You are on page 1of 8

Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017

Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

BAGAIMANA SUATU BACAAN KIMIA LAYAK MENJADI BACAAN KIMIA?


PENDEKATAN HUMANISTIK DALAM LITERASI KIMIA

HOW A CHEMICAL READING SHOULD BE A CHEMICAL READING?


A HUMANISTIC APPROACH IN CHEMICAL LITERACY

Benny Yodi Sawuwu

Department of Chemistry Education, Graduate School, Yogyakarta State University

E-mail: bennyyodi@yahoo.com

Abstrak
Sebagaimana literasi kimia mengandung pemahaman tentang sifat materi, pengetahuan tentang
interaksi kimia, dan kemampuan penggunaan teori untuk menafsirkan fenomena kimia, literasi
kimia harus berjalan seiring dengan perkembangan representasi kimia. Mengacu pada revolusi
segitiga multirepresentasi (aspek fenomenologi, simbolik, dan model) menjadi tetrahedral
pendidikan kimia yang menekankan pendekatan humanistik, maka bacaan kimia bagi peserta didik
menjadi penting untuk menstimulasi bagaimana mereka belajar, mengolah, dan menggunakan
kimia dalam kehidupan seari-hari. Tidak hanya bersifat iteratif, interaktif, berprinsip, panjang dan
kompleks, tetapi juga hubungan teknik ilmiah, kebermaknaan sains pada masyarakat ilmiah, dan
subjektifikasi transformasi bacaaan dimunculkan bagi peserta didik. Makalah ini memberikan
beberapa saran bagi para pendidik untuk mengembangkan bacaan kimia yang lebih baik demi
keberhasilan pemebelajaran dengan pendekatan humanistik.
Kata kunci: bacaan kimia, pendekatan humanistik

Abstract
As the chemical literacy consists of the comprehension of the particulate nature of matter,
knowledge about chemical interaction, and the ability to use the theories to interpret the chemical
phenomena, a chemical literacy must go hand in hand with the development of chemistry education
representation. Behalf on the revolution from a triangle multi-representation (phenomenology-
symbolic-model) to a tetrahedral of chemistry education which emphasize humanistic approach, a
reading for students in chemistry education becomes more important to stimulate how they must
learn, digest, and use chemistry in their daily life. Not only how iterative, interactive, principled,
long, and complex it is, but also how the connectivity to the application of technical-scientific, the
meaningful science of scientific-citizenship, and the subjectification to science transformation of
the readings are elicited for the students. This paper gives some suggestions for the educators to
develop the chemical readings for a better learning outcome in a humanistic approach.

PENDAHULUAN itu sendiri bagi mereka. Pembelajaran


A culture of inclusiveness–of fostering kimia haruslah menyentuh permasalahan
exploration of principles and techniques yang dihadapi masyarakat dunia yang
found elsewhere–is the legacy of telah, sedang, dan akan dijumpai oleh
chemistry. The rest of science would do peserta didik sebagai calon masyarakat
well to emulate it. (Thalos, 2013) dunia. Konsep baru bagaimana dunia ini
bekerja harus dibangun dalam penalaran
Pernyataan Thalos di atas membuka mata
umum generasi masa depan supaya dapat
kita bahwa pembelajaran kimia yang
menelaah dengan tepat kebutuhan yang
dirancangkan dan diajarkan kepada
berhubungan dengan sains (Earley, 2013).
peserta didik di sekolah tidak dapat
Pada tahap inilah kimia yang merupakan
dipisahkan dengan kebermaknaan kimia

