You are on page 1of 23

LAPORAN

OPERASIONAL TAMBANG TERBUKA

“ Penyaliran Tambang di PT. AIC ( Allied Indo Coal Jaya ) Sawahlunto ”

Oleh Kelompok 3 :

Anggun Gita Putri


Dinda Lestari Nasution
Fakhri Afif Rifa’i
Femmy Nadilla
Rama Dhanu
Kiki Ramalia Willy

Dosen Pengampuh :

Dr.Murad.,MS.M.T

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri di
PT.AIC (Allied Indo Coal Jaya) ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa
kendala. Adapun penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini berdasarkan data-
data yang diperoleh selama melakukan Kunjungan Industri, buku – buku
pedoman, serta data-data dan keterangan dari pembimbing. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr.Murad MS.,M.T selaku dosen
pembimbing dilapangan dan sekaligus dosen mata kuliah Operasional Tambang
Terbuka.

Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan


industri masih banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan Laporan Praktik Industri ini. Demikian kata
pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi
kami sendiri dan pembaca pada umumnya.

Padang, Mei 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................2


1.2 Tujuan Kunjungan..................................................................................2
1.3 Manfaat Kunjungan................................................................................3
1.4 Lokasi Kunjungan.................................................................................3

BAB II TEORI DASAR...........................................................................................4

2.1 Dasar Teori.............................................................................................4

2.2 Metode Penyaliran.................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................7

3.1 Penyaliran Tambang Terbuka................................................................7

3.2 Hal yang Mempengaruhi System Penyaliran Tambang.........................9

3.3. Data Curah Hujan PT.AIC..................................................................10

BAB IV DOKUMENTASI....................................................................................18

BAB IV PENUTUP...............................................................................................20

4.1 Kesimpulan dan Saran..........................................................................20


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AIC Jaya) Sawahlunto yang berlokasi di daerah
Parambahan Talawi Kota Sawahlunto Provinsi Sumatra Barat, merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang usaha pertambangan.
Pada saat ini Mahasiswa D-3 Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang
sedang melakukan kunjungan Industri sebagai tugas mata kuliah operasional Tambang
Terbuka. Di era globalisasi saat ini tidak lah cukup belajar secara teori. Sehingga
diadakanlah kunjungan ke salah satu Perusahaan Pertambangan contohnya Tambang
Batubara PT.AIC ( Allied Indo Coal Jaya ) Sawahlunto.
Dalam kunjungan ini dimaksudkan untuk mengenalkan kepada Mahasiswa
bahwasannya di lapangan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita pelajari secara teori.
Dalam industri pertambangan batu bara, eksplorasi batubara dari lapisan dalam tanah
harus malalui proses pemisahan over burden. Over burden adalah material penutup
batubara, proses ini disebut overburden removal.Hasil akhir dari penambangan batubara
adalah clean coal, yaitu batubara yang digunakan untuk bahan bakar. Coal getting
merupakan proses pengambilan batu bara dari pembersihan (cleaning) sampai pengisian
(loading) batu bara ke alat angkut untuk kemudiandi angkut ke tempat penampungan
(stockpile). Kondisi cuaca hujan dengan volume yangtinggi merupakan kendala proses
coal getting.

Sistem drainase (drainage system) adalah proses penyaliran tambang dengan


mengurangi debit air ke lokasi tambang dan menampung pada suatu sumuran (sump).
Drainage system terdiri dari perimeter Drainage, adalah saluran yang dibuat di luar batas-
batas areal tambang, yangmaksudnya mencegah masuknya air limpahan dan air hujan ke
dalam tambang. Fettling pond, adalah suatu penyaliran berbentuk kolam yang berfungsi
sebagai kolam pengendapan semua air dari areal tambang, baik air tanah maupan air
hujan dan bertujuanuntuk menjernihkan air yang keluar ke perairan umum.sump, adalah
kolam penyaliran berbentuk sumuran dan berada pada elevasi terendah yang berfungsi
menampung semua air di lokasi tambang, baik air tanah maupun air hujan. Horizontal
Drainage, adalah saluran penyaluran yang dibuat secara mendatar berdasarkan beda
tinggi, biasanya berada di bawah kaki-kaki lereng di daerah buangan (waste)yang
mengalirkan air sump. Saluran penyaluran ini akan berpindah mengikuti penurunan
ketinggian (level) tambang. Pada kondisi batubara di bawah sump pada level tertentu,
sebelum dilakukan coalgetting harus dilakukan penyaliran air di areal tambang keluar
dengan menggunakan pompa, aktivitas ini disebut dewatering. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam dewatering yaitu Kapasitas sump.

