Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.1.PEMILU
A. PENGERTIAN PEMILU
Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat yang
sekaligus merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara untuk menyalurkan
aspirasi atau kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun 2003 tentang pemilu anggota
DPR, DPP dan DPRD pasal 1 berbunyi “Pemilihan umum yang selanjutnya disebut pemilu
adalah sarana kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” Dan UU NO. 23 tahun 2003 mengatur pemilu untuk
presiden dan wakil presiden negara RI yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu merupakan
syarat mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat karena dengan
banyaknya jumlah penduduk demi seorang dalam menentukan jalannya pemerintahan oleh
sebab itu kedaulatan rakyat dilaksanakan dengan cara perwakilan.
B. TUJUAN PEMILU
Pada dasarnya ada beberapa tujuan yang mendasari pelaksanaan pemilu di Indonesia
diantaranya :
a. Untuk memilih anggotar DPR, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten / kota
b. Melaksanakan demokrasi Pancasila
c. Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Untuk mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
e. Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia
f. Menjamin kesinambungan pembangunan
g. Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib
h. Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dalam negara
Pemilu yang demokratis merupakan suatu cara untuk menyatakan diri sebagai negara
demokrasi karena suatu negara dikatakan demokratis apabila memenuhi dua asas pokok
pemerintahan demokrasi yaitu :
1. Adanya pengakuan hak asasi manusia.
2. Adanya partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk pemilu
yang demokratis.
Untuk mendapatkan kedua hal tersebut, maka perlu bagi partai untuk
memperkenalkan masing-masing calon pemimpin yang diusung oleh masing-masing partai.
Salah satu cara yang paling efektif untuk memperkenalkan mereka adlaah dengan
melaksanakan kampanye. Dan untuk melaksanakan kampanye didukung oleh Negara dalam
pendanaanya.
2.2. KAMPANYE
A. PENGERTIAN KAMPANYE
Menurut Sweeney, kampanye eperti sebuah perjalanan, yang dimulai dari satu titik,
dan berakhir pada titik yang lain. Untuk sampai pada titik tujuan maka orang harus bergerak
ke arah yang tepat. Di sini orang memerlukan peta yang dapat memandu dan menunjukkan
arah yang harus ditempuh agar sampai ke tujuan. Perencanaan, lanjut Sweeney, adalah peta
a. Memfokuskan Usaha
c. Meminimalisir Kegagalan
d. Mengurangi Koflik
Menurut WWF (The World Wide Fund for Nature) Indonesia, kampanye adalah alat
dan perubahan perilaku dari target audiens. Kampanye juga dapat dilihat sebagai alat
advokasi kebijakan untuk menciptakan tekanan public pada actor-aktor kunci, misalnya
Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau
kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek
komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Merujuk pada
definisi ini, maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat
1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu.
Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers dan
Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima di kalangan ilmuwan komunikasi
(Grossberg, 1998; Snyder, 2002; Klingmann & Rommele, 2002). Hal ini didasarkan kepada
dua alasan. Pertama, definisi tersebut secara tegas menyatakan bahwa kampanye merupakan
wujud tindakan komunikasi, dan alasan kedua adalah bahwa definisi tersebut dapat mencakup
Salah satu ahli kampanye yang mengembangkan model kampanye adalaah Leon
Ostergaard, seorang teoritisi dan praktisi kampanye kawakan dari Jerman. Model
yang tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiah tidak layak untuk dilaksanakan. Alasannya
karena program semacam itu tidak akan menimbulkan efek apapun dalam menanggulangi
masalah sosial yang dihadapi. Karenanya, sebuah program kampanye hendaknya selalu
dimulai dari identifikasi masalah yang jernih. Lankah ini disebut juga tahap prakampanye.
Sampah ini. Bagaimanapun juga, kampanye akan terlaksana secara baik apabila disampaikan
dengan cara yang baik kepada masyarakat. Isi kampanye yang berkualitas akan menjadi titik
balik apabila cara penyampaiannya tidak baik. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal
Pelaksanaan kampanye juga terkait dengan bagaimana isi pesan itu disampaikan agar
mengenai target audiensnya sehingga apabila diperoleh hasil yang diinginkan oleh pihak
Sehingga kampanye yang dilaksanakan dapat memperoleh hasil yang maksimal dan
memuaskan.
