Professional Documents
Culture Documents
SURABAYA
20
1
LEMBAR PENGESAHAN
Nama :
NIM :
Program Studi :
Menyatakan bahwa portofolio ini yang berjudul Tugas Mandiri Manajemen Bencana
Dan Keperawatan Disaster saya susun sesuai dengan rancangan tugas mahasiswa
dalam silabus manajemen bencana dan keperawatan disaster yang berlaku di STIKES
Hang Tuah Surabaya.
2
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan ................................................................................. 1
3
MATERI 1
4
maka akan terjadi bencana. Contohnya, jika ada angin badai ataupun topan dengan
kekuatan yang sama melanda wilayah yang tidak ada penghuninya, hal itu tidak dapat
dianggap sebagai bencana karena tidak berdampak pada nyawa atau kehidupan
penduduk. Catastrophe adalah kejadian bencana dalam skala yang besar dan sangat
ekstrim serta menakutkan.
b. Kerentanan (Vulnerability)
Vulnerability adalah tingkat kerugian yang berdampak pada nyawa ataupun kehidupan
jika terjadi Hazard. Kerentanan masyarakat terbagi 2, yaitu:
1) Faktor alami
Faktor alami merupakan keadaan mudah terjadinya bencana atau kerentanan
tergantung kondisi alam seperti bentuk geografis, geologi, cuaca, iklim, dsb.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah kerentanan akibat ulah/perbuatan manusia. Perbuatan masnusia
dalam bentuk apa saja yang mempengaruhi terjadinya bencana.
6. Bencana Buatan Manusia / Akibat Ulah Manusia
Akhir-akhir ini, kebanyakan bencana disebabkan oleh akibat perbuatan manusia, yaitu
berawal dari ilmu teknologi yang disebut bencana teknologis (technological disaster).
Yang menjadi penyebab bencana teknologis, yaitu CBRNE:
a. kimia (chemical)
b. biologi (biological)
c. radioaktif (radiological)
d. nuklir (nuclear)
e. ledakan (explosion).
Yang menjadi permasalahan adalah bencana yang timbul karena aksi teroris yang
menggunakannya dengan sengaja.
7. Jenis-Jenis Bencana
1) Bencana Alam
a) Gempa bumi
b) Letusan gunung api
c) Tsunami
d) Tanah longsor
e) Banjir
f) Banjir bandang
g) Kekeringan
h) Kebakaran
i) Kebakaran hutan dan lahan
j) Angin puting beliung
k) Gelombang pasang atau badai
l) Abrasi
5
3) Bencana Sosial
Berikut adalah bencana sosial:
a) Konflik Sosial atau kerusuhan sosial/huru hara
b) Aksi Teror
c) Sabotase
4) Bencana berdasarkan luas wilayah:
a) Bencana Lokal
Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang
berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan di
sekitarnya. Biasanya karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan,
terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya (Efendi & Makhfudli, 2009, p. 162)
b) Bencana Regional
Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang
cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam seperti badai, banjir,
letusan gunung, tornado dan lainnya (Efendi & Makhfudli, 2009, p. 162).
Hal yang diharapkan untuk muncul adalah recovery bukan gangguan kejiwaan.
Berikut beberapa reaksi yang sering muncul ketika terjadinya bencana:
a. Reaksi emosional: shock, ketakutan, kesedihan, kemarahan, menyalahkan diri
sendiri, malu, merasa tidak ada harapan, kaku, sedih
b. Reaksi kognitif: kebingungan, takut, mudah teralihkan, masalah konsentrasi
c. Reaksi fisik: TD meningkat, lelah, gelisah, insomnia, merasa nyeri, mudah
terkejut, nadi meningkat, nausea, perubahan nafsu maka.
d. Reaksi Interpersonal: curiga, conflict, menarik diri, mudah tersinggung, merasa
diabaikan
Daftar Pustaka
BNPB. 2012. Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum
Pengkajian Risiko Bencana, diunduh dari www.bnpb.go.id/upload/pubs/1.pdf
Seni, W. (2011). Siklus manajemen bencana. Diakses pada tanggal 18 November
2013 pukul 22.35 WIB dari
Sukandarrumidi. (2010). Bencana Alam dan Bencana Anthropogene. Yogyakarta:
Kanisius
Effendi & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktik
Dalam Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.
