Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Penyakit ini hampir selalu fatal tanpa pengobatan, data terbaru di Indonesia tahun 2001di kemukakan oleh Dirjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan penyehatan lingkungan DepKes RI, Prof.Dr Umar Fahcri
Ahmadi, MPH kasus terbaru penderita TBC di Indonesia sekitar 583.000 kasus per tahun. Secara
nasional TBC membunuh kira-kira 140.000 orang per tahunatau setiap hari 43 orang meninggal karena
penyakit TBC ini.Insidensi Tuberculosis dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini diseluruh dunia
termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang
mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah.
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau
angka kematian(mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit ( morbiditas), diagnosis dan
terapi yang cukuplamaJika tidak ditangani secara tepat, mortalitas penyakit ini mendekati 100%, tetapi
dengan pengobatan yang dini dan adekuat mortalitas dapat di tekan, Karena itu penanggulangan
TBCtidak hanya terkait dengan masalah kesehatan saja namun juga mencakup masalah
sosial,ekonomi, sikap dan prilaku penderita perlu mendapat perhatian. Karena itu sang
at pentinguntuk mengenal, mendiagnosa, secara dini dan melakukan pengobatan yang adekuat
terhadap penderita TBC. Dan di harapkan kepada tenaga medis agar angka-angka
tersebut dapat di tekan.
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. QTTL : Jakarta, 9 April 1976Umur : 35 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAlamat : Johar Baru,
Jakarta PusatPekerjaan : EkspedisiTanggal dan jam masuk RS : 16 Febuari
2012 pukul 21.42 WIB Nomor rekam medik : 15 68 78
ANAMNESISKeluhan Utama
Keluhan Tambahan
Batuk berdahak, pilek, demam, sesak napas, pusing, mual, keringat malam, m
udahlelah, berat badan menurun.
Pasien laki-laki 35 tahun datang ke IGD RSIJ Sukapura dengan keluhan batuk berdarahsejak 2 minggu
yang lalu. 2 bulan SMRS pasien mengeluh batuk berdahak dengan dahak berwarna
kehijauan. Pasien juga merasa sering merasa lelah, keringat malam, demam yang naik turun sehingga pasien
merasakan seperti meriang, nafsu makan menurun, dan berat badan menurun. 2 minggu
SMRS pasien mengeluh batuk berdarah. Batuk berdahak sepanjang hari,tetapi batuk berdarah
hanya 1 kali dalam 1 hari. Darah berwarna merah segar pada awalnya,dan berwarna merah
kehitaman diakhir batuk. Darah sebanyak sekitar setengah gelas. Darahtidak bercampur dengan
makanan. Batuk berdarah didahului dengan batuk dan tidak diikutidengan perasaan mual. Apabila
pasien batuk berdarah, maka pasien akan merasakan sesak napas. Batuk berdarah berhenti
dan sesak napas pasien membaik. Pasien sudah berobat ke RSselama 2 kali, didiagnosa tuberkulosis dan
diberikan obat anti tuberkulosis. 4 jam SMRS pasien batuk berdarah kembali sebanyak 2 kali dengan darah berwarna
merah segar di awal batuk dankehitaman diakhir batuk. Darah sebanyak sekitar 1 gelas. Sehingga
membuat pasien khawatir dan pergi ke IGD. Pasien merasakn mual tetapi tidak muntah. Pasien
juga merakan mudahmerasa lelah. BAK pasien normal tetapi BAB pasien berwarna
kehitaman sejak 4 mingguSMRS.
•
Tidak ada riwayat Diabetes Mellitus.
Anak pasien mengeluhkan gejala sama seperti yang dikeluhkan pasien. Telah berobatke
dokter dan didiagnosis sebagai flek paru dan sedang menjalani terapi.
Riwayat Pengobatan
Pasien minum OAT selama 10 hari SMRS. Tetapi pasien tidak merasakan
keluhanmembaik.
Riwayat Alergi
Riwayat Psikososial
Pasien merokok sekitar 10 batang setiap hari selama 10 tahun. Tidak minum-minuman beralkohol, jarang
berolahraga, makan teratur, pasien bekerja sebagai ekspedisi.