B. Fungsi Kampanye
Secara umum, fungsi kampanye berfungsi sebagai informasi agar masyarakat lebih
tanggap terhadap suatu pesan yang disampaikan dalam kampanye. Menurut Drs. Antar
Venus, MA, dalam kegiatan kampanye memiliki fungsi berikut ini:
C. Tujuan Kampanye
Jadi, pada praktiknya kampanye memiliki tujuan yang beragam tergantung tujuan
lembaga itu sendiri. Namun, secara umum tujuan kampanye adalah untuk menggugah isu
tertentu dengan menyampaikan informasi produk atau gagasan/ ide yang dikampanyekan
sehingga masyarakat menyukai, simpati, perduli, atau berpihak kepada yang melakukan
kampanye.
Pada praktiknya, ada beberapa bentuk dan jenis kampanye. Namun pada umumnya
kegiatan kampanye dilakukan dengan slogan, pembicaraan, media cetak, simbol-simbol,
siaran rekaman berbentuk suara dan gambar.
Ini merupakan kampanye yang berorientasi pada produk. Jenis kampanye ini
umumnya dilakukan dalam lingkungkan bisnis komersil. Kampanye ini bertujuan untuk
membangun citra positif terhadap produk yang diperkenalkan ke masyarakat.
Ini merupakan kampanye yang berorientasi pada kandidat. Kampanye ini biasanya
memiliki latar belakang hasrat untuk kepentingan politik. Misalnya kampanye PEMILU,
kampanye PILKADA.
Ada beberapa macam kampanye yang bisa dibedakan dari isinya, diantaranya adalah:
1. Kampanye Positif
Kampanye yang berisi pengenalan tentang produk atau seseorang yang dikampanyekan. Pada
umumnya informasi yang disampaikan tentang hal-hal baik saja.
2. Kampanye Negatif
3. Kampanye Hitam
Kampanye hitam adalah kampanye yang bertujuan untuk membunuh karakter seseorang atau
produk yang menjadi kompetitor. Namun, informasi yang disampaikan dalam kampanye
hitam adalah fitnah, kebohongan, atau tuduhan tanpa bukti.
F. Media Kampanye
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada banyak bentuk dan jenis kampanye. Semua
bentuk dan jenis kampanye ini membutuhkan media kampanye sebagai corong untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Dari sisi waktunya, praktik Money Politics di negara ini dapat dikelompokkan
menjadi dua tahapan yakni pra pemungutan. Pada pra pemungutan suara mulai dari seleksi
administrasi, masa kampanye, masa tenang dan menjelang pemungutan. Sasarannya adalah
para pemilih, terutama mereka yang masih mudah untuk dipengaruhi. Untuk tahap kedua
adalah setelah pemungutan, yakni menjelang Sidang Umum DPR atau pada masa sidang
tersebut. Sasarannya adalah kalangan elit politik. Di tangan mereka kedaulatan rakyat berada.
Mereka memiliki wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan strategis.
Demikian eratnya hubungan uang dengan politik, sehingga jika Money Politics tetap
merajalela niscaya parpol yang potensial melakukan praktik tersebut hanya partai yang
memiliki dana besar. Berapapun besarnya jumlah dana yang dikeluarkan, keuntungan yang
diperoleh tetap akan jauh lebih besar. Sebab pihak yang diuntungkan dalam praktik Money
Politics adalah pihak pemberi, karena dia akan memperoleh dukungan dan kekuasaan politik
yang harganya tidak ternilai. Adapun yang dirugikan adalah rakyat. Karena ketika parpol
tersebut berkesempatan untuk memerintah, maka ia akan mengambil suatu kebijakan yang
lebih menguntungkan pihak penyumbangnya, kelompoknya daripada interest public.
Sisi etika politik yang lainnya adalah pemberian uang kepada rakyat dengan harapan
agar terpilihnya partai politik tertentu berimbas pada pendidikan politik, yaitu mobilisasi
yang pada gilirannya menyumbat partisipasi politik. Rakyat dalam proses seperti ini tetap
menjadi objek eksploitasi politik pihak yang memiliki kekuasaan. Money Politics bukan
secara moral saja yang salah dalam dimensi agama juga tidak dibenarkan, sebab memiliki
dampak yang sangat berbahaya untuk kepentingan bangsa ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian yang diteliti adalah masyarakat sekitar dan mahasiswa Univerditas
Muhammadyah Medan. Adapun jumlah sabjek penelitian sebanyak 5 orang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuanlitatif.
Dengan teknik penelitian yang digunakan adalah wawancara.
2.3. INDIKATOR
Dalam mendapatkan hasil dari penelitian, peneliti memberikan 7 pertanyaan yang akan
diberikan kepada narasumber. Adapun pertanyaannya, diantaranya: