You are on page 1of 19

Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Sejarah Perusahaan
Proyek Tanjung Jati B dimulai sebagai bagian dari regulasi lanjutan dalam
infrastruktur tenaga listrik sejak awal 90an yang membuka peluang pihak swasta untuk
berinvestasi pada sektor pembangkitan tenaga listrik.
Proyek ini bermula pada 1994 dengan penandatangan persetujuan pembelian
tenaga listrik antara PLN dan PT HI power Tubanan I yang akan membangun dan
mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap sebesar 2x660 MW Tanjung Jati B. Saat itu,
kontrak teknik, perolehan dan konstruksi EPC (engineering procurement and
construction) untuk konstruksi pembangkit diberikan kepada SC (sumitomo corporation) dan
mulai bekerja pada tahun 1995. Walaupun dokumen Amdal PLTU ini sudah disetujui oleh
kementrian ESDM tahun 1994, namun serangan krisis finansial asia pada tahun 1997
menghancurkan sektor industri dan ekonomi termasuk di Indonesia yang mengalami krisis
terburuk. Akibatnya, tahun 1998 pekerjaan konstruksi Tanjung Jati B harus ditunda.
Sejak tahun 2002 seiring berakhirnya masa krisis, perekonomian Indonesia kembali
menggeliat dan suplai listrik mulai jelas terasa kurang mendukung aktivitas perkembangan
ekonomi. Proyek Tanjung Jati B menjadi prioritas penyelamat ketersediaan energi listrik
terutama di Jawa dan Bali. Berbagai pembicaraan dilakukan di untuk menemukan cara
memulai kembali proyek pembangunan Pembangkit Tanjung Jati B.
SC (sumitomo corporation) berinisiatif untuk melanjutkan proyek yang tahapan
pembangunannya mencapai lebih dari 50% ini. Berbagai pilihan dipertimbangkan sebelum
Pemerintah Indonesia menyetujui skema kontrak finansial dan pembagian keuntungan.
Skema tersebut melibatkan pendirian perusahaan dengan fungsi khusus oleh
SC (sumitomo corporation) yakni, PT CJP (central java power).
Pembangkitan Tanjung Jati B merupakan pembangkit yang dimiliki oleh swasta dan
perjanjian kontrak dengan PT PLN (persero). Pihak swasta dipegang oleh
CJP(central java power) yang terdiri dari medco Finlandia dan Tanjung Jati B
– powerservice (TJB-PS). Perjanjian kontrak antara CJP dan PT PLN (persero) disebut
dengan FLA (finance leasing agreement) dan badan yang mengurusi perjanjian tersebut
adalah escrow agent. PT PLN prinsip mengawasi bidang operasi pembangkit beserta
pemeliharaannya, supply batubara dan perjanjian dengan pihak pertambangan, dan pihak
perjanjian dengan pihak kapal laut. Secara garis besar, Pihak CJP juga menerima sebagian
keuntungan dari pendapatan pengoperasian sesuai dengan proporsi dalam persetujuan.
Diperlihatkan pada skema gambar dibawah ini.

Gambar 2.1. Skema kontrak.


Perjanjian operasi pembangkit dan mekanik pada unit 3 dan 4, terdiri atas bidang
operasi, bidang pemeliharaan, bidang keuangan, dan bidang K3L (kesehatan, keselamatan
kerja dan lingkungan). Bidang operasional berfungsi mengawasi persoalan-persoalan yang
terjadi dengan masalah operasi di bidang pembangkit, dalam hal ini adalah CCR (central
control room). Bidang pemeliharaan berfungsi mengawasi pemeliharaan yang terjadi di unit.
Pemeliharaan mencakup pengadaan barang, perubahan desain atau disebut dengan PMS (plant
modification system) dan Pemeliharaan yang terjadi di unit. Bidang keuangan berfungsi
mengatur keluar dan masuknya masalah uang yang terjadi di unit. Bidang K3L berfungsi
mengawasi keselamatan para pekerja dan mengawasi masalah lingkungan.
Visi dan Misi
Visi dan Misi PT KPJB (komipo pembangkitan jawa bali) Unit 3 dan 4.
Visi:
“Menjadi pengelola dan pemeliharaan pembangkit kelas dunia”
Misi:
1. Memberikan kualitas tertinggi O&M dalam industri listrik swasta.
2. Tempatkan yang paling penting pada mempertahankan standar bisnis yang etis.
3. Mempromosikan keunggulan dalam O&M dan layanan di semua bidang yang tersisa dari
bisnis kami.
4. Melindungi keselamatan dan kesejahteraan semua karyawan.
5. Pengembangan karyawan untuk membantu memastikan keberhasilan masa depan.

Bisnis Utama
Sesuai dengan tujuan pembentukannya proyek Tanjung Jati B O&M PT KPJB (komipo
pembangkit jawa bali) menjalankan bisnis PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) sebagai bisnis
utama di jawa dan bali dengan produksi sebesar (2x660 MW).

Lokasi
PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) Pembangkitan Tanjung Jati B berlokasi di Desa
Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi
PLTU Tanjung Jati B terletak di utara Kabupaten Jepara 27 Km melalui jalan utama Wedelan
untuk bus atau truk, kira-kira 20 Km melewati jalan alternatif belok kiri ke Mlonggo untuk
mobil.

Gambar 2.2. Lokasi PLTU Tanjung Jati B.


Kabupaten Jepara berlokasi di utara timur laut kota Semarang berjarak kira-kira 74
Km dari jalan utama. Lihat gambar 2.3.

Gambar 2.3. Lokasi Kabupaten Jepara.

Gambar 2.4. Lokasi Unit 3 dan 4 O&M PT KPJB.

