Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan
tercipta berkat adanya toleransi dalam kehidupan beragama. Toleransi adalah sikap
saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun,
khususnya dalam masalah kehidupan beragama. Kerukunan umat beragama adalah hal
yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini.
Sila Ketuhanan yang maha Esa mempunyai makna bahwa segala aspek
penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari
Tuhan. Karena sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa negara Indonesia berdasarkan
atas Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa masyarakat Indonesia merupakan manusia
yang mempunyai iman dan kepercayaan terhadap Tuhan, dan iman kepercayaan inilah
yang menjadi dasar dalam hidup berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan
antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar
umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah
Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.
Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan
beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan.
Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga
Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama
dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan
Negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian toleransi?
2. Apa pandangan tentang toleransi antar umat beragama menurut sila pertama
pancasila?
3. Cara mewujudkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama?
4. Sebutkan contoh kasus tentang toleransi antar umat beragama!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang berarti
dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu
sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang
menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga
dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan
perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang
berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya
adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat
mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah toleransi juga digunakan dengan
menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas , misalnya partai politik, orientasi
seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai
prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun konservatif. Jadi toleransi antar
umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai
keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.
Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada
tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama
menghargai manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai.
Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.
Sebagaimana dalam konsep hidup beragama mencakup tiga kerukunan, yakni:
Kerukunan intern umat beragama, Kerukunan antar umat beragama dan, Kerukunan
antara umat beragama dengan Pemerintah. Hal ini harus dihormati, ditaati dan dijalankan
dengan kecerdasan hati, bukan dengan kekuatan otot bahkan dengan cara anarkis.
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai
sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki
keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi
juga termasuk agama.
Mengingat pentingnya toleransi, maka ia harus diajarkan kepada anak-anak baik
dilingkungan formal maupun lingkungan informal. Di lingkungan formal contohnya
siswa dapat dibekali tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama
melalui bidang studi Agama, Kewarganegaraan, ataupun melalui aspek pengembangan
diri seperti Pramuka, PMR, OSIS, dll. Hal yang sama dapat juga dilakukan di lingkungan
informal oleh orang tua kepada anak-anaknya melalui pengajaran nilai-nilai yang
diajarkan sedini mungkin di rumah. Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan
dengan menanamkan sikap toleransi, manfaat tersebut adalah:
1. Hidup bermasyarakat akan lebih tentram
2. Persatuan, bangsa Indonesia, akan terwujud
3. Pembangunan Negara akan lebih mudah
B. Pandangan tentang toleransi antar umat beragama menurut sila pertama pancasila
Pancasila sebagai falsafah negara, ideologi negara, landasan dasar dan pandangan
hidup bangsa Indonesia, berarti Pancasila merupakan sumber nilai bagi segala
penyelenggaraan negara baik yang bersifat kejasmanian maupun kerohanian. Hal ini
berarti bahwa dalam segala aspek penyelenggaraan atau kehidupan bernegara yang
materiil maupun spiritual harus sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila
Pancasila secara bulat dan utuh.
Dalam kaitannya dengan sila Ketuhanan yang maha Esa mempunyai makna
bahwa segala aspek penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai
yang berasal dari Tuhan. Karena sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa negara
Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa masyarakat Indonesia
merupakan manusia yang mempunyai iman dan kepercayaan terhadap Tuhan, dan iman
kepercayaan inilah yang menjadi dasar dalam hidup berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
Agama merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi
manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber kepada martabat manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh kerenanya, agama tidak dapat dipaksakan atau
dalam menganut suatu agama tertentu itu tidak dapat dipaksakan kepada dan oleh
seseorang. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan atas
keyakinan, karena menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan yang
dipercayai dan diyakininya.
Yang ingin diwujudkan dan dikembangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Pancasila adalah adanya sikap saling menghormati, menghargai, toleransi, serta
terjalinnya kerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda, sehingga dapat tercipta dan selalu terbinanya kerukunan hidup di antara
sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Untuk
mewujudkannya, perlu adanya pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap
Pancasila dan sila-sila yang terkandung di dalamnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerukunan hidup umat beragama yang diharapkan adalah kerukunan antar para
pemeluk agama dalam semangat saling mengerti, memahami antara satu dengan yang
lainnya. Dengan kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang
sesuatu hal, dapat diartikan mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham mengenai
masalah-masalah sosial kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa yang orang lain
rasakan.
Dengan semangat saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa- maka akan
menumbuhkan sikap dan rasa berempati kepada siapa pun yang sedang mengalami
kesulitan dan dapat memahami bila berada di posisi orang lain. Sehingga akan terwujud
dan terpelihara kerukunan antar umat beragama.
B. Saran
Agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan senantiasa terpelihara,
perlu memperhatikan upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan secara mantap
dalam bentuk memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama,
serta antar umat beragama dengan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
www.pusakaindonesia.org/pancasila-menjunjung-tinggi-toleransi-beragama/
http://www.markijar.com/2015/11/toleransi-antar-umat-beragama-lengkap.html
https://garduopini.wordpress.com/.../internalisasi-pancasila-pluralisme-agama-dalam-“
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150403153140-20-44065/berbagi-parkir-
sekelumit-cerita-toleransi-istiqlal-katedral/
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
Tulisan ini disusun guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pancasila yang
diampuh oleh Dra. Sri Widayanti, M.S.
Disusun Oleh :
16/401552/SV/12056
SEKOLAH VOKASI
YOGYAKARTA
2016