You are on page 1of 40

3.

3 M3 (Metode)

3.3.1 Model MAKP di ruang Diponogoro

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan observasi yang telah

dilakukan di ruang Diponogoro RSUD Kanjuruhan tanggal 16 s.d 17 Juli 2018 adalah

dengan menggunakan MAKP modifikasi Tim-Primer yang sudah disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi di ruang Diponogoro. Menurut kepala ruangan sendiri metode

asuhan keperawatan tersebut sudah cocok digunakan diruangan dan sudah

dilaksanakan dengan cukup optimal dan jumlah perawat pershift sesuai dengan jumlah

kebutuhan klien.

Metode modifikasi Tim-Primer yang diterapkan di Diponogoro yang terdiri

atas 1 kepala ruangan, dengan 2 tim yang dipimpin oleh ketua tim, masing-masing tim

memiliki 9-8 anggot tim perawat pelaksana.

Metode ini merupakan pengembangan dari primanary nursing yang digunakan

dalam keperawatan dengan melibatkan tenaga prefesional dan non professional,

sehingga mirip dengan model primer karena setiap 2 – 3 perawat bertanggung jawab

terhadap asuhan keperawatan beberapa pasien sesuai dengan beban kasus sejak pasien

masuk, pulang, dan setelah pulang serta keperawatan lanjutan jika kembali ke rumah

sakit. Model ini juga mirip dengan motode penugasan tim karena tenaga prefesional

dan non professional bekerjasama dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

beberapa pasien dengan arahan perawat professional. Dalam menerapkan model

moduler, 2 – 3 perawat dapat bekerjasama dalam tim, serta diberi tanggung jawab

penuh untuk mengelola 8 – 12 kasus dan tanggung jawab terbesar dipegang oleh

bperawat professional. Perawat professional bertanggung jawab untuk membimbing

dan mendidik perawat non professional dalam memberikan asuhan keperawatan.

Model ini merupakan gabungan dari model tim dan model primer.
Sedangkan menurut Nursalam, Modifikasi: MAKP Tim-Primer, Model MAKP

Tim dan Primer digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut Sitorus

(2002) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan berikut:

1) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus

mempunyai latar belakang pendidikan S-1 Keperawatan atau setara.

2) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan

keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.

3) Melalui kombinasi kedua model tesebut diharapkan komunitas asuhan

keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer, karena

saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan D-3, bimbingan

tentang asuhan keperawatan diberikan oleh perawat primer/ketua tim.( Nursalam,

2017).

A. Tanggung Jawab Kepala Ruangan

Tabel 3.20 Checklist Tanggung Jawab Kepala Ruangan (Nursalam, 2017)

Evaluasi
No Aspek yang dinilai 16/07/18 17/04/18 18/07/18
D T D T D T
Perencanaan:
1 Menunjuk ketua tim yang akan √ √ √
bertugas di ruangan masing-
masing;
2 Mengikuti serah terima pasien pada √ √ √
sif sebelumnya;
3 Mengidentifikasi tingkat √ √ √
ketergantungan pasien: gawat,
transisi, dan persiapan pulang,
bersama ketua tim;
4 Mengidentifikasi jumlah perawat √ √ √
yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien
bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan;
5 Merencanakan strategi pelaksanaan √ √ √
keperawatan;
6 Mengikuti visite dokter untuk √ √ √
mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien;
7 Mengatur dan mengendalikan √ √ √
asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelaksanaan
asuhan keperawatan, membimbing
penerapan proses keperawatan dan
menilai asuhan keperawatan,
mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah, serta
memberikan informasi kepada
pasien atau keluarga yang baru
masuk;
8 Membantu mengembangkan niat √ √ √
pendidikan dan latihan diri;
9 Membantu membimbing peserta √ √ √
didik keperawatan;
10 Menjaga terwujudnya visi dan misi √ √ √
keperawatan dan rumah sakit
Pengorganisasian
11 Merumuskan metode penugasan √ √ √
yang digunakan
12 Merumuskan tujuan metode √ √ √
penugasan;
13 Membuat rincian tugas ketua tim √ √ √
dan anggota tim secara jelas;
14 Membuat rentang kendali, kepala √ √ √
ruangan membawahi 2 ketua tim,
dan ketua tim membawahi 2–3
perawat;
15 Mengatur dan mengendalikan √ √ √
tenaga keperawatan: membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang
ada setiap hari, dan lain-lain;
16 Mengatur dan mengendalikan √ √ √
logistik ruangan,
17 Mengatur dan mengendalikan √ √ √
situasi tempat praktik;
18 Mendelegasikan tugas, saat kepala √ √ √
ruang tidak berada di tempat
kepada ketua tim;
19 Memberi wewenang kepada tata √ √ √
usaha untuk mengurus administrasi
pasien;
20 Identifikasi masalah dan cara √ √ √
penanganannya.
Pengarahan:
21 Memberi pengarahan tentang √ √ √
penugasan kepada ketua tim;
22 Memberi pujian kepada anggota √ √ √
tim yang melaksanakan tugas
dengan baik;
23 Memberi motivasi dalam √ √ √
peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap;
24 Menginformasikan hal-hal yang √ √ √
dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada
pasien;
25 Melibatkan bawahan sejak awal √ √ √
hingga akhir kegiatan;
26 Membimbing bawahan yang √ √ √
mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya;
27 Meningkatkan kolaborasi dengan √ √ √
anggota tim lain.
Pengawasan:
28 Melalui komunikasi: mengawasi √ √ √
dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada
pasien;
29 Melalui supervisi: √ √ √
1) Pengawasan langsung
dilakukan dengan cara
inspeksi, mengamati sendiri,
atau melalui laporan langsung
secara lisan, dan
memperbaiki/ mengawasi
kelemahan-kelemahan yang
ada saat itu juga;
30 2) Pengawasan tidak langsung, √ √ √
yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan
memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah
proses keperawatan
dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas;
31 3) Evaluasi; √ √ √
Mengevaluasi upaya pelaksanaan
dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah
disusun bersama ketua tim;
32 4) Audit keperawatan. √ √ √
Total 32 0 32 0 32 0
Prosentase 100% 0% 100 0% 100 0%
% %

Sumber: Hasil observasi dan wawancara diruang Diponogoro 16 s/d 18 Juli 2018

Keterangan:

Berilah tanda “√” pada kolom “D” atau “T” yang sesuai dengan kondisi saat

melakukan observasi.

