You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari peran rakyat Indonesia yang dalam melaksanakan Pemilihan Umum dengan jumlah
pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya yang sedikit. Pemilihan umum ini langsung
dilaksanakan secara langsung pertama kali untuk memilih presiden dan wakil presiden serta
anggota MPR, DPR, DPD, DPRD di tahun 2004. Walaupun masih terdapat masalah yang
timbul ketika waktu pelaksanaan. Tetapi masih dapat dikatakan sukses.
Setelah suksesnya Pemilu tahun 2004, mulai bulan Juni 2005 lalu di 226 daerah
meliputi 11 propinsi serta 215 kabupaten dan kota, diadakan Pilkada untuk memilih para
pemimpin daerahnya. Sehingga warga dapat menentukan peminpin daerahnya menurut hati
nuraninya sendiri.
Untuk memperkenalkan calon-calon pemimpin sebelum pemilu, cara terbaik yang
dilakukan adalah dengan melakukam kampanye. Kampanye sangat efektif dalam
memperkenalkan calon pemimpin. Akan tetapi terkadang kampanye dijadikan sebagai wadah
untuk membuat berbagai kecurangan yang merugikan bangsa dan Negara kita Indonesia.
Salah satu diantaranya dengan melakukan money politic pada saat kampanye.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka masalah yang dirumuskan adalah
sebagai berikut:
1. Memahami maksud dari Pemilu?
2. Memahami maksud dari Kampanye?
3. Memahami maksud dari money politic?
4. Dampak dari money politic?
5. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap kampanye yang disertai dengan money
politic!

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan pada latar belakang dan rumusan masalah,
maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami :
1. Pengertian Pemilu.
2. Pengertian Kampanye.
3. Memahami tentang monery politic.
4. Memahami tentang dampak dari money politic.
5. Mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap kampanye yang disertai
dengan money politic!

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari penulisan ini adalah membahas tentang kampanye yang
diikutsertakan dengan adanya money politic yang dilakukan untuk menunjang hasilyang lebih
maksimal dalam pemihan umum (Pemilu).
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.PEMILU

A. PENGERTIAN PEMILU

Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat yang
sekaligus merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara untuk menyalurkan
aspirasi atau kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun 2003 tentang pemilu anggota
DPR, DPP dan DPRD pasal 1 berbunyi “Pemilihan umum yang selanjutnya disebut pemilu
adalah sarana kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” Dan UU NO. 23 tahun 2003 mengatur pemilu untuk
presiden dan wakil presiden negara RI yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu merupakan
syarat mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat karena dengan
banyaknya jumlah penduduk demi seorang dalam menentukan jalannya pemerintahan oleh
sebab itu kedaulatan rakyat dilaksanakan dengan cara perwakilan.

B. TUJUAN PEMILU
Pada dasarnya ada beberapa tujuan yang mendasari pelaksanaan pemilu di Indonesia
diantaranya :
a. Untuk memilih anggotar DPR, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten / kota
b. Melaksanakan demokrasi Pancasila
c. Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Untuk mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
e. Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia
f. Menjamin kesinambungan pembangunan
g. Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib
h. Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dalam negara

C. DASAR PEMIKIRAN DILAKSANAKAN PEMILU DI INDONESIA


Ada beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dilaksanakan pemilu di Indonesia,
diantaranya adalah :
a. Sebagai sarana untuk dapat melaksanakan reformasi dalam berbagai bidang kehidupan,
khususnya reformasi dalam bidang politik
b. Membentuk lembaga permusyawarah / perwakilan rakyat agar dapat berpartisipasi dalam
pemerintahan
c. Melaksanakan asas kedaulatan rakyat sesuai sila keempat Pancasila yaitu kerakyatan
yang dimpimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
d. Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia

Pemilu yang demokratis merupakan suatu cara untuk menyatakan diri sebagai negara
demokrasi karena suatu negara dikatakan demokratis apabila memenuhi dua asas pokok
pemerintahan demokrasi yaitu :
1. Adanya pengakuan hak asasi manusia.
2. Adanya partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk pemilu
yang demokratis.
Untuk mendapatkan kedua hal tersebut, maka perlu bagi partai untuk
memperkenalkan masing-masing calon pemimpin yang diusung oleh masing-masing partai.
Salah satu cara yang paling efektif untuk memperkenalkan mereka adlaah dengan
melaksanakan kampanye. Dan untuk melaksanakan kampanye didukung oleh Negara dalam
pendanaanya.

