You are on page 1of 5

Hemoroid meruapakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus

yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Di bawah atau di luar linea dentate
pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna.
Sedangkan diatas atau di dalam linea dentate, pelebaran vena yang berada di bawah
mukosa (submukosa) disebut hemoroid interna. Biasanya struktur anatomis anal canal
masih normal

Patogenesis
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis
yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko/pencetus.

Faktor resiko hemoroid antara lain faktor

 Mengedan pada BAB yang sulit


 Pola BAB yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlali la,a duduk
di jamban sambil membaca, merokok)
 Peningkaran tekanan intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor
abdomen)
 Kehamilan (disebabkan tekanan janinpada abdomen dan perubahan hormonal)
 Usia tua,
 Konstipasi kronik
 Diare kronik atau diare akut yang berlebihan
 Hubungan seks peranal
 Kurang minum air
 Kurang makan makanan berserat (sayur dan buah)
 Kurang olahraga/imobilisasi

Klasifikasi dan Derajat


Hemoroid dapat diklasifikasikan atas hemoroid eksterna dan interna. Hemoroid
interna dibagi berdasarkan gambaran klinis atas :
1. Derajat 1 : bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolapse ke luar kanal
anus. Hanya dapat dilihat anorektoskop
2. Derajat 2 : Pembesaran hemoroid yang prolapse dan menghilang atau masuk
sendiri ke dalam anus secara spontan
3. Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolapse dapat masuk lagi ke dalam
anus dengan bantuan dorongan jari
4. Derajat 4 : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk
mengalami thrombosis dan infark
Secara anoskopi hemoroid dapat dibagi atas hemoroid eksterna (diluar/dibawah kinea
dentate) dan hemoroid interna (didalam/di atas linea dentate). Untuk melihat risiko
perdarahan hemoroid dapat dideteksi oleh adanya stigmata perdarahan berupa bekuan
darah yang masih menempel, erosi, kemerahan diatas hemoroid. Secara anoskopik
hemoroid interna juga dapat dibagi atas 4 deraja hemoroid

Gejala Klinis
a. Hemoroid Interna
 Prolaps dan keluarnya mukus
 Perdarahan
 Rasa tak nyaman
 Gatal
b. Hemoroid Eksterna
 Rasa terbakar
 Nyeri (jika mengalami trombosis)
 Gatal

Diagnosis
Diagnosis hemoroid dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan klinis dari
hemoroid berdasarkan klasifikasi hemoroid (derajat 1 sampai dengan derajat 4) dan
pemeriksaan anoskopik/kolonoskopik. Karena hemoroid dapat disebabkan adanya
tumor di dalam abdomen atau usus proksimal, agar lebih teliti sebaiknya selain
memastikan diagnosis hemoroid, dipastikan juga apakah di usush halus atau di kolon
ada kelainan misal tumor atau colitis. Untuk memastikan kelainan di usus halus
diperlukan pemeriksaan rontgen usus halus atau enteroskopi. Sedangkan untuk
memastikan kelainan di kolon diperlukan pemeriksaan rontgen Barium enema atau
kolonoskopi total.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan
bedah. Penatalaksanaan medis terdiri dari nonfarmakologis, farmakologis, tindakan
minimal invasive.