PEMERIKSAAN UMUM
APTT 40.8 detik (memanjang)Rencana pemeriksaan penunjang : Endoskopi saluran cerna bawah, enzim
penanda hatiWD : Hemorhoid, Ulkus PeptikumRencana terapi :
PEMBAHASAN
HEMOPTISIS
Definisi
Hemoptisis adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah, atau sputumyang
berdarah. Sputum mungkin bercampur dengan darah. Mungkin juga seluruh
cairan yangd i k e l u a r k a n p a r u p a r u b e r u p a d a r a h . S e t i a p p r o s e s y a n g m e n
g a k i b a t k a n t e r g a n g g u n y a kontinuitas aliran pembuluh darah paru-paru dapat
mengakibatkan perdarahan. Batuk darahmerupakan suatu gejala yang serius. Mungkin ini
merupakan manifestasi yang paling dini darituberkulosis aktif. Sebab-sebab lain dari hemoptisis
adalah karsinoma bronkogenik, infarksi,dan abses paru-paru.Hemoptisis harus dibedakan
dengan hematemesis. Hematemesis disebabkan oleh
lesi p a d a s a l u r a n c e r n a , s e d a n g k a n h e m o p t i s i s d i s e b a b k
a n o l e h l e s i p a d a p a r u a t a u bronkus/bronkiolus.
1. Bercak (
Streaking
) : <15-20 ml/24 jamYang sering terjadi darah bercampur dengan sutum. Umumnya pada bronkitis.
2.
Hemoptisis: 20-600 ml/24 jamHal ini berarti perdarahan pada pembuluh darh yang lebih besar. Biasanya pada
kanker paru, pneumonia, TB, atau emboli paru.
3.
Hemoptisis massif : >600 ml/24 jamBiasanya pada kanker paru, kavitas pada TB, atau bronkiektasis.
4.
PseudohemoptisisMerupakan batuk darah dari struktur saluran napas bagian atas (di atas laring) atau darisaluran
cerna atas atau hal ini dapat berupa perdarahan buatan (
factitious
1.
2.
Terdengar adanya gelembung-gelembung udara bercampur darah di dalam
salurannapas.
3.
Warna darah yang dibatukkan merah segar bercampur buih, beberapa hari kemudianwarna
menjadi lebih tua atau kehitaman.
5.
pH alkalis.6 . B i s a b e r l a n g s u n g b e b e r a p a h a r i 7 . P e n y e b a b n y a : k e l a i n a n
p a r u Tanda-tanda muntah darah :
1.
2.
3.
4.
5.
pH asam.
6.
7.
1.Infeksi, terutama tuberkulosis, abses paru, pneumonia, dan kaverne oleh karena jamur dan sebagainya.
1. Tumor :
a. Karsinoma.
b. Adenoma.
2. Infeksi
a. Aspergilloma.
c. Tuberkulosis paru.
3. Infark Paru
5. Perdarahan parua.
b.Goodpasture’s syndrome
d. Bechet’s syndrome
a. Kontusio pulmonal.
b. Transbronkial biopsi.
a.Malformasi arteriovena.
8. Bleeding diathesis.
Penyebab hemoptoe banyak, tapi secara sederhana dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu :infeksi, tumor dan
kelainan kardiovaskular. Infeksi merupakan penyebab yang seringdidapatkan antara lain : tuberkulosis, bronkiektasis dan
abses paru. Pada dewasa muda,tuberkulosis paru, stenosis mitral, dan bronkiektasis merupakan penyebab yang sering
didapat.Pada usia diatas 40 tahun karsinoma bronkus merupakan penyebab yang sering didapatkan,diikuti tuberkulsosis
dan bronkiektasis. Patofisiologi HemoptisisSetiap proses yang terjadi pada paru akan mengakibatkan
hipervaskularisasi dari cabang-cabang arteri bronkialis yang berperanan untuk memberikan nutrisi pada
jaringan paru
bilaterjadi kegagalan arteri pulmonalis dalam melaksanakan fungsinya untuk pertuk
aran gas.Terdapatnya aneurisma Rasmussen pada kaverna tuberkulosis yang merupa
kan asal dari perdarahan pada hemoptoe masih diragukan. Teori terjadinya perdara
han akibat pecahnya
aneurisma dari Ramussen ini telah lama dianut, akan tetapi beberapa lap
o r a n a u t o p s i membuktikan bahwa terdapatnya hipervaskularisasi bronkus yang merupakan percabangan
dariarteri bronkialis lebih banyak merupakan asal dari perdarahan pada hemoptoe.(4)
Goodpasture’s syndrome
Klasifikasi
1.
Bila perdarahan kurang dari 600 cc dan lebih dari 250 cc / 24 jam, akan tetapi
Hb kurang dari 10 g%.