2.2. KAMPANYE
A. PENGERTIAN KAMPANYE
Menurut Sweeney, kampanye eperti sebuah perjalanan, yang dimulai dari satu titik,

dan berakhir pada titik yang lain. Untuk sampai pada titik tujuan maka orang harus bergerak

ke arah yang tepat. Di sini orang memerlukan peta yang dapat memandu dan menunjukkan

arah yang harus ditempuh agar sampai ke tujuan. Perencanaan, lanjut Sweeney, adalah peta

dalam perjalanan kampanye. (Shea, 1996).

Alasan mengapa sebuah perencanaan harus dilakukan dalam sebuah kampanye.

(Gregory, 2000; Simmons, 1990), yaitu

a. Memfokuskan Usaha

b. Mengembangkan sudut pandang berjangka waktu panjang.

c. Meminimalisir Kegagalan
d. Mengurangi Koflik

e. Memperlancar kerjasama dengan pihak lain

Menurut WWF (The World Wide Fund for Nature) Indonesia, kampanye adalah alat

untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran, untuk meningkatkan kepedulian

dan perubahan perilaku dari target audiens. Kampanye juga dapat dilihat sebagai alat

advokasi kebijakan untuk menciptakan tekanan public pada actor-aktor kunci, misalnya

peneliti, ilmuwan, media massa dan pembuat kebijakan.

Sedangkan secara pandangan komunikasi, kampanye memiliki definisi yang lain.

Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau

kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek

atau dampak tertentu.

Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai rangkaian tindakan

komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar

khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Merujuk pada

definisi ini, maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat

hal yang dikemukakan oleh Antar Venus (2004, hal7)

1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu.

2. Jumlah khalayak sasaran yang besar.

3. Dipusatkan dalam kurun waktu tertentu.

4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.

Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers dan

Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima di kalangan ilmuwan komunikasi

(Grossberg, 1998; Snyder, 2002; Klingmann & Rommele, 2002). Hal ini didasarkan kepada

dua alasan. Pertama, definisi tersebut secara tegas menyatakan bahwa kampanye merupakan
wujud tindakan komunikasi, dan alasan kedua adalah bahwa definisi tersebut dapat mencakup

keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye yang terjadi di lapangan.

Salah satu ahli kampanye yang mengembangkan model kampanye adalaah Leon

Ostergaard, seorang teoritisi dan praktisi kampanye kawakan dari Jerman. Model

rancangannya dikenal dengan ‘Model Kampanye Ostergaard’.

Menurut Ostergaard sebuah rancangan program kampanye untuk perubahan sosial

yang tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiah tidak layak untuk dilaksanakan. Alasannya

karena program semacam itu tidak akan menimbulkan efek apapun dalam menanggulangi

masalah sosial yang dihadapi. Karenanya, sebuah program kampanye hendaknya selalu

dimulai dari identifikasi masalah yang jernih. Lankah ini disebut juga tahap prakampanye.

Komunikasi memiliki perang penting dalam terlaksananya kampanye Gerakan Pungut

Sampah ini. Bagaimanapun juga, kampanye akan terlaksana secara baik apabila disampaikan

dengan cara yang baik kepada masyarakat. Isi kampanye yang berkualitas akan menjadi titik

balik apabila cara penyampaiannya tidak baik. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal

yang sangat penting pada setiap pelaksanaan kampanye apapun.

Pelaksanaan kampanye juga terkait dengan bagaimana isi pesan itu disampaikan agar

mengenai target audiensnya sehingga apabila diperoleh hasil yang diinginkan oleh pihak

penyelenggara. Selain itu, kredibilitas juga mempengaruhi kelancaran sebuah kampanye.

