You are on page 1of 27

TUGAS MEMBUAT MAKALAH

PERKEMBANGAN DUNIA ISLAM ABAD 7-21

DI SUSUN OLEH: 1. NOVITASARI(14)

2. NIA NUVITA S.(11)

3. PATMAWATI(17)

4. SULASIH(30)

SMK MUHAMMADIYAH 03 GEMOLONG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
laporan laporan makalah tentang Perkembangan Islam pada Abad Petengahan ini dapat
diselesaikan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran PAI. Saya ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang Perkembangan Islam
pada Abad Petengahan. Dalam penulisan laporan ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya laporan ini tentu saja bukan hanya karena kemampuan kami semata-
mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlukiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Pengajar Mata Pelajaran PAI kelas X-5 yaitu Bapak
Abdul Malik yang telah membimbing.
Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari pengetahuan dan pengalaman kami
masih sangat terbatas dan jauh dari. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini menjadi lebih baik dan bermanfaaat.
Akhir kata dari kami, kami ucapkan terimakasih.

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Masa ini terentang sejak hancurnya kota Bagdad pada tahun 1258 M hingga pertengahan
abad ke - 18 M.pada masa kini umat Islam khususnya di wilayah jazirah Arab yang mengalami 3
fase yang dengan berdirinya kesultanan - kesultanan besar Islam dan terakhir fase kemunduran
kesultanan besar pada masa ini, Eropa Kristen Andaluasia (Spanyol), bahkan mereka berhasil
melampaui pencapaian kaum muslimin.
Puncak kejayaan umat Islam terjadi di masa khalifah Abdurahman ad Dakhil (756 - 785 M)
dan Khalifah Harun ar rasyid (786 - 809).Pada masa itu hanya ada dua negara superpower, yaitu
barat yang berkedudukan di Cordova dan timur berkedudukan di Bagdad .Keduanya sama-sama
negara pengetahuan, umat islam pernah berjaya selama kurang lebih 7 abad ( antara abad VII s.d
XIII ). Kejayaan tersebut menumbuhkan pusat-pusat keunggulan, baik di bidang pendidikan,
peribadatan, perekonomian, pertanian, pertanian, kedokteran, dan lain-lain.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Dunia Islam pada zaman abad pertengahan

Era keemasan Islam yang berlangsung dari abad ke-8 M hingga 13 M begitu banyak
meninggalkan warisan bagi peradaban manusia. Dalam masa kejayaannya, umat Islam ternyata
telah berhasil melakukan transformasi fundamental di sektor pertanian yang kini dikenal sebagai
Revolusi Hijau Abad Pertengahan atau Revolusi Pertanian Muslim.

Kala itu, para saudagar Muslim di sepanjang ‘dunia tua’ yakni Eropa, Asia, dan Afrika
sebelum abad ke-15 M , mampu membangun perekonomian global. Revolusi hijau telah
memungkinkan beragam tanaman berikut teknik bercocok tanamnya menyebar ke berbagai
penjuru dunia Islam. Pada era itu, berbagai teknik serta penyebaran berbagai hasil pertanian dari
luar dunia Islam dapat dengan mudah diadopsi.

Umat Islam pada abad pertengahan juga telah menjadi pelaku utama globalisasi hasil pertanian.
Ketika itu, tanaman asal Afrika seperti gandum, buah jeruk khas negeri tirai bambu Cina, serta
sejumlah tanaman asli dari India seperti buah mangga, beras, kapas, serta gula tebu ternyata
dikembangkan dan didistribusikan melalui tanah-tanah yang dikuasai Islam.

2.2 Perkembangan Islam pada zaman abad pertengahan

Pada tahun132 H/750 M, keturunan bani Umayyah ditumpas habis dan menandai
berkahirnya dinasti tersebut. Hanya Abdurrahman, satu-satunya keturunan bani Umayah yang
berhasil melarikan diri ke Andalusia dan mendirikan dinasti Umayyah II di daratan Eropa
tersebut. Sejalan dengan pesatnya perkembangan Islam di Asia dan Afrika, Islam juga menyebar
ke Eropa. Yaitu melalui tiga jalan sebagai berikut.

1. Jalan barat, yakni dilakukan dari Afrika Utara melalui Semenanjung Iberia di bawah pimpinan
thariq bin ziyad (711 M). Bahkan, tentara Islam dapat melewati Pegunungan Pirenia yang
akhirnya ditahan oleh tentara perancis di bawah pimpinan karel martel di kota poitiers (732 M).
Akhirnya, pemerintahan Khilafah Umayyah memipmpin di semenanjung Iberia yang dikenal
dengan bani Umayah II (711 M-1492 M) dengan ibukotanya Cordoba.

2. Jalan tengah, yakni dilakukan dari Tunisia melalui Sisilia menuju sepenanjung Apenina. Islam
dapat menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi dapat direbut kembali oelh bangsa Nordia pada
abad ke-11

3. Jalan timur, dimana pada tahun 1453, turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II berhasil
menaklukkan Byzantium dengan terlebih dahulu menyerang Konstantinopel dari arah belakang
yakni laut hitam sehingga mengejutkan tentara byzantium timur. Dari Byzantium, tentara turki
usmani terus melakukan perlawanan sampai ke kota Wina di Austria. Setelah itu, tentara Turki

Usmani mundur kembali ke Semenanjung Balkan dan menguasai daerah ini selama kurang lebih
empat abad. Baru pada abad ke-19, daerah ini berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Islam.
Akan tetapi, kota konstantinopel masih tetap dikuasai dinasty Umayyah dan berubah menjadi
Istanbul

2.3 Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan


Sesungguhnya Eropa banyak berhutang budi pada Islam karena banyak sekali peradaban
Islam yang mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol, perang salib dan sisilia. Spanyol sendiri
merupakan tempat yang paling utam bagi Eropa dalam menyerap ilmu pengetahuan dan
kebudayaan Islam, baik dalam bentuk politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Beberpa perkembangan Islam antara lain sebagai berikut.

1. Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti
Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas
tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan
itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan seklah dan
universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris
yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18
universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas
Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat

Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm
bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut
antara lain sebagai berikut.

A. Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas
kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter
pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher
menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang
didapatnya dari spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah
belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjan yang
termasyhur di negaranya
B. Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan

C. Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari
bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui kemampuan bahasa Arab dan bahasa latin yang
dimilikinya, ia dapat membaca nasakah asli dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu
pengetahuan, terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke
Universitas Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai karyanya tanpa
menyebut pengarang aslinya. Diantara bukuyang diterjemahkan antara lain adalah Al Manzir
karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam buku itu terdapat teori tentang mikroskop
dan mesiu yang banyak dikatakan sebagai hasil karya Roger Bacon.

D. Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac (940-1003 M) dan


pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di Cremona, Lombardea, Italia
Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol. Dengan bantuan sarjana muslim disana , ia berhasil
menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di antara karya
tersebut adalah Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan
sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al baitar
berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan penduduk non muslim
tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut

E. Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi
adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan pembantaian kaum muslim. Akan tetapi,
apabila kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri
tersebut diperlakukan dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak terganggu

F. Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya
diakui sebagai karya mereka sendiri.

2. Bidang politik

Terjadi balance of power karena di bagian barat terjadi permusuhan antara bani Umayyah
II di Andalusia dengan kekaisaran karoling di Perancis, sedangkan di bagian timur terjadi
perseteruan antara bani Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di semenanjung Balkan.
Bani Abbasyah juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam perebutan kekuasaan pada
tahun 750 M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan kekaisaran Byzanium timur dalam
memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah persekutuan antara Bani Abbasyah dengan
kekaisaran Karoling, sddangkan bani Umayyah II bersekutu dengan Byzantium Timur.
Persekutuan baru berakhir setelah terjadi perang salib (1096-1291)

3. Bidang Sosial Ekonomi


Islam telah menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453
M. Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah
menguasai daerah timur tengah yang ketika itu menjadi jalur dagan dari Asia ke Eropa. Saat itu
perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka menemukan
Asia dan Amerika

Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian
filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan
atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya
terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada
abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.

Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada
beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol. Bangunan-
bangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim mati terbunuh
secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang yang berisi
pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi
Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat
sehingga hanya menjadi kenangan.

2.4 Perkembangan kebudayaan islam pada abad pertengahan

Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari
Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan saat
itu antara lain sebagai berikut.

A. Al Farabi (780-863M)
Al Farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi mengarang
buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya aristoteles

B. Ibnu Rusyd (1120-1198)


Ibnu Rusyd memiliki peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga
menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut
kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada abad ke-16 M dan
rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada
salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan-perpustakaan Eropa dan
Amerika. Karya beliau dikenal dengan Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.

C. Ibnu Sina (980-1060 M)


Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota
Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit. Beliau juga
seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba wujud atau wahdatul wujud.
Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa. Karyanya yang terkenal dan penting dalam
dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran

2.5 Hikmah Sejarah Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan


Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada abad
pertengahan, diantaranya sebagai berikut.

1. Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan oleh Bani Abbasyah, perluasan wilayah Islam
masih terus dilanjutkan sehingga dengan demikian kebudayaan Islam tetap berkembang di
Eropa. Hal tersebut menandakan bahwa semangat kaum muslim dalam meraih cita-cita sangat
tinggi sehingga melahirkan persatuan dan kesatuan yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan
hal tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap perluasan wilayah, kaum muslim mampu menguasai
Spanyol dalam waktu sekitar delapan abad (711-1492 M) dan menguasai Semenanjung Balkan
sekitar 4 abad (1453-1918 M)

2. Niat yang tulus ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat dibutuhkan, ketika niat telah
berubah menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan cepat kehancuran akan
menimpa. Hal tersebut telah banyak dibuktikan pada peristiwa-peristiwa runtuhnya daulah bani
Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di Andalusia serta kerajaan atau pemerintahan
lain dimanapun berada

3. Penaklukan wilayah yang demikian luas dilakukan oleh kaum muslim saat itu berdasarkan pada
permintaan penduduk suatu negara yang ditindas oleh pemimpin mereka sendiri. Hal tersebut
dikarenakan penduduknya berada dibawah pemerintahan yang zalim atau karena kerajaan
tersebut telah mengganggu wilayah-wilayah Islam. Oleh karena itu, kaum muslim telah
bertindak sebagai pembebas masyarakat suatu negara dari tindakan pemerintah mereka yang
sewenag-wenang dan bukan bertindak sebagai penjajah atas suatu negara. Penduduk yang
dibebaskan tetap diberikan keleluasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan mereka
masing-masing meskipun upaya penyebaran agama Islam senantiasa dilakukan.

4. Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini salah satunya disebabkan jasa sarjana-sarjana
muslim yang telah menjadi mata rantai perkembangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat
Eropa saat itu.
2.6 Penghayatan terhadap Sejarah Kebudayaan Islam pada Abad Pertengahan
Ada banyak perilaku yang pat diterapkan sebagai cerminan penghayatan terhadap sejarah
perkembangan Islam di abad pertengahan yakni antara lain sebagai berikut.