Bila perdarahan lebih dari 600 cc / 24 jam dan Hb kurang dari 10 g%, tetapidalam pengamatan 48 jam ternyata
darah tidak berhenti.
Kesulitan dalam menegakkan diagnosis ini adalah karena pada hemoptoeselain terjadi
vasokonstriksi perifer, juga terjadi mobilisasi dari depot darah,sehingga kadar Hb tidak selalu memberikan gambaran
besarnya perdarahanyang terjadi.
Sebagian dari darah tertelan dan dikeluarkan bersama-sama dengantinja, sehingga tidak ikut
terhitung
o
Sebagian dari darah masuk ke paru-paru akibat aspirasi.Oleh karena itu suatu nilai kegawatan dari hemoptisis
ditentukan oleh :
Apakah terjadi obstruksi total maupun parsial dari bronkus yang dapat dinilai denganadanya
iskemik miokardium, baik berupa gangguan aritmia, gangguan mekanik pada jantung, maupun
aliran darah serebral. Dalam hal kedua ini dilakukan pemantauan terhadap gas darah,
disamping menentukan fungsi-fungsi vital. Oleh karena itu suatutingkat kegawatan hemoptoe
dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu bentuk akut berupaasfiksia, sedangkan bentuk yang lain berupa
renjatan hipovolemik.Bila terjadi hemoptisis, maka harus dilakukan penilaian terhadap:
Lamanya perdarahan.
Keadaan umum pasien, tekanan darah, nadi, respirasi dan tingkat kesadaran.
Klasifikasi menurut Pusel :+ : batuk dengan perdarahan yang hanya dalam bentuk garis-garis dalam
sputum++ : batuk dengan perdarahan 1 – 30 ml+++ : batuk dengan perdarahan 30 – 150 ml++++ : batuk
dengan perdarahan > 150 mlPositif satu dan dua dikatakan masih ringan, positif tiga
hemoptisis sedang, positif empat termasuk di dalam kriteria hemoptisis
masif.DiagnosisHal utama yang penting adalah memastikan apakah darah benar- b
enar bukan darimuntahan dan tidak berlangsung saat perdarahan hidung. Hemoptisis sering mudah
dilacak daririwayat. Dapat ditemukan bahwa pada hematemesis darah berwarna kecoklatan atau
kehitamandan sifatnya asam. Darah dari epistaksis dapat tertelan kembali melalui faring
dan terbatukkanyang disadari penderita serta adanya darah yang memancar dari hidung.Untuk
menegakkan diagnosis, seperti halnya pada penyakit lain perlu dilakukan urutan-
urutan dari anamnesis yang teliti hingga pemeriksaan fisik maupun penunjan
g sehingga penanganannya dapat
disesuaikan.1 ) A n a m n e s i s Untuk mendapatkan riwayat penyakit yang lengk
ap sebaiknya diusahakan untuk mendapatkan data-data :- Jumlah dan warna darah- Lamanya
perdarahan- Batuknya produktif atau tidak - Batuk terjadi sebelum atau sesudah perdarahan- Sakit dada,
substernal atau pleuritik - Hubungannya perdarahan dengan : istirahat, gerakan fisik, posisi badan dan batuk -
Wheezing- Riwayat penyakit paru atau jantung terdahulu.- Perdarahan di tempat lain serempak dengan batuk
darah- Perokok berat dan telah berlangsung lama- Sakit pada tungkai atau adanya pembengkakan serta sakit
dada- Hematuria yang disertai dengan batuk darah.
Pemeriksaan
fisik P a d a p e m e r i k s a a n f i s i k d i c a r i g e j a l a / t a n d a l a i n d i l u a r p a r u y a n g d a p
a t mendasari terjadinya batuk darah, antara lain : jari tabuh, bising sistolik dan
opening snap
, pembesaran kelenjar limfe, ulserasi septum nasalis, teleangiektasi.3. Pemeriksaan penunjangFoto toraks
dalam posisi AP dan lateral hendaklah dibuat pada setiap penderitahemoptisis masif. Gambaran opasitas
dapat menunjukkan tempat perdarahannya.4. Pemeriksaan
bronkoskopiSebaiknya dilakukan sebelum perdarahan berhenti, karena dengan demikiansumber
perdarahan dapat diketahui.Adapun indikasi bronkoskopi pada batuk darah adalah :1. Bila radiologik tidak didapatkan
kelainan2. Batuk darah yang berulang – ulang3. Batuk darah masif : sebagai tindakan terapeutik
fiberoptic
1 . Te r a p i k o n s e r v a t i f
Melakukan
suction
Batuk secara perlahan – lahan untuk mengeluarkan darah di dalam saluran salurannapas untuk
mencegah bahaya sufokasi.