D : dilakukan T : tidak dilakukan

Berdasarkan hasil observasi diruang diponogoro selama 3 hari pada tanggal 16

s/d 18 Juli 2018 diperoleh hasil 100% dilakukan sesuai SOP. Kepala ruangan telah

melakukan tanggung jawab sesuai SOP.


B. Tugas Ketua Tim

Tabel 3.21 Checklis kinerja ketua tim (Nursalam, 2015)

Evaluasi
No Aspek yang dinilai 16/07/18 17/07/18 18/07/18
D T D T D T
1 Bersama penanggung √ √ √
jawab ruangan/kepala
ruangan/perawat
associate/anggota tim
mengadakan serah terima
tugas setiap penggantian
dinas.
2 Melakukan pembagian √ √ √
tugas kepada perawat
pelaksana dengan
mempertimbangkan
kemampuan masing-
masing anggota.
3 Menyusun rencana √ √ √
asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
4 Mengikuti visite dokter. √ √ √
5 Menciptakan suasana √ √ √
harmonis.
6 Membuat laporan pasien. √ √ √
7 Mengorientasikan pasien √ √ √
baru.
8 Membina hubungan √ √ √
saling percaya antara
perawat, pasien, dan
keluarga.
9 Memberikan pertolongan √ √ √
segera pada pasien
dengan kedaruratan.
10 Membuat laporan pasien √ √ √
dan mencatat kasus dari
pasien, kejadian diluar
dugaan yang tidak
diinginkan.
11 Mengatur waktu istirahat. √ √ √
12 Melakukan ronde √ √ √
keperawatan bersama
kepala ruang dan
melaporkan tentang
kondisi pasien, asuhan
keperawatan yang
dilakukan, kesulitan yang
dialami.
13 Bersama perawat pagi, √ √ √
sore, dan malam
melaksanakan,
mengawasi, dan
mengevaluasi pelayanan
keperawatan pasien yang
sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan
sesuai dengan kebutuhan
pasien.
14 Mendelegasikan √ √ √
pelaksanaan asuhan
keperawatan pada
anggota tim.
15 Membuat perincian tugas √ √ √
anggota tim.
16 Menerima konsultasi dari √ √ √
anggota tim dan
memberikan instruksi
keperawatan.
17 Memimpin pertemuan √ √ √
tim keperawatan untuk
menerima laporan, sistem
pengarahan tentang tugas
anggota tim, pelaksanaan
asuhan keperawatan, serta
masalah yang dihadapi.
Memelihara komunikasi
efektif baik secara vertikal
maupun horizontal.
18 Melakukan penyuluhan √ √ √
kepada pasien/keluarga
atau kepada anggota tim.
19 Memberi teguran dan √ √ √
pujian.
20 Melengkapi catatan yang √ √ √
telah dibuat oleh anggota
tim.
21 Mengawasi dan √ √ √
berkomunikasi langsung
dengan perawat
pelaksana.
22 Mengawasi proses asuhan √ √ √
keperawatan yang
dilakukan oleh anggota
tim.
23 Membantu kepala √ √ √
ruangan membimbing
peserta didik.
Total 23 0 23 0 23 0
Prosentase 100% 0% 100% 0% 100% 0%
Sumber: Hasil observasi dan wawancara diruang Diponogoro 16 s/d 18 Juli 2018
Keterangan:

Berilah tanda “√” pada kolom “D” atau “T” yang sesuai dengan kondisi saat

melakukan observasi.

D : dilakukan T : tidak dilakukan

Berdasarkan hasil observasi diruang diponogoro selama 3 hari pada tanggal 16

s/d 18 Juli 2018 diperoleh hasil 100% dilakukan sesuai SOP. Ketua tim telah

melakukan tanggung jawab sesuai SOP tapi belum maksimal.

C. Tugas Perawat Pelaksana

Tabel 3.22 Checklis Kinerja perawat Pelaksana (Nursalam, 2011)

Tanggal
Aspek yang dinilai
16/07/18 17/07/18 18/07/18
No
D T D T D T

Pengkajian
1 Melaksanakan pengkajian pada klien √ √ √
saat klien masuk rumah sakit
2 Melengkapi format catatan √ √ √
pengkajian klien (buku status klien)
dengan tepat
3 Menilai kondisi klien secara terus √ √ √
menerus
4 Menilai kebutuhan akan klien atau √ √ √
keluarga
5 Membuat prioritas masalah √ √ √
Perencanaan

6 Membuat rencana perawatan √ √ √


berdasarkan kebutuhan klien
7 Berkerjasama dengan anggota tim √ √ √
kesehatan yang lain dalam
merencanakan keperawatan

8 Membuat penjadwalan dalam √ √ √


melaksanakan rencana keperawata
Implementasi

9 Memberikan asuhan keperawatan √ √ √


secara menyeluruh atau holistik pada
klien yang menjadi tanggung
jawabnya
10 Menghormati martabat dan rahasia √ √ √
klien
11 Mampu berfungsi secara cepat dan √ √ √
tepat dalam situasi kegawatan
12 Melaksanakan program pendidikan √ √ √
kepada klien dan keluarga
13 Berkerjasama dengan anggota tim √ √ √
kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan
Total 13 0 13 0 13 0

Porsentase 100 0% 100 0% 100 0%


% % %
Sumber: Hasil observasi dan wawancara diruang Diponogoro 16 s/d 18 Juli

2018

Keterangan:

Berilah tanda “√” pada kolom “D” atau “T” yang sesuai dengan kondisi saat

melakukan observasi.