55
Benny Yodi Sawuwu
Bagaimana Suatu Bacaan .....

bagian dari sains berperan dan para PEMBAHASAN


pendidik harus mempersiapkannya Perkembangan Representasi Kimia
sebagai bagian dari generasi abad ke-21. dengan Pendekatan Humanistik
Konsep interdisiplinaritas dalam Pada akhir abad 20, telah disepakati
pembelajaran menjadi urgensi bahwa dasar representasi kimia adalah
perancangan pendidikan kimia saat ini. multirepresentasi yang populer dengan se-
Bahkan dengan maraknya istilah gitiga Johnstone yakni aspek makro, sim-
globalisasi, perkembangan ilmu bol, dan submikro. Saat ini penekanan se-
pengetahuan dan teknologi mendorong gitiga pendidikan kimia (penekanan aspek
tercetus konsep literasi kimia yang makroskopik, simbolik, dan molekuler) te-
menekankan pada isu-isu global sosio- lah bergeser menjadi tetrahedral pendidi-
saintifik (Chiu & Druit, 2011). Salah satu kan kimia (Mahaffy, 2004) dengan me-
cara memperkenalkan hal ini adalah nambahkan unsur manusia dan berkem-
melalui bacaan kimia yang ditawarkan bang dengan mempertimbangkan peran
kepada peserta didik. aspek bahasa (Johnstone, 2006) yang me-
Melalui penyajian bacaan kimia ngarah pada penekanan literasi sains
tersebut akan mengoptimalkan peran (Chiu & Duit, 2011) atau dalam kimia
literasi kimia. Sebagaimana literasi kimia disebut metavisual (Gilbert & Treagust,
mengandung pemahaman akan sifat-sifat 2009b). Hal ini dikarenakan aspek keba-
materi, pengetahuan tentang interaksi hasaan dalam pendidikan kimia bersifat
kimia, dan kemampuan penggunaan teori- luas ada di semua jenjang dan menjadi
teori dalam menjelaskan dan fasilitator belajar yang penting (Taber,
menginterpretasikan fenomena kimia 2009) dan memiliki tiga meta-fungsi seca-
(Herscovitz, Kaberman, Saar, & Dori, ra simultan yaitu pemaknaan ideasional/
2012), maka literasi kimia harus representasional (menggambarkan aspek
bergandeng tangan dengan perkembangan pengalaman manusia), interpersonal/inter-
representasi pendidikan kimia. aktif (mengonstruksi sifat hubungan anta-
Sayangnya, bacaan sains yang disajikan ra pengamat dan obyek yang diamati), dan
bagi peserta didik saat ini, dirasa masih tekstual/komposisional (konstruksi pe-
belum mendapat perhatian yang serius maknaan melalui distribusi spasial)
(Norris & Phillips, 2012). (Cheng & Gilbert, 2009).
Dengan menyadari pentingnya Pada perkembangannya, dari segiti-
bacaan kimia tersebut, perlu diketahui ga representasi kimia Johnstone (mikro,
bagaimana seharusnya bacaan kimia yang makro, simbolik) hingga tetrahedral pen-
menjadi tuntutan pada reformasi didikan kimia Mahaffy (makro, mikro,
pendidikan di abad 21 ini. Apalagi dengan simbolik, manusia) yang oleh Sjostrom
revolusi pendidikan kimia yang (2013), Sjostrom dan Talanquer (2014),
menekankan pada pendekatan humanistik dan Christensson dan Sjostrom (2014)
baru-baru ini (Mahaffy, 2004; Sjostrom, membagi unsur manusia itu menjadi level
2013; Sjostrom, Eilks, & Zuin, 2016). kimia terapan, konteks sosial-budaya, dan
Dalam makalah ini, akan dibahas pendekatan kritis-filosofi kemudian ber-
bagaimana suatu bacaan kimia dapat layak kembang hingga konsep pendidikan kimia
menjadi bacaan kimia melalui pendekatan yang eco-reflexive dan humanistik
humanistik.

56
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

sebagaimana dirumuskan Sjostrom, Eilks, Sifat iteratif dapat dicirikan dari aktifitas
dan Zuin (2016) seperti pada Gambar 1. yang ditimbulkan bacaan seperti: menge-
Gambar 1 menjelaskan bahwa dari tahui bahwa ada yang kurang dipahami,
dasar ketiga representasi kimia tersebut, membuat tafsiran-tafsiran alternatif, me-
membangun tiga level pendekatan huma- nangguhkan pertimbangan sampai tersedia
nistik yaitu: bukti yang cukup untuk memilih dari se-
a. Level ilmiah secara teknis, yang mene- kian alternatif itu, menggunakan informasi
kankan pada aplikasi selanjutnya dalam yang tersedia sebagai bukti, mencari infor-
pembelajaran sains terhadap teknologi. masi baru sebagai bukti lebih lanjut, mem-
b. Level kontekstual, yang menekankan buat pertimbangan tentang kualitas tafsi-
pada kebermaknaan pembelajaran pada ran, menemukan bukti tersebut, memodifi-
aspek sosial dan masyarakat ilmiah. kasi dan membuang tafsiran-tafsiran ber-
c. Level kritis, yang menekankan pada dasarkan pertimbangan itu, menyusun pe-
transformasi pendidikan sains dengan nafsiran alternatif, dan mengulangi taha-
unsur reflektif subjektifikasi terhadap pan dari awal kembali. Sifat interaktif di-
lingkungan yang berlandaskan pada cirikan dari aktivitas seperti: mempertim-
problematika masyarakat modern, bangkan apa yang diketahui dengan infor-
orientasi nilai, cita-cita pendidikan, masi yang diterima dari bacaan, mempre-
problematika dalam kimia, eco- diksi apa tafsiran yang akan atau mungkin
reflexive pendidikan sains sesuai dengan informasi yang diterima da-
ri bacaan, dan mempertahankan pertimba-
Karakteristik Bacaan Kimia dengan
ngan terhadap tafsiran yang diprediksi
Pendekatan Humanistik
hingga tersedia bukti yang cukup untuk
Bacaan sains umumnya mengan-
menolak atau menerimanya. Sifat berprin-
dung sejumlah keistimewaan yaitu mem-
sip ditandai dengan informasi dalam baca-
baca yang bersifat berulang/iteratif (itera-
an sudah lengkap dan informasi dalam ba-
tive), interaktif (interactive), dan berprin-
caan bersifat konsisten.
sip (principled) (Norris & Philips, 2012).