6
MATERI 2
Gerard Goetmer dalam Emergency Management; Principles and Practice for Local
Government mengidentifikasi ada 3 tipe bencana, yaitu bencana alam, bencana
teknologi, dan sipil. Bencana alam meliputi gempa bumi, angin topan, angin ribut, dan
banjir. Sementara bencana teknologi merupakan kejadian yang disebabkan oleh
kesalahan manusia, seperti kecelakaan pesawat udara ataupun kesalahan konstruksi
yang mengakibatkan sautu gedung tidak berfungsi. Bencana yang disebabkan
masyarakat/sipil adalah kegiatan masyarakat yang sifatnya destruktif atau merusak
yang dapat mengakibatkan kerugian, kecelakaan, bahkan kematian. Bencana akibat
ulah manusia ini
7
a. Pemulihan bencana
Merupakan proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali prasarana dan sarana seperti keadaan semula dengan upaya
yang dilakukan memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar seperti jalan, listrik, air
bersih, pasar, posyandu, dll.
b. Rehabilitasi
Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat
memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas social penting, dan menghidupkan
kembali roda perekonomian.
c. Rekontruksi
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, social dan
ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau
yang lebih baik dari sebelumnya.
Manajemen Penanganan bencana
Merupakan seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan
bencana, pada sebelum, saat dan terjadi serta sesudah terjadi bencana. Berupa
tanggap darurat, pemulihan dan pencegahan, mitigasi dan kesiap siagaan.
Prinsip dasarnya adalah seperti manajemen tradisional tetapi ada sesuatu hal yang
harus digaris bawahi yaitu waktu sangat mendesak, beresiko tinggi apabila terjadi
keslahan bias fatal, kebutuha lebih besar dari kemampuan dan kewenangan koordinasi
sangat kabur.
Karakteristiknya adalah :
1. Dapat bersifat meluas, berkembang, membebani system yang normal
2. Dalam suasana yang kacau dan traumatis.
3. Segala keputusan membawa konsekuensi langsung.
Semoga tulisan ini membantu dalam mempersiapkan segala kegiatan bial terjadi
bencana karena bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja
www.academia.edu/17081753/prinsip_dasar_managemen_bencana
8
MATERI 3
Karakteristik Bencana
Durasi : Beberapa durasinya terbatas, seperti pada ledakan, sedang lainnya mungkin
lebih lama seperti banjir dan epidemi.
Kecepatan onset : Bisa muncul mendadak hingga sedikit atau tidak ada
pemberitahuan yang bisa diberikan, atau bertahap seperti pada banjir (keculi banjir
bandang), memungkinkan cukup waktu untuk pemberitahuan dan mungkin tindakan
pencegahan atau peringanan. Ini mungkin berulang dalam periode waktu tertentu,
seperti pada gempa bumi.
Luasnya dampak : Bisa terbatas dan mengenai hanya area tertentu atau kelompok
masyarakat tertentu, atau menyeluruh mengenai masyarakat luas mengakibatkan
kerusakan merata pelayanan dan fasilitas.
- Bencana bisa menimbulkan kerusakan masyarakat dan sumber daya yang diperlukan
untuk menghadapinya.
9
- Bencana menyebabkan kematian, cedera dan kecacatan.
Risiko (risk) : Kemungkinan akan kehilangan yang bisa terjadi sebagai akibat kejadian
buruk, dengan akibat kedaruratan dan keterancaman.
Bahaya (hazard) : Potensi akan terjadinya kejadian alam atau ulah manusia dengan
akibat negatif.
Tingkat Keterancaman
Dalam pengelolaan risiko bencana penting untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
10
- Berapa luas bencana melanda.
- Mengidentifikasi risiko
- Menganalisis risiko
- Mengatasi risiko
3. Menilai dampak
5. Memonitor proses
https://www.slideshare.net/alunand350/penilaian-risiko-bencana
http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/risiko.html
11
MATERI 4
1. UU no 24 Th 2007
2. Peraturan presiden no 8 thn 2008
3. Peraturan pemerintah no 21 Tahun 2008
4. Peraturan kepala BNPB no 4 thn 2008
5. UU no 36 thn 2009
6. Peraturan Kepala BNPB no 7 thn 2008 Pedoman Komando tanggap darurat
bencana
•Monitoring
•Dokumentasi
https://www.slideshare.net/MuhammadBagusSetyawa/trend-legal-etik-dan-kebijakan-
penanggulangan-bencana
12
MATERI 5
Tag Triase
Tag (label berwarna dengan form data pasien) yang dipakai oleh petugas triase untuk
mengindentifikasi dan mencatat kondisi dan tindakan medik terhadap korban.