Pemberian obat – obat penghenti perdarahan (obat – obat hemostasis), misalnya vit.K, ion kalsium, trombin dan
karbazokrom.
Pemberian cairan atau darah sesuai dengan banyaknya perdarahan yang terjadi.
Menentukan penyebab dan mengobatinya, misal aspirasi darah dengan bronkoskopidan pemberian adrenalin
pada sumber perdarahan.2 . T e r a p i p e m b e d a h a n
:a.Terjadinya hemoptisis
masif yang mengancam kehidupan pasien. b . P e n g a l a m a n b e r b a g a i p e n y e l i d i k m e n u n
j u k k a n b a h w a a n g k a k e m a t i a n p a d a perdarahan yang masif menurun dari 70%
menjadi 18% dengan tindakanoperasi.c.Etiologi dapat dihilangkan sehingga faktor
penyebab terjadinya hemoptoe yang berulang dapat dicegah.Busron (1978) menggunakan pula indikasi
pembedahan sebagai berikut
:1 . A p a b i l a p a s i e n m e n g a l a m i b a t u k d a r a h l e b i h d a r i
6 0 0 c c / 2 4 j a m d a n d a l a m pengamatannya perdarahan tidak berhenti.2.Apabila pasien
mengalami batuk darah kurang dari 600 cc / 24 jam dan tetapi lebih dari250 cc / 24 jam jam
dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, sedangkan batuk darahnyamasih terus berlangsung.
3.Apabila pasien mengalami batuk darah kurang dari 600 cc / 24 jam dantetapi lebih dari250
cc / 24 jam dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, tetapi selama pengamatan 48 jamyang disertai dengan perawatan
konservatif batuk darah tersebut tidak
berhenti.Sebelum pembedahan dilakukan, sedapat mungkin diperiksa faal paru dan dip
astikan asal perdarahannya, sedang jenis pembedahan berkisar dari segmentektomi,
lobektomi dan pneumonektomi dengan atau tanpa torakoplasti.Penting juga dilakukan usaha-usaha untuk
menghentikan perdarahan. Metode yang mungkindigunakan adalah
Komplikasi yang terjadi merupakan kegawatan dari hemoptoe, yaitu ditentukan oleh tigafaktor
Prognosis
Pada hemoptoe idiopatik prognosisnya baik kecuali bila penderita mengalami hemoptoe
yangrekuren.Sedangkan pada hemoptoe sekunder ada beberapa faktor yang menentukan prognosis :1)Tingkatan
hemoptoe : hemoptoe yang terjadi pertama kali mempunyai prognosis yanglebih
baik.2)Macam penyakit dasar yang menyebabkan hemoptoe.
3)
Cepatnya kita bertindak, misalnya bronkoskopi yang segera dilakukan untuk menghisapdarah yang beku di
bronkus dapat menyelamatkan penderita.
(1,14)
TB PARU
Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis
selama beberapa tahun. Kuman dapat disebarkan dari penderita TB BTA positif kepada
orangyang berada disekitarnya, terutama yang kontak erat.PATOFISIOLOGITempat masuk kuman
M. tuberculosis
adalah saluran pernapasan, saluran pencernaandan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan
infeksi tuberculosis terjadi melalui udara
(airborne
),yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel, kuman ini tidak menghasilkan
toksin yang di kenal. Dalam tetesan droplet yang terhirup dan mencapai alveoli.Penyakit timbul akibat menetapnya dan
berproliferasinya kuman tersebut dan adanya interaksidari tuan rumah, misalnya basil tidak virulen yang di suntikan
contoh BCG hanya dapat hidupselama beberapa bulan atau tahun pada tuan rumah normal. Resistensi
dan hipersensitivitastuan rumah sangat mempengaruhi perkembangan penyakit.Penyakit ini
dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel, sel efektornya adalahmakrofag, sedangkan
limfosit biasanya sel T adalah sel imunoresponsinya. Tipe imuniitasseperti ini biasanya lokal, melibatkan
makrofag yang di aktifkan ditempat infeksi oleh limfositdan limfokinnya.Respon ini disebut sebagai reaksi
hipersensitivitas atau reaksi lambat.Pembentukan dan perkembangan lesi-
lesi dan penyembuhannya atau progresifnyaterutama ditentukan
oleh:1.Jumlah kuman yang masuk dan perkembangbiakan selanjutnya.2.Resistensi dan
hipersensivitas dari hospes. Saat masuk ke tubuh manusia kuman
mycobacterium tuberculosis
Tipe eksudatif
, ini terdiri dari reaksi peradangan akut, lekosit polimorfonuklir dankemudian, monosit
sekitar basil tuberkel. Tipe ini terlihat pada jaringan paru-paru, dimana lesi ini mirip dengan
pnemonia bakterie, tipe ini dapat sembuh dengan resolusisehingga seluruh eksudat di absorpsi sehingga
mengakibatkan nekrosis massif dari jaringan atau dapat berkembang menjadi tipe produktif,
selama fase ini tes tuberculin positif.2.
Tipe produktif
, bila berkembang maksimal lesi ini akan menjadi suatu granulomamenahun yang terdiri dari 3
daerah:
Daerah sentral yang luas, yang mempunyai sel sel inti banyak yang
mengandung basil tuberkel.
kaverne
, selanjutnya lesi ini sembuh dengan fibrosis atau kalsifikasi.Basil juga menyebar melalui getah bening menuju
kelenjar getah bening regional, basildapat menyebar lebih lanjut dan mencapai aliran darah yang selanjutnya
menyebar ke seluruhorgan, tetapi kuman ini mutlak hidup ditempat yang memiliki kandungan oksigen
yang tinggioleh karena itu lokasi utama penyakit ini adalah di paru.Makrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebih panjang dan bersatu sehinggamembentuk sel tuberkel epiteloid yang di kelilingi oleh limfosit,
reaksi ini membutuhkan waktu10 sampai 20 hari. Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran
yang relatif padat danseperti keju, lesi seperti ini disebut dengan
nekrosis kaseosa.
Lesi primer paru–paru dinamakan fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah
bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Ini dapat dilihat pada orangsehat yang selalu menjalani
pemeriksaan radiologi.
1 . K u m a n d i b a t u k k a n a t a u d i b e r s i n k a n o l e h
p e n d e r i t a T B m e n j a d i d r o p l e t n u c l e i (partikel kecil yang
merupakan gabungan antara sel tubuh dan sel yang sudah terinfeksi.Setiap kali penderita TB
batuk akan dikeluarkan 3000 droplet yang infektif (memiliki kemampuan menginfeksi),
partikel infeksi ini dapat hidup pada udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada tidaknya sinar ultra violet,
ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalamsuasana lembab kuman dapat hidup berhari-
hari.2 . K u m a n y a n g t e r h i r u p dapat menghindari pertahanan
m e k a n i k s a l u r a n n a p a s b a g i a n atas dan akan menuju alveoli dimana
infeksi awal terjadi, kuman ini akan membentuk sarang primer dan di ikuti pembesaran kelenjar
getah bening yang disebut komplek
primer.3 . K o m p l e k p r i m e r s e l a n j u t n y a m e n g a l a m i p e r j a l a
n a n p e n y a k i t t e r g a n t u n g v i r u l e n s i , jumlah kuman, dan ketahanan
tubuh penderita. Ini dapat sembuh sama sekali tanpa cacat,
sembuh dengan meninggalkan sedikit jaringan paru atau berkomplikasi dan menyebar baik secara
.Tidak semua orang yang menghirup kuman TBC akan tertular penyakit tersebut. Padaorang
yang sehat, biasanya kuman tersebut menjadi tidak aktif dan orang itu tetap sehat tetapikuman
tersebut akan jadi aktif bila:
Kekurangan gizi
•
Pecandu obat-obat terlarang
Perokok beratK u m a n - k u m a n a k a n m u l a i b e r k e m b a n g -
b i a k d a n m e n i m b u l k a n p e n y a k i t T B C . Timbulnya penyakit bisa langsung terjadi
setelah terinfeksi atau butuh waktu tahunan untuk berkembang.