Siklus Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Prinsip kerja
Prinsip kerja PLTU Tanjung Jati B Unit 3 dan 4 secara umum adalah pembakaran
batubara pada boiler yang digunakan untuk memanaskan air dan mengubah air tersebut
menjadi uap panas dan bertekanan tinggi yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan
menghasilkan tenaga listrik dari kumparan medan magnet di generator. Sistem pengaturan
yang digunakan pada power plant menggunakan sistem pengaturan looptertutup, dimana air
yang digunakan untuk beberapa proses merupakan putaran air yang sama, hanya perlu
ditambahkan air jika memang level yang ada kurang dari set point-nya, hanya bentuknya saja
yang berubah, pada level tertentu berwujud air, tetapi pada level yang lain berwujud uap
/ steam. Secara sederhana PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) digambarkan seperti gambar
di bawah ini. Lihat gambar 3.1.

Gambar 3.1. Prinsip kerja PLTU (pembangkit listrik tenaga uap).

Siklus rankine
Prinsip kerja PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) didasarkan pada
siklus rankinegambar 3.2. Daerah di bawah garis lengkung k – K – k’ pada diagram T – s dan
h – s merupakan daerah campuran fasa cair dan uap. Uap di dalam daerah tersebut biasanya
juga dinamakan uap basah. Garis k – K adalah garis cair (jenuh), dan disebelah kiri garis
tersebut air ada dalam fasa cair. Sedangkan garis K – k’ adalah garis uap jenuh, dimana pada
sebelah kanan garis tersebut air ada dalam fasa uap (gas). Uap di dalam daerah terakhir
biasanya dinamakan uap kering. Titik K dinamakan titik kritis, dimana temperatur kritis dan
tekanan kritis. Pada titik kritis keadaan cair jenuh adalah identik.
1. Dari titik 1 ke titik 2 merupakan proses isentropis, di dalam pompa.
2. Dari titik 1 ke titik 2’ dan ke titik 3 merupakan proses pemasukan kalor atau pemanasan pada
tekanan konstan di dalam boiler.
3. Dari titik 3 ke titik 4 merupakan proses ekspansi isentropic di dalam turbin atau mesin uap
lainnya.
4. Dari titik 4 ke titik 1 merupakan proses pengeluaran kalor atau pengembunan pada tekanan
konstan, di dalam kondensor.
Gambar 3.2. Siklus rankine.

Sub Sistem PLTU


PLTU dibagi menjadi 5 golongan kelompok sistem:
1. Coal handling system
2. Circulating water system
3. Steam generation system
4. Power conversion system
5. Post combustion clean-up system

Coal handling system


Coal handling system atau sistem penanganan batu bara yaitu suatu sub sistem dari
PLTU yang meliputi tentang penanganan batu bara dari menerima / pembongkaran batu bara
sampai penyemprotan batubara ke dalam boiler. Untuk PLTU dengan bahan bakar batubara
penanganan awal adalah batubara diangkut menggunakan kapal tongkang dengan kapasitas
pengangkutan 68.000 ton batubara. Kapal tersebut berlabuh di dermaga
bernama coal jetty yang memeiliki panjang 240 m dan terletak 1 km dari tepi pantai. Batubara
diturunkan dari kapal dengan menggunakan ship unloader dengan kapasitas pengankutan 20
ton. Lama pembongkaran batubara dari kapal membutuhkan waktu selama 3 hari.

Gambar 3.3. Ship unloader.

Batubara yang telah diturunkan dari kapal tongkang dimasukkan


ke hopperselanjutnya coal diletakkan di atas conveyor belt (suatu alat yang
mirip eskavatordigunakan untuk mengangkut batubara ke coal yard / stockpile). Coal yard /
stockpileadalah lapangan luas tempat peletakan dan penyimpanan batubara yang biasanya
mampu memenuhi kebutuhan selama 2 bulan. Ketika batubara ingin digunakan, batubara di
keruk menggunakan stacker reclaimer ke conveyor belt (kemampuan
angkut conveyor beltdapat mencapai 1.500 ton per jam).
Gambar 3.4. Stacker reclaimer.

Sistem pendukung pada coal handling


system: conveyor, stacker reclaimer, towerconveyor, crusher dan separator magnetic. Di
dalam tower conveyor terdapat separatormagnetic yang berfungsi untuk memisahkan /
mengangkat besi yang terbawa conveyor. Sistem pendukung atau peralatan tersebut dikontrol
dalam ruangan yang dinamakan CCR (central control room) pada ruangan ini kecepatan dan
alur pendistribusian batubara diatur. Beberapa peralatan yang digunakan dengan tujuan untuk
meningkatkan penanganan batubara, antara lain:

1. Pengambil sampel
Dilakukan secara otomatis jika terdeteksi adanya metal / logam pada batubara pengambil
sampel langsung berhenti.
2. Metal detector
Merupakan alat untuk mendeteksi adanya logam-logam di dalam batubara yang tercampur pada
proses pengiriman.
3. Magnetic separator
Untuk memisahkan logam-logam yang terkandung dalam batubara pada proses pengiriman.
4. Belt scale
Untuk mengetahui jumlah tonnase berat batubara yang diangkut oleh belt conveyor.
5. Dust supasion
Berfungsi untuk:
- Air polution controller
- Menyemprot air pada batubara
- Menghemat batubara agar tidak menjadi debu
- Menghalangi terjadinya percikan api akibat debu panas
dari batubara.