Catchment area jenis pompa yang digunakan Diameter dan jenis pipa yang digunakan
geometri gorong-gorgong. Dalam proses tersebut diatas, fluida lumpur tidak dapat
dipompakan dengande&atering pump, salah satu peralatan yang sangat berpengaruh
adalah pompa yang akan memompa fluida dengan kepekatan (density) yang lebih tinggi
daripada air.

B. TUJUAN LAPORAN
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Operasional Tambang
Terbuka
Adapun metode yang digunakan, yaitu:
1. Metode presentasi
Beberapa karyawan memberikan ceramah dan penjelasan mengenai hal yang berkaitan.
2. Metode Observasi
Penyusun melakukan observasi lapangan untuk mengambil dan mengumpulkan data.
3. Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan karyawan.

C. . MANFAAT KUNJUNGAN
Diharapkan Mahasiswa Program Studi D-III Teknik Pertambangan Universitas
Negeri Padang dapat mengambil manfaat dalam kesempatan kunjungan ke PT. AIC dan
dapat mengetahui penerapan di lapangan.

D. LOKASI KUNJUNGAN
Lokasi kunjungan ke PT. Allied Indo Coal Jaya ( AIC ) Pasar, Lembah Segar,
Kota Sawahlunto
BAB II

TEORI DASAR

1.1. Dasar Teori


Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah
penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke
daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas
penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim
hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat
kerusakan alat serta mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat
mekanis yang digunakan pada daerah tersebut mempunyai umur yang lama.

Tujuan Penyaliran Tambang :

Meminimalkan air yang masuk ke dalam front penambangan serta mengeluarkan


air dari area front penambangan (proses pemompaan). Untuk dapat melakukan
pengendalian air tambang dengan baik perlu diketahui sumber dan perilaku air. Adapun
aspek-aspek yang mendasari perencanaan penyaliran tambang adalah aspek hidrologi dan
hidrogeologi, meliputi pengetahuan daur hidrologi, curah hujan, infiltrasi, air limpasan
dan air tanah serta teknik penyaliran tambang.

Rancangan Penyaliran Tambang :

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam merancang penyaliran tambang, yaitu :

 Data curah hujan sebanyak-banyaknya

 Peta topografi

 Plan kemajuan tambang

 Jenis dan jumlah equipment/alat penyaliran yang tersedia (missal pompa, excavator
dsb).

Langkah kerja :

a) Tentukan hujan rencana (analisis data curah hujan)

b) Tentukan periode ulang hujan (PUH)

c) Tentukan curah hujan satu jam (I)


d) Tentukan Koefisien limpasan (C)

e) Tentukan luas catchment area (A)

f) Tentukan debit air limpasan (Q)

g) Dari data debit yang diketahui, kita dapat menentukan dimensi saluran air, kapasitas
sump dan kebutuhan pompa .

Dampak Air Tambang :

1. Ongkos pemompaan akan naik (dilihat dari jumlah pumping hours), dikarenakan
volume air yang dipompa semakin besar, apabila tidak adanya upaya untuk
mengurangi jumlah air yang masuk ke dalam tambang.

2. Traksi ban alat angkut akan bekurang dikarenakan jalan yang licin atau becek
sehingga akan menimbulkan : produktiftas tambang akan menurun, borosnya
pemakaian bahan bakar, dan tidak safety/ resiko kecelakaan alat ataupun
manusia akan lebih besar.