D : dilakukan T : tidak dilakukan

Berdasarkan hasil observasi diruang diponogoro selama 3 hari pada tanggal 16

s/d 18 Juli 2018 diperoleh hasil 100% dilakukan sesuai SOP. Perawat pelaksana telah

melakukan tanggung jawab sesuai SOP.


3.3.2 Timbang Terima

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan

pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan

secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan

kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu.Informasi

yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat

berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer

keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam

secara tertulis dan lisan. (nursalam, 2017).

Tabel 3.23 Checklist Timbang Terima (Nursalam, 2017)

No Tanggal
Aspek yang dinilai 16/07/18 17/07/18 18/07/18
D T D T D T
Persiapan :
1 Timbang terima dilaksanakan √ √ √
setiap pergantian sif/ operan.
2 Prinsip timbang terima, semua √ √ √
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang
memiliki permasalahan yang
belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih
lanjut.
3 Pp menyampaikan timbang √ √ √
terima kepada pp (yang
menerima pendelagasian)
berikutnya, hal yang perlu
disampaikan dalam timbang
terima:
a. Aspek umum yang
meliputi: m1 s/d m5;
4 b. Jumlah pasien; √ √ √
5 c. Identitas pasien dan √ √ √
diagnosis medis
6 d. Data (keluhan/subjektif √ √ √
dan objektif);
7 e. Masalah keperawatan yang √ √ √
masih muncul;
8 f. Intervensi keperawatan √ √ √
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum);
9 g. Intervensi kolaboratif dan √ √ √
dependen;
10 h. Rencana umum dan √ √ √
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dan program
lainnya).
Pelaksanaan di nurse station :
11 Kedua kelompok dinas sudah √ √ √
siap (sif jaga).
12 Kelompok yang akan bertugas √ √ √
menyiapkan buku catatan
13 Kepala ruang membuka acara √ √ √
timbang terima
14 Penyampaian yang jelas, singkat √ √ √
dan padat oleh perawat jaga
(nic).
15 Perawat jaga sif selanjutnya √ √ √
dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang
telah ditimbang terimakan dan
berhak menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang jelas.
Pelaksanaan di bed pasien
16 Kepala ruang menyampaikan √ √ √
salam dan pp menanyakan
kebutuhan dasar pasien.
17 Perawat jaga selanjutnya √ √ √
mengkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan, dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan, serta
hal-hal penting lainnya selama
masa perawatan.
18 Hal-hal yang sifatnya khusus √ √ √
dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya dicatat
secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada
petugas berikutnya.
Post-timbang terima
19 Diskusi √ √ √
20 Pelaporan untuk timbang √ √ √
terima dituliskan secara
langsung pada format timbang
terima yang ditandatangani
oleh pp yang jaga saat itu dan
pp yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang.
21 Ditutup oleh kepala ruangan √ √ √
Total 21 0 21 0 21 0
Porsentase 100% 0% 100% 0% 100% 0%
Sumber: Hasil observasi dan wawancara diruang Diponogoro 16 s/d 18 Juli

2018

Keterangan:

Berilah tanda “√” pada kolom “D” atau “T” yang sesuai dengan kondisi saat

melakukan observasi.

D : dilakukan T : tidak dilakukan

Berdasarkan hasil observasi diruang diponegoro selama 3 hari pada tanggal 16 s.d

18 Juli 2018 diperoleh hasil 100 % dilakukan sesuai SOP.Namaun pada timbang terima

pada shift sore dan malam tidak berjalan dengan maksimal karena perawat hanya

melakukan serah terima di nurse station saja dan jarang menanyakan keluhan pasien.
SPO Serah Terima Pasien di ruang Diponogor (SPO RS, 2017)

Suatu tata cara serah terima pasien yang dilakukan oleh perawat jaga sebelumnya

ke perawat jaga selanjutnya, untuk melimpahkan tugas / tanggung jawab selanjutnya

Tujuan :

1. Tersampaikannya kondisi pasien dibawah tanggung jawabnya.

2. Tersampaikannya permasalahan pasien yang sudah teratasi atau yang sedang

berlangsung.

3. Tersampaikannya hal-hal penting yang harus ditindak lanjut oleh perawat dinas

selanjutnya.

4. Tersusunnya rencana kerja dan kegiatan selanjutnya.

5. Tersampaikannya informasi petugas yang merawat kepada pasien dan keluarga.

6. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah serah terima pasien.

Tabel 3.24 checklist operan jaga shift di ruang Diponogoro (SPO RS, 2017)
No Aspek yang dinilai Evaluasi
16/07/18 17/07/18 18/07/18
D T D T D T
1 Diawali dengan berdo’a √ √ √
2 Membaca laporan dan √ √ √
serah terima pasien antar
katim / kepala jaga
diikuti oleh pelaksana
perawatan.
3 Serah terima pasien √ √ √
dilakukan di kantor
perawatan meliputi:
a. jumlah pasien
4 b. invertaris peralatan √ √ √
5 c. Tugas dan kegiatan √ √ √
yang sudah
diselesaikan dan yang
belum dilaksanakan.
6 d. Masalah-masalah √ √ √
keperawatan yang
muncul dan belum
teratasi.
7 Kemudian keliling √ √ √
kesemua pasien yang
dirawat sambil melihat
kondisi pasien dari dekat
baik operan shift pagi,
siang dan malam
8 Katim / ka jaga dan √ √ √
pelaksana perawatan
yang selsai dinas pamitan
pulang dan yang
menggantikan dinas
memperkrnalkan diri ke
pasien dan keluarganya
dan memberitahui batas
waktu jam dinasnya.
9 Selesai keliling, antara ka √ √ √
tim/ ka jaga operan
tugas sebagai
penanggung jawab dinas
selanjutnya
10 Tata cara perawat/bidan √ √ √
masuk ke ruangan pasien
dan keluarganya antara
lain :
a. memberi salam,
meyapa pasien dan
keluarganya.
11 b. Menanyakan kondisi √ √ √
atau keluahan pasien.
Total 9 2 9 2 9 2
Prosentase 81,9% 18,1% 81,9
18,1 81,9% 18,9%
%
Sumber: Hasil observasi diruang Diponogoro 16 s/d 18 Juli 2018

Keterangan:

Berilah tanda “√” pada kolom “D” atau “T” yang sesuai dengan kondisi saat

melakukan observasi.