MANIFESTASI
KLINISPenderita TB paru akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti bat
uk berdahak kronis, demam subfebril, berkeringat tanpa sebab di malam hari, sesak napas,
nyeridada, dan penurunan nafsu makan. Semuanya itu dapat menurunkan produktivitas
penderita bahkan kematian.Gejala klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan:
1.Gejala Respiratorik
Dahak (sputum)
Batuk darah
Sesak nafas
Nyeri dada
Wheezing
2 . G e j a l a S i s t e m i k
Sakit-sakit pada otot (Mialgia)KLASIFIKASI TUBERKULOSIS PARUPenentuan klasifikasi penyakit dan tipe
pasien tuberkulosis memerlukan suatu “definisi kasus”yang meliputi empat hal, yaitu :1)Lokasi atau
organ tubuh yang sakit : paru atau ekstra paru2)Bakteriologi ; hasil pemeriksaan mikroskopis :
BTA positif dan BTA negatif 3)Tingkat keparahan penyakit : ringan atau berat 4)Riwayat
pengobatan TB sebelumnya : baru atau sudah pernah diobatiManfaat dan tujuan menentukan klasifikasi
dan tipe adalah1. Menentukan paduan pengobatan yang sesuai2. Registrasi kasus secara benar 3. Menentukan prioritas
pengobatan TB BTA positif 4. Analisis kohort hasil pengobatanBeberapa istilah dalam definisi kasus:
1.
Kasus TB : Pasien TB yang telah dibuktikan secara mikroskopis atau didiagnosis olehdokter.
2.
Mycobacteriumtuberculosis
atau tidak ada fasilitas biakan, sekurang kurangnya 2 dari 3 spesimendahak SPS hasilnya BTA positif.Kesesuaian
paduan dan dosis pengobatan dengan kategori diagnostik sangat diperlukan untuk:
undertreatment
) sehingga
2.
3.
overtreatment
) sehingga
4.
cost-effective
5.
1)
Tuberkulosis paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan(parenkim) paru. Tidak
termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
2)
Tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,misalnya pleura, selaput
otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin,
dan lain-lain.
b.
a . T u b e r k u l o s i s p a r u B TA ( + ) a d a l a h : i.Sekurang-kurangnya 2 dari 3
spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif ii.Hasil pemeriksaan satu specimen dahak
menunjukkan hasil BTA positif dan kelainan radiologi menunjukkan ganbaran tuberculosis aktif iii.Hasil
pemeriksaan satu specimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan
positif b . T u b e r k u l o s i s p a r u B TA ( - ) i.Hasil pemeriksaan dahak 3 kali
menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis dan radiologis menunjukkan tuberkulosis aktif
ii.
Myccobacterium tuberculosis
positif
Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya dibagi menjadi beberapa tipe pasien,
yaitu:1 ) K a s u s b a r u Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernahmenelan
OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
2)
Kasus kambuh (
Relaps
)Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatantuberkulosis dan telah dinyatakan
sembuh atau pengobatan lengkap didiagnosiskembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).
3)
Default
)Adalah pasien yang telah menjalani pengobatan minimal 1 bulan dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan
BTA positif atau BTA negatif.
4)
Kasus setelah gagal (
Failure
)Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembalimenjadi positif pada bulan kelima
atau lebih selama pengobatan.
5)
Kasus Pindahan (
Transfer In
)Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan
pengobatannya.6 ) K a s u s l a i n : Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam
kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai
pengobatan ulangan.
Catatan:
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh, gagal, defaultmaupun menjadi kasus
kronik. Meskipun sangat jarang, harus dibuktikan secara patologik, bakteriologik (biakan), radiologik, dan pertimbangan
medis spesialistik.TB paru juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1 ) T B P a r u B TA ( + ) y a i t u :
BTA (-).
3)Bekas TB paru
BTA (-).
Gejala klinik tidak ada, ada gejala sisa akibat kelainan paru yang di tinggalkan.
Kategori I
: kasus baru dengan dahak (+) dan penderita dengan keadaan berat sepertim e n i n g i t i s , T B m i l i e
r , p e r i k a r d i t i s , p e r i t o n i t i s , s p o n d i l i t i s d e n g a n gangguan neurologik dan lain-lain.2.
Kategori II:
4.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda:a. Tanda-tanda infiltrat (redup, bronchial, ronkhi basah).
Tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum.c. Secret di saluran nafas dan ronkhi.d. Suara
nafas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan langsung dengan bronchus.
2.Laboratorium
a . K u l t u r
s p u t u m . b . M a n t o u x Te s t / T u b e r k u l i n Te s t . c . B i o p s i j a r u m p a d a j a r i n g a
n paru.
3 . R a d i o l o g i s
Foto Thoraks PA dan lateral. Gambaran foto toraks yang menunjang diagnosis
TByaitu:a. Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau segmen apical
lobus bawah. b. Bayangan berawan (patchy) atau berbercak (nodular).c . A d a n y a k a v i t a s , t u n g g a l ,
a t a u g a n d a . d. Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru.e. Adanya kalsifikasi.
Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian.g. Bayangan milier.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan Pengobatan
Prinsip pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:•OAT harus diberikan
dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai
dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OATtunggal (monoterapi). Pemakaian OAT-
Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebihmenguntungkan dan sangat dianjurkan.
•Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan
p e r l u d i a w a s i s e c a r a langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.•Bila pengobatan tahap
intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular
dalam kurun waktu 2 minggu.•Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
(konversi) dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan
persister
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis diIndonesia:
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Kategori Anak: 2HRZ/4HR Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk
paket berupa obatkombinasi dosis tetap (OAT-KDT), sedangkan kategori anak sementara ini
disediakandalam bentuk OAT kombipak.Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4
jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam
satu paketuntuk satu pasien.
Paket
Kombipak.Adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin, Pirazinami
d danEtambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan programuntuk
digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami efek samping OAT KDT.Paduan Obat Anti Tuberkulosis
(OAT) disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan
menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampaiselesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam
satu (1) masa pengobatan.KDT mempunyai beberapa keuntungan dalam pengobatan TB:1)Dosis obat dapat
disesuaikan dengan berat badan sehingga menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek
samping.
2)
• Pasien baru TB paru BTA positif.• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif • Pasien TB ekstra paru
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobatisebelumnya:• Pasien kambuh• Pasien
gagal• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (
default
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif
kategori 1 yangdiberikan selama sebulan (28 hari).
Penggunaan OAT lapis kedua misalnya golongan aminoglikosida (misalnya
kanamisin) dangolongan kuinolon tidak dianjurkan diberikan kepada pasien, baru tanpa
indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut jauh lebih rendah daripada OAT lapis
pertama. Disamping itudapat juga meningkatkan terjadinya risiko resistensi pada OAT lapis
kedua.Pemantauan Hasil Kemajuan Pengobatan
TBPemantauan kemajuan hasil pengobatan pada orang dewasa dilaksanakan d
engan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis. Pemeriksaan dahak secara
mikroskopis lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan radiologis dalam memantau
kemajuan pengobatan.Laju Endap Darah (LED) tidak digunakan untuk memantau kemajuan
pengobatan karena tidak spesifik untuk TB.Untuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan pemeriksaan
spesimen sebanyak duakali (sewaktu dan pagi). Hasil pemeriksaan dinyatakan
negatif bila ke 2 spesimen tersebut negatif. Bila salah satu spesimen positif atau
keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang dahak tersebut dinyatakan positif.
b. Hasil Pengobatan Pasien TB BTA positif Sembuh
follow-up
Pengobatan Lengkap
Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil KB, suntikan KB, susuk KB),sehingga dapat
menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut. Seorang pasien
TB sebaiknyamengggunakan kontrasepsi non-hormonal, atau kontrasepsi yang mengandung
estrogen dosistinggi (50 mg).
antiretroviral
) dimulai berdasarkan
stadiumk l i n i s H I V s e s u a i d e n g a n s t a n d a r W H O . P e n g g u n a a n s u n t i k
a n S t r e p t o m i s i n h a r u s memperhatikan Prinsip-prinsip
Universal Precaution
Pemberian OAT pada pasien TB dengan hepatitis akut dan atau klinis ikterik,
ditundasampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan dimana pen
gobatan Tbsangat diperlukan dapat diberikan streptomisin (S) dan Etambutol (E) maksimal 3 bulan
sampaihepatitisnya menyembuh dan dilanjutkan dengan Rifampisin (R) dan Isoniasid (H) selama
6 bulan.
46 |L a p o r a n K a s u s T B
P a r u
Isoniasid (H), Rifampisin (R) dan Pirasinamid (Z) dapat di ekskresi melalui empedu dan dapatdicerna
menjadi senyawa-senyawa yang tidak toksik. OAT jenis ini dapat diberikan
dengandosis standar pada pasien-pasien dengan gangguan ginjal.Streptomisin dan
Etambutoldiekskresi melalui ginjal, oleh karena itu hindari penggunaannya pada pasien dengan
gangguanginjal. Apabila fasilitas pemantauan faal ginjal tersedia, Etambutol dan Stre
ptomisin tetap paling aman untuk pasien dengan gagal ginjal adalah 2HRZ/4HR.