Gambar 1. Piramida Pendidikan Kimia Humanistik (Sjostrom, Eilks, & Zuin, 2016)

57
Benny Yodi Sawuwu
Bagaimana Suatu Bacaan .....

Herscovitz, et al. (2012) mengka- paralel dengan tipe mikroskopik


tegorikan bacaan kimia berdasarkan aspek Johnstone (2006).
berikut. c. Tipe simbolik, yakni untuk mencari
a. Berdasarkan panjang artikel, tergolong penjelasan kuantitatif terhadap
panjang jika lebih dari 400 kata. fenomena tersebut (Gilbert & Treagust,
b. Berdasarkan tipe artikel, dibedakan 2009a). Representasi ini menyangkut
menjadi mudah dibaca (jika fokus pada seluruh konvensi dalam kimia, terkait
informasi kimia saja) dan kompleks dengan representasi fenomenologi
(bila infomasi terintegrasi). sebagai komputasi stoikiometrik dan
c. Berdasarkan tuntutan tugasnya, terhadap representasi model sebagai
dibedakan menjadi bacaan terbatas pendeskripsian perubahan fisika dan
(jika respon yang diharapkan pendek kimia yang terjadi selama reaksi. Tipe
dan berorientasi hanya pada kimia), ini paralel dengan tipe simbolik dari
bervariasi (jika respon membutuhkan Johnstone (2006).
berbagai keterampilan berpikir dengan d. Tipe proses, (Kaberman & Dori, 2009)
orientasi pada satu aspek kimia), dan yakni memahami cara interaksi
meluas (jika respon membutuhkan senyawa atau bagaimana suatu
berbagai keterampilan berpikir dan senyawa bisa bereaksi.
aspek kimia). Muatan bacaan kimia yang disajikan
d. Berdasarkan tingkat interdisiplin, bagi peserta didik hendaknya terkait
dibedakan menjadi hanya domain dengan masalah dan tantangan yang
kimia, domain kimia terintegrasi satu mencirikan isu sosio-saintifik (socio-
domain ilmu lain, dan domain kimia scientific issue) atau kegentingan dunia
terintegrasi multidomain ilmu lainnya. (planetary emergence) saat ini. Vilches &
Selain karakteristik tersebut, bacaan Gil-Perez (2013) merangkum empat hal
kimia yang baik harus memenuhi pokok dalam konteks tersebut sebagai
multirepresentasi dalam kimia yang dalam berikut.
perkembangan literasi kimia dan 1. Untuk mengakhiri pertumbuhan sosio-
pemahaman kimia yang dirumuskan ekonomi yng didukung oleh
dalam pemaknaan sebagai berikut. kepentingan pribadi dalam ranah kecil,
a. Tipe fenomenologi, yakni representasi yang secara serius menghancurkan
fenomena sebagai pengalaman melalui lingkungan dan membahayakan
panca indera (Gilbert & Treagust, kelangsungan hidup. Contohnya:
2009a). Level ini terdiri dari pencemaran lingkungan, penurunan
representasi sifat-sifat empiris yang sumber daya alam, spekulasi
jelas pada laboratorium dan kehidupan urbanisasi, dan lain-lain.
sehari-hari dan dapat diukur. Tipe ini 2. Untuk mengakhiri penyebab dan
paralel dengan tipe makroskopik dari konsekuensi dari pertumbuhan sosio-
Johnstone (2006). ekonomi yang tidak stabil. Contohnya:
b. Tipe model, yakni untuk mencari ledakan konsumsi dalam masyarakat
penjelasan kualitatif terhadap maju, ledakan demografik, kesenjangan
fenomena tersebut (Gilbert & Treagust, sosial, dan lain-lain.
2009a). Level ini adalah memodelkan 3. Untuk mengadopsi aturan/hukum
hal-hal yang terlalu kecil. Tipe ini positif pada bidang: (a) politik, seperti