D : dilakukan T : tidak dilakukan


Berdasarkan hasil observasi diruang diponegoro selama 3 hari pada tanggal 16 s.d

18 Juli 2018 diperoleh hasil 81,9 % dilakukan sesuai SOP dan 18,9% tidak dilakukan

sesuai SOP. Serah terima pasien sudah dilakukan sesuai SOP tapi tidak maksimal.

Perawat tidak melakukan operan terkait inventaris ruangan dan saat operan shift jaga

siang dan malam tidak keliling ke pasien untuk mengklarifikasi ulang.

Baerdasarkan hasil observasi melalui koesioner yang dibagikan kepada 4 perawat

di Ruang Diponogoro:

Soal
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perawat
Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Tidak
1
Perawat
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak
2
Perawat
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya
3
Perawat
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak
4
Jumlah 3 4 4 4 4 3 4 1 3 1
% 75% 100% 100% 100% 100% 75% 100% 25% 75% 25%
Rata- 75,5% perawat melakukan timbang terima sesuai dengan SPO dan 25,5% perawat
rata tidak melakukan timbang terima sesuai dengan SPO

80.00% 75.50%

60.00%

40.00% Sesuai SPO


25.50%
Tidak Sesuai SPO
20.00%

0.00%
Timbang terima perawat

Dari tabel di atas bahwa 75% perawat mengetahuai hal-hal yang harus

disampaikan saat timbang terima, 75% menyampaikan rencana kolaboratif, dan 75%

mengetahui adanya standar prosedur operasional (SPO) tentang timbang terima. 100%

perawat menyebutkan diagnose keperawatan klien, 100% perawat menyebutkan


intervensi yang sudah dilakukan, 100% telah menyebutkan intervensi yang belum

dilakukan, 100% perawat menyebutkan status terafi klien (dilanjutkan, dihentikan, atau

ditunda), dan 100% perawat telah menyampaikan hal-hal yang memerlukan perhatian

khusus. Hanya 25 % perawat melakukan timbang terima di depan klien dan hanya 25%

perawat yang telah menerapkan teknik timbang terima sesuai dengan standar.

Dapat disimpulkan bahwa hanya 25% perawat yang melakuan timbang terima

tepat di depan pasien dan hanya 25% perawat yang melaksanakan timbang terima

sesuai dengan standar (SPO) yang ada di Rumah sakit.

Berdasarkan hasil observasi melalui koesioner yang dibagikan kepada 9 pasien di Ruang

Diponogoro:

Soal
Nama
1 2 3 4 5
Pasien 1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Pasien 2 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Pasien 3 Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
Pasien 4 Ya Ya Tidak Ya Ya
Pasien 5 Ya Ya Tidak Ya Ya
Pasien 6 Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Pasien 7 Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
Pasien 8 Ya Ya Ya Ya Tidak
Pasien 9 Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
Jumlah 3 3 1 4 5
% 33,3% 33,3% 11,1% 44,4% 55,6%
Rata-rata 35,5% perawat melakukan timbang terima ke pasien
sesuai dengan SPO dan 64,5% perawat tidak melakukan
timbang terima ke pasien sesuai dengan SPO

80.00%
64.50%
60.00%
35.50% Sesuai SPO
40.00%
Tidak Sesuai SPO
20.00%

0.00%
Timbang Terima perawat
Dari tabel di atas hanya 33,3% perawat yang melakuan timbang terima di depan pasien,

33,3% perawat memperkenalkan diri saat pergantian shift. Hanya 11,1% perawat yang

memberitahu siapa shift selanjutnya, hanya 44,4% perawat yang memberi salam, menyapa

pasien dan keluarganya dan hanya 55,6% perawat yang menanyakan keluhan pasien saat

timbang terima. Dapat disimpulkan bahwa pasien tidak dilibatkan dalam timbang terima yang

sesuai dengan SPO.

3.3.3 Discharge Planning

Kegiatan discharge planning idealnya dilakukan ketika pasien pra krs, krs, dan

sebelum krs. Di ruang diponegoro sudah melakukan discharge planning sesuai dengan spo

dengan memberikan edukasi berupa jadwal kontrol beserta persyaratan yang harus

dibawa ke klinik, obat yang harus diminum selama di rumah, dan perawatan mandiri

yang dapat dilakukan ketika pasien sudah di rumah. Hanya saja dalam melakukan

discharge planning, perawat tidak memberikan leaflet untuk edukasi di rumah.

Bagan 3.3.3 Alur discharge planning(Nursalam, 2017):


Tabel.3.25 Checklist Discharge Planning ( Nursalam, 2017)

Tanggal
Aspek yang dinilai 16/07/18 17/07/18 18/07/18
No
D T D T D T
1 No. Reg : √ √
Diisi sesuai nomer register pasien.
2 Nama: √ √
Diisi sesuai nama pasien.
3 Jenis kelamin: √ √
Diisi laki laki/perempuan.
4 Tanggal MRS: √ √
Sesuai pasien masuk RS
5 Diagnosis MRS: √ √
Diisi oleh dokter berdasarkan pemeriksaan
klinis.
6 Tanggal MRS: √ √
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh
dokter.
7 Diagnosis KRS: √ √
Diagnosis pasien berdasarkan pemeriksaan
klinis setelah pasien diperbolehkan pulang.
8 Dipulangkan dari RS y dengan keadaan: √ √
Diisi berdasar kondisi pasien pulang.
9 Tanggal/tempat kontrol: √ √
Diisi sesuai tempat dan kontrol ketika pasien
kontrol.
10 Lanjutan keperawatan di rumah: √ √
Diisi keperawatan lanjutan sesuai diagnosis
sewaktu pulang (keperawatan luka, gift, dan
lain-lain).
11 Aturan diet: √ √
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi.
12 Obat-obat yang diminum dan jumlahnya: √ √
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang
aturannya, dosisnya, jumlahnya.
13 Aktivitas dan istirahat: √ √
Diisi sesuai advis dokter tentang kegiatannya,
dan istirahatnya di rumah.
14 Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, √ √
foto, ekg):
Hasil dari pemeriksaan pasien yang
diperbolehkan dibawa pulang.

