Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hidayahnya sebagai penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang " ASUHAN
RUANG ICU RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG " makalah ini disusun untuk
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Yth :
1. Bapak Ns. Wijanarko Heru, S.kep selaku Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Kritis
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini
insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada
berbagai kondisi yang mendahului dan menyertai gagal jantung. Kondisi tersebut dinamakan faktor
resiko. Faktor resiko yang ada dapat dimodifikasi artinya dapat dikontrol dengan mengubah gaya
hidup atau kebiasaan pribadi dan faktor resiko yang non modifiable yang merupakan konsekuensi
genetik yang tak dapat dikontrol. contohnya ras, dan jenis kelamin. Gagal jantung adalah keadaan
patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal adalah
relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi
pompa
Gagal jantung kongestif (Congestif Heart Failure) adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjutusia (lansia)
karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai
dengan penyakit-penyakit lain, seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-
lain.
Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung kongestif
merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya.
Resiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5 – 10% pertahun pada gagal jantung ringan
yang akan meningkat menjad 30 – 40% pada gagal jantung berat. Selain itu, CHF merupakan
penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (readmission) meskipun
yang tinggi, menurut data WHO dilaporkan bahwa Sekitar 3000 penduduk Amerika menderita
CHF. Sedangkan pada tahun 2005 di jawa tengah terdapat 520 penderita CHF. Pada umumnya CHF
diderita lansia yang berusia 50 tahun, Insiden ini akan terus bertambah setiap tahun pada lansia
berusia di atas 50 tahun. Sebagian besar lansia yang di diagnosis CHF tidak dapat bertahan hidup
A. Definsi
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient
dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau
Gagal jantung adalah suatu keadaan yang serius dimana jumlah darah yang masuk
dalam jantung setiap menitnya tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan zat
makanan.terkadang orang salah mengartikan gagal jantung dengan henti jantung, jika gagal
Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan
metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam
B. Etiologi
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif
atau inflamasi.
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal
jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan
kontraktilitas menurun.
3. Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkan beban kerja
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
5. Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner), ketidakmampuan
6. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal
anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau
7. Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4 kelainan
fungsional:
C. Patofisiologi
volume
sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh pengencangan
jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dari arteri coronaria.
pembesaran jantung (hipertrophi) terutama pada jantung iskemik atau kerusakan yang
D. Pathways
E. Manifestasi klinis
Tanda dominan :
Meningkatnya volume intravaskuler kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena
Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu memompa
darah yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
1. Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran
gas. Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalami ortopnoe pada malam hari
2. Batuk.
3. Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga
terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang
4. Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress
akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik
a. Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema pitting, penambahan BB.
b. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran
vena hepar
c. Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga abdomen
d. Nokturia
e. Kelemahan
F. Pemeriksaan diagnostik
preload,afterload dan curah jantung dapat diperoleh melalui lubang-lubang yang terletak pada
pengukuran preload yang akurat. PAWP atau Pulmonary Aretry Wedge Pressure adalah tekanan
penyempitan aretri pulmonal dimana yang diukur adalah tekanan akhir diastolic ventrikel kiri.
Curah jantung diukur dengan suatu lumen termodelusi yang dihubungkan dengan komputer.
G. Penatalaksanaan
Hanya pada regurgitasi aorta akibat infeksi aorta, reparasi katup aorta dapat
harus diganti dengan katup artifisial. Indikasi pada keluhan sesak napas yang tidak dapat
ventrikel kiri 55 mm, atau fractional shortning 25% dipertimbangkan untuk tindakan
pemberian obat
· Merubah gaya hidup/ kebiasaan yang salah : merokok, stress, kerja berat, minum alkohol,
· Menjelaskan tentang tanda-tanda serta gejala yang menyokong terjadinya gagal jantung,
terutama yang berhubungan dengan kelelahan, lekas capai, berdebar-debar, sesak napas,
6. Terapi Farmakologis :
· Glikosida jantung
jantung. Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena
· Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri
dapat diturunkan.
oedema.
H. Proses keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
- Airway :
batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll
- Breathing :
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
- Circulation :
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll.
Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung
S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna
kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi
b. Pengkajian Sekunder
- Aktifitas/istirahat
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat
atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
- Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari,
diare / konstipasi
- Makanan/cairan
- Neurosensori
- Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
c. Pemeriksaan Diagnostik
- Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi
- EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi
yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na,
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan perfusi jaringan b.d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan, asidosis
- HR lebih dari 100X/menit, TD > 120/80 mmHg, AGD dengan : pa O2 < 80 mmHg,
Tujuan :
Gangguan perfusi jaringan berkurang atau tidak meluas selama dilakukan tindakan
perawatan
Kriteria :
infark, RR 16-24 X/mnt, clubbing finger (-), kapiler refill 3-5 detik, nadi 60-100X/mnt,
TD 120/80 mmHg.
Rencana Tindakan :
- Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab. Missal EKG, elektrolit, GDA (pa O2, pa CO2
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tidak sesak nafas, RR normal (16-24 X/menit) , tidak ada secret, suara nafas normal
Intervensi :
- Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan/tidak adanya bunyi nafas dan adanya
Tujuan :
Kriteria :
batas normal, tidak ada distensi vena perifer/vena dan oedema dependen, paru bersih
Intervensi :
keseimbangan cairan
d. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan volume paru, hepatomegali, splenomegali,
Tujuan :
Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatab selama di RS, RR normal,
tidak ada bunyi nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu pernafasan dan GDA
normal.
