5. Keuntungan dan kelemahan penggunaan autoclave (Sitasi)
6. Diskripsi, kegunaan, merk alat yang digunakan.
7. Bagian-bagian alat beserta fungsinya
8. Cara penggunaan autoclave
9. Hal yang perlu dan tidak boleh dilakukan
10. Proses yang terjadi pada autoclave
11. Sekilas tentang preparasi alat dan bahan.
JAWAB
Pengertian sterilisasi dan jenisnya
Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan dari segala macam bentuk kontaminasi dari mikroba. Proses sterilisasi alat dan medium pada kegiatan praktikum atau penanganan sampel mikroba sangat memerluan sterilisasi. Jika teknik sterilisasi tidak diterapkan, maka hasil yang diperoleh tidak akan maksimal dan dapat menimbulkan berbagai kontaminasi baik dari alat ataupun dari media tumbuhnya mikroba (Dwidjoseputro, 1994). Menurut Gabriel (1996), sterilisasi adalah proses membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang berada didalam sampel, alat-alat atau pada lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi kata-kata sterilisasi seringkali dipakai untuk menggambarkan langkah yang akan diambil agar mencapai tujuan membunuh atau meniadakan semua bentuk kehidupan mikroorganisme. Menurut Harahap dkk. (2013), sterilisasi memiliki manfaat yaitu mampu untuk membersihkan seluruh alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan agar terbebas dari hal-hal yang bisa menimbulkan kontaminasi. Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara kimia maupun fisik. Metode fisik diacu pada tindakan pemanasan. Cara kimia mencakup sterilisasi gas dengan etilen oksida atau gas lainnya dan menyampurkan agen pensteril pada larutan desinfektan (Pruss dkk., 2002). Jenis- jenis sterilisasi yaitu : 1. Sterilisasi dengan panas kering Sterilisasi ini dilakukan dengan memakai oven. Sterilisasi ini seringkali digunakan untuk mensterilkan mensterilkan perangkat kaca. Pada keadaan kering, struktur protein bersifat lebih stabil dan tidak mudah rusak sehingga untuk mematikan organisme dibutuhkan panas kering yang jauh lebih lama dan tinggi bila dibandingkan dengan suhu pada pemanasan lembab (Gunawan, 2008). 2. Sterilisasi dengan metode radiasi Radiasi gelombang elektromagnetik yang sering digunkana adalah radiasi sinar gamma atau sinar X, radiasi sinar ultraviolet, dan sinar matahari. Pada sinar matahari banyak terkandung sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat digunakan untuk proses sterilisasi. Sterilisasi dengan menggunakan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi digunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik. Untuk makanan ataupun obat-obatan disarankan untuk tidak menggunakan sinar gamma pada saat sterilisasi karena dapat mengakibatkan perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut (Gabriel, 1996). 3. Sterilisasi dengan metode penyaringan Metode penyaringan berbeda dengan metode pemanasan. Sterilisasi dengan menggunakan metode pemanasan dapat membunuh mikroorganisme yang mati tetap berada pada material tersebut, sedangkan sterilisasi dengan metode penyaringan hanya memisahkan mikroorganisme yang tetap hidup dari material. Bahan penyaringan sendiri adalah sejenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari masing-masing pabrik (Gabriel, 1996). 4. Sterilisasi kimiawi Sterilisasi secara kimiawi menggunakan alkohol 96%, sulfur dioksida, klorin, dan aseton tab formalin. Materi yang akan disuci hamakan awalnya dibersihkan terlebih dahulu lalu direndam dalam alkohol atau aseton atau tab formalin. Diberikan perlakuan perendaman selama kurang lebih 24 jam (Gabriel, 1996). 5. Sterilisasi panas basah bertekanan Menurut Stefanus (2006), sterilisasi ini diterapkan pada autoclave. Ketika melakukan sterilisasi uap, sebenarnya memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan pada suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadilah pelepasan energi uap yang akan mengakibatkan denaturasi atau koagulasi protein sel. Sterilisasi ini adalah sterilisasi yang efektif dan ideal untuk digunakan karena : a. Uap adalah pembawa energi yang paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakan, sehingga terdapat kemungkinan terjadinya koagulasi. b. Bersifat nontoksik, relatif mudah untuk dikontrol dan mudah diperoleh. Pengertian autoclave Autoklaf merupakan alat yang digunakan pada proses sterilisasi dengan metode panas basah. Biasanya, autoklaf digunakan untuk mensterilkan alat dan bahan yang sifatnya termolabil, misalnya tabung reaksi, labu ukur, penjepit, medium agar dan cawan petri. Autoklaf biasanya ditujukan untuk mematikan endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi Suhu sterilisasi bergantung pada tekanan dari uap. Suhu uap pada umumnya adalah 100°C dan memerlukan waktu yang relatif lama. Pada saat uap dibatasi dengan bejana yang tertutup rapat, maka tekanan dan suhu akan meningkat. Pada tekanan 15 lb/in2, suhu uap akan mencapai 121°C, suhu 121°C merupakan suhu yang paling umum yang digunakan untuk proses sterilisasi (Volk dan Wheeler, 1993). Pada suhu ini, semua bentuk kehidupan akan terbunuh dalam waktu 15 menit (Bhowmik dan Bose, 2011). Prinsip kerja autoclave Prinsip kerja autoklaf yaitu menggunakan uap air panas dan tekanan tinggi selama proses sterilisasi (Saputra, 2014). Menurut Yuliarti (2010), prinsip kerja autoklaf yaitu menggunakan uap air pada suhu 121oC dalam tekanan 1 atm atau 15 lb/in2 dalam jangka waktu tertentu untuk mensterilisasikan alat atau bahan. Biasanya waktu sterilisasi yang dibutuhkan untuk bahan sekitar 10-15 menit sedangkan untuk alat sekitar 15-20 menit. Fungsi autoclave Autoclave mempunyai fungsi yaitu untuk mensterilisasikan peralatan atau bahan ukur yang tahan pada panas dan tidak rusak oleh panas (Sumarsih, 2010). Keuntungan dan kelemahan penggunaan autoclave Keuntungan penggunaan autoklaf yaitu waktunya sebentar dan penetrasinya bagus (Sumawinata, 2004). Selain itu suhu dapat melebihi titik didih air dan mampu untuk mensterilkan alat yang tahan panas (Tietjen dkk. 2004). Panas lembab sangat efektif karena uap air berkondensasi pada bahan yang disterilkan, panas dilepaskan sebesar 636 kalori per gram uap air pada suhu 121C. Panas ini akan mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan akan mematikannya. Panas kering kurang efisien jika dibandingkan dengan panas lembab dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sterilisasi dan juga membutuhkan suhu yang tinggi karena tanpa kelembaban tidak ada panas laten (Cahyani, 2009). Kerugian dari penggunaan autoklaf yaitu terjadinya korosi pada instrumen baja karbon yang tidak terlindungi, penumpulan mata instrumen yang tidak terlindungi. Kerugian yang lainnya yaitu dapat merusak material yang peka terhadap panas (Sumawinata, 2004).
Cara penggunaan autoclave
Hal yang perlu dan tidak boleh dilakukan Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan autoklaf yang benar agar tidak terjadi kerusakan, yaitu : 1. Jangan membebani autoklaf terlalu berlebihan 2. Mengeluarkan semua udara yang ada didalam autoklaf sebelum menutup katup buangan karena peningkatan suhu tidak akan terjadi bila masih terdapat udara didalam autoklaf. 3. Pengemasan memakai kertas payung dan penumpukan alat atau bahan dalam autoklaf harus diperhatikan pula karena sterilisasi tidak akan berlangsung