You are on page 1of 12

Rumah Sakit

Budi Sehat Purworejo


Bekerja sigap, tepat, dan tanggap

Kategori unit kerja

PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI HIGH CARE UNIT
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
barkat dan anugrahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga
Buku Pedoman Pelayanan High Care Unit (HCU) dapat selesai di susun .
Buku Pedoman Pelayanan High Care Unit (HCU) merupakan
panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dengan unit HCU dalam tata
cara pelaksanaan
Dalam pedoman pelayanan High Care Unit (HCU) ini diuraikan tentang
standart ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana kriteria pasien masuk
dan keluar HCU, persiapan penerimaan pasien, monitor pasien,
prosedur medis, penggunaan alat – alat medis, konsultasi, rekam medis,
evaluasi hasil perawatan pasien, logistic, keselamatan kerja dan
pengendalian mutu.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam-
dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian pedoman High Care Unit (HCU)

Purworejo,

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang
dijamin dalam undang – undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.Peningkatan Upaya
Kesehatan Perorangan (UPK) di Rumah Sakit secara terus menerus
ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
ilmu dan teknologi kedokteran. Pengembangan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit juga diarahkan guna meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien serta efisiensi biaya dan kemudahan akses segenap
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit perlu di
tingkatkan secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat
yang semakin meningkat sebagai akibat penyakit menular maupun
tidak menular seperti : demam berdarah, malaria, cidera, keracunan,
penyalahgunaan NAPZA, HIV, penyakit jantung pembuluh darah, diabetes
melitus dan gagal ginjal.
Petunjuk teknis ini di susun sebagai acuan bagi Rumah Sakit dalam
rangka penyelenggaraan pelayana HCU yang berkualitas dan
mengedepankan keselamatan pasien di Rumah Sakit serta dalam
penyusunan standart prosedur operational pelayanan HCU di Rumah Sakit
Pemerintah Swasta.

B. Tujuan
a. Menyediakan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber daya
manusia
b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peralatan HCU
c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan pelayanan HCU
terutama bagi pasien kritis stabil yang hanya membutuhkan
pelayanan pemantauan.
C. Pengertian dan batasan
1. Pengertian
a. High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan Rumah Sakit bagi
pasien dengan kondisi stabil dan fungsi respirasi, hemodinamik, dan
kesadaran, namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan
pemantauan secara ketat. Tujuannya adalah agar bias diketahui
secara dini perubahan yang membahayakan, sehingga bias dengan
segera dipindahkan ke ICU untuk dikelola lebih baik.
b. Pasien yang dimaksud pada poin (a) tersebut adalah pasien yang
memerlukan tingkat pelayanan yang berbeda di antara ICU dan
Ruang Rawat inap biasa ( artinya tidak perlu perawatan ICU namun
belum dapat dirawat di ruang perawatan biasa karena masih
memerlukan pemantauan ketat ).
c. Waktu penyelenggaraan pelayanan HCU berlangsung 24 jam sehari
selama 7 hari perminggu
d. Ada 3 ( tiga ) jenis type HCU, yaitu :
 Separated/ conventional/ freestanding HCU adalah HCU
yang berdiri sendiri ( independent), terpisah dari ICU
 Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU
 Pararel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan
( bersebelahan) dengan ICU.

2. Lingkup kerja
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi
kritis stabil yang membutuhkan pelayanan, pengobatan dan
pemantauan secara ketat tanpa penggunaan alat bantu (Ventilator ).
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Jumlah Tenaga Menurut Kualifikasi

Berikut ini adalah daftar kualifikasi sdm di unit kerja HCU, adapun daftar
kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada table dibawah ini:

No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah


1. Kepala instalasi dokter a) Pelatihan 1
pemantauan
b) Pelatihan
penatalaksan
aan jalan
nafas dan
terafhy
oksigen
c) Pelatihan
teraphy
cairan,
elektrolit,
dan asam
basa
d) Pelatiahn
pengendalian
dan
penanganan
infeksi
e) Pelatihan
manajement
HCU

2. Kepala ruang Amd.Kep pelatihan 1


Basic dan
Advence
Life
Support

3. Koordinator DIII Pelatihan 1


Basic Life
Support

4. Perawat pelaksana DIII Pelatihan 3


Basic Life
Support

1. Penetapan jam kerja


Hari kerja perusahaan adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam
seminggudan jam kerja standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu
minggu. Rumah sakit Rawamangun merupakan rumah sakit yang
beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum
dan disesuaikan dengan jam kerja perusahaan.
Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan
diatur secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap
mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 40 jam dalam satu minggu
dengan 6 hari kerja. Untuk karyawan yang berkerja melebihi jam kerja
standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan
lembur perusahaan.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Batas keterlambatan karyawan dalam satu bulan adlah 30 menit.
b. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberkan maka
karyawan tersebut akan mendapatkan evaluasi keisiplinan dari atasan
langsung.
c. Apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun
karyawan akan diberikan surat peringatan.
d. Izin meninggalkan dinas maksimal adalha 3 jam dalam satu hari kerja
dengan persyaratan mengisi fom izin meninggalkan dinas (IMD) yang
ditanda tangani oleh atasan langsung dan dapat dipertanggung
jawabkan urgencynya.
Pengaturan tenaga kerja di RS. khusus bedah rawamangun
berdasarkan shift dan non shift dapat dibawah ini :
Karyawan Shift :
1. Shift 1 : 07.00-14.00
2. Shift 2 : 14.00-21.00
3. Shift 3 : 21.00-07.00