Prioritas Nol (Hitam): korban meninggal atau cedera fatal yang jelas dan tidak
mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama (Merah): korban cedera berat yang memerlukan tindakan
dan transport segera (misalnya gagal nafas, cedera kepala, shok atau
perdarahan berat, luka bakar berat).
Prioritas Kedua (Kuning): korban dengan cedera yang dipastikan tidak akan
mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat (misalnya cedera dada tanpa
gangguan pernafasan, cedera kepala atau tulang belakang leher, serta luka
bakar ringan).
Prioritas Ketiga (Hijau): korban dengan cedera minor yang tidak
membutuhkan stabilisasi segera (misalnya cedera jaringan lunak, patah tulang
ringan, serta gawat darurat psikologis).
13
2. penanganan tempat pengungsian (management camp)
Beberapa upaya dan pendekatan yang bisa dilakukan untuk menangani korban
bencana yang mengalami trauma antara lain adalah:
14
c. Membentuk kelompok mandiri (self help group), yang dibentuk berdasarkan
kesepakatan bersama untuk melakukan suatu atau tindakan bersama. Jenis kelompok
ini dapat berupa kelompok agama, kelompok olahraga atau kesenian. Melalui berbagai
aktifitas yang dilakukan dengan bekerjasama dapat memberikan manfat baik secara
ekonomis maupun psikologis
http://swaragunungkidul.com/tanggap-darurat-bencana-3-apa-itu-triase-management-
camp-dan-trauma-relief/
15
MATERI 6
1. Bercakap-cakap
Sampaikan pada pengungsi bahwa kesempatan sepanjang hari berkumpul dengan
keluarga, sanak keluarga dan teman sekampung. Bercakap-cakaplah dengan
suami/istri/anak/sanak keluarga/teman secara individu maupun berkelompok
menbicarakan masa depan dan lain-lain
2. Ibadah bersama
Upayakan menjalankan ibadah bersama-sama berkelompok dengan agama yang
sama memohon Tuhan Yang Maha Esa pencipta segalanya memberi pertolongan.
16
3. Peran serta kegiatan sosial
Semua pengungsi remaja dan dewasa dapat dilibatkan secara bergiliran atau
berkelompok untuk mengelola tempat pengungsian dengan baik, seperti dapur umum,
kebutuhan pengungsi, pembagian makanan dan kebutuhan lain, kebersihan, kamar
mandi (MCK)
1. Ansietas
Temani dan ajak bicara, latih relaksasi secara mandiri: tarik nafas dalam, relaksasi
progresif, fokus pada lima jari (berpikir positif), stop berpikir, libatkan dalam kegiatan,
perhatikan kecukupan makan, minum dan istirahat
2. PTSD
Bangun hubungan saling percaya, empati pada individu, hargai jika individu siap
bercerita tentang pengalaman traumatisnya (jangan paksa berceritra), dengarkan juga
jika individu bercerita tentang kondisinya sebelum peristiwa, bantu untuk melakukan
kegiatan sharing dengan orang yang dipercaya, melakukan kegiatan fisik (nafas dalam,
senam, relaksasi), melakukan kegiatan bersama, membentuk kelompok saling
mendukung, melakukan kegiatan ibadah dan berserah kepada Tuhan. Bantu
mengidentifikasi sumber pendukung dari keluarga dan pemerintah yang dapat
memenuhu kebutuhan keluarga, dan melakukan aktifitas baru yang mungkin
dilakuakan
3. Keputusasaan
Temani dan hargai individu, bersama-sama melihat aspek positif yang masih dimiliki,
berusaha menghentikan dan melawan keputusasaan (pikiran negatif), beri semangat
hidup dengan memberikan pujian terhadap hal-hal positif yang dilakukan. Libatkan
keluarga/teman memberi dukungan dan semangat,
http://www.budiannakeliat.com/2014/12/teknik-dan-strategi-penanggulangan_16.htm
Erwina, I., Keliat, B.A, Nasution, Y., Helena, N.C.D. (2010). Pengaruh cognitive
behavior therapy terhadap post traumatic stress disorder pada penduduk pasca gempa
di Padang Sumatera Barat. Jakarta: Tesis
Keliat, B.A, Helena, N.C.D., Nurhaeni, H., Akemat. (2010). Keperawatan kesehatan
jiwa komunitas: Basic course. Jakarta: EGC (proses cetak)
Erwina, I., Keliat, B.A, Nasution, Y., Helena, N.C.D. (2010). Pengaruh cognitive
behavior therapy terhadap post traumatic stress disorder pada penduduk pasca gempa
di Padang Sumatera Barat. Jakarta: Tesis
Keliat, B.A, Helena, N.C.D., Nurhaeni, H., Akemat. (2010). Keperawatan kesehatan
jiwa komunitas: Basic course. Jakarta: EGC (proses cetak)
17
MATERI 7
18
b. Membantu anak kembali melakukan aktivitas-aktivitas regular sebagaimana
sebelum kejadian bencana seperti : penjagaan kebersihan diri, belajar/ sekolah,
dan bermain.