Sehingga kampanye yang dilaksanakan dapat memperoleh hasil yang maksimal dan

memuaskan.

B. Fungsi Kampanye

Secara umum, fungsi kampanye berfungsi sebagai informasi agar masyarakat lebih
tanggap terhadap suatu pesan yang disampaikan dalam kampanye. Menurut Drs. Antar
Venus, MA, dalam kegiatan kampanye memiliki fungsi berikut ini:

 Sebagai sarana informasi yang dapat mengubah pola pikir masyarakat


 Sebagai upaya pelaksana kampanye untuk mencapai tujuan dengan menggugah
kesadara dan pendapat masyarakat terhadap isu tertentu
 Pengembangan usaha dengan membujuk khalayak untuk membeli produk yang
dipasarkan
 Untuk membangun citra positif peserta kampanye

C. Tujuan Kampanye

Mengacu pada pengertian kampanye di atas, maka kegiatan komunikasi di dalam


kampanye harus dilakukan secara tersusun dan terlembaga. Lembaga tersebut bisa dari
pemerintah, pihak swasta, atau dari lembaga swadaya masyarakat.

Jadi, pada praktiknya kampanye memiliki tujuan yang beragam tergantung tujuan
lembaga itu sendiri. Namun, secara umum tujuan kampanye adalah untuk menggugah isu
tertentu dengan menyampaikan informasi produk atau gagasan/ ide yang dikampanyekan
sehingga masyarakat menyukai, simpati, perduli, atau berpihak kepada yang melakukan
kampanye.

Beberapa contoh kampanye yang ada di masyarakat adalah:

 Ajakan untuk menyumbang dana bagi korban bencana alam


 Anjuran pemerintah untuk melakukan imunisasi bagi anak
 Ajakan sekelompok orang pada masyarakat untuk memilih calon gubernur tertentu
 Anjuran seorang atlit untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan makanan
suplemen tertentu
 Dan lain-lain

D. Bentuk dan Jenis Kampanye

Pada praktiknya, ada beberapa bentuk dan jenis kampanye. Namun pada umumnya
kegiatan kampanye dilakukan dengan slogan, pembicaraan, media cetak, simbol-simbol,
siaran rekaman berbentuk suara dan gambar.

Pelaksanaan kampanye juga dilakukan melalui media internet dalam rangka


pencitraan yang nantinya berkembang menjadi upaya persamaan sebuah gagasan atau isu
suatu kelompok kepada masyarakat dengan harapan mendapatkan tanggapan.

I. Jenis Kampanye Berdasarkan Orientasinya

1. Product Oriented Campaigns

Ini merupakan kampanye yang berorientasi pada produk. Jenis kampanye ini
umumnya dilakukan dalam lingkungkan bisnis komersil. Kampanye ini bertujuan untuk
membangun citra positif terhadap produk yang diperkenalkan ke masyarakat.

2. Candidate Oriented Campaigns

Ini merupakan kampanye yang berorientasi pada kandidat. Kampanye ini biasanya
memiliki latar belakang hasrat untuk kepentingan politik. Misalnya kampanye PEMILU,
kampanye PILKADA.

3. Ideologically or Cause Oriented Campaigns


Kampanye ini berorientasi pada tujuan-tujuan khusus yang sifatnya sosial. Seperti
yang pernah dijelaskan oleh Kotler, kampanye perubahan sosial bertujuan untuk menangani
berbagai masalah sosial dengan perubahan pandangan, sikap, dan perilaku masyarakat.

Contohnya: kampanye imunisasi, kampanye ASI, kampanye Donor Darah, kampanye


Keluarga Berencana (KB).

E. Jenis Kampanye Berdasarkan Isinya

Ada beberapa macam kampanye yang bisa dibedakan dari isinya, diantaranya adalah:

1. Kampanye Positif

Kampanye yang berisi pengenalan tentang produk atau seseorang yang dikampanyekan. Pada
umumnya informasi yang disampaikan tentang hal-hal baik saja.