15 Lain-lain: √ √
Diisi hal di luar ketentuan di atas misal: obat
obat yang di-stop/dihentikan.
Total 14 1 14 1

Prosentase 93, 6,6


93, 6,6
3%
3 %%
%
Sumber : Hasil Observasi dan Wawancara Diruang Diponegoro, 2018

Keterangan :

D : dilakukan T : tidak dilakukan

√ : dilakukan - : tidak dilakukan

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 16-18 Juli 2018

didapatkandata subjektif berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan,

didapatkan hasil bahwa Kepala Ruangan mengatakan leaflet semua penyakit tidak

tersedia sehingga saat pasien pulang tidak diberikan leaflet dan alur discharge planning

tidak berjalan sesuai alur yang tersedia dikarenakan dengan tenaga kesehatan (dokter

dan apoteker) tidak ada. Data objektif yang didapatkan pasien diberikan surat kontrol

oleh perawat, diberi informasi pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.

SOP Discharge Planning (SOP RS, 2015)

Discharge planning ( perencanaan pulang ) merupakan suatu proses yang dinamis

dan sistematis dari penilaian, persiapan serta koordinasi yang dilakukan untuk

memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

sebelum dan sesudah pulang.

Tujuan :

a. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial.

b. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.


c. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.

d. Membantu rujukan pada sistem pelayanan yang lain.

e. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan serta mempertahankan

status pasien.

f. Membantu pasien dan keluarga untuk memahami permasalahan dan upaya

pencegahan serta mengurangi angka kekambuhan.

Tabel 3.26 Checklist SOP Discharge Planning (SOP RS, 2015)

Aspek yang dinilai Tanggal


No 16/07/18 17/07/18 18/07/18
D T D T D T
1 Pasien diperbolehkan pulang oleh dokter √ √ √
yang merawat / pulang paksa
2 Kaji tingkat ketergantungan pasien √ √ √
3 Perawat mengisi blanko discharge planning √ √ √
sesuai juknis
4 Blanko discharge planning dibuat rangkap √ √ √
empat, satu lembar di status pasien sebagai
dokumentasi, lembar ke dua rawat jalan,
lembar ke tiga pasien, lembar ke empat
arsip ruangan dan yang satu lagi dibawakan
pulang.
5 Perawat menyiapkan hasil pemeriksaan √ √ √
penunjang yang harus dibawakan ( hasil
laborat bila perlu difotokopi, hasil rontgen,
hasil pa, dll)
6 Perawat mencatat obat sisa (yang dibawa √ √ √
pulang) dan masih dilanjutkan di rumah
sakit.
7 Untuk obat / alkes yang sudah tidak √ √ √
terpakai dan masih bisa dikembalikan di
apotek dibuatkan pengantar oleh petugas
ruangan. Keluarga menyelesaikan
administrasi, kembali ke kantor perawatan,
kwitansi administrasi dicatat oleh petugas
administrasi ruangan.
8 Pasien boleh pulang. √ √ √
Total 8 0 8 0 8 0
Prosentase 100 0 10 0% 10 0%
% % 0 0
% %
Sumber : Hasil Observasi Diruang Diponegoro, 2018

Keterangan :

D : dilakukan T : tidak dilakukan

√ : dilakukan - : tidak dilakukan

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 16 – 18 Juli 2018

didapatkan bahwa discharge planning dilakukan sesuai SOP dengan prosentasi 100%.

3.3.4 Supervisi

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan

kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan

yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (huber, 2000). Supervisi keperawatan

adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan

oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan

peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat ( nursalam, 2017).
Bagan 3.3.4 Alur Supervisi (Nursalam,2017)

Kepala Bidang Perawatan

Kepala per IRNA

Menetapkan kegiatan
Pra dan tujuan serta Kepala per IRNA
instrumen/alat ukur
Kepala Ruangan

Menilai kinerja
perawat: Supervsi
Responsibility-
PELAKSANAAN Accountability-
authorithy (RAA)
PP 1 PP 2

PA PA
PEMBINAAN (3-F)
PASCA
- Penyampaian penilaian (fair) Kinerja perawat dan
- Feed back (umpan balik) kualitas pelayanan
- Follow up (tindakan lanjut),
pemecahan masalah dan
reward

Keterangan : Supervisi

Tabel 3.27 Supervisi (Nursalam, 2017)

Evaluasi
16/07/18
No Aspek Yang Dinilai
D T

Pra supervisi

1 a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan √


disupervisi.
2 b. Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi √
yang akan dinilai
Pelaksanaan Supervisi
3 a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan √
alat ukur atau instrumen yang telah disiapkan.
4 b. Supervisor mendapat beberapa hal yang √
memerlukan pembinaan.
5 c. Supervisor memanggil pp dan pa untuk √
mengadakan pembinaan dan klarifikasi
permasalahan.
6 d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, √
wawancara, dan memvalidasi data sekunder.
1) Supervisor mengklarifikasi permasalahan
yang ada.
7 2) Supervisor melakukan tanya jawab dengan √
perawat.
Pasca supervisi
8 a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (f- √
fair).
b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi √
(sesuai hasil laporan supervisi).
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow √
up perbaikan.
Total 7 3
Presentase 70% 30%
Sumber : Wawancara Kepada Kepala Ruangan Dan Observasi, 2018)

Keterangan :

D : dilakukan √ : dilakukan

T : tidak dilakukan - : tidak dilakukan

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16 Juli 2018 diruang diponegoro

supervisi sudah dilakukan sesuai SOP dengan prosentasi 70% dan tidak dilakukan sesuai

SOP 30%. Hal yang menjadi tidak sempurna adalah tidak adanya instrumen yang

digunakan untuk supervisi.