3. Terjadnya pelunakan jalan tambang sehingga ongkos penggantian ban alat angkut
akan naik

4. Produtifitas alat gali muat akan menurun disebabkan material yang di loading
berupa mud/lumpur serta dudukan dari alat yan tidak stabil/alat mudah amblas
difront kerja yang tegenang air.

5. Ongkos blasting akan naik, dikarenakan kegiatan blasting tidak efektif apabila
lubang bor basah.

6. Mengurangi kestabilan dari lereng penambangan maupun timbunan

7. Kualitas komoditi menurun, contohnya batubara. Parameter total moisture dan


ash akan meningkat apabila pada saat pengambilan (coal getting) dalam kondisi
basah, akibat terendam oleh air.

8. Bobot materal (OB dan Coal) akan meningkat akibat dari penambahan air di
dalam rongga-rongga material tersebut, sehingga produtifitas yang dinyatakan
dalam tonnase (untuk coal) ataupun BCM (untuk OB) akan menurun.

1.2 Metode Penyaliran Tambang


Penanganan mengenai masalah air tambang dalam jumlah besar pada tambang terbuka
dapat dibedakan menjadi beberapa metode, yaitu:
Mengeluarkan Air Tambang (Mine Dewatering)
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke lokasi penambangan.
Beberapa metode penyaliran tambang (mine dewatering) adalah sebagai berikut :
1. Membuat sump di dalam front tambang (Pit)
Sistem ini diterapkan untuk membuang air tambang dari lokasi kerja. Air tambang
dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian dipompa keluar. Pemasangan jumlah
pompa tergantung pada kedalaman penggalian, dengan kapasitas pompa menyesuaikan
debit air yang masuk ke dalam lokasi penambangan.
2. Membuat paritan
Pembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka open castatau kuari.
Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju kolam penampungan,
langsung ke sungai atau diarahkan ke selokan (riool). Jumlah parit ini disesuaikan
dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu. Apabila parit harus dibuat melalui
lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong-gorong yang terbuat dari beton atau
galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan volume maksimum pada saat musim
penghujan deras dengan memperhitungkan kemiringan lereng. Bentuk standar melintang
dari parit umumnya trapesium.
BAB III
PEMBAHASAN

II.1 Penyaliran Pada Tambang Terbuka


Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan. Hal
ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air
permukaan. Beberapa metode penyaliran Mine drainage :
· Metode Siemens : Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor
kemudian ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi
lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air tanah
terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah
penambangan.

Metode Siemens

· Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump). Metode ini digunakan untuk material
yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat
lubang bor kemudian dimasukkan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja
secara otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter.

Metode Deep Well Pump


· Metode Elektro Osmosis. Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda.
Bilamana elemen-elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda
(disumur besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan
pompa.

Metode electro osmosis

· Small Pipe With Vacuum Pump. Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang
inpermiabel (jumlah air sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa
yang ujung bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor
diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil
lebih besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat
supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air
akan terserap ke dalam lubang bor.

Metode Small Pipe With Vacuum Pump

2. Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air hujan.
Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut :
· Sistem Kolam Terbuka. Sistem ini diterapkan untuk membuang air yang telah masuk ke
daerah penambangan. Air dikumpulkan pada sumur (sump), kemudian dipompa keluar
dan pemasangan jumlah pompa tergantung kedalaman penggalian.
· Cara Paritan. Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah,
yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan. Pembuatan parit ini
bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air
limpasan akan masuk ke saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam
penampung atau dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi.

· Sistem Adit. Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka
yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang dibuat dari tempat kerja
menembus ke shaft yang dibuat di sisi bukit untuk pembuangan air yang masuk ke dalam
tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh biaya
pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.

