You are on page 1of 17

DASAR-DASAR KOMPRESOR

I. PENDAHULUAN
Kompresor adalah mesin yang digunakan untuk memampatkan fluida kompresibel (udara
atau gas). Peristiwa pemampatan fluida ini secara sederhana dapat diterangkan sbb :

Fluida akan selalu memenuhi hukum pascal,


dimana tekanan yang dikenakan pada suatu
bagian fluida di dalam bejana tertutup akan
diteruskan ke segala arah.
Pada gambar di bawah, fluida ditempatkan upada
sebuah bejana silinder dengan luas penampang a
dan kedalaman 1. Fluida dimampatkan dengan
gaya tekan P melalui sebuah torak, maka tekanan
dalam fluida adalah :
F
P = -------
A

Energi gas yang disimpan dalam bejana ini dapat disalurkan ke tempat lain melalui pipa.
Yang perlu mendapat perhatian pada proses pemampatan gas adalah terjadinya kenaikkan
temperatur pada waktu pemampatan, dan adanya pendinginan pada waktu pemuaian, serta
kebocoran yang mudah terjadi.
Dalam industri kimia, digunakan bermacam-macam kompresor, baik jenis maupun ukuran,
tergantung dari kebutuhan yang diinginkan, pemilihan biasanya berdasarkan dasar-dasar
termodinamis dan selalu melibatkan beragam pabrik pembuat, untuk mendapatkan mesin
yang sesuai dengan kebutuhan.
Secara umum, kompresor dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :
1. Dinamis (Turbo Compressor), yang terbagi dua :
a. Kompresor aksial.
b. Kompresor sentrifugal.
Metode mekanis untuk menaikkan tekanan pada kompresor ini adalah dengan
menaikkan kecepatan fluida, yang kemudian energi kecepatan ini dirubah menjadi
energi tekanan.
2. Kompresor Perpindahan Positif (Positive Displacement), yang dibagi dalam dua
katagori, yaitu :
a. Bolak-balik (reciprocating)
b. Putar (Rotary)
Pada kompresor jenis ini, pemampatan gas dilakukan dengan cara memperkecil
volumenya.

1
2
I. KOMPRESOR DINAMIS.
Kompresor ini dibagi dalam dua kategori, yaitu :
a. Kompresor sentrifugal
b. Kompresor aksial.
Daerah operasi kapasitas inlet dari kedua kompresor ini berbeda, dimana untuk kompresor
sentrifugal antara 500 ~ 200.000 acfm, sedangkan kompresor aksial mempunyai daerah
operasi antara 75.000 ~ 600.000 acfm.
Dalam gambar 2 digambarkan daerah perkiraan penggunaan dari kompresor
‘reciprocating’, sentrifugal dan aksial.
Disini terlihat bahwa kompresor aksial dapat beroperasi pada kapasitas yang besar.
Meskipun demikian, yang paling banyak dipakai dalam industri adalah sentrifugal karena
daerah operasinya lebih luas. Dengan demikian majunya teknologi, maka sekarang daerah
operasi kompresor sentrifugal semakin luas sehingga untuk batas operasi kapasitas atasnya
hampir atau dapat dikatakan menyamai kompresor aksial.
Kompresor aksial biasanya digunakan untuk udara, gas-gas bersih dan gas yang tidak
korosif.
Perbandingan tekanan pertingkat dibatasi oleh temperatur keluaran gas, biasanya untuk
kompresor sentrifugal .......400 OF dan untuk kompresor aksial sebesar .......600 OF.
Temperatur batas yang lebih rendah pada kompresor sentrifugal disebabkan :

3
Adanya diafragma diantara impeler, yang cenderung untuk mengembangkan panas secara
radial dengan naiknya temperatur.
Untuk kompresor sentrifugal, impeler tunggal biasanya dapat mengembangkan head
politropis sebesar (10.000 ~ 12.000) lbs.ftlb, nilai ini besarnya dua kali lipat dibandingkan
dengan kemampuan impeller kompresor aksial yang hanya 4.500 ~ 6.000 lbs.ftlb. Oleh
sebab itu untuk mencapai tekanan yang sama seperti pada kompresor sentrifugal,
kompresor aksial harus mempunyai tingkat impeller yang dua kali lebih banyak.
Daerah operasi untuk kompresor sentrifugal ada diantara 50 ~ 100% disain aliran. Apabila
daerah in dilewati (lebih rendah) operasi akan menjadi tidak stabil. Daerah operasi
kapasitas untuk kompresor axsial lebih pendek lagi yaitu antara 85 ~ 95% disain. Daerah
operasi tersebut bisa dirubah dengan menggunakan variasi kecepatan atau inlet vane yang
bisa diatur.
Pada umumnya kurva head vs kapasitas untuk kompresor sentrifugal pada kecepatan
konstan hampir lurus. Dengan minimun kapasitas alir (titik surge), total head naik mencapai
hanya 105 ~ 115% dari disain head. Untuk kompresor axial kenaikkan headnya ......120 ~
130% disain head.
Performans dari kompresor sentrifugal dapat didekati dengan aturan similarity, dimana :
Q (volumetric flow) n (rotating speed)
H (head ) ~ n2
P (power) ~ n3
Kadang-kadang kompresor aksial dipasang secara seri dengan kompresor sentrifugal.
Untuk mendapatkan volume gas yang besar, dengan head yang cukup tinggi maka
kompresor axsial diletakan (dipasang) di depan.
Keuntungan penggunaan kompresor senstrifugal
1. Pada daerah kapasitas 200 ~ 200.000 cfm (tergantung rasio tekanan) masih bisa
“SINGLE” unit sehingga ekonomis (dengan kata lain daerah operasi besar).
2. Variasi aliran kapasitas cukup besar, dengan head yang tidak banyak berubah.
3. Bisa langsung menggunakan driver (mis : steam turbine) karena putaran /kecepatan
tinggi.
4. Karakteristik pulsasi halus (fluktuasi aliran kecil).
5. Pemeliharaan lebih mudah.
Kerugian :
1. Sensitif terhadap perubahan Berat Molekul gas yang dikompresikan.
Perubahan berat molekul dapat menyebabkan tekanan discharge naik, tinggi atau
rendah.
2. Kecepatan rotor (impeller) yang tinggi dibutuhkan untuk menaikkan tekanan, karena itu
dibutuhkan material yang tahan tegangan, dan balansing harus selalu dilakukan.

4
3. Kenaikkan pressure drop sistem dapat menyebabkan penurunan yang besar pada hasil
kompresi.
4. Dibutuhkan sistem pelumasan yang lebih kompleks.

BAGIAN UTAMA KOMPRESOR SENTRIFUGAL


1. Rotor :- Poros
- Impeller
2. Inlet nozzle (nosel masuk)
3. Inlet diafragma
4. Difuser
5. Return diafragma (volute)
6. Outlet nozzle (nosel keluar)
7. Seals (perapat)
8. Bantalan (bearing)
9. Casing.

A. IMPELER.
Bagian ini terpasang pada poros dan merupakan bagian yang berputar. Kecepatan putar
dari kompresor dibatasi oleh tegangan yang terjadi impeler. Aliran rendah dengan
kecepatan tinggi akan mempunyai pengaruh yang sama terhadap level tegangan yang
terjadi dengan kondisi kompresor pada aliran besar, kecepatan rendah.
Impeller berfungsi untuk merubah energi mekanik poros penggerak menjadi energi
kinetik (kecepatan).
Untuk mendapatkan tekanan keluar kompresor yang tinggi digunakan impeller
bertingkat.
Berdasarkan disain sudunya (blade), impeller mempunyai beberapa tipe, yaitu :
a. ‘Backward learning blade’, dimana kondisi sudut keluar lebih kecil dari 90O.
b. ‘Radial blade’ dengan sudur keluar 90O.
c ‘Forward learning blade’ dengan sudut keluar > 90O.
Dari bentuknya, impeller dikategorikan dalam 2 jenis yaitu :
1. Shroudless Impeller (Impeler terbuka).
Keuntungan :
– Tegangan yang terjadi lebih rendah dibanding tipe tertutup pada koefisien alir
yang sama dan kecepatan putar yang sama, dan berat shroud tidak disangga
impeller.
– Karena tegangan lebih rendah, bisa dioperasikan pada putaran yang lebih
tinggi.

5
– Dengan putaran yang lebih tinggi, bisa didapatkan kompresi rasio yang lebih
besar.
Jadi impeller terbuka cocok untuk kompresor tekanan tinggi dengan kapasitas yang
besar.

2. Shrouded Impeller (Impeler tertutup).


Ada beberapa jenis impeler tertutup, yaitu :
– Impeler tiga dimensi.
Keuntungan yang utama :
Aliran yang mengalir pada blade sangat baik dan dengan kondisi inlet yang
baik, akan didapatkan perbaikan pada performansnya.
– Impeler dua dimensi :
Blade mempunyai part silinder atau kombinasi silinder yang tegak lurus
permukaan hub dan shroud. Konstruksi dan disain ini cocok untuk daerah aliran
kecil (kapasitas yang rendah).
– Impeler wedge (Baji) :
Jenis impeler ini didisain untuk aliran yang sangat rendah. Saluran yang ada
berbentuk segi empat (channel square), sehingga sudunya berbentuk baji.

6
B. BAGIAN-BAGIAN DIAM
1. NOSEL MASUK (INLET NOZZLE).
Fungsi : Mempercepat aliran fluida dari flens masukan ke ‘impeler eye’ dengan
kerugian minimum dan profil kecepatan seragam.
Distribusi kecepatan pada ‘inlet impeler’ akan sangat berpengaruh pada efisiensi
impeler.
Jenis nosel masuk :
a. Aksial :
Aliran masuk fluida berbentuk tirus dengan arah sejajar poros, menghasilkan
distribusi kecepatan yang seragam pada ‘inlet impeller’. Jenis ini cocok
digunakan untuk kompresor satu tingkat.

b. Volute :
Biasanya digunakan untuk kompresor bertingkat banyak karena lebih kompak
(penggunaan jenis ini lebh memakan ttempat). Distribusi kecepatan tidak
seragam dan cenderung mengikuti radius dalam. Untuk mengatasi hal ini
disediakan jarak yang cukup agar aliran impeller berarah aksial.

2. INLET DIAPHRAGM.
Fungsi : Mengarahkan aliran ke arah ‘impeller eye’ dengan baik, tanpa
menimbulkan perubahan yang drastis antara hub dan shroud.
Untuk mendapatkan distribusi kecepatan yang baik sangatlah sukar, karena bentuk
aliran dalam kompresor rumit. Agar didapatkan unjuk kerja yang baik dalam
distribusi kecepatan ini, kita berpegang pada pertimbangan lapisan batas, beban
impeller dan kecepatan relatif yang timbul.

3. INLET GUIDE VANE.


Biasanya digunakan sebagai perpanjangan dari ‘inlet diaphragm’. ‘Guide vane’ ini
bisa diam bisa juga bergerak. Tipe dari bagian ini adalah :
– Pre rotation
– Counter rotation
– Radial inlet.

4. DIFUSER.
Fungsi : Merubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
Jenis difuser :
‘Vane dan Vaneless difuser’.
a. Vaneless difuser digunakan apabila kondisi operasi kompresor berubah
alirannya atau ada kemungkinan kotornya fluida yang mengalir.
b. Penggunaan vane difuser akan memperbaiki kecepatan yang lebih baik
dibanding yang pertama.

7
5. VOLUTE.
Volute atau pengumpul digunakan untuk mendapatkan kecepatan rata-rata yang
konstan sepanjang aliran.
Ada dua jenis volute, yaitu : asimetri dan simetri.

6. OUTLET NOZZLE.
Setelah volute, selalu dipasang outlet nozzle dengan luas yang sama dengan luas
keluaran volute.

8
7. BANTALAN.
Pada umumnya dipasang dua bantalan yaitu : ‘main bearing’ berupa ‘journal
bearing’ dan ‘thrust bearing’ untuk menahan gerakan aksial.
‘Journal bearing’ dipasang di dua sisi, baik sisi dalam maupun luar (inboard dan
outboard), sedangkan ‘thrust bearing’ hanya dipasang pada satu sisi.
8. PERAPAT MEKANIS (MECHANICAL SEAL).
Seal digunakan agar tidak ada bocoran gas yang keluar dari sistem. Untuk itu harus
dipilih seal yang benar-benar sesuai.

C. BALANCING PISTON
Kompresor aliran tunggal (selalu tidak seimbang) satu sisi suction bertekanan rendah,
dan yang lainnya lebih tinggi. Karena itu dibutuhkan gaya untuk menyeimbangkannya.
Gerakan aksial (impeler thrust) mengarah ke daerah bertekanan rendah, dan diatasi
dengan pemasangan piston pembalans pada ‘discharge end’, seperti terlihat pada
gambar berikut ini.

9
Tekanan keluaran dipindahkan ke sisi masukan, sehingga beban yang diterima oleh
thrust bearing lebih kecil.
Pada kompresor pemasukan ganda atau back to back impeler (yang gaya thrust saling
menghilangkan) biasanya tidak membutuhkan ‘balancing drum’.
BATAS KAPASITAS (DAERAH KESTABILAN KOMPRESOR)
Batas kapasitas minimum, dalam kompresor sentrifugal biasanya disebut ‘SURGE’
terjadi pada kapasitas 50% desain inlet kapasitas, pada putaran disain. Sampai saat ini
masalah ini masih merupakan masalah yang sering terjadi di lapangan.
Kejadiannya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jika kompresor bekerja pada putaran konstan, kita tutup sedikit katup keluar
untuk/sehingga tahanan sistem naik, karena itu head akan naik. Apabila katup keluar
terus dikecilkan, kapasitas aliran semakin kecil. ini diulangi sampai titik head
maksimun yang mampu dilakukan kompresor. Pada titik tertentu (dibawah batas
surge), karakter kompresor untuk head membentuk slope, sehingga kemampuan
penekanannya menjadi lebih rendah. Pada kondisi ini terjadi tekanan balik yang
membuat aliran kembali. Apabila katup keluaran tidak secepatnya dibuka kejadian
aliran balik terulang sehingga menimbulkan suara gaduh. Inilah yang disebut
SURGING.
Batas atas kapasitas diindikasikan oleh gejala STONEWALL. Hal ini terjadi apabila
kecepatan gas mendekati kecepatan sonic disuatu tempat pada kompresor, biasanya di
‘inlet impeler’. Gelombang kejut akan terjadi akibat kecepatan tinggi tersebut
menyebabkan terjadi choking dan secara tiba-tiba akan menurunkan tekanan keluar
dengan diikuti kapasitas sedikit naik. Stone wall biasanya tidak menjadi masalah pada
kompresor udara atau gas-gas yang ringan, baru jika gasnya lebih berat dibandingkan
udara, masalah ini timbul, dan biasanya disebabkan kenaikkan berat molekul.
Pada waktu pengoperasian dapat dilakukan beberapa alternatif kemungkinan untuk
menjaga agar tekanan konstan.
(lihat gambar).

10
GAMBAR -9 GAMBAR -10

PROTEKSI SURGING :
1. MIN FLOW :
Paling sederhana. Pada sistem ini kompresor beroperasi pada kecepatan konstan dengan
sifat gas tetap, tekanan masuk dan temperatur dijaga tetap.
2. MIN FLOW DENGAN KONTROL KECEPATAN AUTOMATIS :
Dilakukan dengan mengatur putaran kompresor pada aliran yang minimum.
3. SISTEM KECEPATAN ALIRAN :
Menggunakan kecepatan kompresor untukm menghitung titik pengesetan, karena itu titik
surging merupakan fungsi kecepatan kompresor.
4. POSISI GUIDE VANE :
Inlet guide vane digunakan untuk mengatur aliran. Pada kecepatan konstan, guide vane
diatur untuk mendapatkan titik back flow aliran untuk kompensasi perubahan titik surge.

5. P. KONTROL :
Terbaik karena tidak tergantung pada kecepatan dan kondisi masukan. Locus dari garis
surging dan titik pengesetan anti surge dihitung dari persamaan .
P = kh + b

P = perbandingan tekanan keluar dan masuk


h = perbandingan tekanan sepanjang orifice suction kompresor
k = konstanta

11
b = bias untuk kontrol yang tepat surging line dengan surging line awal.

GAMBAR - 11

II. KOMPRESOR PERPINDAHAN POSITIF.


Kompresor jenis ini dikatagorikan ke dalam dua jenis, yaitu kompresor putar (rotary) dan
Kompresor bolak balik (reciprocating).
Pada tipe ini, ciri yang utama adalah kapasitasnya yang konstan dengan variasi tekanan
keluaran. gambar dibawah ini memperlihatkan kurva penampilan kompresor bolak balik,
dengan asumsi temperatur dan tekanan masuk serta tekanan keluaran konstan. Kapasitas
berubah dengan berubahnya putaran atau ‘suction valve unloading’. Disini terlihat variasi
perubahan aliran kecil dengan perubahan tekanan yang besar.