1. Sejarah merupakan pelajaran bagi manusia agar di kemudian hari perilaku atau perbuatan kaum
muslim yang membuat kaum muslim dan umat manusia lainnya menderita tidqak terulang lagi.
Lemahnya persatuan umat Islam dapat dijadikan celah pihak lain untuk memundurkan peran
kaum muslim, baik dari kancah perekonomian maupun politik. Oleh karena itu, umat Islam
hendaknya mampu mengubah tata kehidupannya yang seimbang antara kepentingan duniawi dan
ukhrawinya serta senantiasa meningkatkan wawasan keislamannya melalui rujukan Al Qur’an
dan Hadis.

2. Umat Islam harus mengambil pelajaran dari negara barat. Mereka semula jauh tertinggal
dibandingkan dengan kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat Islam, tetapi kemudian
mereka dapat mengejar kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat Islam. Invasi Islam
terhadap Eropa seperti andalusia dan Semenanjung Balkan selama berabad-abad telah
memotifasi barat untuk mempelajari ilmu pengetahuan, tekhnologi dan kebudayaannya

3. Keberadaan cendekiawan pada masa perkembangan Islam abad pertengahan seperti Ibnu Sina,
Al Farabi, dan Ibnu Rusyd haurs menjadi inspirasi dan inovasi bagi uamt Islam untuk terus
mempelajari berbagai disiplin ilmu demi melanjutkan cita-cita perjuangan tokoh-tokoh muslim
pada abad pertengahan tersebut sehingga Islam mampu membawa rahmat bagi seluruh dunia.

Sebagaimana telah dijelaskan pada makalah-makalah sebelumnya, bahwa ketika tiga

kerajaan besar Islam sedang mengalami kemunduran di abad ke-18 M, Eropa Barat mengalami

kemajuan dengan pesat. Kerajaan Safawi hancur di awal abad ke-18 M, dan kerajaan Mughal

hancur pada awal paro kedua abad ke-19 M di tangan Inggris, yang kemudian mengambil alih

kekuasaan di anak benua India. Kekuatan Islam terakhir yang masih disegani oleh lawan adalah

kerajaan Usmani di Turki.1[5] Akan tetapi, yang terakhir ini pun terus mengalami kemunduran
demi kemunduran, sehingga ia dijuluki sebagai The Sick Man of Europe, orang sakit dari Eropa.

Kelemahan kerajaan-kerajaan Islam itu menyebabkan Eropa dapat mencaplok, menduduki, dan

menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah.

Memasuki pertengahan abad 20 M, dunia Islam bangkit memerdekakan negerinya dari

penjajah Barat. Pada periode ini, mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam Islam.

Gerakan pembaharuan itu, paling tidak muncul karena dua hal.2[6] Pertama, timbulnya

kesadaran di kalangan Ulama bahwa banyak ajaran-ajaran ‘asing’ yang masuk dan diterima

sebagai ajaran Islam. Ajaran-ajaran itu bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya,

seperti bid’ah, khurafat, dan takhyul.

Ajaran-ajaran inilah menurut mereka, yang membawa Islam menjadi mundur. Oleh

karena itu, mereka bangkit untuk membersihkan Islam dari ajaran atau faham seperti itu.

Gerakan ini dinamakan gerakan reformasi. Kedua, pada periode ini, Barat mendominasi dunia di

bidang politik dan peradaban. Persentuhan dengan Barat tersebut, menyadarkan tokoh-tokoh

Islam akan ketertinggalan mereka. Karena itu, mereka berusaha bangkit dengan mencontoh Barat

dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power.

Sementara menurut Munawir Sjadzali, menurun dan melemahnya tiga Negara Islam

tersebut disebabkan oleh disintegrasi politik dengan melemahnya otoritas masing-masing

pemerintah pusat, dan munculnya penguasa-penguasa semi otonom diberbagai daerah dan

propinsi negara-negara tersebut. Disamping itu, terjadinya dislokasi sosial, memburuknya situasi
ekonomi akibat persaingan dagang dengan negara-negara Eropa, atau karena kalah perang serta

kemerosotan spritualitas dan moralitas masyarakat, terutama para penguasa.3[7]

Kesadaran akan akan melemah dan menurunya dunia Islam ini, maka banyak wilayah-

wilayah dunia Islam seperti di benua Afrika, Timur Tengah dan India bermunculan gerakan-

gerakan pembaharuan atau mungkin lebih tepatnya dikatakan usaha pemurnian kembali ajaran

Islam. Dengan pengertian dasar dan sasaran yang tidak selalu sama antara satu gerakan dengan

gerakan yang lain.

1. Pembaharuan di Jazirah Arab.

Di jazirah Arabia muncul garakan pemurnian kembali ajaran Islam yang dipelopori oleh

Syeh Mohammad bin Abdul Wahab (1703-1792 M).4[8] Gerakan ini mengajak umat Islam

untuk meninggalkan banyak kepercayaan dan praktek keagamaan yang sudah sejak lama dianut

dan dilakukan secara luas, karena tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni dan bahkan

merupakan kepercayaan dan praktek zaman Jahiliyah, dan yang telah diberantas oleh Nabi.

Gerakan ini mengajak umat Islam kembali kepada ajaran islam yang murni dengan menafsirkan

al-Qur’an dan Hadis secara lebih ketat dan berpedomankan praktek Islam pada zaman Nabi dan

para sahabatnya. Gerakan ini kemudian lebih dikenal dengan gerakan Wahabi. Gerakan ini

bersekutu dengan seorang kepala suku terkemuka Muhammad Ibnu Saud (w. 1765 M), dari

persekutuan ini berdirilah dinasti Saudi Arabiah yang sekarang ini, yang kekuasaanya meliputi

sebagian besar wilayah jazirah Arabiah.