a. Penatalaksanaan medis nonfarmakologis


Penatalaksanaan nonfarmakologis bertujuan mencagah perburukan
penyakit dengan cara memperbaiki defekasi . Penatalaksanaan ini beruapa
perbaikan pola makan dan minum, perbaiki pola/cara defekasi. Perbaikan
defekasi disebut bowel management program (BMP) yang terdiri dari diet,
cairan, serat tambahan, pelican feses, dan perubahan perilaku buang air.
Untuk memperbaiki defekasi dianjurkan menggunakan posisi jongkok
(squatting) sewaktu defekasi. Pada posisi jongkok ternyata sudut anorektal
pada orang menjadi lurus ke bawah sehingga hanya diperlukan usaha yang
lebih ringan untuk mendorong tinja ke bawah atau ke luar rectum,. Mengedan
dan konstipasi akan meningkatkan tekanan vena hemoroid, dan akan
memperparah rimbulnya hemoroidm dengan posisi jongkok ini tidak
diperlukan mengedan lebih banyak. Bersamaan dengan program BMP di atas,
biasnaya juga dilakukan tindakan kebersihan local dengan cara merendam
anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini
maka eksudar yang lengket atau sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan.
Eksudat atau sisa tinja yang lengket dapat meni,bulkan iritasi dan rasa gatal
bila dibiarkan.
Pasien diusahakan tidak banyak duduk atau tidur, banyak bergerak,
dan banyak jalan. Dengan banyak bergerak pola defekasi menjadi membaik.
Pasien diharuskan banyak minum 30-40 ml/kg BB/hari untuk melembekkan
tinja. Pasien harus banyak makan serat antara lain buah-buahan, sayur-
sayuran, cereal dan suplementasi serat komersial bila kurang serat dalam
makanannya.
b. Penatalaksanaan medis farmakologis :
penatalaksanaan ini bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau
menghilangkan keluhan gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat
dibagi atas empat, yatu :
1. Obat memperbaiki defekasi : ada dua obat yang diikutkan dalam
BMP yaitu suplemen serat (fiber supplement) dan pelincir atau pelican
tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang banyak dipakai
antara lain psyllium atau isphagula Husk yang berasal dari kulit
Plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Dalam
salurab cerna bubuk ini agak menyerap air dan bersifat sebgai bulk
laxative, yang bekerja membesarkan volume tinja dan meningkatkan
peristaltic. Efek samping antara lain kentut, kembung dan konstipasi,
alergi, sakit perut, dan lain lain. Unruk mencegah konstipasi atau
obstuksi saluran cerna dianjurkan minum air yang banyak,
2. Obat Simtomatik : Pengobatan simtomatik bertujuan menghilangkan
atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau karena kerusakan kulit
di daerah anus. Obat pengurang keluhan seringkali dicampur pelumas
(lubricant), vasokonstriktor, dan antiseptic lemah. Untuk
menghilangkan nyeri, tersedia sediaaan yang mengandung anastesi
local. Bukti yang meyakinkan akan anastesi local tersebut belum ada.
Pemberian anastesi local tersebut dilakukan sesingkat mungkin unrtuk
menghindarkan sensititasi atau iritasi kulit anus, Sediaan penenang
keluhan yang ada dipasar dalam bentuk ointment atau suppositoria,
bila perlu dapat digunakan sediaaan yang mengandung kortikosteroid
untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Sediaan
berbentuk suppositoria digunakan untuk hemoroid interna sedangkan
sediaan ointment/krem digunakan untuk hemoroid eksterna.
3. Obat menghentikan pendarahan: Penderahan menendakan adanya
luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang
dindingnya tpis. Pemberian serat komersial misal psyllium pada
penelitian Perez-Miranda dkk (1996) stelah 2 mingu pemberian
ternyata dapat mengurangi pendarahan hemoroid yang terjadi
dibandingkan plasebo. Szent Gyorgy memberikan citrus
bioflavonoids yang berasal dari jeruk lemon dan paprika pada pasien
hemoroid berdarah, ternyata dapat memperbaiki permeabilitas dinding
pembuluh darah Bioflavonoids yang berasal dari jeruk dan lemon
antara lain diosmin, heperidin, rutin, naringin, tangeritin, diosmetin,
neohesperidin, quercetin. Yang digunakan untuk pengobatan
hemoroid yaitu campuran diosmin (90%) dan hesperidin (10%),
dalam bentuk micronized.
4. Obat penyembuh dan penceah serangan hemoroid: Caspite (1994)
melakukan uji klinik pada 100 pasien hemoroid akut membandingkan
diosminthesperidin dan plasebo, dengan rancangan tersamar ganda
dan teracak. Diosminthesperidin dan plasebo diberikan tiga kali 2
tablet selama 4 hari, lalu 2 kali 2 tablet selama 3 hari. Perbaikan
menyeluruh keluhan dan gejala terjadi pada kedua kelompok
pengobatan. Tetapi perbaikan lebih nyata pada kelompok
Diosminthesperidin (p<0,001). Diosminthesperidin memberi
perbaikan yang nyata terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan
prolaps.
c. Tindakan medis minimal invasive
Tindakan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan
penyakit dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak invasive.
Penatalaksanaan hemoroid ini dilakukan bila pengobatan non famokologis,
famokologis tidak berhasil. Penatalaksanaan ini anatara lain tindakan
skleroterapi hemoroid, ligasi hemoroid, pengobatan hemoroid dengan terapi
laser.
d. Tindakan bedah :
Tindakan ini terdiri dua tahap yaitu pertama yang bertujuan untuk
menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dan kedua untuk
mengangkat jaringan yang sudah lanjut.

PENCEGAHAN

Yang paling baik dalam menvegah hemoroid yaitu mempertahankan tinja tetap lunak
sehinga mudah ke luar, di mana hal ini menurunkan tekanan dan pengedanan dan
mengosongkan usus sesegera mungkin setelah perasaan mau ke belakang timbul.
Latihan olahraga seperti berjalan, dan peningkatan konsumsi serat diet juga
membantu mengurangi konstipasi dan mengedan.

Referensi :

Sudoyo, Aru W. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed. IV. Jakarta :
EGC. Hal 587-590

You might also like