Circulating water system


Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan pembangkit listrik yang
memanfaatkan air. Air kemudian dipanaskan dengan panas dari hasil pembakaran batubara
agar menjadi uap panas yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Siklus air PLTU adalah air
yang diambil dari air laut dengan menggunakan metode osmosis (reverseosmosis). Air
dipompakan oleh circulating water pump (CWP) masuk ke dalam watertreatment plant, air
masuk ke pengolahan air tawar yang terdiri dari perlakuan awal (pretreatment). Air tawar yang
dikeluarkan dinamakan dengan make up water.
Make up water ini dipompakan
dengan distillate pump menuju make up watertank untuk disimpan
sementara. Make up water akan masuk dalam sistem pemurnian (demineralization) hasil
pemurnian tersebut adalah air demin. Air demin merupakan air yang memiliki kandungan
mineral kecil dengan konduktivitas 0.2-1 mikro siemens dan pH 6–7. Air demin yang
dihasilkan selanjutnya dicampur dengan air kondensat di dalamhotwell.

Steam generation system


Steam generation system merupakan sistem penghasil uap dalam sistem ini yang
dimaksud boiler. Air kondensat adalah air murni hasil pengembunan uap padacondensor.
Setelah bercampur air tersebut selanjutnya dipompa oleh condensat pumpmenuju
ke low pressure heater untuk dinaikan temperaturnya, kemudian dialirkan
menujudeaerator. Deaerator memiliki fungsi untuk menghilangkan kandungan oksigen serta
gelembung udara. Oksigen yang larut dalam air demin dapat menyebabkan korosi
(pengkaratan) pada sudu-sudu turbin. Air dari deaerator akan menuju
ke high pressureheater untuk menaikan temperatur sebelum
masuk economizer. Economizer merupakan alat untuk memanaskan air dengan panas dari sisa
gas hasil pembakaran. Suhu air masukeconomizer 34°C dan suhu air
keluar economizer mencapai 70°C kemudian air dipompakan
menuju boiler dengan boiler feed pump boiler merupakan tempat untuk memanaskan atau
mengubah air menjadi uap bertekanan dan temperatur tinggi, uap air selanjutnya dialirkan
menuju steam drum (alat untuk memisahkan uap dan air) uap yang dihasilkan merupakan uap
jenuh (basah). Di dalam superheater uap jenuh (basah) dipanaskan lebih lanjut. Uap yang
keluar dari superheater memiliki temperatur 540°C dan bertekanan 160 bar dengan adanya
pemanasan lanjut berubah memjadi uap kering.
Uap hasil pemanasan (dari superheater dan reheater) digunakan untuk memutarkan 3
jenis turbin yaitu turbin tekanan tinggi (high pressure turbine / HPturbine), turbin tekanan
menengah (intermediate pressure turbine / IP turbine), dan turbin tekanan rendah
(low pressure turbine / LP turbine). Uap keluar dari turbin tekanan tinggi mengalami
penurunan temperatur untuk itu digunakan reheater sebagai pemanas ulang uap sehingga
temperatur kembali ke suhu semula sebelum menuju IP turbine. Uap yang keluar dari
IP turbine tidak mengalami pemanasan ulang sehingga langsung masuk LPturbine. Uap dari
turbin tekanan rendah diembunkan menjadi air menggunakancondensor, air
pendingin condensor menggunakan air laut sebagai pendingin utamanya. Air hasil kondensasi
selanjutnya ditampung di hotwell dan digunakan kembali untuk selanjutnya dialirkan
menuju boiler. Pembangkit listrik tenaga uap dalam operasinya
menggunakan condensor untuk mengembunkan uap menjadi air dinamakan dengan PLTU
siklus tertutup (close loop). Air yang digunakan untuk pendinginan pada condensormerupakan
air laut, air laut awalnya diambil
dari water intake menggunakan circulatingwater pump (CWP) kemudian dibersihkan dari zat-
zat pengotor dan hewan laut terlebih dahulu. Setelah itu air menuju condensor, air
dari condensor awalnya memiliki temperatur rendah. Namun setelah keluar
dari condensor temperatur air tinggi pada PLTU Tanjung Jati B, air yang
masuk condensor memiliki temperatur 29,2°C dan temperatur air keluar 36,2-38°C. Air yang
bertemperatur cukup tinggi kemudian dibuang ke laut
melaluiwater outake / circulating water out fall.
Power conversion system
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik.
Konstruksinya terdiri dari rumah turbin dan rotor. Pada rotor turbin ditempatkan rangkaian
sudu-sudu secara berjajar. Dalam pemasangannya, rangkaian sudu tetap dan rangkaian sudu
jalan dipasang berselang-seling. Uap dengan kecepatan tinggi `akan mengenai sudu-sudu jalan
pada rotor turbin yang akhirnya mengakibatkan putaran rotor. Uap hasil pembakaran
dari boiler melewati fase tekanan tinggi, sedang, dan rendah dalam tubin. Untuk uap tekanan
tinggi, akan masuk ke high pressure turbine selanjutnya keluaran dari uap tersebut akan masuk
ke sistem reheater (pemanasan ulang) untuk menaikkan temperatur sebelum masuk
ke intermediate pressure turbine kemudian uap masuk ke low pressure turbine. Uap hasil
keluaran low pressure turbine langsung masuk ke kondesor. Putaran turbin adalah 3.000 rpm.