3.3.5 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan

keperawatan profesional.Ners profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan

tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang


dilaksanakan.Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga

dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan. (nursalam, 2017).

Dalam dokumentasi keperawatan ada beberapa yang harus diperhatikan :

a. Pengkajian

1. Pengumpulan data dengan kriteria, yaitu llarb: legal, lengkap, akurat, relevan,

dan baru

2. Pengelompokan data : data biologis, psikologis dan format pengkajian

b. Diagnosis keperawatan terdiri dari pes (problem, etiologi, dan symptom)

c. Perencanaan meliputi :

1. Prioritas masalah

2. Tujuan asuhan keperawatan

3. Rencana tindakan didasarkan pada NIC NOC

d. Intervensi / implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang

ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal yang

mencakup aspek peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan dengan

mengikutsertakan pasien dan keluarga.

e. Evaluasi mencakup aspek kapp (kognitif, afektif, psikomotor, perubahan biologis),

Tabel 3.28 Dokumentasi (Nursalam, 2017)

Aspek Yang Kode Berkas


No
Dinilai RM.1 RM.2 RM.3 RM.4 RM.5 RM.6 RM.7 RM.8
A PENGKAJIA
N
1 Mencatat data √ √ √ √ √ √ √ √
yang dikaji
dengan
pedoman
pengkajian
2 Data √ √ √ √ √ √ √ √
dikelompokkan
(bio-psiko-
sosio-spiritual)
3 Data dikaji √ √ √ √ √ √ √ √
sejak pasien
masuk sampai
pulang
4 Masalah √ √ √ √ √ √ √ √
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan
antara status
kesehatan
dengan norma
dan pola fungsi
kehidupan
SUB TOTAL 4 4 4 4 4 4 4 4
TOTAL 32
PRESENTAS 100%
E%
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √
keperawatan
berdasarkan
masalah yang
telah
dirumuskan
2 Diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √
keperawatan
mencerminkan
PE/PES
3 Merumuskan √ √ √ √ √ √ √ √
diagnosa
keperawatan
actual/potensia
l
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL 30
PRESENTAS 100%
E%
C Rencana tindakan
1 Berdasarkan √ √ √ √ √ √ √ √
diagnosa
keperawatan
2 Disusun √ √ √ √ √ √ √ √
menurut urutan
prioritas
3 Rumusan √ √ √ √ √ √ √ √
tujuan
mengandung
komponen
pasien/subjek
perubahan,
perilaku,
kondisi pasien
dan atau
criteria
4 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √
tindakan
mengacu pada
tujuan dengan
kalimat
perintah, terinci
dan jelas
5 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √
tindakan
menggambarka
n keterlibatan
pasien atau
keluarga
6 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √
tindakan
menggambarka
n kerjasama tim
kesehatan lain
SUB TOTAL 6 6 6 6 6 6 6 6
TOTAL 42
PRESENTAS 100%
E%

D Tindakan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √
dilaksanakan
sesuai rencana
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √
mengobservasi
respon pasien
terhadap
tindakan
keperawatan
3 Revisi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √
berdasarkan
hasil evaluasi
4 Semua tindakan √ √ √ √ √ √ √ √
yang telah
dilaksanakan
dicatat ringkas
dan jelas
SUB TOTAL 4 4 4 4 4 4 4 4
TOTAL 32
PRESENTAS 100%
E%
E Evaluasi
1 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √
mengevaluasi
respon pasien
sesuai dengan
kriteria hasil
yang sudah
ditentukan
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √
mengevaluasi
respon pasien,
analisa masalah
keperawatan
dan rencana
tindak lanjut.
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2 2 2
TOTAL 18
PRESENTAS 100%
E%

F Catatan asuhan keperawatan


1 Menulis pada √ √ √ √ √ √ √ √
format yang
baku
2 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √
dilakukan
sesuai dengan
tindakan yang
dilaksanakan
3 Pencatatan √ O O O √ √ O O
ditulis dengan
jelas, ringkas
istilah yang
baku dan benar
4 Setiap √ √ O √ √ √ √ O
melakukan
tindakan
perawat
mancantumkan
paraf/nama
jelas dan
tanggal jam
dilakukan
tindakan
5 Berkas catatan √ √ √ √ √ √ √ √
keperawatan
disimpan sesuai
dengan
ketentuan yang
berlaku.
SUB TOTAL 5 4 3 4 5 5 4 3
TOTAL 33
PRESENTAS 82%
E%
Sumber : Hasil Observasi dan Wawancara Diruang Diponegoro, 2018

Keterangan :

D : dilakukan T : tidak dilakukan

√ : dilakukan O: tidak dilakukan

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 16-18 Juli 2018 diruang

diponegoro dokumentasi sudah dilakukan sesuai SOP dengan prosentasi 82%.

Hasilobservasi catatanasuhan keperawatandidapatkan hasil 5 dari 8 rekam medis

terdokumentasi namun tidak bisa dibaca.Teknik dokumentasi yang digunakan di ruang

diponegoro menggunakan dokumentasi sistem manual.Lembar dokumentasi yang

digunakan terdiri dari lembar integrasi dan lembar catatan perkembangan.Lembar

integrasi merupakan kumpulan catatan evaluasi dari setiap tenaga kesehatan yang

terlibat dalam perawatan pasien selama pasien dirawat di rumah sakit.Lembar catatan
perkembangan merupakan catatan asuhan keperawatan yang diisi oleh perawat setiap

masing-masing shif yang terdiri dari keluhan pasien, keadaan umum secara objektif,

rencana keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.Dalam pelaporan di

ruang diponegoro digunakan sistem pelaporan secara manual maupun elektronik

(komputerisasi).Dokumentasi asuhan keperawatan pada diagnosa keperawatan tidak

diprioritaskan dan NIC NOC tidak optimal dijalankan.

