You are on page 1of 11

DAFTAR ISI

BAB 1 ............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
A.Latar Belakang ....................................................................................................................................... 1
B.Tujuan Pedoman BDRS .......................................................................................................................... 1
C.Landasan Hukum ................................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................................. 1
BANK DARAH RUMAH SAKIT ......................................................................................................................... 1
A.Defenisi .................................................................................................................................................. 1
Menurut PP. No.7 Tahun 2011, Bank Darah Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat BDRS adalah suatu
unit pelayanan darah di Rumah Sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfuse
yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung palayan kesehatan di Rumah
Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. ...................................................................................... 1
B.Fungsi BDRS ........................................................................................................................................... 1
C.Tujuan BDRS ........................................................................................................................................... 2
D.Tugas BDRS ............................................................................................................................................ 2
E.Persyaratan BDRS................................................................................................................................... 2
F.Pencatatan dan Pelaporan BDRS ........................................................................................................... 3
G.Pembiayaan BDRS.................................................................................................................................. 4
BAB III ............................................................................................................................................................ 5
STANDAR PELAYANAN DARAH DI BDRS ........................................................................................................ 5
A.Menerima Dropping Darah dari UTD ..................................................................................................... 5
B.Menyimpan darah ................................................................................................................................. 5
C.Proses Permintaan Darah Dari Ruangan................................................................................................ 6
D.Pemeriksaan Golongan Darah Pasien dan Donor.................................................................................. 7
E.Pemeriksaan Uji Silang Serasi darah donor dan pasien ......................................................................... 7
F.Pengiriman darah dari BDRS ke ruang perawatan ................................................................................. 7
G.Penerimaan darah dari BDRS oleh petugas ruangan ............................................................................ 7

BAB 1

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan pelayanan kesehatan dewasa ini, kebutuhan akan pelayanan

darah yang aman, berkualitas, dan dalam jumlah yang cukup semakin meningkat

khususnya dalam menurunkan angka kematian IBU dimana penyebab utamanya adalah

pendarahan. Selain itu darah transfusi yang aman juga dibutuhkan untuk penanganan

penyakit degeneratife, cedera akibat kecelakaan, serta berbagai penyakit yang

memerlukan transfusi darah untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan pasien.

Dalam mewujudkan pelayanan darah yang aman, berkualitas, dan mudah di akses

maka setiap Rumah Sakit wajib memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) seperti yang

tertuang dalam Permenkes No.83 Tahun 2014, bahwa setiap Rumah Sakit wajib memiliki

BDRS. BDRS bertanggung jawab atas tersedianya darah yang aman, berkualitas, dan

dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

maupun pelayanan kesehatan lainnya (PP No.7 Tahun 2011). Tujuan BDRS adalah untuk

memudahkan, mendekatkan, menjaga rantai dingin darah, serta mempercepat pelayanan

permintaan darah/ komponen darah, sehingga pasien akan menerima transfusi secepat

mungkin dengan kualitas darah yang baik.

Pelayanan darah yang aman, berkualitas, dan bermanfaat secara klinik dapat

dicapai dengan distribusi tertutup dan metode rantai dingin darah. Hal tersebut

dituangkan dalam PP No.7 thn 2011, bahwa distribusi darah dilakukan dengan rantai

tertutup dan metode rantai dingin darah. Distribusi tertutup, yaitu pelayanan darah

seluruhnya dilakukan oleh petugas kesehatan dan UTD tanpa melibatkan keluarga pasien.

Rantai dingin darah merupakan suatu sistem pemeliharaan suhu darah dan komponen

2
darah mulai dari pengambilan darah donor-pengolahan-penyimpanan-pendistribusian

sampai pemberian ke pasien. Sistem ini penting untuk menjaga fungsi darah dan

komponen darah sesuai suhu optimum. Darah dan produk harus disimpan dalam kondisi

yang tepat untuk memastikan bahwa darah tetap hidup, aman, dan bermanfaat secara

klinik. Untuk menjaga rantai dingin darah maka setiap Rumah Sakit wajib memiliki

BDRS sebagai unit pelaksana pelayanan transfusi darah yang bertanggung jawab dalam

pengelolaan stok darah/ komponen siap pakai hingga distribusinya kepada pasien melalui

petugas Rumah Sakit.

Agar unit BDRS berjalan dengan baik dan berstandar maka dibutuhkan pedoman

pelaksanaan yang dipakai sebagai acuan bagi RS dalam melaksanakan pelayanan darah

yang berkualitas.

B. Tujuan Pedoman BDRS

Tersedianya acuan bagi rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan darah di

BDRS.