Post combustion clean-up system


Selain energi panas yang dihasilkan, pembakaran batubara juga menghasilkan
kandungan lain seperti, NOx (oksida nitrogen), SOx (oksida sulfur) dan COx (oksidakarbon).
Untuk dapat menciptakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang ramah bagi manusia dan
lingkungan kandungan-kandungan tersebut harus diminimalisir hingga batas aman. Terdapat
alat-alat yang digunakan untuk meminimalisir kandungan tersebut, yaitu:
1. Electrostatic precipitator (ESP / ES)
Merupakan alat yang digunakan untuk menangkap debu (fly ash) dari hasil
pembakaran batubara. Cara kerja dari electrostatic precipitator (ESP) yaitu sebagai berikut:
a. Melewatkan gas buang (flue gas) melalui suatu medan listrik yang terbentuk
antara discharge electrode dengan collector plate, flue gas yang mengandung butiran debu
pada awalnya bermuatan netral dan pada saat melewati medan listrik, partikel debu tersebut
akan terionisasi sehingga partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-).
b. Partikel debu yang bermuatan negatif (-) selanjutnya menempel pada plat-plat pengumpul
(collector plate). Debu yang dikumpulkan di collector platedipindahkan kembali secara
periodik dari collector plate melalui suatu getaran (rapping). Debu ini kemudian jatuh ke bak
penampung (ash hopper), dan dipindahkan (transport) ke fly ash silo dengan cara
dihembuskan / di vacuum.
Gambar 3.6. Prinsip electrostatic precipitator.

2. Flue gas desulphurization (FGD)


Merupakan sistem untuk meminimalisir kandungan sulfur pada asap dengan
menggunakan batu kapur (limestone). Prinsip kerja FGD, flue gas desulphurization(FGD)
adalah peralatan yang digunakan untuk menghilangkan flue gas (gas buang) SO₂hasil
pembakaran batubara PLTU dengan menyemprotkan batu kapur ke dalam aliran gas. Gas
buang dari proses pembakaran sebelum dibuang melalui cerobong (stack / chimney)
dimasukkan ke mesin FGD dan disemprotkan udara hingga teroksidasi menjadi SO₃.
Kemudian didinginkan dengan menggunakan air (H₂O) agar bereaksi menjadi asam sulfat
(H₂SO₄). Asam sulfat kemudian direaksikan dengan batu kapur hingga diperoleh hasil
pemisahan berupa gipsum atau gipsum sintetis. Gas yang dibuang hanya uap air tanpa ada
kandungan oksida sulfur jika dilepaskan ke atmosfer, kombinasi SO₂ dengan oksigen dan air
(H₂O) akan membentuk asam sulfat (H₂SO₄) yang berbahaya bagi lingkungan dan salah satu
komponen yang dikenal sebagai hujan asam. Berikut ini reaksi kimianya.
SO₂ (gas) + O (gas) → SO₃ (gas)
SO₃ (gas) + H₂O (liquid) → H₂SO₄ (liquid)
H₂SO₄+ Ca(OH)₂ → CaSO₄. 2HO₂

Gambar 3.7. Flue gas desulphurization (FGD)


3. Ash pond dengan lapisan high density poly ethylene (HDPE)
Merupakan tempat penimbunan limbah padat seperti fly ash dan gipsum untuk mencegah
tejadinya rembesan air kedalam tanah.
4. Waste water treatment plant (WWTP)
Sistem pengolahan limbah cair sehingga keluaran cairan memenuhi baku mutu.
5. Low nox burner
Merupakan sistem untuk mengurangi terbentuknya NOx pada pembakaran batubara.
Apabila gas hasil pembakaran batubara sudah dilewatkan ke sistem penanganan limbah
maka gas tersebut telah aman untuk dibuang ke udara, begitu pula limbah cair dapat dibuang
kesungai ataupun ke laut. Gas yang telah aman dapat dibuang
melalui stack/ chimney. Stack yang tinggi memiliki ketinggian 240 meter dimaksudkan agar
tidak mencemari kawasan sekitar pembangkitan.

Bagian Utama
Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) yaitu:
1. Boiler
Boiler umumnya disebut ketel uap merupakan satu bagian utama dari PLTU yang berfungsi
untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut bertemperatur tinggi dan bertekanan
tinggi (superheated steam) yang selanjutnya uap tersebut dialirkan ke turbin (digunakan untuk
memutar turbin).Boiler terdiri dari dua komponen utama yaitu:
a. Ruang bakar sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas.
b. Alat penguapan terdiri dari pipa-pipa penguap yang mengubah energi pembakaran (energi
kimia) menjadi enrgi potensial uap (energi panas).

Gambar 3.8. Boiler.

2. Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang terkandung dalam uap menjadi
energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator sehingga ketika
turbin berputar generator juga akan ikut berputar.
3. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas turbin (uap yang telah digunakan
untuk memutar turbin menjadi air) yang kemudian dipompa menuju economizer. Kondensor
terbuat dai plat baja berbentuk silinder yang diletakkan secara mendatar dan di dalamnya
dipasang pipa-pipa pendingin yang terbuat dari kuningan paduan. Peralatan pada kondensor:
a. Ejector
Ejector berfungsi adalah untuk membuat ruangan kondensasi di dalam kondensor
menjadi vaccum (hampa) sehingga uap bekas dari turbin mengalir ke ruang kondensor tersebut
dengan cepat dan bersinggungan terhadap pipa-pipa pendingin kondensor yang akhirnya uap
tersebut menjadi air kondensat.
b. Pompa air kondensat (condensat pump)
Pompa tersebut untuk memompakan air kondensat dari dalam bak penampungan (hotwell) ke
tanki air pengisi.
4. Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar turbin menjadi energi listrik. Generator
terdiri dari dua bagian utama yaitu:
a. Stator
Stator adalah bagian yang diam terdiri dari kumparan-kumparan tembaga dan inti besi.
b. Rotor
Rotor pada generator adalah bagian yang berputar terdiri dari lilitan dan kutub-kutub magnet.