12
1. Kompresor Bolak Bolak (Reciprocating Compressor).
Biasanya dipergunakan untuk kapasitas yang tidak terlalu besar (50 s/d 25.000 m3/h
dengan tekanan tinggi (bisa mencapai 3.500 kg/cm2).
Siklus yang terjadi pada kompresor ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Langkah isap terjadi dari D ke A, langkah kompresi terjadi dari A ke B dan langkah
keluaran dari B ke C. Langkah ekspansi terjadi dari C ke D.
Kerja kompresor bolak balik dan bagian-bagian utama kompresor digambarkan
dibawah ini :

13
a. Silinder.

Silinder mempunyai bentuk silindris, dimana torak (piston) bergerak bolak-balik


untuk mengisap dan memampatkan.
Bagian yang selalu bergesekan dengan silinder adalah cincin piston yang berfungsi
untuk mencegah kebocoran.
Dengan adanya gesekan akan selalu timbul keausan. Keausan yang masih bisa
ditolerir 1 persen dari diameter silinder. Apabila silinder aus > 6,3 mm, dilakukan
perbaikan dengan memasang bushing untuk mendapatkan diameter silinder yang
orisinal. Finishing permukaan dalam yang harus dicapai adalah 0,08 ~ 0,025 mm.
Untuk mengeluarkan panas yang timbul akibat pemampatan digunakan bermacam
cara, diantaranya dengan pendinginan air yaitu dengan membuat selubung air di luar
silinder atau dengan pendinginan udara, yaitu dengan membuat sirip-sirip pada
dinding lar silinder

b. Piston dan Cincin Piston.


Untuk mengurangi gaya inersia dan getaran yang ditimbulkan oleh gerakan bolak-
balik, piston harus dirancang seringan mungkin. Bentuknya harus dirancang agar
dapat mengatasi pengaruh pemuaian pada saat langkah kompresi.
Cincin piston dipasang pada alur-alur sekeliling piston dan berfungsi untuk
mencegah kebocoran antara permukaan piston dengan silinder. Jumlah cincin piston
bervariasi tergantung tekanan operasinya. Piston dengan tekanan operasi dibawah
21 kg/cm2 biasanya mempunyai 2 ~ 4 cincin piston. Ring (cincin) diupayakan
menekan silinder liner dengan gap pada potongan cincin sebesar 2,5 mm.
Bahan cincin piston yang biasa dipakai adalah cast iron, cast steel dengan paduan
khusus. Untuk kompresor yang non-lubricated, biasanya dipakai cincin carbon atau
reflon yang bersifat melumasi sendiri.

c. Katup.
Katup isap dan keluar dapat membuka dan menutup sendiri sebagai akibat dari
perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dan bagian luar silinder.
Frekwensi kerja dari katup ini merupakan yang paling tinggi diantara bagian lain
dalam kompresor.
Katup keluar bekerja pada kondisi yang sangat berat, karena dilalui oleh gas dengan
temperatur tinggi dan sering macet karena karbid yang melekat, yang terbentuk dari
minyak dan terbawa oleh aliran udara.

d. Packing Rod.
Packing piston rod merupakan elemen yang penting, karena mencegah kebocoran
yang terjadi dari silinder. Packing ini bergesekan langsung dengan piston rod.
Meterial yang dipakai sebagai packing biasanya adalah asbestos untuk tekanan
rendah, dan packing metal untuk tekanan tinggi.
Jumlah packing yang dipasang tergantung pada kondisi operasi kompresor, dimana
untuk tekanan lebih kecil dari 14 K digunakan 3 cincin packing.
Packing logam dapat mentolerir keausan rod sebesar 0,15 persen dari diameter rod.

