You are on page 1of 39

KONSEP TEORI

1. Definisi
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam
jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran
susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal
dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
(Medicastore, 2011)
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (Karsono, 2006).

2. Etiologi
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara
pasti (Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan
tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
• Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan
dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca
mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
· Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
· Genetik
- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya
“linkage genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi
kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi
malignan (Reeder, Martin, 1997).
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien
dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar,
1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
· Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa


faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker
payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini,
dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah
ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang
porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun,
Menarche kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun
mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.

3. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak
sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan
secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker
pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi
bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari
sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-
karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran
cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.

3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4. fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.

4. Manifestasi Klinis Ca Mammae


Gejala umum Ca mamae adalah :
· Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
· Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran
karena mulai timbul pembengkakan
· Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting
susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
· Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
· Ada cairan yang keluar dari puting susu
· Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi
dan terjadi retraksi
· Ada rasa sakit
· Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium
darah meningkat
· Ada pembengkakan didaerah lengan
· Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
· Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
· Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun
sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke
dalam.
· Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
· Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
· Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh
lain

5. Pathway Ca Mammae

6. Pentahapan pada Ca Mammae


Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara
berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker
sangat penting karena hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan
merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada, memberikan prognosis,
dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan dalam
petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen
dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling
banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM
yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan
bukti adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>
a. T1a : Tumor <>
b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm
c. T1c :Tumor 1 – 2 cm
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung
ke dinding thorax atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila


3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu
sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas jauh (M) :
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
e. Pemeriksaan sitologik
2. Tes diagnosis lain
a. Non invasif
1). Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang
penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat
diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya
sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan
sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis
dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2). Radiologi (foto roentgen thorak)
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara
massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat
menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada
jaringan patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra
vena, bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor.
Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui
metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung
molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan.

b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk
pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe
biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi
pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau
padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa
srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa
menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung
darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy
mammografi dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut.
Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih
cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara frozen section.

8. Penatalaksanaan Medis
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua
macam yaitu kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)

Tabel Penanganan Cancer Mammae


Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi tumor Mulai dari lumpektomi (pengangkatan jaringan
local dan penyinaran) yang luas dengan kulit yang terkena) sampai
kuadranektomi (pengangkatan seperempat
payudara), pengangkatan atau pengambilan
contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk
penentuan stadium; radiasi dosis tinggi mutlak
perlu (5000-6000 rad)
Seluruh payudara, semua kelenjar limfe di
lateral otot pektoralis minor
Seluruh payudara, semua atau sebagian
Mastektomi total dengan diseksi jaringan aksila
aksila rendah Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan
Mastektomi radikal yang minor di bawahnya, seluruh isi aksila
dimodifikasi
Sama seperti masektomi radikal ditambah
Mastektomi radikal kelenjar limfe mamaria interna
Mastektomi radikal yang
diperluas
Non Pembedahan (paliatif)
Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe regional
yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut,
pada metastase tulang, metastase kelenjar
limfe, aksila, kekambuhan tumor local atau
regional setelah mastektomi

Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif


Kemoterapi pada penyakit yang lanjut

Kanker yang telah menyebar, memakai


estrogen, androgen, progesterone, anti
Terapi hormaon dan endokrin estrogen, ooforektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan
yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut :
biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata :
biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga :
normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung :
bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut :
mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher :
biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada :
adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
i. Hepar :
biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas:
biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah
dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan
haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.
5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. sinar X dada

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Gangguan rasa nyaman nyeri
3. Kerusakan integritas kulit
4. Gangguan body image
5. Kurang pengetahuan
6. Cemas
7. Infeksi
8. Gangguan pola nafas

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil :
v Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
v Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
v Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v Tidak ada tanda tanda malnutrisi
v Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi :
§ Kaji adanya alergi makanan
§ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
§ Berikan substansi gula
§ Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
§ Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
§ Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri
Kriteria Hasil :
v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi :
§ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
§ Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§ Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§ Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
§ Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
3. Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit
Kriteria Hasil :
v Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi,
elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
v Tidak ada luka/lesi pada kulit
v Perfusi jaringan baik
v Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya sedera berulang
v Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
Intervensi :
§ Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
§ Hindari kerutan padaa tempat tidur
§ Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
§ Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
§ Monitor kulit akan adanya kemerahan
§ Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
§ Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
§ Monitor status nutrisi pasien

4. Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan


Kriteria Hasil :
v Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
v Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
v Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
Intervensi :
- Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
-Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya
-Sediakan informasi tentang kondisi klien
-Berikan informasi tentang perkembangan klien
-Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
-Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
-Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas
kesehatan