2. Kampanye Negatif

Kampanye negatif biasanya dilakukan oleh kompetitor dimana isi kampanyenya


menyampaikan tentang kekurangan produk atau seseorang. Pada umumnya kampanye negatif
ini berdasarkan data dan fakta yang sudah terjadi sebelumnya.

3. Kampanye Hitam

Kampanye hitam adalah kampanye yang bertujuan untuk membunuh karakter seseorang atau
produk yang menjadi kompetitor. Namun, informasi yang disampaikan dalam kampanye
hitam adalah fitnah, kebohongan, atau tuduhan tanpa bukti.

F. Media Kampanye

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada banyak bentuk dan jenis kampanye. Semua
bentuk dan jenis kampanye ini membutuhkan media kampanye sebagai corong untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Beberapa media kampanye yang umum digunakan adalah:

 Media Elektronik (televisi, radio)


 Media Cetak (koran, tabloid, majalah)
 Media Komunikasi Kelompok (pameran, seminar, diskusi panel)
 Media Luar-Ruangan (poster, banner, billboard, papan nama)
 Media Digital (Website, sosial media, email, aplikasi chatting, dan lain-lain)

Dengan banyaknya cara dalam melaksanakan kampanye, sehingga membutuhkan


banyak dana yang harus dikeluarkan oleh Negara. Salah satu kampanye yang seting
dilakukan dengan mengadakan kampanye langsung dilapangan. Akan tetapi hal ini menjadi
media yang digunakan untuk melakukan mone politic yang dlakukan oleh orang-orang yang
tidak bertanggungjawab. Dan tentunya hal ini merugikan semua masyarakat.
2.3. MONEY POLITIC
Praktek dari Money Politics dalam pemilu sangat beragam. Diantara bentuk-bentuk
kegiatan yang dianggap politik uang antara lain: a) distribusi sumbangan baik berupa barang
atau uang kepada para kader partai, penggembira, golongan atau kelompok tertentu, b)
pemberian sumbangan dari konglomerat atau pengusaha bagi kepentingan partai politik
tertentu, dengan konsesi-konsesi yang ilegal, c) penyalahgunaan wewenang dan fasilitas
negara untuk kepentingan dan atau mengundang simpati bagi partai poltik tertentu, misalnya
penyalahgunaan dana JPS atau penyalahgunaan kredit murah KUT dan lain-lain.

Dari sisi waktunya, praktik Money Politics di negara ini dapat dikelompokkan
menjadi dua tahapan yakni pra pemungutan. Pada pra pemungutan suara mulai dari seleksi
administrasi, masa kampanye, masa tenang dan menjelang pemungutan. Sasarannya adalah
para pemilih, terutama mereka yang masih mudah untuk dipengaruhi. Untuk tahap kedua
adalah setelah pemungutan, yakni menjelang Sidang Umum DPR atau pada masa sidang
tersebut. Sasarannya adalah kalangan elit politik. Di tangan mereka kedaulatan rakyat berada.
Mereka memiliki wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan strategis.

Demikian eratnya hubungan uang dengan politik, sehingga jika Money Politics tetap
merajalela niscaya parpol yang potensial melakukan praktik tersebut hanya partai yang
memiliki dana besar. Berapapun besarnya jumlah dana yang dikeluarkan, keuntungan yang
diperoleh tetap akan jauh lebih besar. Sebab pihak yang diuntungkan dalam praktik Money
Politics adalah pihak pemberi, karena dia akan memperoleh dukungan dan kekuasaan politik
yang harganya tidak ternilai. Adapun yang dirugikan adalah rakyat. Karena ketika parpol
tersebut berkesempatan untuk memerintah, maka ia akan mengambil suatu kebijakan yang
lebih menguntungkan pihak penyumbangnya, kelompoknya daripada interest public.

Ciri khas demokrasi adalah adanya kebebasan (freedom), persamaan derajat


(equality), dan kedaulatan rakyat (people’s sovereghty). Di lihat dari sudut ini, demokrasi
pada dasarnya adalah sebuah paham yang menginginkan adanya kebebasan, kedaulatan bagi
rakyatnya yang sesuai dengan norma hukum yang ada.