14
e. Poros Engkol dan Batang Penghubung.
Bagian ini merupakan bagian yang mengubah gerak putar menjadi gerakan bolak
balik. Poros engkol dibuat dari baja tempa karena memerlukan kekuatan yang besar
dan tahan aus.
Bantalan pada ujung batang penghubung (yang kecil) akan mengalami beban
tumbukan yang besar karena gerakan bolak balik dan tekanan gas yang berubah-
ubah setiap putaran. Dengan demikian pelumasan dan bahan metal bantalan harus
dipilih secara seksama (biasanya digunakan paduan tembaga).
f. Alat pengatur kapasitas.
Alat ini digunakan untuk dapat mengatur volume gas yang diisap agar sesuai
dengan laju aliran keluar yang dibutuhkan. Beberapa macam alat pengatur kapasitas
adalah : pembebas beban katup isap dan pembebas beban dengan pemutusan
otomatik.
g. Pelumasan.
Bagian kompresor yang memerlukan pelumasan adalah bagian-bagian yang saling
meluncur, seperti silinder, piston, kepala silang, bantalan, batang penghubung.
Tujuan pelumasan sendiri adalah mencegah keausan, merapatkan cincin torak,
mendinginkan bagian yang saling bergesek dan mencegah pengkaratan.
Kompresor yang bebas pelumasan biasanya digunakan pada industri makanan dan
obat, dengan maksud untuk menghindari kontaminasi sepanjang piston.
Bagaimanapun kita harus hati-hati dalam penggunaan pelumas, pemilihan yang
tepat akan menambah umur kompresor. Pelumasan yang terlalu banyak akan
menimbulkan karbonisasi pelumas pada katup yang akan menyebabkan lengket dan
panas yang berlebih.
Masalah terbesar dari kompresor pelumasan adalah kotor dan kelembaban, yang
akan menghalangi oil film (merusak).

PERHITUNGAN EFISIENSI VOLUMETRIK


Volume gas yang dimampatkan : VS
VS = (......../4) D2.S
dimana : D = diameter piston
S = langkah piston
Perpindahan piston :
VS x N = (...../4)D2.S.N m3/menit
untuk kerja ganda :
(......./4)D2.S.N + (....../4) (D2 – d2) S.N
dimana : d = diameter piston rod
N = putaran/menit.
Perpindahan piston menyatakan kemampuan teoritis piston untuk menghasilkan gas
setiap menit.
Qs
ef.vol = .....vol = -------
Qth
dimana : Qs = volume gas yang dihasilkan pada T & P isap
Qth = perpindahan piston.

15
Dari perumusan diatas diperoleh perumusan untuk menghitung efisiensi volumetris,
yaitu :
.....vol = 1 - ......[ (Pd/Ps)1/n – 1 ]
dimana : ..... = volume sisa/langkah
Pd/Ps = Perbandingan tek keluar/tek isap
n = koefisien ekspansi gas yang tertinggal dl.vol sisa.
2. Kompresor Putar.
Ada beberapa jenis kompresor putar yaitu :
a. Kompresor jenis sudu luncur (Sliding vane).
Kompresor ini mempunyai rotor bersudu dan berputar dalam stator berbentuk
silinder. Sudu dipasang pada alur di sekeliling rotor dan ditekan ke dinding silinder
oleh pegas di dalam alur. Cara pemampatan gas di dalam kompresor dapat
diterangkan seperti dalam gambar.

b. Kompresor jenis sekrup (screw).


Kompresor ini mempunyai sepasang rotor berbentuk sekrup berputar serempak
dalam arah yang berlawanan dan saling mengait seperti roda gigi. Cara pemampatan
gas dalam kompresor ini digambarkan seperti di halaman berikut :
Jenis kompresor putar yang lain adalah :
c. ‘Rotary liguid ring’ yang biasanya digunakan untuk gas yang bersifat korosif
digunakan untuk kapasitas dari 8.500 m3/jam dengan tekanan 5 kg/cm2.
d. Straight lobe, biasanya digunakan untuk tekanan rendah dengan kapasitas 56.000
m3/jam.
Dibawah ini diberikan data aplikasi untuk kompresor putar disertai adiabatik
overallnya.

16
TABLE 1 – Rotary compressor data summary5

Maximum Normal Typical


Type Displacement Compression Over-all
acfm (inlet) Ratios Efficiency,%
Helical screw ........... 20.000 2:1 to 4:1 75

Spiral axial ............... 13.000 3:1 70

Straight lobe ............ 30.000 1.7:1 68

Sliding vane ............ 6.000 2:1 to 4:1 72

Liquid ring .............. 13.000 5:1 50

Kompresor putar mempunyai getaran yang relatif kecil dibandingkan dengan


kompresor bolak balik. Hal ini disebabkan sudu-sudu kompresor putar mempunyai
masa yang lebih kecil. Kompresor putar juga tida memakai katup sehingga fluktuasi
aliran yang terjadi jauh lebih rendah dibandingkan kompresor bolak-balik.
Kerugian yang terjadi pada kompresor ini adalah terjadinya gesekan dan kebocoran
yang besar pada sisi-sisi sudu.

17

You might also like