Sistem Boiler dan Turbin pada PLTU


Boiler
Boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap pada tekanan dan temperatur
tinggi (superheated vapor). Perubahan dari fase cair menjadi uap dilakukan dengan
memanfaatkan energi panas yang didapatkan dari pembakaran bahan bakar. Boiler pada PLTU
(pembangkit listrik tenaga uap) Tanjung Jati B menggunakan batubara (coal) sebagai bahan
bakar utamanya. Sedangkan bahan bakar pendukung adalah solar atau biasa disebut HSD
(high speed diesel), dimana solar ini digunakan hanya sebagai pemantik awal (ignition) untuk
membakar batu bara (coal). Penyaluran panas dari bahan bakar ke air demin dapat terjadi
secara radiasi, dan konveksi.
Bagian pemindah panas dari boiler terdiri dari pemanas mula
(low pressure heaterdan high pressure heater), economizer, pemanas lanjut (superheater), dan
pemanas ulang (reheater). Pemindahan panas dalam boiler terjadi dalam proses:
1. Radiasi di ruang bakar.
2. Konveksi di economizer dan air heater.
3. Kombinasi radiasi dan konveksi di superheater dan reheater.

Gambar 3.9. Transfer panas pada pipa (tubes) boiler.


Komponen utama boiler
Komponen utama boiler terdiri
dari: wall Tube, main drum, primary superheater,secondary superheater, reheater, economiz
er, dan burner. Sedangkan komponen pendukung terdiri
dari: forced draft fan, air preheat coil, air heater, burner, gasrecirculating fan, soot blower d
an safety valve.
a. Wall tube
Dinding boiler terdiri dari tubes / pipa-pipa yang disatukan oleh membran, oleh karena itu
disebut dengan wall tube. Di dalam wall tube tersebut mengalir air yang akan dididihkan.
Dinding pipa boiler adalah pipa yang memiliki ulir dalam (ribbed tube), dengan tujuan agar
aliran air di dalam walltube berpusar (turbulen) sehingga penyerapan panas menjadi lebih
banyak dan merata, serta untuk mencegah terjadinya overheating karena penguapan awal air
pada dinding pipa yang menerima panas radiasi langsung dari ruang pembakaran.
Wall tube mempunyai dua header pada bagian bawahnya yang berfungsi untuk menyalurkan
air dari downcomers. Downcomer merupakan pipa yang menghubungkan steam drum dengan
bagian bawah low header. Untuk mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke luar
melalui wall tube, maka disisi luar dari wall tube dipasang dinding isolasi yang terbuat dari
mineral fiber. Wall tube adalah merupakan pipa yang dirangkai membentuk dinding dan
dipasang secara vertikal pada 4 (empat) sisi, sehingga membentuk ruangan persegi empat yang
disebut ruang bakar. Fungsi walltube adalah alat pemanas air dengan bidang yang luas
sehingga mempercepat proses penguapan.
b. Steam drum
Steam drum adalah bagian dari boiler yang berfungsi untuk:
1. Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa-pipa penguap (wall tube), dan menampung
uap air dari pipa-pipa penguap sebelum dialirkan ke superheater.
2. Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ruang bakar (furnace).
3. Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotoran-kotoran terlarut di
dalam boiler melalui continuous blowdown.
4. Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi kekurangan saat boilerberoperasi yang dapat
menyebabkan overheating pada pipa boiler.

Gambar 3.11. Komponen steam drum.

Komponen-komponen steam drum:


1. Riser pipe nozzle
2. Saturated steam pipe nozzle
3. Shell
4. Setting plate
5. Shroud
6. Inspection cover
7. End plate
8. 1RY turbo separator
9. 2RY turbo separator
10. Scrubber
11. Scrubber and plate
12. Drain pipe
13. Partition plates (shroud)
14. Continuous blowdown piping
15. Feedwater distribution pipe
16. Downcomer strainer
17. Vortex breaker
18. Downcomer nozzle
19. Economizer outlet pipe nozzle
20. Separator support
21. Inner cylinder
22. Outlet cylinder
23. Spinner blades
24. Bolt
25. Corrugated plates of turbo separator
26. Corrugated plates of scrubber
27. Frame
28. Partition plates for scrubber
Bagian-bagian dari steam drum terdiri
dari: feed pipe, chemical feed pipe,sampling pipe, baffle pipe, sparator, scrubber, dryer,
dan dry box. Level air dari drum harus selalu dijaga agar selalu tetap setengah dari tinggi drum.
Sehingga banyaknya air pengisi yang masuk ke steam drum harus sebanding dengan
banyaknya uap yang meninggalkan drum, supaya level air tetap konstan.
Pengaturan level air dilakukan dengan mengatur flow control valve. Jika level air di dalam
drum terlalu rendah, akan menyebabkan terjadinya overheatingpada pipa boiler, sedangkan
bila level air dalam drum terlalu tinggi, kemungkinan butir-butir air terbawa ke turbine dan
akan mengakibatkan kerusakan pada turbine.
c. Superheater
Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh menjadi uap panas lanjut dengan
memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Uap yang masuk ke superheater berasal
dari steam drum. superheater terbagi dua
yaituprimary superheater dan secondary superheater.
1. Primary superheater
Primary superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh yang berasal
dari steam drum menjadi uap panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran.
Temperatur masuk primarysuperheater adalah 389°C dan temparatur keluarnya 466°C.