Dengan demikian adanya praktik Money Politics berarti berdampak terhadap


bangunan, khususnya di Indonesia berarti prinsi-prinsip demokrasi telah tercemari dalam
praktek politik uang. Suara hari nurani seseorang dalam bentuk aspirasi yang murni dapat
dibeli demi kepentingan. Jadi pembelokan tuntutan bagi nurani inilah yang dapat dikatakan
kejahatan.

Sisi etika politik yang lainnya adalah pemberian uang kepada rakyat dengan harapan
agar terpilihnya partai politik tertentu berimbas pada pendidikan politik, yaitu mobilisasi
yang pada gilirannya menyumbat partisipasi politik. Rakyat dalam proses seperti ini tetap
menjadi objek eksploitasi politik pihak yang memiliki kekuasaan. Money Politics bukan
secara moral saja yang salah dalam dimensi agama juga tidak dibenarkan, sebab memiliki
dampak yang sangat berbahaya untuk kepentingan bangsa ini.
BAB III
METODE PENELITIAN

2.1. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Univerditas Muhammadyah Medan yang beralamat di jln.


Kolam, Kecamatan Medan Tembung, Medan, kode pos 20221. Adapun waktu pelaksanaan penelitian
dilakukan pada Sabtu, 05 Mei 2018.

2.2. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian yang diteliti adalah masyarakat sekitar dan mahasiswa Univerditas
Muhammadyah Medan. Adapun jumlah sabjek penelitian sebanyak 5 orang.

2.2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuanlitatif.
Dengan teknik penelitian yang digunakan adalah wawancara.

2.3. INDIKATOR

Dalam mendapatkan hasil dari penelitian, peneliti memberikan 7 pertanyaan yang akan
diberikan kepada narasumber. Adapun pertanyaannya, diantaranya:

1. Apakah Bapak/Ibu rajin ikut dalam pemilu?


2. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti kampanye pemilu? Kalau iya, apa alasan Bapak/Ibu
mengikuti kampanye! Kalau tidak, apa alasan Bapak/Ibu tidak memgikuti kampanye!
3. Menurut Bapak/Ibu apakah manfaat dari kampanye pada saat menjelang pemilu?
4. Menurut Bapak/Ibu, apakah kampenye ini berpengaruh besar dalam menentukan hasil
pemilihan terhadap calon2 pemimpin? Alasan!
5. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap calon pemimpin yang terlalu banyak
melaksanakan kampanye?
6. Dari pengalaman Bapak/Ibu, melihat perjalanan kampanye menjelang pemilu, bagaimana
pandangan Bapak/Ibu terhadap calon pemimpin yang suka mengumbar janji?
7. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap calon2 pemimpin yang pada
saat melaksanakan kampanye, disalahgunakan dengan sekalian memberikan sogokan
berupa uang ataupun berupa bantuan kebutuhan pokok?

