Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
NIM : 011400363
KELOMPOK : A2
2. Erick Maulana
SEMESTER : III
1. Menentukan FWHM
2. Menentukan efisiensi detektor
3. Menentukan resolusi detektor
4. Menentukan rasio peak to compton
Pada prinsipnya detektor radiasi adalah sebagai media pengubah (tranducer) radiasi
menjadi pulsa listrik agar dapat diamati oleh panca indera manusia. Detektor germanium
kemurnian tinggi (High-Purity Germanium, HPGe) merupakan detektor zat padat dengan bahan
dasar semi-konduktor. Bahan semi konduktor adalah bahan yang mempunyai elektron terluar
(elektron valensi) berjumlah 4 buah . Detektor HPGe banyak dipergunakan dalam spektrometri
gamma karena mempunyai resolusi paling baik untuk periode saat ini. Detektor semi-
konduktor kemurnian tinggi seperti detektor HPGe mempunyai daerah depletion region (daerah
intrinsik).
Resolusi detektor adalah kemampuan detektor untuk membedakan dua puncak energi
radiasi gamma yang berdekatan. Ukuran resolusi detektor dinyatakan dengan lebar setengah
tinggi maksimum spektrum yang sering ditulis sebagai FWHM (Full Width Half Maximum).
Ilustrasi FWHM ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini.
Apabila sebuah spektrum puncak energi gamma ditarik garis vertikal pada ujung puncak
(C) memotong garis yang menghubungkan kedua kaki spektrum (AB) di D maka CD adalah
tinggi maksimum. Jika E adalah titik pertengan CD dan garis FG adalah garis horizontal yang
melalui titik E maka panjang garis FG dinamakan FWHM. Biasanya FWHM dinyatakan dalam
satuan keV. Resolusi suatu detektor adalah fungsi energi sinar gamma. Makin tinggi energi sinar
gamma makin rendah resolusi detektor atau semakin lebar FWHM. Ukuran FWHM detektor
secara konvensi internasional di tentukan pada energi 1332,5 keV dari sumber Co-60. Sebagian
besar program pengolah data dari sistem spektrometer telah dapat menampilkan nilai FWHM
ini secara otomatis di dalam layar monitor.
2.2. Efisiensi
Efisiensi adalah suatu parameter yang sangat penting dalam pencacahan karena nilai
inilah yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pulsa listrik yang dihasilkan sistem
pencacah (cacahan) terhadap radiasi yang diterima detektor. Sebagaimana telah dibahas
sebelumnya bahwa secara ideal, setiap radiasi yang mengenai detektor akan diubah menjadi
sebuah pulsa listrik dan akan dicatat sebagai sebuah cacahan. Bila hal itu terjadi maka sistem
pencacah mempunyai efisiensi 100%.
Teori kuantum mampu menjelaskan peristiwa ini karena menurut teori kuantum
bahwa foton memiliki energi yang sama, yaitu sebesar hf, sehingga menaikkan intensitas
foton berarti hanya menambah banyaknya foton, tidak menambah energi foton selama
frekuensi foton tetap.
Menurut Einstein energi yang dibawa foton adalah dalam bentuk paket, sehingga
energi ini jika diberikan pada elektron akan diberikan seluruhnya, sehingga foton tersebut
lenyap. Oleh karena elektron terikat pada energi ikat tertentu, maka diperlukan energi
minimal sebesar energi ikat elektron tersebut. Besarnya energi minimal yang diperlukan
untuk melepaskan elektron dari energi ikatnya disebut fungsi kerja (Wo) atau energi ambang.