2. Secondary superheater
Secondary superheater terletak pada bagian laluan gas yang sangat panas yaitu diatas ruang
bakar dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar. Temperatur uap
masuk secondary superheater adalah 428°C dan temperatur keluar sebesar 489°C, dan tekanan
20 MPa. Uap yang keluar dari secondary superheater kemudian disalurkan
menujutertiary superheater untuk dipanaskan. Uap tersebut kemudian digunakan untuk
memutar HP (high pressure) turbine.
d. Reheater
Reheater berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HPturbine dengan
memanfaatkan gas hasil pembakaran yang temperaturnya relatif masih tinggi. Pemanasan ini
bertujuan untuk menaikkan efisiensi sistem secara keseluruhan. Perpindahan panas yang paling
dominan padareheater adalah perpindahan panas konveksi.
Perpindahan panas radiasi pada reheater memberikan efek yang sangat kecil sehingga proses
ini biasanya diabaikan. Temperatur uap masukreheater adalah 348°C dengan tekanan sebesar
4,6 MPa, sedangkan temperatur keluarnya adalah 541°C dengan tekanan 4,43 MPa. Uap ini
kemudian digunakan untuk menggerakkan IP (intermediate pressure)turbine, dan setelah uap
keluar dari IP turbine, langsung digunakan untuk memutar LP (low pressure) turbine tanpa
mengalami pemanasan ulang.
e. Economizer
Economizer menyerap panas dari gas hasil pembakaran setelah melewatisuperheater, untuk
memanaskan air pengisi sebelum masuk ke main drum. Panas yang diberikan ke air berupa
panas sensibel. Pemanasan air ini dilakukan agar perbedaan temperatur antara air pengisi dan
air yang ada dalam steam drum tidak terlalu tinggi, sehingga tidak
terjadi thermal stress(tegangan yang terjadi karena adanya pemanasan) di dalam main drum.
Selain itu dengan memanfaatkan gas sisa pembakaran maka akan meningkatkan efisiensi
dari boiler dan proses pembentukan uap lebih cepat.
Economizer berupa pipa-pipa air yang dipasang ditempat laluan gas hasil pembakaran
sebelum air heater. Perpindahan panas yang terjadi dieconomizer terjadi dengan arah aliran
kedua fluida berlawanan (counterflow). Air pengisi steam drum mengalir ke atas
menuju steam drum, sedangkan udara pemanas mengalir ke bawah.
f. Burner
Burner pada boiler dilengkapi dengan nozzle dan diffusor udara sehingga dengan kedua
peralatan tersebut terjadi pengabutan bahan bakar dan udara bercampur untuk mendapatkan
pembakaran yang sempurna.

Komponen pendukung boiler


Komponen pendukung Boiler terdiri dari
: Forced draft fan, air preheater, airheater, burner, gas recirculating fan, soot blower dan saf
ety valve.
1. Forced draft fan
Alat yang berupa kipas (fan) ini berfungsi untuk memasukkan udara pembakaran secara paksa
ke dalam furnace, terpasang pada bagian ujung saluran air intake boiler dan digerakkan oleh
motor listrik.
2. Air preheater
Alat yang berfungsi untuk memanaskan udara sebelum memasuki air heaterdengan sumber
panas berasal dari air deaerator. Udara yang akan memasukiair heater harus dipanaskan
terlebih dulu agar tidak terjadi thermal stressakibat perbedaan suhu yang ekstrim.
Gambar 3.14. Air preheater.

4. Air heater
Air heater merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil dari gas buang hasil
pembakaran sebelum masuk ke cerobong (stack / chimney). Dengan pemanfaatan gas buang
ini maka dapat menghemat biaya bahan bakar sehingga bisa meningkatkan efisiensi
pembakaran. Air heater terdiri dari hot end element dan cold end element. Air heater yang
digunakan di PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) merupakan air heater jenis regenerative,
yaitu gas sisa pembakaran dilalukan pada sebuah selubung tertutup untuk memanaskan
sebagian dari elemen air heater, dan elemen yang dipanaskan ini, diputar ke selubung yang
lain dimana disini dilalukan udara yang akan dipanaskan, sehingga terjadi perpindahan panas
secara konduksi.
5. Burner
Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara bahan bakar (fuel) dengan udara (air)
di dalam ruang bakar (furnace) pada boiler.
6. Gas recirculating fan
Alat ini berfungsi untuk mengarahkan sebagian flue gas (gas sisa pembakaran) kembali
ke furnace untuk meningkatkan efisiensi boiler.
7. Sootblower
Sootblower merupakan peralatan tambahan boiler yang berfungsi untuk membersihkan
kotoran yang dihasilkan dari proses pembakaran yang menempel pada pipa-
pipa wall tube, superheater, reheater, economizer, dan airheater. Tujuannya adalah agar
perpindahan panas tetap berlangsung secara baik dan efektif. Sebagai media pembersih
digunakan uap. Suplai uap ini diambil dari primary superheater melalui suatu pengaturan
tekanan PVC (polyvinylchloride). Setiap sootblower dilengkapi dengan poppet valve untuk
mengatur kebutuhan uap sootblower. Katup ini membuka pada saat sootblowerdioperasikan
dan menutup kembali saat lance tube dari sootblower tersebut mundur menuju stop.
Dilihat dari cara kerja/mekanisme pengoperasiannya sootblower dibagi atas:
1. Short retractable sootblower / furnace wall blower, digunakan untuk membersihkan pipa-
pipa penguap (wall tube) pada daerah furnace.
2. Long retractable sootblower digunakan untuk membersihkan pipa-pipa superheater,
dan reheater.
3. Air heater sootblower digunakan untuk membersihkan elemen-elemen air Heater.
8. Safety valve
Safety valve berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi tekanan uap yang berlebih yang
dihasilkan oleh boiler. Tekanan berlebih ini dapat terjadi karena panas boiler yang berlebihan
atau adanya penurunan beban turbine secara drastis.