2.4. HASIL WAWANCARA

No. Pertanyaan Narasumber 1 dan 2 Narasumber 3 dan 4 Narasumber 5 yaitu


adalah masyarakat yaitu Ika Pratimi (22 Riski Simarmata (23
setempat yaitu Bapak tahun) dan Maydiana tahun) yang
(43 tahun) Mahdi Asty (22 tahun) yang berprofesi sebagai
Caniago dan Ibu Mahdi berprofesi sebagai mahasiswa UNIMEd
Caniago(42 tahun). mahasiswa UMA
1. Apakah Bapak/Ibu Pernah, karena itu Pernah Pernah
penah ikut dalam merupakan kewajiban
pemilu? kita.
2. Apakah Bapak/Ibu Pada saat masih muda, Tidak pernah Tidak pernah
pernah mengikuti Bapak Mahdi rajin
kampanye pemilu? mengikuti kampanye
Kalau iya, apa yang diadakan.
alasan Bapak/Ibu Alasannya karena ingin
mengikuti ikut berpartisipasi
kampanye! Kalau dalam kampanye.
tidak, apa alasan
Bapak/Ibu tidak
memgikuti
kampanye!
3. Menurut Bapak/Ibu Kampanye memiliki Kampanye bermanfaat Kampanye
apakah manfaat manfaat yang sangat dalam mengenalkan memberikan
dari kampanye pada penting dalam proses calon-calon pemimpin informasi kepada
saat menjelang pemilihan umum. Hal yang ikut masyarakat umum
pemilu? ini bertujuan untuk berpartisipasi dalam mengenai calon-
mengenalkan calon- pemilihan umum. calon pemimpin
calon pemimpin yang Meskipun sudah yang ada.
sudah mencalonkan banyak media yang
diri. digunakan dalam
mengenalkan calon-
calon pemimpin, akan
tetapi akan lebih baik
apabila pengenalan
terhadap masyarakat
tetap dilakukan melaui
kampanye.
4. Menurut Bapak/Ibu, Kampanye sangat Berpengaruh. Karena Berpengaruh.
apakah kampenye berpengaruh terhadap melalui kampanye, Dengan adanya
ini berpengaruh hasil dari pemilihan masyarakat dapat kampanye,
besar dalam umum ynag akan mengenal calon-calon masyarakat akan
menentukan hasil dilaksanakan. Karena pemimpin. lebih mengenal
pemilihan terhadap melalui kampanye, calon-calon
calon2 pemimpin? masyarakat dpaat pemimpin. Baik
Alasan! mengenal lebih dekat melalui program
dengan calon-calon kerja terdahulu
pemimpin. yang diceritakan
pada saat
kampanye ataupun
profil pribadi dari
calon-calon
pemimpin.
Sehingga
masyarakat dapat
melihat dan
menentukan
pilihannya.
5. Bagaimana Baik. Karena dengan Bagus, karena lebih Asal sesuai dengan
pandangan melalui kampanye mengenalkan colon- prosedur
Bapak/Ibu terhadap calon-calon pemimpin calon pemimpin. kampanye, hal
calon pemimpin dapat menyampaikan tersebut tidak
yang terlalu banyak program kerja yang masalah. Karna
melaksanakan akan dia jalankan, dan kampanye
kampanye? menjawab pertanyaan dilakukan sesuai
yang diberikan waktu yang telah
masyakat kepada dialokasikan. Jadi
calon-calon pemimpin. dalammelakukan
kampanye tidak ada
batasan.
6. Dari pengalaman Kecewa. Karena Dalam kampanye,
Bapak/Ibu, melihat masyarakat juga memang
perjalanan membutuhkan bukti sepatutnya
kampanye atau penepatan janji, mengumbar janji.
menjelang pemilu, bukan hanya umbar Akan tetapi
bagaimana janji saja. janganlah terlalu
pandangan banyak mengumbar
Bapak/Ibu terhadap janji. Dan sebaiknya
calon pemimpin apabila calon
yang suka pemimpin berjanji,
mengumbar janji? haruslah ditepati.

7. Menurut Bapak/Ibu, Tidak baik. Karena itu Tidak bagus. Karena


bagaimana merupakan penogokan itu gambaran
pandangan terhadap masyarakat. pemimpin yang
Bapak/Ibu terhadap Itu merupakan suap. tidak benar. Itu
calon2 pemimpin Sehingga merupakan sebuah
yang pada saat menggambarkan sifat sogokan.
melaksanakan dari pemimpin yang
kampanye, sudah tidak baik. Akan
disalahgunakan tetapi hal tersebut
dengan sekalian sudah merupakan
memberikan sosoaldari kehidupan
sogokan berupa di masa sekarang ini.
uang ataupun banyak masyarakat
berupa bantuan yang menerima
kebutuhan pokok? sogokan tersebut.hal
itu terjadikarena
banyaknya kebutuhan
sekarang ini. akan
tetapi semuanya
kembali lagi kepada
masyarakat, akan
tetap memilih atau
tidak.

You might also like