Sistem Adit

II.2. Hal Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang


1. Permeabilitas
Disamping parameter-parameter lain, permeabilitas merupakan salah satu yang
perlu diperhitungkan. Secara umum permeabilitas dapat diartikan sebagai kemapuan
suatu fluida bergerak melalui rongga pori massa batuan.
2. Rencana Kemajuan Tambang
Rencana kemajuan tambang nantinya akan mempengaruhi pola alir saluran yang
akan dibuat, sehingga saluran tersebut menjadi efektif dan tidak menghambat sistem kerja
yang ada.
3. Curah Hujan
Sumber utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan, sehingga
besar kecilnya curah hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan akan
mempengaruhi banyak sedikitnya air tambang yang harus dikendalikan. Data curah hujan
biasanya disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan tahunan yang dapat
berupa grafik atau tabel. Analisa curah hujan dilakukan dengan menggunakan Metode
Gumbel yang dilakukan dengan mengambil data curah hujan bulanan yang ada, kemudian
ambil curah hujan maksimum setiap bulannya dari data tersebut, untuk sampel dapat
dibatasi jumlahnya sebanyak data.
Dengan menggunakan Distribusi Gumbel curah hujan rencana untuk periode ulang
tertentu dapat ditentukan. Periode ulang merupakan suatu kurun waktu dimana curah
hujan rencana tersebut diperkirakan berlangsung sekali. Penentuan curah hujan rencana
untuk periode ulang tertentu berdasarkan Distribusi Gumbel. Untuk itu data curah hujan
harus diolah terlebih dahulu menggunakan kaidah statistik mengingat kumpulan data
adalah kumpulan yang tidak tergantung satu sama lain, maka untuk proses pengolahannya
digunakan analisis regresi metode statistik.

Xr = X + (σxσn ) . (Yr – Yn) …………………....................... (3.1 )


Keterangan :
Xr = Hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)
X = Curah hujan rata-rata
σx = Standar deviasi curah hujan
σn = Reduced standart deviation, nilai tergantung dari banyaknya data
Yr = Reduced variate, untuk periode hujan tertentu (table 3.2)

Tabel. Periode ulang hujan untuk sarana penyaliran

Keterangan Periode ulang hujan (tahun)


Daerah terbuka 0–5
Sarana tambang 2- 5
Lereng-lereng tambang dan penimbunan 5- 10
Sumuran utama 10 -25
Penyaliran keliling tambang 25
Pemindahan aliran sungai 100
Untuk menentukan reduced variate digunakan rumus dibawah ini:
Yt = (-ln⁡(-ln(T-1))T …
…………………....................... (3.2 )
Keterangan:
Yt = Reduced variate (koreksi variasi)
T = Periode ulang (tahun)
Untuk menentukan koreksi rata-rata digunakan rumus:
Yn = ln(-ln⁡(n+1-m))n+1 …………………....................... (3.3 )
Rata-rata Yn, YN = ΣYnN
Untuk menghitung koreksi simpangan (reduced standar deviation) ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
Sn = Σ(Yn-YN)2(n-1) …………………....................... (3.4)
Keterangan:
Yn = Koreksi rata-rata
YN = Nilai rata-rata Yn
n = Jumlah data

Untuk menentukan curah hujan rencana digunakan rumus:


CHR = X + SSn(Yt-YN) …………………....................... (3.5)
Dari hasil perhitungan diperoleh suatu debit rencana dalam satuan mm/hari, yang
kemudian debit ini bisa dibagi dalam perencanaan penyaliran. Selain itu juga harus
diperhatikan resiko hidrologi (PR) yang mungkin terjadi, resiko hidrologi merupakan
angka dimana kemungkinan hujan dengan debit yang sama besar angka tersebut,
misalnya 0,4 maka kemungkinan hujan dengan debit yang sama atau melampaui adalah
sebesar 40%. Resiko hidrologi dapat dicari dengan menggunakan rumus:
PR = 1-(1-1TR) TL …………………....................... (3.6)
Keterangan:
PR = Resiko hidrologi
TR = Periode ulang
TL = Umur bangunan

Besarnya intensitas hujan yang kemungkinan terjadi dalam kurun waktu tertentu
dihitung berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu :
I = R2424 (24t) 2/3 …………………....................... (3.7)
Keterangan :
R24 = Curah hujan rencana perhari (24jam)
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Waktu konsentrasi (jam)
Hubungan antara derajat curah hujan dan intensitas curah hujan dapat dilihat pada
tabel