Diabetes harus dikontrol. Penggunaan Rifampisin dapat mengurangi efektifitas obat oral
antidiabetes
(sulfonil urea)
sehingga dosis obat anti diabetes perlu ditingkatkan. Insulin dapatdigunakan untuk
mengontrol gula darah, setelah selesai pengobatan TB, dilanjutkan
dengana n t i d i a b e t e s o r a l . P a d a p a s i e n D i a b e t e s M e l l i t u s s e r i n g t e r j a d i k o
m p l i k a s i r e t i n o p a t h y diabetika, oleh karena itu hati-hati dengan pemberian etambutol,
karena dapat memperberatkelainan tersebut.
Kortikosteroid hanya digunakan pada keadaan khusus yang membahayakan jiwa pasien
seperti:• M e n i n g i t i s T B • T B m i l i e r d e n g a n a t a u t a n p a m e n i n g i t i s •
.Selama fase akut prednison diberikan dengan dosis 30-40 mg per hari, kemudian
diturunkansecara bertahap. Lama pemberian disesuaikan dengan jenis penyakit dan kemajuan pengobatan.
j. Indikasi operasi
Pasien-pasien yang perlu mendapat tindakan operasi (reseksi paru), adalah:1) Untuk TB paru:
Pasien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan cara konservatif.
•
Pasien dengan
fistula bronkopleura
dan
empiema
47 |L a p o r a n K a s u s T B
P a r u
2) Untuk TB ekstra paru:Pasien TB ekstra paru dengan komplikasi, misalnya pasien TB tulang
yang disertai kelainanneurologik.
Tabel berikut, menjelaskan efek samping ringan maupun berat dengan pendekatan gejala.
•
Pada UPK Rujukan penanganan kasus-kasus efek samping obat dapat dilakukan dengancara sebagai
berikut: Bila jenis obat penyebab efek samping itu belum diketahui, maka pemberian kembali OAT
harus dengan cara “
drug challenging
” dengan
menggunakano b a t l e p a s . H a l i n i d i m a k s u d k a n u n t u k m e n e n t u k a n o b a t m a n a y
a n g m e r u p a k a n penyebab dari efek samping tersebut.
dechallenge-rechalenge
rechallenge
yang dimulai dengan dosis rendah sudah timbul reaksi, berarti hepatotoksisitas karenareakasi
hipersensitivitas.
•
Bila jenis obat penyebab dari reaksi efek samping itu telah diketah
u i , m i s a l n y a pirasinamid atau etambutol atau streptomisin, maka pengobatan TB dapat diberikan
lagid e n g a n t a n p a o b a t t e r s e b u t . B i l a m u n g k i n , g a n t i o b a t t e r s e b u t d e n g a n
o b a t l a i n . Lamanya pengobatan mungkin perlu diperpanjang, tapi hal ini akan menurunkan risikoterjadinya
kambuh.
desensitisasi
pada pasien TB dengan HIV positif sebab mempunyai risiko besar terjadikeracunan yang
berat.PROGNOSIS1 . J i k a b e r o b a t t e r a t u r
s e m b u h t o t a l ( 9 5 % ) . 2.Jika dalam 2 tahun penyakit tidak
aktif, hanya sekitar 1 % yang mungkin
relaps.KOMPLIKASIM e n u r u t D e p k e s R I ( 2 0 0 2 ) , m e r u p a k a n k o m p l i k a s i y a n g
d a p a t t e r j a d i p a d a p e n d e r i t a tuberculosis paru stadium lanjut yaitu :
49 |L a p o r a n K a s u s T B
P a r u
1 . H e m o p t i s i s b e r a t ( p e r d a r a
h a n d a r i s a l u r a n n a p a s b a w a h
) y a n g d a p a t mengakibatkan kematian karena syok hipovole
mik atau karena tersumbatnya jalannapas.
2.
Atelektasis (paru
3.
B r o n k i e k t a s i s ( p e l e b a r a n b r o n c u s s e t e m p a t )
d a n f i b r o s i s (pembentukan jaringan ikat pada proses pe
mulihan atau reaktif) pada paru
4.
P e n y e b a r a n i n f e k s i k e o r g a n l a i n s e p e
r t i o t a k , t u l a n g , persendian, dan ginjal.
50 |L a p o r a n K a s u s T B
P a r u
DAFTARPUSTAKA
. 2000. USA.Bahar, A .
P e d o m a n N a s i o n a l Penanggulangan Tuberkulosis
, 2007: Jakarta.
E, Jewetz,