2. Pembaharuan di Turki.

Kekalahan besar kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina (1683 M),

menyadarkan akan kemundurannya dan kemajuan yang dialami oleh bangsa Eropa.5[9] Usaha-

usaha pembaharuan pun mulai dilaksanakan dengan mengirim duta-duta ke negara-negara Eropa,

terutama Prancis untuk mempelajari suasana disana secara dekat. Pada tahun 1720 M, Celebi

Mehmed diutus ke Paris dan diinstruksikan untuk mendatangi pabrik-pabrik, benteng-benteng

pertahanan dan institusi-institusi lainnya. Dari laporan-laporannya, mendorong Sultan Ahmad III

(1703-1730 M) memulai pembaharuan di kerajaannya. Pada tahun 1717 M, seorang perwira

Prancis, De Rocefort, datang ke Istambul dalam rangka membentuk Korp Altileri dan melatih

tentara Usmani dalam ilmu-ilmu kemiliteran modern. Pada tahun 1729 M, datang lagi Comte De

Bonneval, yang juga dari Prancis untuk memberi latihan penggunaan meriam modern. Ia dibantu

oleh Mc. Carty dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia, dan Mornai dari Prancis. Pada tahun 1734

M, untuk pertama kalinya Sekolah Teknik Militer dibuka.6[10] Usaha pembaharuan ini tidak

terbatas dalam bidang militer. Dalam biang-bidang yang lain pembaharuan juga dilaksanakan,

seperti pembukaan percetakan di Istanbul tahun 1727 M, untuk kepentingan kemajuan ilmu

pengetahuan. Demikian juga, gerakan penerjemahan buku-buku Eropa ke dalam bahasa Turki.

Pada pertengahan kedua abad ke-XIX, muncul suatu gerakan yang tidak puas dengan

pembaharuan zaman Tanzimat. Gerakan ini dikenal dengan nama Usmani Muda. Mereka

menginginkan pembatasan yang lebih tegas terhadap kekuasaan Sultan dengan mengadakan
konstitusi. Salah satu ahli fikir Usmani Muda adalah Namik Kemal (1865-1871 M). Ia banyak

membaca karangan-karangan Montesqiu, Rousseau, dan ahli-ahli fikir Prancis lainnya.

Pemerintahan menurutnya, harus didasarkan atas persetujuan rakyat, dalam arti rakyatlah yang

memiliki kedaulatan. Faham kedaulatan ada dalam Islam dan terkandung dalam system bay’ah.

Begitu juga pemerintahan konstitusional ada dalam Islam, karena kekuasaan Khalifah atau

Sultan dibatasi oleh syari’ah. Atas dasar inilah, ia menganjurkan supaya didirikan tiga lembaga,

yakni; Dewan Negara yang bertugas merancang undang-undang, dewan nasional untuk membuat

undang-undang, dan senat yang menjadi perantara antara badan legislative dan badan

eksekutif.7[11] Pemerintahan konstitusional ini gagal dan dibubarkan tahun 1878.

Pada perkembangan selanjutnya, ide nasionalisme Turkilah yang memperoleh

kemenangan. Dibawah kepemimpinan Kemal Attaturk (1924 M), membawa Turki kepada

sekularisme dalam arti pemisahan agama dari Negara di Turki modern.8[12]

3. Pembaharuan di India.

Di India kesadaran akan kemunduran umat Islam bersamaan waktu timbulnya dengan di

Turki.9[13] Sesudah wafatnya Sultan Aurangzeb (1707 M), kerajaan ini selalu dihadapkan

dengan perang saudara untuk merampas kekuasaan di Delhi. Sementara dari fihak luar, bangsa

Inggris telah mulai memasuki anak benua ini. Pada mulanya fihak Inggris hanya bermaksud
berdagang, tetapi kemudian muncul keinginan untuk menguasai India. Terjadilah beberapa kali

pertempuran dengan kerajaan Mughal, dan fihak Inggris selalu dalam kemenangan. Hal-hal

inilah yang membuat pemikir-pemikir Islam India sadar akan kelemahan umat Islam.

Syah Waliyullah (1702-1762 M), adalah salah satu tokoh pembaharuan Islam di India.

Bersama dengan murid-muridnya, beliau mengecam kebobrokan moral yang melanda

masyarakat Islam India dan sinkritisme dari ajaran Sufi yang demikian akomodatif. Beliau

kemudian melakukan pemurnian ajaran Islam. Syah Waliyullah tidak serta merta memberantas

ajaran Sufi sebagai mana yang dilakukan oleh Mohammad bin Abdul Wahab di jazirah Arabiah.

Beliau hanya mengadakan koreksi dan perubahan terhadap kepercayaan dan praktek keagamaan

yang telah menyimpang dari ajaran Islam, tetapi melakukan repormasi ajaran Sufi yang

ada.10[14]

Syah Waliyullah berkeyakinan, bahwa dengan mengadakan perbaikan terhadap

kepercayaan dan praktek keagamaan, umat Islam akan menemukan kembali vitalitas mereka.

Pada perkembangan selanjutnya, gerakan Waliyullah berubah dari gerakan pemurnian

ajaran agama semata-mata menjadi gerakan politik. Hal itu disebabkan karena munculnya

tantangan baru dari luar dunia Islam. Tantangan tersebut adalah ancaman dan serangan baik dari

golongan Sikh maupun dari pendatang baru Inggris. Gerakan yang dimulai oleh Waliyullah

tersebut, bergeser menjadi gerakan jihad degan pengertian yang meliputi pula perjuangan pisik

atau perang. Sedangkan tujuan akhirnya adalah mempertahankan keberadaan kekuasaan Islam di
India dan mendirikan suatu Negara Islam yang berasaskan ajaran Islam yang telah dimurnikan,

dan berdasarkan keadilan social dan persamaan.11[15]

Pemikiran yang kemudian banyak mempengaruhi gerakan pemikiran pembaharuan di

India adalah Sir Sayyid Ahmad Khan (1817-1898 M).12[16]

