempergunakan sarana
angkutan yang biasa.
Untuk keperluan penerangan didalam wagon, mengatur sistem kondisi udara, sistem
pembuka/penutup pintu wagon, diperlukan listrik, yang diacu oleh pusat kendali.
Catu listrik ini dialirkan lewat rel, pada tegangan yang cukup rendah (55 volt ac).
Level tegangan ini tidak membahayakan. Dalam sistem kereta listrik konvensionil, diperlukan
tegangan listrik pada tegangan hingga ribuan volt, sehingga diperlukan konstruksi dan
pengamanan tersendiri.

DONI DAROY / 0704101010117


BAB IV
SISTEM PENGENDALIAN

A. Sistem Operasi Manual


Pengendaliannya didasarkan pada waktu antara stasiun dan waktu berhenti di stasiun yang
berikutnya. Sehingga patokan waktu untuk bergerak kereta berikutnya adalah waktu perjalanan
antara stasiun di tambah waktu berhenti distasiun dari kereta yang sebelumnya. Metode ini
menghasilkan patokan waktu untuk bergerak yaitu 120 detik, sehingga didapat 29 kereta per jam.
Untuk dua dan tiga rangkaian wagon dengan kapasitas 300 dan 450 penumpang pada jam-jam
sibuk dapat diangkut per jam: 300 x 29 = 8700 orang 450 x 29= 10350 orang.

B. Sistem Operasi Semi Otomatis


Pengendalian secara semi automatic ini dapat menaikkan kapasitas angkut melalui pengawasan
yang lebih ketat terhadap pengendalian wagon-wagon tersebut sepanjang jalur operasi.
Patokan untuk bergerak dari wagon yang berikutnya hanya berdasarkan pada waktu antara
stasiun saja, sehingga keberangkatan wagon berikutnya dapat dilakukan setelah wagon di
depannya tiba pada suatu stasiun.

C. Sistem Operasi Otomatis


Pengendalian secara automatic memungkinkan pengendalian dan pengontrolan secara sentral
dari suatu pos. Karena sistem ini menggunakan power plant yang permanent, pengontrolan dapat
lebih mudah.

D. Tenaga Penggerak
Blower udara yang merupakan tenaga penggerak Aeromovel, dipasang pada lokasi-lokasi
strategis sepanjang lintasan Aeromovel, dalam suatu konstruksi yang kedap suara. Blower udara
digerakkan dengan tenaga listrik.

DONI DAROY / 0704101010117


BAB V
KELEBIHAN AEROMOVEL

Bagi masyarakat yang tinggal disekitar lintasan Aeromovel mempunyai kelebihan:


 Wagon-wagon Aeromovel SHS – 23 sangat ringan, (kira-kira 1/3 berat wagon kereta
api), namun mempunyai daya tampung 2x dari bus kota. Satu wagon mampu menampung
120 penumpang. Empat wagon dapat dirangkai menjadi satu kesatuan kereta Aeromovel
SHS – 23 dengan daya tampung 480 penumpang.
 Perbandingan antara berat muatan terhadap berat sendiri yang besar, mengakibatkan tidak
diperlukannya sstruktur lintasan yang kuat. Lintasan Aeromovel dapat dibuat melayang
dengan hanya menggunakan 1 pilar yang ramping, dengan bentangan sekitar 25 s/d 35 m
antara 2 pilar. Dengan demikian lintasan Aeromovel SHS – 23 dapat dilewatkan pada
daerah-daerah padat lalu lintas, tempat parker, ataupun penyeberangan jalan, tanpa
menyebabkan gangguan apapun.
 Udara yang dihembuskan oleh blower udara, sebagai tenaga bergerak, samasekali tidak
akan menimbulkan polusi terhadap lingkungan.
 Baik pilar maupun bentangan lintasan Aeromovel dibuat secara pre-fabricated, pre-cast,
sehingga pelaksanaan pemasangan lintasan tersebut tidak akan menimbulkan gangguan
pada daerah sekitarnya, dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
 Kereta wagon Aeromovel sama sekali tidak memiliki mesin-mesin penggerak pada
konstruksinya, maka tingkat kebisingan yang dihasilkan lebih kecil dari suara mobil
ataupun bus kota, menyebabkan Aeromovel dapat dengan tenang meluncur diantara
gedung-gedung ataupun perumahan penduduk.

Bagi pemerintah, sistem Aeromovel memberikan keuntungan ditinjau dari segi ekonomi:
 Biaya pemasangan yang murah
 Pemakaian lahan yang minimum
 Kebutuhan energy yang kecildan tenaga listrik untuk menjalankan sistem blower

DONI DAROY / 0704101010117


Bagi pengelola, sistem Aeromovel memberikan keuntungan sebagai berikut:
 Adanya otomatisasi dalam cara operasi Aeromovel, akan mampu menekan biaya operasi.
 Keandalan yang tinggi, karena sistem yang sederhana.
 Biaya perawatan yang rendah mengingat Aeromoveladalah kendaraan yang ringan dan
sederhana.

Dengan tidak terdapatnya motor-motor atau mesin penggerak pada wagon-wagon


Aeromovel, maka Aeromovvel akan dapat meluncur dengan tingkat kebisingan yang sangat
rendah, tidak menyebabkan polusi pada udara sekitarnya karena tidak adanya gas buang;
demikian pula fungsi roda hanyalah sebagai bola bantalan yang menuntun wagon melewati rel,
yang tidak mempunyai daya traksi. Dalam hal perawatan, kemudahan diperoleh karena tenaga-
tenaga penggerak yang berupa Blower diletakkan pada lokasi yang tetap, sehingga bila terjadi
suatu kerusakan pada blower dapat lebih mudah diatasi tanpa harus menghentikan operasi
Aeromovel.
Demikian pula kerusakan pada wagon-wagon Aeromovel, dapat diselesaikan dibengkel atau
workshop Aeromovel, yang dapat dibangun disuatu tempat, bahkan mungkin dilingkungan
stasiun. Untuk keperluan penerangan didalam wagon, mengatur sistem kondisi udara, sistem
pembuka/penutup pintu wagon, diperlukan listrik, yang diacu oleh pusat kendali.
Catu listrik ini dialirkan lewat rel, pada tegangan yang cukup rendah (55 volt ac).
Level tegangan ini tidak membahayakan. Dalam sistem kereta listrik konvensionil, diperlukan
tegangan listrik pada tegangan hingga ribuan volt, sehingga diperlukan konstruksi dan
pengamanan tersendiri.

Keuntungan dari Aeromovel mengalir langsung dari sistem konsep-konsep yang tidak
rumit dan sangat tinggi muatan terhadap perbandingan berat. Ini memberikan bukti dalam
mengurangi instalasi, operasi dan pemeliharaan biaya dibandingkan dengan jalan transit
konvensional.

DONI DAROY / 0704101010117


BAB VI
SEJARAH DAN PENGEMBANGAN SITEM AEROMOVEL

Nama "Aeromovel berasal dari tiga istilah yang mendefinisikan konsep: "Aerodinamis,"
"Gerakan", dan "Diangkat." Pengembangan ini bertujuan menggabungkan biaya modal yang
rendah, kinerja tinggi, cepat pelaksanaan, kompatibilitas lingkungan, kenyamanan dan
kehandalan melalui teknologi unik propulsi pneumatik. menggunakan roda baja dan rails pada
jalan yang ditinggikan, dirancang untuk aplikasi aman, ekonomis dan ramah lingkungan.

