You are on page 1of 3

HEPATITIS A

No.Dokumen : SOP/208/UKP-NGT
No.Revisi :
SOP
Tanggal terbit : 24 Mei 2018
Halaman :
PUSKESMAS YUPITA
NANGA NIP.19670703
TAYAP 1989012 003

1. Pengertian Hepatitis A adalah sebuah kondisi penyakit infeksi akut di liver


yang disebabkan oleh hepatitis A virus (HAV), sebuah virus RNA
yang disebarkan melalui rute fecal oral. Periode inkubasi rata-rata
28 hari (15 – 50 hari). Lebih dari 75% orang dewasa simtomatik,
sedangkan pada anak < 6 tahun 70% asimtomatik. Kurang dari
1% penderita Hepatitis A dewasa berkembang menjadi Hepatitis A
fulminan.
Tingkat kemampuan 4A
1. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga medis untuk melakukan identifikasi
dan penatalaksanaan hepatitis A
2. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 30/KAPUS/IV/2018
Tentang Penetapan Dokumen Esternal Yang Menjadi Acuan
Dalam Penyusunan Standar Pelayanan Klinis
3. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
4. Prosedur 1. Petugas menerima pasien
2. Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien yang
disesuaikan dengan gejala hepatitis A, yaitu:
 Demam
 Mata dan kulit kuning
 Penurunan nafsu makan
 Nyeri otot dan sendi
 Lemah, letih, lesu
 Mual, muntah
 Warna urine seperti teh
 Tinja seperti dempul
Faktor resiko:
a. Sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang
kurang terjaga sanitasinya.
b. Menggunakan alat makan dan minum dari penderita
hepatitis.
3. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik sebagai berikut:
 Febris.
 Sclera ikterik, jaundice.
 Hepatomegali
 Warna urine seperti teh
 Tinja seperti dempul.
5. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
 Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
 Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam
darah, kadar SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai normal tertinggi,
dilakukan pada fasilitas primer yang lebih lengkap.
6. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Banding yaitu: Kolesistitis, Abses hepar, Sirrosis
hepar, Hepatitis virus lainnya.
7. Petugas melakukan penatalaksanaan yaitu:
a. Asupan kalori dan cairan yang adekuat.
b. Tirah baring.
c. Tata laksana Farmakologi sesuai dengan gejala yang
dirasakan oleh pasien:
Antipiretik bila demam; ibuprofen 2x400mg/hari.
Apabila ada keluhan gastrointestinal, seperti:
 Mual : Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari
atau Domperidon 3x10mg/hari.
 Perut perih dan kembung : H2 Bloker (Simetidin 3x200
mg/hari atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau Proton Pump
Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari).
8. Petugas memberikan konseling dan edukasi berupa:
a. Sanitasi dan higiene mampu mencegah penularan virus.
b. Vaksinasi Hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang
berisiko tinggi terinfeksi.
c. Keluarga ikut menjaga asupankaloridancairan yang
adekuat, dan membatasi aktivitasfisik pasien selama fase
akut.
9. Petugas melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi (Rumah Sakit) apabila:
 Penderita Hepatitis A dengan keluhan ikterik yang menetap
tanpa disertai keluhan yang lain.
 Penderita Hepatitis A dengan penurunan kesadaran
dengan kemungkinan ke arah ensefalopati hepatik.
10. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan
ke apotik.
11. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik, diagnosa dan penatalaksanaan yang telah
dilakukan dalam rekam medis pasien.
12. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas rekam medis.
5. Unit 1. Pendaftaran dan Rekam Medis
Terkait 2. Poli Umum
3. Laboratorium
4. Apotik

You might also like