Pada masa mudanya ia bekerja pada East India Company dan kemudian pada

pemerintahan Inggris di India. Tahun 1869/70 M, ia pernah berkunjung ke London. Kontaknya

dengan orang-orang Inggris menimbulkan dalam dirinya rasa kagum terhadap peradaban Inggris

dan ingin memasukkan peradaban itu ke kalangan umat Islam India. Menurut pendapatnya,

untuk meningkatkan umat Islam India akan dapat dicapai dengan kerja sama dengan pemerintah

Inggris di India dan bukan dengan melawannya. Ia menganjurkan supaya umat Islam jangan

turut campur dalam partai kongres India yang dibentuk 1885 M. Baginya perbaikan posisi umat

Islam dapat dicapai bukan dengan melalui jalan politik, melainkan dengan jalur pendidikan. Pada

tahun 1878 M, ia mendirikan Muslim Anglo Oriental College (MAOC) di Aligart. Didalam

kurikulumnya terdapat bahasa Inggris dan matapelajaran-matapelajaran mengenai ilmu

pengetahuan modern. Dalam usaha menyatukan program pendidikan di kalangan umat Islam

India, beliau mengadakan Konferensi Pendidikan Islam di tahun 1886 M.

Tahun 1906 M berkembang ide nasionalisme yang dipelopri oleh segolongan intelektual

Islam India sebagai reaksi atas ide nasionalisme Hindu yang terdapat dalam parti kongres. Di

bawah pimpinan Muhamad Ali Jinnah (1876-1948 M) Liga Muslim menjadi gerakan popular di
India dan mulai memajukan ide Negara tersendiri bagi umat Islam di india. Ide Pakistan

dimunculkan buat pertama kali oleh Muhammad Iqbal (1873-1938 M). Ide Negara Pakistan

semakin berkembang hingga akhirnya tercapai pada tahun 1947 M. Keberhasilan ini,

Muhammad Ali Jinnah mendapat gelar Qaid’I Azam (pemimpin besar). Kalau gerakan

pembaharuan umat Islam Turki akhirnya melahirkan Negara Turki yang bersifat sekuler,

gaerakan pembaharuan umat Islam India melahirkan Negara Pakistan yang mempunyai agama

sebagai dasar.13[17]

Jamaluddin al-Afgani (1839-1897 M) adalah tokoh pembaharu yang bergerak di berbagai

dunia Islam dan meninggalkan pengaruh bukan saja di daerah-daerah yang dikunjunginya, tetapi

di seluruh dunia Islam. Beliau lahir di Afganistan, kemudian pindah ke India pada saat Negara

itu di bawah kekuasaan Inggris. Setelah itu, beliau pindah ke Mesir. Karena situasi politik, beliau

akhirnya dipaksa keluar dan pergi ke Eropa pada tahun 1879 M. Tahun 1889 M beiau diundang

datang ke Iran, tetapi karena soal politik terpaksa ia pindah ke Istambul dan akhirnya meninggal

di sana pada tahun 1897 M.

4. Pembaharuan di Indonesia.

Menurut Prof Dr. Musyrifah Sunanto, perkembangan pemikiran Islam di Indonesia dapat

dilihat dari tiga periode yaitu; periode ketika kepemimpinan Ulama sangat dominan di

masyarakat muslim, periode ketika peran ulama digantikan oleh pemimpin-pemimpin Islam yang

bergerak di bidang organisasi atau kepartaian dalam perpolitikan, dan periode kebangkitan kaum

intelektual Muslim.14[18]
a. Periode ketika kepemimpinan Ulama sangat dominan di masyarakat Muslim. Periode ini

berlangsung sejak datang dan berkembangnya Islam di Indonesia (sekitar abad ke-VII M) hingga

berlangsungnya masa penjajahan. Pada periode ini, Ulama merupakan satu-satunya sumber

rujukan bertindak dan informasi mengenai wacana dan faham ke Islaman, mereka menjadi

sumber rujukan ketaatan baik dalam perilaku sosial maupun politik. Hingga penjajahan Belanda

makin merata, peran Ulama tidak tergoyahkan, bahkan menjadi simbol perlawanan dalam

perang-perang besar melawan penjajah. Misalnya Fatahillah mengusir Portugis dari Sunda

Kelapa, Kiai Maja membantu perang Diponegoro, Imam Bonjol dalam perang Padri. Periode

sekitar tahun 1900, ketika muncul gerakan pembaharuan.

b. Periode ketika peran Ulama digantikan oleh pemimpin-pemimpin Islam yang bergerak di

bidang organisasi atau kepartaian dalam perpolitikan. Ini diawali oleh peran pemimpin organisasi

sosial seperti Haji Abdul Karim Amrullah, Zaenuddin Labai al-Yunusi, dan pemimpin-pemimpin

orgnisasi Sumatra Thawalib di Sumatra, Syeh Ahmad Surkati dari al-Irsyad, Haji Abdul Halim

dari persyarikatan Ulama Majalengka, KH. Ahmad Dahlan dari Muhammadiah, Ahmad Hasan

dari Persis, dan organisasi politik SI dengan tokoh-tokohnya. Periode ini, para pemimpin

organasasi keagamaan ataupun politik Islam yang diadopsi dari Barat, bergerak melakukan

perlawanan terhadap penjajah dengan menggunakan wadah organisasi dan partai politik yang

mereka pimpin. Sementara dalam bidang pembaharuan, Muhammadiah memilki peran penting

dalam memperkenalkan modernitas terutama dalam bidang pendidikan. Model pendidikan

tradisional (pesantren) yang dulu digunakan diganti dengan model pendidikan Barat (Belanda),

yang memakai bangku, jadwal, kurikulum, dll.15[19]