Besarnya Wo tergantung pada jenis logam yang digunakan. Apabila energi foton yang
diberikan pada elektron lebih besar dari fungsi kerjanya, maka kelebihan energi tersebut akan
berubah menjadi energi kinetik elektron. Akan tetapi jika energi foton lebih kecil dari energi
ambangnya (hf < Wo) tidak akan menyebabkan elektron foto. Frekuensi foton terkecil yang
mampu menimbulkan elektron foto disebut frekuensi ambang. Sebaliknya panjang
gelombang terbesar yang mampu menimbulkan elektron foto disebut panjang gelombang
ambang. Sehingga hubungan antara energi foton, fungsi kerja dan energi kinetik elektron foto
dapat dinyatakan dalam persamaan :
E = Wo + Ek atau Ek = E – Wo
sehingga Ek = hf – hfo = h (f – fo)
dengan :
E hf h
P mc , atau P atau P atau P
c c
E pc mc2
Momentum foton semula ialah hv c , momentum foton hambur ialah hv' c , dan
momentum electron awal sector ialah, berurutan, 0 dan p. Dalam arah foton semula.
Momentum awal = Momentum akhir
hv hv
0 cos p cos
c c
Dan tegak lurus pada arah ini. Momentum awal = Momentum akhir
hv'
0 = sin p sin
c
Sudut menyatakan sudut antara arah mula-mula dan arah foton hambur, dan ialah
sudut antara arah foton mula dan arah electron yang tertumbuk. Persamaan (3.10) dan 3.11)
sama-sama dikali c, sehingga diperoleh
E K moc 2
E mo c 2 p 2c 2
2
1.1 Alat
1. Detektor HPGe
2. Sumber tegangan tinggi
1.2 Bahan
Sumber Co-60
2. Sumber standar C0-60 diletakkan dengan jarak + 1 cm di depan jendela detektor HPGe.
3. Accuspec, modul power supply dan amplifier model PX2T dihidupkan
4. Keluaran amplifier dengan CRO diamati, kemudian tinggi pulsa sesuai diatur
kebutuhan dengan memutar knop gain.
5. Waktu cacah (livetime preset atau realtime preset) diatur sebesar 100 sekon pada live
time.
6. Accuspec dijalankan dengan menekan tombol GO , ditunggu hingga proses selesai.
7. Hasil cacahan dicatat.
VI. PERHITUNGAN
6.1. FWHM
FWHM ditentukan secara otomatis menggunakan aplikasi yang tersedia, yaitu:
- FWHM pada E = 1173,44 keV adalah 1,86 keV
- FWHM pada E = 1332,75 keV adalah 1,89 keV
6.2. Resolusi Detektor
Menurut konvensi Internasional, penetuan resolusi dilakukan pada sumber
standar Co-60 di Energi 1332,5 keV
- Pada E = 1332,90 keV
FWHM = 1,89 keV
= 1. 10-6Ci x
= 3,7 x 104Bq
= 37000 dps
At = 20098,6377 Bq(dps)
= 0,43 % cps/dps
Jadi, efisiensi detektor HPGe adalah 0,43 % cps/dps
Peak to compton
Rasio Peak
Energi
No Cacahan to
(keV)
Compton
1 1040,5 21 449,57
2 1045,2 19 496,89
3 1050,4 17 555,35
4 1055,6 11 858,27
5 1060,2 15 629,40
6 1065,5 17 555,35
7 1070,1 15 629,40
8 1075,4 19 496,89
9 1080 17 555,35
10 1085,3 15 629,40
11 1090,6 16 590,06
12 1095,9 17 555,35
Maka dari data-data diatas, rata-rata untuk rasio Peak To Compton adalah 583,44: 1.
VIII. KESIMPULAN
Christina P., Maria. 2015. Petunjuk Praktikum ADPR (Detektor HPGe). Yogyakarta:
STTN-BATAN
Susetyo, Wisnu. 1988. Spektrometri Gamma. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Rasito, dkk. Simulasi Kalibrasi Efisiensi pada Detektor HPGe Dengan Metode Monte
Carlo MCNP5. Bandung: PTNBR-BATAN
Nugraha, dkk.2013. Kajian Tegangan Kerja Detektro HPGe Terhadap Resolusi
Detektro Sistem Spektrometer Gamma. Serpong: PRSG-BATAN
Hermawan,dkk.2010. Pengaruh Efek Geometeri pada Kalibrasi Efisiensi Detektor
Semikonduktor HPGe Menggunakan Spektormeter Gamma. PTKMR-BATAN.
Pembimbing Praktikan