c. Melibatkan lansia dalam aktivitas-aktivitas social dan program lintas generasi
misalnya dengan remaja dan anak-anak untuk mengurangi resiko isolasi social
dan depresi.
d. Menyediakan informasi dan lingkungan yang kondusif untuk individu dengan
keterbatasan fisik, misalnya area evakuasi yang dapat diakses oleh mereka.
e. Adanya fasilitas-fasilitas perawatan untuk korban bencana dengan penyakit
kronis dan infeksi.
https://id.scribd.com/document/340027590/Perawatan-Pada-Kelompok-Rentan-Saat-
Bencana
http://www.pemasyarakatan.com/wp-content/uploads/2017/11/STANDAR-
PELAYANAN-DAN-PERAWATAN-KESEHATAN-BAGI-KELOMPOK-RENTAN-
SELAIN-TB-HIV-min.pdf.
MATERI 8
Definisi
Korban massal adalah korban akibat kejadian dengan jumlah relatif banyak karena
sebab yang sama serta perlu mendapatkan pertolongan kesehatan segera.
Penyebab
19
3.Konflik :konflik antar etnis,terorisme
1. Tag/Label
2. Treat/Rawat
3. Transfer/Evakuasi
https://id.scribd.com/doc/129969394/5-Manajemen-Penanganan-Korban-Massal
http://www.academia.edu/10767157/MANAJEMEN_KORBAN_BENCANA_MASSAL_B
IDANG_KESEHATAN
20
MATERI 9
Bencana yang terjadi selain disebabkan oleh alam, dapat juga disebabkan oleh
manusia. Bencana dapat terjadi kapan saja dan kita tidak dapat memprediksi kapan
terjadinya. Akibat yang ditimbulkannya akan lebih besar bagi mereka yang tidak
mempersiapkan diri terhadap kemungkinan-kemungkinan timbulnya bencana. Untuk
itulah DR sangat mutlak diperlukan dalam rangka pencegahan dan pemulihan semua
aset-aset penting, sumber daya manusia (pekerja atau pegawai), pekerjaan, data-data
penting, serta fasilitas-fasilitas yang ada.
Tahapan kedua adalah kesiapsiagaan terhadap segala macam bentuk bencana. Jika
sebuah organisasi atau perusahaan memiliki persiapan yang sudah terencana dengan
baik dalam menghadapi bencana, maka hasil yang akan didapat dari proses DR akan
maksimal. Persiapan atau kesiapsiagaan ini meliputi persiapan peralatan, teknik serta
persiapan sumber daya manusia.
Tahapan ketiga adalah tanggapan terhadap bencana. Jika bencana terjadi, maka
diharapkan seluruh elemen yang terkait langsung tanggap dan mengerti tugas masing-
masing dalam prosedur DR yang sudah disiapkan. Utamakan penyelamatan aset-aset
yang menjadi prioritas utama. Semakin tinggi tingkat ketanggappan terhadap
bencana, maka akan semakin banyak yang dapat diselamatkan sehingga kerugian
yang terjadi menjadi semakin sedikit.
21
Tahapan keempat dalam DR adalah pemulihan. Di tahapan keempat inilah sebuah
proses DR dapat dinilai berhasil atau tidak. Proses pemulihan ini bergantung kepada 3
tahapan sebelumnya. Agar menjadi bahan pertimbangan dan basis pengalaman, maka
pada prose pemulihan ini diperlukan analisis terhadap bencana yang sudah terjadi. Hal
ini bertujuan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun DR selanjutnya.
https://belajarbencanalearndisaster.com/prb/rehabilitasi-rekonstruksi-bencana/
22