5. Diagnosa Keperawatan : Gangguan body image


Kriteria Hasil :
1) Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
2) Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
· Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap
penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah
· Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses
adaptasi.
· Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
· Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis
:Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 .
Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC
: Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-
2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

FORMAT PENGKAJIAN DATA


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

BIODATA

Nama : Ny. S
Je nis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Kalipare
No. Register : 106646xxx
Tanggal MRS : 1 September 2015
Tanggal Pengkajian : 7 September 2015

KESEHATAN KLIEN RIWAYAT

1. Keluhan utama/ alasan masuk rumah sakit : terdapat benjolan pada


payudara dan nyeri tekan –

2. Riwayat penyakit sekarang : klien MRS tanggal 7 september 2015 untuk


melanjutkan kemoterapi. Awalnya klien mengeluh timbul benjolan yang
terasa keras dan tidak nyeri.

3. Riwayat kesehatan yang lalu : klien pernah menjalani kemoterapi 6x

4. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada anggota keluarga yang sakit


seperti klien

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu tidur : jam 10.00 – 12.00
2. Waktu bangun : jam 12.00
3. Masalah tidur : tidak ada
4. Hal-hal yang mempermudah tidur : -
5. Hal-hal yang mempermudah klien terbangun : -

B. POLA ELIMINASI
1. BAB : 1x/hari
2. BAK : klien terpasang kateter
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak ada
4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut : -

C. POLA MAKAN DAN MINUM


1. Jumlah dan jenis makanan : jumlah 1 mangkok, jenis bubur
2. Waktu pemberian makan : pagi, siang, malam
3. Jumlah dan jenis cairan : jumlah 300 cc, air putih
4. Waktu pemberian cairan : pagi, sore, malam
5. Pantangan : tidak ada
6. Masalah makan dan minum : tidak ada
a. kesulitan mengunyah : tidak
b. kesulitan menelan : tidak
c. mual dan muntah : tidak
d. tidak dapat makan sendiri : iya, perlu bantuan orang lain
7.Upaya mengatasi masalah : dengan bantuan keluarga

D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE


1. pemeliharaan badan : klien tidak mandi hanya diseka
2. pemeliharaan gigi dan mulut : terlihat kotor
3. pemeliharaan kuku : kuku bersih
E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN : tidak dikaji

DATA PSIKOSOSIAL
A. pola komunikasi : Apatis, penurunan kesadaran
B. orang yang paling dekat dengan klien : anak
C. rekreasi : -
Hobby : -
Penggunaan waktu senggang : -
D. dampak dirawat dirumah sakit : klien tidak bisa menjalankan perannya
sebagai IRT
E. hubungan dengan orang lain/ interaksi sosial
F. keluarga yang dihubungi bila diperlukan : anak

DATA SPIRITUAL
A. ketaatan beribadah : Saat sehat beribadah, saat di RS tidak beribadah
B. keyakinan terhadap sehat/sakit : klien menyakini sakit merupakan
cobaan dari Tuhan
C. keyakinan terhadap penyembuhan : klien menyakini dapat sembuh

PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum/Keadaan Umum : Sakit sedang / apatis
Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,7º C Nadi: 76 x/ menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg Respirasi : 20 x / menit
Tinggi badan : cm Berat badan : kg
B. Pemeriksaan Kepala dan Leher :
1. Kepala dan Rambut
a. bentuk kepala :simetris
ubun-Mataubun : tidak dikaji
kulit kepala : bersih
b. rambut : hitam
penyebaran dan keadaan rambut : dalam batas normal
bau : tidak enak
warna : hitam
c. wajah : tidak ada oedema
warna kulit : dalam batas normal
struktur wajah : simetris

2. Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : simetris
b. Kelopak mata (Palpebra) : baik
c. Konjungtiva dan sclera : konjungtiva anemis
d. Pupil : hitam
e. Kornea dan iris : normal
f. Ketajaman penglihatan / visus :*) : tidak diperiksa
g. Tekanan bola mata :*) : tidak diperiksa

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasl : simetris
b. Lubang hidung : mukosa sekret –
c. Cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung

4. Telinga
a. Bentuk telinga : dalam batas normal
Ukuran telinga : dalam batas normal
Ketegangan telinga : normal
b. Lubang telinga : bersih, simetris
c. Ketajaman pendengaran : klien masih dapat mendengar dengan baik

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : putih pucat
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada caries gigi
c. Keadaan lidah : putih