Hal itu didorong oleh kesadaran beragama yang modernis, yakni menjadikan modernitas

sebagai kebenaran yang netral dan tidak identik dengan barat. Modernitas Barat dianggap

sebagai kelanjutan dari modernitas Islam periode klasik.

c. Periode kebangkitan kaum intelektual Muslim. Periode ini dimulai tahun 1970, ditandai

dengan munculnya beberapa literatur yang mencoba mencermati secara sistematis

perkembangan dunia intelektual Muslim Indonesia. Pada tahun 1980-an dan 1990-an marak

penerbitan buku-buku yang bertema keagamaan serta merebaknya buku-buku keIslaman

“intelektual dan berbasis pemikiran” yang berdampak pada perkembangan dunia intelektual

Muslim. Namun pada masa berikutnya, zaman kebangkitan intelektual ini mempunyai berbagai

macam corak pemikiran.16[20] Mereka itu adalah;

 Neo modernism, yaitu pemikiran keIslaman yang menggabungkan dua aliran modernisme,

tokohnya adalah Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, dan Ahmad Wahib.

 Sosialisme demokrat, yaitu gerakan Islam yang melihat keadilan sosial dan demokrasi sebagai

unsur pokok Islam. Tokoh-tokohnya adalah Dawam Rahardjo, Adi Sasono, dan Kuntowijoyo.

 Universalisme, yaitu gerakan pemikiran Islam yang memandang Islam sebagai ajaran yang

universal dengan obsesi Islam sebagai perangkat nilai alternative dari kemerosotan nilai-nilai

Barat. Tokoh-tokohnya adalah Amin Rais, Jalaluddin Rahmat dan AM. Saefuddin.

 Neo revivalis, sering diartikan sebagai Ikhwanul Muslimin di Mesir. Di Indonesia variannya

muncul dari beberapa organisasi seperti, Hamas, Hizbut Tahrir, FPI, dan Majelis Mujahidin.
Dari beberapa uraian yang telah kami sebutkan diatas, kiranya dapat ditarik kesimpulan

bahwa, faktor yang melatar belakangi bangkitnya kembali dunia Islam abad XIX-XX adalah

munculnya kesadaran di kalangan kaum Muslimin tentang kemunduran dan kerapuhan dunia

Islam yang disebabkan oleh faktor-faktor internal, sehingga munculnya gerakan-gerakan

pemurnian dan pembaharuan dalam Islam. Disamping itu, rongrongan Barat atas keutuhan dan

kekuasaan politik dan wilayah dunia Islam, juga merupakan faktor pendorong bagi umat Islam

untuk bangkit melakukan perlawanan terhadap penjajahan yang di lakukan oleh bangsa Barat.

Begitu pula kesadaran akan keunggulan Barat dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan budaya,

memompa semangat umat Islam untuk dapat mengejar ketertinggalannya dari bidang-bidang

tersebut.

3. Zaman Pertengahan
Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya. Karena awal mula zaman ini pada
abad 6 M sampai sekitar abad 14 M. Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan (The Dark
Ages). Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan.
Sehingga para ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu
pula dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung kepada
agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada
zaman ini filsafat sering dikenal dengan sebagai Anchilla Theologiae (Pengabdi Agama).[20]
Selain itu, yang menjadi ciri khas pada masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan
Kitab Suci sebagai pegangan.
Ketika Bangsa Eropa mangalami masa kegelapan, kebangkitan justru menjadi milik Islam.
Hal ini dimulai dari munculnya Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M, perluasan wilayah,
pembinaan hukum serta penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu pengetahuan Islam
pada abad ke-7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini Islam mandapatkan masa keemasannya
(Golden Age).
Selain itu, pada abad ini terjadi perkembangan kebudayaan di Asia Selatan dan Timur, seperti
Ajaran Lao Tse (menjaga keharmonisan dengan alam) dan Confucius (konsep kode etik luhur
mangatur akal sehat). Pada masa kegelapan ini ilmu pengetahuan di Eropa tidak berkembang.
Karya ilmuwan yang masih menjadi pegangan hanya karya Aristoteles. Pada abad 12 M, yang
diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa nama yang mempelopori
di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:
a) Roger Bacon (1214 M - 1294 M), juga dikenal dengan sebutan Doctor Mirabilis (guru yang
sangat mengagumkan). Ia adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan pada
empirisme, dan dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode ilmiah modern di dunia
Barat. Teorinya menyatakan bahwa apa yang menjadi landasan awal dan ujian akhir dari semua
ilmu pengetahuan adalah pengalaman, dan syarat mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah
dengan matematika. Sehingga ia dikenal sebagai pelopor empirisme
b) Thomas Aquinas (1225 M -1274 M) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia.
Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran

Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (Ikhtisar
Teologi). Selain itu, karya Theologis Thomas yang sangat terkenal adalah “Summa Contra
Gentiles (Ikhtisar Melawan Orang-Orang Kafir)”
c) Gerard van Cremona (1114 M -1187 M), adalah seorang penerjemah Arab karya ilmiah. Dia
adalah salah satu orang paling penting di Toledo. Ia menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan
karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa Latin termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-
Farghani dan karya-karya lain.
d) Giovanni Boccaccio (1313 M - 1375 M) adalah seorang Italia penulis dan penyair. Karya yang
dihasilkan dalam periode ini meliputi Filostrato dan Teseida, Filocolo, sebuah versi prosa yang
ada roman Prancis, dan La Caccia di Diana, sebuah puisi dalam daftar sajak oktaf neapolitan
perempuan. Boccaccio terus bekerja, memproduksi Comedia delle ninfe fiorentine (juga dikenal
sebagai Ameto) campuran prosa dan puisi, tahun 1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi
alegoris Amorosa visione di 1342 M, dan Fiammetta di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di
Italia, satu-satunya karya penting lainnya adalah Corbacci.[21]
Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di sebelah selatan Laut Tengah berkembang
kerajaan bangsa Arab yang dipengaruhi dengan Islam. Dengan berkembangnya pengaruh Islam,
maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan dalam perkembangan
Ilmu. Dengan berkembanganya pengaruh islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh
ilmuwan yang berperan dalam perkembangan ilmu. Mereka adalah sebagai berikut :
a. Al-Kindi (801 M-873 M), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan islam.
Al-kindi menuliskan banyak karya dalam bidabg goemetri, astronomi, aritmatika, musik (yang
dibangunya dari berbagai prinsip aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorology, dan politik.
b. Al-Farābi (870 M-950 M) adalah seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia
islam. Kontribusinya terletak di berbagai bidang matematika, filosofi, pengobatan, bahkan
musik. Al-farabi telah membuat berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam
bidang musik, kitab al-Musiqa. Selain itu, karyanya yang paling terkenal adalah al-Madīnah al-
Fadhīlah (kota atau Negara utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui
kehidupan politik dan hubungan antara razim yang paling baik menurut pemahaman dengan
hukum Ilāhian Islam.
c. Al-Khawārizmi (780 M-850 M), hasil pemikiran berdampak besar pada matematika, yang
terangkum dalam buku pertamanyanya, al-Jabar, selain itu karyanya adalah al-Kitāb al-
Mukhtasar fi Hisab Al-jabr Wa’al-Muqalaba (buku rangkuman untuk kulturasi dengan
melengkapkan dan menyeimbangkan), kitab surat al-Ardh (Pemandanganan Bumi). Karyanya
tersebut sampai sekarang masih tersimpan di Strassberg, Jerman.
d. Ibnu Sina (980 M-1037 M) di kenal sebagai Avicenna di dunia barat. Ia adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang beliau adalah bapak pengobatan modern dan
masih banyak lagi sebutan baginya yang berkaitan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran.
Karyanya merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
e. Al-Ghazāli (1058 M-111 M) adalah seorang filsuf dan theolog muslim Persia, yang dikenal sebagai
Algazel di dunia Barat. Karya beliau berupa kitab-kitab, antara lain kitab al-Munqidih min Adh-
Dalāl, al-Risālah al-Quadsiyyah, dan Mizan al-Amāl.
f. Ibnu Rusyd (1226 M – 1198 M), yang bahasa latin di sebut dengan Averroes, dan dia adalah filsuf
dari spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fiqih
dalam bentuk karangan, ulasan, essai, dan resume. Menurut Betrand Russell, Ibn Rushd lebih
terkenal dalam filsafat Kristen daripada filsafat Islam. Dalam filsafat Islam dia sudah berakhir,
dalam filsafat Kristen dia baru lahir. Pengaruhnya di Eropa sangat besar, bukan hanya terhadap
para skolastik, tetapi juga pada sebagian besar pemikir-pemikir bebas non-profesional, yang
menentang keabadian dan disebut Averroists. Di Kalangan filosof profesional, para
pengagumnya pertama-tama adalah dari kalangan Franciscan dan di Universitas Paris.
Rasionalisme Ibn Rushd inilah yang mengilhami orang Barat pada abad pertengahan dan mulai
membangun kembali peradaban mereka yang sudah terpuruk berabad-abad lamanya yang
terwujud dengan lahirnya zaman pencerahan atau renaisans.[22]
g. Ibnu Khaldun (1332 M-1406 M), adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut
sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekunomi. Karyanya yang terkenal adalah
Muqaddimah (pendahuluan).
h. Jabir Ibnu Hayyan atau Gebert (721 M-815 M), dia adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari
dan mengembangkan ilmu kimia.
i. Al-Razi (856 M-925 M), yang dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter klinis ynag terbesar
pada masa itu dan pernah mengadakan suatu penelitian al-Kimi atau lebih dikenal dengan
sebutan ilmu kimia. Beliau mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang berjudul Contenens.
j. Ibnu Haitam dikenal dalam kalangan cerdik pandai di barat, dengan nama Alhazen, Dia adalah
seorang ilmuwan islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan,
dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan telah memberiakn
ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop
dan teleskop.
k. Al–Battāni (850 M-929 M), memberikan kontribusi untuk astronomi dan matematika. Dalam
astronomi, al–Battāni juga meningkatkan ketepatan pengukuran presesi sumbu bumi.[23]
Selain dari daftar nama ilmuwan di atas, masih banyak lagi ilmuwan muslim yang lain.
Dalam bidang fiqih ada Imam Hanāfi (699M-767 M), Imam Mālik (712 M-798 M), Imam
Syafi’i (767 M-820 M) dan Imam Hanbali (780 M-855 M) yang besar dengan kitab masing-
masing. Sementara dalam bidang sosial, terdapat nama Yaqut bin Abdullah al-Hamāwi (1179 M-
1229 M) yang mengarang kitab Mu’jam al-Buldan (Kamus Negara). Ibnu Yunis, yang
menggabungkan dokumen-dokumen penelitian yang dibuat 200 tahun sebelumnya dan
menyiapkannya untuk tabel astronomi Hakimite. Umar al-Khayyām, yang dikenal dengan karya
kalender Jalali-nya yang sempurna dan dipakai di Persia untuk penanggalan. Cendekiawan
seperti Will Durant dan Fielding H. Garrison, kimiawan Muslim dianggap sebagai pendiri kimia.
Abu Rayhan al-Biruni sebagai perintis indologi, geodesi dan antropologi.
Sebagian bangsa di Asia juga mulai memperlihatkan perkembangan ilmu mereka. Dari Cina
ada salah satu contoh terbaik akan Shen Kuo (1031 M - 1095 M), seorang ilmuwan dan
negarawan yang pertama kali menggambarkan magnet-jarum kompas yang digunakan untuk
navigasi, menemukan konsep utara sejati, perbaikan desain astronomi Gnomon, armillary bola,
penglihatan tabung, dan clepsydra, dan menggambarkan penggunaan drydocks untuk
memperbaiki perahu. Selain itu, Shen Kuo juga menyusun teori pembentukan tanah, atau
geomorfologi. Ada juga Su Song (1020 M - 1101 M) juga seorang astronom yang menciptakan
langit bintang atlas peta, menulis sebuah risalah farmasi dengan subyek terkait botani, zoologi,
mineralogi, dan metalurgi, dan telah mendirikan besar astronomi clocktower di Kaifeng pada
tahun 1088.[24]
4. Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung pada awal abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering
diartikan denagn kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu di lahirkan kembali
sebagai manusia yang bebas untuk berpikir , dan jauh dari ajaran-ajaran agama.
Tokoh-tokoh ilmuwan yang berpengaruh di masa ini ialah sebagai berikut :
a. Nicolaus Capernicus (1473 M-1543 M), adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekunom
yang berkembangsaan Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata Surya berpusat di
matahari).
b. Galileo Galilei (1564 M-1642 M), adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang
memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah
penyempurnaan teleskop (dengan 32 x pembesaran) dan berbagai observasi astronomi. Dia
adalah orang pertama yang melukiskan tata surya seperti yang kita kenal sekarang.
c. Tycho Brahe (1546 M-1601 M), adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai
astronom/astrolog dan alkimiawan. Tycho adalh astronom pengamat paling menonjol di zaman
pra –teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada masa
itu.
d. Johannes Kepler (1571 M-1630 M), adalah astronom jerman, Matematikawan dan astrolog. Ia
paling di kenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi.
Penjelasannya tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement To Witelo,
Expounding The Optical Part Of Astronomy. Ia orang pertama yang menjelaskan cara kerja
mata.
e. Fancies Bacon (1561 M-1626 M), adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris. Karya-
karyanya antar lain membangun dan mempopulerkan motodologi induksi untuk penelitian
ilmiah, sering kali disebut metode Baconian.[25]
5. Zaman modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata
terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan
ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah.[26] Menurut Slamet Iman
Sontoso, ada tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa
dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara
Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki
pada tahun 1453.[27]
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14 M. zaman ini juga dikenal sebagai masa
rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai penemuan ilmu
pengetahuan. Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Decrates, Isaac Newton,
Charles Darwin, dan JJ. Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai berikut :
a. Isaac Newton (1643 M-1727 M ), adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf
alam, alkimiawan, dan theolog. Dia di katakana sebagai “Bapak ilmu fisika klasik”. Karyanya
yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica menjabarkan tentang hukum
gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta
selama tiga abad ini.
b. Rene Descartes (1596 M-1650 M), ia di kenal sebagai Renatus Cartesius, adalah seorang filsuf dan
matematikawan Perancis. Descartes kadang di panggil “Penemu filsafat Modern” dan “Bapak
matematika modern”. Pemikirannya yang menggunakan revolusi adalah semuanya tida ada yang
pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang berfikir.
c. Charles Robert Darwin 1809 M-1882 M) adalah seorang naturalis yang teori revolusionernya
meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common
Descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teorinya yang paling
menggemparkan adalah “Nenenk moyang manusia adalah kera”.
d. Joseph John Thompson (1856 M-1940 M) adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang
membuahkan penemuan Elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu mengantarkan

listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga menemukan sebuah metode untuk
memisahkan jenis atom dan sinar molekul yang berbeda dengan menggunakan sinar positif.[28]
Selain pioneer di atas masih banyak ilmuwan lain yang memegang peran dalam
perkembangan ilmu. Diantaranya seperti Michael Faraday (1791 M -1867 M) yang mendapat
julukan “Bapak Listrik“, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya,
dan Blaise Pascal (1623 M-1662 M) adalah seorang ahli matematika, fisika, dan agama filsuf.
Karyanya berupa kontribusi penting pada pembangunan mekanis kalkulator. Kemudian dari
perkembangan ilmu sosial, muncul nama Auguste Comte (1798 M-1857 M). Menurut Thoyibi,
ia adalah tokoh yang mengusung “Filsafat Positivisme” dengan karyanya Cours De Philosophie
Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah dari “positif” ini sebagai sesuatu yang
nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.[29]

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan islam pada abad pertengahan ditandai dengan hilangnya bani Umayyah.
Pertistiwa pembantaian dinasti Umayyah ini terjadi pada tahun 132 H atau pada 750 M. sejak
saat itulah dinasti Bani Umayyah sudah tidak lagi memiliki kekuasaan di tanah arab.

Meski demikian, tidak seluruh keturunan bani Umayyah berhasil dibunuh dan dibinasakan.
Sebab, ada salah satu anggota bani Umayyah yang berhasil lolos dari upaya pembantaian dan
melarikan diri menuju Andalusa. Dikawasan tersebut, Abdurrahman mendirikan dinasti
Umayyah II yang berada di kawasan Andalusia yang termasuk ke dalam wilayah Eropa.

Dari sinilah perkembangan islam pada abad pertengahan dimulai. Abdurrahman melalui
dinasti Bani Umayyah II yang didirikannya mulai memperkenalkan nafas islam ke wawasan
Eropa yang masih didominasi oleh kaum Kristen.

Saran
Dengan adanya pembelajaran ini,jadi kita dapat mengetahui bahwa islam itu pernah sukses di
berbagai bidang contohnya ekonomi,politik,kebudayaan,dan lain-lain
Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Perkembangan Islam pada Abad Petengahan
.

You might also like