Tabel Hubungan Derajat dan Intensitas Curah Hujan

Derajat Hujan Intensitas Curah Hujan Kondisi


(mm /menit)
Hujan Hujan Lemah 0.02 – 0.05 Tanah basah semua
Hujan Hujan Normal 0.05 – 0.25 Bunyi hujan terdengar
Hujan Hujan Deras 0.25 – 1.00 >1.00 Air tergenang diseluruh
Hujan HujanSangat Deras permukaan dan terdengar
bunyi dari genangan
Hujan seperti ditumpahkan,
saluran pengairan meluap
PT. ALLIED INDO COAL
DATA CURAH HUJAN

Sub : Monitoring
Divisi : Environment
Month : Nopember 2007

Rainfall ( mm ) Temperature( 0 C )
Date
SWA MI Avrg Pagi Siang Sore Avrg

1 0 0 26 35 31 30.67
2 3.50 3.50 25 35 31 30.33
3
4
5 0 0 25 35 31 30.33
6 0 0 26 34 30 30.00
7 0 0 25 34 30 29.67
8 6.50 6.50 24 30 30 28.00
9 1.00 1.00 26 31 28 28.33
10
11
12 3.00 3.00 27 36 28 30.33
13 1.00 1.00 24 32 31 29.00
14 30.00 30.00 24 33 30 29.00
15 21.50 21.50 26 34 31 30.33
16 15.00 15.00 25 33 25 27.67
17
18
19 11.00 11.00 25 33 31 29.67
20 1.50 1.50 24 32 27 27.67
21 0 0 23 30 29 27.33
22 0 0 25 35 31 30.33
23 0 0 25 35 32 30.67
24
25
26 0 0 24 29 31 28.00
27 12.5 12.50 25 34 29 29.33
28 0 0 24 29 29 27.33
29 65.00 65.00 25 35 32 30.67
30 8.50 8.50 24 27 35 28.67

Total - 180.00 8.18 24.86 32.77 30.09 643.33

Total curah hujan : 180.00 mm


Jumlah hari hujan : 13 hari 141
0
Temp rata-rata : 29.24 C
PT. ALLIED INDO COALJAYA
DATA CURAH HUJAN

Sub : Monitoring
Divisi : Environment
Month : Oktober 2010

Rainfall ( mm ) Temperature ( 0 C )
Date
SWA MI Avrg Pagi Siang Sore Avrg

1 2.00 2.00 24 35 30 29.67


2 14.00 14.00 27 29 27 27.67
3 7.00 7.00 26 33 32 30.33
4 0 0 25 32 30 29.00
5 5.00 5.00 27 35 32 31.33
6 1.00 1.00 27 34 31 30.67
7 0 0 25 34 32 30.33
8 0 0 27 33 31 30.33
9 0 0
10 0 0 26 33 32 30.33
11 0 0 28 36 33 32.33
12 6.50 6.50 28 32 31 30.33
13 1.50 1.50 24 29 28 27.00
14 0 0 28 35 33 32.00
15 0 0 27 35 33 31.67
16 0 0
17 0 0 28 34 32 31.33
18 0 0 28 35 32 31.67
19 0 0 27 36 33 32.00
20 0 0 25 33 31 29.67
21 0 0 29 37 32 32.67
22 0 0 27 36 33 32.00
23 78.30 78.30
24 21.50 21.50 25 34 30 29.67
25 10.50 10.50 25 32 25 27.33
26 2.50 2.50 28 31 28 29.00
27 0 0 24 29 29 27.33
28 0 0 25 32 31 29.33
29 0 0 27 33 29 29.67
30 0 0
31 3.00 3.00 29 33 31 31.00

Total - 152.80 4.93 26.52 33.33 30.78 815.67

Total curah hujan : 152.80 mm


Jumlah hari hujan : 12 hari
0
Temp rata-rata : 30.21 C
PT. AIC JAYA & PT. AIC SENTOSA
DATA CURAH HUJAN