6. Leher
a. posisi trakhea : normal
b. tiroid : tidak ada pembesaran
c. suara : sedang
d. kelenjar lymphe : tidak ada pembesaran
e. vena jugularis : tidak ada pembesaran
f. denyut nadi carotis : teraba

C. Pemeriksaan Integumen (kulit)


a. kebersihan : bersih
b. kehangatan : hangat
c. warna : coklat
d. turgor : < 2 detik
e. tekstur : halus
f. kelembapan : lembab
g. kelainan pada kulit : tidak ada

D. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. ukuran dan bentuk payudara : tidak simetris, lebih besar payudara
sebelah kanan
b. warna payudara dan aerola : dalam batas normal
c. kelainan-kelainan payudara dan puting : terdapat massa pada payudara
sebelah kanan dan nyeri tekan –
d. axilla dan clavicula : tidak terkaji

E. Pemeriksaan thorak/dada
1. inspeksi thorak
a. bentuk thorak : normal
b. pernafasan
frekuensi : 20 x / menit
irama : tidak ada ronkhi
c. tanda – tanda kesulitan bernafas : tidak ada

2. Pemeriksaan paru
a. palpasi getaran suara (vokal fremitus) : normal
b. perkusi : resonan
c. auskultasi
suara nafas : vesikuler
suara ucapan : sedang
suaran tambahan : tidak ada ronkhi dan wheezing

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi
Pulpasi : teraba
Ictus Cordis : tidak ada
b. Perkusi
Batas-batas jantung : dalam batas normal
c. Auskultasi
Bunyi Jantung I : S1 tunggal
Bunyi Jantung II :S2 tunggal
Bising/murmur : tidak ada
Frekuensi Denyut Jantung : 94 x / menit

F. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
bentuk abdomen : simetris
benjolan/massa : tidak ada
b. Auskultasi
peristaltik usus: ± 10 x / menit
bunyi jantung anak.BJA : tidak ada
c. Palpasi
tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
benjolan/massa : tidak ada
tanda-tanda ascites : tidak ada
hepar : tidak ada
lien : tidak ada
titik Mc.Burne : tidak ada
d. Pekusi
suara abdomen : hypertimpani +
pemeriksaan ascites : tidak ada tanda ascites

G. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. rambut pubis : tidak dikaji
b. meatus urethra : tidak dikaji
c. kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : tidak
dikaji
2. Anus dan Perineum
a. lubang anus : tidak dikaji
b. kelainan-kelainan pada anus : tidak dikaji
c. perineum : +

H. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstrimis)


a. kesimetrisan otot : 444 444
444 444
b. pemeriksaan oedema : tidak ada oedema
c. kekuatan otot : 1 3
3 3
d. kelainan-kelainan pada ekstrimitas dan kuku : tidak ada
I. Pemeriksaan Neorologi
1. tanda kesadaran (secara kwantitatif/GCS) : 345
2. tanda-tanda rangsangan otak (meningeal sign) :
3. tingkat kesadaran (secara kwantitatif/GCS) : 345
4. fungsi motorik : kurang baik
5. fungsi sensorik : kurang baik
6. refleks :
Refleks fisiologis : tidak dikaji
Refleks patologis : tidak dikaji

J. Pemeriksaan Status Mental


a. kondisi emosi/perasaan : staabil
b. orientasi : kurang baik
c. proses pikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan) : kurang baik
d. motifikasi (kemampuan) : kurang baik
e. persepsi : kurang baik
f. bahasa : kurang baik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Diagnosa medis : Ca Mammae


B. Pemeriksaan diagnostik/penunjang medis
1. laboratorium : DL :8,4/16570/148000
Tampak kompresi vertebrata T10-T11, bentuk wedge
shaped, dengan vertebrata height loss terutama
2. Rontgen : -
3. ECG : -
4. USG: USG abdomen
5. lain – lain : -

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


Ondansetron 3 x 8 mg
Carboplatin 450 mg
Brexel (docetaxel) 80 mg
Per oral : B6/B12 : 3 x 1 tab
Asam folat : 1 x 3 tab
Laxadine : 3 x C1
UDCA : 3 x 250 mg
Dexamethason 1 amp (IV)
Dipenhidramin 1 amp (IV)
Ranitidine 50 mg
Furosemide 20 mg
Frutolike 500 cc

Malang, 7
September 2015
Peraw
at

Rizka
Alfia
NIM :
1301200037
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


Ds : px mengatakan Nutrisi kurang dari
Mensuplai nutrisi ke
nafsu makan kebutuhan
jaringan ca
berkurang
Do : porsi makan tidak
dihabiskan, sisa
Hipermetabolis ke
separuh
jaringan