Angkutan urban inovatif ini sedang dikembangkan di Brasil. Sistem Aeromovel yang
disebut orisinal dikonsep oleh pertengahan 70 an. Sistem ini terdiri dari kendaraan yang
bepergian pada guideways tinggi. Perbedaan utama antara Aeromovel dan lebih konvensional
Pemindah otomatis atau Monorel berada di penggerak yang pneumatik. Rendah-tekanan dan
tinggi-kecepatan aliran udara, dihasilkan oleh stasioner unit yang terletak di sepanjang interval
(disebut "Kekuatan penggerak unit" atau PPUs), dan bertindak pada permukaan memblokir
propulsi kaku terhubung ke kendaraan.Jalan ini terdiri dari prefabrikasi modular tabung
beton. Permukaan atas tabung memiliki slot longitudinal yang menyediakan pylons
menghubungkan propulsi piring yang bergerak di dalam tabung untuk kendaraan. Kendaraan
naik di atas rel konvensional untuk pesawat atas tabung.
Kecepatan kendaraan ditentukan oleh tekanan udara diferensial yang dikendalikan oleh cara dari
katup dan/atau kecepatan rotasi PPUs.

Selain fitur umum yang timbul dari sistem yang ditinggikan, seperti sedikit lalu lintas
gangguan selama konstruksi, naik bebas gangguan eksklusif right-of-way, dan minimum
gangguan tanah lalu lintas, Aeromovel menawarkan serangkaian keuntungan tambahan yang
penting. Propulsi eksternal memungkinkan pengoperasian kendaraan sangat ringan (berat mati
hanya 29 kg penumpang) yang pada gilirannya menghasilkan investasi yang relatif lebih rendah
untuk membangun trackway dan energi konsumsi. Seperti traksi independen dari roda,
Aeromovel mengatasi keterbatasan yang ditetapkan oleh interaksi antara baja roda dan rails pada
tahap percepatan dan perlambatan.

DONI DAROY / 0704101010117


Penyelidikan konsep Aeromovel dimulai pada tahun1977 ketika kendaraan penumpang
tunggal rudimental dipasang di jalan sepanjang 30 meter. Sejak tahun 1979, dengan partisipasi
dari EBTU, badan Ministry of Transport, yang bertanggung jawab atas kebijakan angkutan urban
Brasil, Aeromovel telah dikembangkan dari model untuk bidang implementasi. Garis panjang
eksperimental 550 meter dengan kurva radius 15 meter dan gradien 10 persen, dioperasikan oleh
16 kursi-kendaraan, membentuk dasar untuk set pertama tes kinerja.
Tahap pembangunan kedua dimulai pada tahun 1981, dengan pembangunan trackway
tinggi skala penuh yang di mana kendaraan penumpang disisipkan sebanyak 150 unit. Setelah
periode tes yang pendek, otoritas transportasi metropolitan dari Porto Alegre mengidentifikasi
beberapa lokasi untuk pembangunan jalur. Proyek garis jalur terdiri dari pembangunan 1060
meter jembatan,

Pada tahun 1988 grup Indonesia diberikan hak untuk menggunakan teknologi Aeromovel
di putaran 3.2 km sebagai proyek jalur kereta untuk Jakarta. Dengan dukungan dari para
insinyur Brasil, Indonesia selesai dengan sistemnya dalam 8 bulan. Sistem di Jakarta dengan tiga
kendaraan, unit propulsi lima dan enam stasiun telah dalam pendapatan operasi sejak 1989.

Pada tahun 2010 baris baru Aeromovel baru akan dimulai pembangunannya. Dan akan
menjadi sistem shuttle yang menghubungkan stasiun kereta api terdekat ke bandara internasional
Filho Salgado, terdiri dari 1-km-panjang jalan tinggi. Jalur ini diperkirakan menjadi model untuk
kota-kota Brasil lain dan menawarkan alternatif yang inovatif untuk transportasi urban.

DONI DAROY / 0704101010117


BAB VII
TINJAUAN PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/54278174/1/aeromovel-Waterway
http://archive.kaskus.us/thread/4905211
http://www.aeromovel.com/
www.tamanmini.com/wisata/WSarana/.../Aeromovel-Indonesia

DONI DAROY / 0704101010117

You might also like