58
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

kemampuan pengendalian dan teknosains, kontekstual-bermakna, dan


perlindungan lingkungan sosial dan merangsang berpikir kritis reflektif pada
fisik sebelum proses degradasi yang diri peserta didik. Selain itu, model mental
ireversibel terjadi; (b) pendidikan, peserta didik juga harus diarahkan pada
menangani sikap individualistik dan perkembangan representasi kimia secara
mempromosikan prinsip solidaritas multi aspek (multirepresentasi). Peserta
sebagai perubahan nilai-nilai personal didik tidak hanya belajar menangkap
dan gaya hidup; (c) saintifik dan pemahaman kimia yang terpisah tetapi
teknologi, pengembangan ketahanan secara holistik dari aspek fenomenologi,
kebutuhan seperti pencarian energi simbolik, model, dan proses.
terbarukan, efisiensi produksi pangan, Sebagai pendidik, dirasa perlu untuk
pencegahan wabah penyakit, daur mempersiapkan diri dalam upaya
ulang limbah, dan lain-lain. penyajian konteks bacaan kimia yang
4. Untuk mengasosiasi aturan/hukum layak menjadi bacaan kimia tersebut. Para
terdahulu yang melibatkan hak asasi pendidik harus mampu melihat kondisi di
manusia dalam (a) hak sipil; (b) hak sekitar lingkungan peserta didik dan
ekonomi, sosial, dan budaya; (c) hak menangkap isu-isu sosial yang
solidaritas. merangsang kebermaknaan dalam
pembelajaran. Berikut ini adalah saran-
PENUTUP saran yang dapat dipertimbangkan bagi
Bacaan kimia yang layak menjadi para pendidik dalam menyajikan bacaan
bacaan kimia adalah bacaan kimia yang kimia humanistik.
relevan dengan perkembangan ilmu 1. Mulailah dengan menghadirkan kasus
pengetahuan, kebutuhan zaman, dan yang sedang hangat di masyarakat atau
mengikuti pola kehidupan masyarakat permasalahan yang pernah dialami oleh
modern dalam era globalisasi saat ini yang peserta didik. Memulai langsung
mengahadapi permasalahan multidimensi. kepada materi pelajaran akan
Struktur bacaan kimia, terlepas dari menurunkan sikap kritis peserta didik.
panjang pendeknya bacaan, haruslah Sebaliknya memulai pada kasus
membawa peserta didik dapat spekulatif juga akan menyulitkan
menggabungkan beberapa pengetahuan peserta didik dalam menangkap
(secara interdisiplin) dalam memahami kebermaknaan dan penerapan
suatu permasalahan yang disajikan. teknosains dalam penyajian bacaan
Konten yang diberikan juga haruslah yang tersebut.
merupakan hal-hal yang menjadi isu-isu 2. Gunakan representasi kimia yang multi
global atau permasalahan yang timbul aspek. Dalam menyiapkan unsur
dalam kehidupan sehari-hari, mencakup humanistik dalam bacaan kimia yang
permasalahan sosial, ekonomi, budaya, diberikan, bahasa kimia menjadi
politik, lingkungan, hingga hak-hak warga penting untuk menciptakan kondisi
negara. Pendekatan humanistik menjadi psikologi yang mendukung dalam diri
salah satu solusi untuk mengintegrasikan peserta didik. Dimulai dari aspek
seluruh kebutuhan tersebut untuk fenomenologi yang dipaparkan menuju
mengarahkan pada pembelajaran yang aspek simbolik. Penjelasan akan