C. Landasan Hukum

1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan

2. Peraturan pemerintah No.7 tahun 2011 tentang pelayanan darah

3. Permenkes No.83 tahun 2014 tentang UTD, BDRS, dan Jejaring Pelayanan Transfusi

Darah

4. Permenkes No. 91 tahun 2015 tentang standar pelayanan darah.

BAB II

BANK DARAH RUMAH SAKIT

3
A. Defenisi

Menurut PP. No.7 Tahun 2011, Bank Darah Rumah Sakit yang selanjutnya

disingkat BDRS adalah suatu unit pelayanan darah di Rumah Sakit yang bertanggung

jawab atas tersedianya darah untuk transfuse yang aman, berkualitas dan dalam jumlah

yang cukup untuk mendukung palayan kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan

kesehatan lainnya.

B. Fungsi BDRS

Fungsi BDRS adalah sebagai pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan

pelayanan daraah mulai dari pengeloaan stok darah / komponen darah siap pakai hingga

distribusinya untuk memenuhi kebutuhan Rumah Sakit setempat.

C. Tujuan BDRS

Tujuan BDRS adalah untuk memudahkan, mendekatkan, menjaga rantai dingin

darah, serta mempercepat pelayanan permintaan darah/ komponen darah, sehingga pasien

akan menerima transfuse secepat mungkin dengan kualitas darah yang baik.

D. Tugas BDRS

Tugas BDRS (Permenkes NO.83 Tahun 2014)

1. Menerima darah yang sudah di uji saring oleh UTD

2. Menyiapkan darah dan memantau persediaan darah

3. Melakukan uji silang serasi darah pendonor dan darah pasien

4. Melakukan rujukan apabila ada kesulitan hasil uji silang serasi dan golongan darah

ABO / rhesus secara berjenjang

5. Menyerahkan darah yang cocok bagi pasien di rumah sakit

4
6. Melacak penyebab reaksi transfuse atau kejadian ikutan akibat transfuse darah yang

dilaporkan dokter rumah sakit

7. Mengembalikan darah yang tidak layak pakai ke UTD untuk dimusnahkan

E. Persyaratan BDRS

1. Perysaratan minimal peralatan dan bahan habis pakai BDRS

a. Peralatan penyimpanan darah: Blood Bank, Medical Refrigerator, Paltelet

agitator, freezer

b. Peralatan pemeriksaan serologi: Blood grouping plate, tabung reaksi, reagen anti

ABO, serofuge, mikroskop, incubator

c. Peralatan distribusi darah : cool box dengan berbagai macam ukuran

d. Peralatan penunjang dan bahan habis pakai, rak tabung, gunting, sarung tangann

NACL 0,9%

2. Jumlah minimal Tenaga BDRS

a. 1 kepala BDRS

b. 1 staf medis

c. 5 pelaksana teknis

d. 1 pelaksana administrasi

e. 1 tenaga penunjang

3. Kualifikasi petugas

5
a. Penanggung jawab BDRS memiliki kualifikasi paling rendah pendidikan dokter

denga sertifikat peltihan teknis dan manajemen pelayanan Transfusi darah.

b. Pelaksana teknis memiliki kualifikasi paling rendah:

- Teknisi Transfusi Darah

- Tenaga lain dengan latar belakang pendidikan Diploma Tiga Ahli Teknologi

Laboratorium medik yang mempunyai sertifikat pengetahuan dan keterampilan

tentang pengolahan, penyimpanan, distribusi darah dengan lingkup pekerjaan

pada laboratorium uji saring serologi pratransfusi

4. Persyaranan Bangunan dan Prasarana BDRS

a. Gedung permanen

b. Ventilasi dan suhu

c. Penerangan

d. Sumber air

e. Daya listrik

f. Tata Ruang : administrasi dan laboratorium

g. Fasilitas pembuangan limbah

F. Pencatatan dan Pelaporan BDRS

1. Pencatatan kegiatan BDRS paling sedikit meliputi:

a. Permintaan darah ke UTD

b. Penerimaan darah dari UTD

c. Permintaan darah dari dokter di rumah sakit

d. Hasil pemeriksaan uji pra transfuse

e. Distribusi/ pengeluaran darah

6
f. Reaksi transfuse

g. Pengembalian darah ke UTD

2. Pelaporan kegiatan BDRS paling sedikit meliputi

a. Persediaan darah

b. Pelayanan Darah yang meliputi jumlah permintaan, jumlah darah yang

diberikan, jenis darah, pengembalian darah serta alasannya

c. Reaksi transfusi

G. Pembiayaan BDRS

1. Biaya penggantian pengolahan darah di BDRS merupakan biaya yang dibebankan

kepada masyarakat atas penyelenggaraan kegiatan pengolahan darah dari UTD dan

biaya penyelenggaraan pelayanan darah di BDRS dan ditetapkan oleh kepala/ direktur

