Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
1. Defenisi
metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen termasuk yang
pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan
darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang
NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan hormon
laju reaksi esterifikasi pada hati NIDDM juga dapat di sebabkan oleh
6
7
telah lurus meningkat mulai untuk mempengaruhi anak remaja dan anak-
anak. (Hasdianah,2012)
2. Epidemologi
diagnosis ditegakkan.
menjadi 25%. Yang menarik juga adalah adanya perubahan pola makan
kearah persentase lemak yang lebih tinggi 18,8% tahun 1982 menjadi
3. Klasifikasi
penyebabnya, yaitu :
dari seluruh penderita DM dan umumnya terjadi pada usia muda (95%
penyakit yang tidak dapat dicegah, termasuk dengan cara diet atau
9
penderita diabetes tipe I ini memiliki kesehatan dan berat badan yang
cukup baik, dan respon tubuh terhadap insulin juga masih normal.
200 mg/dl sering disertai dengan rasa tidak nyaman dan terlalu sering
Insulin/DMTTI)
tetapi memiliki angka gula darah cukup tinggi selama kehamilan dapat
berbagai derajat yang ditemukan pertama kali pada saat hamil. Pada
relatif normal selama paruh kehamilan (sekitar usia 5 bulan) dan juga
bisa mengalami defesiensi insulin relatif paruh kedua, tetapi kadar gula
ditemukan (lebih dari 90 %), timbul makin sering setelah umur 40 tahun.
Dengan keadaan kadar glukosa darah tidak terlalu tinggi atau belum ada
11
akan mencabut giginya atau operasi lain. Ada juga yang sudah diagnosis
sebagai diabetes tetapi karena alas an biaya, pasien tersebut tidak berobat
lagi. Hal ini menyebabkan jumlah pasien diabetes yang tidak terdiagnosis
4. Etiologi
(M.Clevo,2012).
tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
5. Gejala Klinis
poliuria (sering buang kecil), polidipsia (sering haus) dan polifagia (selalu
(pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas (Rahmawati,
2014).
satu nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal (> 200 mg/dl waktu
b. Terdapat keluhan yang khas tidak lengkap atau terdapat keluhan tidak
khas (lemah, kesemutan, gatal, mata kabur dsb) diserati dengan dua
≥ 200 mg/dl) yang diperiksa pada hari yang sama atau pada yang
berbeda.
14
(Martinus, 2005) :
mencegah agar diabetes tidak terjadi pada orang atau populasi yang
meliputi :
6. Patofisiologi
khas terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun. Sebagian besar
2012).
7. Penatalaksanaan
pasien DM.
a. Diet
mineral.
Terjemahan :
Salah satu akibat dari makan berlebihan adalah tubuh menjadi gemuk
melitus.
b. Olahraga
serta trigliserida.
(14 mmol/dl) dan menunjukkan adanya keton dalam urine tidak boleh
c. Obat-obatan
1. Golongan sulfonylurea
2. Golongan biguanid
3. Insulin
diabetes.
e. Kehamilan
1. Defenisi
orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan orang sakit
mampu melakukan self care diabetes tanpa bantuan orang lain karena
perilaku self care diabetes merupakan tanggung jawab bagi setiap klien
diabetes.
care diabetes diartikan sama dengan self management pada klien DM. self
sepanjang kehidupan klien dan menjadi tanggung jawab penuh bagi setiap
21
klien diabetes (Bai et al, 2009). Self care diabetes adalah tindakan yang
melakukan self care dan penampilan tindakan self care diabetes untuk
care diabetes adalah tindakan mandiri yang dilakukan oleh klien diabetes
(olahraga), pemantauan kadar gula darah, minum obat dan perawatan kaki.
a. Usia
kehidupannya sehari-hari.
b. Jenis Kelamin
c. Sosial Ekonomi
positif dimana pada klien dengan status sosial ekonomi yang tinggi
maka perilaku self care diabetesnya akan meningkat (Bai et al, 2007).