Sub : Monitoring
Divisi : Environment
Month : Oktober 2011

Rainfall ( mm ) Temperature ( 0 C )
Date
SWA MI Avrg Pagi Siang Sore Avrg

1 0 0 27 36 33 32.00
2 0 0 29 37 34 33.33
3 0 0 25 33 32 30.00
4 0 0 25 30 31 28.67
5 0 0 27 35 33 31.67
6 0 0 25 37 34 32.00
7 0 0
8 21.00 21.00 29 35 33 32.33
9 0 0 27 37 34 32.67
10 0 0 26 35 34 31.67
11 0 0 26 35 34 31.67
12 22.00 22.00 28 39 35 34.00
13 7.50 7.50 27 32 30 29.67
14 35.50 35.50 25 34 32 30.33
15 0 0 26 34 32 30.67
16 40.00 40.00 26 32 32 30.00
17 0 0 26 33 32 30.33
18 15.00 15.00 26 34 33 31.00
19 26.00 26.00
20 29.50 29.50
21 26.00 26.00 24 33 32 29.67
22 30.00 30.00
23 22.00 22.00
24 24.50 24.50 27 26 25 26.00
25 15.00 15.00 25 34 30 29.67
26 17.00 17.00 25 30 30 28.33
27 14.00 14.00 26 33 29 29.33
28 4.00 4.00 25 34 31 30.00
29 12.00 12.00
30 10.00 10.00 25 34 32 30.33
31 21.50 21.50 25 30 29 28.00

Total # 392.50 12.66 26.08 33.68 31.84 763.33

Total curah hujan : 392.50 mm


Jumlah hari hujan : 19 hari
0
Temp rata-rata : 30.53 C

Parambahan, 01 Nopember 2011


Prepared by,

Nilva Yanti
PT. AIC JAYA
DATA CURAH HUJAN

Sub : Monitoring
Divisi : Environment
Month : Desember 2013

Rainfall ( mm ) Temperature ( 0 C )
Date
SWA CA Avrg Pagi Siang Sore Avrg

1 0 0 25 32 30 29.00
2 18.5 18.50 25 24 29 26.00
3 0 0 27 28 30 28.33
4 0 0 25 25 25 25.00
5 0 0 23 23 30 25.33
6 5.00 5.00 23 30 31 28.00
7 4.00 4.00 23 30 29 27.33
8 2.00 2.00 23 28 25 25.33
9 0 0 27 35 33 31.67
10 0 0 25 33 26 28.00
11 0 0 26 33 27 28.67
12 16.00 16.00 29 35 33 32.33
13 4.00 4.00 25 34 32 30.33
14 0 0 27 35 33 31.67
15 0 0 27 35 34 32.00
16 0 0 28 30 32 30.00
17 0 0 25 36 34 31.67
18 0 0 24 35 34 31.00
19 0 0 26 28 27 27.00
20 31.00 31.00 24 34 32 30.00
21 8.00 8.00 25 35 34 31.33
22 0 0 26 30 31 29.00
23 0 0 24 34 33 30.33
24 1.00 1.00 25 34 32 30.33
25 0 0 26 30 31 29.00
26 41.00 41.00 26 32 31 29.67
27 0 0 26 31 28 28.33
28 0 0 26 32 30 29.33
29 0 0 22 23 23 22.67
30 5.00 5.00 26 34 33 31.00
31 0 0 25 33 32 30.00
Total 135.50 4.37 25.29 31.32 30.45 899.67

Total curah hujan : 135.50 mm


Jumlah hari hujan : 11 hari
0
Temp rata-rata : 29.02 C
PT. AIC JAYA
DATA CURAH HUJAN