rumah sakit

2. Biaya penggantian pengolahan darah paling tinggi 50% dari biaya penggantian

pengolahan darah perkantong dari UTD yang memiliki kemampuan pelayanan

dengan metode konvensional

H. Dokumentasi

1. Standar Prosedur Operasional: Penerimaan Sampel darah, Uji Silang Serasi,

Distribusi darah, Penyimpanan darah, dll

2. Lembar kerja dan instruksi kerja

3. Kebijakan kualitas dan visi misi BDRS

4. Formulir dan ceklis kerja

5. Register laporan dan rekapitulasi

6. Pencatatan suhu dan perawatan alat

7
7. Pengolahan limbah BDRS

BAB III

8
STANDAR PELAYANAN DARAH DI BDRS

A. Menerima Dropping Darah dari UTD

1. BDRS menerima dropping darah dr UTD yg sudah di uji saring IMLTD

2. Sistem distribusi darah menggunakan sistem cold chain (rantai dingin darah)

B. Menyimpan darah

1. Kondisi penyimpanan harus tepat dan sesuai untuk setiap produk

2. Penyimpanan harus diawasi untuk memastikan bahwa kondisi yg tepat terpelihara

melalui pengawasan suhu terus menerus dan sistem alarm pada semua alat

penyimpanan.

SUHU SIMPAN

Komponen darah Suhu simpan Masa kadaluarsa

Packed red cell 2-6 °C Sesuai

antikoagulan

Fresh Frozen Plasma <-18 °C 1 thn

Cryoprecipitate - 30°C 1 thn

Platelet concentrate 20-24 °C 5 hari

Whoole blood 2-6 °C 35.42 hari

9
C. Proses Permintaan Darah Dari Ruangan

1. Form permintaan darah

a. harus memuat detail pasien

b. waktu/ tanggal produk tersebut dibutuhkan

c. indikasi transfuse

d. atas permintaan dokter dan ditandatangani oleh dokter

e. KOP form permintaan darah adalah KOP RS

2. Sampel darah pasien

a. Sampel pasien harus ditampung di dalam tabung

b. Volume contoh darah 5-10 ml

c. Hindari contoh darah yang hemolysis, sebab dapat menyebabkan keraguan dalam

mendeteksi antibodi yang disebabkan lisis

d. Darah harus diberi label, minimal 2 yaitu nama lengkap dan nomor rekam medik,

kalau memungkinkan ditambah umur dan jenis kelamin

3. Pelayanan permintaan darah

a. Menerima permintaan darah Membaca dan mencocokkan data di formulir

permintaan darah dengan label sampel darah

b. Memeriksa identitas dan keadaan contoh darah

c. Mencatat waktu dan seluruh informasi dan formulir permintaan darah dan beri

tanda terima

D. Pemeriksaan Golongan Darah Pasien dan Donor

1. Pemeriksaan golongan darah dilakukan pada tube test (bioplate) yang diberi kode

identitas yang jelas, untuk masing-masing pemeriksaan agar tidak terjadi kekeliruan

10
2. Pemeriksaan golongan ABO pasien dan donor harus dengan cell typing dengan anti –

A dan anti-B untuk mencari antigen ABO dan serum typing dengan sel A dan sel B

untuk mencari antibodinya

3. Pemeriksaan golongan rhesus pasien dengan anti –D den control negative dengan

bouvine albumin

E. Pemeriksaan Uji Silang Serasi darah donor dan pasien

1. Tujuan Uji Silang Serasi adalah untuk memastikan bahwa darah yang diberikan

sesuai/ compatible , dan tidak menimbulkan reaksi transfuse serta bermanfaat

2. Untuk mengetahui apakah penderita tidak mengandung antibody yang reaktif

terhadap eritrosit donor

F. Pengiriman darah dari BDRS ke ruang perawatan

Darah dikirim ke ruang perawatan dengan menggunakan cold box dengan suhu

transportasi maksimal 10°C

G. Penerimaan darah dari BDRS oleh petugas ruangan

1. Darah dikemas dan ditransportasikan sesuai syarat , kontainer dilengkapi

thermometer

2. Penerimaan darah dari BDRS sebaiknya satu demi satu kantong

a. Mencocokkan nama dan golongan darah dengan nama pasien dan golongan darah

pada formulir permintaan

b. Menandatangani formulir serah terima darah

c. Sebelum digunakan darah di ruang perawatan tetap disimpan pada suhu

seharusnya

11

You might also like