Intervensi :
- Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan
- Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman mungkin.
e. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antar suplai oksigen miokard dan kebutuhan,
frekuensi jantung, tekanan darah dalam katifitas, terjadinya disritmia dan kelemahan
umum.
Tujuan :
Kriteria :
Intervensi :
- Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama dan sesudah aktifitas
- Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat
- Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bangun dari kursi
bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
TTL : 10/06/1976
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Semarang
Pekerjaan : Buruh
No CM : 11.30.15
Nama : Tn. S
Pendidikan : SMP
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
B. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan utama
10/06/2016 jam 13.00 WIB, TD : 190/95 mmHg, N : 100 x/menit, RR: 28 x/menit.
Kemudian pasien masuk ICU jam 15.00 WIB dengan keluhan sesak napas, KU lemah,
S: 37 0C.
Pasien mengatakan belum pernah mengalami penyakit seperti ini dan sampai di
bawa ke rumah sakit dan di opname di rumah sakit, klien mengatakan memiliki riwayat
hipertensi.
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai sakit seperti ini, tidak
C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Tidak terdapat lendir atau sputum pada jalan napas pasien, tidak ada bunyi napas
tambahan.
Dx : -
2. Breathing
3. Circulation
Tidak ada sianosis, akral kulit hangat, CRT < 3 detik. TD 183/98 mmHg, N : 100
Dx : -
4. Disability
5. Eksposure
Tidak ada cedera leher, tidak ada jejas, tidak ada fraktur
Dx : -
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
· Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :
Td :183/98 mmHg
RR : 27 x/ menit
S : 37 0 C
SpO2 : 99 %
Hidung : Bersih, tidak ada discharge, tak ada nafas cuping hidung.
Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
nyeri tekan.
Jantung :
Paru :
Abdomen :
Pe : timpani
Ektremitas : Normal, tidak sianosis, kapilery refill time < 3 detik, tidak ada oedem,
Kulit : kulit tampak sedikit kering, sawo matang dan, turgor kulit baik.
Sebelum dan selama sakit pasien mengatakan bahwa kesehatan atau menjagga
Sebelum sakit pasien mengatakan makan rutin 3x sehari denggan porsi sayur dan lauk
pauk, dan saat sakit pasien di beri makanan yang disediakan oleh rumah sakit pasien
menghabiskn porsi yang diberikan, pasien minum kurang lebih sehari 7 gelas
c) Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak mengalami masalah gangguan BAK ataupun
BAB, pasien BAB 1x sehar dengan konsistensi lembek warna kuning kecoklatan bau
khas feses dengan frekuensi kurang lebih 100 cc dan BAK sehari kurang lebih 6-7
perhari. Saat sakit pasien mengatakan BAB 1x sehar dengan konsistensi lembek warna
kuning kecoklatan bau khas feses dengan frekuensi kurang lebih 100 cc dan BAK
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan dan minum ü Keterangan :
Mandi ü 0 : mandiri
4 : tergantung total
Sebelum dan selama sakit pasien menggatakan tidak menggalami gangguan istirahat
kognitif mengingat dan berbicara serta memahami tidak ada masalah . Persepsi sensori
Pasien mengatakan baik saat sakit atau sebelum sakit tidak ada masalah hubungan
dengan keluarga dan orang lain terjalin dengan baik, saat sakit pasien juga sering di
Pasien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan memiliki anak 2, laki-laki dan
· Pola persepi diri : pasien megatakan ingin cepat sembuh dan ingin
sembuh
· Konsep Diri :
Dalam menghadapi ketika sakit, pasien hanya berserah diri pada Allah SWT
Agar diberi kesembuhan dan pasien juga berusaha beribadah selama sakit
l) Pola Komunikasi
Sebelum sakit : pasien bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.
m) Kebutuhan spiritual
F. Data Penunjang
2. Hasil Laboratorium
Hematologi
Hematokrit 34 % 35-47
MeH 24 pg 26-34
Kimia Klinis
GDS 136 mg/dl 70—150
Kimia Klinik
Elektrolit
3. Terapi Obat
1. RL 12 tpm
2. Inj gluconas
5. O2 3 liter/menit
Analisa Data
Nama : Ny. D
Umur : 54 tahun
nafas nafas
Do : -RR 27 x/menit
-Terpasang O2 3
liter/menit
pernapasan
Dangkal
ronkhi
-RR 27x/menit
Do :-Klin tampak
keltihan/lemah
ditempat tidur
-Terpasang O2 3
liter/menit
-TD 183/98
-RR 27 x/menit
Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny. D
Umur : 54 tahun
Intervensi Keperawatan
Nama : Ny. D
Umur : 54 tahun
Hasil
1. Setelah dilakukan 1. Monitor kedalaman 1. Untuk mengetahui
· GDA normal
5. Menurunnya
konsumsi/kesimbangan
dekompensasi
3.
Nama : Ny. D
Umur : 54 tahun
HR : 100 x/mnt
RR : 27 x/mnt
S :27°C
semua
senyaman mungkin
(semifowler)
RR : 27 x/mnt
SpO2 : 98%
IMPLEMENTASI
07.45 wib 1,2 Melakukan oral hygiene S:- klien mengatakan bersedia
care
Memantau TTV
O: TD 175/90 mmHG, S 37 oC
makanan
pump
EVALUASI
P : Lanjutkan intervensi
Pemberian O2 3 lpm
14.00 wib
P : Lanjutkan intervensi
Pantau TTV
Posisikan semifowler
14.00 wib
P : lanjutkan intervensi
Pantau TTV
P : Lanjutkan intervensi
Pemberian O2 3 lpm
Pantau TTV
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Pantau TTV
Posisikan semifowler
P : Lanjutkan intervensi
Pantau TTV