Turbin
Turbin adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap yang bertemperatur
tinggi dan tekanan tinggi menjadi energi mekanik (putaran). Ekspansi uap yang dihasilkan
tergantung dari sudu-sudu pengarah dan sudu-sudu putar. Ukuran nozel pengarah dan nozel
putar adalah sebagai pengatur distribusi tekanan dan kecepatan uap yang masuk ke turbin.
Turbin uap berkapasitas besar memiliki lebih dari satu silindercashing. Macam
silinder casing pada turbin:
1. Cross compound
Dimana HP (high pressure) dan LP (low pressure) turbinnya terpisah dan masing-masing
dikopel dengan satu generator.
2. Tandem compound
Dimana HP dan IP (intermediet pressure) turbinnya terpisah dengan LP Turbin tetapi masih
dalam satu poros.

Prinsip kerja steam turbine


Steam turbine adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah energi panas dalam
uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Konstruksinya terdiri dari rumah
turbin dan rotor. Pada rotor turbin ditempatkan rangkaian sudu-sudu jalan secara berjajar.
Dalam pemasangannya, rangkaian sudu tetap dan rangkaian sudu jalan dipasang berselang-
seling. Energi panas dalam uap mula-mula diubah menjadi energi kinetik oleh nozel,
selanjutnya uap dengan kecepatan tinggi ini akan mengenai sudu-sudu jalan pada rotor turbin
yang akhirnya mengakibatkan putaran rotor. Pada PLTU, turbin dibagi menjadi tiga tingkatan,
yaitu :
1. High pressure (HP) turbine
2. Intermediate pressure (IP) turbine
3. Low pressure (LP) turbine
Komponen-komponen turbin uap
Komponen utama turbin uap:
1. Sudu tetap dan sudu jalan turbin
Uap yang berasal dari boiler dialirkan melalui nozel. Karena adanya penyempitan pada aliran
nozel maka tekanan uap menurun dan kecepatannya bertambah. Sudu tetap mempunyai fungsi
antara lain:
1. Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik
2. Untuk mengarahkan uap ke sudu jalan turbin
Nozel pada sudu tetap dipasang pada casing dan fixed, sedangkan sudu jalan dipasang pada
rotor turbin dan berputar jika dilalui uap. Sudu jalan berfungsi untuk mengubah energi kinetik
uap menjadi energi mekanis. Jarak antara sudu-sudu jalan sangat kecil sekali kurang lebih 0,6
mikrometer.
2. Poros (shaft)
Poros merupakan salah satu bagian dari turbin yang menjadikan rotor-rotor berbagai tingkat
turbin menjadi satu kesatuan. Poros ini juga mentransmisikan torsi rotor turbin untuk memutar
bagian dari rotor generator listrik.
3. Casing (rumah turbin)
Casing berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbin agar tidak terjadi
kebocoran dari dan kearah luar.
4. Katup-katup pengatur beban
Katup pengatur beban pada turbin disebut juga governor valve yang mengatur jumlah aliran
uap masuk ke turbin PLTU Tanjung Jati B. Pembukaan dari tiap katup tergantung kebutuhan
beban.
5. Bantalan aksial turbin
Aliran uap yang memutar turbin mengakibatkan turbin bergerak kearah aksial (searah sumbu).
Jika gerakan kearah aksial ini melewati batas yang dizinkan maka terjadilah gesekan antar rotor
turbin dengan statornya. Jarak antara sudu tetap dan sudu jalan dibuat kecil sekali yang berguna
untuk menghindari gesekan.
6. Bantalan turbin
Untuk menumpu rotor turbin dengan satu silinder casing diperlukan bantalan utama
(main bearing) sebanyak dua buah, sedangkan pada turbin yang mempunyai lebih dari satu
silinder casing bantalannya lebih dari dua buah.

Peralatan bantu turbin uap


Peralatan bantu turbin merupakan serangkaian sistem yang mendukung operasi turbin
agar dalam pengoperasiannya dapat berjalan dengan baik. Peralatan bantu turbin antara lain:
1. Sistem pelumasan, fungsi sistem pelumasan turbin antara lain:
a. Mencegah korosi
b. Mencegah keausan pada bagian turbin yang bergerak
c. Sebagai pengangkut partikel kotor yang timbul karena gesekan
d. Sebagai pendingin terhadap panas yang timbul akibat gesekan
2. Sistem perapat / seal
Sistem perapat digunakan untuk mencegah kebocoran uap dari dalam turbin ke udara luar atau
sebaliknya melewati kelenjar-kelenjar perapat (gland seal) sepanjang poros turbin.
3. Sistem turning gear
Turning gear merupakan alat bantu turbin yang berfungsi untuk membantu operasi turbin pada
saat start up dan shut down. Fungsi turning gear untuk menghindari melengkungnya poros
turbin terutama pada saat temperatur poros masih tinggi, ketika turbin baru
saja shut down. Turning gear digerakan oleh motor listrik AC yang memutar poros turbin 3
rpm. Dengan demikian terjadilah pendinginan yang merata untuk menghindari
terjadinya defleksi (lendutan) poros.
4. Sistem governor
Governor adalah suatu alat pengatur putaran. Setiap turbin uap memerlukan governor, baik
turbin yang digunakan untuk menggerakan generator listrik, pompa air pengisi maupun
menggerakan blower. Tipe governor yang biasa digunakan yaitu elektronik dan hidrolik-
mekanik.
5. Sistem proteksi
Sistem proteksi turbin merupakan serangkaian peralatan baik mekanis, hidrolis dan elektris
yang dirancang mampu mengamankan operasi turbin dalam segala kondisi terburuk sekalipun.
6. Condenser
Condenser berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas menjadi uap air pengisi boiler,
dimana uap bekas dari LP turbin masuk ke kondenser melalui pipa-pipa kondensor yang di
dalamnya berisi fluida kerja (biasanya berupa sea water atau freshwater).