LAMPIRAN : FORMAT SERAH TERIMA OBAT

Nama Pasien : Ruangan :

Umur : No.Reg :

FORMAT MODEL POR

PROBLEM ORIENTED RECORD (POR)

Masalah Waktu Rencana Waktu Tindakan


MODEL DOKUMENTASI – PI

(PROBLEM-INTERVENSI-EVALUTION)

Nama/Umur : No. Register :

Ruangan : No. Kamar :

No Tgl/jam Problem Intervensi Evaluasi Ttd

Pagi Sore Malam


3.3.6 Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah


keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (nursalam, 2017).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang diponegoro pada tanggal 16
juli 2018, ronde keperawatan dilakukan 1 bulan sekali di ruang diponegoro. Laporan
pelaksanaan ronde keperawatan Bulan Juni 2018 dilakukan tgl 16 Juni 2018 dengan data
sebagai berikut :

Tabel 3.29 : Laporan Pelaksanaan Ronde Keperawatan


Tanggal Nama Pasien Pelaksana Peserta Keterangan
No.
Kasus Pasien
5 Juni 2018 Ny. Ruminah  Perawat 1) Perawat ruang
1.
dengan Post ruang Diponegoro
Re-exp Lab, diponegoro 2) Mahasiswa
DM, dan  Mahasiswa STIKes Patria
CKD STIKes Husada Blitar
Patria stase
Husada manajemen
Blitar stase keperawatan
manajemen 3) Dokter
keperawatan penyakit dalam
4) Dokter bedah
5) Farmasi
6) Ahli gizi
7) Fisioterapi

Hasil analisa : ronde keperawatan bulan Juni sudah dilaksanakan dengan baik.
Dan dimasukan dalam laporan ruangan diponegoro.
3.3.7 Pengelolaan Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (nursalam,
2017). Berikut ini alur sentralisasi obat :

Bagan 3.25 Alur Sentraliasi Obat


Tabel. 3.29Sentraliasi Obat (Nursalam, 2017)

Evaluasi
16/07/18 17/07/18 18/07/18
No Aspek yang dinilai D T D T D T

1. Penerimaan resep atau obat

a. Penanggung jawab pengelolaan obat


adalah kepala ruang yang dapat √ √ √
dilegasikan kepada staf yang ditunjuk
(perawat primer atau ketua tim)
b. Ke bed pasien/keluarga penjelasan
dan permintaan persetujuan tentang √ √ √
sentralisasi obat
c. Format sentralisasi obat berisi: √ √ √
nama, no register, umur, ruangan
2. Pemberian obat:

a. Perhatikan 6 tepat (pasien, obat,


dosis, cara, waktu, dokumentasi) dan √ √ √
iw (waspada /monitoring)
3. Penyimpanan:
Mekanisme penyimpanan
1) Obat yang diterima dicatat dalam
buku besar persediaan/dalam kartu √ √ √
persediaan
2) Periksa persedian obat, pemisahan
antara obat untuk menggunakan oral
dan obat injeksi √ √ √
Total 5 1 5 1 1
5
Presentase % 83,33 16,6 83,3 16,66 83, 16,6
6% 3% % 33 6%
%
%

Sumber : Hasil Observasi Diruang Diponegoro, 2018

Keterangan :

D : dilakukan T : tidak dilakukan

√ : dilakukan - : tidak dilakukan

Berdasarkan hasil analisa dan observasi diruang diponegoro diperoleh hasil


83,33% dilakukan sesuai SOP dan 16,67% tidak dilakukan sesuai SOP.
Format persetujuan sentralisasi obat untuk pasien sudah ada tapi tidak berjalan
maksimal.Pelaksanaan tanda tangan untuk pendokumentasian obat belum
maksimal.Pada Disposible spuit hanya dituliskan nomor bed saja tanpa
etiket.Pengelolaan obat diruang diponegoro menggunakan prinsip sentralisai obat,
untuk pasien bpjs dan umum resep diambil oleh keluarga kemudian obat disimpan di
loker obat sesuai dengan identitas pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan karu terkait dengan sentralisasi obat ,
disampaikan bahwa Apabila ada kelebihan obat pada pasien bpjs yang krs (keluar rumah
sakit) atau meninggal, obat akan di kembalikan ke bagian farmasi oleh keluarga atau
perawat sedangkan untuk pasien umum dikembalikan oleh keluarga pasien untuk
ditukarkan ke apotek dalam bentuk uang atau dibawa keluarga.

3.3.8 Penerimaa Pasien Baru (PPB)


Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan pasien baru
(pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan keperawatan, khususnya pada rawat inap
atau keperawatan intensif.Dalam penerimaan pasien baru, maka sampaikan beberapa hal
mengenai orientasi ruang, pengenalan ketenagaan ners−medis, dan tata tertib ruang,
serta penyakit. (nursalam, 2017).

Berikut alur penerimaan pasien baru menurut nursalam, 2017

Karu memberitahu PP akan ada pasien baru


pra

PP menyiapkan :

1. Lembar pasien masuk rumah sakit


2. Buku sttus dan lembar format pengkajian pasien
3. Nursing kit
4. Infomed consent sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
7. Tempat tidur pasien baru

pelaksanaan
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam


lembar penerimaan pasien baru

Anamnesis pasien baru oleh PP dan PA

Terminasi

Evaluasi

Bagan 3.27 Alur Penerimaan Pasien Baru ( Nursalam,2017)


Tabel 3.30 Penerimaan Pasien Baru ( Nursalam,2017)
Tanggal
16/0718 17/07/18 18/18/07
No Aspek yang dinlai
D T D T D T