d. Lama menderita DM
penuh rasa tanggung jawab. Durasi DM yang lebih lama pada umunya
e. Aspek Emosional
biasanya dialami oleh klien diabetes yaitu stress, sedih, rasa khawatir
f. Motivasi
adanya :
motivasi yang ada pada diri klien DM akan mampu memberikan dorongan
yang ada pada diri klien DM akan mampu memberikan dorong yang kuat
bagi klien DM untuk melakukan perilaku self care diabetes, sehingga akan
motivasi baik akan melakukan tindakan self care diabetes dengan baik
pula untuk mencapi tujuan yang diinginkan yaitu pengontrolan gula darah
26
2011).
menjelaskan bahwa aktifitas fisik mandiri mampu dilakukan pada usia dewasa
dengan rentang usia 18- 64 tahun. Perawatan kaki yang buruk pada diabetisi
tahunan oleh tenaga kesehatan dan pemeriksaan kaki harian oleh diabetisi atau
keluarganya. Tindakan awal ini bisa mencegah dan mengurangi sebesar 50%
ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kondisi kaki tetap kering,
telapak kaki dari tanda- tanda: kering dan pecah-pecah, lepuh, luka,
kemerahan, teraba hangat dan bengkak saat diraba. Adanya bentuk kuku
yang tumbuh ke arah dalam (ingrown toenails), kapalan dan kalus juga
awal.
3. Merawat kuku
kuku. Jika diabetisi tidak yakin dalam memotong kuku, dianjurkan untuk
yang nyaman saat berolahraga. Hal ini bisa mencegah terjadinya trauma
28
pada kaki akibat terkena benda asing ataupun akibat gesekan dari sepatu
Sepatu yang dianjurkan adalah sepatu tanpa “hak” tinggi, sepatu yang
baru disarankan tidak dipakai secara terus- menerus sampai lebih dari
satu jam. Hal ini untuk melihat apakah sepatu tersebut nyaman dan
tidak ketat, dan dari bahan yang mampu menyerap keringat dengan baik
harian.
asumsi mayor yang sangat berkaitan dengan perawatan kaki diabetisi. Tomey
dan Alligood (2002) menjelaskan asumsi mayor dari teori ini adalah: 1)
Keperawatan adalan bentuk suatu tindakan dimana terjadi interaksi antara dua
sangat penting untuk mendukung perilaku self care; 6) self care dan
kultural.
diabetisi, yang ditandai dengan tanda dan gejala yang mucul dan mengganggu
mandiri, nutrisi, aktifitas fisik, dan pengobatan. Jika diabetisi dan keluarga
masalah kesehatan. Menurut teori self care deficits, Orem menjelaskan bahwa
strategi untuk mengatasi masalah self care deficits yang diidentifikasi oleh
datang; 4) Mengajari orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa peran perawat
dalam mengatasi masalah perawatan kaki yang kurang baik bisa dilakukan
perawat sesuai tingkat deficit pasien. Pada perawatan kaki diabetes perawat
1. Defenisi
sendiri terdiri dari dua komponen yaitu pengalaman dari kepuasan dan
lebih.
pengobatan.
Terkait dengan pasien DM, kualitas hidup dikaji untuk menilai tekanan
33
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
b) Sirkulasi
pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah
c) Eliminasi
Poliuria, noktori, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d) Nutrisi
e) Neurosensori
f) Nyeri
g) Respirasi
h) Keamanan
i) Seksualitas
2. Diagnose keperawatan
1999) adalah :
kacau mental.
3. Rencana Keperawatan
dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan
tersebut.
melitus meliputi :
dengan kriteria ; tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, tugor kulit
dan pengisian kapiler baik, keluaran urin tepat secara individu, dan
Intervensi
36
ortestastik.
takikardi.
keadaan ketoasidosis.
mukosa.
cairan pengganti.
37
Kriteria Hasil :
normal.
Intervensi
kenyang.
Kriteria Hasil :
Intervensi
nosokomial.
Masase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen
infeksi.
Kriteria Hasil :
40
aktivitas
Intervensi
menimbulkan kelemahan.
cukup/tanpa terganggu.
aktivitas.
fisiologi.
banyak kegiatan.
3.
43
44
45
6