Suplai nutrisi/jaringan
lain

Berat badan
menurun

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

Ds : - Gangguan perfusi Penurunan Hb


Do : Hb : 8,4 jaringan perifer
GCS : 345
Penurunan
kesadaran
Apatis

Gangguan perfusi
jaringan perifer

Ds : px mengatakan Gangguan pola nafas


Massa tumor
sesak nafas
mendesak ke jaringan
Do : terpasang O2
luar
nasal 3 lpm
RR : 24 x / menit
Infiltrasi pleura
parietale

Expansi paru
menurun

Gangguan pola nafas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx

NO. TGL RUMUSAN TERATASI TT


DIAGNOSA KEP. TGL
1. 7 sept Nutrisi kurang dari
2015 kebutuhan
2. 8 sept Gangguan perfusi
2015 jaringan perifer
3. 9 sept Gangguan pola nafas
2015
PRIORITAS MASALAH
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx
NO. TGL DAFTAR MASALAH TT
1. 7 sept 1. ketidakefektifan jaringan perifer
2015 2. ketidakefektifan jaringan cerebral
3. gangguan komunikasi verbal
4. ketidakefektifan bersihan jalan
nafas
5. defisit perawatan diri : mandi
6. nutrisi kurang dari kebutuhan
7. nyeri akut
8. mobilisasi fisik
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx

NO DIAGNOS TUJUAN INTERVENSI RASIONAL T


. A KEP. T
1. Nutrisi Setelah 1. Kaji 1. untuk
kurang dari dilakukan adanya alergi mengetahui
kebutuhan tindakan makanan adanya alergi
keperawatan 2. Kolaborasi atau tidak
diharapkan : dengan ahli 2. untuk
1. adanya gizi untuk mengetahui
peningkatan menentukan gizi
berat badan jumlah kalori 3. untuk
sesuai dengan dan nutrisi meningkatka
tujuan yang n Fe
2. berat badan dibutuhkan 4. agar
ideal sesuai pasien. mengetahui
dengan tinggi 3. Anjurkan kebutuhan
badan pasien untuk pasien
3. mampu meningkatka 5. untuk
mengidentifika n intake Fe mengetahui
si kebutuhan 4. Berikan nutrisi
nutrisi informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi
5. Monitor
jumlah nutrisi
dan
kandungan
kalori

2. Gangguan Setelah 1. ajarkan 1. untuk


rasa dilakukan tekhnik mengurangi
nyaman : tindakan distraksi nyeri
nyeri keperawatan relaksasi 2. untuk
diharapkan : 2. berikan meredakan
1. klien analgesik nyeri
menyatakan sesuai 3. untuk
nyeri berkurang dengan mengetahui
/ hilang indikasi skala nyeri
2. nyeri tekan 3. kaji skala 4. untuk
tidak ada nyeri menangani
3. ekspresi 4. dorong ketika nyeri
wajah tenang penggunaan muncul
4. luka sembuh keterampilan
dengan baik
manajemen
nyeri

IMPLEMENTASI
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx

TANGGAL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TT


7 sept 2015
15.00 Observasi TTV 110/70, RR : 22
, Nadi : 100, suhu : 36,7
16.00 Injeksi ondansetron IV 3 x 8 mg
19.00 Memberikan obat per oral
B6/B12 3 x 1 tab, UDCA 3 X 250
mg, Laxadine 3 x Ci
8 sept 2015
09.00 Observasi TTV 120/80, RR : 20
, Nadi : 92, suhu : 37,6
12.00 Injeksi ondansetron IV 3 x 8 mg
13.00 Mengkaji komunikasi verbal
9 sept 2015
11.00 Observasi TTV
12.00 Injeksi ondansetron IV 3 x 8mg
13.00 Mengkaji skala nyeri

10 sept 2015
15.00 Observasi TTV 120/80, RR : 22,
Nadi : 80, suhu : 36,5
16.00 Injeksi ondansetron IV 3 x 8 mg
18.00 Mengkaji GCS

EVALUASI
Nama pasien : Ny. S
Umur : 55 Tahun
No. Reg : 106646xxx
TANGGAL / CATATAN PERKEMBANGAN TT
JAM
7 September S : pasien mengatakan nafsu
2015 makan menurun, susah minum
O : porsi makan hanya setengah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
8 September S : pasien mengatakan nyeri
2015 pinggang, skala nyeri 2
O : nyeri hilang timbul
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
9 September S : pasien mengatakan nyeri
2015 perut, konstipasi
O:
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
10 September S : pasien mengatakan susah
2015 makan, porsi makan menurun
O : porsi makan tidak dihabiskan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

You might also like