Persiapan
1 Karu memberitahu pp bahwa akan ada
pasien baru. √ √ √

2 Pp menyiapkan hal-hal yang diperlukan


dalam penerimaan pasien baru, di antaranya √ √ √
lembar pasien masuk rs, lembar pengkajian,
lembar informed consent, status pasien, nursing
kit, lembar tata tertib pasien, dan lembar
kepuasan pasien. Pp meminta bantuan pa
untuk mempersiapkan tempat tidur pasien
baru.
3 Karu menanyakan kembali pada pp tentang
kelengkapan untuk penerimaan pasien baru
dan memeriksa kelengkapan dokumen yang √ √ √
telah disiapkan.
4 Pp menyebutkan hal-hal yang telah
dipersiapkan. √ √ √
Pelaksanaan :
5 Karu dan pp mendatangi pasien dan - - -
keluarga dengan memberi salam serta √ √ √
memperkenalkan diri, pp, dan pa pada
pasien/keluarga.
6 Pp mengisi lembar pasien masuk serta
menjelaskan mengenai beberapa hal yang √ √ √
tercantum dalam lembar penerimaan pasien
baru. Pp menjelaskan tentang penyakit yang
diderita pasien, terapi yang akan dijalani,
menjelaskan dokter yang menangani pasien
dan jadwal kunjungan, menjelaskan fasilitas
yang ada, serta aturan yang ada di rumah
sakit. Pp mengorientasikan pasien pada
ruang/lingkungan rumah sakit. Pp dibantu
pa untuk melakukan pengkajian kenersan
dan pemeriksaan fisik pada pasien.
Penjelasan yang terkait dengan penyakit oleh
dokter yang merawat dan/atau bisa
didelegasikan kepada ners.
7 Pp menanyakan kembali pada pasien dan
keluarga mengenai hal-hal yang belum √ √ √
dimengerti.
8 pp,pasien, dan keluarga menandatangani
lembar penerimaan pasien baru. √ √ √

9 Karu, pp, dan pa kembali ke nurse station. - - -


√ √ √
Penutup :
10 Karu memeriksa kembali kelengkapan
pengisian dokumen penerimaan pasien baru. √ √ √

11 Karu memberikan penghargaan pada pp dan


pa. √ √ √

12 Pp merencanakan intervensi kenersan.


√ √ √
Total 12 0 12 0 12 0
Presentase % 100 0% 100 0% 100 0%
% % %

Sumber : Hasil Observasi Diruang Diponegoro, 2018

Keterangan :

D : dilakukan T : tidak dilakukan

√ : dilakukan - : tidak dilakukan

Berdasarkan hasil analisa dan observasi selama 3 hari pada tanggal 16-18juli 2018
didapatkan bahwa penerimaan pasien baru telah dilakukan sesuai SOP dengan
prosentasi 100% dan tidak dilakukan sesuai SOP dengan prosentase 0%. Penerimaan
pasien baru dilaksanakan secara maksimal.

SOP Menerima Pasien Baru Di Ruang Diponegoro (Sop Rs, 2015)

Menerima pasien baru adalah menerima pasien yang baru masuk ke rumah sakit
untuk dirawat sesuai peraturan yang berlaku.Tujuan : pasien segera memperoleh
pelayanan perawatan sesuai kebutuhannya.

Tabel 3.31 Sop Menerima Pasien Baru Di Ruang Diponegoro (Sop Rs, 2015)

N Aspek yang dinilai Tanggal


o 16/07/18 1707/18 18/07/18
D T D T D T
Persiapan alat :
1 a. Tempat tidur dalam
√ √ √
keadaan siap pakai

2 b. Meja pasien
√ √ √
3 c. Kursi
√ √ √
4 d. Kertas catatan medic
√ √ √
5 e. Alat tulis
√ √ √
6
f. Peralatan untuk √ √ √
pemeriksaan fisik yang
terdiri dari :
 Termometer
7  Tensi meter
√ √ √
8  Timbangan berat badan
√ √ √
9  Pengukur tinggi badan
√ √ √
10  Pispot
√ √ √
11  Urinal
√ √ √
12  Bengkok
√ √ √
13 Pelaksanaan
a. Pasien dan keluarganya √ √ √
diterima dengan ramah
dan penuh perhatian
14 b. Bila pasien dapat berdiri di
ukur dulu berat badannya √ √ √
sebelum dibaringkan
ditempat tidur

15 c. Selanjutnya dilakukan :

1) Anamnese (mengenai
biodata, keluhan √ √ √
utama, riwayat
penyakit, dll)

16 2) Pemeriksaan fisik yng


meliputi keadaan √ √ √
umum pasien :

17  Pengukuran suhu
√ √ √
18  Denyut nadi
√ √ √
19  Pernafasan
√ √ √
20  Tekanan darah, dll
√ √ √
21 d. Laporkan pasien baru
tersebut kepada dokter √ √ √
penanggung jawab pasien
atau dokter yang jaga di
igd bila memerlukan
penanganan segera

22 e. Catat nama dan alamat


jelas dalam buku register √ √ √
ruang perawatan.

23 f. Pasien dan keluarganya


diberi penjelasan mengenai √ √ √
tata tertib ruang perawatan
dan peraturan rumah sakit
(antara lain ketentuan
administrasi, waktu
berkunjung, waktu
pemeriksaan dokter)
orientasi ruang perawatan
beserta fasilitas di
dalamnya dan cara
penggunaannya, serta
jadwal kegiatan rutin di
dalamnya.

24 g. Perawat mencatat semua


hasil anamnese dan √ √ √
pemeriksaan fisik dalam
berkas catatan medik
pasien

Total 21 3
Prosentase 87,5% 12,5
%

Sumber : Hasil Observasi Diruang Diponegoro, 2018

Keterangan :

D : dilakukan t : tidak dilakukan

√ : dilakukan - : tidak dilakukan


Berdasarkan hasil analisa dan observasi selama 3 hari pada tanggal 16-18 2018
didapatkan bahwa penerimaan pasien baru telah dilakukan sesuai SOP dengan
prosentasi 87,5% dan tidak dilakukan sesuai SOP dengan prosentase 12,5%.
Penerimanaan pasien baru tidak dilakukan secara maksimal karena beberapa alat
pengkajian tidak digunakan seperti mengukur TB dan BB pasien yang tingkat
ketergantungannnya mandiri.

You might also like