Professional Documents
Culture Documents
http://www.gunadarma.ac.id/
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mengingat luasnya permasalahan, penulis membatasi ruang lingkupnya mengenai perhitungan
harga pokok pesanan dalam menentukan harga jual. Pesanan selama bulan januari 2007 yaitu berupa 10
unit lemari dan penulis mencoba untuk menghitung dengan menggunakan metode Full Costing.
1. Bagaimanakah penentuan harga jual yang dilakukan oleh Galeri Mulya dan adakah perbedaanya dengan
menggunakan metode Full Costing?
2. Bagaimanakah pengaruhnya dari penentuan harga jual dengan menggunakan metode Full Costing
1.3 Tujuan Penelitian
Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk menjawab dari pertanyaanpertanyaan yang akan
penulis kemukakan yaitu:
1. Untuk mengetahui perbedaan penentuan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan dengan
metode Full Costing.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari penetapan harga jual dengan menggunakan metode Full costing
terhadap penjualan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini kita bisa mengetahui bagaimana cara perhitungan harga pokok
produksi pesanan yang dilakukan oleh Galeri Mulya., dan kita bisa mengetahui bagaimana
pengaruhnya dalam meningkatkan hasil penjualan.
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Objek Penenitian
GALERI MULYA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Jenis usaha
yang dikelola oleh perusahaan mebel.
1.5.2 Data Variabel
Data atau variabel yang akan digunakan dalam penelitian
1.5.3 Metode pengumpulan data primer
Peneliti akan mencoba untuk menggunakan data primer
1.5.4 Alat analisis yang digunakan
Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan tekhniktekhnik kuantitatif yang terdapat pada akuntansi
biaya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Total Biaya bahan Baku untuk lemari 15.000.000
Untuk pemakaian kayu jati hanya digunakan sebesar 65% dari 1 m3 sehingga perhitungannya adalah :
10 unit x 65% x 2.500.000 =Rp 162.500.000
4.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja
Pada Galeri Mulya, tenaga kerja langsung yang bekerja pada bagian produksi atas permintaan pesanan
lemari sebanyak 10 unit terbagi menjadi dua yaitu bagian perakitan sebanyak 3 orang dan bagian finishing sebanyak 4
orang, sedangkan untuk tenaga kerja tidak langsung sebanyak 1 orang yaitu sebagai pengelola. Sistem pengupahan
bagian produksi didasarkan pada upah harian, dimana untuk bagian perakitan sebesar Rp.35.000, dan bagian
finishing sebesar Rp.40.000,. Dalam 1 bln para pekerja bekerja selam 26 hari dengan jam kerja selama 8 jam/ hari.
Adapun perhitungan biaya tenaga kerja langsung pada Galeri Mulya sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data perincian Biaya Tenaga Kerja
No Keterangan Lemari
Tabel 4.3
Daftar Biaya Bahan Penolong
Data Biaya Perincian Biaya Overhead Pabrik
Data Biaya Non Produksi
Keterangan Jumlah (RP)
Biaya Pengiriman 30.000,
Biaya Administrasi 1.500.000,
Jumlah 1.530.000,
4.4 Perhitungan dengan menggunakan Metode Full Costing
4.4.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi
• Biaya Produksi :
• Biaya Bahan Baku Rp. 15.000.000,
• Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 265.000,
• Biaya Overhead Pabrik
• (Rp.458.683,4 x 10 unit) Rp. 4.586.834,+
• Total biaya Produksi Rp. 19.851.834,
• Biaya Non Produksi Rp. 1.530.000,+
• Total Harga Pokok Produk Rp. 21.381.834,
• Dengan demikian harga pokok produk lemari model polos adalah :
• Harga Pokok Produk Per Unit = Rp. 21.381.834, = Rp 2.138.183,4/ unit
• 10 unit
• = Rp. 2.138.200/unit
4.4.2 Perhitungan Harga Jual Yang Akan Dibebankan Pada Pemesan
• Dalam menentukan harga jual perusahaan menginginkan keuntungan sebesar 25% dari biaya
Produksi yang dikeluarkan:
• Perhitungan Harga Jual adalah sebagai berikut:
• Harga Pokok Produk Rp. 21.381.834,
• Laba Yang diharapkan25% Rp.5.345.459,
• Harga Jual Yang dibebankan kepada pemesan Rp.26.727.293,
• Harga Jual Per Unit = Rp.26.727.293, = Rp.2.672.729, / unit
• 10unit
4.4.3 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi
• Setelah melakukan perhitungan harga terhadap harga pokok produksi dengan
menggunakan metode full costing, maka kita dapat melihat perbedaan dari penentuan
harga jual yang dihitung oleh penulis. Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan hanya
dengan menggunakan standar pasar. Dalam artian apabila harga pasar meningkat maka
perusahaan akan ikut menaikkan harga, namun apabila harga pasar turun maka
perusahaan juga ikut menurunkan harga. Akibat dari penentuan harga tersebut
perusahaan tidak mengetahui keadaan perusahaan sebenarnya apakah perusahaan dalam
keadaan untung atau malah sebaliknya dalam keadaan merugi.
• Menurut penulis cara penetapan harga jual seperti ini kurang tepat karena dianggap
kurang baik untuk kelangsungan perusahaan. Sedangkan dengan metode Full Costing
biaya overhead pabrik dibebankan yang disertai dengan biaya – biaya penyusutan dan
berdasarkan tariff BOP yang ditetapkan berdasarkan unit yang diproduksi dalam
hubungannya dengan produk lemari. Maka harga pokok produksinya pun lebih tepat/
riil, sehingga harga jual yang di bebankan kepada pemesan lebih tepat.
• Selisih harga jual antara perhitungan menurut perusahaan dengan menurut metode Full
Costing adalah:
• Rp.2.090.500 – Rp.2.672.729, = Rp582.229,
• Adanya selisih yang terjadi dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh
perusahaan, jika kuantitas produk yang diproduksi semakin besar bukan tidak mungkin
perusahaan akan mengalami kerugian.