Sub : Monitoring
Divisi : Environment
Month : Dec 2014

Rainfall ( mm ) Temperature ( 0 C )
Date
SWA CA Avrg Pagi Siang Sore Avrg

1 0 0 25 34 33 30.67
2 0 0 23 27 28 26.00
3 0 0 23 33 33 29.67
4 0 0 24 29 30 27.67
5 0 0 23 29 28 26.67
6 0 0 23 35 34 30.67
7
8 7.00 7.00 24 29 32 28.33
9 22.00 22.00 23 29 28 26.67
10 11.00 11.00 27 33 34 31.33
11 6.00 6.00 25 34 32 30.33
12 10.00 10.00 24 32 31 29.00
13 35.00 35.00 24 32 31 29.00
14
15 18.00 18.00 23 31 29 27.67
16 22.00 22.00 24 34 35 31.00
17 0 0 24 30 30 28.00
18 17.00 17.00 23 29 28 26.67
19 33.00 33.00 23 34 33 30.00
20 12.00 12.00 24 36 34 31.33
21
22 0 0 24 36 34 31.33
23 0 0 25 35 35 31.67
24 0 0 25 35 34 31.33
25 8.50 8.50 24 33 31 29.33
26 0 0 25 27 28 26.67
27 0 0 24 34 33 30.33
28
29 14.00 14.00 25 30 31 28.67
30 0 0 26 34 35 31.67
31 10.00 10.00 23 34 31 29.33
Total - 225.50 8.35 24.07 32.15 31.67 791.00

Total curah hujan : 225.50 mm


Jumlah hari hujan : 14 hari
0
Temp rata-rata : 25.52 C
PT. AIC JAYA
DATA CURAH HUJAN

Sub : Monitoring
Divisi : Environment
Month : Dec 2015

Rainfall ( mm ) Temperature ( 0 C )
Date
MI CB Avrg Pagi Siang Sore Avrg

1 60.00 64.50 62.25 25 34 33 30.67


2 0 0 0 23 27 28 26.00
3 0 0 0 23 33 33 29.67
4 28.00 31.00 29.50 24 29 30 27.67
5 10.00 10.00 10.00 23 29 28 26.67
6 55.00 16.50 35.75 23 35 34 30.67
7 4.50 6.50 5.50 25 27 29 27.00
8 5.00 - 2.50 24 29 32 28.33
9 1.50 3.50 2.50 23 29 28 26.67
10 39.50 30.00 34.75 27 33 34 31.33
11 4.50 4.00 4.25 25 34 32 30.33
12 30.50 16.50 23.50 24 32 31 29.00
13 13.50 53.00 33.25 24 32 31 29.00
14 2.00 2.00 2.00 26 29 29 28.00
15 0 0 0 23 31 29 27.67
16 0 0 0 27 29 30 28.67
17 29.0 23.5 26.3 25 31 28 28.00
18 9.0 14.00 11.5 25 29 29 27.67
19 0 0 0 26 30 30 28.67
20 0 0 0 24 30 32 28.67
21 0 0 0 24 32 32 29.33
22 0 0 0 25 32 31 29.33
23 0 0 0 27 30 31 29.33
24 0 0 0 26 28 30 28.00
25 0 0 0 26 29 31 28.67
26 0 0 0 27 29 30 28.67
27 6.00 10.50 8.25 26 29 31 28.67
28 0 0 - 24 30 32 28.67
29 24.00 28.50 26.25 27 29 29 28.33
30 0 0 0 25 29 30 28.00
31 0 0 25 28 30 27.67
Total 322.00 314.00 10.26 24.87 30.23 30.55 885.00

Total curah hujan : 318.00 mm


Jumlah hari hujan : 17 hari
0
Temp rata-rata : 28.55 C
BAB VI

DOKUMENTASI
BAB VI
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah
penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang
masuk ke daerah penambangan.

2. Hal Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang diantaranya adalah


permeabilitas, curah hujan, rencana kemajuan tambang

3. Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan


menjadi dua yaitu Mine Drainage dan Mine Dewatering

SARAN

Dalam melakukan aktivitas penambangan, sebaiknya terlebih dahulu


memperhatikan system penyaliran tambang dan juga faktor yang mempengaruhi
penyaliran tambang seperi morfologi, curah hujan dll. Karena hal tersebut dapat
mempengaruhi proses dalam kegiatan penambangan.

You might also like