Sistem valve pada turbin


Sistem valve pada turbin berfungsi mengatur laju aliran uap ke dalam turbin.
Sistem valve digerakkan oleh servo valve actuator dan minyak hidrolik sebagai
penggerak valve. Valve turbin terdiri dari:
1. MSV (main stop valve)
MSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap utama (main steam) masuk ke
HP turbin. Pada saat start up, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang masuk ke HP
turbin dan juga sebagai proteksi saat turbin trip.
2. GV (governor valve)
GV bekerja setelah terjadinya valve transfer dari MSV ke GV yang berfungsi mengatur laju
aliran uap utama pada HP dan juga sebagai pengontrol beban (setelah disinkronisasi sampai
beban normal).
3. RSV (reheat stop valve)
RSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap reheat yang masuk ke IP turbin.
Pada saat start up RSV sudah dalam kondisi membuka penuh, jadi tidak berperan dalam
pengaturan laju aliran uap reheat dan juga sebagai alat proteksi saat turbin trip.
4. ICV (interceptor valve)
Pada saat start up, ICV berperan seperti MSV yaitu mengatur aliran uap reheatpada IP turbin.

Pengendalian katup uap turbin


Salah satu hal yang juga sangat penting dalam pengontrolan turbin uap adalah
pengaturan putarannya dengan mengatur prosentase buka tutup katup. Sistem katup uap
(governor valve) pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai pengendali putaran turbin sebelum generator on line.
b. Sebagai pengendali setelah generator sinkron dengan jaringan lokal dimana unit sebagai
master (island operator)
c. Sebagai pengendali beban yang dibangkitkan generator apabila generator sinkron dengan
jaringan. Sistem pengatur ini bekerja berdasarkan speed dropyang telah ditentukan untuk
mengatur frekuensi jaringan.
d. Sebagai peralatan proteksi yang menjamin bekerjanya turbin dengan aman.
e. Sebagai sarana pengaturan secara jarak jauh dari pusat pengukur beban.
Fungsi-fungsi trip juga berhubungan dengan governor ini karena ketika terjaditrip,
governor yang ada akan secara otomatis menutup laju uap yang menuju ke turbin, sehingga
turbin akan berhenti bekerja.

Mekanisme pengendalian katup


Mekanisme pengendalian buka tutup Katup dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Sistem pengendalian dengan governor motor
Pada sistem pengaturan pembukaan governor valve selain karena tekanan
minyak governor motor juga dipengaruhi oleh putaran turbin (frekuensi). Hal ini dapat terjadi
karena tekanan minyak governor motor berhubungan dengan tekanan discharge impeller serta
putaran turbin. Sistem pengaturan ini disebut juga free governor action. Karena pembukaan
governor dipengaruhi oleh perubahan frekuensi. Tekanan minyak pada governor diatur
oleh servo motoryang dikerjakan oleh operator dari central control room.
2. Sistem pengendalian secara elektronik
Pada sistem ini pengaturan governor dilakukan secara hidraulik diperintahkan oleh suatu
perangkat elektronik yang disebut electro hydraulic converter.
3. Sistem pengendalian dengan load limit
Pegaturan governor load limit adalah pengaturan pembukaan govenor yang hanya dikontrol
oleh tekanan minyak. Load limit frekuensi tidak bisa mempengaruhi
pembukaan governor valve kecuali jika terjadi tekanan frekuensi yang tinggi sehingga
pengendalian minyak dari governor motor akan menurunkan tekanan minyak.
DAFTAR PUSTAKA
Giovandi. 2012. Manajemen Pemeliharaan Mesin Blog. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2013,
dari http://Manajemen Pemeliharaan Mesin _ Giovandi's Blog.htm. Pada pukul 14.28.

Machi, Akunoura. Nagasaki. 2008. Mechanical maintenace boiler. Jepang: mitsubishi heavy
industries, Ltd.

Noviar, Hendra. 2012. Penerapan Tata Kelola Pembangkit Dalam Upaya Peningkatan Keandalan di
PLN Pembangkitan Sumatra Selatan. Sumatra Selatan: PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatra Bagian Selatan.

Nugroho, Tito Hadji. 2007. Diktat Perpipaan Revisi 13 November 2007. Yogyakarta: Jurusan Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Nurcahyadi, Teddy. 2012. Perawatan Mesin. Yogyakarta: Jurusan Taknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Perdana, Pramudya Nur. 2012. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 Blog. Diambil pada tanggal
1 September 2013, dari PLTU/pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu.html. Pada pukul 10.16.

Pujiyatmoko, Heru. 2012. Maintenance Motor listrik pada Sistem Flue Gas
Desulfurization Pltu Tanjung Jati B Unit 3 & 4. Semarang: Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.

Sudana, I Putu Adi. 2012. Analisis Fenomena Erosi pada Economizer Tube di Pltu Suralaya Unit
4.blog. Diambil pada tanggal 14 Oktober 2013,
darihttp://202.159.8.146/server/media.php?module=detailskripsi&id=3097. Pada puku 15.22.

Widodo, Eko. 2012. Laporan Kerja Praktik “Pemeliharaan Sistem Perpipaan pada PLTU Unit 3
Circulating Water Pump sampai dengan Boiler PT Indonesia Power UPB Semarang”.
Yogyakarta: Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

You might also like