Professional Documents
Culture Documents
Standar 10 : penyerahan darah ke dokter yang meminta melalui perawat yang diberi
wewenang.
1. Darah yang akan dimusnahkan sesuai standar pengelolaan limbah rumah sakit
adalah darah yang kadaluarsa atau rusak
2. Tersedia SPO pemusnahan darah
Standar 13 : Pencatatan
Standar 14 : Pelaporan
1. Laporan rutin adalah laporan kegiatan secara rutin yang dibuat secara teratur dan
tepat waktu disampaikan kepada direktur RS, UTD dan dinkes setempat
2. Laporan rutin terdiri dari : laporan harian, laporan bulanan, dan laporan tahunan.
3. Laporan insidentil adalah laporan yang dibuat pada keadaan khusus, misalnya terjadi
reaksi transfusi, disampaikan kepada komite RS dan UTD setempat dengan
tembusan ke Dinkes setempat
4. Analisa efisiensi dan ketepatan pemakaian darah/komponen (catt: SPO penggunaan
setelah crissmatch, rata-rata perpasien)
D. Standar Pembiayaan
Biaya pelayanan darah di RS terdiri dari komponen biaya BPPD, bahan habis pakai dan jasa
pelayanan.
Ancaman bahaya yang mengakibatkan resiko gangguan kesehatan dan keselamatan bagi
petugas BDRS perlu diidentifikasi dan dilakukan pencegahan yaitu:
1. Ruangan
a. Kebersihan ruang selalu terjaga
b. Permukaan meja kerja selalu dibersihkan setelah selesai bekerja dan ketika terjadi
tumpahan bahan
c. Lantai bersih, kering, tidak licin dan saluran pembuangan
d. Suhu ruangan antara 22˚-27˚ c dengan kelembaban nisbi 50-70 %
e. Udara dalam ruangan dibuat mengalir searah (dari ruang bersih ke ruang kotor)
f. Dinding dicat dengan bahan epoksi, permukaan rata, mudah dibersihkan, tidak tembus
cairan dan tahan terhadap disinfektan
g. Pintu ruangan harus selalu tertutup jika petugas sedang bekerja, mereka yang tidak
berkepentingan dilarang masuk
2. Peralatan
a. Sarung tangan dilepas bila menerima telepon
b. Penyimpanan jas laboratorium tidak dalam satu lemari dengan pakaian lain yang
diapakai diluar ruangan BDRS
c. Diwajibkan memakai sarung tangan plastik keret tipis selama bekerja
d. Penyimapanan peralatan sesuai dengan standar prosedur operasional
3. Sistem/ Prosedur
a. Penggunaan bahan-bahan sesuai dengan ukuran
b. Semua SPO yang tersedia harus dilaksanakan dan diperhatikan untuk mencegah atau
meminimalisasi bahaya atau kecelakaan akibat kerja
c. Limbah infeksius dimasukkan kedalam kantung plastik sesuai dengan kode dan warna
untuk dikelola
d. Seluruh petugas laboratorium harus selalu mencuci tangan setelah menangani bahan
infeksius, dan sebelum meninggalkan ruangan laboratorium
e. Jas laboratorium hanya boleh dipakai di ruang laboratorium
4. Petugas
a. Makan, minum, merokok, menyimpan makanan serta menggunakan kosmetik didalam
ruang BDRS tidak diperkenankan
b. Pakailah kaca mata pelindung, kaca pelindung wajah(visors) atau alat pelindung diri
lainnya jika menangani obyek yang mudah menyemprot atau memantul ke tubuh kita
c. Seluruh petugas yang menangani bahan ineksius harus memakai sarung tangan untuk
menghindari penularan melalui kontak langsung dengan spesimen darah
Standar 17 : penerapan kesehatan dan keselamatan kerja jika terjadi bahaya di laboratorium BDRS
Jika terjadi kecelakaan atau kedaruratan, harus dilakukan tindakan segera( emergency respon) dan
melakukan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) agar tidak terjadi akibat yang fatal bagi
petugas, tempat dan lingkungan kerja.
Laboratorium kesehatan termasuk laboratorium BDRS dapat menjadi salah satu sumber penghasil
limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Penanganan dan
penampungan limbah terdiri dari:
1. Menyediakan sarana penampungan untuk limbah yang memadai, diletakkan pada tempat
yang tepat, aman dan hygienis
2. Pemisahan limbah untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibunag
dengan cara menggunakan kantong berkode (kode warna)
3. Pengelolaan limbah infeksi dengan cara desinfeksi, dekontaminasi, sterilisasi atau insinerasi.