59
Benny Yodi Sawuwu
Bagaimana Suatu Bacaan .....

fenomena tersebut dimodelkan dalam online. Chemistry Education


aspek proses pada level Research and Practice, 15, 59-69.
partikular/mikroskopik. Untuk doi:10,1039/c3rp00102d
merangsang berpikir tingkat tinggi Earley, J. E. Sr. (2013). A new ‘idea of
setidaknya mengkombinasikan tiga dari nature’ for chemical education.
empat aspek tersebut (Kabeman & Science and Education, 22, 1775-
1786. doi:10.1007/s11191-012-
Dori, 2009)
9525-x
3. Penjelasan dalam bacaan kimia tersebut
dapat dibuat tidak terlalu rinci untuk Gilbert, J. K., & Treagust, D. F. (eds.).
(2009a). Introduction: Macro,
merangsang peserta didik menemukan
submicro, and symbolic
pertanyaan setelah membaca bacaan representations and the relationship
tersebut dan menimbulkan minat between them: Key models in
berdiskusi terkait permasalahan kimia chemical education. Multiple
yang disajikan. Representations in Chemical
4. Pendidik disarankan untuk Education, Series: Vol. 4. Models
memperkaya informasi tentang and Modelling in Science Education
(pp. 1-8). Dordrecht: Springer
pengetahuan lainnya atau disiplin ilmu
doi:10.1007/978-1-4020-8872-8_1
lain yang terkait dengan bacaan
tersebut. Gilbert, J. K., & Treagust, D. F. (eds.).
(2009b). Towards a coherent model
5. Pendidik disarankan mengasah
for macro, submicro and symbolic
kreativitas dengan merancang bacaan representations in chemical
sendiri atau mensintesis beberapa education. Multiple Representations
sumber bacaan. in Chemical Education, Series: Vol.
4. Models and Modelling in Science
DAFTAR PUSTAKA Education (pp. 333-350). Dordrecht:
Springer doi:10.1007/978-1-4020-
Cheng, M., & Gilbert, J. K. (2009). 8872-8_15
Towards a bettet utillization of
diagrams in research into the use of Herscovitz, O., Kaberman, Z., Saar, L., &
representative levels in chemical Dori, Y. J. (2012). The relationship
education. In J. K. Gilbert & D. between metacognition and the
Treagust (eds.), Multiple ability to pose questions in chemical
Representations in Chemical education. In A. Zohar dan Y. J.
Education, Series: Vol. 4. Models Dori. (Eds). Metacognitive in
and Modeling in Science Education Science Education: Trends in
(pp. 55-73). Dordrecht: Springer. Current Research, Series: Vol. 40.
doi:10.1007/978-1-4020-8872-8_4 Contemporary Trends and Issues in
Science Education (pp. 165-195).
Chiu, M., & Duit, R. (2011). Dordretch: Springer.
Globalization: Science education doi:10.1007/978-94-007-2132-6_8
from an international perspective.
Journal of Research in Science Johnstone, A. H. (2006). Chemical
Teaching, 48(6), 553-566. education research in Glasgow in
doi:10.1002/tea.20427 perspective. Chemistry Education
Reserach and Practice, 7(2), 49-63.
Christensson, C., & Sjostrom, J. (2014). doi:10.1039/b5rp90021b
Chemistry in context: analysis of
thematic chemistry videos available Mahaffy, P. (2004). The future shape of
chemistry education. Chemistry

60
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

Education Reserach and Practice, scince education: A critical


5(3), 229-245. reflection about educational
doi:10.1039/b4rp90026j implications of green chemistry.
Science & Education, 25(3-4), 321-
Norris, S. P., & Phillips, L. M. (2012).
341. doi:10.1007/s11191-016-9818-
Reading Science: How a naive view
6
of reading hiders so much else. In A.
Zohar dan Y. J. Dori. (Eds). Taber, K. S. (2009). Learning at the
Metacognitive in Science Education: symbolic level. In J. K. Gilbert & D.
Trends in Current Research Series: Treagust (eds), Multiple
Vol. 40 Contemporary Trends and Representations in Chemical
Issues in Science Education (pp. 37- Education, Series: Vol. 4 Models
56). Dordrecht: Springer. and Modelling in Science Education
doi:10.1007/978-94-007-2132-6_3 (pp. 75-105). Dordrecht: Springer.
doi:10.1007/978-1-4020-8872-8_5
Sjostrom, J. (2013). Towards bildung-
orientated chemistry education. Thalos, M. (2013). The lens of chemistry.
Science & Education, 22, 1873– Science & Education, 22, 1707-
1890. doi:10.1007/s11191-011- 1721. doi:10.1007/s11191-012-
9401-0 9443-y
Sjostrom, J., & Talanquer, V. (2014). Vilches, A., & Gil-Perez, D. (2013).
Humanizing chemistry education: Creating a sustainable future: Some
From simple contextualizatization philosophical and educational
mutlifaceted problematization. considerations for chemistry
Journal of Chemical Education, teaching. Science & Education, 22,
91(8), 1125-1131. 1857-1872. Doi:10.1007/s11191-
doi:10.1021/ed5000718 011-9404-x.
Sjostrom, J., Eilks, I., & Zuin, V. G.
(2016). Towards eco-reflexive

61
Benny Yodi Sawuwu
Bagaimana Suatu Bacaan .....

62

You might also like