2.Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit HCU RS,khusus bedah Rawamangun
berdasarkan shift. Tenaga kerja diunit HCU saat ini berjumlah 4 orang
yang memegang tanggung jawab sebagai :
1) Kepala instalasi : 1 orang
2) Coordinator : 1 orang
3) Perawat pelaksanaan : 2 orang

Keempat tenaga di unit HCU ini berkerja setiap hari sebagai berikut :
1) Kepala instalasi : on call
2) Coordinator : Senin – Jum’at : 08.00-16.00
Sabtu : 08.00-14.00
3) Perawat pelaksanaan : Sesuai Shift
B. Pelayanan HCU

Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakuakan antara lain :


1. Tingkat kesadaran
2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4
(empat ) jam atau disesuaikan dengan keadaan fisik
3. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 ( delapan ) jam
atau disuaikan dengan keadaan pasien
Tindakan medik dan asuhan keperawatanyang dilakukan adalah :
1. Bantuan hidup dasar / Basic Life Support ( BHD/ BLS ) dan bantuan
hidup lanjut Advence Life Support ( BHD / ALS )
a. Jalan Nafas ( Airway ): membebaskan jalan nafas, bila perlu
menggunakan alat bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingeal
atau pipa nasopharyngeal. Dokter HCU juga harus mampu
melakukan intubasi endotrakeal bila diindikasikan dean segera
memindahkan/ merujuk pasien
b. Pernafasan/ ventilasi
c. Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan kompresi
jantung luar
2. Teraphy oksigen
3. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi ( obat
inotropik,obat anti nyeri, obat aritmia jantung, obat – obatab yang
bersifat vasoaktif, dan lain – lain.
4. Nutrisi enteral dan nutrisi oarenteral campuran
5. Fisioteraphy sesuai dengan keadaan pasien
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah di berikan

BAB III
Standart Fasilitas

A. Bangunan
1) Lokasi dan Denah
Lokasi ruang HCU terletak pada lokasi yang nyaman, tenang dan
aman, adapun denahnya adalah sebagai berikut :

Keterangan ruang :
: meja perawat 1
: Kursi 2
: tempat sampah : medis, nonmedis, infeksius, box safety
: lemari kaca 1
: wastafel 1
: bed pasien 2
: dudukan beside monitor 1
: pintu masuk 1
: tabung Oksigen 1
: tensimeter manual 1
: stetoscope 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Peningkatan mutu pelayanan


1. Jenis pelayanan HCU
pelayanan HCU meliputi pemantauan pasien secara ketat, menganalisa
hasil pemantauan dan melakukan tindakan medic dan asuhan
keperawatan yang diperlukan.
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakuakan antara lain :
1. Tingkat kesadaran
2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4
(empat ) jam atau disesuaikan dengan keadaan fisik
3. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 ( delapan )
jam atau disuaikan dengan keadaan pasien
Tindakan medik dan asuhan keperawatanyang dilakukan adalah :
1. Bantuan hidup dasar / Basic Life Support ( BHD/ BLS ) dan
bantuan hidup lanjut Advence Life Support ( BHD / ALS )
a) Jalan Nafas ( Airway ): membebaskan jalan nafas, bila perlu
menggunakan alat bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingeal
atau pipa nasopharyngeal. Dokter HCU juga harus mampu
melakukan intubasi endotrakeal bila diindikasikan dean segera
memindahkan/ merujuk pasien
b) Pernafasan/ ventilasi
c) Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan
kompresi jantung luar
2. Teraphy oksigen
3. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi ( obat
inotropik,obat anti nyeri, obat aritmia jantung, obat – obatab yang
bersifat vasoaktif, dan lain – lain.
4. Nutrisi enteral dan nutrisi oarenteral campuran
5. Fisioteraphy sesuai dengan keadaan pasien
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah di berikan
2. Kriteria masuk dan keluar HCU
a) Pasien yang memerlukan pelayanan HCU sesuai indikasi adalah :
 Pasien dari IGD
 Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti
kamar bersalin, ruang endoskopi.
 Pasien dari bangsal ( Ruang Rawat Inap )
b) Indikasi Masuk
 Pasien gagal yang berpotensi mempunyai resiko tinggi untuk
terjadi komplikasi dan tidak merlukan monitor dan alat bantu
invasive.
 Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.
3. Dengan prosedur Masuk HCU
 Dokter penanggung jawab pasien (DPJP)
menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait
kondidi pasien untuk masuk HCU
 Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien
ke dokter penanggung jawab HCU (dr. anastesi )
 Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission
 Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission
terkait dengan masuk pasien ke HCU
 Memberikan pelayanan
c) Indikasi keluar
 Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
 Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan pemantauan
dan alat bantu invasife sehingga perlu pindah ke ICU.
4. Dengan prosedur Keluar HCU

 Dokter penanggung jawab pasien (DPJP)


menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait
kondisi pasien membaik dan layak pindah ruangan.

 Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien


ke dokter penanggung jawab HCU (dr. anastesi ) bahwa indikasi
pindah ruang

 Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission


 Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission
terkait dengan pindah kamar di rawat inap
 Memindahkan pasien dan Memberikan pelayanan di rawat inap.
5. Yang tidak perlu masuk HCU

 Pasein dengan fase terminal suatu penyakit ( seperti : kanker


stadium akhir )

 Pasien atau keluarga yang menolak untuk di rawat di HCU


(atas dasar “informed consent” ).
6. Persiapan penerimaan pasien
a. Ruang Hcu mendapat informasi dari bagian admission terkait
dengan pasien yang akan dirawat di ruang HCU
b. Perawat IGD menghubungi perawat HCU terkait dengan kondisi
pasien yang akan dirawat di ruang HCU
c. Perawat HCU menyiapkan fasilitas yang diperlukan

You might also like